PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI MASY


PROPOSAL TEKNIS
PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL-EKONOMI
MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN DESA WISATA
NELAYAN (MITRABINA DESA WISATA NELAYAN)

PROPOSAL INI DIBUAT TAHUN 2001 KETIKA BATAM BARU SAJA
MEMBENTUK PEMERINTAHAN SENDIRI.

CATATAN!
DOKUMEN INI BUKAN HAK CIPTA
SAYA SENDIRI, TAPI SAAT ITU SAYA SEBAGAI KETUA TIM DAN
MAS PRASETYO DARI UBAYA SEBAGAI SALAH SATU ANGGOTA
SAYA UNGGAH DI SINI UNTUK MENAMBAH KHASANAN INFORMASI DAN INSPIRASI BAGI PARA PEGIAT PARIWIATA. SIAPA
TAHU DAN SEMOGA BERMANFAAT.
SALAM, KUSMAYADI

KATA PENGANTAR

Seiring dengan diberlakukannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah, maka tantangan yang dihadapi Pemerintah Daerah adalah bagaimana memberdayakan sumber daya yang dimilikinya, baik sumber daya alam maupun sumber

daya manusia. Pengalaman telah membuktikan bahwa pengembangan sumber daya
alam yang tidak sejalan dengan pengembangan sumber daya manusianya, telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan.
Oleh karena itu, Proposal teknis ini disampaikan dalam rangka pengembangan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara terpadu dan berkesinambungan guna
pemberdayaan masyarakat yang sebesar-besarnya.
Proposal teknis ini disusun sebagai wujud kerjasama Perguruan Tinggi dengan
Pemerintah di dalam mengembangkan Daerah Tujuan Wisata yang berbasiskan sumber daya alam dan budaya masyarakat setempat.
Dengan terlaksananya program ini, diharapkan dapat dicapai suatu keadaan di mana
desa-desa nelayan di Batam dapat memiliki daya tarik untuk dikunjungi wisatawan,
yang pada gilirannya akan menjadi pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau.
Jakarta, Maret 2001

Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat

1

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Permasalahan .................................................................................................... 7

1.2.1 Permasalahan Umum.............................................................................7
1.2.2 Permasalahan Umum Pada Desa-desa Nelayan di Batam ....................9
1.2.3 Permasalahan Khusus di Desa Nelayan di Batam ...............................10
1.3 Nama Program ................................................................................................ 12
1.4 Maksud/Tujuan Program................................................................................. 12
1.4.1 Tujuan Umum .....................................................................................12
1.4.2 Tujuan Khusus.....................................................................................13
1.5 Sasaran Program ............................................................................................. 14
1.6 Target Setiap Tahapan Program Kegiatan ...................................................... 15
1.7 Pemetik Manfaat Program .............................................................................. 17
BAB II. RUANG LINGKUP PROGRAM KEGIATAN ...................................... 18
2.1 Lingkup Kegiatan ............................................................................................ 18
2.2 Rincian Lingkup Kegiatan .............................................................................. 18
2.2.1 Identifikasi Potensi Objek Daya tarik dan Atraksi Wisata dan
Pendataan Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat ................................18
2.2.2 Persiapan Sosial...................................................................................20
2.2.3 Penyusunan Rencana Detail Kegiatan Pembinaan Sosial, Budaya
Keagamaan dan Ekonomi....................................................................21
2.3 Pelaksanaan Pembinaan Sosial-Ekonomi ....................................................... 22
BAB III. DISAIN PELAKSANAAN PEMBINAAN SOSIALKEMASYARAKATAN DAN EKONOMI ............................................................. 24

3.1 Model/PolaPendekatan (Strategi) Pembinaan ................................................. 24
3.2 Tahapan Model Pembinaan Sosial-Ekonomi .................................................. 25
3.3 Bentuk/Model Pilihan (Jenis) Pembinaan Sosial- Kemasyarakata dan
Ekonomi .......................................................................................................... 26
3.3.1 Pembinaan Sosial-Kemasyarakatan ....................................................26
3.3.2 Pembinaan Ekonomi ...........................................................................26
BAB IV. RINCIAN JENIS PEMBINAAN SOSIAL-KEMASYARAKATAN
DAN EKONOMI....................................................................................................... 27
4.1 Pembinaan Sosial-kemasyarakatan ................................................................. 27
4.1.1 Sarasehan/Lokakarya ..........................................................................27
4.1.2 Pelatihan Ketrampilan Memulai Dan Mengelola Kelembagaan
Sosial ...................................................................................................28
4.1.3 Pelatihan Teknik Kesehatan Masyarakat/Lingkungan/Pesisir ............29
2

4.2 Pembinaan Bidang Ekonomi ........................................................................... 30
4.2.1 Pelatihan Teknik Pengelolaan Akomodasi ..........................................30
4.2.2 Teknik Pengelolaan Rumah Makan ....................................................31
4.2.3 Pelatihan Ketrampilan/Produksi Jasa-Boga ........................................32
4.2.4 Pelatihan Budidaya Biota Laut dan Pemanfaatan Hutan Magrove .....34

4.2.5 Pelatihan Budidaya Tanaman Pertanian Dataran Rendah ...................35
4.2.6 Pelatihan Ketrampilan Kewiraniagaan (Memulai Dan Mengelola
Usaha)..................................................................................................37
4.3 Pelatihan Merintis Dan Mengelola Lembaga Keuangan Masyarakat Baitul
Maal Wattamwil (BMT) ................................................................................. 38
BAB V. ORGANISASI PELAKSANA .................................................................. 40
5.1 Struktur Organisasi Pelaksana ........................................................................ 40
5.2 Tugas dan Tanggungjawab Pokok Pelaksana Kegiatan .................................. 41

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang
merupakan satu paket dengan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah menuntut

adanya perubahan orientasi pembangunan daerah.

Peru-

bahan tersebut pada prinsipnya menyangkut penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih mengutamakan
pelaksanaan asas desentralisasi, dan atau penyelenggaraan
otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada
daerah. Hal-hal mendasar dalam UU ini adalah mendorong
untuk memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa
dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan

peran

dan

fungsi

DPRD.


Dengan

demikian, pelaksanaan otonomi yang diatur dalam UU ini,
diyakini akan mendorong daerah untuk lebih bersikap mandiri karena memiliki kewenangan penuh untuk mengurus
dan mengontrol daerahnya sendiri.

Kemandirian tersebut,

bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih baik, termasuk pengelolaan pariwisata daerah yang lebih profesional
dan tepat.
Pariwisata merupakan salah satu potensi daerah dalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat ditinjau
dari tingginya mobilitas manusia di dalam melakukan perjalanan wisata. Sebagai contoh, pada tahun 1999, sebanyak
664 juta orang manusia di dunia melakukan perjalanan
wisata. Jumlah ini mengalami kenaikan 4,4 persen dari tahun

sebelumnya.

Perolehan


devisa

dari

kunjungan
4

wisatawan internasional ini mengalami kenaikan 3,1 persen
dari tahun sebelumnya yaitu mencapai US$455 milyar (WTO,
2000).

