Karya Tulis Pemanfaatan Sampah docx

LEMBAR PENGESAHAN
PAPER
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester I
Sekolah Menengah Atas Plus Darussalam
Ciamis Jawa Barat
Oleh :
Rizaldi Amri
NIS : 14.15.110.034

Biro Paper,

Pembimbing,

Dr. Sumadi, M.Ag.

Heni Herlina, S.Sos.

Mengetahui,
Kepala SMA Plus Darussalam


Dr. H. Koko Komaruddin, M.Pd.

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah Swt. karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyesaikan makalah tentang
“Realita Sampah : Fakta Sampah di Pondok Pesantren Darussalam”.
Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak sehingga dapat memperlacar proses
pembuatan paper ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam pembuatan makalah ini.
Diantara mereka yang utama sebagai berikut :
1. Allah Swt. karena atas hidayah-Nyalah penulis bisa mendapatkan kelancaran
dalam menyusun paper ini.
2. Kedua orang tua, serta kakak-kakakku tercinta yang telah memotivasi dan
mendoakan sehingga penulis dapat menyusun paper ini.
3. Bapak K. H. Dr. Fadlil Munawar Mansur, M. S, Pengasuh Pondok Pesantren
Darussalam Ciamis, yang telah berkenan menerima penulis sebagai santri di
kampus tercinta ini.

4. Bapak Dr. K. H. Koko Komaruddin, M.Pd, Kepala Sekolah Menengah Atas
Plus Darussalam Ciamis, yang selalu mendorong memberi semangat dan
motivasi untuk terus belajar.
5. Bapak dan Ibu Dewan guru yang berkenan mengijinkan fasilitas-fasilitas
akademik yang berada di lingkungan sekolah.
6. Ibu Heni Herlina, S.Sos, selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan
paper, berkat arahan, nasihat, dialog keilmuan dan metode penelitian yang
telah dicurahkan kepada penulis.
7. Para narasumber yang telah rela meluangkan waktunya untuk diwawancarai
oleh penulis.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai fakta sampah ini. Penulis

1

juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam karya tulis ilmiah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan karya ilmiah yang telah dibuat ini di
masa mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang

membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga dari paper ilmiah ini tentang “Realita
Sampah : Fakta Sampah di Pondok Pesantren Darussalam” ini dapat diambil
manfaatnya sehingga memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Darussalam,

November 2016
Penulis,

Rizaldi Amri

DAFTAR ISI
2

Kata Pengantar ....................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.

1.4.

Latar Belakang ......................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
Tujuan ...................................................................................................... 2
Metode Penelitian .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.

Pengertian sampah ................................................................................... 3
Santri dan Sampah ................................................................................... 4
Pengelolaan Sampah ................................................................................ 7
Pandangan Islam terhadap kebersihan ......................................................7

BAB II PENUTUP
3.1. Simpulan ............................................................................................... 10

3.2. Saran ...................................................................................................... 10
Daftar Pustaka

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita, jika
mendengar kata sampah yang muncul di benak kita kita adalah setumpuk
barang sisa yang menimbulkan aroma yang tidak sedap sangat menyengat.
Tentu saja hal tersebut sangat mengganggu kehidupan sehari-hari apalagi
ketika sampah di sekitar mulai memberi efek berupa penyakit, bencana
alam dan lain-lain.
Sampah tidak selalu merugikan bagi manusia, namun tidak juga
selalu menguntungkan, tergantung bagaimana cara kita memperlakukan
sampah itu sendiri. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan akan sampah
menjadi pemicu minimnya kepedulian terhadap sampah, mereka tidak tahu
betapa bermanfaatnya sampah bila diolah, sudah banyak teknologi di luar
sana yang memperlakukan sampah bukan hanya sekedar limbah tetapi

menjadi sesuatu berguna yang secara tidak langsung mengurangi dampak
negatif sampah itu sendiri.
Menumpuknya sampah bukan sepenuhnya kesalahan kurang
pedulinya kita terhadap sampah, faktor konsumsi atau sampah yang
dihasilkan oleh kita sendiri adalah salahsatu pemicu menumpuknya
sampah. Apalagi jika tidak diimbangi dengan fasilitas kebersihan yang
memadai, fasilitas kebersihan memang sangat dibutuhkan, di samping
kesadaran akan sampah yang besar harus juga diimbangi dengan fasilitas
yang layak dan memadai.

