Pembelajaran Fisika Berbasis Flash guna

1

Pembelajaran Fisika Berbasis Flash guna Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Siswa
1,3

Hijrah Wahyuningtiyas
Program Studi Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP PGRI Madiun
Email : hjtiyas@gmail.com

Abstrak
Keterampilan Generik Sains merupakan ketrampilan dasar yang dibutuhkan seseorang untuk bekal
menghadapi dunia kerja khususnya pada pengembangan teknologi. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
penelitian ini yaitu meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa. Penelitian ini bersetting di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Madiun yang beralamatkan di Jl. Barito No 13 Madiun.
Fokus penelitian ini pada pokok bahasan operasi vektor dengan subjek penelitian kelas tinggi yaitu
kelas XA Madrasah Aliyah Negeri 1 Madiun. Keterampilan Generik Sains Siswa akan diketahui
peningkatannya melalui prestasi belajar siswa yang setiap butir soalnya akan direalisasikan dengan sembilan
pokok indikator Keterampilan Generik Sains. Instrument dalam penelitian ini berupa lembar obsevasi,
pedoman wawancara, lembar angket, catatan lapangan, dan tes tertulis. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi, angket, wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis

secara deskriptif kuantitaif pada setiap siklusnya.
Kata kunci : Keterampilan Generik Sains

PENDAHULUAN
Pada era globalisasi seperti saat ini
informasi dapat datang hanya dalam hitungan detik.
Untuk mengaksesnyapun sangat mudah. Hal ini
didasari adanya perkembangan Sains dan teknologi
yang sangat pesat. Berkembangnya ilmu Sains di
landasi adanya tekhnologi yang maju, sedangkan
tekhnologi yang maju didasari dari penemuanpenemuan di bidang Sains. Keduanya saling
memberikan timbal balik dan tidak dapat dipisahkan.
Sains dan teknologi juga memberikan
kontribusi pada bidang pendidikan. Berkat keduanya
banyak pembaharuan di bidang pendidikan yang
semuanya mengerucut pada tujuan pendidikan yang
lebih baik. Bidang pendidikan sangat perlu merespon
perkembangan ini terutama dengan cara menyiapkan
sumber daya manusia yang mampu berdaya saing
dalam pasar global.

“Fisika merupakan salah satu cabang IPA
yang mendasari perkembangan teknologi maju.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi
dewasa ini dipicu dengan adanya penemuanpenemuan di berbagai cabang ilmu fisika”(Ketang
Wiyono, 2007).
“Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena
alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik
kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan
hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam
tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman
yang baik tentang fisika” (Permendiknas No.
24Tahun 2006).

Berangkat dari pendapat-pendapat di atas,
fisika sebagai pelajaran Sains merupakan salah satu
pelajaran penting yang berguna untuk membekali
para peserta didik agar memiliki keterampilan yang
berguna untuk kemajuan Tekhnologi.
Fisika juga merupakan pelajaran yang

pengaplikasianya terdapat pada penyelesaian
masalah di masyarakat. Seperti pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan serta pengurangan
dampak bencana alam. Keterampilan – keterampilan
tersebut dapat dikembangkan melalui proses
pembelajaran Fisika yang memiliki tujuan berbasis
pengembangan Keterampilan Generik Sains.
Menurut Brotosiswoyo (dalam Ketang
Wiyono, 2008), terdapat Sembilan indikator
ketrampilan generik yang dapat dikembangkan
melalui pebelajaran fisika, yakni :
a. Pengamatan langsung
b. Pengamatan tidak langsung
c. Kesadaran tentang skala besaran
d. Kesadaran simbolik
e. Kerangka logika taat azas dari hukum alam
f. Interferensi atau konsistensi logika
g. Hukum sebab-akibat
h. Pemodelan matematis
i. Membangun konsep

Untuk mengembangkan pembelajaran yang
berorientasi keterampilan generik, Hartono (dalam
Sutarno, M. 2011) mengemukakan bahwa
pembelajaran
harus
memiliki
karakteristikkarakteristik:
(1) mengkondisikan siswa untuk aktif berpikir,
(2) terjadi layanan bimbingan individual,

2

(3) memanfaatkan keunggulan komputer.
Kesembilan indikator KGS diharapkan
mampu dikuasai oleh siswa setelah penyampaian
materi menggunakan media yang berbasis
macromediaflash 8.

