Laporan Praktikum Agroklimatologi Klasif Indonesia

ACARA IV
KLASIFIKASI IKLIM UNTUK BIDANG PERTANIAN

Oleh

:

NIM

:

Rombongan

:1

Kelompok

:4

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

GAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

A. TUJUAN

Tujuan praktikum acara VI adalah :
1. Menetapkan kelas iklim suatu daerah berdasarkan data curah hujan suatu
stasiun cuaca menurut Schmidth-Ferguson dan menurut Oldeman.
2. Menetapkan keadaan iklim berdasarkan kelas iklim menurut SchmidthFerguson dan menurut Oldeman.
B. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan terdiri atas data curah hujan 10 tahun beberapa
stasiun cuaca (data dibagikan pada saat praktikum). Alat yang digunakan
adalah mesin hitung (kalkulator).
C. PROSEDUR KERJA

1. Klasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson
a. Data curah hujan bulanan menurut bulan (Januari-Desember) dan tahun
(tahun ke 1-10) disusun.

b. Ditentukan nilai bulan basah (BB) dan bulan kering (BK) setiap tahun.
c. Kriteria bulan basah >100 mm dan bulan kering antara 60 dan 100 mm
kemudian bulan basah dan bulan kering ditentukan.
d. Nilai total bulan basah dan bulan kering dijumlahkan, kemudian dihitung
rata-rata jumlah bulan basah dan bulan kering.

e. Nilai Q ditentukan dengan menghitung nilai nisbah rata-rata jumlah bulan
kering atau rata-rata jumlah bulan basa.
f. Setelah itu, kelas iklim ditentukan untuk membuat segitiga SchmidthFerguson kemudian keadaan iklim ditetapkan.
2. Klasifikasi iklim menurut Oldeman
a. Data curah hujan bulanan menurut bulan(Januari-Desember) dan tahun
(tahun ke 1-10).
b. Curah hujan bulanan bulan Januari samapai Desember dijumlahkan
kemudian dihitung rata-ratanya.
c. Bulan basah (BB) dan bulan kering (BK) ditentukan. Apabila curah hujan
bulanan >200 mm sebagai bulan basah dan bila curah hujan bulanan 9 bulan berurutan

b.

B1 terdapat 7-9 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering


c.

B2 terdapat 7-9 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering

d.

C1 terdapat 5-6 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering

e.

C2 terdapat 5-6 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering

f.

C3 terdapat 5-6 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering

g.

D1 terdapat 3-4 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering


h.

D2 terdapat 3-4 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering

i.

D3 terdapat 3-4 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering

j.

E1 terdapat < 3 bulan basah berurutan dan < 2 bulan kering

k.

E2 terdapat < 3 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering

l.

E3 terdapat < 3 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering


m. E4 terdapat < 3 bulan basah berurutan > 6 bulan kering

E. KESIMPULAN

1. Curah hujan bulanan selama 10 tahun pada beberapa daerah di Indonesia
berbeda-beda tergantung jumlah nilai bulan basah dan bulan keringnya.
2. Menurut metode Oldeman, daerah Banjarnegara, Klampok, Bukateja dan
Wanadadi memiliki zona agroklimat yang sama yaitu B2, sedangkan
daerah Krikil memiliki zona agroklimat C3.
3. Menurut metode Schmidth-Ferguson daerah Banjarnegara dan Wanadadi
merupakan daerah yang sangat basah. Sedangkan daerah Klampok, Krikil
dan Bukateja merupakan daerah basah.
4. Menurut metode penggolongan iklim menurut Oldeman suatu buan
dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar
dari 200 mm sedangkan yang dikatakan bulan kering apabila curah hujan
bulanan lebih kecil dari 100 mm.
5. Menurut metode penggolongan iklim Schmidth-Ferguson, bulan basah
yaitu bulan yang menerima curah hujan lebih besar dari 100 mm
sedangkan bulan kering yaitu bulan yang menerima curah hujan kurang

dari 60 mm.
6. Pengklasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson di dasarkan pada ratarata jumlah Bulan Basah dan jumlah Bulan Kering dengan menggunakan
symbol Q yaitu :

3. Pengklasifikasian iklim menurut Oldeman didasarkan pada jumlah bulan
basah berurutan dan jumlah bulan kering yang berurutan pula.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Ahmad. 1994. Penerimaan Radiasi Surya di Permukaan Bumi
Sangat Bervariasi Menurut Tempat dan Waktu. Balai Pustaka. Jakarta.
Kertasapoetra, A. G. 2004. Klimatologi. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Leimeheriwa,

Samuel.

2002.


Pengembangan

Komoditas

Pertanian

Berdasarkan Pendekatan Iklim. IPB Press. Bogor
Oldeman, R. L., I. Las dan Muladi. 1980. The Agro-Climate Maps of
Kalimantan, Maluku, Irian Jaya and Bali West and East Nusa
Tenggara Contrib. Centre. Res. Inst. Agrc. Bogor.
Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. ITB Press. Bandung.
Waryono. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. PT. Bina Ilmu.
Surabaya.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Perancangan Sarana Praktikum Prestasi Mesin Pendingin Pembuat Es Batu

10 135 1

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157