SMA Plus Darussalam | 1

Faktor lain yang berpengaruh terhadap penumpukan sampah adalah
petugas kebersihan. Walaupun pekerjaan ini sering disepelekan namun
petugas kebersihan adalah salah satu elemen penting dalam siklus sampah.
Bayangkan jika suatu daerah atau lembaga yang besar hanya memiliki
sedikit petugas kebersihan, walaupun memiliki fasilitas sampah yang
memadai penanganan sampah akan kurang maksimal.
Beberapa faktor di atas menunjukan bahwa banyak elemen penting
bagi kelangsungan siklus sampah, termasuk juga yang penulis rasakan di

Pondok Pesantren Darussalam Ciamis ini. Masalah sampah memang
cukup terlihat dan bisa dirasakan di sini, Pondok Pesantren Darussalam
memang memiliki santri yang cukup banyak dan memiliki tingkat
konsumsi yang tinggi terhadap makanan-makanan yang berwadahkan
plastik yang notabennya adalah jenis sampah sulit terurai dengan cepat.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengelolaan sampah di Pondok Pesantren Darussalam?
b. Bagaimana sikap para santri terhadap sampah?

1.3. Tujuan
a. Mengetaui pengolahan sampah di Pondok Pesantren Darussalam.
b. Mengetahui sikap para santri terhadap sampah.
1.4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
dengan pengisian angket (survey), serta berbagai penelitian dari pendapat
beberapa ahli.

BAB II

SMA Plus Darussalam | 2


PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
ekonomis.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan :
1. Sampah Organik
Merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan
penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lainnya.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.
2. Sampah Anorganik
Merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam
tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari
proses industri. Beberapa bahan seperti ini tidak terdapat di alam,
yaitu plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian yang
lain hanya diuraikan secara lambat. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga berupa botol, botol plastik, tas plastik, kaleng dan lainlain.

Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan
asalnya, kertas, koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi
karena kertas, koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah
anorganik lain (misalnya gelas, kaleng dan plastik) sehingga dapat
digolongkan sampah anorganik.

2.2 Santri dan Sampah
Dalam suatu lingkungan tak dipungkiri bahwa sampah adalah
sesuatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, termasuk juga
lingkungan pesantren. Dengan banyaknya jumlah santri di Pondok
Pesantren Darussalam tentu masalah sampah tidak bisa dihindari begitu
saja, santri sebagai pelaku pendidikan yang tinggal 24 jam di asrama dan
SMA Plus Darussalam | 3

kampus membuat sampah lebih menumpuk dibanding dengan sekolah
yang tidak mengusung asrama sebagai rumah sementara selama masa
pendidikan berlangsung.
A. Kesadaran Terhadap Sampah
Pondok Pesantren Darussalam mengajarkan betapa pentingnya
bagi santri menjaga kebersihan dan keindahan di sekitar kampus,

namun tidak semua santri mencerna pengajaran tersebut. Menurut
survei yang dilakukan penulis, 4 dari 10 santri mengaku masih sukar
untuk membuang sampah pada tempatnya, beberapa faktor yang
masuk akal adalah minimnya fasilitas untuk membuang sampah.
Memang seperti yang dilihat di lapangan fasilitas untuk membuang
sampah di Darussalam “agak” kurang, seperti tong sampah yang hanya
disediakan satu untuk berbagai jenis sampah. Umumnya tempat
pembuangan sampah yang digunakan untuk diisi sampah ada 2,
pertama ada tempat pembuangan yang khusus untuk diisi sampah
organik dan yang kedua ada tempat pembuangan yang khusus untuk
sampah jenis anorganik.
Untuk sekelas Pesantren Darussalam dengan fasilitas membuang
sampah seperti itu jelas kurang, perlu adanya penambahan fasilitas
kebersihan sehingga membuat para santri lebih mudah untuk memilah
dan menjaga kebersihan dan keindahan pondok.

