PT YY SUKABUMI STUDI KELAYAKAN PENINGKAT

PT “YY”,
SUKABUMI
STUDI KELAYAKAN
PENI NGKATAN PRODUKSI
AI R MI NUM DALAM KEMASAN

DALAM RANGKA PERMOHONAN
FASI LI TAS KREDI T RP 7 MI LYAR

BAB I
DATA UMUM
PERUSAHAAN

Penyusunan STUDI KELAYAKAN peningkatan produksi air minum dalam kemasan
PT “YY” didasarkan pada kondisi riel perusahaan saat ini dan informasi
perkembangan produsen air minum dalam kemasan di I ndonesia pada umumnya
serta prediksi masa yang akan datang, atas dasar asumsi-asumsi yang sejauh
mungkin disesuaikan dengan praktek bisnis yang umum. Hasil kajian tersebut
kami sajikan dalam 5 bab terpisah terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab I I Aspek
Pemasaran, Bab I I I Aspek Teknis dan Bab I V Manajemen dan Bab V Aspek
Keuangan.


1.1. I dentitas Perusahaan
 Nama Perusahaan
 Alamat Kantor
Proyek/ pabrik

 Telepon
 Bidang Usaha

: PT “YY”
: Jl. Sriwijaya Raya no XX, Jakarta.
: Jl. Raya Cidahu, Kampung Pasir Rengis Rt 08/ 01,
Desa Jaya Bakti, Cidahu, Sukabumi
: (021) 72444XX Fax (021) 72449XX
: Pabrik Air minum dalam kemasan
Crystal Fresh Dringking Water

1.2. Akta Pendirian dan Perubahannya
PT “YY”, adalah perusahaan dalam bentuk badan hukum Perseroan Terbatas
yang didirikan, di hadapan I mas Fatimah, SH notaris di Jakarta dengan akta

nomor 36 tanggal 08 Nopember 1995. Anggaran Dasar tersebut telah telah
disyahkan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik I ndonesia
nomor C2-39 HT.01.01.TH.96 tanggal 3-01-1996 dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik I ndonesia nomor 28 tambahan nomor 3359 tanggal
4-4-1996. Anggaran Dasar tersebut telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dengan Akta Perubahan nomor 9 tanggal 3 April 2007 di
hadapan notaris Hj Dewi Rini H Suwardi, SH di Jakarta. Akta tersebut telah
disyahkan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik I ndonesia
nomor AHU-00599.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 04-01-2008. Dalam rangka
peningkatan produksi, Anggaran Dasar tersebut dilakukan kembali
perubahan pada bulan Agustus 2008.

1.3. Susunan Pengurus
Susunan pengurus PT “YY” berdasarkan akta perubahan anggaran dasar
terakhir adalah sebagai berikut :

1

No
1

2
3
4

Nama
Tn AA
Tn DD
Tn MM
Ny. DH

Jabatan
Direktur Utama
Direktur
Komisaris Utama
Komisaris

1.4. Permodalan
Berdasarkan Akta yang sama, susunan permodalan
perseroan adalah
sebagai berikut:

 Modal Dasar Perseroan sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar Rupiah)
terbagi atas 10.000 lembar saham dengan nilai nominal @ Rp 1.000.000
per lembar saham.
 Modal Dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp
3.000.000.000,- atau sebanyak 3.000 lembar saham.

Pemegang Saham
Tn AA
Tn DD
Tn MMi
Ny. DH
Jumlah

Jumlah
Saham
(lembar)
750
450
1.650
150

3.000

Persentase

Jumlah

Kepemilikan
25
15
55
5
100

%
Rp 750,000,000.0
%
Rp 450,000,000.0
% Rp 1.650,000,000.0
% Rp
150,000,000.0

% Rp 3.000,000,000.0

1.5. Perizinan
Dalam menjalankan kegiatan usahanya PT “YY” telah mendapat ijin-ijin dan
pengesahan dari instansi pemerintah antara lain : dengan akta.

 Akta Pendirian nomor 36 tanggal 08 Nopember 1995, dihadapan I mas





Fatimah, SH notaris di Jakarta. Anggaran Dasar tersebut telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Perubahan
nomor 9 tanggal 3 April 2007 di hadapan notaris Hj Dewi Rini H Suwardi,
SH di Jakarta. Akta tersebut telah disyahkan Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik I ndonesia nomor AHU-00599.AH.01.02.
tahun 2008 tanggal 04-01-2008.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor : 1.522.932.1-405 yang
dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Sukabumi.

Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI nomor 0372/ PUSTAN/ SNI BW/ I I I / 2002 tanggal 13 Maret 2002.
Sertifikat Merk ”Caspian” yang dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman
Republik I ndonesia nomor D-95-23460 tanggal 15 Agustus 1997, yang
diperbaharui dengan nomor I DM0000030844 tanggal 14 Maret 2005.

2

 Sertifikat Halal dari Majelis Ulama I ndonesia Propinsi Jawa Barat nomor
MUI -JB 100365 tanggal 5 Mei 2003.

 Persetujuan Badan POM RI nomor BPOM RI MD 249110054435 tanggal


13 Maret 2006.
Surat I jin Pengambilan
/ DI STAMBEN/ 2005

Air

(SI PA)


nomor

546.2/ 238/ VI I / DU.SI PA

1.6. Sekilas Mengenai Proyek.
Secara Formal, PT “YY” didirikan pada tahun 1995 namun karena belum
diperolehnya modal kerja yang memadai maka perusahaan secara riel baru
beroperasi di akhir tahun 2005. Perusahaan melayani daerah Jabotabek
karena pertimbangan secara geografis lebih ekonomis dari sisi biaya
transportasi.
Sejak tahun 2005 Merk Dagang yang digunakan adalah ”Caspian”, yang
telah dipatenkan ke Dirjen Hak Cipta, Paten dan merk. Namun perusahaan
juga melayani permintaan makloon dari produsen air minum pemegang merk
lain seperti MQ, Esquila, I nzone, Aira, Aquatic, DD Water, Pretty, Hawai,
Total, Golden, Cirill, Pakuan dan lain-lain.
Manajemen baru sejak 2008, akan menggunakan tambahan merk ”Neo
Water” sebagai pemegang licensi dari CV Mitra Jaya Perkasa, owner Merk
tersebut di Sukabumi. Neo Water, memilki keunggulan sebagai air minum
kesehatan yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dengan

pengalaman secara pribadi saat sembuh dari penyakit kencing manis/ gula
setelah mengkonsumsi Neo Water dan mendapatkan banyak order dari
berbagai pihak, serta dimilikinya sertifikat SNI dan Halal, maka SdrAntonius
yakin bahwa rencana peningkatan produksi air minum dalam kemasannya
tidak akan mengalami hambatan yang berarti dalam pemasarannya.
Berkaitan dengan rencana peningkatan produksi & memperbesar pangsa
pasarnya, PT “YY” mengharapkan fasilitas Kredit I nvestasi sebesar Rp 5
milyar dan Kredit Modal Kerja dari perbankan Rp 2 milyar sebesar.

1.7. Past Performance Perusahaan
Rencana peningkatan produksi air minum dalam kemasan PT “YY”
merupakan jawaban atas tingginya permintaan dari daerah yang tidak dapat
dipenuhi karena keterbatasan modal kerja. Diharapkan pada tahun 2008 dan
tahun-tahun selanjutnya, pemenuhan order tersebut akan menjadi semakin
lebih baik dan dapat akan memuaskan para distributor dan konsumen
umumnya.
Past performance usaha pabrik air minum dalam kemasan
tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut:

PT “YY” tiga


3

a. Neraca per 31 Desember 2007 dan 2006
PT “YY”
NERACA PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2006
31-12-2007
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Persediaan
Biaya Dibayar Dimuka
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Kendaraan
Inventaris Kantor
Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku
Aktiva lain-lain
Biaya pra operasi
Amortisasi
Jumlah Aktiva

31-12-2006

293,464,000

173,455,000

31-12-2005
(Rp)
160,738,000

795,622,100
729,148,200
182,500,000
2,000,734,300

462,261,000
498,215,500
165,000,000
1,298,931,500

275,843,000
364,850,500
145,000,000
946,431,500

1,917,700,000
2,682,350,000
2,550,000,000
275,000,000
27,550,000
7,452,600,000
(1,243,415,000)

1,917,700,000
2,405,350,000
2,550,000,000
125,000,000
27,550,000
7,025,600,000
(793,787,500)

1,917,700,000
2,050,000,000
2,550,000,000
125,000,000
27,550,000
6,670,250,000
(388,010,000)