Prosedur Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan yaitu

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus Setiap
siklus terdiri 4 tahap yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasirefleksi. Menurut Suharsimi Arikunto (2007:16)
masing masing tahapan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi

Pelaksanaan
Pengamatan

Perencanaan
Refleksi

Pelaksanaan
1.
Pengamatan

Permasalahan

baru
Suharsimi Arikunto (2007:16)
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Tahapan-tahapan
tersebut
dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.
Perencanaan adalah persiapan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian, mulai dari perangkat pembelajaran
sampai pada alat ukur untuk mengetahui dan
mengevaluasi tindakan penelitian ini, tanpa
mengesampingkan kendala dalam pelaksanaan
tindakan.
2.
Pelaksanaan adalah implementasi dari
semua rencana yang telah disiapkan dalam
proses belajar mengajar sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan
tindakan, aktivitas guru dan siswa diamati dan
dicatat dalam sebuah form yang telah
disiapkan.

3.

Pengamatan adalah melihat dan
mengamati aktifitas guru dan siswa sebagai
pedoman pada siklus berikutnya. Dalam
pelaksanaan tindakan, guru atau peneliti
dibantu oleh guru yang lain sebagai kolabolator
untuk mengamati dengan berpedoman pada
instrumen yang telah disiapkan.
4.
Refleksi adalah tindak lanjut dari
kegiatan pengamatan atau observasi akan
diketahui kelebihan dan kekurangan dari
metode yang diterapkan oleh guru dalam
pelaksanaan tindakan kelas. Data dari hasil

pengamatan tindakan dicari penyelesaiannya,
dianalisis dan dikaji secara matang, sehingga
dapat diketahui apa yang harus dihilangkan,
yang harus diperbaiki dan dipertahankan.
Kegiatan
ini
sebagai
acuan
untuk
merencanakan
kegiatan
dan
untuk
merencanakan pada siklus berikutnya.
Pada bagian refleksi atau evaluasi dilakukan
analisis data mengenai proses, masalah dan
hambatan yang ada pada pembelajaran, kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi dampak pelaksanaan
tindakan yang dilakukan. Salah satu aspek penting
dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap

keberhasilan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan
sebanyak dua siklus, tiap siklus terdiri dari dua kali
pertemuan. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran tiap siklusnya adalah sebagai berikut:
SIKLUS I
a.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru menyusun
rancangan tindakan yang menjelaskan atau halhal yang dilakukan di dalam kelas.
Topik yang direncanakan meliputi
1)
Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan Silabus.
2)
Menyiapkan
instrumen penelitian untuk guru dan siswa.
3)
Menyiapkan

format untuk evaluasi dan observasi.
4)
Menyiapkan
media pembelajaran dan sumber belajar.
5)
Menyusun
angket motivasi.
b.
Pelaksanaan
1) Guru melakukan apersepsi.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Siswa memperhatikan penjelasan guru.
4) Guru menerapkan metode pembelajaran
berbasis IT yaitu dengan memberikan
permasalahan pada siswa menggunakan
media pembelajaran berbasis multimedia.
5) Siswa mengamati permasalahan dan
mencari
sendiri
penyelesaian

dari
permasalahan yang diberikan oleh guru.

3

6) Guru memberikan pengarahan pada siswa
untuk menyelesaikan permasalahan.
7) Setelah menemukan penyelesaian dari
permasalahan,
perwakilan
siswa
mempresentasikan
hasil
yang
telah
ditemukan.
8) Penguatan dan kesimpulan oleh guru.
9) Mengadakan evaluasi.
c.
Observasi
Tindakan.
Mengamati
kegiatan
guru
pada
saat
pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa
dengan menggunakan instrumen pengamatan
pembelajaran guru dan siswa.
d.
Refleksi Tindakan.
Guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
tindakan pada siklus I. Melalui hasil observasi
dan evaluasi, guru dapat mengetahui kelemahan
dari pelaksanaan pembelajaran, sehingga guru
dapat merumuskan tindakan perbaikan pada
siklus II.
Untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus II,
mengikuti atau berdasarkan kekurangan atau
kelemahan pada siklus I.
2.
Rancangan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah
seperti perencanaan tindakan pada siklus I, tetapi
dalam penyusunannya peneliti memperhatiakan
kekurangan atau kelamahan yang ada pada tindakan
siklus I. Setelah siklus kedua, peneliti menyusun
laporan penelitian tindakan kelas mulai siklus
pertama sampai siklus kedua.

