Master Studi Kelayakan Bisnis Asp

STUDI KELAYAKAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG

Rifkhan S.Pt., M.M.

PERKENALAN
Pendidikan :
Strata 1 Universitas Padjadjaran Fakultas Peternakan.
Strata 2 Universitas Pamulang Magister Manajemen.
Strata 1 Universitas Terbuka (On Going).
Strata 2 Institut Pertanian Bogor (On Going).

Pengalaman Mengajar :
2014 – sekarang.
E-mail : rifkhan.han@yahoo.com
Phone Number : 08561776470 / 081298157731 / 087788297977
Materi : https://unpam.academia.edu/RifkhanHan

PERKULIAHAN

ANGKA

NILAI

80 – 100

A

ANGKA
MUTU
4

70 – 79

B

3

60 – 69


C

2

50 – 59

D

1

0 – 49

E

0

PERKULIAHAN









Kehadiran 80% dari 7/16 pertemuan
10%
Tugas & Presentasi
20%
UTS
30%
UAS
40%

Bobot Nilai
Bobot Nilai
Bobot Nilai
Bobot Nilai

PERKULIAHAN









Pertemuan (1&2) I
Pertemuan (3&4) II
Pertemuan (5&6) III
Pertemuan (7&8) IV
Pertemuan (9&10) V
Pertemuan (11&12) VI
Pertemuan (13&14) VII

Perkenalan, Materi
Materi
Online
UTS & Diskusi Kelompok

Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok
UAS

PERKULIAHAN

















Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Pertemuan IV
Pertemuan V
Pertemuan VI
Pertemuan VII
UTS
Pertemuan VIII
Pertemuan IX
Pertemuan X
Pertemuan XI
Pertemuan XII
Pertemuan XIII
Pertemuan XIV
UAS

Perkenalan
Bab 1, 2, dan 3

Bab 4, 5, dan 6
Bab 7, 8, dan 9
Bab 10, 11, dan 12
Bab 13, dan 14
Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok

PERKULIAHAN
 Bab I
Bisnis
 Bab II
 Bab III
 Bab IV
 Bab V

 Bab VI
 Bab VII
 Bab VIII
 Bab IX
 Bab X
 Bab XI
 Bab XII
 Bab XIII
 Bab XIV

Konsep Dasar Wawasan Studi Kelayakan
Aspek Pasar
Aspek Pemasaran
Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek Manajemen
Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek Finansial
Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik
Aspek Lingkungan Industri
Aspek Yuridis

Aspek Lingkungan Hidup
Aspek Antisipasi Resiko
Desain Pelaporan SKB
Contoh Pelaporan SKB

REFERENSI BUKU
STUDI KELAYAKAN BISNIS
1.
2.
3.
4.
5.

Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi
ke-3, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fuad Husnan dan Sumarsono Muhammad,
Studi Kelayakan Proyek, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Suswanto Sutojo ” Studi Kelayakan Bisnis ”
Jakarta PT Pustaka Binawan Presindo 1999.

Behrwansdan PM Hawrank“ manual For The
Preparation of Indonesia Feasibility Student “
Viena United Nation 2011
Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis, Bumi
Aksara, Jakarta.

TATA TERTIB
TATAP MUKA
1.

Mahasiswa wajib memakai pakaian berkerah, tidak diperkenankan
memakai kaos tanpa kerah.
2. Mahasiswa wajib memakai sepatu.
3. Batas toleransi waktu keterlambatan untuk mengikuti perkuliahan adalah
15 menit.
4. Mahasiswa wajib menandatangani daftar hadir dan tidak diperbolehkan
menandatangani atas nama mahasiswa lainnya.
5. Kehadiran minimum 80% dari 7/16 pertemuan atau sebanyak 1/3
pertemuan.
6. Mahasiswa yang tidak hadir dikarenakan sakit dan ijin maka tetap

dianggap tidak hadir.
7. Mahasiswa wajib hadir mengikuti UTS dan UAS, serta tidak diperkenankan
tidak hadir pada saat UTS dan UAS.
8. Mahasiwa tidak diperbolehkan merokok, mengobrol, dan atau mengenakan
alat komunikasi secara aktif.
9. Mahasiswa wajib melaksanakan tugas-tugas perkuliahan.
10. Selama perkuliahan mahasiswa harus menjaga norma-norma, kode etik,
dan disiplin.

TATA TERTIB
ONLINE
1.
2.
3.
4.

5.
6.

7.

Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan online.
Mahasiswa wajib login untuk mengikuti perkuliahan online.
Perkuliahan online dilaksanakan selama 5 hari (senin s/d jum’at)
mulai Pukul 00.00 s/d 23.55 WIB.
Mahasiswa yang telah login, mengerjakan tugas yang diberikan,
dan ikut aktif dalam setiap diskusi didalam materi perkuliahan
online dianggap telah mengikuti perkuliahan.
Kehadiran perkuliahan online diwajibkan 100%.
Mahasiswa yang tidak hadir dalam perkuliahan online yaitu
mahasiswa yang tidak login, tidak mengerjakan tugas yang
diberikan, dan tidak ikut aktif dalam setiap diskusi selama
pelaksanaan perkuliahan online yang ada pada point 3 s/d 5.
Selama perkuliahan online mahasiswa diwajibkan untuk
mempelajari materi yang diberikan, aktif dalam setiap diskusi,
mengerjakan setiap tugas yang diberikan, harus menjaga normanorma, kode etik, dan disiplin selama perkuliahan online.

INTRODUCTION
STUDI KELAYAKAN BISNIS

INTRODUCTION

INTRODUCTION
STUDI KELAYAKAN BISNIS
POTRET PENGANGGURAN
INDONESIA
AGUSTUS 2005 – AGUSTUS 2016

Sumber: BPS, CEIC (2016)

INTRODUCTION
STUDI KELAYAKAN BISNIS
POTRET KEMISKINAN
INDONESIA
2005 - MARET 2016

Tingkat Kemiskinan sudah menurun namun jumlah penduduk miskin masih
relatif tinggi.

