Analisis SWOT Profesionalisme di Era Tra

Profesionalisme Guru di Era Transformasi
Analisis ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah :
Ilmu Sosial Budaya Dasar

Dosen Pembimbing :
Ririn Suneti , M.Pd

Disusun Oleh :
Qonitatun Hafidho (13110127)
Kelas : D
Semester : II

Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2014

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah sebesar pujian yang dapat memenuhi kesyukuran atas
nikmat-Nya yang seimbang dengan pertambahannya. Rahmat yang paling utama

dan salam yang paling sempurna semoga terlimpah kepada penutup para Nabi dan
Rasul dari pembawa agama yang sangat bijaksana dan terpelihara dari segala
macam perubahan dan pergantian berkat pemeliharaan Allah Rabb al –
‘alaminsampai hari kiamat. Semoga terlimpah juga kepada keluarganya,
sahabatnya, dan orang – orang yang meniti jalan mereka serta berpegang kepada
tali sunnah yang kuat.
Dengan pertolongan dan Hidayah-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan
Tugas yang telah diberikan oleh Dosen pembimbing mata kuliah “Ilmu Sosial
Budaya Dasar” yaitu
analisis

ini peneliti

ibu Ririn Suneti,

M.Pd.I dengan tepat waktu. Dalam

, memaparkan tentang Profesionalisme Guru di Era

Transformasi

Peneliti mencoba melakukan penelitian tentang Profesionalisme Guru di Era
Transformasi dengan Metode analisis Swot dan Studi Literatur , karena pada saat
ini Profesionalisme Guru sangat dibutuhkan dalam kemajuan Pendidikan di
Dunia.
Terimakasih peneliti sampaikan kepada segenap tim yang telah membantu
peneliti dalam menyelesaikan tugas ini . Peneliti berharap paper ini dapat
bermanfaat bagi mereka yang membacanya, Peneliti mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan paper ini, Peneliti mengharap kritik dan saran dari
Anda , untuk bahan evaluasi peneliti kedepan agar dapat memberikan yang lebih
baik dari sebelumnya.
Malang, 13 Juni 2014
Peneli

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

i

Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1
I.2 Rumusan masalah ..................................................................................................2
I.3 Tujuan masalah ......................................................................................................2
BAB II ............................................................................................................................3
PEMBAHASAN .............................................................................................................3
a. Pengertian Profesionalisme ...................................................................................3
b. Pengertian Guru ....................................................................................................3
a. Kriteria Profesional .............................................................................................8
b. Komponen – Komponen Pengetahuan Guru ........................................................9
c. Hak – hak Guru ................................................................................................ 11
d. Kode Etik Guru Indonesia ................................................................................. 11
c. Metode SWOT Sebagai Penganalisis Profesionalisme Guru di Era Transformasi . 12
1. Metode SWOT ................................................................................................. 12
2. Kelebihan Metode SWOT ................................................................................. 13
3. Matriks SWOT ................................................................................................. 15
Analisa Menggunakan Tabel Analisa Matrik SWOT ................................................ 15
4. Tabel Matrik SWOT Profesionalisme Guru di Era Transformasi ....................... 15
Tabel............................................................................................................................. 17

Matrik Strategi Kombinasi Internal – Eksternal ............................................................. 17
S – O......................................................................................................................... 20
Strategi: .................................................................................................................... 20
S – T ......................................................................................................................... 20
Strategi : .................................................................................................................... 20
Bab III .......................................................................................................................... 21
Kesimpulan ................................................................................................................... 21
Daftar Pustaka............................................................................................................... 22

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis SWOT adalah Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi

kekuatan


(Strengths),

kelemahan

(weaknesses),

Peluang

(opportunities), dan Ancaman (threats) dalam suatu Proyek atau spekulasi bisnis.
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (Strenght, weaknesses,
opportunities, dan threaths). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik
dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikassi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Anaalisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths)

mampu


mengambil

keuntungan

(advantages)

dari

peluang

(opportunities) yang ada , bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman
(threats) yang ada , dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
Adapun permasalahan yang sudah tidak asing lagi yakni, Profesionalisme
Guru di Era Transformasi. Guru adalah sosok profesi dan Pribadi yang sangat
penting dalam majunya suatu pendidikan di Suatu Negara. Pada Zaman Dahulu