azas dari hukum alam

Uji Coba Instrumen
1.

Menentukan Instrumen
Untuk mengetahui peningkatan Keterampilan
Genirik sains siswa, soal soal yang di ujikan
harus mengacu pada 9 indikator Keterampilan
Generik Sains. Datanya sebagai berikut

Siklus I
No
1

Indikator KGS
Pengamatan langsung

No Soal
1,6

2

Pengamatan
langsung

2

3

tidak

1,2

4

Kesadaran tentang skala
besaran
Kesadaran simbolik

5

Kerangka logika taat

3

1,2

Interferensi
atau
konsistensi logika

4,5

7

Hukum sebab-akibat

3

8

Pemodelan matematis

7

9

Membangun konsep

7

Tabel 1. Integrasi Soal Tes terhadap indikator KGS
pada siklus I

Siklus II
No
1

Indikator KGS
Pengamatan langsung

No Soal
1,6

2

Pengamatan
langsung

2

3

Kesadaran tentang skala
besaran
Kesadaran simbolik

1,2

5

Kerangka logika taat
azas dari hukum alam

3

6

Interferensi
atau
konsistensi logika

4,5

7

Hukum sebab-akibat

3

8

Pemodelan matematis

7

9

Membangun konsep

7

4

Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian : Prestasi belajar siswa.
2. Instrumen Penelitian : Soal tes.
3. Teknik Pengumpulan Data : Metode tes
digunakan untuk mengumpulkan data hasil
belajar siswa pada aspek kognitif.

6

tidak

1,2

Tabel 2. Integrasi Soal Tes terhadap indikator KGS
pada siklus II

2.

Menentukan Validitas

Validitas hasil hasil tes digunakan untuk
mengetahui tingkat kesahihan masing-masing butir
soal dengan rumus product moment, yaitu :

rxy 

N  xy   x  y 

N  x

2

2

  x 

N  y   y 

(Anas Sudijono: 2006)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
N = jumlah peserta tes
∑X = jumlah skor butir soal
∑Y = Jumlah skor total
∑XY= jumlah hasil kali skor butir soal

2

2

4

Kriteria validitas instrument ditetapkan sebagai
berikut :
Jika rhitung  rtabel ( taraf signifikan 5%) , maka butir
soal dinyatakan valid.
Jika rhitung  rtabel ( taraf signifikan 5%) , maka butir
soal dinyatakan tidak valid
3. Menentukan Realibilitas
Untuk menghitung reliabilitas butir soal yaitu
dengan menggunakan rumus belah dua awal dan
akhir. Setelah itu dimasukkan ke dalam rumus
rxy ( r1 / 21 / 2 ) ,
product moment dan diperoleh
maka reliabilitas dapat dicari dengan menggunakan
rumus Sperman Brown :
r11 

2r1 / 21 / 2
1  r1 / 21 / 2

(Suharsimi Arikunto: 2006)
Keterangan :
r11
= koefisien reliabilitas yang sudah
disesuaikan
r1 / 21 / 2 = korelasi antara skor-skor tiap belahan tes
Kriteria realibilitas ditetapkan sebagai berikut :
Jika rhitung  rtabel ( taraf signifikan 5%) , maka butir
soal dinyatakan reliabel
Jika rhitung  rtabel ( taraf signifikan 5%) , maka butir
soal dinyatakan tidak reliabel.