Sumber: BPS, CEIC (2016)

INTRODUCTION
STUDI KELAYAKAN BISNIS
SHARE ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH
TEHADAP PDB
DI BEBERAPA NEGARA ASEAN 2010 – 2015 (%)

Sumber: CEIC (2016)

Potret daya saing indonesia
ECONOMIES
(Alphabetical
Order)

GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
2016 - 2017

EASE OF DOING BUSINESS
2017 REPORT

LOGISTIC PERFORMANCE INDEX
2016 REPORT

HUMAN DEVELOPMENT INDEX
2015 REPORT

from 138 economies

from 190 economies

from 160 economies

from 187 economies

VALUE

GDP (PPP) SHARE AS
RANK
(%) WORLD TOTAL

CATEGORIES

RANK

VALUE

RANK

VALUE

CATEGORIES

RANK

Australia
Brunei Darussalam
Canada
Chile
China
Hong Kong, China
(SAR)
Indonesia
Japan
South Korea
Malaysia
Mexico
New Zealand
Papua New Guinea
Peru
Philippines
Russian Federation
Singapore
T hailand
United States

5,2
n.a
5,27
4,6
5

1
n.a
1,44
0,37
17,08

21
n.a
15
33
28

High Income
High Income
High Income
High Income
Upper Middle Income

15
72
22
57
78

3,79
2,87
3,93
3,25
3,66

19
70
14
46
27

0,944
0,856
0,913
0,832
0,727

Very High HDI
Very High HDI
Very High HDI
Very High HDI
High HDI

2
31
9
42
90

5,5

0,36

9

High Income

4

4,07

9

0,91

Very High HDI

12

4,5
5,5
5,0
5,2
4,4
5,3
n.a
4,2
4,4
4,5
5,7
4,6
5,7

2,5
4,25
1,63
0,72
1,96
0,15
n.a
0,34
0,65
3,27
0,42
0,98
15,81

41
8
26
25
51
13
n.a
67
57
43
2
34
3

Lower Middle Income
High Income
High Income
Upper Middle Income
Upper Middle Income
High Income
Lower Middle Income
Upper Middle Income
Lower Middle Income
High Income
High Income
Upper Middle Income
High Income

91
34
5
23
47
1
119
54
99
40
2
46
8

2,98
3,97
3,72
3,43
3,11
3,39
2,51
2,89
2,86
2,57
4,14
3,26
3,99

63
12
24
32
54
37
105
69
71
99
5
45
10

0,684
0,891
0,898
0,779
0,756
0,913
0,505
0,734
0,668
0,798
0,912
0,726
0,915

Medium HDI
Very High HDI
Very High HDI
High HDI
High HDI
Very High HDI
Low HDI
High HDI
Medium HDI
High HDI
Very High HDI
High HDI
Very High HDI

110
20
17
62
74
9
158
84
115
50
11
93
8

Vietnam

4,3

0,49

60

Lower Middle Income

82

2,98

64

0,666

Medium HDI

116

Sumber: World Economic Forum; World Bank; United Nations Development Program

PERKEMBANGAN DATA UMKM DAN USAHA
BESAR,2012
2012 - 2013
2013
2012 - 2013
Indikator

Satua
n

Jumlah

Pang
sa
(%)

Jumlah

Pang
sa
(%)

%

1.361.22
7

2,41

Unit

56.539.56
0

Unit

56.534.59
2

99,99

57.895.72
1

99,99

1.361.12
9

2,41

- Usaha Mikro

Unit

55.856.176

98,79

57.189.393

98,77

1.333.217

2,39

- Usaha Kecil

Unit

1. UNIT USAHA (A
+ B)
A. UMKM

- Usaha
Menengah

Unit

B. USAHA
BESAR

Unit

2. PDB ATAS
DASAR HARGA
BERLAKU (A + B)

IDR
Milia
r

57.900.78
7

Jumlah

1,11
629.418

1,13
654.222

0,09
48.997

3,94
24.803

0,09
52.106

6,35
3.110

0,01
4.968

0,01

8.241.864
,3

5.066

98

1,97

9.014.951
,2

773.086,
9

9,38

IDR
Milia
r

4.869.568
,1

59,08

5.440.007
,9

60,34

570.439,
8

11,7
1

- Usaha Mikro

IDR
Miliar

2.951.120,
6

35,81

3.326.564,
8

36,90

375.442,2

12,7
2

- Usaha Kecil

IDR
Miliar

798.122,2

78.263,1

9,81

A. UMKM

9,68

9,72
876.385,3

Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2013)

EXPERT RATINGS OF THE ENTREPRENEURIAL ECO SYSTEM
DI BEBERAPA NEGARA ASEAN
TAHUN 2015

INDONESIA
MALAYSIA
PHILIPPINES
THAILAND
VIETNAM
Value (%)Rank/62 Value (%)Rank/62 Value (%)Rank/62 Value (%)Rank/62 Value (%)Rank/62
Entrepreneurial fnance
4.92
13
5.77
1
5.09
12
4.17
30
3.45
50
Government policies : support and relevance 5.11
11
5.18
10
3.85
37
4.04
32
4.33
25
Government policies : taxes and bureaucracy 4.37
22
5.18
7
2.87
52
4.02
28
4.61
15
INDICATOR

Government entrepreneurship programs

5.00

15

6.00

5

4.00

49

4.00

43

4.00

50

Entrepreneurship at school stage

4.44

5

4.09

11

4.99

2

3.57

21

2.47

47

Entrepreneurship at post school

5.88

4

5.15

13

6.30

1

4.34

34

4.17

47

R&Dtransfer
Commercial and legal infrastructure

4.87

6

4.93

5

4.06

24

3.94

27

3.91

30

4.76

36

5.63

12

5.20

20

4.81

35

4.66

42

Internal market dynamics
Internal market burdens or entry regulation
Physical infrastructure
Cultural and social norms

6.24
4.55
5.23
5.79

7
16
62
7

6.07
4.67
7.17
5.77

10
13
9
8

6.12
4.13
5.47
5.71

8
32
52
10

6.38
4.11
6.41
5.50

5
35
35
12

6.07
4.22
6.87
5.44

11
26
17
14

Note : Value 1= highly insuficient; Value 9 = highly suficient

Sumber: Global Entrepreneurship Monitor 2015/2016 Report

GLOBAL ENTREPRENEURSHIP
INDEX RANKING
2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

-

Countries
Value Ranking
Singapore
66
11
South Korea
53,4
27
Hong Kong
45,4
40
Malaysia
37
56
China
62,1
60
Thailand
33,4
65
Vietnam
28,2
84
The Philippines
27
91
India
22,9
98
Indonesia
22,8
103

Global Entrepreneurship Index mengukur keadaan “ekosistem
kewirausahaan” di 132 negara melalui 14 pilar.
Semakin baik ekosistem kewirausahaan , semakin besar nilai
indeksnya.