Guru adalah sebagai media Penyampaian atau mentransfer ilmu dari seorang
pendidik kepada peserta didik. Tetapi saat ini pendapat ini harus jauh – jauh
dihapuskan karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Seiring
dengan canggihnya Teknologi maka Guru harus bisa mengintegrasikan ilmu
dengan perkembangan pengetahuan.
Dengan demikian maka akan menimbulkan suatu variatif dalam
pembelajaran. Melalui pengintegrasian tersebut maka pembelajaran dan

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

1

pentransferan ilmu tidak hanya dari Guru namun peserta didik juga bisa
melakukan pentrasferan ilmu kepada teman sebaya maupun subjek yang terlibat di
dalamnya.
Dalam penelitian kali ini,pemakalah akan melakukan penelitian dengan
metode analisis SWOT. Dimana tujuan dari penelitian ini ialah untuk menemukan
penyebab rendahnya Profesionalisme Guru di Era Transformasi beserta Upaya
peningkatan Mutunya. Selain Peran Orang tua yang mendominasi perkembangan
peserta didik, Guru juga sangat berpengaruh dalam perkembangan keilmuan ,

serta bobot , bebet suatu pendidikan dan keilmuan.
I.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud analisis SWOT ?
2. Apa Pengertian Guru, Profesionalisme, ?
3. Bagaimana Karakteristik kompetensi Guru ?
4. Bagaimana penerapan analisis SWOT dalam menyelesaikan persoalan
Profesionalisme Guru di Era Transformasi ?
5. Bagaimana Cara dalam meningkatan mutu Profesionalisme Guru Di era
Transformasi ?
I.3 Tujuan masalah
1. Mahasiswa dapat Memahami Analisis Swot
2. Mahasiswa

dapat

mengerti

dan

Memahami


Pengertian

Guru,

Profesionalisme,
3. Mahasiswa dapat Mengetahui Karakteristik Kompetensi guru
4. Mahasiswa dapat menyelesaikan Persoalan Profesionalisme Guru di Era
Transformasi
5. Mahasiswa dapat menemukan cara

dalam meningkatkan Mutu

Profesionalisme Guru di Era Transformasi

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

2

BAB II


PEMBAHASAN
a. Pengertian Profesionalisme
Dalam Studi tentang masalah Profesionalisme, kita berkenalan dengan
sejumlah definisi tentang “profesi”. Salah satu definisi yang dikemukakan oleh
Dr.sikun Pribadi adalah :
Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji
terbuka , bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepadasuatu jabatan atau
pekerjaan dalam arti biasa karena orang tersebut merasa terpanggil untuk
menjabat pekerjaan itu. (Dr.Sikun Pribadi, 1986)1
b. Pengertian Guru
Dalam undang – Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional bab I pasal 1 ayat 6 dinyatakan bahwa” pendidik adalah
tenaga pendidikan yang berkualisfikasi sebagai Guru , Dosen, konselor,pamong
belajar, widyaswara,instruktur , fasilitator dan sebutan yang lain sesuai dengan
kekhususannya serta berpatisipasi dalam bidang pendidikan. 2selanjutnya secara
khusus dinyatakan pada bab XI pasal 39 dinyatakan dalam butir(2) : Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, melakukan pembibingan, dan pelatihan, serta melakukan
pengabdian dan penelitian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi, dan butir (3) pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan
dasar dan menengah disebut guru dan pendidik , yang mengajar pada satuan
pendidikan tinggi disebut dosen.3

Undang – undang disebut diatas menegaskan kepada publik tentang tiga hal
yaitu :
1

Oemar hamalik , Pendidikan Guru, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006) hlm 1
Abd. Majid, Peranan pendidik dalam upaya pembentukan Karakter peserta didik,(Yogyakarta :
Makalah seminar Guru Besar UGM, Maret 2010) hlm 3
3
Ibid.,
2