Teknik Analisis Data
Penelitian tindakan kelas ( PTK ) analisis
yang digunakan adalah teknik deskriptif dengan
membandingkan
tingkat
keberhasilan
atau
tercapainya
masing-masing
siklus.
Proses
menganalisis data menurut Miles (dalam Herawati,
2008:103) yaitu dengan teknik analisis kualitatif
dengan model analisis interaktif. Analisis
mempunyai 3 komponen yaitu reduksi data, paparan
data/sajian data, dan penarikan kesimpulan. Secara
singkat ketiga komponen dapat digambarkan dalam
siklus sebagai berikut:
Hasil Penelitian
1.
a.

Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I
Tahap Perencanaan Tindakan 1
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti
menyusun perangkat pembelajaran yang berupa
silabus dan RPP , LKS dan menyiapkan instrument
penilaian yang berupa tes formatif beserta kunci
jawaban , angket motivasi siswa dan lembar
observasi aktifitas guru dan siswa.
b.

Tahap Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan,
yaitu pada tanggal 27&30 Oktober 2012 dengan sub
pokok bahasan operasi vektor jumlah siswa yang
hadir sebanyak 23 siswa, Peneliti bertindak sebagai

guru bidang studi fisika. Proses pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan RPP . Tahap kegiatan
yang terdapat di dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran terdapat 3 tahap kegiatan yaitu tahap
kegiatan pendahuluan, inti dan tahap kegiatan
penutup.
c. Tahap Pengamatan (Observasi) Siklus I
Hasil tes untuk mengukur prestasi siswa
dilakukan pada setiap akhir siklus. Berdasarkan data
yang telah diperoleh dari 23 siswa, terdapat 14 siswa
yang tuntas, dan 9 siswa yang belum tuntas. Nilai
rata-rata kelas prestasi siswa adalah 71,5.
d. Tahap refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan,
pada tahap ini akan dikaji kekurangan-kekurangan
yang muncul pada siklus I kekurangan tersebut
antara lain:
1) Kelemahan Guru
a) Media pembelajaran yang akan di pakai belum
tersedia tepat waktu yang membuat waktu
pembelajaran tersita.
b) Guru memberikan masalah tidak menggunakan
multimedia.
c) Tidak
memberikan
bimbingan
pada
keseluruhan kelompok
d) Pengelolaan waktu yang tidak sesuai dengan
rencana pada RPP waktu pembelajaran mulai
lebih dari 15 menit setelah bel.
e) Belum bisa mengendalikan siswa sehingga
suasana kelas ramai
2) Kelemahan siswa
a) Sebanyak 12 siswa belum mempersiapkan
bukunya ketika pelajaran dimulai.
b) Dalam
pembentukan
kelompok
membutuhkan waktu yang cukup lama.
c) Hanya
2
kelompok
yang
berani
mempresentasikan jawabannya di depan
kelas.
d) Lebih dari 10 siswa ramai ketika
pembelajaran berlangsung
Setelah mengevaluasi tindakan I berdasarkan
observasi I, peneliti melakukan refleksi yaitu
membuat rencana tindakan untuk pembelajaran pada
siklus selanjutnya dengan memperhatikan kelemahan
pada siklus I. Perbaikan yang dilakukan adalah:
1) Mempersiapkan media pembelajaran sebelum
pelajaran dimulai
2) Memulai pelajaran tepat waktu
3) Memberikan masalah dengan menggunakan
multimedia
4) Memberikan bimbingan kepada seluruh
kelompok belajar, terutama yang mengalami
kesulitan
5) Lebih disiplin dalam pengelolaan waktu
6) Menginstruksikan siswa yang ramai agar duduk
di depan, dan sering memberikan pertanyaan
pada siswa yang ramai.

5

2.

