Tubuh Perempuan Dalam Budaya Kpop Sebaga

Proceeding Konferensi Internasional Feminisme:
Identitas Intersekting, Agensi dan Politik
22-24 September 2016

Tubuh Perempuan Dalam Budaya Kpop Sebagai Komoditi Kapitalis
(Studi Literatur Tubuh Perempuan Sebagai Komoditi Kapitalis)

Nurdini Tsabitul Chusna
Pascasarjana Ilmu Komunikasi, Riset dan Pengembangan Teori Komunikasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta
[email protected]
Abtraksi
Trend musik Korea saat ini sedang melanda seluruh dunia dan sangat
populer terutama dikalangan remaja. Salah satunya adalah fenomena
video klip girl group Kpop yang sering menampilkan tubuh dan kecantikan
perempuan. Untuk menganalisisnya digunakan analisis literatur, sehingga
dapat menjelaskan fenomena yang terjadi dengan lebih mendalam
dengan kerangka teori feminisme patriarki dan tubuh perempuan sebagai
objek dalam media. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
bahwa perempuan yang dihadirkan dalam video klip musik girl group

Kpop menunjukan bahwa tubuh dan kecantikan perempuan adalah hal
yang paling menonjol ditunjukan dan hal tersebut menjadi komoditi
kapitalis yang berpengaruh dalam perkembangan musik Korea, sehingga
tubuh dan kecantikan perempuan hadir untuk menyenangkan orang lain
dalam
sudut
pandang
laki-laki.
Objek
seksualitas
tersebut
direprsentasikan dengan menampilkan bagian tubuh perempuan yang
erotis seperti bagian panyudara perempuan, pantat, dan tungkai kaki dan
juga kecantikan perempuan dengan menunjukan glamoritas.
Kata kunci: Studi literatur, Objek seksualitas, Feminisme, Korean Pop
Abstract
Trend Korean music befalls the world recently and very popular among
adolescents. One of them is Kpop girl group clip video phenomenon often
featuring woman’s body and beauty. To analyze it, literature analysis was
conducted in order to describe the phenomenon occurring more in-depth

in patriarchic feminism theory and woman body as object in media. The
conclusion that could be drawn from this research was that the woman
presented in Kpop girl group music clip video showed that woman’s body
and beauty is something featured most prominently and it became
capitalistic commodity affecting the development of Korean music, so that
woman’s body and beauty were present to please others in man’s
perspective. Such the sexuality object was represented by featuring

woman’s erotic body part such as breast, buttock, and lower limb, and
woman’s beauty by featuring glamour.
Keywords: Literature Study, Sexuality Object, Feminism, Korean Pop

PENDAHULUAN
Budaya global akan muncul ketika budaya massa dikenal dan menjadi
bagian dari masyarakat global. Budaya massa sendiri dipengarui oleh
budaya populer. Budaya populer banyak berkaitan dengan masalah
keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang, seperti film, musik,
seni tari, buku, program acara dan lain-lain. Budaya populer menjadi
perdebatan dalam antara kalangan kaum konservatif yang mengatakan
bahwa budaya populer akan mengikis budaya tradisional yang disebutnya

sebagai peradaban berharga, sedangkan kalangan neokonservatif
memandang bahwa budaya populer akan menuntun pada perkembangan
budaya. Akan tetapi ditengah perdebatan tersebut budaya populer
semakin kuat dan berpengaruh besar pada manusia. Menurut Ben Angger
dalam Bungin (2003:101) menyebutkan bahwa budaya populer sangat
mempengaruhi kelompok muda dan menjadi pusat ideologi masyarakat
dan kebudayaan.
Salah satu budaya populer yang menjadi budaya global adalah Korean
Wave (gelombang Korea) atau bisa juga disebut dengan Hallyu.
Gelombang korea yang mendunia ini menjadi suatu fenomena yang
menarik karena muncul dan langsung dapat diterima oleh kalangan muda
hampir diseluruh dunia. Fenomena budaya korea yang dapat diterima oleh
masyarakat dunia dibuktikan dengan banyaknya konser musik korea yang
tiketnya terjual habis dalam waktu singkat. Pada tahun 2013 misalnya
situs web kapanlagi.com mencatat bahwa tiket konser VIP untuk group
musik korea U-Kiss di San Fransisco terjual habis dalam waktu 30 detik
(kapanlagi.com, 2013).
Bigbang juga berhasil mendapatkan penghargaan best worldwide act di
ajang MTV European Music Award pada tahun 2014 lalu (koreanindo.com,
2014). Tidak hanya sampai disitu, ditahun 2015 konser musik korea juga

masih diminati oleh masyarakat dunia, terbukti dari berita dari
wowkeren.com yang mengutip dari the New York Times, menyebutkan
bahwa konser bigbang adalah konser musik korea tersukses di Amerika
Konser Big Bang membuktikan bahwa pengaruh dari Amerika telah
menurun di industri musik dengan power dari band Asia yang semakin
besar.
Tidak hanya sukses menggelar konser, musik korea juga berhasil
menembus chart billboard amerika, seperti yang diberitakan pada
kpopchart.net yang memberitakan bahwa group korea EXO berhasil
menembus chart billboard amerika dengan penjualan album sebanyak
6000 eksemplar, dan ini menjadi angka penjualan terbaik untuk musik

Proceeding Konferensi Internasional Feminisme:
Identitas Intersekting, Agensi dan Politik
22-24 September 2016

Asia dipasar Amerika. Tidak hanya sampai disitu, para musisi korea pun
juga telah banyak berkolaborasi dengan musisi dari barat, seperti 2NE1
yang berhasil berkolaborasi dengan Will.i.am dalam lagu berjudul Take On
The Word.

