Evaluasi Program (1) id. docx

EVALUASI PROGRAM
EVALUASI PROGRAM TERHADAP MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
MENGGUNAKAN MODEL CIPP

OLEH :
Daud Pratama
1103284

PEREKAYASA PEMBELAJARAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….2
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………..3


BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………….....4
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………….4
B. Fokus Evaluasi ……………………………………………………………………………….5
C. Perumusan Masalah …………………………………………………………………………..6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………..7
A. Deskripsi Konseptual ………………………………………………………………………...7
B. Deskripsi Program ……………………………………………………………………………8
C. Model Evaluasi……………………………………………………………………………....14
BAB III RANCANGAN PROGRAM…………………………………………………………18
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………………………21
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………………...29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..30

KATA PENGANTAR

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

2


Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, yang telah memberikan saya
kekuatan lahir batin untuk menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya merancang suatu
evaluasi program perpustakaan sekolah dengan menggunakan model evaluasi program CIPP.
Rancangan kegiatan evaluasi program ini sangat bermanfaat bagi sekolah untuk menjadi
alat ukur dalam mengevaluasi sistem perpustakaan di sekolah. Harapannya, evaluator
dimudahkan untuk mengevaluasi program perpustakaan sekolah menggunakan model evaluasi
program CIPP (context, input, process, and product).
Saya menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam makalah ini. Dengan begitu saya
mengharapkan kritik dan saran pada bapak/ibu dan teman-teman sekalian yang dapat
memperbaiki atau menambah setiap pesan atau berbagai hal yang terdapat dalam makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Bandung, 15 Maret 2014

Penulis
BAB I

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

3


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perpustakaan sekolah sebagai sumber yang menyediakan ilmu pengetahuan di sekolah
telah menjadi budaya atau kebiasaan di hampir setiap sekolah entah di sekolah negeri maupun
sekolah swasta. Ini begitu penting dengan pengadaan perpustakaan di sekolah yang
mempermudah guru atau siapapun di sekolah untuk belajar dan menambah wawasan mereka.
Dalam pengadaan buku di perpustakaan, sekolah wajib melakukan suatu sistem yang baik
dalam mengelola buku yang ada di perpustakaan tersebut. Bagaimana sistem tersebut mengelola
untuk memajukan perpustakaan tersebut. Bagaimana menampilkan buku-buku yang berkualitas
sehingga para pembaca nyaman dan bisa mengambil sesuatu ketika ia datang untuk belajar di
perpustakaan tersebut.
Berbicara tentang sistem, sistem yang dijalankan di perpustakaan tentu harus
diperhatikan dengan baik oleh sekolah. Pengadaan buku, peminjaman buku, dan kebijakan
perpustakaan dalam waktu peminjaman dan pengembalian harus diperhatikan dengan baik oleh
sekolah. Tentu ini membutuhkan tenaga ahli dalam sistem perpustakaan. Bagaimana suatu sistem
perpustakaan dapat dikatakan baik?. Jawabannya adalah ketika perpustakaan tersebut berjalan
sesuai dengan tujuan perpustakaan sekolah yang diadakan yaitu berjalan baik seiring dengan
waktu dan tidak ada masalah dalam sistemnya.

Berbicara tentang ahli, tentu saja butuh pelatihan untuk mengelola suatu perpustakaan.
Bila sekolah ingin mengadakan pelatihan tersebut. Namun dalam kebiasaan yang ada sekarang,
sekolah lebih sering mengambil tenaga yang sudah ahli tanpa harus dilatih terlebih dahulu atau
harus menggunakan program pelatihan untuk mengelola perpustakaan sekolah.
Dengan demikian perpustakaan sekolah sebagai program yang ada di sekolah adalah
sangat penting dalam menjalankan suatu sistem pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu dalam
pengelolaan perpustakaan butuh kebijakan semua pihak di sekolah untuk pengadaan dan
pengelolaannya. Dengan kebijakan yang baik maka diyakini program perpustakaan di sekolah ini
menjadi lebih baik dan berguna sesuai dengan tujuannya.
B. Fokus Evaluasi

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

4

Untuk menilai dan mengevaluasi suatu program tentu saja dibutuhkan beberapa
pertanyaan penting berupa pertanyaan mengenai manajemen atau pengelolaan perpustakaan
sekolah yang akan dievaluasi. Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan, :
1. Apa perpustakaan sekolah itu?
2. Apa manfaat dan kegunaan dari perpustakaan sekolah?