Hasil Observasi Pembelajaran siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan II
Perencanaan tindakan II dilakukan berdasarkan
evaluasi dan refleksi yang telah dilakukan pada
siklus I. Rencana tindakan II yang akan dilakukan
pada siklus II adalah:
1) Media pembelajaran telah siap sebelum
pelajaran dimulai
2) Memberikan bimbingan pada seluruh
kelompok belajar
3) Tepat waktu dalam pembelajaran
4) Menginstruksikan kepada siswa yang ramai
agar duduk di depan dan sering memberikan
pertanyaan padanya.
Selain merencanakan kegiatan yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran, guru juga
menyiapkan media pembelajaran dan perangkat
pembelajaran, yaitu silabus , RPP , LKS dan
menyiapkan instrumen penilaian yang berupa tes
formatif beserta kunci jawaban ,
b. Tahap pelaksanaan tindakan II
Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan,
yaitu pada tanggal 3&6 November 2012 dengan sub
pokok bahasan operasi vektor dengan jumlah siswa
yang hadir sebanyak 23 siswa. Peneliti bertindak
sebagai guru bidang studi fisika. Proses pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan RPP . Tahap kegiatan
yang terdapat di dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran terdapat 3 tahap kegiatan yaitu tahap
kegiatan pendahuluan, inti dan tahap kegiatan
penutup.
c. Tahap pengamatan siklus II
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan
maka diperoleh data yang meliputi data hasil
pelaksanaan pembelajaran, data hasil angket
motivasi siswa, dan data hasil prestasi siswa, dengan
uraian sebagai berikut:
Akhir pertemuan pada siklus II dibagikan lembar
tes kognitif yang berisi pertanyaan tentang pelajaran
Fisika yang telah diberikan pada siklus II, yang
digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa
pada siklus II. Hasil dari tes yang telah di lakukan,
dari 23 siswa terdapat 19 siswa yang tuntas dan 4
belum tuntas. Nilai rata-rata prestasi siswa adalah
77,4 hasil yang diperoleh pada siklus II ini lebih
tinggi dari pada siklus I yaitu 71,5.
d. Tahap Refleksi
Langkah berikutnya dalam siklus II adalah
mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada
tindakan II. Dalam proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus II, sebagian besar
kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terulang
pada siklus II. Dalam proses pembelajaran masih ada
3 siswa yang ramai diluar pelajaran, akan tetapi tidak
mempengaruhi teman-teman yang lain sehingga
suasana kelas tetap kondusif, peneliti menyimpulkan
bahwa pelaksanaan tindakan berjalan dengan baik
dan hasilnya meningkat sehingga penelitian cukup
sampai siklus II, tidak perlu dilakukan siklus III.

Analisis dan Pembahasan
Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini
memanfaatkan media pembelajaran berbasis
multimedia. Multimedia yang digunakan yaitu
animasi gambar bergerak dengan menggunakan
macro media flash, pembelajaran yang dilaksanakan
dapat menarik perhatian siswa yang mengikuti
pembelajaran.
Ketertarikan
siswa
dalam
pembelajaran merupakan modal utama untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,
sehingga jika suasana dalam pembelajaran
menyenangkan, maka motivasi belajar siswa akan
meningkat, yang nantinya akan berdampak dengan
meningkatnya prestasi siswa dalam belajar.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis flash
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.
Uji Coba Item Butir Soal

Hasil uji coba item soal didapat
ringkasan validitas sebagai berikut :
Siklus

Soal
Tidak
Valid
1,5
4,5

Soal Valid

I
II

2,3,4,6,7
1,2,3,6,7

Tabel 3. Validitas butir Soal

Berdasarkan tabel dari 7 soal pada siklus I terdapat 5
soal yang valid dan 2 soal tidak valid. Pada siklus II
dari 7 soal yang di ujikan terdapat 5 soal yang valid
dan 2 soal yang tidak valid. Soal yang valid
digunakan sebagai soal tes untuk mengetahui
prestasi belajar siswa, sedangkan soal yang tidak
valid tidak dipergunakan untuk tes, karena dari lima
soal yang valid telah mewakili tujuan pembelajaran
yang merupakan penjabaran dari indikator
pencapaian hasil belajar.