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

3

1. Pendidik haruslah profesional melaksanakan Tugasnya
2. Tugas pendidik pada satuan menengah dan dasar adalah : mengajar ,
mendidik, membimbing, melatih dan menilai peserta didik
3. Tugas pada satuan pendidikan Tinggi ,selain kelima hal diatas ,
ditambah lagi dengan melakukan pengabdian ke masyarakat
4. pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah
disebut guru dan pendidik , yang mengajar pada satuan pendidikan
tinggi disebut dosen
Guru adalah Pendidik yang ada di Lingkungan Formal atau lazim disebut
lembaga sekolah yang secara Profesional memiliki dan melaksanakan Tugas dan
Tanggung jawab kependidikan dengan penuh Keikhlasan dan kesengajaan, serta
tersistematiskan sebagai lembaga lanjutan yang dilalui oleh anak untuk menerima
pembinaan , pendidikan, dan pengajaran (Zakiah Drajat, dkk : 2000, hlm 39) 4
Guru Profesional (Profesional teacher)merupakan orang yang telah menempuh
program pendidikan Guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapatkan
ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar kelas – kelas besaar. Guru
– guru ini diharapkan dan dikualisifikasi untuk mnegajar dikelas yang besar dan
bertindak sebagai pimpinan bagi para anggota staf lainnya dalam membantu
persiapan akademis sesuai dengan minatnya 5
Guru – Guru Profesional bertugas antara lain :
1. Bertindak sebagai model bagi para anggota lainnya.
2. Merangsang pemikiran dan tindakan
3. Memimpin perencanaan

dalam mata pelajaran atau daerah pelajaran

tertentu
4. Memberikan nasihat kepada executive teacher sesuai dengan kebutuhan tim
5. Membina /memlihara literatur profesional dalam daerah pelajarannya.
6. Bertindak atau memberikan pelayanan sebagai manusia sumber dalam
daerah pelajaran tertentu dengan referensi pada in-service, training, dan
pengembangan kurikulum

4

Jurnal Pendidikan Islam,Conciencia, (Palembang : Program Pascasarjana IAIN Raden patah
Pelembang 2006) hlm 120
5
Oemar hamalik, op. cit., hlm 28

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

4

7. Mengembangkan file sumber kurikulum dalam daerha pelajaran tertentu
dan mengajar kelas – kelas yang paling besar.
8. Memelihara hubungan dengan orang tua murid dan memberikan komentara
atau laporan.
9. Bertindak sebagai pengajar dalam timnya.
Pendidikan Islam sejatinya mengantarkan manusia memiliki seperangkat
kemampuan untuk membaca “tanda – tanda” Tuhan baik di dalam kitab suci
(ayat-ayat qauliyyah) maupun di alam raya (ayat-ayat kauniyyah). Hal ini
dimaksudkan agar manusia memiliki kemampuan membangun sinergi dialogis
antara ilmu dan agama. Al-Qur’al dal ilmu harus senantiasa disandingkan untuk
membaca realitas manusia dengan segala dinamikanya dan realitas alam dengan
segala gejala – gejalanya. 6
Agama di satu sisi tidak bisa melepaskan dairi dari ilmu pengetahuan dan ilmu
pengetahuan tidak bisa berkembang bebas tanpa kawalan agama.
Kemampuan membaca tanda-tanda Tuhan merupakan kunci utama lahirnya
manusia yang berkesadaran. Manusia berkesadaran adalah manusia yang yang
sadar diri, sadar alam, dan sadar Tuhan (ūlū al-albāb). Orang-orang ūlū al-albāb
adalah orang-orang yang selalu berzikir dan berpikir. Objek zikir adalah Allah dan
objek pikir adalah makhluk-makhluk Allah berupa fenomena alam. Pengenalan
kepada Allah lebih banyak dilakukan oleh kalbu, sedangkan pengenalan alam
didasarkan pada penggunaan akal, yaitu berpikir. Akal memiliki kebebasan
seluas-luasnya untuk memikirkan fenomena alam, tetapi memiliki keterbatasan
dalam memikirkan zat Allah. Sinergi seperti inilah yang melahirkan manusiamanusia berilmu tetapi tetap tunduk dan patuh kepada Allah7
Di dalam Qur’an dijelaskan bahwa manusia dapat didik tercantum dalam Qs.
Al Baqoroh : 31

6

Askar, Integrasi Keilmuan di Lembaga Pendidikan Menengah; Studi pada Madrasah Aliyah
Negeri 2 Model Palu. Disertasi tidak diterbitkan (Makassar: PPs UIN Alauddin, 2010), h. 60
7
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Volume 2 (Jakarta:
Lentera Hati, 2000), h. 290-291.