3. Berapa lama kepemimpinan suatu perpustakaan sekolah?
4. Berapa jumlah koleksi perpustakaan?
5. Berapa jumlah staff perpustakaan?
6. Bagaimana ketersediaan anggaran perpustakaan?
7. Bagaimana sarana dan prasarana perpustakaan?
8. Bagaimana tingkat pemanfaatan siswa terhadap perpustakaan?
9. Apa yang menjadi kendala mengelola perpustakaan?
10. Bagaimana cara mengatasainya?
Dari beberapa pertannyaan yang ada di atas kita dapat mengetahui berbagai hal yang bisa
dijawab untuk memenuhi pertannyaan di atas guna melakukan evaluasi untuk tujuan, manfaat,
dan sebagainya. Fokus evaluasi perpustakaannya sendiri adalah bagaimana manajemen suatu
perpustakaan sekolah yang ada sekarang sudah baik atau perlu adanya tambahan perbaikan atau
malah dihilangkan. Untuk lebih jelasnya akan di sampaikan pada makalah ini di halaman
selanjutnya.

C. Perumusan Masalah
Sebelum mengevaluasi suatu program, harus ada perumusan masalah yang ada dalam
program tersebut. Apa-apa saja yang menjadi masalah, berikut beberapa masalah dan
pertannyaan yang berkenaan tentang perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut
1.

2.
3.
4.
5.
6.

Bagaimana sikap masyarakat sekolah tentang perpustakaan sekolah?
Seberapa efektifkah perpustakaan sekolah?
Bagaimana tanggapan masyarakat sekolah terhadap pelayanan perpustakaan sekolah?
Apa pengaruh perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa?
Bagaimana cara mengelola suatu perpustakaan?
Apakah sudah baik pengelolaan perpustakaan sekolah saat ini?

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Deskriptif Konseptual
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan
adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan:
 pendidikan,
 penelitian,
 pelestarian,
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

6

 informasi, dan
 rekreasi
2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M/PAN/12/2002:
 Sebuah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan khusus dan koleksi
bahan pustakan sekurang-kurangnya terdiri dari 1.000 judul dari berbagai disiplin
ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang bersangkutan dan dikelola menurut
sistem tertentu.
3. SNI (Standar Nasional Indonesia) Perpustakaan Sekolah 7329:2009:

 Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan
formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian
integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber
belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

B. Deskripsi Program
Berikut adalah deskripsi tentang manajemen perpustakaan sekolah, bagaimana
pengelolaannya, siapa yang memimpin dan cara kerjannya di sekolah, bagaimana tujuan suatu
perpustakaan, apa manfaat dan kegunaannya dan sebagainya.
1. Tujuan Perpustakaan sekolah
 SNI Perpustakaan Sekolah 7329-2009, yaitu bertujuan: menyediakan pusat sumber
belajar sehingga dapat membantu:
 pengembangan dan peningkatan minat baca,
 literasi informasi,
 bakat,
 kemampuan peserta didik
2. Fungsi Perpustakaan sekolah
 Fungsi pendidikan,
 Fungsi informasi,
 Fungsi penelitian,

 Fungsi pelestarian,
 Fungsi rekreasi,
 Fungsi administrasi,
 Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidiknan dan Kebudayaan
nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai :
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

7

 Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti
tercantum dalam kurikulum sekolah
 Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan
kreativitas dan imajinasinya.
 Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang
(buku-buku hiburan)

3. Manajemen Perpustakaan Sekolah
Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu “management” yang berarti kata kerja to
manage atau mengurusi, mengelola, dan memimpin serta kepemimpinan. Manajemen pada suatu
hakekatnya merupakan suatu kegiatan memimpin dan kepemimpinan untuk mencapai tujuan

organisasi melalui kegiatan /menggerakkan orang-orang lain.
Fungsi Manajemen :
 Planning,
 Organizing,
 Staffing,
 Leading,
 Directing/commending,
 Deligating,
 Promoting,
 Motivating,
 Controlling,
 Punishing.
Semua fungsi yang ada di atas dipimpin oleh kepala perpustakaan sekolah sebagai
pemimpin perpustakaan sekolah.
Kepala Perpustakaan Sekolah :
 SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (8.1):
 Perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada
kepala sekolah.
 Kualifikasi kepala perpustakaan adalah tenaga perpustakaan sekolah atau
tenaga kependidikan dengan pendidikan minimal diploma dua di bidang ilmu

perpustakaan dan informasi atau diploma dua bidang lain yang sudah
memperoleh sertifikat pendidikan di bidang ilmu perpustakan dan informasi
dari lembaga pendidikan yang terakreditasi.
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