Hasil Tes prestasi Siswa
Hasil tes prestasi siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
terlihat dari kenaikan persentase nilai rata-rata kelas
yaitu
Uraian

Target

Skor rata-rata
75
Jumlah
siswa
yang
nilainya
tuntas
Jumlah
siswa
yang
nilainya
tidak tuntas
Keterangan SKBM 70

Siklus
I

Siklus
II

Peningkat
an

71,51

77,4

5,89

14

19

5

9

4

5

Tabel 4. Hasil Tes Prestasi siswa

6

Tabel tersebut menunjukkan bahwa prestasi
belajar siswa meningkat dari 71,51 pada siklus I
menjadi 77,4 pada siklus II, dengan peningkatan
sebesar 5,89. Hasil tes prestasi siswa pada siklus I
menunjukkan bahwa sebanyak 14 siswa yang tuntas
dengan nilai di atas batas ketuntasan yaitu 70, dan
sebanyak 9 siswa yang belum tuntas, dengan nilai
tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Pada siklus I
jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak
dikarenakan suasana pembelajaran pada siklus I
kurang kondusif, sehingga banyak siswa yang
perhatiannya tidak tertuju pada pembelajaran, dan
mengakibatkan pada tes siklus I siswa tersebut tidak
bisa mengerjakan soal tes yang di ujikan. Setelah
mengetahui permasalahan tersebut, guru melakukan
perbaikan dengan membuat media pembelajaran
lebih menarik, sehingga perhatian siswa tertuju pada
pelajaran, dan dengan perbaikan pada poin
sebelumnya yaitu pelaksanaan pembelajaran yang
didalammya terdapat perbaikan suasana kelas yaitu
dengan memberikan perhatian lebih pada siswa yang
ramai, dari perbaikan tersebut suasana kelas menjadi
lebih kondusif sehingga siswa mudah memahami
pelajaran di ajarkan oleh guru, sehingga prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus II
dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19, dan
jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa,
dengan nilai tertinggi 95, dan terendah 60.
Peningkatan ini disebabkan karena motivasi siswa
pada pembelajaran fisika meningkat.

Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian
ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis flash
dikemas secara menarik dengan memanfaatkan
program animasi gambar bergerak yaitu
macromedia flash, dengan demikian motivasi
belajar siswa meningkat, sehingga siswa mudah
memahami materi yang diberikan oleh guru.
Hal tersebut membuat siswa tidak merasa
kesulitan dalam mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru, sehingga prestasi belajar
siswa meningkat.
2. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis flash
dapat meningkatkan keterampilan generik sains
siswa. Nilai prestasi siswa semula sebesar
71,51 dan nilai akhir prestasi siswa menjadi
77,4.

Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan,
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
a. Jika menguji validitas dengan menggunakan
kelas kontrol atau kelas uji harus benar-benar
teruji homogenitasnya, sehingga hasil yang
didapatkan dapat dipertanggung jawabkan
kevaliditasnya.
b. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis flash
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

c.
d.
e.

dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan
yang membutuhkan kemampuan berfikir
abstrak.
Rubrik penilaian dibuat sejelas mungkin, dan
tidak menimbulkan penafsiran ganda, sehingga
mempermudah observer dalam menilai.
Tingkat kesukaran soal harus di uji, agar soal
benar-benar dapat digunakan untuk mengukur
keberhasikan penelitian yang dilakukan.
Dalam tes formatif harus dicantumkan alokasi
waktu.

Daftar Pustaka
Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka
Cipta
Sunyono. 2009. Pembelajaran IPA dengan
Keterampilan Generik Sains (on line).
Tersedia : http://.unila.ac.id/ [1 Agustus
2010]
Ketang Wiyono. 2008. Pengembangan
model
pembelajaran
Fisika
berbasis
Tekhnologi
Informasi
Untuk meningkatkan Keterampilan
Generik Sains dan keterampilan
Berpikir Kritis Siswa pada topik
Relativitas. Bandung. UPI
Sutarno, M. 2011. Keterampilan Generik
Sains.
Dalam
fisika21.oordpress.com (. diakses
pada 15 November 2009)
Oemar
Hamalik.
2007.
Dasar-dasar
Pengembangan
Kurikulum.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Paul Suparno. 2007.Metodologi Pembelajaran
Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
Reni Akbar, Hawadi. 2006. Akselerasi A-Z
Informasi Program Percepatan Belajar dan
Anak Berbakat Intelektual. Jakarta :
Gramedia Widiasarana.