Kunjungan wisatawan Internasional ke Asia Pasific

mengalami pertumbuhan yang menakjubkan mencapai 11,1
persen dan menjadi rekor baru dalam menerima kedatangan
wisatawan internasional yaitu 97,2 juta orang. Pertumbuhan
kedatangan wisatawan antara tahun 1995-1999 yang besar
terjadi di Laos (50%), Cambodja (24%), dan Vietnam (18%), di
mana negara-negara tersebut merupakan negara-negara
baru anggota ASEAN.

Daerah Kota Batam merupakan salah satu wilayah yang
memiliki potensi pengembangan pariwisata, baik potensi
pasar maupun potensi produk.

Potensi pasar pariwisata

yang dimiliki antara lain letak geografis yang strategis bertetangga

dengan

empat

negara

ASEAN

yang

tingkat


ekonominya relatif tinggi dan jalur pelayaran internasional
Singapura. Potensi pasar wisatawan juga dapat dilihat dari
kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Batam yang
terus meningkat dari tahun ke tahun.
1998

Kalau pada tahun

Wisman yang berkunjung sebannyak 1,115,265

orang, maka pada tahun 1999 meningkat sebesar 13,49%
menjadi 1,265,751 orang. Dari kunjungan tersebut wisman
membelanjakan sebesar US$478,45 juta dengan rata-rata
pengeluaran per hari per orang adalah US$180 dan rata-rata
lama tinggal 2,1 hari. Pendeknya lama tinggal ini di duga
karena masih sedikitnya objek daya tarik dan atraksi wisata
yang ada Pulau Batam. Peluang pasar yang dapat kekembangkan atara lain menjadikan Batam sebagai pusat entertainment di Sijori, menciptakan tempat tinggal untuk yang

5


bekerja di Singapura, meningkatkan citra Batam menjadi
daerah yang aman dan menyenangkan.
Sedangkan potensi produk yang dapat dikembangkan Daerah Kota Batam antara lain dengan memanfaatkan gugusan
pulau yang memiliki keanekaragaman hayati (flora dan fau-

na) sebagai megabiodiversity, aktivitas penduduk lokal sebagai atraksi budaya, kesenian dan sejarah. Pulau-pulau di
Daerah Kota Batam yang merupakan desa-desa nelayan,
ditinjau dari sudut kepariwisataan, memiliki unsur keindahan (natural-beauty), keaslian (originality), kelangkaan
(scarcity) dan keutuhan (wholesomeness).

Ini merupakan

keunggulan dan keandalan pariwisata di Daerah Kota Batam.
Keunikan

dan

kekhasan

seni-budaya


dan

keadaan

ekosistem desa setempat merupakan arah selera wisatawan
dunia masa kini. Oleh karena itu harus dilestarikan, dikembangkan dan dipromosikan.
Namun, sampai saat ini, pengembangan desa yang diarahkan menjadi daerah tujuan wisata masih sangat sedikit.
Hal ini disebabkan antara lain oleh (1) adanya orientasi
pembangunan pariwisata yang masih berpegang pada paradigma lama kepariwisataan yaitu pariwisata untuk kemewahan, hura-hura, massal dan kesenangan, (2) masih kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap
pembangunan pariwisata berkelanjutan dan (3) sedikitnya
peranan kalangan akademisi di dalam mengembangkan
parwisata berkelanjutan. Di samping itu rendahnya kualitas
sumber daya manusia masyarakat di dalam mengelola sumber daya pariwisata yang ada, sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pariwisata.

6

Salah satu alternaif pengembagan desa menjadi Desa Wisata
adalah dengan pendekatan community tourism yang merupakan pengembangan objek daya tarik wisata berbasiskan
kekuatan special interest dan small business pada local

community dan konsep pengembangan berkelanjutan (sustainability). Konsep sustainable development sebagai "development that meets the needs of the present without
compromising the ability of future generations to meet their
own needs" merupakan visi utama dalam mengembangkan
desa wisata nelayan. Demikian pula Pariwisata berkelanjutan yang merupakan "seluruh bentuk dari pengembangan,

pengelolaan dan kegiatan pariwisata yang berpedoman lingkungan, integritas sosial dan ekonomi, alam yang tertata
dengan baik serta mengembangkan sumberdaya budaya
secara terus menerus" akan benar-benar menjadi acuan.
1.2

PERMASALAHAN

1.2.1 Permasalahan Umum

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat tergambar bahwa
pengembangan pariwisata sangat penting bagi berekonomian. Namun model pariwisata saat ini dan ke depan harus
mempertimbangkan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dan kelestarian sumber daya alam dan budaya sebagai
daya tarik wisata.
Oleh karena itu, model pariwisata harus dikembangkan bertolak dari kondisi lingkungan setempat.

Dalam hubungan

ini, masyarakat setempat tidak hanya berpartisipasi, tetapi
menjadi penggerak dan sebagai subyek dalam pembangunan

daerahnya

sebagai

daerah

tujuan

wisata.

7

Masyarakat lokal sebagai perencana, pelaksana, pengontrol
dan evaluasi program-program mereka.
Dari hasil tinjauan lapangan yang dilakukan terhadap kondisi beberapa desa pulau di Daerah Kota Batam dapat tergambar adanya beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
untuk diberdayakan yaitu; kesiapan masyarakat di dalam
menerima kunjungan wisatawan, keterampilan untuk berusaha

di

bidang

pariwisata,

lingkungan

pemukiman

masyarakat desa yang berlum tertata. Tingkat pendidikan
formal masyarakat sangat rendah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah: (1) Kurang disadarinya pemeliharaan lingkungan/fisik (2) Masih terbatasnya
keterampilan berusaha yang hanya mengandalkan pada kemampuan melaut yang sangat dipengaruhi oleh iklim dan
musim (3) Masih terdapatnya kesenjangan sosial dan
ekonomi antara masyarakat pulau dengan masyarakat industri di daratan kota Batam, (4) Rendahnya tingkat pendidikan

serta

ketrampilan

berusaha

sebagian

besar

masyarakat desa, baik kepala rumah tangganya, ibu rumah
tangga maupun remaja putus sekolah.
Untuk mengurangi permasalahan di atas, maka desa-desa
nelayan di pulau-pulau perlu diberdayakan sesuai potensi
sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada,
melalui Pembinaan Sosial-kemasyarakatan dan Pembinaan
Ekonomi. Upaya pembinaan tersebut diantaranya dilakukan
melalui penyelenggaraan Pendidikan Ketrampilan.