Sumber: The Global Entrepreneurship and Development Institute/GEDI (2016)

GLOBAL ENTREPRENEURSHIP
INDEX 2016:
INDONESIA
PILLARS
Value
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
4
5

Enterpreneurial Attitudes
Opportunity Perception
Start-up Skill
Risk Acceptance
Networking
Cultural Support
Entrepreneurial Abilities
Opportunity Stary-up
Technology Absorbtion
Human Capital
Competition
Entrepreneurial Aspirations
Product Innovation
Process Innovation
High Growth
Internationalization
Risk Capital
GEI

28,78
0,57
0,35
0,12
0,31
0,3
22,78
0,32
0,14
0,2
0,34
16,72
0,39
0,22
0,06
0,55
0,18
22,76

Sumber: The Global Entrepreneurship and Development Institute/GEDI (2016)

TOTAL EARLY STAGE
ENTREPRENEURIAL ACTIVITY (TEA)
RATE BY AGES IN SEVERAL ASEAN
COUNTRIES
(% OF ADULT POPULATION IN EACH
AGE CATEGORY INVOLVED IN TEA),
2015 18-24YEARS
25-34YEARS
35-44YEARS
45-54YEARS
55-64YEARS
COUNTRY

RANK/60 VALUE RANK/60 VALUE RANK/60 VALUE RANK/60 VALUE RANK/60 VALUE
INDONESIA
15
14.9
16
21.2
15
19.2
17
25.0
12
13.7
MALAYSIA
58
2.3
60
3.3
60
3.5
60
2.7
54
2.6
PHILIPPINES 35
8.6
18
18.6
13
21.1
9
21.1
8
17.9
THAILAND
31
9.0
20
18.0
20
16.7
25
11.5
20
9.3
VIETNAM
19
12.8
21
17.8
22
16.4
37
8.0
23
8.4
Source : Global Entrepreneurship Monitor 2015/2016 Report
NOTE :
• The GEM survey is based on collecting primary data through an Adult Population Survey of at least
2,000 randomly selected adults (18–64 years of age) in each economy
• Total Early-stage Entrepreneurial Activity (TEA) rate is defned as the prevalence rate of individuals in
the working age population who are actively involved in business start-ups, either in the phase in
advance of the birth of the frm (nascent entrepreneurs), or the phase spanning 42 months after the
birth of the frm (owner managers of new frms)

Fakta Seputar
Kewirausahaan
• Rata-rata usia pengusaha melakukan
permulaan bisnis di usia 26 tahun
• Usia 20 hingga 34 tahun merupakan
usia optimal memulai usaha
• Pengusaha laki-laki lebih dominan
dibanding perempuan
• Lebih dari 90% bisnis hanya
bertahan kurang dari 5 tahun

Fakta Seputar
Kewirausahaan
• Di AS, 18% pengusaha tidak tamat SMA dan
hanya 28% yang merupakan sarjana
• Hanya 1 dari 4 pengusaha yang
mengatakan bahwa uang/modal fnansial
menjadi sumber utama keberhasilan usaha
• Sekitar 40% pengusaha merupakan anak
pertama di keluarganya
• Sekitar 50% pengusaha di dunia justru
menjadi orang pertama di keluarganya yang
berbisnis

Fakta Seputar
Kewirausahaan
• 2/3 pengusaha menganggap bahwa
tempat terpenting memulai usaha
adalah rumah mereka
• 2/3 pengusaha memulai bisnis ketika
sudah atau baru menikah
• 71,5% pengusaha sukses berasal dari
keluarga berpendapatan menengah
• Lebih dari 50% pengusaha sukses
masuk ranking 10 besar ketika SMA

Alasan Berwirausaha
• Ada banyak alasan seorang founder
merintis usahanya.
• Pertama, karena alasan “kepepet” atau
terpaksa. Tidak ada pilihan selain harus
berusaha sendiri dalam memenuhi
kebutuhan hidup.
• Kedua, alasan hobi atau mengisi waktu
luang.
• Ketiga, karena alasan self esteem.

Keberuntungan Bukan
Penyebab
• Alasan pertama cenderung menyebabkan
perusahaan keluarga bisa berkembang
dan maju. Bagaimanapun juga, kunci
utama keberhasilan ialah adanya passion
(tekad) yang kuat.
• Banyak orang percaya bahwa
keberuntungan menjadi penyebab
keberhasilan bisnis seseorang. Tetapi
sebenarnya, tidak akan ada
keberuntungan tanpa kerja keras.

Memahami Peluang Bisnis
• Dalam bisnis apapun, nilai terbesar
sesungguhnya ada di knowledge dan
ideas.
• Tergantung pada kemampuan kita untuk
mentransformasi pengetahuan dan ide
yang kita miliki menjadi produk ataupun
jasa.
• Untuk mentransformasikan keduanya,
butuh strategi dan pemahaman terhadap
dinamika yang ada di pasar.

BAB I
STUDI KELAYAKAN BISNIS

KONSEP DASAR WAWASAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS

PENGANTAR
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Studi Kelayakan Bisnis
• Analisis SWOT
• Strength - Kekuatan,
• Weakness - Kelemahan,
• Oppurtunity - Peluang,
• Threat - Ancaman

PENGERTIAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil
suatu keputusan, apakah menerima atau menolak
dari suatu usaha yang direncanakan.
• Merupakan kegiatan usaha yang direncanakan,
sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang
tersedia diberbagai aspek.
• Suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu
rencana bisnis dibangun dan dioperasionalkan
secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan
yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

HASIL
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Untuk merintis usaha baru
• Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada
• Untuk memilih jenis usaha atau investasi yang
paling menguntungkan

PIHAK BERKEPENTINGAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
• Investor dan penyandang dana
• Masyarakat dan Pemerintah

TUJUAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS






Menghindari resiko kerugian
Memudahkan perencanaan
Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Memudahkan pengawasan
Memudahkan pengendalian

MANFAAT
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Keuntungan tersebut yaitu keuntungan yang
memberikan manfaat ekonomi (financial
benefit).
• Keuntungan (manfaat) yang akan diperoleh dari
SKB berupa :
 Manfaat ekonomi (financial benefit) seperti
pengusaha.
 Manfaat sosial (social benefit) seperti
pemerintah dan lembaga sosial lainnya.

PROSES DAN TAHAP
STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK-ASPEK
STUDI KELAYAKAN BISNIS











Aspek Pasar
Aspek Pemasaran
Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek Manajemen
Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek Keuangan/Finansial
Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik
Aspek Lingkungan Industri
Aspek Hukum/Yuridis
Aspek Lingkungan Hidup

ASPEK-ASPEK
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Aspek Pasar dan Pemasaran
 Permintaan pasar
 Peluang pasar
 Perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar

• Aspek Teknis





Lokasi
Sumber bahan baku
Kapasitas produksi
Manajemen Persediaan

ASPEK-ASPEK
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Aspek Manajemen





Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pengendalian

ASPEK-ASPEK
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia









Perencanaan SDM
Analisis Pekerjaan
Rekrutmen dan Seleksi
Pelatihan dan Pengembangan
Penilaian Kinerja
Kompensasi
Karir
Pemberhentian

ASPEK-ASPEK
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Aspek Keuangan
 Menganalisis kebutuhan dana dan aliran kas
 Biaya modal
 Metoda penilaian investasi






Payback Period
Internal Rate of Return
Net Present Value
Probability Index
Break Even Point

ASPEK-ASPEK
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Aspek Lingkungan Industri







Ancaman masuk pendatang baru
Persaingan sesama perusahaan
Ancaman dari produk pengganti
Kekuatan tawar-menawar pembeli
Kekuatan tawar-menawar pemasok
Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya

ASPEK-ASPEK
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Aspek Yuridis






Bentuk badan usaha
Identitas pelaksana bisnis
Waktu pelaksanaan bisnis
Cara pelaksanaan bisnis
Peraturan dan perundangan

• Aspek Lingkungan
 Pentingnya AMDAL
 Peraturan dan perundangan AMDAL
 Komponen Amdal

TAHAPAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tahap penemuan ide
Tahap penelitian
Tahap evaluasi
Tahap prioritas
Tahap rencana pelaksanaan
Tahap pelaksanaan

TAHAPAN PENEMUAN IDE
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Bila menemukan ide lebih dari satu, maka
yang dipilih biasanya tergantung pada 3 faktor
yaitu :
1. Ide usaha cocok dengan kata hati
2. Mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang
bersifat teknis
3. Keyakinan akan usaha untuk menghasilkan
laba

TAHAPAN PENEMUAN IDE
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Identifikasi kesempatan berusaha, bisa
dilakukan dengan cara :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mempelajari impor
Menyelidiki material lokal
Mempelajari keterampilan tenaga kerja
Melakukan studi industri
Menerapkan kemajuan teknologi
Mempelajari hubungan antar industri
Menilai rencana pembangunan
Melakukan pengamatan di tempat lain

TAHAPAN EVALUASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Evaluasi terhadap usulan bisnis yang akan
didirikan, bisnis yang sedang dibangun, dan
yang sudah dioperasionalkan secara rutin

TAHAPAN PRIORITAS
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Jika terdapat lebih dari satu usulan bisnis yang
dianggap layak, maka perlu dilakukan
pemilihan rencana bisnis yang dianggap paling
layak untuk direalisasikan

TAHAPAN RENCANA
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Setelah rencana bisnis dipilih untuk
direalisasikan, perlu dibuat rencana kerja
pelaksanaan pembangunan bisnis

TAHAPAN PELAKSANAAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Setelah semua persiapan selesai, tahap
berikutnya adalah merealisasikan
pembangunan bisnis tersebut

BAB II
ASPEK PASAR
STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK PASAR
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Pasar adalah tempat bertemunya para penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi.
• Pasar adalah tempat pertemuan antara
kekuatan permintaan dan penawaran.
• Menurut Stanton, Pasar adalah kumpulan
orang-orang yang mempunyai keinginan untuk
puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk
membelanjakannya.


BENTUK PASAR
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Bentuk pasar dilihat dari sisi produsen atau dari
banyaknya penjual :







Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan monopolistik
Pasar monopoli
Pasar oligopoli

Bentuk pasar dilihat dari sisi konsumen atau dari
pembeli :





Pasar Konsumen
Pasar Industri
Pasar Penjual Kembali (Reseller)
Pasar Pemerintah

PERMINTAAN DAN PENAWARAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Permintaan adalah jumlah barang dan jasa
yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai
kemampuan untuk membeli pada berbagai
tingkat harga.
• Penawaran adalah jumlah barang atau jasa
yang ditawarkan produsen pada berbagai
tingkat harga pada suatu waktu tertentu.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS








Harga barang itu sendiri
Harga barang lain yang memiliki hubungan
(barang substitusi atau komplementer)
Pendapatan
Selera
Jumlah penduduk
Pengaruh-pengaruh khusus

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENAWARAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS








Harga barang itu sendiri
Harga barang lain yang memiliki hubungan
(barang substitusi atau komplementer)
Teknologi
Biaya produksi
Tujuan perusahaan
Pengaruh-pengaruh khusus

MENGUKUR DAN MERAMALKAN
PERMINTAAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini


Ada tiga metode untuk mengestimasi
permintaan pasar sekarang:
1. Mengestimasi Total Permintaan Pasar
o

Total permintaan pasar suatu produk adalah total volume
yang dibeli sekelompok konsumen tertentu dalam suatu
wilayah geografis tertentu selama jangka waktu tertentu

2. Mengestimasi Wilayah permintaan Pasar
o

Untuk memilih wilayah yang terbaik serta mengalokasikan
anggaran pemasaran yang optimal, dapat dilakukan
dengan dua metode :

MENGUKUR DAN MERAMALKAN
PERMINTAAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
A.

Market Build Up Method

Metode ini digunakan oleh perusahaan barang
industri untuk mengidentifikasi semua pembeli
potensial dalam setiap pasar dan
mengestimasikan pembelian potensialnya
B. Market Factor Index Method

Metode ini digunakan oleh perusahaan barang
konsumsi dengan mengidentifikasikan faktorfaktor pasar yang ada hubungannya dengan
potensi pasar

3. Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar
o

Untuk mengetahui penjualan yang sebenarnya dari indusri
bersangkutan yang terjadi dipasar, dengan
mengidentifikasi para pesaing dan mengestimasi
penjualan mereka

MENGUKUR DAN MERAMALKAN
PERMINTAAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Meramal Permintaan Mendatang
A. Beberapa cara untuk meramalkan permintaan/
penjualan masa datang, di antaranya :
A.
B.
C.
D.
E.

Survei niat pembeli
Pendapat para tenaga penjual (wiraniaga)
Pendapat para ahli
Analisis data berkala
Analisis regresi

BAB III
ASPEK PEMASARAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK PEMASARAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Menurut Stanton, Pemasaran adalah keseluruhan sistem
yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang
bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang
aktual maupun yang potensial.



Agar bisnis yang dijalankan dapat berhasil dengan baik,
maka perlu melakukan strategi bersaing yang tepat.



Unsur strategi persaingan adalah menentukan segmentasi
pasar (segmentation), menetapkan pasar sasaran
(targeting), dan menentukan posisi pasar (positioning).

SEGMENTASI PASAR
(MARKET SEGMENTATION)
STUDI KELAYAKAN BISNIS




Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi
beberapa kelompok pembeli yang berbeda yang
memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda
pula.
Variabel untuk melakukan segmentasi pasar, antara lain :
1.
2.
3.
4.

Segmentasi berdasarkan geografis, terdiri dari: bangsa,
provinsi, kabupaten, kecamatan, dan iklim.
Segmentasi berdasarkan demografis, terdiri dari: umur, jenis
kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, dan agama.
Segmentasi berdasarkan psikografis, terdiri dari: kelas
sosial, gaya hidup, dan karakteristik kepribadian.
Segmentasi berdasarkan perilaku, terdiri dari: pengetahuan,
sikap, dan kegunaan.

PASAR SASARAN
(MARKET TARGETING)
STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Pasar sasaran adalah mengevaluasi
keaktifan setiap segmen, kemudian memilih
salah satu dari segmen pasar atau lebih
untuk dilayani.
• Menetapkan pasar sasaran dengan cara
mengembangkan ukuran-ukuran dan daya
tarik segmen kemudian memilih segmen
sasaran yang diinginkan.