Artis-artis korea yang sekarang dikenal dunia tidak lepas dari
perusahaan entertainment korea yang mengorbitkan mereka. Di korea
banyak sekali perusahaan entertainment yang mengasah bakat hingga
mereka dapat dikenal oleh masyarakat, ada tiga perusahaan
enetertaiment korea yang sangat berpengaruh dalam industri hiburan
korea yaitu SM Entertaiment, YG entertainment, dan juga JYP
entertainment. Ketiga perusuhaan tersebut telah berhasil mengorbitkan
artis hingga dikenal diseluruh dunia dan menjadi ikon budaya popular
korea seperti BoA, PSY, Bigbang, 2ne1, Super Junior, SNSD dan lainnya.
Selain musik korea yang mendunia, drama dan film korea pun juga
diminati dan dapat diterima oleh dunia. Drama korea mulai dikenal dan
diminati oleh dunia sejak kemunculan drama endless love (autumn in my
heart) yang muncul pada tahun 2000. Drama yang dibintangi oleh Song
Seung-heon, Song Hye-kyo and Won Bin ini berhasil membawa budaya
korea dikenal dunia. Seri ini sangat sukses di Korea Selatan, rata-rata
peringkat pemirsa dari 38,6% dan mencapai pemirsa puncak 46,1%.
Selain sukses di negeri sendiri, serial drama korea ini juga berhasil
disiarkan ulang dibeberapa negara seperti Singapura pada tahun 2001,
Indonesia pada tahun 2002, Filipina pada tahun 2003 dan Sri Lanka dan
Meksiko pada tahun 2007, drama ini juga ditayangkan di Mongolia,

Malaysia, Nepal, Puerto Rico, Mesir, Peru, Thailand, dan Hong Kong. Di
Filipina drama ini kembali disiarkan-beberapa kali dan mendapat rating
pemirsa dari puncak 39,7% pada tahun 2003, menempatkannya di antara
sepuluh rating tertinggi drama Asia. Hal ini juga dapat dianggap sebagai
pelopor dalam seri melodramatis Korea, dan menjadi pelopor trend korea
yang sering disebut sebagai "Korean Wave".
Kesuksesan drama endless love ini juga diikuti oleh drama-drama korea
lainnya seperti Sassy Girl Chunhyang, Full House Secret Garden, Man From
Another Star, dan lainnya. Film korea pun juga mulai mendapat perhatian
dunia dengan film berjudul The Thieve yang release pada tahun 2012 dan
berhasil menembus box office dengan keuntungan US$86,655,225 ini
merupakan kesuksesan film korea yang bisa realese secara internasional
di Toronto International Film Festival 2012 di Amerika utara. Kesuksesan
film korea juga diikuti oleh film korea lainnya seperti Screatly Greatly, Miss
Granny, Ode To My Father dan lainnya.
Peran New Media Dalam Penyebaran Budaya Korea
Baran (2011) mengartikan komunikasi massa sebagai proses
menciptakan kesamaan arti antara media massa dengan khalayak. Dalam
proses komunikasi massa akan ada proses timbal balik yang terjadi antara
komunikator dengan komunikan. Hal tersebut dapat dilihat dalam model


komunikasi yang dikemukakan oleh Schramm yang menyatakan bahwa
terjadi encoding dan decoding dan interpretasi pesan atau informasi yang
diterima dan menimbulkan efek timbal balik yang tidak langsung atau
tertunda. Timbal balik tertunda atau yang disebut dengan timbal balik
inferensial ini terjadi ketika komunikator terlambat dalam menerima pesan
balasan dari komunikan, atau bisa juga dikatakan bahwa komunikator
tidak hanya berkedudukan sebagai penyampai pesan melainkan juga
sebagai penerima pesan. Begitu juga dengan komunikan juga bisa
menjadi komunikator. Timbal balik yang merupakan hasil dari interpretasi
khalayak tersebut tersebut bisa berupa kritik ataupun hal yang
bermanfaat dan bisa memajukan penyampai pesan (komunikator).
Timbal balik tersebut merupakan hasil dari interpretasi khalayak.
Interpretasi yang dilakukan dalam komunikasi massa berbeda antara satu
individu dengan lainnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan yang
dimiliki oleh setiap individu berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Pengetahuan yang dimiliki setiap individu akan membentuk interpretasi
yang berbeda yang bisa memunculkan pertentangan ataupun bisa juga
relevan dengan isi pesan.
Komunikasi massa yang terjadi tentunya tidak akan lepas dari peran

media massa sebagai media dalam penyampaian pesan. Media massa
merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran
informasi secara massal yang tidak dikonsumsi secara pribadi (Bungin,
2003). Selain itu media massa juga merupakan institusi yang berperan
sebagai agent of change yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Oleh
karena itu media massa memiliki peran yaitu sebagai media
pembelajaran, media untuk memperoleh informasi, dan media massa
sebagai media hiburan.
Media massa dewasa ini tidak hanya televisi, koran, majalah, radio saja,
melainkan muncul media baru (new media) akibat dari ditemukannya
internet. Seperti yang diungkapkan Tamburaka (2013) yang menyebutkan
bahwa internet merupakan perubahan besar dalam media massa. Internet
menjadi salah satu media massa yang dewasa ini lebih banyak digunakan
untuk mendapatkan informasi untuk mendapatkan pengetahuan ataupun
hiburan.
Globalisasi banyak dipengaruhi oleh new media. Hal ini dikarenakan
new media menjadi salah satu media massa yang bisa menghubungkan
satu individu yang berbeda negara dengan lebih mudah atau bisa
dikatakan bahwa melali new media akan terbentuk global vilage.
Globalisasi sendiri dapat diartikan sebagai proses mendunia bisa berupa

produk, pemikiran ataupun aspek budaya lainnya. globalisasi bisa terjadi
melalui media massa khususnya new media karena dapat dengan mudah
diakses oleh setiap individu dimanapun dan kapanpun. Selain itu melalui
new media globalisasi menjadi lebih mudah diterima oleh setiap orang
dimanapun karena dapat dikemas dengan cara yang lebih menarik bisa
berupa gambar, suara, dan video.

