Chapter II Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengetahuan
1.

Pengertian
Pengetahuan (knowlegde) adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2011 hlm.147).

2.

Kategori Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dinilai dari nilai mean pada saat
penelitian. Dikatakan baik apabila responden memperoleh skor lebih dari
atau sama dengan mean, dan dikatakan kurang apabila responden

memperoleh skor kurang dari mean.

3.

Tingkat Pengetahuan
a.

Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat selalu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk

kedalam pengetahuan tingkat

ini

adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahasan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.


6
Universitas Sumatera Utara

7

b.

Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar.

c.

Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d.


Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e.

Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk melekatkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi–
formulasi yang ada.

f.

Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.(Notoatmodjo, 2011
hlm.148-150).


4.

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan terbagi atas dua macam yaitu
: Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
muncul dari diri seseorang yang berupa keinginan yang kuat untuk
mengetahui sesuatu, sedangkan faktor – faktor eksternal adalah faktor yang

Universitas Sumatera Utara

8

didapat dari luar, yaitu : (1) media cetak, berupa leaflet, flip, chart, rubrik /
tulisan – tulisan pada surat kabar / majalah, poster (2) media papan yang
dipasang di tempat – tempat yang berisi pesan – pesan kesehatan
(Notoatmojo, 2003).

B. Masalah Pada Neonatal
Dalam manajemen terpadu balita muda (MTBM) dilakukan pengelolaan
terhadap penyakit-penyakit yang lazim terjadi, seperti bercak mongol,

hemangioma, ikterus, muntah dan gumoh, oral trush, diaper rush, seborrhea,
diare, kejang, gangguan nafas, hipotermi, kemungkinan infeksi bakteri,
gangguan saluran cerna, serta kemungkinan berat badan rendah dan masalah
pemberian ASI (Nur Wafi, 2010 hlm. 8).

1.

Bercak Mongol
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat didaerah
lumbo sacral pada bayi yang memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna),
warnanya seperti memar.Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna
abu-abu atau biru dengan batas tepi bervariasi, paling sering didaerah sakral,
tapi dapat juga ditemukan didaerah posterior paha, tungkai, punggung, dan
bahu. Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak
mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada
dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke
epidermis. Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia (timur)
lahir dengan bercak ini, namun pada bayi kaum Asia hanya 5%.Lesi ini
biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis sebelah dalam


Universitas Sumatera Utara

9

atau disekitar folikel rambut yang terkadang tersebar simetris, tetapi dapat
juga unilateral.Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak
berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik. Bercak ini akan hilang
dengan sendirinya pada tahun pertama dan kedua kehidupannya (Dwinda R,
Octa dkk, 2014).

2.

Hemangioma
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi
pada bayi baru lahir.Hemangioma muncul disetiap tempat pada permukaan
tubuh (kepala, leher, muka, kaki atau dada).Umumnya hemangioma tidak
membahayakan.Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas
(Dwienda R, Octa 2014).

3.


Ikterus
Ikterus adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir
yang terbagi menjadi ikterus fisiologis dan ikterus patologis.Ikterus
Fisiologis : ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga serta tidak
mempunyai dasar patologis atau tidak mempunyai potensi menjadi kern
ikterus. Tanda – tandanya :
1) Timbul pada hari kedua dan ketiga
2) Kadar bilirubin inderek tidak melebihi 10mg% pada neonatus cukup
bulan dan 12,5% untuk neonatus kurang bulan
3) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5% per hari
4) Menghilang pada 10 hari pertama

Universitas Sumatera Utara

10

Ikterus Patologis : ikterus yang kadar bilirubin lebih dari batas normal.
Tanda – tandanya :
1) Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama