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

5

             
 
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!"
Di dalam Qs. Al kahfi : 66
           
66. Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu?"
Dalam Surat Al – Anfal : 2-3
             
          
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila
disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayatayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal.
3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian
dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
[594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

6

[595] Dimaksud dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang
mengagungkan dan memuliakannya.
Dan Dalam Surat al An’am : 51

                
 
51. dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orangorang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang
bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada
Allah, agar mereka bertakwa.
Ayat – ayat tersebut mengandung pengertian perintah untuk mnegajarkan
ummat manusia segala sesuatu yang telah diwahyukan. Dikalangan Para Nabi itu
wajib mempunyai sifat Tabligh (kewajiban menyampaikan) dan tidak boleh
menyembunyikannya sedikitpun. 8
Tugas Utama Guru adalah mendidik , mengajar , membimbing , mengarahkan,
malatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik...9. Pendidikan Guru dimasa
depan menghadapi tantangan internal berupa peraturan perundangan terkait
dengan pendidikan dan Guru yang saat ini berlaku, khususnya undang –undang
Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Sedangkan tantangan eksternal berupa
Global yang akan mempengaruhi tugas dan Tanggung jawab guru di masa
Depan.10
Dari sisi internal, keberadaan undang – unang Guru dan Dosen di satu sisi
merupakan “angin Surga” bagi para Guru / calon Guru karena melalui Undang –
undang tersebut kesejahteraan guru semakin meningkat. Namun di sisi lain
kehadiran undang – undang tersebut menjadi tantangan berat bagi guru / calon
8

Muhammad, A. b. (t.t). Membangun Manusia seutuhnya Menurut Alqur'an. Surabaya: Usama
Offset Printing. Hal. 207

9

Pasal 1 ayat (1) Undang – Undang nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen
Kosim, M. (2009). Pola Pendidikan Guru di Indonesia. Edukasi, hlm 5

10

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

7

guru untuk menyiapkan diri menjadi tenaga Profesional. Guru menurut Undang –
undang Guru dan Dosen “mempunyai kedudukan sebagai tenagaa Profesional.
Guru menurut Undang – Undang Guru dan Dosen “mempunyai kedudukan
sebagai tenaga Profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai
peraturan perundang – undangan.11
Dari segi Eksternal , pengembangan pendidikan guru harus memperhatikan
tantangan dunia global dengan segala konsekuensinya. Mastuhu menyebut 12
tantangan eksternal yang dihadapi sistem pendidikan nasional abad ke 21 yaitu
Globalisasi, komplesitas,turbulence, dinamika, akselerasi, keberlanjutan dari yang
kuno ke yang modern, konektivitas, konvergensi, konsolidasi, rasionalisasi,
paradoks global, dan kekuatan pemikiran. 12
Tilaar menyebut tiga karakteristik masyarakat abad ke 21 yang akan
mempengaruhi dunia pendidikan, yaitu masyarakat teknologi, masyarakat terbuka,
dan masyarakat madani. 13Sedaangkan Husni Rahim menyebut tiga eksternal yang
dihadapi dunia pendidikan khususnya Pendidikan Islam di masa Depan, yaitu
Globalisasi, demokratisasi, dan liberalisasi Islam. 14
a. Kriteria Profesional
Guru adalah jabatan Profesional yang memerlukan berbagai keahlian
khusus. Sebagai suatu Profesi, maka harus memenuhi kriteria Profesional ,
(hasil lokakarya pembinaanKurikulum Pendidikan Guru UPI bandung)
sebagai berikut :
1. Fisik
-