PASAR SASARAN
(MARKET TARGETING)
STUDI KELAYAKAN BISNIS



Kegiatan Menetapkan Pasar Sasaran :
1. Evaluasi segmen pasar
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen, misal : data penjualan, proyeksi laju
pertumbuhan, margin, dll.
b. Struktural segmen, misal : profitabilitas produk, ancaman produk
pengganti (substitusi), dll.
c. Sasaran dan sumberdaya, misal : sdm yang dimiliki, sumber daya
perusahaan yang tersedia, dll.

2. Memilih segmen
a. Pemasaran serbasama, misal : melayani semua pasar dan tawaran
pasar.
b. Pemasaran serbaaneka, misal : merancang tawaran untuk semua
pendapatan, tujuan atau kepribadian, dll.
c. Pemasaran terpadu, misal : khusus untuk sdm yang terbatas.

POSISI PASAR
(MARKET POSITIONING)
STUDI KELAYAKAN BISNIS








Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi
yang kompetitif untuk produk.
Posisi produk adalah bagaimana posisi suatu
produk yang didefinisikan oleh konsumen atas
dasar atribut-atributnya.
Tujuannya adalah untuk membangun dan
mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk
yang dihasilkan ke dalam benak konsumen.
Contoh : Mobil Mercedes diposisikan sebagai mobil
mewah, Mobil Kijang diposisikan sebagai mobil
keluarga, dan Mobil Suzuki Carry sebagai mobil
angkutan.

POSISI PASAR
(MARKET POSITIONING)
STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Strategi penentuan posisi pasar terdiri dari :
 Atas dasar atribut (harga murah atau mahal)
 Kesempatan penggunaan (sebagai minuman
energi atau kesehatan)
 Menurut kelas pengguna (dewasa atau anakanak)
 Langsung menghadapi pesaing (kami nomor
satu)
 Kelas produk (untuk kecantikan atau
kesehatan)

POSISI PASAR
(MARKET POSITIONING)
STUDI KELAYAKAN BISNIS



Memilih Dan Melaksanakan Strategi Penentuan
Pasar :
1. Identifikasi keunggulan kompetitif dengan perbedaaan,
yaitu :





Diferensiasi produk
Diferensiasi jasa
Diferensiasi personel
Diferensiasi citra

2. Memilih keunggulan kompetitif yang tepat



Berapa banyak perbedaan dipromosikan
Perbedaan mana yang dipromosikan

3. Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi dipilih

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS



Pengertian
 Tindakan merancang serangkaian perbedaan
yang berarti untuk membedakan tawaran
perusahaan dengan pesaing.

Dimiliki
Dimiliki satu
satu pihak
pihak

Unggul
Unggul

Terjangkau
Terjangkau

Differences Worth
Establishing
Terbedakan
Terbedakan

Menguntungkan
Menguntungkan
Penting
Penting

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS



Mengatasi ekspektasi pelanggan dengan proses
tiga-tahap :
1. Mendefinisikan model nilai pelanggan.
2. Membentuk hierarki nilai pelanggan.
 Basic/Dasar
 Ekspektasi/yang diharapkan
 Desired/yang diinginkan
 Unanticipated/yang tidak diantisipasi
3. Menentukan paket nilai pelanggan.

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

Gambar:
Matriks
Keunggul
an
Bersaing
BCG

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

Variabel-Variabel Diferensiasi
Produk

Pelayanan

Personnel

Saluran

Citra

Form

Kemudahan
pemesanan

Kemampuan

Cakupan

Simbols

Features

Pengiriman

Kesopanan

Keahlian

Media

Performance

Pemasangan

Dapat
dipercaya

Kinerja

Atmosfir

Conformance

Pelatihan
pelanggan

Dapat
diandalkan

Durability

Konsultasi
pelanggan

Cepat tanggap

Peristiwa

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi
 Diferensiasi produk
o
o
o
o

o

Form/bentuk.
Features/keistimewaan, yaitu karakteristik yang yang
melengkapi fungsi dasar produk.
Mutu kinerja, mengacu pada level di mana karakteristik dasar
produk itu beroperasi.
Mutu kesesuaian, adalah tingkat di mana semua unit yang
produksi adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran
yang dijanjikan.
Daya tahan, suatu ukuran usia operasi produk yang
diharapkan dalam kondisi normal dan/atau berat.

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi
 Diferensiasi Produk
o
o
o
o

Keandalan, adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak
akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.
Mudah diperbaiki, adalah suatu ukuran kemudahan untuk
memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal.
Style/gaya, menggambarkan penampilan dan perasaan yang
ditimbulkan oleh produk bagi pembeli.
Desain: kekuatan pemaduan; desain adalah totalitas
keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi
suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan.

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

Installation
Installation

Customer
Customer
Consulting
Consulting

Delivery
Delivery

Customer
Customer
Training
Training

Maintenance
Maintenance
Repair
&&Repair

Miscellaneous
Services

Ordering
Ordering
Ease
Ease

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi
 Diferensiasi Pelayanan
o
o
o
o

Kemudahan pemesanan, mengacu pada seberapa mudah
pelanggan dapat melakukan pemesanan ke perusahaan.
Pengiriman, mengacu pada seberapa baik produk atau jasa
diserahkan kepada pelanggan.
Quick response system.
Installation/pemasangan, mengacu pada pekerjaan yang
dilakukan untuk membuat suatu produk beroperasi di lokasi
yang direncanakan.

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi
 Diferensiasi Pelayanan
o

o
o

o

Pelatihan Pelanggan, mengacu pada pelatihan para pegawai
pelanggan untuk menggunakan peralatan dari penjual secara
tepat dan efisien.
Konsultasi Pelanggan, mengacu pada pelayanan data, sistem
informasi, dan saran yang diberikan penjual kepada pembeli.
Pemeliharaan dan Perbaikan, merupakan program pelayanan
perusahaan untuk membantu pelanggan menjaga produk
yang mereka beli dalam kondisi kerja yang baik.
Pelayanan lain-lain, perusahaan dapat menemukan berbagai
cara lain untuk mendiferensiasikan jasa pelanggan, seperti
menawarkan garansi produk.

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi
 Diferensiasi Personalia
o
o
o
o
o
o

Competence/kemampuan, mereka memiliki keahlian dan
pengetahuan yang diperlukan.
Courtesy/kesopanan, mereka ramah, menghormati, dan
penuh perhatian.
Creditability/kredibilitas, mereka dapat dipercaya.
Reliability/keandalan, mereka memberikan pelayanan secara
konsisten dan akurat.
Responsiveness/cepat tanggap, mereka cepat menanggapi
permintaan dan permasalahan konsumen.
Communication/komunikasi, mereka berusaha untuk
memahami pelanggan dan berkomunikasi dengan jelas.