8



Lampiran: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008, Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah: Kepala
Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang melalui jalur pendidik harus memenuhi syarat:
 Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1);
 Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah



dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah;
 Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.
Kompetensi tambahan (Widiasa yang dikutip dari Charles Hoy, dkk (dalam
Syarifuddin, 2002):
 Visi,
 Keterampilan perencanaan,
 Berpikir kritis,
 Keterampilan kepemimpinan,
 Keteguhan hati,
 Keterampilan mempengaruhi,
 Keterampilan hubungan interpersonal,
 Percaya diri,
 Pengembangan,
 Empati,
 Toleransi terhadap stres, ditambah
 Keterampilan mengevaluasi

4. Fokus Utama Manajemen Perpustakaan Sekolah






Managing Organisation and Administrastion:
 Restrukturisasi organisasi
 Keteraturan adminsitrasi
 Pengembangan peran unit kerja
 Memperluas kerjasama
 Slogan
Managing Staff
 Job description, the right man in the right place, pemberdayaan SDM, dan
team work
 Pemberian motivasi
 Pengembangan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
 Pengembangan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
 Peningkatan karier dan kesejahteraan
Managing Collection:
 Berkualitas dan sesuai kebutuhan
 Melalui pengadaan kolaboratif

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

9











 Melalui pengolahan yang cepat
 Tersedia sarana akses
 Pemeliharaan
Managing Fasilities:
 Perencanaan
 Disain ulang: gedung, ruang, perabot
 Pengadaan
 Perawatan
Managing IT:
 TI yang terintergrasi
 TI yang terbarukan
Managing Services:
 Menetapkan kebijakan, prosedur dan pelaksanaannya
 Mengkaji lingkungan
 Memperluas layanan: penyediakan makerspaces, M-library services
 Promosi dan Pemasaran
Managing Budget:
 Penggalian anggaran
 Perencanaan, pemanfaatan, administrasi dan pelaporan anggaran
 Pengawasan
Managing Emergency:
 Kebijakan eksternal
 Kepemimpinan

5. Anggaran Perpustakaan Sekolah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007, tentang Perpustakaan,
Bagian Ketiga, Pasal 23 (6) : Sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari
anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan
belanja modal untuk pengembangan perpustakaan
Standar Nasional Indonesia 7329:2009 Perpustakaan Sekolah: Sekolah menjamin
tersedianya anggaran perpustakaan setiap tahun sekurang-kurangnya 5% dari total anggaran
sekolah di luar belanja pegawai dan pemeliharaan serta perawatan gedung.
6. Slogan Perpustakaan Sekolah
 Be the best with your library.
 Get more out of class in your library.
 Read, think, and grow.
 Perpustakaan adalah jendela dunia.
 Perpustakaan adalah guru yang tak pernah lelah.
 Perpustakaan membuat lebih cerdas, kreatif dan berprestasi.
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

10

7. Organisasi Perpustakaan Sekolah
 SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (MAKRO)

Kepala
Sekolah/wakil
Kepala Sekolah

Komite Sekolah

Laboratorium



Kelompok
jabatan/fungsional
guru

Perpustakaan

Tata Usaha

SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009 (MIKRO)

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

11

KepalaPerpustakaan

Layanan Pembaca

Layanan Teknis

Teknologi Informasi
Dan Komunikasi

C. Model Evaluasi
Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPP. CIPP dalam pelaksanaannya lebih
banyak digunakan oleh para evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif
jika dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel
Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State University. Model evaluasi ini pada awalnya digunakan
untuk mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act). CIPP merupakan
singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi
terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation :
evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen
evaluasi.
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented evaluation approach
structured). Tujuannya adalah untuk membantu administrator (kepala sekolah dan guru) didalam
membuat keputusan. Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko
mengungkapkan bahwa, “ the CIPP approach is based on the view that the most important
purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam
dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk
memperbaiki.
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

12

Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi, context,
input, process, product.
1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menyebutkan, tujuan evaluasi konteks
yang utama adalah untuk mengetahui kekutan dan kelemahan yang dimilki evaluan. Dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang
diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin menjelaskan bahwa, evaluasi konteks adalah
upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi
dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Dalam Konteks ini pengajuan pertannyaan yang
diajukan untuk evaluasi manajemen perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :


Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh perpustakaan sekolah, apakah tentang





kebutuhan jenis buku, keadaan buku, kelengkapan buku dan sebagainya.
Tujuan pengembangan apa yang belum tercapai dari perpustakaan sekolah.
Tujuan pengembangan apa yang dapat mengembangkan potensi siswa dalam belajar.
Tujuan manakah yang mudah dicapai oleh perpustakaan sekolah.