B. Dampak Sampah Terhadap Santri
Seperti yang dikatakan tadi di latar belakang, apa efek yang
diberikan sampah kepada kita tentu tergantung bagaimana cara kita
memperlakukan sampah itu sendiri. Tentu santri Darussalam tahu apa

yang harus dilakukan terhadap sampahnya atau sampah daerah
sekitarnya, namun kembali lagi kepada hasil survei 3 dari 10 santri
mengaku terkena efek dari sampah, efek disini berupa santri
terkenanya penyakit dan rasa ketidaknyamanan terhadap aroma
sampah yang memang menumpuk di sekitarnya. Itu disebabkan

SMA Plus Darussalam | 4

perlakuan mereka sendiri terhadap sampahnya, namun dibalik hal itu
juga seharusnya ada peran petugas kebersihan yang harus sigap
terhadap menumpuknya sampah di pembuangan akhir agar tidak
menimbulkan efek negatif bagi para santri.
Dampak sampah bisa lebih daripada itu, beberapa penyakit yang
lebih parah juga bisa menjangkit seperti penyakit diare, kolera, tifus
akan menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum, penyakit
demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
C. Sampah Para Santri
Dengan jumlah santri yang banyak, tentu masalah sampah disini
juga besar. Jumlah penghasilan sampah setiap santrinya berbeda-beda
sesuai kebutuhannya, namun jika dirata-rata penghasilan perkapita
sampah santri Darussalam berjumlah 0,6 kg dengan sampah jenis
pelastik yang mendominasi. Sampah jenis plastik memang paling
banyak di Darussalam, itu dikarenakan hampir semua jenis jajanan
menjadikan plastik sebagai wadahnya. Tak heran, bila sampah plastik
menjadi jenis sampah yang paling menggangu ditambah lagi dengan
sifatnya yang sulit terurai membuat penanganan jenis sampah ini harus
berbeda.
Selain sampah plastik, sampah kertas juga banyak penghasilnya,
hal tersebut menjadi lumrah yang memang notabennya Pondok
Pesantren Darussalam adalah

wilayah pendidikan, bukan hanya

digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar kertas juga sering
digunakan para pedagang sekitar kampus untuk membungkus barang
dagangannya. Tak seperti sampah plastik yang perlu waktu yang lama
untuk terurai sampah jenis kertas tak begitu mengganggu bila
berserakan atau dibuang sembarangan, walaupun memang membuat
pemandangan sedikit kurang indah tapi dengan sifatnya yang mudah
lebur sampah kertas tak begitu diperhatikan.
D. Peran Santri dalam Pengolahan Sampah

SMA Plus Darussalam | 5

Peran santri dalam hal kebersihan memang harus dilakukan,
wajib hukumnya santri untuk merawat keindahan dan kebersihan
pondoknya, karena jika bukan santri, siapa lagi yang akan melakukan?
Semua upaya ditujukan agar para santri untuk ikut serta berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan yang bersih di lingkungan pesantren
dan meminimalisir efek negatif sampah.
Santri pondok pesantren Darussalam memang sudah menyadari
akan hal tersebut karena memang dari seluruh perangkat Darussalam
termasuk jajaran pimpinan dan pengasuh sering menyerukan dan
mensosialisasikan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
Pondok Pesantren Darussalam, para santri mepraktekannya dengan
cara Seperti :
1. Pelaksanaan piket harian bagi penghuni kamar masingmasing.
2. Penberian denda bagi para santri yang ketahuan membuang
sampah sembarangan.

2.3 Pengelolaan Sampah
A. Fasilitas kebersihan
Dalam upaya peningkatan mutu kebersihan, menjaga kebersihan
di kampus sangatlah penting agar terciptanya sebuah lingkungan
pondok yang bersih, asri dan nyaman. Hal tersebut harus diikuti
dengan sarana dan prasarana kebersihan yang memadai. Begitu juga
para santri harus bisa menjaga fasilitas-fasilitas kebersihannya seperti
juga halnya mereka menjaga kebersihan lingkunganya agar menjadi
indah.
Fasilitas kebersihan di Darussalam memang masih jauh kepada
kata sempurna, namun atas dasar kesadaran para santri terhadap
kebersihan membuat hal tersebut seakan sempurna. Ditambah lagi para
pimpinan dan dewan guru yang selalu mengingatkan akan pentingnya
kebersihan membuat para santri lebih bersemangat dalam menjaga
kebersihan.