Proceeding Konferensi Internasional Feminisme:
Identitas Intersekting, Agensi dan Politik
22-24 September 2016

Melalui komunikasi massa yang disampaikan melalui media massa juga
bisa bisa mengakibatkan transformasi budaya. Transformasi budaya
terkait dengan memunculkan budaya global dalam masyarakat. Hal ini
dikarenakan bahwa perubahan-perubahan budaya yang disebabkan
karena perkembangan telematika menjadi perhatian utama semua
masyarakat di dunia. Transformasi budaya ini akan mengikutsertakan
fungsi hiburan sebagai bagian penting karena fungsi hiburan dalam
komunikasi massa saling mendukung fungsi-fungsi lainnya dalam proses
komunikasi massa (bungin, 2003).

Dikenalnya budaya popular korea oleh dunia karena masyarakat
dengan mudah mengakses budaya popular korea melalui internet. Banyak
perusahaan hiburan korea melakukan promosi dengan menggunakan
internet melalui situs jejaring sosial ataupun web resmi sehingga
masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya. Penggunaan internet
untuk mempromosikan budaya korea ini sangatlah berhasil banyak
masyarakat yang mulai menyukai sampai menjadi trend di seluruh dunia.
Situs web resmi mereka pun di desain dengan menarik dan menggunakan
bahasa inggris sehingga dengan mudah diakses oleh setiap orang.
Selain menggunakan media blog, industry hiburan korea juga
menggunakan jejaring sosial dan berbagi untuk mempromosikan budaya
popular
mereka.
Seperti
menggunakan
akun
youtube
untuk
mempromosikan lagu dan artis mereka. Perusahaan hiburan korea
membuat akun official di youtube yang digunakan untuk promosi lagu

dalam bentuk video musik, ataupun dengan mengupload konser artis
mereka sehingga mudah ditemukan oleh setiap orang di seluruh dunia.
Hal tersebut terbukti dari banyaknya orang yang mengikuti akun official
youtube perusahaan hiburan korea, salah satunya adalah akun youtube
SM entertainment official. Akun official SM entertainment telah diikuti oleh
7,450,467 orang, hal ini sangatlah besar untuk sebuah akun perusahaan
hiburan asia. Selain dua media sosial tersebut, perusahaan-perusahaan
hiburan korea juga memiliki akun jejaring sosial lain seperti facebook,
instagram dan twitter hal ini membuktikan bahwa perusahaan hiburan
korea menggunakan new media untuk mempromosikan produk hiburan
mereka karena masyarakat sekarang lebih sering menggunakan internet
dibandingkan dengan televise ataupun radio.
Penggunaan new media yang dilakukan oleh industry hiburan korea ini
berdampak besar pada dikenalnya budaya popular korea serta
meningkatkan income negara korea. Seperti yang yang telah diunggapkan
oleh Bungin (2003) bahwa Pemahaman mengenai penggunaan media
yang menyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan
perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan
media disini memiliki banyak arti, tidak hanya tentang individu yang
menggunakan media melainkan juga tentang perusahaan ataupun
kelompok yang menggunakan media untuk promosi ataupun menyiarkan
suatu informasi.

Perusahaan hiburan korea menggunakan new media untuk
mempromosikan produk mereka mengerti bahwa masyarakat akan
semakin tergantung dengan internet untuk memperoleh informasi dan
new media akan lebih banyak digunakan untuk menghubungkan antar
negara sebab inilah yang kemudian memunculkan harapan kepada
perusahaan hiburan tersebutagar memperoleh pemasukan yang banyak.
Tidak hanya berdampak pada perusahaan hiburan saja. Negara korea pun
akan memperoleh keuntungan dengan dikenalnya tempat-tempat di korea
yang bisa dinikmati oleh turis asing ini pun berdampak besar pada income
negara.
Kontruksi Tubuh Perempuan Dalam Budaya Korean Popular
Salah satu budaya popular korea yang diperkenalkan melalui media
adalah musik popular korea, hal tersebut dapat dilihat bahwa musik
popular korea dapat dengan mudah memiliki tempat tersendiri bagi
penikmat musik. Hal tersebut dapat terbukti dengan digelarkan beberapa
konser musik group korea di mancanegara. Selain itu, video musik korea
ini dapat dengan mudah kita temukan pada account official perusahaan
entertaiment yang menangui mereka di media sharing video Youtube.
Kemunculan video musik yang dapat diakses dengan mudah ini pun
memunculkan girl group korea dengan menampilkan tubuh ideal yang
dimiliki. Kemunculan girl group korea dengan tubuh ideal ini menjadi
sebuah kontruksi tubuh perempuan dalam budaya korea yang cukup
menarik karena bentuk tubuh dan kecantikan ideal yang mereka
tampilkan cenderung sama antara setiap perempuan yakni, bertubuh
langsing dengan kaki jenjang dan berkulit putih.
Media yang menampilkan tubuh perempuan yang ideal adalah yang
langsing, dengan kaki jenjang dan kulit putih ini menjadikan perempuan
sebagai sebuah fantasi bahwa perempuan yang sempurna adalah yang
memiliki tubuh sexy dan berwajah cantik. Para girl group korea tersebut di
kontruksi untuk ditampilkan sebagai perempuan ideal dengan tubuh dan
kecantikan yang telah distandartkan kepada mereka. kontruksi citra
perempuan ideal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap penilain dan
anggapan masyarakat khususnya para penggemar mereka yang
menuntut mereka untuk tetap tampil sempurna dalam keadaan apapun.
Selain itu tuntutan agensi mereka untuk memiliki tubuh ideal dan wajah
cantik tersebut menjadikan tubuh perempuan anggota group tersebut
tereskploitasi.
Eksploitasi tubuh perempuan yang dituntut untuk tampil sempurna
tersebut menjadikan muncul permasalahan sosial yang secara tidak kita
sadari hadir dalam sebuah buadaya yang popular khususnya dikalangan
remaja sekarang. Para girl group ini dijadikan sebuah representasi tubuh
ideal yang harus dimiliki oleh perempuan, hal inilah yang memunculkan
sebuah keinginan perempuan lainnya untuk memiliki tubuh yang ideal
layaknya girl group Korea dengan menggunakan produk-produk
kecantikan yang menjanjikan kecantikan dan tubuh ideal yang mereka
harapkan.