2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi masukan. Menurut Eko
Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber
yang ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan
bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan meliputi : 1)
Sumber daya manusia, 2) Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4)
Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan yang dapat
diajukan pada tahap evaluasi masukan ini adalah :


Apakah dengan jenis buku yang ada di perpustakaan berdampak pada perkembangan





siswa dalam sekolah?
Berapa orang siswa yang menerima dengan adanya perpustakaan di sekolah?
Bagaimana reaksi siswa dalam sekolah setelah adanya perpustakaan di sekolah?
Bagaimana tingkatan nilai atau prestasi siswa di sekolah setelah ada perpustakaan
sekolah?

3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

13

Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan bahwa,
evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan : “ 1) do detect or predict in procedural design or
its implementation during implementation stage, 2) to provide information for programmed
decision, and 3) to maintain a record of the procedure as it occurs “. Evaluasi proses digunakan
untuk menditeksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama
tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau
arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah
ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses
untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu
diperbaiki. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi proses dalam model CIPP
menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam
model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam
program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaanpertanyaan untuk proses sebagai berikut :



Bagaimana Penjadwalan perpustakaan sekolah?
Apakah staf yang menangani perpustakaan sekolah sanggup menangani kegiatan




selama perpustakaan berlangsung?
Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dimanfaatkan secara maksimal?
Hambatan apa saja yang dialami dalam menjalankan sistem perpustakaan sekolah?

4. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)
Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian evaluasi
produk/hasil adalah “ to allow to project director (or techer) to make decision of program “. Dari
evaluasi proses diharapkan dapat membantu pimpinan proyek atau guru untuk membuat
keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir, maupun modifikasi program. Sementara
menurut Farida Yusuf Tayibnapis (2000 : 14) dalam Eko Putro Widoyoko menerangkan, evaluasi
produk untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai
maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.
Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa, evaluasi produk merupakan
penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang evaluator
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

14

dapat menentukan atau memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah suatu program dapat
dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan. Pada tahap evaluasi ini diajukan
pertanyaan evaluasi sebagai berikut :



Apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?
Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian



proses dengan pencapaian tujuan ?
Dalam hal apakah kebutuhan siswa telah terpenuhi dengan adanya perpustakaan



sekolah tersebut?
Apakah dampak yang diperoleh siswa dengan jangka panjang dengan adanya
perpustakaan sekolah ini?

BAB III
RANCANGAN PROGRAM
Dalam mengevaluasi suatu program tentu saja dibutuhkan rancangan suatu program agar
hasil evaluasi yang dilakukan lebih terperinci dan lebih baik. Hasil ditentukan dari susunan yang
dibuat dan keseriuan evaluator dalam mengevaluasi suatu program. Disini adalah rancangan
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

15

program bilamana kita ingin mengevaluasi suatu sekolah yang menyediakan layanan
perpustakaan sekolah.
Berikut adalah susunan rancangan program untuk mengevaluasi suatu sekolah yang ada
perpustakaan sekolahnya:
A. Siklus Rencana
u m
K
p u
lD at
e ren
P
R can
km an

n alis isD at
A
Su su
n an
e giat an
K

B. Jenis Data
1. Data Umum (Sekunder) lokasi sekolah :
 Lokasi Geografis
 Kependudukan
 Social ekonomi
 Kependidikan
2. Data Khusus (Primer) sekolah target :
 Alamat
 Kontak
 Jumlah murid dan guru
 Komite sekolah
 Kondisi saat ini di Perpustakaan
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

16

C. Sumber Data
 Data Umum (Sekunder) dapat diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) setempat.
 Data Khusus (Primer) sebaiknya diperoleh langsung dari sekolah target.
D. Metode Kumpul Data
 Data Umum (Sekunder) lihat dari laporan BPS, baik dari buku maupun internet.
 Data Khusus (Primer) dikumpulkan dengan cara: survey, focus group discussion


(FGD), wawancara, lihat laporan sekolah.
FGD = diskusi kelompok dengan beberapa perwakilan dari sekolah target.