POSISI PASAR (MARKET POSITIONING)
DIFERENSIASI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Peralatan Untuk Melakukan Diferensiasi









Diferensiasi Saluran, merancang saluran distribusi, terutama
yang menyangkut jangkauan, keahlian dan kinerja saluransaluran tersebut.
Diferensiasi Citra, konsumen mempunyai tanggapan yang
berbeda terhadap citra perusahaan atau merek.
 Identitas, terdiri dari berbagai cara yang diarahkan
perusahaan untuk mengidentifikasi dirinya atau
memposisikan dirinya atau produknya.
 Citra, adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan
atau produknya.
Lambang, Warna, Slogan, atribut khusus.
Physical plant.
Peristiwa and Sponsorship.
Menggunakan teknik membuat citra berganda.

STRATEGI POSISI
(POSITIONING STRATEGY)
STUDI KELAYAKAN BISNIS

• Mengembangkan dan Mengkomunikasikan
Strategi Posisi
 Positioning adalah tindakan merancang tawaran dan
citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi
yang terbedakan (diantara pesaing) di dalam benak
pelanggan sasarannya.
 Value position, merupakan alasan-alasan yang
meyakinkan mengapa pelanggan sasaran akan
membeli produk.

STRATEGI POSISI
(POSITIONING STRATEGY)
STUDI KELAYAKAN BISNIS



Mengembangkan dan Mengkomunikasikan
Strategi Positioning
 Positioning menurut Ries dan Trout






Memperkuat posisinya sendiri saat ini di beak konsumen.
Mencari dan merebut posisi baru yang belum ditempati.
De-position (menggeser).
Re-position (mengubah).
Product ladders (jenjang produk).

 Positioning menurut Treacy dan Wiersema


Value disciplines/disiplin nilai




Product leader/pemimpin produk.
Operationally excellent firm/perusahaan yang unggul dalam operasional.
Customer intimate firm/perusahaan yang akrab dengan pelanggan.

STRATEGI POSISI
(POSITIONING STRATEGY)
STUDI KELAYAKAN BISNIS



Mengembangkan dan Mengkomunikasikan
Strategi Positioning
 Treacy dan Wiersema mengemukakan bahwa sebuah
bisnis seharusnya mengikuti empat aturan untuk
sukses :
1.
2.
3.
4.

Menjadi yang terbaik pada salah satu dari tiga disiplin nilai.
Mencapai tingkatan hasil kinerja yang memadai pada dua disiplin
yang lain.
Menunjukkan satu posisi unggul didalam memilih disiplin sehingga
tidak akan kalah dengan pesaing.
Menjaga agar menjadi lebih memadai pada dua disiplin yang lain,
karena pesaing turut meningkatkan ekspektasi pelanggan.

STRATEGI POSISI
(POSITIONING STRATEGY)
STUDI KELAYAKAN BISNIS



Mengembangkan dan Mengkomunikasikan
Strategi Positioning
 Empat Kesalahan Utama Positioning
1.
2.
3.

4.

Underpositioning, beberapa perusahaan menyadari bahwa pembeli
hanya memiliki gagasan yang samar tentang merek.
Overpositioning, pembeli mungkin memiliki citra yang terlalu sempit
terhadap merek.
Confused positioning, pembeli mungkin memiliki citra yang
membingungkan tentang merek karena perusahaan terlalu banyak
membuat pengakuan atau terlalu sering mengubah positioning
merek.
Doubtful positioning / positioning yang meragukan, pembeli mungkin
sukar mempercayai pengakuan dari suatu merek karena pengaruh
harga, ciri khusus, atau perusahaan pembuat produk tersebut.

MARKETING MIX
(PRODUK)
STUDI KELAYAKAN BISNIS





Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli,
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan
atau peluang bagi produk baru :






Perubahan ekonomi
Perubahan sosial dan budaya
Perubahan teknologi
Perubahan politik, dan
Perubahan lainnya

MARKETING MIX
(PRODUK)
STUDI KELAYAKAN BISNIS



Strategi produk yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan suatu produk :
 Penentuan logo dan motto




Logo dan moto harus memiliki arti
Logo dan moto harus menarik perhatian
Logo dan moto harus mudah diingat

 Menciptakan merek





Mudah diingat
Terkesan hebat dan modern
Memiliki arti
Menarik perhatian

MARKETING MIX
(PRODUK)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Menciptakan kemasan







Kualitas kemasan
Bentuk kemasan
Warna kemasan
Syarat lainnya

Keputusan label







Siapa yang membuat
Di mana dibuat
Kapan dibuat
Cara menggunakannya
Waktu kadaluarsa
Informasi lainnya

MARKETING MIX
(PRODUK)
STUDI KELAYAKAN BISNIS



Strategi Pemasaran Daur Hidup Produk


Untuk mengatakan bahwa sebuah produk memiliki
siklus hidup berarti menegaskan empat hal, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Produk memiliki umur terbatas.
Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masingmasing memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berbeda
bagi penjual.
Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama
siklus hidup produk.
Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur,
pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap
tahap siklus hidupnya.

MARKETING MIX
(HARGA)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen
dengan manfaat memiliki produk yang nilainya ditetapkan
oleh pembeli atau penjual melalui tawar menawar atau
ditetapkan penjual dengan satu harga yang sama terhadap
semua pembeli.



Langkah-langkah dalam menetapkan harga :
1.
2.
3.
4.

Menentukan tujuan penetapan harga
Memperkirakan permintaan, biaya, dan laba
Memilih strategi harga untuk membantu menentukan harga dasar
Menyesuaikan harga dasar dengan taktik penetapan harga

MARKETING MIX
(HARGA)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Tujuan dari penentuan harga secara umum :



Strategi dasar dalam penetapan harga :

1.
2.
3.
4.
5.

Untuk bertahan hidup
Untuk memaksimalkan laba
Untuk memperbesar market share
Mutu produk
Pesaing

1. Skimming pricing, yaitu harga awal produk yang ditetapkan
setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa produk dan jasa memiliki
kualitas tinggi.
2. Penetration pricing, yaitu dengan menetapkan harga yang
serendah mungkin dengan tujuan untuk menguasai pasar.
3. Status quo pricing, yaitu penetapan harga status quo adalah
harga yang ditetapkan disesuaikan dengan harga pesaing.

MARKETING MIX
(HARGA)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Metode penetapan harga :
1.

Berdasarkan biaya
 Cost plus pricing

Penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan
di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan
memasarkan produk.
Rumus : Harga Pokok = VC + FC C
TS
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
TS = Total Sales
Contoh :
VC = Rp. 10,FC = Rp. 6.000.000,TS = 100.000 Unit
Harga Pokok = Rp.10,- + Rp. 6.000.000,- C= Rp. 70,- per unit
100.000 unit

MARKETING MIX
(HARGA)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Metode penetapan harga :
1.