Sehat Jasmani dan Rohani

-

Tidak

mempunyai

cacat

Tubuh

yang

bisa

menimbulkan

ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik
11

Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program
diploma empat (pasal 9 Undang – undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen)
12
Mastuhu. 2003. Menata Ulang pemikiran sistem pendidikannasional dalam Abad 21.
Yogyakarta : Safiria Insania Press, hh 9 -20
13
H.A.R. Tilaar. 1991. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad
21. Magelang : Tera Indonesia , hh. 281-284
14
Husni rahim.2005. Madrasah dalam politik Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Logos, 2005, hh.
64-65

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

8

2. Mental / Kepribadian
-

Berkepribadian / berjiwa pancasila

-

Mampu menghayati GBHN

-

Mencintai bangsa dan sesama Manusia dan rasa kasih sayang
kepada anak didik

-

Berbudi pekerti yang luhur.

-

Berjiwa Kreatif , dapat menafaatkan rasa Pendidikan ada secara
maksimal

3. Keilmiahan / Pengetahuan
-

Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi

-

Memahami

ilmu

pendidikan

dan

keguruan

dan

mampu

menerapkannya dalam Tugasnya sebaagai pendidik
-

Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang
akan diajarkan.

4. Keterampilan
-

Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar

-

Mampu menyusun bahan Pelajaran atas dasar pendekatan
Struktural, indisipliner, Fungsional, behavior, dan Teknologi

Dalam Islam, setiap pekerjaan harus dilakukan secara Profesionalisme, dalam
arti harus dilakukan secara Benar. Itu hanya mungkin dilakukan oleh orang yang
ahli. Rasul Allah saw. Mengatakan bahwa “bila Suatu Urusan dikerjakan oleh
orang yang tidak ahli maka tunggulah kehancuran.”15
)‫إِ َذ ُو ِس َد آألَ ْم ُر إٍلَى َغي ِْر أَ ْه ِل ِه فَا ْنتَ ِظرُوْ ا السَّا َعةَ ( رواه البخارى‬
b. Komponen – Komponen Pengetahuan Guru
Berpijak dari pendapat Haberman, dapat kita lihat bahwa pengetahuan guru
paling tidak mengandung 12 komponen yang menggambarkan seorang guru
yang baik, yaitu16 :
1. Keterampilan
15

Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam. Bandung: RosdaKarya. Hlm 107

16

Hamalik, o. (2006). Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 106

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

9

2. Etika
3. Disiplin ilmiah
4. Konsep – Konsep dasar
5. Pelajar / Siswa
6. Suasana Sosial
7. Belajar
8. Pedagogik atau metodologi pengajaran
9. Proses
10. Teknologi
11. Pengembangan diri (self)
12. Perubahan dan inovasi
Peran Guru dalam Proses Pembelajaran17 :

Guru masa Depan memiliki landasan yaitu 18 :
UUD 1945 , Bab XIII, pasal 31 Menyatakan :
(1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
17

sanjaya, W. (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana.

18

Sudiyono, Dasar – Dasar Pendidikan, (Malang : UIN malang, 2014) hlm 58

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

10

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan menengah,
pemerintah wajib membiayainya
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , yang diatur undang –
undang.
(4) Negara mempriotaskan anggaran pendidikan sekurang – kurangnya dua
puluh prosen dari anggaran dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.
(5) Pemerintah

memajukan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

dengan

menjungjung tinggi nilai – nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan manusia
c. Hak – hak Guru19
1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan
memadai
2. Penghargaan sesuai denga Tugas dan prestasinya
3. Pembinaan Karir sesuai tuntutan pengembangan Kualitas
4. Perlindungan hukum dalam melakasanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual
5. Kesempatan untuk menggunakan sarana , prasarana , fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan Tugas.
d. Kode Etik Guru Indonesia
Keputusan Konggres Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) XII
tanggal 21 – 25 Nopember 1973 di Jakarta20:
1.

Guru Berbakti , membimbing peserta didik seutuhnya untuk
membentuk manusia pembangunan yang berpancasila

2.

Guru memiliki Kejujuran Profesional dalam menerapkan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing – maasing

19
20

Ibid., hlm 60
Ibid., hlm 64

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

11

3.

Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang peserta didik , tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan

4.

Guru mencipatakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua peserta didik

5.

Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat lingkungan
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan

6.