SMA Plus Darussalam | 6

B. Petugas kebersihan
Sering dianggap pekerjaan yang sepele petugas kebersihan
memang jarang diperhatikan, namun ketika sampah mulai menumpuk
dan petugas kebersihan tidak ada mereka mulai kehilangan. Sama
halnya ketika sebuah daerah yang hanya memiliki petugas kebersihan
yang sedikit membuat pembersihan sampah kurang maksimal.
Darussalam juga hanya memiliki sedikit petugas kebersihan
yang aktif, dengan luasnya daerah Pondok dan nama besar Pesantren
Darussalam hal tersebut menjadi tidak wajar. Seharusnya dengan
luasnya daerah Pondok maka harus semakin banyak juga petugas
kebersihan yang diperkerjakan.

2.4 Pandangan Islam Terhadap Kebersihan
Dalam ajaran Islam diwajibkan kepada umatnya untuk hidup
bersih, suci. Bersih adalah dasar peraturan Islam, coba anda lihat
bagaimana Islam mensyaratkan orang yang akan melakukan shalat,
secara jasmaniah Islam menganjurkan kebersihan, misalnya wudu di
lakukan paling sedikit 5 kali sehari semalam, dan pada waktu setiap
hari kita membersihkan anggota badan itu sebanyak 15 kali. Jadi, bila
wudhu itu dilakukan dengan baik dan benar, maka setiap muslim pasti
bersih, tangannya bersih, mulutnya bersih, mukanya bersih dan
seterusnya. Ditinjau dari segi batiniyah anggota badan yang dibasuh
pada waktu wudu mengandung makna isyarat atau lambang
kebersihan batin, misalnya mulut dibersihkan agar tidak berkata
jorok/kotor, memfitnah, khianat, takabur, dan seterusnya,

tangan

dibersihkan agar tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif seperti
mencuri, memukul orang dan sebagainya.
Kebiasaan hidup bersih bagi umat islam telah diterapkan dalam
Al-Qur’an surah Al-Baqarah, 2: ayat 222 yang berbunyi:

‫ب ال لممتطططرههررين‬
‫ب التهط ه طواربيطن طوي مرح هم‬
‫رإ ه طن الل ه ططه ي مرح هم‬
Artinya:

SMA Plus Darussalam | 7

“........Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan
orang-orang yang suci” (Q.S. Al-Baqarah, 2:ayat 222)
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk hidup bersih dan
sehat, baik badannya, pakaiannya, tempat tinggal, dan bersih jiwanya.
Dalam diri yang baik dan bersih akan nampak pribadi yang menarik
dan mengesankan dalam pergaulan sehari-hari, dan akan menjadi
teladan dimanapun. Orang yang ebrsih jiwanya akan keluar kata-kata
yang baik dan bermakna, jauh dari sifat dengki, iri, munafik, takabur
dan sebagainya. Semua tutur katanya akan menjadi panutan. Amal
yang diperbuat selalu mencerminkan rasa ikhlas dan juga semua
perbuatannya didasarkan karena Allah SWT.
Islam mengajarkan dalam kehidupan sehari-hari agar hidup
bersih dan sehat baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
masyarakat.
1. Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal
Kita harus menjaga kebersihan di tempat tinggal kita, agar
tetap bersih dan indah. Tidak kalah pentingnya lingkungan tempat
tinggal kita, seperti selokan, halaman rumah, dan lain-lain. Tempat
tinggal dan lingkungannya harus selalu dijaga, dirawat dengan baik
serta teratur sehingga menjadi lingkungan yang bersih dan sehat.
2. Kebersihan di Lingkungan Sekolah
Tidak akan merasa enak dan tenang apabila di lingkungan
selalu kotor, bau tak sedap dan sebagainya. Oleh karena itu kita
wajib menjaga kebersihan kelas, seperti dinding, meja, kursi,
jendela dan lain-lain. Setiap kelas harus selalu dibersihkan, akan
tetapi membersihkan dalam kelas dan lingkungannya bukan
menjadi tanggung jawab tukang kebun saja, tetapi kebersihan
sekolah

menjadi tanggung

jawab seluruh

warga

sekolah.