E. Data yang dibutuhkan
 Data umum dan khusus dari sekolah target.
 Kondisi perpustakaan sekolah, misalnya: ketersediaan pustakawan/wati, ruangan


perpustakaan, rak buku, meja-kursi, koleksi pustaka dan sebagainya.
Para pemangku kepentingan (stakeholders).

F. Analis Data
 Analisa kebutuhan, apa saja yang dibutuhkan target untuk pengembangan


perpustakaan sekolah target.
Analisa Stakeholders, siapa yang terlibat langsung?, siapa yang tidak terlibat




langsung?
Setelah diketahui kebutuhan, apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan?
Apakah dampak yang diberikan bagi siswa?

G. Susun Kegiatan
 Pertannyaan kunci: Apa saja yang harus dikerjakan agar tujuan tercapai?
 Melakukan evaluasi, missal dengan angket yang diberikan kepada siswa, guru, atau
semua masayarakat sekolah berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
perpustakaan di sekolahnya.
H. Rekam Perencanaan
 Hasil dari tahap perencanaan menjadi bahan dasar evaluasi.

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

17

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan disini adalah membahas tentang programnya yaitu manajemen perpustakaan
sekolah, apa kelebihan dan kekurangan perpustakaan sekolah, bagaimana prosedur kerja
perpustakaan sekolah yang baik agar mencapai tujuannya, apa saja yang perlu diperbaiki selama
proses yang sudah berjalan, dan yang terakhir adalah setelah proses berjalan maka ditentukan
keputusan akhirnya apakah program perpustakaan sekolah diakhiri, atau tetap dilanjutkan atau
dikembangkan lebih lanjut.

A. Kelebihan dan Kekurangan Perpustakaan Sekolah
1. Kelebihan Perpustakaan Sekolah
Tujuan utama penyelengaraan perpustaka an sekolah adalah meningkatkan mutu
pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah yang lainnya. Sedangkan tujuan lainnya
adalah menunjang, mendukung dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler, dan
ekstra kulikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan
mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.
Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan
pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah:
 Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.
 Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

18




Memperluas pengetahuan para siswa.
Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan



menyediakan bahan bacaan yang bermutu.
Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka




dengan baik.
Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.
Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara
menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam



menggunakan bahan-bahan referensi.
Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum
di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.
Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi
perpustakaan, sebagai berikut :
 Fungsi Edukatif. Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustkaan
menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu
membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi,
mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang
rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam
hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.
 Fungsi Informatif. Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah
perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang
berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun
secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan
pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.
 Fungsi Administratif. Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah
perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan
bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif,
dan efisien.
 Fungsi Rekreatif. Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah
perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu
menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu,
sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik
oleh siswa maupun oleh guru.

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

19

 Fungsi Penelitian. Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah
perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber /
obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.
2. Kekurangan Perpustakaan Sekolah
Dari kelebihan di atas bahwa perpustakaan sekolah memiliki fungsi dan tujuan yang
sangat penting. Tapi fungsi dan tujuannya tidak selaras dengan realisasinya. Contohnya adalah
ketika saya masih SMA, di SMA saya kebanyakan teman-teman atau siswa lain mengunjungi
perpustakaan sekolah hanya untuk meminjam buku ketika diberikan tugas oleh guru. Dan saat
istirahat, jarang sekali siswa yang datang untuk membaca apalagi meminjam buku pelajaran dari
perpustakaan sekolah. Dan di sekolah saya kadang perpustakaan dibiarkan begitu saja dan tidak
ada satupun yang menjaganya akibat jarangnya orang yang berkunjung ke perpustakaan. Itu
membuat siswa bingung ketika ia ingin masuk ke perpustakaan dan tidak mengetahui sistemnya.
Dan mungkin itu juga yang membuat keinginan siswa untuk membaca di perpustakaan menjadi
rendah. Dan siswa juga tidak memahami apa itu katalog dan saat diperpustakaan penjaganya juga
tidak pernah memberi pemahaman, sehingga yang ditahu siswa hanya sekedar kumpulan bukubuku yang mungkin itu membuat siswa menjadi bosan dan hanya memahami perpustakaan
adalah tempat/suatu gedung yang didalamnya terdapat buku-buku.
Dan jeleknya lagi sistem perpustakaan sekolah itu seslalu melayaninya hanya sampai
istirahat terkhir, disaat jam sekolah berakhir dan disaat siswa keluar kelas mereka tidak bisa
mampir diperpustakaan karena perpustakaannya sudah lebih awal tutup dibandingkan siswa
pulang sekolah. Dan itu membuat fungsi perpustakaan tidak efektif. Karena kalau dilihat siswa
hanya bisa menikmati perpustakaan disaat jam istirahat.
B. Prosedur kerja Perpustakaan Sekolah yang baik
 Pembinaan dan Pengembangan Koleksi