Guru secara sendiri – sendiri dan atau secara bersama – sama berusaha
mengembangan dan meningkatkan mutunya

7.

Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan

8.

Guru secara bersama – sama memelihara , membina dan meningkatkan
mutu Organisasi Profesional sebagai sarana pengabdiannya

9.

Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan

c. Metode SWOT Sebagai Penganalisis Profesionalisme Guru di Era
Transformasi
1. Metode SWOT
Analisis SWOT (singkatan bahasa inggris dari strenghts, weakness,
opportunities, dan threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis dalam rangka mencari solusi yang sesuai dalam
menyelesaikan masalah yang didalamnya. Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan
tersebut. Teknik ini dibuat oleh Albert Humprey, yang memimpin proyek riset
pada Universitas Standford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan
menggunakan data dari perusahaan – perusahaan Fortune 500.

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

12

2. Kelebihan Metode SWOT
Dalam pengelolaan dan pengembangan suatu aktifitas memerlukan suatu
perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling
mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan. Sebagai persiapan
perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga
tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien maka
diperlukan suatu analisis yang tajam dari para pegiatorganisasi. Dengan analisis
tersebut akan diketahui empat komonen dasar yang selalu ada disetiap suatu
perkara, diantaranya:


Strength ( Kekuatan )



Weakness



Opportunities ( Kesempatan )



Threats

( Kelemahan )

( Ancaman )

Maksud dari analisis SWOT ini ialah untuk meneliti dan menentukan dalam
hal manakah “lembaga” :
 Kekuatan (sehingga dapat dioptimalkan,serta memberikan inovasi yang
baru),untuk meningkatkan mutu Profesionalisme Guru
 kelemahan ( sehingga dapat segera dibenahi),yang menjadi dorongan terhadap
tidak keseriusan Guru dalam Profesinya
 Kesempatan-kesempatan di luar( untuk digunakan dengan baik),kesempatan
untuk melahirkan atau menciptakan Profesionalisme Guru
 Ancaman-ancaman dari luar( untuk diantisipasi dan untuk mempersiapkan
diri),yang mendorong Turunnya Mutu Profesionalisme Guru

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

13

Kekuatan (S):
Faktor Internal

a. Kepribadian

Kelemahan (W):
yang

dimiliki

Oleh seorang Guru

tidak

b. Wawasan Ilmu pengetahuan
yang dimiliki oleh seorang

c. Keterampilan

untuk

membangkitkan peserta didik
pengetahuan

dan

yang

mendukung

dalam Proses belajar
mengajar
b. Fasilitas

Guru

kepada

a. Lingkungan

yang

Kurang memadai
c. Kemampuan peserta
didik

Teknologi

Faktor Esternal
Peluang (O):

a. Adanya
Sertifikasi Guru

S–O

W–O

S–T

W–T

b. Penegakan Kode
Etik Guru
c. Pembinaan
terhadap Guru
dan peserta
Ancaman (T)
a. Penggunaan
Teknologi yang

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

14

berlebihan
b. Hilangnya
Motivasi guru
c. Kreativitas Guru
berkurang

3. Matriks SWOT
Analisa Menggunakan Tabel Analisa Matrik SWOT
Berdasarkan analisa Study literatur melalui beberapa media cetak dan
Media elektronik, tentang analisa Profesionalisme Guru di Era Transformasi
Melalui analisis SWOT yang baru dengan model Kearns sebagaimana yang dapat
kita lihat pada table matrik SWOT berikut ini
4. Tabel Matrik SWOT Profesionalisme Guru di Era Transformasi
Berdasarkan isu-isu strategis tersebut dapat dikembangkan isu-isu kombinasi yang
paling berpengaruh sebagai berikut:
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan lembaga, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
S1 – O1

:

Bagaimana Kepribadian yang unggul seorang guru sehingga

mendapatkan penghargaan berupa sertivikasi Guru
S2 – O2

:

Bagaimana mengolah pengetahuan dan teknologi yang

berkembang saat ini sesuai dengan kode etik Guru
S3 – O3

: Bagaimana meningkatkan ketrampilan seorang guru dan peserta

didik dalam menghadapi era transformasi, melalui beberapa pembinaan
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi dan menghindari ancaman.
S1- T1