2) Kadar bilirubin melebihi 10mg% pada neonatus cukup bulan atau
melebihi 12,5mg% pada neonatus kurang bulan
3) Peningkatan bilirubin lebih dari 5mg% / hari
4) Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama (Kristiyanasari W, 2009
hlm.29-30).
Penyebabnya adalah gangguan dalam proses uptake dan konjugasi
hepar, gangguan transportasi dalam metabolisme dan gangguan dalam
ekskresi (Kristiyanasari W, 2009 hlm.30).
Gejalanya adalah kulit jaundice (kuning), sklera ikterik, peningkatan
konsentrasi bilirubin serum 10mg% pada neonatus yang cukup bulan dan
12,5mg% pada neonatus yang kurang bulan, kehilangan berat badan sampai
5% selama 24 jam yang disebabkan oleh rendahnya intake kalori, asfiksia,
hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, perut yang membuncit, terjadi
pembesaran hati dan letargi (Maryunani A, 2009 hlm.104-105).
Penatalaksanaan seperti nasehat untuk ibu sewaktu hamil dan sesudah
melahirkan. Penatalaksanaan umum, meliputi : tentukan jenis ikterus :
fisiologis atau patologis, tanggulangi penyakit penyerta (sepsis atau
dehidrasi), bila kadar bilirubin lebih dari 20 mg% (bayi cukup bulan) atau
kadar bilirubin 18mg% (bayi premature) dilakukan transfusi tukar, metode
terapi, foto terapi dan transfusi Tukar (Maryunani A, 2009 hlm.107-108).


Universitas Sumatera Utara

11

4.

Muntah dan Gumoh
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi setelah makanan agak lama masuk kedalam lambung
(Depkes RI).Muntah bisa disebabkan karena adanya faktor fisiologis seperti
kelainan kongenital dan infeksi.Muntah juga disebabkan oleh gangguan
psikologis. Cara mencegahnya adalah memperlambat pemberian susu (bila
diberi susu formula, beri sedikit saja dengan frekuensi agak sering),
menyendawakan bayi selama dan setelah pemberian susu, menyusui bayi
dalam posisi yang benar, dan jangan mendekap atau mengayun-ayunkan
bayi setelah disusui. Penatalaksanaan jika terjadi muntah pada bayi adalah
memiringkan tubuhnya, atau diangkat ke belakang seperti disendawakan
agar muntah tidak masuk ke saluran napas.Jika muntah masuk ke paru-paru,
bawa segera ke dokter untuk ditangani lebih lanjut (Dwienda R, Octa 2014).

Gumoh (regurgitasi) adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah
ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu
(Depkes, 2007). Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan
normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan dan tidak sering
frekuensinya. Seiring dengan bertambahnya usia diatas 6 bulan, maka
regurgitasi semakin jarang dialami oleh anak (Dwienda R, Octa 2014).
Regurgitasi yang sangat banyak bisa terjadi akibat pemberian susu yang
terlalu banyak. Jika susu diberikan melalui botol, regurgitasi bisa dikurangi
dengan menggunakan dot yang lebih keras dan lubangnya lebih kecil. Lebih
sering menyendawakan bayi selama menyusui juga bisa membantu, baik
pada bayi yang disusui dengan ASI maupun dengan susu botol (Nur Wafi,
2009).

Universitas Sumatera Utara

12

5.

Oral Trush

Oral trush adalah radang mulut (pada bibir atau lidah). Lakukan
pemeriksaan untuk membedakan trush dengan bercak susu dengan
mengorek lidah secara lembut untuk melihat, apakah bercak putih mudah
dilepas. Bercak putih karena pemberian susu mudah dilepas, sedangkan
trush sukar dilepas. Langkah pertama diawali dengan cuci tangan sebelum
melakukan tindakan, membersihkan mulut bayi dengan ujung jari ibu yang
dibungkus dengan kain bersih dan telah dicelupkan dalam air hangat
bergaram. Olesi bercak trush dalam mulut bayi dengan larutan nistatin oral
atau Gentian Violet 0,25-0,5% tiga sampai empat kali sehari. Lanjutkan
pemberian sampai dua hari setelah lesi menghilang. Menganjurkan ibu
untuk mengolesi payudaranya dengan krim nistatin Gentian Violet 0,5%
setiap kali setelah menyusui selama bayi diobati (Nur Wafi, 2009).

6.

Diaper Rush
Diaper Rush atau ruam popok (penyakit kulit popok) adalah ruam
merah terang disebabkan oleh iritasi dari kulit terkena urin atau kotoran
yang berlangsung lama dibagian mana saja dibawah popok anak.Ruam
popok bisa disebabkan oleh infeksi jamur candida.Pengobatan utama untuk
ruam popok adalah sering membuang atau mengganti popok anak tersebut
(Nur Wafi, 2009).