Pembinaan dan pengembangan koleksi merupakan kegiatan untuk menyediakan dan
memberikan layanan informasi kepada pemakai demi tercapainya tujuan perpustakaan. Kriteria
yang nampak pada berkembangnya koleksi perpustakaan adalah pada bertambahnya koleksi
perpustakaan baik secara jumlah maupun jenis dari segi kuantitas dan kualitas. Menyangkut hal
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pengadaan merupakan bagian yang tak
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

20

terpisahkan dari pembinanaan dan pengembangan koleksi. Agar pengadaan koleksi perpustakaan
memiliki daya guna yang optimal, maka pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab :


Mengapa sebuah koleksi harus dimasukkan kedalam perpustakaan sekolah?
Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah haruslah sejalan dan mendukung kurikulum

sekolah. Untuk itu, koleksi yang diadakan juga hendaknya mengacu pada kurikulum sekolah.
Walaupun sangat dimungkinkan adanya koleksi yang bersifat di luar kurikulum atau rekreatif,
harus dikedepankan nuansa edukatif.
Secara lebih terperinci, tujuan perpustakaan sekolah antara lain :
 Memupuk kesadaran dan kebiasaan membaca.
 Mengarahkan pada tehnik memahami isi bacaan.
 Memperluas pengetahuan peserta didik.
 Mengembangkan kecakapan bahasa.
 Mendisiplinkan peserta didik melalui tata tertib perpustakaan sekolah.
 Membentuk kemampuan melakukan studi mandiri.
 Menunjang pelaksanaan program kurikulum baik yang bersifat intrakulikuler maupun
ekstrakulikuler.
Berdasarkan tujuan di atas, maka jenis koleksi yang ada di perpustakaan sekolah pada
umumnya terdiri atas :
 Buku Ajar
Buku ajar yang dimaksudkan adalah buku wajib yang dikeluarkan oleh pemerintah
untuk digunakan di sekolah. Keberadaan buku ajar untuk menjadi koleksi
perpustakaan sekolah tentu saja sangat berperan dalam pbm di kelas. Beberapa
kriteria buku ajar yang baik secara substansi diantaranya yakni sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, pengarang yang memiliki kewenangan berkaitan dengan
subjek ilmu pada buku bersangkutan, bahasanya sederhana dan sistematika buku
mudah dipahami. Adapun secara tampilan, buku juga hendaknya tidak terlalu tebal,
kalau bisa, carilah buku yang berasal dari penerbit yang terpercaya, namun dengan
harga yang tidak terlalu mahal.
 Buku Penunjang
Kriteria buku penunjang hampir sama dengan kriteria buku ajar. Hanya saja, karena
sifatnya yang menunjang buku ajar, maka isinya pun harus tetap sejalan dengan
kurikulum yang berlaku.