Melalui

pendidikan ini diharapkan memiliki 2 (dua) sisi pembinaan
yaitu pertama, meningkatkan kemampuan ketrampilan dalam rangka menambah kemampuan berusaha atau membuka lapangan kerja baru, dan kedua, pembinaan sosial dalam
8

rangka

meningkatkan

kesadaran

akan

kewajiban

dan

tanggung jawab sebagai anggota masyarakat terhadap
ekosistemnya

serta

di

dalam

menerima

kunjungan

wisatawan.
Dengan demikian program pengembangan DESA WISATA
NELAYAN saat ini menjadi alternatif pembangunan di pulaupulau.
1.2.2 Permasalahan Umum Pada Desa-desa Nelayan di Batam

Dari hasil kunjungan awal terhadap kondisi wilayah beberapa desa di pulau-pulau, dapat diidentifikasi adanya beberapa hal kondisi sosial-budaya dan ekonomi yang masih menjadi faktor kelemahan dalam pengembangan desa wisata
nelayan yaitu:
1. Tingkat adaptasi perilaku sosial dan perilaku budaya
masyarakat belum tertata, dan pola tinggal di pemukiman
padat dan kumuh/tidak tertata (horisontal). Hal ini dapat
diamati dan gejala misalnya: pola pemukiman yang tida
teratur, sampah-sampah dibuang ke kolong rumah
panggung sehingga manjadi kotor dan bau.
2. Masih rendahnya tingkat rasa memiliki dan memelihara
lingkungan. Hal ini dapat diindikasi antara lain dari:
adanya sarana umum yang tidak terpelihara dan dibiarkan rusak. Jalan koridor serta tempat-tempat umum kotor, saluran pembuangan air limbah keluarga langsung
dibuang ke laut sehingga pada saat air surut menjadi kotor dan hutan mangrove yang belum termanfaatkan.
3. Keorganisasian

Masyarakat

Desa

belum

berfungsi

maksimal sebagai wadah peranserta warga dalam menata
penghidupannya ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat
9

dilihat dari indikasi antra lain: sedikitnya informasi tentang potensi desa, yang mencerminkan perkembangan
keadaan desa.
4. Rendahnya daya tarik wisata desa sebagai objek daya
tarik wisata; yang dicirikan dengan belum diketahuinya
sisi positif kegiatan pariwisata;
5. Minimnya atraksi wisata yang dilaksanakan oleh nelayan;
6. Belum teridentifikasinya objek daya tarik dan atraksi
wisata yang ada di desa-desa nelayan;
1.2.3 Permasalahan Khusus di Desa Nelayan di Batam

1. Masalah Objek Daya Tarik dan Atraksi Wisata

§ Belum tertatanya lingkungan, pemukiman dan pantai
sekitar desa nelayan, dan belum tergalinya potensi
budaya setempat sebagai atraksi wisata yang menarik
untuk dikunjungi;
§ Belum tersedianya fasilitas umum untuk komunikasi,
yang dapat dipergunakan secara umum sebagai salah
satu sarana kontak (komunikasi) lisan ataupun untuk
pemakaian ketika keadaan darurat.
§ Belum termanfaatkannya lahan-lahan yang cocok untuk lahan pertanian dataran rendah;
§ Belum termanfaatkannya kondisi pasang surut air laut
dan

hutan

mangrove

untuk

kepentingan

usaha

produktif;
2. Masalah Sosial, Budaya dan Keagamaan

10

§ Belum maksimalnya peranserta masyarakat desa, baik
dalam cara pemanfaatan maupun pemeliharaan lingkungan dan fasilitas yang tersedia;
§ Belum berperannya kelembagaan masyarakat secara
maksimal

dalam

pembinaan

masyarakat

ke

arah

kesadaran hidup bersama dalam menjaga keharmonisan masyarakat dengan lingkungan (ekosistem);
§ Belum tergalinya kreativitas seni dan budaya masyarakat setempat sebagai jati diri masyarakat nelayan
setempat.
§ Belum tergalinya nilai-nilai seni, budaya dan aspek
religius sebagai salah satu aspek antraksi dan daya
tarik wisata;
3. Maslah Ekonomi
§ Belum tersusunnya rencanan pemanfaatan sumber
daya alam secara berkelanjutan;
§ Belum terselenggaranya pendataan maupun pembinaan sektor ekonomi/usaha bagi masyarakat desa
nelayan;
§ Belum belum tertatanya mekanisme pasar ikan yang
dihasilkan nelayan;
§ Belum adanya usaha-usaha produktif yang dapat dijadikan sebagai penyedia bagi kunjungan wisatawan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dikembangkan suatu program terintegrasi antara pengembangan
fisik dan non fisik.

11

1.3

NAMA PROGRAM

Program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi Masyarakat melalui
Pengembangan Desa Wisata Nelayan diberi nama MITRABINA
DESA WISATA NELAYAN (MITRABINA DEWIYAN).

Nama ini

didasarkan atas sifat pemberdayaan yang merupakan kerjasama kemitraan dalam membina Masyarakat Desa Nelayan, antara Pemerintah Daerah Kota Batam dengan Sekolah
Tinggi Pariwisata Trisakti.
1.4

MAKSUD/TUJUAN PROGRAM

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari program ini adalah:
§ Memberdayakan

sosial-ekonomi

masyarakat

melalui

pengembangan Desa Wisata Nelayan (DeWiYan) guna
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
desa nelayan serta terjaganya kelestarian sumber daya
alam dalam pengembangan wisata desa yang berkelanjutan.
§ Menciptakan desa di pulau-pulau menjadi desa nelayan
yang menarik untuk dikunjungi wisatawan;
§ Mempersiapkan masyarakat untuk menerima kunjungan
wisatawan melalui: penyelenggaraan pola pelatihan ketrampilan praktis dalam upaya menumbuhkan sentra industri rumah tangga di desa nelayan, yang secara langsung dapat meningkatkan kemampuan usaha produktif
masyarakat/warga dan berdampak pada peningkatan
penghasilan

dan

kesadaran

akan

kewajiban

serta

tanggungjawab pemeliharaan lingkungan wilayahnya.

12

1.4.2 Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus dari program ini adalah:
§ Memberdayakan

dan

menata

sumber

daya

melalui

pengembangan Wisata Desa Nelayan berkelanjutan yang
bertumpu pada potensi sumber daya dan akar budaya
desa.
§ Mewujudkan pembangunan pariwisata desa yang direncanakan,

dilaksanakan

dan

dikendalikan

oleh

masyarakat setempat.
§ Memberikan dan meningkatkan nilai tambah bagi usaha
nelayan yang telah berjalan selama ini, melalui sentuhan
pariwisata.
§ Membina dan menjaga kelangsungan ekosistem desa
secara lestari dan berkelanjutan.
§ Meningkatkan

upaya-upaya

promosi

melalui

festival

rakyat di desa nelayan.
§ Menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja baru
di desa nelayan melalui kegiatan kepariwisataan.
§ Meningkatkan kemampuan masyarakat desa dalam bidang ketrampilan-ketrampilan praktis bidang pengelolaan rumah tinggal (akomodasi), restoran, makanan dan
minuman, jasa pemanduan, dan pelayanan lainnya, serta
kerajinan (cinderamata) yang secara langsung dapat
menunjang tingkat pendapatan ekonomi, baik dengan
mengembangkan usaha yang sudah dimiliki sebelumnya
maupun dengan penciptaan usaha baru.