7.

Seborrhea
Cradle cap (penyakit kulit seboroik) adalah scalling berwarna merah
dan kuning, ruam berkulit keras yang terjadi pada kepala bayi dan

Universitas Sumatera Utara

13

kadangkala pada lipatan kulit.Penyebabnya tidak diketahui. Cradle cap tidak
berbahaya dan hilang pada kebanyakan anak pada usia 6 bulan. Cradle cap
bisa diobati dengan keramas secara teratur dan mengusapkan minyak
mineral ke dalam kepala.Kerak kemungkinan hilang dengan sisir halus.
Cradle cap yang tidak mereda dengan cara ini bisa memerlukan pengobatan
lebih lanjut, seperti shampo selenium atau krim kortikosteroid (Nur Wafi,
2009).

8.

Diare
Gejala klinis yang perlu diperhatikan adalah feses jumlahnya banyak,
cair, berwarna hijau atau kuning dan berbau khas.Penyakit diare dapat
menyebabkan bayi mengalami dehidrasi, sianosis dan syok. Penanganannya
adalah :
1) Berikan larutan garam gula (oralit)
2) Bila keadaan lebih membahayakan perlu dipasang infus sehingga bayi
tidak kekurangan cairan
3) Konsultasi dengan petugas kesehatan lain (Manuaba, 2010hlm.434).

9.

Kejang
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang terjadi dalam usia bayi 0
sampai 28 hari setelah lahir. Kejang pada bayi baru lahir (neonatus)
umumnya merupakan manifestasi dari gangguan syaraf pusat, kelainan
metabolik atau penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak.
Penyebab kejang yang paling umum pada masa neonatus adalah trauma otak

Universitas Sumatera Utara

14

iskhemik hipoksia.Kejang harus diatasi sesegera mungkin untuk mencegah
kerusakan otak yang luas.
Penyebab paling sering terjadinya kejang pada neonatus adalah
hipoksik iskemik ensefalopati (HIE), gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipokalsemia,

hipomagnesemia),

perdarahan

intrakranial,

infeksi

intrakranial, kelainan bawaan, hiperbilirubinemi dan idiopatik.
Karena kejang berhubungan erat dengan sistem syaraf pusat, maka
penatalaksanaan umum adalah dengan menjaga jalan nafas tetap bebas,
mencari penyebab kejang, memberikan obat kejang dan mengatasi kejang
(Maryunani, A, 2009 hlm. 197-205).

10. Gangguan Nafas
Salah satu kondisi yang paling berat pada bayi baru lahir (neonatus)
adalah kegawatan nafas dimana terjadi adaptasi pernafasan yang tidak
sesuai ke kehidupan di luar uterus (ekstrauterine).Gejalanya adalah kesulitan
bernafas,

sianosis,

takhipnea

(nafas

cepat),

retraksi

dada

interkostal/subkostal yang berat, apnea berat.Pencegahan biasanya diberikan
obat

yang

disebut

kortikosteroid

pada

ibu

sebelum

persalinan

(Maryunani.A, 2009 hlm. 65-76).

11. Hipotermi
Suhu normal bayi baru lahir adalah 36,5-37,50C. Gejala awal
hipotermia adalah apabila suhu dibawah 36,50C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin. Gejalanya adalah bayi tak mau minum, tampak mengantuk
atau lesu, tubuh bayi teraba dingin. Prinsip penatalaksanaan bayi dengan

Universitas Sumatera Utara

15

hipotermi adalah mengembalikan suhu tubuh diatas 36,50C dengan berbagai
cara, diantaranya adalah menghangatkan dengan penghangat atau inkubator
atau diberi sinar lampu atau menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu
dengan metode kangguru.

12. Infeksi Neonatorum
Infeksi pranatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada prenatal,
antenatal, intranatal atau post natal (Blanc, 1961 dalam Kristiyanasari W,
2009 hlm.37)
Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah diseluruh tubuh
(Maryunani A, 2009 hlm.119).
Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatus dapat dibagi menjadi
dua bentuk, yaitu :
1)

Sepsis Dini / Sepsis Awitan Dini
Merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode setelah
lahir (kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses
kelahiran atau in utero.