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

21

 Buku Referensi
Buku referensi sebetulnya sama saja dengan buku pada umumnya sehingga
kriterianya pun memiliki ciri yakni berupa sistematika yang dirancang khusus dalam
rangka penyampaian informasi baik secara umum maupun khusus. Contoh buku
referensi yang baik antara lain mengandung isi yang memberikan petunjuk terhadap
literature dari berbagai subjek ilmu secara cepat
 Buku Cerita
Buku cerita berperan dalam meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas peserta
didik. Di samping itu, mereka juga dapat mengambil hikmah dari isi cerita berupa
nilai-nilai keteladanan. Untuk mengandung hal tersebut, maka buku cerita yang
diadakan tidak boleh lepas dari nuansa pendidikan dan akan lebih baik lagi jika
menunjang mata pelajaran.
 Sumber Geografi
Koleksi ini berupa informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, dan lain
sebagainya. Bentuknya dapat berupa atlas, peta, dan globe.
 Terbitan berkala : Majalah dan Surat Kabar.
Majalah dan surat kabar merupakan terbitan berkala yang juga penting untuk
dikoleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita actual meliputi berbagai aspek
kehiduan manusia. Jenis majalah dan surat kabar yang diadakan hendaknya tetap
mengacu pada nuansa pendidikan, dengan kata lain ia relevan dengan mata pelajaran
yang ada. Jadi, selain bersifat rekreatif ia juga berperan dalam menambah wawasan
para pembacanya.
 Bahan-Bahan Lainnya
Bahan koleksi lain yang juga dapat menjadi koleksi perpustakaan sekolah adalah
bahan mikro dan bahan pandang-dengar (audio-visual). Namun mengingat biaya yang
dibutuhkan tidak sedikit dan keterbatasan kemampuan dalam menggunakannya, tidak
semua sekolah mampu mengadakannya.


Untuk keperluan apakah koleksi yang akan diadakan dapat didayagunakan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus tetap berlandaskan pada tujuan perpustakaan

sekolah. Maka kata “didayagunakan” disini adalah sejauh mana koleksi perpustakaan dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk hal-hal berikut :
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

22

 Menambah hasrat keingintahuan peserta didik
 Membina imajinasi peserta didik
 Memberikan dan menimbulkan inisiatif peserta didik, guru, dan masyarakat luas






untuk memperdalam pengetahuannya
Pengembangan kreativitas pembacanya
Menjadi sumber keterampilan dan kecerdasan
Mengandung unsur estetika yang tinggi
Menumbuhkan kedisplinan yang tinggi

Siapakah pengguna koleksi yang akan diadakan tersebut?
Pengguna koleksi perpustakaan sekolah adanya segenap warga sekolah baik internal
maupun eksternal walauun penekanannya tetap pada warga internal sekolah. Para
pengguna yang dimaksud yaitu :
 Peserta didik
 Guru
 Karyawan
 Wali murid
 Masyarakat sekitar sekolah



Bagaimanakah cara pengadaan koleksi perpustakaan sekolah?
Kegiatan pengadaan koleksi ini melbatka beberapa komponen sekolah, antara lain

guru, kepala sekolah, pengelola perpustakaan, peserta didik, maupun komite sekolah jadi
dimungkinkan. Alat bantu yang dapat digunakan untuk menyeleksi antara lain katalog penerbit,
tinjauan pustaka, resensi buku, GBPP, serta daftar usulan buku. Pengadaan dapat dilakukan
dengan pembelian, hibah, dan tukar-menukar.
Prosedur yang dailalui dalam menyeleksi sampai mengadakan adalah sebagai
berikut:
 Buatlah daftar usulan berupa formulir yang dapat diisi oleh setiap pemakai (misalnya:
peserta didik , guru). Daftar usulan memuat data buku yang meliputi nama pengarang,
judul buku, edisi, tahun, penerbit, jumlah yang diesan serta harga buku. Jika memuat
daftar usulan majalah dan koran, disebutkan juga usulan judul, alamat penerbit, kapan
mulai berlangganan, dan lain sebagainya
 Daftar usulan diserahkan keada pimpinan perpustakaan, kemudian dilanjutkan ke
petugas pengadaan
 Diadakan kegiatan verifikasi terhadap usulan dan judul koleksi yang telah dipilih.
Kegiatan verifikasi meliputi memastikan identitas koleksi dengan alat bantu seleksi,
Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