13

§ Meningkatkan rasa kesadaran masyarakat masyarakat
desa dalam hal memelihara lingkungan dan ekosistem
pantai di sekitarnya.
§ Mengaktifkan

dan

menumbuhkan

aktivitas

untuk

pemenuhan kebutuhan akan sarana pendidikan non formal untuk anak-anak, remaja maupun ibu rumah tangga
warga masyarakat desa melalui berfungsinya kelembagaan sosial yang dikelola secara swadaya dari-oleh dan
untuk warga masyarakat desa.
§ Menumbuhkan dan menyelenggarakan pembinaan usaha
ekonomi

melalui

berfungsinya

Lembaga

Keuangan

Masyarakat BMT/Koperasi yang pada tahap awal dikhususkan mengelola tabungan masyarakat serta menyalurkan kredit usaha kecil.
1.5

SASARAN PROGRAM

Sasaran program ini adalah:
§ Terciptanya pengembangan desa dengan model desa
wisata

nelayan

yang

berbasiskan

spesifikasi

agroekosistem lokal;
§ Terbinanya masyarakat desa nelayan yang sadar pariwisata di mana sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan bagi peningkatan kesejahteraannya dan desanya;
§ Terpeliharanya sumber daya alam dan lingkungan secara
lestari sebagai daya tarik wisata desa;
§ Meningkatnya nilai tambah usaha pertanian yang telah
berjalan selama ini dengan berkembangnya pariwisata di
desa.

14

§ Meningkatnya pendapatan masyarakat dari pemanfaatan
peluang usaha sektor pariwisata.
§ Meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke lokasi desa
nelayan.
§ Meningkatnya jumlah peluang dan kesempatan berusaha
di desa nelayan, sebagai dampak berkembangnya pariwisata desa.
1.6

TARGET SETIAP TAHAPAN PROGRAM KEGIATAN

Secara umum program Pengembangan Desa Wisata Nelayan
terdiri atas tiga komponen yaitu; (1) pengembangan objek
daya tarik dan atraksi wisata, (2) pembinaan sosial, budaya
dan keagamaan dan (3) pemberdayaan bidang ekonomi.
Tahap dan target dari kegiatan seperti pada tabel berikut:

15

Tabel 1.

Target Setiap Tahapan Kegiatan Bidang Pengembangan ODTAW, Pembinaan bidang Sosial dan Ekonomi

Target Pengembangan Ob-

Target Pembinaan Bidang

jek Daya Tarik dan Atraski

Sosial, budaya dan keaga-

Wisata

maan

Target Pembinaan Bidang
Ekonomi

Tahap Pertama:

Tahap Pertama:

Tahap Pertama:

1. Teridentifikasinya po-

1. Terselenggaranya

1. Teridentifikasinya jenis-

tensi objek daya tarik

sarasehan masyarakat

jenis pelatihan yang te-

dan atraksi wisata yang

desa nelayan

pat untuk desa nelayan

ada di wilayah desa ne-

di wilayan mitrabina

layan
2. Tersusunnya rencana

2. tersusunnya rancangan 2. tersusunnya rancangan

model-model pengem-

program pelatihan bi-

program pelatihan bi-

bangan kawasan

dang sosial, budaya &

dang ekonomi

keagamaan
3. Tersusunnya rencana

3. Terselenggaranya

3. terseleksinya calon pe-

penyuluhan sadar

serta pelatihan bidang:

spatial penataan ODTW

wisata dan sadar ling-

§

kungan
4. Tersusunnya model Citra 4. Terseleksinya calon
Desa Wisata Nelayan

akomodasi & rumah
makan

§

pelatihan jasa boga

peserta pelatihan untuk §

budidaya ikan laut dan

pelatihan bidang:

pertanian dataran ren-

§

Keterampilan memulai

dah

§

Pengelolaan kelestarian §

lembaga sosial

§

kerajinan/industri kriya
kelembagaan ekonomi

sumber daya pantai
dan hutan mangrove
Tahap Kedua:

Tahap Kedua:

Tahap Kedua:

1. Terselenggaranya pena-

Terselenggaranya pelati-

Terselenggaranya pelati-

taan objek daya tarik

han social- budaya dan

han-pelatihan bidang

dan atraksi wisata

keagamaan, ekologi/ling-

ekonomi yang berkaitan

kungan bagi masyarakat

dengan pariwisata

Tahap Ketiga:

Tahap Ketiga:

Tahap Ketiga:

1. terselenggaranya pro-

terlaksananya pembukaan

1. terselenggaranya aktivi-

2. terciptanya desa nelayan
sebagai daerah tujuan
wisata

16

gram rintisan, kunjun-

dan pencanangan desa

tas ekonomi dari

gang wisatawan

wisata nelayan oleh Pemko

masyarakat lokal

2. terlaksananya monitoring dan evaluasi pro-

2. terbentuknya lembaga
keuangan BMT/Koperas

gram

1.7

PEMETIK MANFAAT PROGRAM

Pemetik manfaat dari program ini adalah masyarakat yang
berada di wilayah pengembangan terutama yang terlibat di
dalam pelatihan keterampilan dan penyuluhan.
Pemetik manfaat lainnya adalah Pemerintah Daerah Kota Batam sebagai realisasi dari program pemberdayaan masyarakat nelayah kecil dan pelestarian alam di pesisir pantai.

17

BAB II
RUANG LINGKUP PROGRAM KEGIATAN

2.1

LINGKUP KEGIATAN

Program MITRABINA WISATA ini meliputi:
§ Identifikasi potensi objek Daya Tarik dan atraksi Wisata
(ODTAW)
§ Identifikasi kondisi sosial-ekonomi masyarakat desa nelayan
§ Persiapan sosial
§ Penyusunan rencana penataan spatial desa wisata nelayan
§ Penyusunan rencana detail kegiatan pembinaan sosialekonomi
§ Pelaksanaan pembinaan sosial-ekonomi di tiga lokasi
(Pemping, Setoko dan Batu Besar)
2.2

RINCIAN LINGKUP KEGIATAN

2.2.1 Identifikasi Potensi Objek Daya tarik dan Atraksi Wisata dan Pendataan
Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat

a. Target:
§ Teridentifikasinya potensi sumber daya pariwisata di
wilayah desa nelayan
§ Tersajinya data mutakhir tentang:
− Jumlah kepala keluarga penduduk desa
− Komposisi usia penduduk
18