2) Sepsis Lanjutan / Sepsis Nasokomial atau Sepsis Awitan Lambat
(SAL)
Merupakan infeksi setelah lahir (lebih dari 72 jam) yang diperoleh
dari lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi nasokomial)
(Maryunani A, 2009 hlm.120).
Infeksi prenatal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri seperti :
Escherichia coli, pseudomonas pyocyaneus, klibesella, staphylococcus

Universitas Sumatera Utara

16

aurcus, coccus gonococcus. Infeksi antenatal : kuman masuk ke tubuh janin
melalui sirkulasi ibu ke plasenta dan selanjutnya infeksi melalui sirkulasi
umbilicus masuk ke janin, misalnya : virus (rubella, poliomyelitis, variola,
vaccinia, coxsackie, cytomegalic inclusion dan lain-lain. Infeksi intranatal
lebih sering terjadi dengan cara mikroorganism dari vagina naik dan masuk
ke dalam rongga amnion setelah ketuban pecah.Infeksi pascanatal dapat
terjadi setelah bayi lahir lengkap, misalnya melalui kontaminasi langsung
dengan alat-alat yang tidak steril, tindakan yang tidak antiseptik, atau dapat
juga terjadi akibat infeksi silang, misalnya tetanus neonatorum, omfalitis
dan lain-lain (Kristiyanasari W, 2009 hlm.37-38).
Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya sepsis pada neonatus adalah : 1) Perdarahan, 2) Demam yang
terjadi pada ibu, 3) Infeksi pada uterus atau plasenta, 4) Ketuban pecah dini,
dan 5) Proses kelahiran yang lama dan sulit (Maryunani A, 2009 hlm.121).
Gejala klinis sepsis neonatorum : 1) Bayi malas minum, 2) Gelisah
mungkin juga terjadi letargi, 3) Frekuensi pernapasan meningkat, 4) Berat
badan menurun, 5) Pergerakan kurang, 6) Muntah, 7) Diare, 8) Sklerema,
edema, 9) Perdarahan, ikterus, kejang, dan 10) Suhu tubuh dapat normal,
hipotermi dan hipertermi (Kristiyanasari W, 2009 hlm.38-39).

Penatalaksanaan pada sepsis neonatorum adalah dengan mengeliminasi
kuman penyebab, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

17

1) Pemberian antibiotika
2) Terapi suportif, misalnya dengan pemberian immune globuline,
pemberian transfusi darah, nutrisi dan lain-lain (Maryunani A, 2009
hlm.124).

13. Aspirasi Pneumonia
Aspirasi pneumonia menyebabkan kematian terutama bayi dengan berat
badan lahir rendah karena refleks menelan dan batuk yang belum
sempurna.Gejala penyakit ini mungkin tidak khas tetapi perlu dicurigai bila
menghadapi bayi dengan gejala sering tidur (letargi), berat badan cepat
turun, kurang minum, dan terjadi serangan apnea.Diagnosis pasti dilakukan
dengan pemeriksaan rontgen atau konsultasi dokter anak (Manuaba, 2010
hlm.433).

14. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi
baru lahir (neonatus) (Kristiyanasari W, 2009 hlm.33).
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang sering terjadi pada
neonatus yang disebabkan clostridium tetani.Spora kuman tersebut masuk
tubuh bayi melalui tali pusat, baik pada saat pemotongan, maupun saat
perawatannya sebelum lepas.Masa inkubasi 3-28 hari, tetapi jika kurang dari
7 hari penyakit ini lebih parah dan angka kematiannya lebih tinggi (Nur W,
2010 hlm.193).
Penyebab tetanus neonatorum adalah basil klostridium tetani. Basil ini
mempunyai sifat anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan

Universitas Sumatera Utara

18

dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah,
merusak leukosit dan merupakan “Tetanospasmin” yaitu toksin yang
bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot
(Kristiyanasari W, 2009 hlm.33).
Masa tunas biasanya 3-10 hari, kadang – kadang sampai beberapa
minggu jika infeksinya ringan. Penyakit ini biasanya terjadi mendadak
dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan
leher. Dalam 48 jam penyakit menjadi nyata dengan adanya trismus.
Gejalanya antara lain bayi tiba – tiba panas dan tidak mau minum (karena
tidak dapat menghisap, mulut mencucut, sering kejang disertai sianosis,
kaku kuduk, dinding abdomen kaku, mengeras, suhu meningkat, bayi
sensitif terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis
(Kristiyanasari W, 2009 hlm.33–34).
Penatalaksanaan

adalah pembersihan saluran pernafasan agar tidak

tersumbat dan harus dalam keadaan bersih, pakaian bayi dilonggarkan /
dibuka, mengatasi kejang dengan cara memasukkan tong spatel ke dalam
mulut bayi agar lidah tidak tergigit dan mencegah lidah jatuh ke belakang
sehingga dapat menutupi saluran pernafasan, ruangan dan lingkungan harus
tenang, berikan ASI sedikit demi sedikit, perawatan tali pusat dengan teknik
aseptik dan antiseptik, bila keadaan berbahaya, rujuk ke rumah sakit
(Kristiyanasari W, 2009 hlm.34 – 35).
15. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) atau low birth weight infant (LBWI),
adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
BBLR dapat dibagi menjadi 2, yaitu : prematuritas murni dan dismatur.

Universitas Sumatera Utara

19

Bayi prematuritas murni lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKBSMK).Bayi dismatur lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk
masa kehamilan. Dapat terjadi dalam tiga kemungkinan, yaitu Preterm
(Neonatus Kurang Bulan-Kecil Masa Kehamilan), Term (Neonatus Cukup
Bulan-Kecil Masa Kehamilan), dan Postterm (Neonatus Lebih Bulan-Kecil
Masa Kehamilan) (Nur W, 2010 hlm.173-174).
Neonatus / bayi yang termasuk dalam BBLR merupakan salah satu dari
keadaan berikut ini :
a) NKB SMK (neonatus kurang bulan – sesuai masa kehamilan) adalah
bayi prematur dengan berat badan lahir yang sesuai dengan masa
kehamilan.
b) NKB KMK (neonatus kurang bulan – kecil masa kehamilan) adalah
bayi prematur dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut
usia kehamilan.
c) NCB KMK (neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan)
adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan lahir kurang
dari normal.
Selain itu, BBLR dibagi lagi menurut berat badan lahir, yaitu :
a) Bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBLR) atau very low birth
weigth (VLBW) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 1000
sampai 1500 gram.

Universitas Sumatera Utara

20

b) Bayi dengan berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau extremely
low birth weight (ELBW) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
lahir kurang dari 1000 gram (Maryunani A, 2009 : 22).
WHO pada tahun 2003 menyatakan bahwa setiap tahun diperkirakan
neonatus yang lahir sekitar 20 juta adalah BBLR.Di Indonesia, menurut
survey ekonomi nasional (SUSENAS) pada tahun 2005, kematian neonatus
yang disebabkan oleh BBLR sebesar 38,85 %. Sekitar 27% angka kematian
neonatus disebabkan oleh BBLR.Angka kejadian BBLR di Indonesia
berkisar 9-20% bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain. Sebanyak
25% bayi dengan BBLR meninggal pada saat baru lahir dan 50% nya
meninggal saat bayi (Maryunani A, 2009 hlm.23).
Penyebab bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir kurang bulan
(NKB-KMK) antara lain :
a) Berat badan ibu yang rendah
b) Ibu hamil yang masih remaja
c) Kehamilan kembar
d) Ibu pernah melahirkan bayi prematur / berat badan rendah sebelumnya
e) Ibu dengan inkompeten serviks (mulut rahim yang lemah sehingga
tidak mampu menahan berat bayi dalam rahim)
f)

Ibu hamil yang sedang sakit

g) Tidak diketahui penyebabnya
Bayi yang lahir cukup bulan tetapi memiliki berat badan kurang (NCBKMK), penyebabnya adalah :
1) Ibu hamil dengan gizi buruk / kekurangan nutrisi
2) Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, preeklampsia, anemia

Universitas Sumatera Utara

21

3) Ibu menderita penyakit kronis (penyakit jantung sianosis), infeksi
(infeksi saluran kemih), malaria kronik
4) Ibu hamil yang merokok dan penyalahgunaan obat
(Maryunani A, 2009 hlm.23-24).
Gejala klinisnya adalah berat badan < 2500 gram, letak kuping
menurun, pembesaran dari satu atau dua ginjal, ukuran kepala kecil,
masalah dalam pemberian makan (refleks menelan dan menghisap kurang)
dan suhu tidak stabil (kulit tipis dan transparan) (Maryunani A, 2009
hlm.24).
Penatalaksanaan adalah pemberian ASI dan pengaturan suhu badan /
Thermoregulasi.