Proceeding Konferensi Internasional Feminisme:
Identitas Intersekting, Agensi dan Politik
22-24 September 2016

Eksploitasi tubuh perempuan dalam budaya popular Korea juga
ditampilkan sebagai objek seksualitas dalam media. Eksploitasi
seksualitas tersebut ditampilkan dengan menampilkan sudut pengambilan
gambar kamera yang secara berlebihan menyoroti bagian tubuh
perempuan seperti bagian panyudara, paha, dan pantat perempuan. Hal
tersebut menjadikan tubuh perempuan dalam media menjadi objek
seksualitas.
Perempuan sebagi objek seksualitas dalam media diartikan bahwa
seksualitas perempuan telah dikomersilkan dalam sudut pandang laki-laki.
Seksualitas laki-laki sendiri dapat dibicarakan dan diekspresikan sebagi
hal yang normal dan alamiah, hal tersebut adalah natural saat dibicarakan
dalam media. Akan tetapi berbeda dengan seksualitas perempuan,
perempuan cenderung digambarkan sebagai mahkluk tanpa memiliki
hasrat seksual dan seksual mereka dibentuk untuk memuaskan laki-laki.
Media yang merepresentasikan tubuh perempuan ideal memiliki makna
dalam setiap isi yang ditampilkan. Makna yang diproduksi media akan
diterima oleh khalayak media. Menurut Burton (2008), Dalam pandangan
Marxis tentang media berpendapat, bahwa media merepresentasikan nilai
dan kepentingan orang-orang yang memiliki kekuasaan. Burton juga
menyebutkan, mereka yang menjalankan media memiliki kepentingan
untuk menghasilkan keuntungan dari apa yang mereka sajikan di media.
Dalam teori feminis Marxis, perempuan dijadikan moda utama untuk
meningkatkan hasil produksi. Hal ini terkait dengan media bahwa
perempuan dalam media dikomersialkan dalam sudut pandang laki-laki.
Menurut Bungin (2003), secara global struktur muatan isi media massa
pada umumnya belum secara seimbang merespon kepentingan
perempuan. Isi dalam media massa umumnya memberitakan ruang publik
dalam sudut pandang laki-laki. persoalan isi media tentang perempuan
menjadi penting ketika menyangkut sisi-sisi tubuh perempuan, akan tetapi
makna pemberitaan yang hadir menjadi konsusmsi laki-laki. Dalam
prespektif feminis tentang media dan masyarakat tertarik kepada
bagiamana
media
merekontruksi
pandangan-pandangan
tentang
perempuan (Burton, 2008).
Dalam Ollenburger (1996), mengungkapkan bahwa feminis Marxis
beranggapan bahwa kapitalisme atau penindasan kelas merupakan asal
dari penindasan perempuan. Dalam hal ini, perempuan yang menjadi
objek seksualitas menjadi sangat terkait dengan kapitalisme yang
menguasai perempuan dalam kedudukan yang direndahkan. Perempuan
dituntut memamerkan bagian-bagian tubuh mereka yang bersifat sensual
kepada khalayak, sehingga tubuh perempuan tidak menjadi tubuh mereka
sendiri melainkan sebagai objek.
Sistem kapitalis yang menjadikan tubuh perempuan menjadi suatu hal
yang dapat mendatangkan keuntungan bagi kaum kapitalis. Ollenburger
(1996) menyebutkan bahwa feminis Marxis dipengaruhi sistem kapitalis

yang sangat patriaki yang menjadikan perempuan menjadi salah satu
moda komoditi yang mudah di dapat dengan harga rendah, akan tetapi
dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar.
Perempuan dalam media yang ditempatkan sebagai objek ini
diperlihatkan dengan kode visual seksualitas yang diperlihatkan dengan
keglamoran. Semakin banyaknya kode visual dari seksualitas ini disebut
sebagai paraseksualitas (Rogers, 1996). Seksualitas yang mencakup
glamoritas tubuh ini menampilkan perempuan sebagai objek yang glamor.
Rogers menyebutkan (1996: 174), Keglamoran adalah sebentuk
representasi seksual yang sangat mudah ditemui dalam media akan tetapi
hal tersebut tidak mudah untuk ditemui dalam realitasnya. Keglamoran
perempuan ini ditunjukan dengan penampilan yang seperti Barbie. Barbie
memperlihatkan sosok boneka perempuan yang glamor dan paraseksual.
Paraseksualitas dicirikan dengan kontruksinya sebagai objek glamor yang
tampak secara publik, namun hal tersebut hanyalah sebuah fiksi yang
dibentuk oleh media untuk menarik khalayak.
Keglamoran yang merupakan bagian dari seksualitas ini ditunjukan
dengan tubuh yang ramping, berambut panjang, kulit putih, dengan
bentuk wajah kecil dan mata besar. Bentuk tubuh yang disimbolkan Barbie
ini menampilkan sisi keseriusan dan juga kesantaian. Bentuk tubuh ini
diciptakan namun juga sebagai objek permainan yang menyenangkan
dengan memakaikannya pakaian berwarna-warni dan gemerlapan sampai
pemakaian tindik dan tattoo pada tubuh (Rogers, 1996:175).
Pemusatan seksualitas kepada laki-laki menyebabkan seksualitas
perempuan dimaknai dan ditandai sebagai sesuatu untuk seksualitas lakilaki dan bukan dalam perspektif yang melihat seksualitas perempuan
(Priyatna, 2006: 293). Dalam perkembangannya seksualitas dalam media
tidak hanya berupa gambar ataupun suara, melainkan juga dalam hal
gerak tubuh, dan pakaian. Perempuan dalam media menjadikan diri
mereka menarik hasrat laki-laki dengan mempertontonkan lekuk tubuh
dengan gerakan mengarah pada aktifitas seksual, hal tersebut seolah
menjadi tontonan yang menarik tanpa memperhatikan isi dari media itu
sendiri. Kehadiran perempuan dalam media melalui sudut pandang lakilaki hadir menjadi bagian dari representasi realitas sosial masyarakat,
bahwa perempuan selalu menjadi subordinat kebudayaan laki-laki. oleh
karena itu perempuan yang di hadirkan dalam media tetap menjadi
“perempuannya lelaki” (Bungin, 2003: 131).
Perempuan dijadikan alat untuk menarik konsumen suatu produk baik
jasa maupun dalam karya seni. Hal ini sesuai dengan pemikiran dalam
teori feminis Marxis, teori ini menjelaskan bahwa wanita adalah pekerja
utama dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan laki-laki merupakan
seseorang yang memegang hak produksi. Laki-laki lebih memiliki
kekuasaan produksi sehingga dapat memperkerjakan wanita dengan
bayaran yang rendah.
Feminis Marxis memiliki sudut pandang bahwa, produksi ditangan pria
sedangkan perempuan hanyalah sebagai pekerja. Perempuan tidak