− Komposisi pendidikan formal penduduk desa
− Komposisi profesi/kegiatan usaha
− Minat/motivasi

terhadap

pengembangan

pari-

wisata dan jenis pendidikan ketrampilan
− Potensi

dan

peluang

lingkungan

terhadap

kegiatan-kegiatan sosial-ekonomi
§ Dapat dirumuskan objek-objek daya tarik wisata
yang dapat dikembangkan
§ Dapat dirumuskan skala prioritas jenis-jenis pembinaan sosial-ekonomi sesuai dengan minat/motivasi
dan potensi lingkungan usaha,
§ Ditemukan metoda pendekatan yang sesuai untuk
kegiatan-kegiatan pembinaan sosial-ekonomi di setiap lokasi desa mitrabina dalam rangka mencapai
hasil yang semaksimal mungkin.
b. Sub-pekerjaan:
§ Penetapan metoda pendataan
§ Penetapan dan penyiapan media pendataan
§ Penyusunan panduan pendataan
§ Try-out pendataan
§ Pelaksanaan pendataan
§ Pengolahan data
§ Perumusan hasil dan kesimpulan
c. Media/alat:
§ Panduan pendataan
§ Lembar/formulir pendataan
19

§ Lembar/formulir pengolahan data
d. Waktu: 15 (lima belas) hari kerja
2.2.2 Persiapan Sosial

a. Target:
§ Tersosialisasikannya

program

pembinaan

sosial-

ekonomi bagi masyarakat desa; aparat pemerintah
setempat, tokoh masyarakat dan berbagai pihak yang
dapat membantu kelancaran pembinaan.
§ Dapat dimobilisasikannya peranserta berbagai pihak
dan warga masyarakat desa dalam mengoptimalkan
pencapaian hasil pembinaan.
§ Dapat dipersiapkan calon-calon peserta setiap jenis
pelatihan ketrampilan sesuai minat/motivasi.
b. Sub-pekerjaan
§ Penyiapan dan penggandaan brosur informasi pembinaan sosial-ekonomi bagi masyarakat desa.
§ Kunjungan

sosialisasi

kepada

aparat

pemerintah

setempat maupun tokoh-tokoh masyarakat.
§ Kunjungan sosialisasi kepada warga masyarakat desa
§ Rekruitment calon peserta pelatihan-pelatihan ketrampilan
§ Penjajagan

dan

penyiapan

tempat

pelaksanaan

pelatihan-pelatihan ketrampilan
c. Media:
§ Brosur informasi pembinaan sosial-ekonomi bagi
masyarakat desa

20

§ Formulir

pendaftaran

calon

peserta

pelatihan-

pelatihan ketrampilan
§ Petunjuk tata-cara dan peraturan untuk calon peserta
pelatihan ketrampilan.
d. Waktu : 15 (lima belas) hari kerja
2.2.3 Penyusunan Rencana Detail Kegiatan Pembinaan Sosial, Budaya
Keagamaan dan Ekonomi

a. Target:
§ Tersusunnya Panduan Teknis setiap jenis pelatihan
ketrampilan
§ Tersusunnya Rincian Jadwal/Waktu pelaksanaan Pembinaan Sosial-Ekonomi
§ Tersusunnya prosedur dan mekanisme penyelenggaraan setiap jenis pelatihan ketrampilan.
b. Sub-Pekerjaan:
§ Konsultansi dengan pemerintah dan Tim Pendamping
Teknis
§ Penyusunan dan penggandaan Panduan masingmasing

jenis

Pembinaan

Sosial-Ekonomi

Bagi

Masyarakat desa:
− Panduan pelatihan mengelola akomodasi dan rumah makan
− Panduan pelatihan produksi jasa-boga
− Panduan pelatihan mengelola ekosistem pesisir
dan hutan mangrove
− Panduan pelatihan budidaya biota laut

21

− Penduan pelatihan budiaya tanaman pertanian dataran rendah
− Panduan pelatihan kewirausahaan (memulai usaha)
− Panduan pelatihan merintis dan mengelola kelembagaan sosial
− Panduan pelatihan merintis dan mengelola kelembagaan ekonomi (lembaga keuangan masyarakat/BMT)
− Panduan pelatihan merintis dan mengelola balai
kesehatan masyarakat
§ Konsolidasi calon-calon Pelatih dan penyusunan jadwal/waktu pelaksanaan setiap jenis pelatihan ketrampilan pada setiap Desa MITRABINA.
c. Media:
§ Masukan pengarahan dari Pimpro dan Tim Pendamping Teknis
§ Hasil Pendataan Kondisi Masyarakat desa
§ Peralatan tulis dan Komputer
d. Waktu: 7 (tujuh) hari
2.3

PELAKSANAAN PEMBINAAN SOSIAL-EKONOMI

a. Target
§ Terselenggaranya setiap jenis pelatihan-pelatihan
ketrampilan
§ Terbentuknya kelembagaan sosial yang berfungsi
menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan

sosial-

22

kemasyarakatan dari-oleh dan untuk warga masyarakat.
§ Terbentuknya kelembagaan ekonomi yang berfungsi
menyelenggarakan kegiatan penghimpunan potensi
ekonomi warga masyarakat desa dan mengelola
kredit usaha skala kecil.
b. Sub-Pekerjaan
§ Sarasehan pembinaan sosial-ekonomi;
§ Rekruitment peserta masing-masing jenis pelatihan
ketrampilan;
§ Konsolidasi dan koordinasi tenaga-tenaga pelatih
dan asisten pelatih untuk setiap jenis pelatihan ketrampilan;
§ Pelaksanaan pembinaan sosial dan ekonomi
§ Pelaporan.
c. Waktu Pelaksanaan: 90 hari kerja

23

BAB III
DISAIN PELAKSANAAN PEMBINAAN SOSIALKEMASYARAKATAN DAN EKONOMI

3.1

MODEL/POLAPENDEKATAN (STRATEGI) PEMBINAAN

Pembinaan

Sosial-kemasyarakatan

dan

Ekonomi

bagi

masyarakat desa memilih Pola Pendekatan (Strategi): INOVASI BERKELANJUTAN. Maksud pilihan strategi INOVASI
(Pengembangan bentuk-bentuk baru) adalah: menyajikan
pembinaan sosial maupun ekonomi yang berwawasan menjawab permasalahan warga masyarakat desa dengan berpijak pada potensi lokal yang ada. Inovasi tidak saja dalam
metoda penyajian (proses) tetapi juga dalam pemberian Input (masukan) materi pembinaan. BERKELANJUTAN adalah:
menggali,

menghimpun

dan

mengelola

kemampuan

swadaya warga/masyarakat desa dalam upaya mamaksimalkan hasil yang dicapai untuk ditindaklanjuti oleh warga/masyarakat Desa Wisata Nelayan.
Dengan demikian strategi INOVASI BERKELANJUTAN memiliki
unsur pendekatan sbb:
a. Proses maupun Input (masukan) yang diberikan selalu
mempertimbangkan agar dapat dipergunakan sebagai
dasar

untuk memunculkan kreativitas warga Desa Ne-

layan dalam rangka membenahi kondisi sosial maupun
ekonomi yang menjadi masalah masyarakat.
b. Pada setiap sisi Pembinaan Sosial, budaya maupun
Ekonomi selalu mempertimbangkan untuk semaksimal
mungkin menggali, menghimpun sekaligus mengelola
potensi swadaya warga nelayan.
24

c. Melibatkan peranserta warga desa nelayan sedini mungkin dalam upaya menumbuhkan rasa memiliki terhadap
kegiatan pembinaan sehingga diharapkan dapat memelihara dan menindaklanjuti hasil-hasil yang dicapai pada
masa proyek.
d. Mencari sekaligus membina peluang kerjasama dengan
berbagai pihak dalam upaya pengembangan tindaklanjut.
3.2