: Bagaimana memanfaatkan Kepribadian yang unggul untuk

mengurangi penggunaan teknologi yang berlebihan

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

15

S2 – T2

: Bagaimana upaya ditengah meningkatnya ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam memotivasi Guru menjadi lebih profesional
S3 – T3

:

Upaya yang dilakukan dalam pengembangan kreativitas guru dan

peserta didik
c. Strategi WO
Ini adalah strategi dalam menyikapi dan mengurangi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang yang ada.
W3 – O1

:

Bagaimana meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan dan upaya sertivikasi guru

W1 – O2

: Bagaimana memanfaatkan lingkungan tersebut sesuai dengan
kode etik guru

W1 – O3 : Bagaimana memanfaatkan lingkungan yang kurang mendukung
dalam proses belajar mengajar dapat mengantarkan guru untuk
mendapatkan sertivikasi
d. Strategi WT
Ini adalah strategi dalam menyikapi dan mengurangi kelemahan yang ada guna
menghindari potensi ancaman yang ada.
W1 – T1

: Bagaimana memanfaatkan lingkungan yang kurang mendukung
dalam prosesz belajar mengajar dan mengantisipasi penggunaan
teknologi yang berlebihan

W2 – T3

: Bagaimana Upaya yang dilakukan dalam memenuhi fasilitas yang
kurang memadai dan mengantisipasi motivasi guru hilang\

W3 – T2

:

Bagaimana meningkatkan kemampuan peserta didik sehingga
Guru dapat berkreativitas dalam proses mengajar

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

16

e. Formulasi Strategi
Dari hasil analisis di atas maka formulasi strategis yang ditawarkan dalam
perencanaan strategis ini adalah strategi kombinasi isu-isu internal dan isu-isu
eksternal yang digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel
Matrik Strategi Kombinasi Internal – Eksternal
Kekuatan (S):
Kelemahan (W) :
FaktorInternal

a. Kepribadian yang dimiliki a. Lingkungan yang
Oleh seorang Guru
b. Wawasan

tidak mendukung
Ilmu

pengetahuan yang dimiliki
oleh seorang Guru
c. Keterampilan
membangkitkan

dalam

Proses

belajar mengajar
b. Fasilitas

untuk

yang

Kurang memadai

peserta c. Kemampuan

didik kepada pengetahuan

peserta didik

dan Teknologi

Faktor Eksternal
S–O

Peluang (O):
a. Adanya

Sertifikasi Strategi:

Guru

a.Meningkatkan kemampuan

b. Penegakan Kode Etik
Guru

W–O
Strategi:
a. Membenaahi

dalam menjalasnkan

lingkungan yang

Profesinya dan memberikan

kurang memadai

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

17

c. Pembinaan terhadap
Guru dan peserta
.

sertivikasi

dalam proses

a. meningkatkan dan

belajar mengajar

memanfaatkan

dan memberikan

pengetahuan yang luas

sertivikasi guru

sesuai dengan Kode etik

dalam upaya

guru

meningkatkan

b. meningkatkan
keterampilan duru dan

mutu pendidikan.
b. Meningkatkan

peserta didik melalui

fasilitas - fasilitaas

pembinaan untuk guru dan

yang kurang

peserta didik

memadai dan
menjaalankan
kode etik guru
c. Meningkatkan
kemampuan
peserta didik
melalui
pembinaan ,
pengajaran dan
pembelajaran

Ancaman (T):

S–T

W–T

a. Penggunaan

Strategi:

Strategi:

Teknologi yang
berlebihan
b. Hilangnya Motivasi
guru
c. Kreativitas Guru
berkurang

a. Upaya pencegahan

 a.peningkatan

menggunakan teknologi

lingkungan yang

yang berlebihan dengan

tidak mendukung

meingkatkan kemampuan

dalam penggunaan

guru dalam

teknologi

menyampaikan pelajaran

b. meningkatkan

kepada murid sehingga

Fasilitas – fasilitas

tujuan pendidikan

yang ada sehingga

terpenuhi

motivasi guru pun

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

18

b. Memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang luas

meningkat
c. Meningkatkan

untuk memotivasi guru

kemampuan

untyk tetap giat dalam

peserta didik dan

meningkatkan mutu

kreativitas guru

keprofesionalissmenya

melalui pelatihan -

c. Upaya meningkatkan

pelatihan

ketrampilan guru di era
Transformasi dan
menggunaakan teknologi
sesuai dengan ketentuan
yang ada


Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

19

f. Formulasi Program
S–O
Strategi:
a. Meningkatkan kemampuan dalam menjalasnkan Profesinya dan memberikan
sertivikasi
b. meningkatkan dan memanfaatkan pengetahuan yang luas sesuai dengan Kode
etik guru
c. meningkatkan keterampilan duru dan peserta didik melalui pembinaan untuk
guru dan peserta didik
S–T
Strategi :
a. Upaya

pencegahan

menggunakan teknologi

yang

berlebihan dengan

meingkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran kepada murid
sehingga tujuan pendidikan terpenuhi
b. Memanfaatkan ilmu pengetahuan yang luas untuk memotivasi guru untyk tetap
giat dalam meningkatkan mutu keprofesionalissmenya
c. Upaya meningkatkan ketrampilan guru di era Transformasi dan menggunaakan
teknologi sesuai dengan ketentuan yang ada


Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

20

Bab III
Kesimpulan
Guru masa depan haruslah sosok Profesional yang kompeten secara
pedagogik, akademik , kepribadian dan sosial; memiliki daya saing dan toleransi
tinggi ; serta mampu menguasai teknologi untuk kepentingan pendidikan dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasiona. Guru memegang peranan penting
di dalamnya pembinaan dan penegembangan kurikulum serta penyelenggaran
pengajaran sekolah.
Guru harus bisa menyesuaikan perkembangan zaman yang dihiasi dengan
kecanggihan teknologi. Guru masa depan dituntut untuk kreativ karena jika
peserta didik lebih kreativ dan aktif maka hilanglah yang namanya profesi guru.
Karena peserta didik lebih pandai , dan guru pun mngejar tidak semangat dan
menurunkan semangat dalam mengajar.

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

21

Daftar Pustaka
Abdulkadir, M. (2005). Ilmu sosial budaya dasar. Bandung: Citra aditya Bakti.
Abdurrahmad, f. (2006). antropolgi sosial budaya Suatu pengantar. Jakarta: PT.Rineka
Cipta.
Darmaningtyas. (2008). ilusi Tentang guru dan Profesionalisme. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Departemen Agama RI. (1978/1980). Alqur'an dan tafsirnya.
Ditjen Pendidikan Tinggi. (1993). Profesional Jabatan guru. Jakarta: Depdiknas.
Ditjen Pendidikan Tinggi. (1993). wawasan pendidikan Guru. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, o. (2006). Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Kosim, M. (2009). Pola Pendidikan Guru di Indonesia. Edukasi, 5.
Maraghi, A. M. (1993). Terjemah Tafsir al-maraghi. Semarang: TohaPutra.
mawardi. (2007). ilmu alamiah dasar, ilmu budaya dasar. Bandung: Pustaka Setia.
Muhammad, A. b. (t.t). Membangun Manusia seutuhnya Menurut Alqur'an. Surabaya:
Usama Offset Printing.
Rusmaini. (2006). Konsep Diri Guru : Studi kasus Pendidikan Agama Islam di SMA 6
palembang. Conciencia, 120.
sanjaya, W. (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana.
setiadi, E. m. (2011). Ilmu sosial dan Budaya dasar. Jakarta : Kencana.
Sutiah. (2003). Transformasi Belajar dan Pembelajaran. eL-HARAKAH, 1 - 13.

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

22

Suyono. (2004). Profesionalisasi guru dalam Peningkatan mutu pendidikan. Dinika, 14.
Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam. Bandung: RosdaKarya.
Tharuddin. (2003). Mutualisme sisemik antara Guru, siswa,dan Kurikulum di Sekolah
Menengah. eL-HARAKAH, 42.
Umar Tirtarahardja, S. L. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Zuriah, N. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam perspektif Perubahan.
Jakarta: Bumi Aksara.

Analisis Swot, Profesionalisme Guru di Era Transformasi

23