Proceeding Konferensi Internasional Feminisme:
Identitas Intersekting, Agensi dan Politik
22-24 September 2016

memegang kendali produksi, melainkan mereka dipekerjakan untuk
memenuhi target produksi tersebut. Laki-laki menjadi pemimpin dari
kaum perempuan, dan perempuan di posisikan sesuai dengan gender
mereka dalam masyarakat yang harus memiliki sifat feminim. Begitu pula
dengan media menggunakan perempuan untuk menarik para konsumen
untuk meningkatkan hasil produksi mereka. Tubuh perempuan untuk
menarik konsumen ini dikomersialkan dalam sudut pandang laki-laki.
media menggunakan sudut pandang laki-laki dalam menampilkan
perempuan. hal tersebut digunakan oleh media untuk menarik khalayak
untuk menikmati produk yang media tayangkan.
Lalu, bagaimanakah perempuan ditampilkan dalam budaya popular
Korea khususnya dalam penulisan ini penulis akan lebih memfokuskannya
kepada kemunculan perempuan pada video klip musik Korea dan drama
Korea yang menjadi salah satu media yang berperan besar pada
dikenalnya budaya popular korea di Indonesia khususnya. Korean musik
popular yang lebih sering muncul dengan girl band dan boy band nya ini
menjadi salah satu budaya korea yang pada saat ini sangatlah disukai
oleh para remaja di Indonesia. Berbeda dengan boyband dan girlband
pada umumnya, mereka hadir lebih fress dengan penampilan yang
mengikuti trend fashion yang membuat penampilan mereka sangat eye
catchy. Akan tetapi yang menarik dalam fenomena tersebut adalah
perempuan tersebut ditampilkan dengan memiliki standart yang sama
untuk dikatakan sebuah tubuh yang ideal.
Sebagai contoh pada girlband Girls Generation yang menjadi salah satu
ikon perempuan ideal Korea. Girlband yang memiliki jumlah anggota 9
orang perempuan ini merupakan salah satu representasi dari bentuk
tubuh ideal untuk perempuan dengan kulit putih dengan tubuh langsing
dan kaki jenjang serta wajah tirus menjadikan perempuan lain yang
melihat mereka ingin juga memiliki tubuh seperti itu.
Gambar 1
Tipe Tubuh Ideal Perempuan yang direpresentasikan oleh Budaya
Popular Korea

Sumber: http://onehallyu.com/topic/111319-the-official-thin-girls-of-k-pop-vs-the-wellrounded-girls-of-k-pop/

Dalam gambar di atas diperlihatkan bagaimana tubuh ideal yang harus
didapatkan oleh perempuan agar diri mereka bisa dianggap cantik. Dengan
memiliki kulit putih, tubuh langsing dengan memperlihatkan kaki jenjang ini oleh
media dikontruksi sebagai tubuh ideal yang harus dimiliki oleh perempuan. Hal
tersebut menjadikan media memiliki standrat kecantikannya sendiri bahwa
perempuan dikatakan “cantik” jika memenuhi standart yang dikontruksi oleh
media. Kontruksi media tentang tubuh ideal perempuan ini memiliki beberapa
kriteria dari setiap tubuhnya antara lain akan dijelaskan lebih detail sebagai
berikut:
1. Rambut Ideal Perempuan yaitu rambut dengan tipe panjang dan lurus
Rambut merupakan salah satu bagian yang menunjukan kecantikan
perempuan, perempuan dengan sifat yang feminim dan keibuan biasanya
di kontruksi secara umum memiliki rambut panjang dan lurus. Hampir
sama dengan tipe rambut ideal yang dibentuk oleh budaya popular korea
memiliki standart yaitu perempuan yang berambut lurus. Dapat kita lihat
bahwa girlband korea sering identik dengan rambut lurusnya dengan
sentuhan warna yang rambut yang hitam ataupun terang serta sedikit
gelombang rambut dibagian ujungnya untuk menambahkan kesan sexy
dan berani perempuan. Walaupun ada juga anggota girlband yang
memiliki rambut pendek, akan tetapi mereka tetap mempertahankan tipe
rambut lurus dengan beberapa sentuhan warna untuk memberikan kesan
ceria dan imut pada perempuan. Hal tersebut sangatlah bertentangan jika
tipe rambut ideal perempuan tersebut diterapkan pada perempuan yang
memiliki rambut kriting, hal tersebut membuat media seolah mengatakan
bahwa perempuan yang memiliki rambut kriting bukanlah tipe rambut
ideal yang dimiliki perempuan.
2. Alis mata yang tebal dan lurus
Selain rambut, alis mata perempuan juga menjadi salah satu ciri unik agar
perempuan dikatakan memiliki kecantikan ideal dalam media. Tidak
seperti bentuk alis pada umumnya, para girlband ini memiliki standart alis
mata yang sama yakni alis tebal dengan bentuk lurus merupakan salah
satu standart alis ideal yang dimiliki perempuan. Trend bentuk alis ala
Korea ini pun juga cukup diminati oleh perempuan Indonesia belakangan
ini, hal inilah yang membuat bentuk alis ini secara tidak langsung
dipatenkan menjadi bentuk alis ideal bagi perempuan. akan tetapi, tidak
semua perempuan memiliki bentuk alis mata yang tebal dan lurus, hal ini
pulalah yang membuat perempuan mengajak perempuan secara tidak
langsung untuk mengubah bentuk alis mereka.
Gambar 2
Bentuk Alis Ideal Perempuan