16. Masalah dalam Pemberian ASI
Masalah pada saat pemberian ASI antara lain seperti puting susu nyeri,
puting susu lecet, payudara bengkak dan mastitis (abses payudara).
Penanganannya adalah memastikan posisi ibu menyusui dengan benar,
oleskan sedikit ASI setelah menyusui di puting, santai dan tenang saat
menyusui, melakukan kompres hangat pada payudara, dan tetap
memberikan ASI sesering mungkin (Suririnah, 2009).

C. Kunjungan Neonatal
1.

Pengertian
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan
minimal tiga kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan
neonatal, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas, termasuk bidan

Universitas Sumatera Utara

22

di desa, polindes dan kunjungan ke rumah.Bentuk pelayanan tersebut
meliputi

pelayanan

kesehatan

neonatal

dasar

(tindakan

resusitasi,

pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi)
pemberian vitamin K dan penyuluhan neonatal (Depkes RI, 2004).
Setiap bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan semua kunjungan
neonatus, yaitu pada saat bayi berumur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari.
Bayi yang mendapat kunjungan neonatus tiga kali, dapat dinyatakan
melakukan kunjungan neonatus lengkap (KN1, KN2, KN3) (Riskesdas,
2013).
2.

Tujuan Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan pada bayi atau mengalami masalah (Ambarwati, 2009).
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan
komprehensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda untuk bidan / perawat, yang
meliputi :
a) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus,
diare dan berat badan rendah
b) Perawatan tali pusat
c) Pemberian vitamin K1bila belum diberikan pada hari lahir
d) Imunisasi hepatitis B0 bila belum diberikan pada saat lahir
e) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di
rumah dengan menggunakan buku KIA

Universitas Sumatera Utara

23

f)
3.

Penanganan dan rujukan kasus (Ambarwati, 2009).

Cakupan kunjungan neonatal
Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neonatus yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar dengan distribusi waktu 1 kali pada 6
– 48 jam, 1 kali pada hari ke – 3 sampai hari ke – 7 dan 1 kali pada hari hari
ke – 8 sampai hari ke – 28 setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu (Karwati et al, 2011 :139).

D. Kepatuhan melakukan kunjungan neonatal
Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari
dokter yang mengobatinya (Kaplan dkk, 1997).Sackett (1976) mendefinisikan
kepatuhan pasien sebagai “Sejauhmana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan
yang

diberikan

oleh

profesional

kesehatan”.Beberapa

variabel

yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Suddart dan Brunner (2002) adalah :
1.

Variabel demografi, seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio
ekonomi dan pendidikan.

2.

Variabel penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat
terapi.

3.

Variabel program terapeutik seperti kompleksitas program dan efek
samping yang tidak menyenangkan.

4.

Variabel psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan,
penerimaan atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau
budaya dan biaya finansial dan lainnya.
Menurut Smet (1994) berbagai strategi telah dicoba untuk meningkatkan

kepatuhan adalah :

Universitas Sumatera Utara

24

1.

Dukungan profesional kesehatan.
Dukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan.Komunikasi memegang peranan penting karena komunikasi yang
baik diberikan oleh profesional kesehatan supaya dapat menanamkan
ketaatan bagi pasien.

2.

Dukungan sosial.
Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga.Para profesional kesehatan
yang dapat meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang peningkatan
kesehatan pasien maka ketidakpatuhan dapat dikurangi.

3.

Perilaku sehat.
Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan.

4.

Pemberian informasi.
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya (Niven Neil, 2013).
Kepatuhan dalam melakukan kunjungan neonatal dapat mempengaruhi

keberhasilan kunjungan neonatal.Ini dapat dilihat dari lengkap atau tidaknya
cakupan kunjungan neonatal di buku KIA atau formulir MTBM yang dimiliki
ibu.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45