TAHAPAN MODEL PEMBINAAN SOSIAL-EKONOMI

Strategi/pendekatan dalam menyelenggarakan program MITRABINA DEWIYAN

terdiri atas empat tahapan seperti

digambarkan pada bagar berikut:

Tahap I

Tahap II

Tahap III

(Rekrutment Peserta (Pelaksanaan Pem-

(Konsolidasi/ Peman-

Pembinaan)

binaan)

tapan Hasil)

1. Sosialisasi

1. Pemberian Input

1. Penjajagan Ker-

Pembinaan

Tahap IV
(Kemandirian)

1. Evaluasi

jasama Intern
maupun Ekstem

2. Seleksi

2. Penggalian Potensi 2. Pelaksanaan KeiSwadaya

2. Supervisi

jasama Untuk
Pengembangan
Hasil

3. Perencanaan dan 3. Pengelolaan Hasil

3. Pemeliharaan
Hasil Kerjasama

3. Monitoring/

Pemantapan

Pembinaan mau-

pendataan

Pelaksanaan Ber-

pun Potensi

Wisatawan

sama Calon Pe-

Swadaya

berkunjung

serta.

25

3.3

BENTUK/MODEL PILIHAN (JENIS) PEMBINAAN SOSIAL- KEMASYARAKATA DAN
EKONOMI

3.3.1 Pembinaan Sosial-Kemasyarakatan

§ Sarasehan masyarakat desa;
§ Pelatihan memulai dan mengelola kelembagaan sosial
(taman pendidikan untuk anak dan lbu);
§ Pelatihan

memulai

dan

mengelola

balai

kesehatan

(kesehatan masyarakat dan lingkungan)
§ Pelatihan mengelola kelestarian sumber daya alam
pesisir dan hutan mangrove
3.3.2 Pembinaan Ekonomi

§ Pelatihan mengelola akomodasi dan rumah makan;
§ Pelatihan industri rumah tangga jasa boga;
§ Pelatihan mengelola atraksi wisata;
§ Pelatihan budidaya biota laut (biota pesisir; ikan kerambamba, rumput laut)
§ Pelatihan budidaya tanaman pertanian dataran rendah;
§ Pelatihan

memulai

dan

mengelola

kelembagaan

ekonomi (BMT/Koperasi);
§ Pelatihan Motivasi Kewiraswausahaan

26

BAB IV
RINCIAN JENIS PEMBINAAN SOSIAL-KEMASYARAKATAN DAN
EKONOMI

4.1

PEMBINAAN SOSIAL-KEMASYARAKATAN

4.1.1 Sarasehan/Lokakarya

a. Target:
§ Tersosialisasikannya

program

pembinaan

sosial-

ekonomi bagi aparat pemerintahan setempat, tokoh
masyarakat dan warga masyarakat desa setempat;
§ Diperolehnya masukan-masukan dalam rangka pencapaian hasil yang optimal.
b. Jumlah Peserta: 30 orang utusan
c. Langkah/Metoda:
§ Penyiapan materi saraseharl/lokakarya
§ Penyiapan peserta, waktu dan lokasi penyelenggaraan
§ Penyiapan nara-sumber
§ Masukan dan nara-sumber dan dialog dengan peserta
d. Peralatan
§ Brosur Informasi Pembinaan Sosial-Ekonomi
§ Rancangan jadwal pelaksanaan pembinaan
§ Rancangan rincian teknis pelaksanaan pembinaan
§ Peralatan tulis

27

4.1.2 Pelatihan Ketrampilan Memulai Dan Mengelola Kelembagaan Sosial

a. Target
§ Peserta menguasai teknis perintisan dan pengelolaan
Kelembagaan Sosial
§ yang dapat menjawab kebutuhan akan kegiatan sosial-kemasyarakatan warga.
§ Peserta Menguasai pencatatatan administrasi pengelolaan Kelembagaan Sosial;
§ Peserta menguasai Teknis pembuatan Rencana Kerja;
b. Jumlah peserta (pemetik manfaat) 40 (empat puluh)
c. Materi:
§ Wawasan kelestarian sumber daya alam dan pariwisata
§ Penyuluhan peran dan tanggungjawab masyarakat desa
§ Peran dan fungsi lembaga sosial di lingkungan
§ Pengelolaan administrasi umum kelembagaan sosial
§ Pengelolaan administrasi keuangan kelembagaan sosial
§ Teknik menyusun rencana kerja
§ Praktek

megelola

lembaga

sosial-kemasyarakatan

secara magang.
d. Metoda Penyampaian:
§ Pemberian teori di dalam kelas
§ Praktek di lokasi
e. Waktu: 3 bulan

28

f. Peralatan/Media:
§ Buklet pengelolaanlingkungan pesisir dan hutan mangrove
§ Buklet

penyuluhan

peran

dan

tanggungjawab

masyarakat desa
§ Bahan-bahan praktek admisnistrasi pengelolaan Lembaga Sosial
§ Panduan penyusunan Rencana Kerja
4.1.3 Pelatihan Teknik Kesehatan Masyarakat/Lingkungan/Pesisir

a. Target
§ Terlatihnya 40 orang tenaga yang memahami teknik
memulai dan mengelola klinik mandiri;
§ Setiap desa memiliki tenaga yang memahami tentang
cara-cara

penyuluhan

kesehatan

masyara-

kat/lingkungan melalui peran klinik mandiri.
b. Jumlah Peserta: 40 orang utusan
c. Materi:
§ Wawasan kelestarian sumber daya alam dan pariwisata
§ Teknik

penyuluhan

kesehatan

masyara-

kat/lingkungan/pesisir
§ Pengenalan peran balai kesehatan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dan lingkungan
§ Pengenalan peran dan fungsi organisasi pelaksana
(pengelola) balai kesehatan
§ Teknik persiapan pendirian balai kesehatan
§ Teknik pengelolaan/ manajemen balai kesehatan
29

d. Metoda penyampaian:
§ Teori di dalam kelas
§ Praktek perintisan pendirian balai kesehatan
§ Studi banding balai kesehatan
e. Waktu: 3 (tiga) bulan
f. Peralatan/media:
§ Panduan pendirian balai kesehatan
§ Panduan pengelolaan/manajemen balai kesehatan
§ Panduan

teknik

penyuluhan

kesehatan

masyara-

kat/lingkungan
§ Poster-poster kesehatan masyarakat/lingkungan
4.2

PEMBINAAN BIDANG EKONOMI

4.2.1 Pelatihan Teknik Pengelolaan Akomodasi

a. Target
§ Terlatihnya masyarakat dalam mengelola rumah tinggal
§ Tersedianya rumah tinggal yang layak sebagai akomodasi bagi wisatawan;
§ Peserta

menguasai

pencatatan

usaha

dari

hasil

penjualan kamar.
b. Jumlah Peserta: 40 orang
c. Materi
§ Wawasan kelestarian sumber daya alam dan pariwisata
§ Kebersihan/kesehatan lingkungan rumah tinggal