Proceeding Konferensi Internasional Feminisme:
Identitas Intersekting, Agensi dan Politik
22-24 September 2016

sumber: http://bisikan.com/cara-membentuk-alis-lurus-ala-korea

3. Kelompak mata dengan double eyelid (kelompak mata dengan
lipatan mata)
Perempuan dalam hal ini akan menjadi ideal jika memiliki lipatan
mata. Perempuan Korea Jarang yang memiliki lipatan pada kelopak
matanya, mereka beranggapan bahwa dengan memiliki lipatan
mata maka bentuk mata akan lebih indah dan menjadi ideal untuk
mereka.
4. Mata besar dengan aegyo sal (mata besar dengan kantung mata)
Memiliki mata yang besar dengan kantung mata yang terlihat ketika
tersenyum, dengan memiliki kantung mata ketika tersenyum maka
hal tersebut dianggap sebagai salah satu ciri awet muda dari
seorang perempuan. hal tersebut merupakan salah satu kriteria
kecantikan ideal yang dibentuk oleh media.
5. Bibir dengan perbandingan 2:3
Yang dimaksud dengan bentuk bibir ideal 2:3 adalah perbandingan
bibir atas dan bawah adalah 2:3 yakni bibir atas lebih tipis
dibandingkan bibir bawah. Ketika perempuan memiliki perbandingan
yang pas antara bibir bawah dan atas maka bisa dikatakan bahwa
perempuan tersebut memiliki bibir ideal.
6. Rahang berbentuk V line
Rahang berbentuk V line merupakan salah satu wujud dari
kecantikan yang menjadi standart untuk mencapai kriteria cantik
yang distandartkan oleh budaya popular korea.
7. Bentuk panyudara bulat dan penuh
Panyudara merupakan salah satu daya tarik sendiri bagi perempuan
dengan bentuk panyudara yang ideal menjadikan tubuh perempuan
terlihat lebih sexy.
8. Tubuh memiliki S line
Memiliki bentuk tubuh yang langsing dan memiliki pinggul dengan
bentuk huruf S menjadi salah satu dambaan kriteria ideal yang ingin
dimiliki oleh perempuan. pinggul berbentuk huruf S jika dilihat dari
samping ini menjadikan perempuan lebih menarik untuk dilihat dan
menjadi daya tarik sendiri bagi lawan jenis.
Gambar 3
Bentuk S line tubuh ideal perempuan

sumber: http://www.allkpop.com/article/2014/07/aoa-show-off-their-sexy-body-lines-ingq-magazine

9. Kaki jenjang dan ramping
Banyak girlband yang menampilkan bentuk kaki yang jenjang dan
ramping dengan memakai rok mini ataupun celana pendek yang
memperlihatkan kaki hingga paha mereka. hal tersebut untuk
menunjukan bahwa mereka memiliki kriteria tubuh ideal yakni
dengan memiliki kaki jenjang dan ramping.
Selain tubuh ideal perempuan yang dikontruksi oleh media dengan
patokan kriteria diatas, budaya populer korea juga sering menampilkan
bagian-bagian tubuh perempuan secara berlebihan dengan menonjolkan
bagian panyudara, pantat ataupun paha mereka. dengan membuat
konsep video musik sexy para anggota girlband ini pun dituntut untuk
menampilkan lekuk tubuh mereka dihadapan kamera dengan begitu
diharapkan khalayak media akan tertarik untuk menyaksikan video musik
tersebut sehingga mereka akan memiliki keuntungan dari video yang
mereka unggah ataupun dari penjualan album mereka.
Selain menonjolkan standarisasi kecantikan perempuan, budaya
popular korea khususnya pada video klip musik lebiih sering menyoroti
lekuk tubuh perempuan. ditonjolkannya lekuk tubuh perempuan yang
ditampilkan secara berlebihan tersebut menimbulkan beberapa protes
dan kontroversi masyarakat hal tersebut terjadi pada seperti pada video
klip girlband Stellar, AOA, dan Sistar yang mengusung konsep sexy pada
musik mereka.

Gambar 4
Cuplikan Adegan Pada Video Klip Girlband Korea Selatan

Proceeding Konferensi Internasional Feminisme:
Identitas Intersekting, Agensi dan Politik
22-24 September 2016

sumber: Stellar - Marionette (https://www.youtube.com/watch?v=NCQpzHPYRUc)

sumber: AOA - Miniskirt (https://www.youtube.com/watch?v=NCQpzHPYRUc)

Pada gambar di atas yang penulis ambil dari video klip girlband Stellar
berjudul Marionette dan AOA berjudul Miniskirt diperlihatkan bagaimana sudut
pandang kamera secara berlebihan mengarah kepada bagian belahan dada,
paha dan pantat perempuan hal tersebut menunjukan bahwa tubuh perempuan
dalam budaya popular Korea khususnya musik Popular Korea masih menjadi
objek yang menjadi konsumsi publik dan ditujukan untuk kepentingan komersial.
Dengan menunjukan bagian-bagian tubuh dan ekspresi sensual perempuan
terbukti menarik minat khalayak untuk menonton video klip tersebut, hal
tersebut dibuktikan dengan jumlah penonton yang semakin naik hingga
mencapai 39,035,905 penonton youtube untuk video klip AOA Miniskirt dan
11,170,224 penonton untuk video klip Stellar Marionette. Hal ini pun berdampak
pada keuntungan yang diperoleh oleh entertaiment yang menaungi mereka.