23

membandingkan usulan dengan koleksi yang telah ada di perpustakaan memastikan
belum dipesannya koleksi yang diusulkan, melihat anggaran yang tersedia, sampai
dengan mengkomunikasikan keputusan yang diambil pada pimpinan perpustakaan
dan kepala sekolah.
Dari sudut tatalaksana, hal-hal yang dipersiapkan dalam rangka pengadaan buku antara
lain Daftar Pesanan yang dibuang rangkat 4. Dua rangkap dikirim ke penerbit. Satu arsi untuk
perpustakaan, dan yang terakhir untuk unit pengusul atau sekolah. Setelah itu ditanyakan juga
tentang bagaimana cara pembayaran yang diinginkan oleh pihak penerbit. Setelah pesanan
sampai di sekolah, pesanan harus diperiksa oleh petugas perpustakaan atau pihak yang ditunjuk
baik dari segi kondisi maupun kecocokan. Jika ada yang tidak berkenan tindak-lanjuti langsung
kepada penerbit.
C. Apa saja yang harus diperbaiki dari Perpustakaan Sekolah
Terlihat dari kekurangan yang ada diatas adalah bagaimana para pengurus atau pengelola
perpustakaan lebih serius menangani sistem yang ada di perpustakaan sekolah. Bagaimana
mengelola perpustakaan agar lebih baik lagi. Ketika para pengelola atau pengurus lebih serius
menanggapi segala kendala yang ada di perpustakaan sekolah maka seiring dengan waktu
perjalanan pelayanan perpustakaan sekolah akan lebih baik lagi. Kita harus melihat pada teori
yang menyebutkan kelebihan perpustakaan di sekolah di atas tadi.
Berikut adalah hal-hal yang harus diperbaiki dari perpustakaan sekolah yang sedang
berjalan :


Pengelola perpustakaan yang tidak serius mengelola perpustakaan, misal :
meninggalkan perpustakaan tidak pada waktunya, kelalaian pustakawan/wati dalam
melayani pengunjung yang datang sehingga membuat pengunjung malas untuk



datang.
Penekanan pada pentingnya perpustakaan sekolah yang terlihat pada tujuannya yaitu




peningkatan mutu pendidikan.
Membudayakan pada peserta didik untuk datang dan belajar di perpustakaan sekolah
Kreatifitas para pengelola dan pengurus perpustakaan untuk meng-update buku-buku
yang ada sehingga para pengunjung perpustakaan tidak bosan untuk membaca.

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

24



Melibatkan siswa dalam pengembangan perpustakaan sekolah.

D. Keputusan soal Perpustakaan Sekolah
Saya rasa untuk mengambil keputusan tentu melihat dari kondisi sekolah dan
kepentingan pembelajaran di sekolah. Untuk secara umumnya tentu perpustakaan sekolah
penting adanya, karena kegunaan dan manfaat dari perpustakaan yang begitu penting untuk
pendidikan. Ini hanya bagaimana sikap kita menanggapi pelayanan yang bermanfaat bukan
hanya untuk seorang saja, tapi untuk siapa saja. Tinggal bagaimana keseriusan para pengelola
dan pengurus yang ada disekolah untuk lebih serius menanggapi segala kendala yang ada pada
perpustakaan sekolah.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perpustakaan sekolah penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai kelebihan
dan sedikit kelemahan dari program pelayanan ini yang sangat profit bagi kemajuan sekolah.
Tinggal bagaimana sikap kita sebagai pengelola dan pengurus perpustakaan sekolah untuk lebih
serius lagi menganggapi segala kendala yang ada di perpustakaan sekolah. Melihat
perkembangan teknologi yang sudah ada sekarang tentu seharusnya lebih mudah untuk para
pengelola dan pengurus untuk mengembangkan perpustakaan yang ada di sekolah.
B. Rekomendasi
Perlu adanya pengetahuan tentang manajemen perpustakaan sekolah yang baik. Perlu
adanya keseriusan untuk mengelola perpustakaan sekolah agar berjalan dengan baik. Guru
sebagai pendidik harus lebih mendidik siswa agar mau belajar dan berkunjung ke perpustakaan
sekolah karena tujuan perpustakaanya tersebut yang sangat baik dan menguntungkan bagi mutu
pendidikan.

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

25

DAFTAR PUSTAKA

Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan
Calon Pendidik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, dan Prosedur, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009)
Darmono, R. Masri Sareb Putra, Manajemen dan Tata kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta :
Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), 2001)
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah, (Bumi Aksara, 1992)

Evaluasi Program, Manajemen Perpustakaan Sekolah dengan Model CIPP

26

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN PROGRAM ACARA CHATZONE(Studi Terhadap Manajemen Program Acara di Stasiun Televisi Lokal Agropolitan Televisi Kota Batu)

0 39 2

Gambaran Persepsi Petugas Kesehatan dan Petugas Kantor Urusan Agama (KUA) Pada Pelaksanaan Program Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Calon Pengantin Wanita di Kota Tangerang Selatan

0 24 95

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat kontemporer Terhadap keputusan menjadi Nasab Bank Syariah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 34 126

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur

10 166 162

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1

Evaluasi dan hasil belajar matematika

15 94 12

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80