30

§ Pengetahuan dasar tatagraha
§ Pengetahuan dasar melayani tamu
§ Pengetahuan dasar pencatatan transaksi
§ Pengerahuan dasar menghitung untung rugi usaha
d. Waktu: 2 (dua) Bulan
e. Metoda Penyampaian:
§ Pembekalan teori
§ Simulasi
f. Peralatan/Media
§ Buku panduan pengelolaan akomodasi/rumah tinggal
§ Buku panduan kebersihan lingkungan rumah tinggal
§ Buku panduan tatagraha
§ Buklet dan alat tulis
4.2.2 Teknik Pengelolaan Rumah Makan

a. Target
§ Terlatihnya

masyarakat

dalam

mengelola

rumah

makan
§ Tersedianya rumah makan yang memenuhi standard
kesehatan bagi masyarakat dan wisatawan;
§ Peserta

menguasai

pencatatan

usaha

dari

hasil

penjualan makanan dan minuman.
b. Jumlah Peserta: 40 orang
c. Materi
§ Wawasan kelestarian sumber daya alam dan pariwisata

31

§ Kebersihan/kesehatan lingkungan rumah makan
§ Pengetahuan dasar menu
§ Pengetahuan dasar melayani tamu
§ Pengetahuan dasar pencatatan transaksi
§ Pengetahuan dasar perhitungan untung rugi usaha
d. Waktu: 2 (dua) Bulan
e. Metoda Penyampaian:
§ Pembekalan teori
§ Simulasi
f. Peralatan/Media
§ Buku panduan kebersihan lingkungan rumah makan
§ Buku panduan pengelolaan rumah makan
§ Buklet dan alat tulis
4.2.3 Pelatihan Ketrampilan/Produksi Jasa-Boga

a. Tujuan Pelatihan
§ Peserta menguasai teknis pembuatan aneka makanan
ringan yang layak jual dan memenuhi persyaratan
kesehatan.
§ Peserta menguasai teknis penghitungan (kalkulasi)
harga pokok penjualan setiap jenis makanan yang
dibuat.
§ Peserta

menguasai

pencatatan

usaha

dari

hasil

penjualan makanan yang diproduksi.
b. Jumlah peserta (pemetik manfaat): 140 (seratus empat
puluh) orang warga masyarakat desa.

32

c. Materi:
§ Wawasan kelestarian sumber daya alam dan pariwisata
§ Penyuluhan peran dan tanggungjawab masyarakat desa;
§ Penjajagan pasar dan selera konsumen terhadap makanan ringan disekitar masyarakat;
§ Kalkulasi biaya produksi untuk setiap pembuatan jenis
makanan ringan;
§ Praktek tingkat dasar;
§ Praktek Tingkat Mahir;
§ Praktek memasarkan;
§ Praktek menyusun buku harian usaha;
§ Pinjaman ujicoba modal usaha melalui LEMBAGA KEUANGAN/BMT
§ Supervisi angsuran pinjaman dan pencatatan buku
penjualan
d. Metoda Penyampaian:
§ Pembekalan teori
§ Pembekalan praktek mengolah jasa-boga
§ Praktek penjualan hasil jasa-boga
e. Waktu : 3 bulan ( 25 kali pertemuan @ 4 jam )
f. Peralatan:
§ Buklet

penyuluhan

peran

dan

tanggungjawab

masyarakat desa;
§ Bahan-bahan praktek pembuatan makanan ringan.

33

§ Buku catatan penjualan
§ Buku angsuran pinjaman
4.2.4 Pelatihan Budidaya Biota Laut dan Pemanfaatan Hutan Magrove

a. Tujuan Pelatihan
§ Peserta menguasai teknis budidaya ikan laut yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi;
§ Peserta menguasai teknis budidaya rumput laut dan
teknologi pengolahannya;
§ Peserta menguasai teknis penghitungan (kalkulasi)
harga pokok penjualan produksi ikan/budidaya dan
rumput laut.
§ Peserta menguasai pencatatan usaha budiaya ikan dan
rumput laut.
b. Jumlah peserta (pemetik manfaat): 40 (empat puluh)
orang warga masyarakat desa nelayan.
c. Materi:
§ Wawasan kelestarian sumber daya alam dan pariwisata;
§ Penyuluhan peran dan tanggungjawab masyarakat desa;
§ Pengenalan karakteristik biota laut yang memiliki nilai
ekonomi;
§ Teknik pembiakan ikan di keramba;
§ Teknik budidaya/pembesaran ikan di keramba;
§ Teknik budidaya dan pengolahan rumput laut
§ Pengendalian hama, penyakit ikan/rumput laut
34

§ Kalkulasi biaya budidaya ikan, rumput laut;
§ Praktek menyusun buku harian usaha;
§ Pinjaman ujicoba modal usaha melalui LEMBAGA KEUANGAN/BMT
§ Supervisi angsuran pinjaman dan pencatatan buku
penjualan
d. Metoda Penyampaian:
§ Pembekalan teori;
§ Pembekalan praktek pembiakan ikan/rumput laut;
§ Pembekalan praktek budidaya ikan/rumput laut;
e. Waktu : 3 bulan ( 25 kali pertemuan @ 4 jam )
f. Peralatan:
§ Buklet penyuluhan kelestarian sumber daya alam dan
kepariwiataan
§ Buklet

penyuluhan

peran

dan

tanggungjawab

masyarakat desa;
§ Bahan-bahan praktek budidaya ikan/rumbut laut;
§ Buku catatan pengelolaan;
§ Buku angsuran pinjaman;
4.2.5 Pelatihan Budidaya Tanaman Pertanian Dataran Rendah

a. Tujuan Pelatihan
§ Peserta menguasai teknis budidaya tanaman pertanian
dataran rendah;

35

§ Peserta menguasai teknis penghitungan (kalkulasi)
harga pokok penjualan produksi budaya tanaman pertanian dataran rendah.
§ Peserta menguasai pencatatan usaha budiaya pertanian dataran rendah.
b. Jumlah peserta (pemetik manfaat): 40 (empat puluh)
orang warga masyarakat desa nelayan.
c. Materi:
§ Wawasan kelestarian sumber daya alam dan pariwisata;
§ Penyuluhan peran dan tanggungjawab masyarakat desa;
§ Pengenalan tanaman pertanian dataran rendah;
§ Pengenalan pengolahan tanah dan cara menanam;
§ Teknik perabukan, pengendaliah hama penyakit tanaman;
§ Teknik pembiayakan vegetatif/generatif;
§ Teknik membudidayakan sayuran;
§ Kalkulasi biaya budidaya tanaman pertanian;
§ Praktek menyusun buku harian usaha;
§ Pinjaman ujicoba modal usaha melalui LEMBAGA KEUANGAN/BMT
§ Supervisi angsuran pinjaman dan pencatatan buku
penjualan;
d. Metoda Penyampaian:
§ Pembekalan teori;
36