Lingkungan yang bersih dan sehat membuat proses belajar
mengajar lancar, dan tidak terganggu.
3. Kebersihan di Tempat Ibadah

SMA Plus Darussalam | 8

Mushala atau masjid adalah tempat-tempat ibadah yang suci
dan disucikan oleh orang Islam, karena tempat tersebut adalah
untuk beribadah kepada Allah Swt. Selain itu, tempat-tempat itu
juga digunakan untuk pengajian, diskusi, dan kegitan lain yang
berhubungan dengan kegiatan Islam lainnya. Untuk itu tempattempat ibadah harus dijaga kebersihannya dari najis dan kotoran.
Menjaga tempat-tempat ibadah bukan saja tanggung jawab remaja
masjid, tapi seluruh umat Islam wajib menjaga masjid beserta
lingkungannya tetap bersih dan sehat.

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Sampah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia.
Banyaknya sampah berbanding lurus dengan konsumsi manusia terhadap
suatu barang,

makin tinggi tingkat konsumsi manusia terhadap suatu

barang, makin tinggi pula produksi sampah. Begitu pula tingkat sampah di
Pondok Pesantren Darussalam, prilaku santri yang konsumtif membuat
sampah menumpuk dimana-mana. Ditambah lagi kurangnya pemahaman
mengolah sampah menjadi salah satu faktor menumpuknya sampah di
Pondok Pesantren Darussalam. Selain itu, faktor lainnya adalah petugas
pembuangan akhir yang tidak sepadan dengan populasi santri yang ada di
Pondok Pesantren Darussalam dan luasnya lingkungan pondok membuat
pembersihan sampah kurang maksimal.
3.2. Saran

SMA Plus Darussalam | 9

Penulis menyarankan beberapa hal kepada Pondok Pesantren
Darussalam dalam bidang kebersihan, diantaranya :
 Penambahan petugas pembuangan akhir di pondok agar dalam



proses pembersihanya lebih maksimal.
Perawatan fasilitas kebersihan.
Menambah tong sampah organik dan non-organik agar pemilahan



sampah lebih mudah.
Membuat bank sampah dengan menjadikan para santri sebagai
petugasnya.

Daftar Pustaka
http://ahmadqushayalbarra.blogspot.co.id/2013/04/kebersihan-dalampandangan-islam.html
http://wikipedia.com
http://google.co.id

SMA Plus Darussalam | 10

Riwayat Hidup
Rizaldi Amri lahir di Mangunjaya Ciamis Jawa Barat
pada tanggal 17 Oktober 1998. Penulis merupakan anak ke-3
dari pasangan Bapak Amir Syarifudin dan Ibu Neni Ruhaeni.
Kakak pertama penulis bernama Mira Fitriyani yang sudah
berstatus istri dari seorang kepala apoteker dan kakak kedua
dari penulis bernama Irma Yuliani yang berprofesi sebagai
guru di SMP Negeri 1 Mangunjaya. Berkat doa, kasih sayang dan didikan dari
orang tua penulis dapat menjadi seperti sekarang ini.
Biografi Lengkap :
Nama
: Rizaldi Amri
Tempat tanggal lahir : Ciamis, 17 Oktober 1998
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat asal
: Ds. Mangunjaya RT/RW 02/01, Kec. Mangunjaya, Kab.
Alamat domisili

Pangandaran Jawa Barat
: Jl. K.H. Ahmad Fadlil II Pondok Pesantren Darussalam, Ds.
Dewasari, Kec. Cijeungjing, Kab. Ciamis, Jawa Barat

SMA Plus Darussalam | 11

Riwayat pendidikan :
1.
2.
3.
4.

TK KENCANA Mangunjaya (2004-2005)
SD NEGERI 3 Mangunjaya (2005-2011)
SMP Negeri 1 Mangunjaya (2011-2014)
SMA Plus Darussalam Ciamis (2017-sekarang)

SMA Plus Darussalam | 12

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

PESAN SOSIAL DALAM FILM (Sebuah Analisis Isi pada Film Me vs High Heels Karya Pingkan Utari)

0 45 2

"REPRESENTASI BUDAYA JEPANG DALAM FILM MEMOIRS OF A GEISHA"(Analisis Semiotika pada Film Memoirs Of a Geisha Karya Rob Marshall)

11 75 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

CITRA PEREMPUAN BERCADAR DALAM FILM (Analisis Semiotika Pada Film Khalifah Karya Nurman Hakim 2011)

2 44 53

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya Teknologi yang Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013

6 77 175

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Kolokial Bahasa Inggris Dalam Novel A Diary OF Wimpy Kid Karya Jeff Kinney Dan Terjemehannya Diary Bocah Tengil

4 132 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60