Operasi Plastik dan Make Up Korea yang Mendunia
Dengan keterbukaan ekonomi dunia dewasa ini, Korea Selatan menjadi
salah satu negara yang berhasil memanfaatkan hal tersebut dengan
menjadikan kontruksi tubuh ideal perempuan menajdi daya tarik
mancanegara dengan produk kecantikan dan operasi plastik yang
semakin berkembang di negeri ginseng tersebut setiap tahunnya.
Kontruksi tubuh ideal perempuan ini menarik perempuan untuk
memiliki tubuh yang ideal dalam standart media. Hal ini di manfaatkan
oleh para produser kosmetik dan pemerintah Korea untuk menjual produk
kosmetik mereka dan memperkenalkan kehebatan operasi plastik di
negera mereka. koperasi plastik di Korea Selatan pun menjadi salah satu
paket pariwisata dengan minat yang cukup tinggi untuk turis
mancanegaranya. Salah satu berita di surabaya.tribunnews.com
menyebutkan bahwa warga Surabaya meminati paket wisata operasi
plastik di Korea Selatan dikarenakan harga yang cukup terjangkau dan
juga memiliki destinasi tempat wisata Korea lainnya selain kunjungan
dokter untuk proses operasi plastik. dalam artikel yang dimuat di
wolipop.detik.com menyebutkan bahwa korea selatan sendiri menjadi
pusat kecantikan yang memiliki 649.938 prosedur kecantikan dilakukan di
Korea Selatan. Angka ini artinya lebih dari 13 prosedur kecantikan
dilakukan untuk setiap 1.000 orang, paling tertinggi dari negara lainnya di

dunia. Hal tersebut merupakan angka yang luar biasa untuk menjadi salah
satu komoditi utama yang menaikan perekonomian Korea Selatan.
Para pembisnis paket wisata operasi plastik ini mengincar para turis
asing untuk melakukan operasi kecantikan di negeri tersebut dengan
fasilitas yang sangat memuaskan bagi para turis dengan bekerjasama
dengan rumah sakit yang menyediakan perawatan anti-aging beauty
package dengan harga US$ 88 ribu para turis medis ini juga mendapatkan
perjalanan wisata ke tempat-tempat wisata di Korea Selatan. Dengan
segala kelebihan tersebut para pembisnis ini pun menjerat para turis
untuk menggunakan jasa mereka ketika akan melakukan operasi plastik di
Korea Selatan.
Selain melalui paket wisata, media korea juga ikut serta menjual
standarisasi tubuh ideal perempuan dengan sebuah acara televisi berjudul
Let Me In. Acara tersebut merupakan salah satu acara tentang operasi
plastik yang dilakukan untuk membantu perempuan yang tidak masuk
dalam standarisasi cantik diubah oleh tim dokter yang dipilih oleh crew
acara tersebut dan pemilihan para perempuan untuk diopearasi plastik ini
digambarkan sebagai korban ketidak adilan sosial yang dia terima karena
tidak memiliki tubuh dan kecantikan ideal. Dalam acara tersebut
menunjukan bahwa perempuan yang tidak memiliki kecantikan dan tubuh
ideal sering menjadi seorang yang anti sosial dan dikucilkan oleh
lingkungan sekitar oleh karena itu kecantikan ideal tersebut dapat
diwujudkan jika kita memiliki usaha untuk mengubahnya.
Selain operasi plastik, produk make up Korea pun juga mulai merambah
ke mancanegara khususnya dalam penelitian ini adalah negara Indonesia.
Produk kosmetik Korea pun mulai merajai Indonesia dengan menjajikan
kecantikan yang di dapat seperti bintang Korea. Seperti yang dikutip dari
www.bbc.com, Korea Selatan telah mengekspor produk kecantikan senilai
lebih dari US$2,64 miliar. Jumlah yang tinggi, menurut Korea Customs
Service, dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2014 yang masing-masing
senilai US$1 miliar dan US$1,91 miliar. Nilai ekspor tersebut termasuk
sangat tinggi untuk sebuah produk kosmetik yang di ekspor. Hal tersebut
membuktikan bahwa kosmetik Korea Selatan sangat banyak di cari di
pasar luar negeri. Salah satu warga amerika keturunan Korea yang
diwawancari dalam berita tersebut menyebutkan bahwa mereka
mengimpor produk kecantikan Korea Selatan dan dibandrol dengan harga
US$14 atau setara dengan Rp182.000. produk kecantikan yang booming
melalui budaya popular Korea Selatan adalah BB Cream, walaupun
sebenarnya produk tersebut bukan berasal dari Korea Selatan akan tetapi
dalam perkembangannya BB Cream menjadi salah satu produk kecantikan
Korea Selatan yang menyumbang laba terbesar bagi produsen kosmetik
Korea Selatan Pada tahun 2014 sudah menembus pasar AS dan meraup
keuntungan sebesar US$164 juta. Tentu saja hal tersebut sangatlah
menguntungkan bagi produsen kosmetik Korea Selatan untuk tetap bisa
mengembangkan bisnis mereka.
Kesimpulan

Proceeding Konferensi Internasional Feminisme:
Identitas Intersekting, Agensi dan Politik
22-24 September 2016