Berdasarkan biaya
 Cost plus pricing dengan mark up
Metode paling populer digunakan oleh grosir dan pengecer
untuk menentukan harga jual. Penetapan harga mark up adalah
biaya pembelian produk dari produsen ditambah sejumlah
keuntungan yang diinginkan.
Contoh :
Jika perusahaan mengharapkan margin laba 20%, maka cost
plus pricing dengan mark up sebagai berikut :
Harga dengan mark up = Harga Pokok per unit =Rp. 70,- per unit
(1-laba yang diinginkan)
Harga dengan mark up = Rp. 70,- = Rp. 87,5,(1 - 0,2)

MARKETING MIX
(HARGA)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Metode penetapan harga :
3.

Break even pricing

4.

Perceived value pricing

Harga ditentukan berdasarkan titik impas (pulang pokok)
Rumus : BEP = FC C
atau BEP = FC C
P – VC
1 – VC/P

Harga ditentukan oleh kesan pembeli (persepsi) terhadap produk yang
ditawarkan. Biasanya penetapan harga seperti ini berdasarkan nilai yang
dipersepsikan sesuai dengan penentuan posisi produk oleh perusahaan di pasar.
Perusahaan menciptakan suatu produk untuk suatu pasar sasaran dengan kualitas
dan harga yang telah direncanakan.

Modifikasi harga atau diskriminasi harga dapat dilakukan
berdasarkan :
a. Menurut pelanggan
b. Menurut bentuk harga
c. Menurut tempat
d. Menurut waktu

MARKETING MIX
(LOKASI / DISTRIBUSI)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Saluran distribusi adalah suatu jaringan dari organisasi dan
fungsi-fungsinya menghubungkan produsen kepada konsumen
akhir.



Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi distribusi :
 Pertimbangan pembeli atau faktor pasar
 Karakteristik produk
 Faktor produsen atau pertimbangan pengawasan dan
keuangan

MARKETING MIX
(LOKASI / DISTRIBUSI)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Dasar penentuan saluran distribusi produk konsumen dengan
tingkatan saluran distribusi, yaitu :
 Produsen  pemakai barang industri
 Produsen  dealer  pemakai barang industri
 Produsen  agen  pemakai barang industri



Dasar penentuan saluran distribusi produk industri dengan
tingkatan saluran distribusi, yaitu :
 Produsen  konsumen
 Produsen  pengecer  konsumen
 Produsen  grosir  pengecer  konsumen
 Produsen  agen  grosir  pengecer  konsumen

MARKETING MIX
(LOKASI / DISTRIBUSI)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Hal-hal dalam pemilihan dan penentuan lokasi :










Dekat dengan kawasan industri
Dekat dengan lokasi perkantoran
Dekat dengan lokasi pasar
Dekat dengan pusat pemerintahan
Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat
Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi
Sarana dan prasarana

Fungsi-fungsi saluran distribusi yang dilaksanakan oleh
perantara antara lain :




Fungsi transaksi
Fungsi logistik
Fungsi fasilitas

MARKETING MIX
(PROMOSI)
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Promosi adalah cara mengkomunikasikan produk kepada
masyarakat agar produk itu dikenal dan dibeli.



Strategi Bauran Promosi (Promotion Mix)
1.

Periklanan (Advertising)
 Periklanan adalah bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang
dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang
teridentifikasi.

2.

Promosi Penjualan (Sales Promotion)
 Promosi penjualan adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan
penjualan suatu produk disaat pembelian diharapkan sekarang juga.

3.

Hubungan Masyarakat (Public Relations)
 Humas bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik
untuk menghasilkan publisitas yang menyenangkan.

4.

Penjualan Perorangan (Personal Selling)

MARKETING MIX
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Bauran pemasaran jasa lebih luas dari barang dengan
menambahkan 3 elemen :
1.

Orang (people)


2.

Bukti fisik (physical evidence)


3.

Yang dimaksud orang disini adalah semua partisipan yang
memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan
konsumsi berlangsung dalam waktu riil jasa, dan dapat
mempengaruhi persepsi pembeli.
Suatu lingkungan fisik di mana jasa disampaikan dan di mana
perusahaan dan konsumennya berinteraksi, dan setiap konsumen
nyata memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

Proses (process)


Proses ini mencerminkan bagaimana semua elemen bauran
pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan
konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen.

BAB IV
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan
suatu usaha dalam menjalankan kegiatannya
dengan menilai ketepatan lokasi, luas
produksi, dan layout serta kesiapan mesin dan
teknologi.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis
usaha yang akan dijalankan.
• Terdapat beberapa lokasi yang perlu
dipertimbangkan, yaitu :
1. Lokasi untuk pabrik
2. Lokasi kantor
3. Lokasi gudang


ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
I. Pemilihan Lokasi Pabrik
A. Faktor utama (primer) :
1. Ketersedian bahan baku
2. Letak pasar yang dituju
3. Tenaga listrik dan air
4. Supply tenaga kerja
5. Fasilitas transportasi

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
1. Ketersediaan Bahan Baku




Dilihat dari ongkos angkut bahan mentah, apabila
jumlah bahan mentah yang diangkut jauh lebih besar
daripada bahan jadi sebagai akibat proses produsi,
lokasi usaha/proyek yang dekat dengan bahan baku
lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Contoh: apabila lokasi pabrik kertas yang berorientasi
pada pasar, keadaan ini bisa menyulitkan
usaha/proyek tersebut bila dilihat dari biaya
transportasi maupun kelancaran supply bahan baku
yang diangkut jauh lebih besar daripada jumlah
barang.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
2. Letak Pasar




Ditinjau dari segi biaya pengangkutan, apabila biaya
pengangkutan barang jadi lebih besar dari biaya
pengangkutan bahan mentah dalam ukuran yang
sama, selayaknya lokasi usaha/proyek yang dekat
dengan pasar lebih menguntungkan daripada dekat
dengan bahan baku.
Seperti pabrik minuman, pabrik yang hasil
produksinya lebih cepat rusak/pecah, dan lain
sebagainya.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
3. Tenaga Listrik dan Air


Tenaga lisrik yang telah ada seperti PLN biayanya
lebih murah dibanding dengan membangun tenaga
listrik tersendiri. Kalau di lokasi proyek tidak tersedia
fasilitas listrik, usahakan lokasi proyek yang didirikan
dekat dengan pembangkit tenaga listrik seperti
adanya air terjun yang memungkinkan pembangunan
tenaga listrik ditempat tersebut.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
4. Supply Tenaga Kerja


Apabila usaha/proyek yang didirikan membutuhkan
tenaga kerja dalam jumlah yang relative besar (padat
karya) sebaiknya lokasi usaha yang dididrikan dekat
dengan pemukiman penduduk. Demikian pula
dengan usaha-usaha yang memanfaatkan keahlian
penduduk setempat, seperti kerajinan kayu, kerajinan
ukir, kerajinan logam, dan lain sebagainya.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
5. Fasilitas Transportasi