§ Pembekalan praktek budidaya sayuran dataran rendah;
§ Pembekalan praktek budidaya tanaman buah-buahan;
e. Waktu : 3 bulan (25 kali pertemuan @ 4 jam)
f. Peralatan:
§ Buklet penyuluhan kelestarian sumber daya alam dan
kepariwiataan
§ Buklet

penyuluhan

peran

dan

tanggungjawab

masyarakat desa;
§ Bahan-bahan praktek budidaya tanaman pertanian dataran rendah;
§ Buku catatan pengelolaan;
§ Buku angsuran pinjaman;
4.2.6 Pelatihan Ketrampilan Kewiraniagaan (Memulai Dan Mengelola Usaha)

a. Target:
§ Peserta menguasai teknis membaca peluang pasar
sekaligus teknis porolehan dan cara memasarkan
produk (barang).
§ Peserta menguasai teknis penghitungan (kalkulasi)
harga pokok penjualan setiap barang yang akan ditawarkan kepada konsumen.
§ Peserta

menguasai

pencatatan

usaha

dari

hasil

penjualan barang yang dijual.
b. Jumlah peserta (pemetik manfaat) 140 (seratus empat
puluh)
c. Materi:

37

§ Penyuluhan peran dan tanggungjawab masyarakat desa.
§ Penjajagan pasar dan selera konsumen terhadap barang yang akan dijual
§ Kalkulasi Harga Pokok Pembelian dan Penjualan.
§ Praktek pemasaran barang tingkat dasar.
§ Praktek pemasaran barang tingkat lanjutan.
§ Praktek

menyusun

buku

harian

pembelian

dan

penjualan barang.
§ Pinjaman ujicoba modal usaha.
§ Supervisi angsuran pinjaman dan pencatatan buku
hasil penjualan
d. Waktu : I bulan ( 12 kali pertemuan @ 4 jam )
e. Media:
§ Buklet

penyuluhan

peran

dan

tanggungjawab

masyarakat desa.
§ Pedoman tentang kewiraniagaan (Tehnik menjual barang).
§ Buku catatan hasil pembelian dan penjualan barang.
§ Buku angsuran pinjaman.
4.3

PELATIHAN MERINTIS DAN MENGELOLA LEMBAGA KEUANGAN MASYARAKAT
BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT)

a. Target
§ Menguasai teknis merintis, membentuk dan memantapkan Lembaga Keuangan Masyarakat masyarakat
desa.

38

§ Menguasai teknis penghitungan (kalkulasi) kredit untuk usaha skala kecil.
§ Menguasai pencatatatan administrasi keuangan
b. Jumlah peserta (pemetik manfaat) 40 (empat puluh)
orang
c. Materi
§ Penyuluhan peran dan tanggungjawab masyarakat desa.
§ Pemahaman

konsep

dasar

lembaga

keuangan

masyarakat
§ Praktek Administrasi keuangan
§ Praktek menyusun rencana kerja dalam cash flow
§ Pinjaman ujicoba untuk pendirian lembaga keuangan
masyarakat.
§ Supervisi pemantapan administrasi keuangan dan
penerapan rencana kerja cash flow.
d. Waktu 3 bulan (reguler)
e. Peralatan/Media
§ Buklet

penyuluhan

peran

dan

tanggungjawab

masyarakat desa.
§ Bahan - bahan praktek tentang penyusunan admisnistrasi keuangan
§ Bahan-bahan

studi

kasus

Lembaga

Keuangan

Masyarakat

39

BAB V
ORGANISASI PELAKSANA

5.1

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA

Untuk memperlancar pelaksanaan kerja program MITRABINA
WISATA, maka disusun organisasi pelaksana seperti pada
gambar struktur organisasi berikut:

PEMDA KOTA BATAM
c.q. Dinas xxx

MANPRO

TEAM AHLI

TEAM

TEAM

TEAM

LEADER

LEADER

LEADER







PELATIH

PELATIH

PELATIH







MASYARAKAT DESA NELAYAN

40

5.2

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB POKOK PELAKSANA KEGIATAN

1. Manajer Proyek
§ Bertanggungjawab

terhadap

keberhasilan

proyek

secara keseluruhan kepada Pemda Kota c.q. Pimpro.
§ Mengkoordinasikan dengan semua tenaga ahli dan
pelatih agar proyek berjalan sesuai dengan rencana
yang ada di TOR.
§ Membuat laporan bulanan, tengah dan akhir untuk
keseluruhan jalannya proyek.
§ Melakukan penagihan kepada Pemda Kota sesuai bobot pekerjaan yang telah dicapai.
§ Melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat,
lurah dan instansi terkait agar kegiatan berjalan
lancar.
2. Team Leader
§ Bertanggungjawab terhadap terlaksananya kegiatankegiatan yang ada di dalam TOR sesuai dengan jadwalnya.

41

§ Memotivasi para pelatih agar bekerja dengan bersungguh-sungguh.
§ Senantiasa memantau jalannya kegiatan sehingga tidak menyimpang dan TOR.
§ Mengadakan rapat bulanan untuk monitoring dan
evaluasi jalannya kegiatan.
§ Meluruskan kembali, apabila ada kegiatan yang menyimpang dan TOR.
§ Bersama-sama dengan para pelatih merekrut para peserta pelatihan ketrampilan, serta mengadakan sosialisasi kegiatan kepada masyarakat.
3. Tenaga Ahli
§ Menyiapkan para pelatih yang akan diterjunkan di
lapangan
§ Membuat modul pelatihan yang akan diterapkan di
lapangan
§ Melakukan supervisi para pelatih agar pelaksanaan
pelatihan berjalan sesuai dengan TOR
§ Memonitor jalannya pelatihan sehingga sesuai dengan
modul yang telah dibuat, serta tepat waktu
4. Pelatih
§ Melatih para peserta sesuai dengan modul pelatihan
yang ada.
§ Membuat berita acara kegiatan pelatihan.
§ Mengabsen para peserta.

42

§ Membuat

laporan

bulanan

pelaksanaan

kegiatan,

setelah disupervisi tenaga ahli diserahkan kepada Manajer Proyek sebagai bahan membuat laporan bulanan.
§ Selalu koordinasi dengan Tenaga Ahli dan Team Leader dalam mengadakan pelatihan baik menyangkut
tempat, waktu dan biaya.
§ Memonitor perkembangan setiap peserta pelatihan,
seperti: kehadiran, keseriusan dll.
5. Office Manajer
§ Mengelola sarana pendukung kegiatan.
§ Membantu tugas-tugas manajer proyek terutama masalah administrasi proyek.
§ Membantu mengelola sarana dan prasarana kegiatan
selama masa proyek.
§ Membantu setiap ada kegiatan pelatihan.
6. Operator Komputer
§ Merawat dan memelihara komputer proyek.
§ Melaksanakan tugas-tugas pengetikan yang berhubungan dengan proyek

43