Komersialiasi tubuh perempuan dalam sebuah budaya kapitalis menjadi
salah satu permasalahan yang tidak akan ada habisnya untuk dibahas
dalam sudut pandang feminisme, hal ini dikarenakan secara tidak
langsung dan tanpa kita sadari masih dilanggengkan oleh masyarakat dan
tanpa kita sadari hal tersebut dianggap wajar. Salah satunya melalui
fenomena budaya Korean Popular ini, yang tanpa kita sadari masih
melanggengkan komersialisasi perempuan melalui standar-standar
kecantikan yang dibuat oleh media untuk menjerat khalayak agar
mengikuti standar ideal mereka dengan menjual produk-produk
kecantikan hingga operasi plastik yang menjadikan sebuah fenomena
kecantikan ideal yang sama bagi setiap orang.
Standarisasi kecantikan sendiri menjadikan setiap individu memiliki
wajah cantik dengan kriteria yang sama ini menjadikan setiap perempuan
yang tidak masuk dalam kriteria tersebut dianggap tidak memenuhi
standar kecantikan. Hal tersebut membuat kebebasan perempuan untuk
menjadi cantik dan menjadikan perempuan terpenjara dalam
ketidakpuasan terhadap kecantikannya sendiri. Setiap perempuan yang
sebenarnya memiliki kecantikan yang unik untuk setiap individu yang
berbeda ini menjadi terhapuskan dengan sebuah kontruksi cantik oleh
media yang menyebabkan perempuan lupa akan kecantikan yang telah
mereka miliki dan menjadi ciri khas setiap individu. Menjadi cantik alami
dan sehat merupakan langkah yang baik untuk mempertahankan unik dan
khasnya kecantikan yang dimiliki oleh setiap individu.
Selain standarisasi kecantikan yang dikontruksi oleh media, tubuh
perempuan pun masih menjadi salah satu objek yang digunakan untuk
menarik khalayak baik perempuan ataupun laki-laki. Walaupun diambil
dalam sudut pandang laki-laki, akan tetapi masih banyak pula perempuan
yang ikut menikmati bahkan tertarik untuk melihatnya dan tanpa kita
sadari pula hal tersebut melanggengkan fenomena komersialisasi tubuh
perempuan dalam media. Hal-hal seperti inilah yang membuat perempuan
tetap dijadikan objek seksualitas dalam media walaupun sudah banyak
wacana yang membahas tentang tubuh perempuan dalam media.
Apa yang harus para penggiat kajian kesetaraan perempuan lakukan
untuk menghapuskan tradisi yang dilanggengkan tersebut menjadi salah
satu pertanyaan yang sampai sekarang masih belum dapat diterapkan
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari kita. Kesadaran penuh akan
berharganya tubuh yang dimiliki oleh perempuan haruslah diterapkan
dalam sebuah media hal tersebut dapat mengubah stigma tubuh
perempuan yang terkontruksi dalam media sehingga setiap perempuan
akan lebih bisa menghargai tubuh dan kecantikan yang mereka miliki
secara alami tanpa perlu mengubah bentuk tubuh yang telah diberikan
kepada setiap perempuan dengan keunikan masing-masing.
Daftar Pustaka

Baran, Stanley J. 2011. Pengantar Komunikasi Massa Literasi Media dan
Budaya. Jakarta: Salemba Humanika
Bungin, Burhan. 2003. Pornomedia Kontruksi Sosial Teknologi Telematika
dan Perayaan Seks Dalam Media. Jakarta: Kencana
Burton, Graeme. 2008. Media dan Budaya Populer. Jogjakarta: Jalasutra
Ollenburger, Jane C dkk. 1996. Sosiologi Wanita. Jakarta: Rineka Cipta
Priyatna Prabasmoro, Aquarini. 2006. Kajian Budaya Feminis Tubuh Sastra
dan Budaya Pop. Jogjakarta: Jalasutra
Rogers, Mary F. 1996. Barbie Culture Ikon Budaya Konsumerisme.
Jogjakarta: Bentang Budaya
Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi Media Cerdas Bermedia Khalayak Media
Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sumber Artikel dan Gambar
Kapanlagi.com. 2013. Tiket VIP U-KISS di Amerika Terjual Habis di Bawah
10 Menit. http://www.kapanlagi.com/showbiz/asian-star/tiket-vip-ukiss-di-amerika-terjual-habis-di-bawah-10-menit-d5f985.html (diakses
tanggal 19 April 2014)
Koreanindo.net. 2012. 10 Artis Kpop Paling Terkenal di Dunia.
http://koreanindo.net/2012/05/10-artis-kpop-paling-terkenal-di.html
(diakses pada tanggal 19 April 2014)
Rekohadi, Dian. 2013. Wisata Operasi Plastik Digemari Warga Surabaya.
http://surabaya.tribunnews.com/2013/10/19/wisata-operasi-plastikdigemari-warga-surabaya (diakses pada tanggal 3 Juni 2016)
Kartikawati, Eny. 2014. Korea, Surganya Perbaiki Bentuk Wajah & Tubuh
dengan
Operasi
Plastik.
http://wolipop.detik.com/read/2014/06/20/083035/2613835/234/2/kor
ea-surganya-perbaiki-bentuk-wajah--tubuh-dengan-operasi-plastik
(diakses pada tanggal 3 Juni 2016)
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/01/160128_majalah_bisnis_s
kincare_korea bahwa pada tahun 2015 (diakses pada tanggal 5 Juni
2016)
http://onehallyu.com/topic/111319-the-official-thin-girls-of-k-pop-vs-thewell-rounded-girls-of-k-pop/ (diakses pada tanggal 12 Juni 2016)
http://bisikan.com/cara-membentuk-alis-lurus-ala-korea
tanggal 12 Juni 2016)

(diakses

http://www.allkpop.com/article/2014/07/aoa-show-off-their-sexy-bodylines-in-gq-magazine (diakses pada tanggal 12 Juni 2016)

pada

Proceeding Konferensi Internasional Feminisme:
Identitas Intersekting, Agensi dan Politik
22-24 September 2016

https://www.youtube.com/watch?v=NCQpzHPYRUc (diakses pada tanggal
12 Juni 2016)
https://www.youtube.com/watch?v=NCQpzHPYRUc (diakses pada tanggal
12 Juni 2016) ‘