Pendirian usaha/proyek yang tidak mempunyai
fasilitas angkutan terpaksa membangun jalan-jalan
baru yang memerlukan investasi yang cukup besar
dan kesemuanya ini merupakan beban dari
proyek/kegiatan usaha yang direncanakan. Besarnya
biaya transportasi yang dikeluarkan akan
berpengaruh terhadap harga pokok produksi dan
keadaan ini bisa menyebabkan gagasan
usaha/proyek yang direncanakan tidak feasible untuk
dikerjakan.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
I. Pemilihan Lokasi Pabrik
B. Faktor pendukung (sekunder) :
1. Hukum dan peraturan yang berlaku
2. Iklim dan keadaan tanah
3. Sikap dari masyarakat setempat (adat
istiadat)
4. Rencana masa depan perusahaan,
dalam kaitannya dengan perluasan lokasi

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
II. Pemilihan Lokasi Kantor
A. Pertimbangan dalam menentukan lokasi
kantor :
1. Dekat pemerintah
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia sarana dan prasarana

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
III. Pemilihan Lokasi Gudang
A. Pertimbangan dalam menentukan lokasi
gudang :
1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedia sarana dan prasarana

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Metode Pemilihan Lokasi
1. Metode Kualitatif


Metode ini mendasarkan penilaian tim yang dibentuk
terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan dari berbagai
alternatif lokasi yang tersedia.

2. Metode Transportasi


Metode ini digunakan oleh perusahaan yang telah memiliki
beberapa pabrik atau gudang bermaksud menambah
kapasitas satu pabrik atau penambahan pabrik atau gudang
baru.

3. Metode Analisis Biaya


Metode ini memanfaatkan biaya tetap dan biaya variabel
untuk membantu pemilihan alternatif lokasi.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Metode Kualitatif

Kebutuh
an
Pabrik

Nilai
Lokasi
Ideal

Lokasi A

Lokasi B

Lokasi C

Pasar

20

19

20

18

Transportasi

25

24

20

23

Bahan Baku

25

23

21

22

Tenaga Kerja

10

7

9

8

Listrik & Air

15

12

15

10

5

4

3

5

100

89

88

86

Iklim
Jumlah

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Metode Analisis Biaya
Alternatif
Lokasi

Biaya Tetap

Biaya
Variabel /
Satuan

A
30.000.000
1.000
B
60.000.000
500
Cdiatas pemilihan lokasi
90.000.000
300 Kecap
Contoh: Tabel
untuk pabrik baru perusahaan

Angsa. Pabrik tersebut akan memproduksi sebanyak 100.000 botol per tahun.
Lokasi A = 30.000.000 + 1.000 (100.000) = RP 130.000.000
Lokasi B = 60.000.000 + 1.000 (100.000) =Rp 110.000.000
Lokasi C = 90.000.000 + 300 (100.000) =Rp. 120.000.000

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Luas Produksi
• Luas produksi adalah jumlah produk yang
seharusnya diproduksi untuk mencapai
keuntungan yang optimal.
• Luas produksi dapat berarti penentuan
kombinasi dari berbagai macam produk
yang dihasilkan untuk mencapai
keuntungan yang optimal, jika menghasilkan
lebih satu macam produk.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Luas Produksi
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan luas produksi :






Batasan permintaan, yang telah diketahui dalam
aspek pasar.
Tersedianya teknologi, mesin-mesin yang dalam hal
ini dibatasi kapasitas teknis atau ekonomis.
Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola
proses produksi.
Kemampuan finansial dan manajemen.
Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi
di masa yang akan datang.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Luas Produksi
Metode dalam menentukan luas produksi :
A. Pendekatan konsep marginal cost dan
marginal revenue
B. Pendekatan break event point
C. Metode linear programming

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
A. Metode Marginal Cost
1.
2.
3.
4.

Pendekatan konsep Marginal Cost (MC) dan Marginal
Revenue (MR). Luas produksi optimal tercapai pada saat
MC = MR.
Dimana :
MC merupakan differensial TC (TC’)
MR merupakan differensial TR (TR’)

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS


Metode Marginal Cost

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
B. Metode Break Even Point
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Contoh: Persuahaan sandal Jepit merek Anti Pedot akan
membangun pabrik baru dgn rincian sbb :
Biaya persiapan = Rp. 10.000.000
Biaya Tanah dan bangunan = Rp. 75.000.000
Biaya Mesin dan peralatan = Rp. 25.000.000
Harga jual sandal jepit adalah Rp. 10.000 dan biaya
membuat sandal jepit sebesar RP. 5.000. maka besar luas
produksi agar mencapai titik impas adlh sbb:
BEP = Biaya tetap / (harga perunit – biaya variabel perunit)
BEP = 110.000.000 /(10.000-5.000) = 22.000 Pasang
sandal

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Tata Letak (Layout)
1. Layout merupakan keseluruhan proses
penentuan bentuk dan penempatan fasilitasfasilitas yang dimiliki.
2. Layout mencakup layout site (layout lahan
lokasi), layout pabrik, layout kantor, dan layout
gudang.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Jenis-Jenis Tata Letak (Layout)
1. Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Position Layout)




Layout ini ditujukan pada usaha yang karena ukuran, bentuk
dan hal-hal lain yang menyebabkan tak mungkin
memindahkan produknya.
Jadi produk tetap di tempat, peralatan, dan tenaga kerja yang
mendatangi produk. Contohnya : Pembuatan Kapal.

2. Tata Letak Produk (Product Layout)





Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan disusun
berdasarkan urutan dari operasi proses pembuatan produk.
Setiap produk akan melewati tahapan produksi yang sama
dari awal sampai akhir.
Layout ini tidak terdapat arus balik.
Contohnya : Perakitan Mobil.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Jenis-Jenis Tata Letak (Layout)
3. Tata Letak Proses (Layout Process)




Mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang
sama dikelompokkan atau ditempatkan dalam suatu
ruangan/tempat tertentu.
Contohnya untuk industri tekstil semua mesin pemotong
dikelompokkan dalam satu area atau semua mesin jahit
dikelompokkan dalm satu area.

4. Tata Letak Kantor (Office Layout)


Layout ini berkaitan dengan posisi kerja, peralatan kerja,
tempat yang diperuntukkan perpindahan informasi.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Jenis-Jenis Tata Letak (Layout)
5. Tata Letak Pedagang Eceran/Pelayanan (Retail
and Service Layout)


Layout yang berhubungan dengan pengaturan dan alokasi
tempat serta arus produk agar lebih banyak barang yang
dapat dipajang.

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Pemilihan Teknologi dan Peralatan




Pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh
derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat
ekonomis yang dikerjakan.
Kreteria dalam pemilihan jenis teknologi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ketepatan teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang
digunakan.
Keberhasilan penggunaan teknologi tersebut di tempat lain.
Pertimbangan kemu

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1