6,209,185,000

6,231,812,500

6,282,240,000

400,000,000
(100,000,000)
300,000,000
8,509,919,300

400,000,000
(60,000,000)
340,000,000
7,870,744,000

200,000,000
(20,000,000)
180,000,000
7,408,671,500

31-12-2007

31-12-2006

Kewajiban Lancar:
Hutang Usaha
Hutang Pajak
Biaya ymh dibayar
Jumlah Kewajiban Lancar

602,308,262
113,602,565
291,731,141
1,007,641,968

500,936,061
94,284,300
214,929,315
810,149,676

31-12-2005
(Rp)
489,740,191
85,899,857
112,924,138
688,564,186

Hutang Jangka Panjang:
Hutang Pemegang Saham

3,500,000,000

3,500,000,000

3,500,000,000

Kekayaan Bersih
Modal disetor
900,000,000
Modal Tambahan
2,100,000,000
Saldo Laba (Rugi) ditahan
560,594,324
Laba (Rugi) Berjalan
441,683,008
Jumlah Kekayaan Bersih
4,002,277,332

900,000,000
2,100,000,000
220,107,313
340,487,011
3,560,594,324

900,000,000
2,100,000,000
220,107,313
3,220,107,313

Ratio-ratio:
-Quick Ratio
-Current Ratio
-Debt Equity Ratio
-Equity to Asset Ratio
-Asset turn over (x)

108%
199%
113%
47%
0.47

78%
160%
121%
45%
0.44

63%
137%
130%
43%
0.38

b. Laporan Laba (Rugi) tahun 2007, 2006 dan 2005

4

Sedangkan Laporan Laba (Rugi) PT “YY” untuk tahun 3 tahun terakhir
masing-masing nampak sebagai berikut:
PT “YY”
LAPORAN LABA- RUGI TAHUN 2007, 2006 & 2005

2007
PENDAPATAN

2006

2005

3,500,000,000
2,485,000,000

2,857,208,500

HARGA POKOK PENJUALAN

4,000,535,000
2,819,867,000

Laba Kotor

1,180,668,000

1,015,000,000

786,974,623

Biaya Umum & Administrasi

402,829,034

381,987,200

342,829,034

Biaya Penjualan

172,500,000

167,933,250

153,724,000

Jumlah Beban Operasi
Laba (Rugi) Operasi

575,329,034
605,338,966

549,920,450
465,079,550

496,553,034
290,421,589

4,261,850
(3,625,090)

2,405,759
(6,075,294)

1,858,330
(2,840,900)

636,760
605,975,726

(3,669,535)
461,410,015

(982,570)
289,439,019

(164,292,718)

(120,923,005)

(69,331,706)

441,683,008

340,487,011

220,107,313

70.5%

71.0%

72.5%

15.1%
11.0%
14.4%
29.5%

13.3%
9.7%
15.7%
29.0%

10.2%
7.7%
17.4%
27.5%

2,070,233,877

BEBAN OPERASI

Pendapatan & (Beban) Lain
Pendapatan lain
Beban Lain
Laba (Rugi) Sebelum Pajak
Pajak Penghasilan
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
Ratio-ratio:
-H.Pokok Penjualan/Penjualan
-Laba operasi/Penjualan
-Laba bersih/Penjualan
-Biaya Operasi/Penjualan
-Laba kotor/Penjualan

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun
2007 dan 2006 perusahaan air minum dalam kemasan PT Cisalada Jaya
Tirtatama mengalami hal-hal sebagai berikut:

 Secara keseluruhan produk, terjadi kenaikan penjualan yang cukup
signifikan dari tahun 2005 ke 2006 sebesar 22% dan dari 2006 ke
tahun 2007 sebesar 14% dalam Rupiah.

 Likuiditas usaha dalam kategori bagus atau likuid, dengan current ratio
137, 160% dan 199% berarti setiap kewajiban lancarnya di tahun
2007 dilindungi dengan hampir 2 kali aktiva lancarnya. Dalam
pengertian luas, pemenuhan kewajiban jangka pendek perusahaan
cukup aman dan dicover dengan aktiva lancar yang memadai.

5

 Solvabilitas perusahaan masih sangat solvable, dengan debt to equity
ratio 113% (2007), 121% (2006) dan 130% (2005), berarti total
hutangnya masih di bawah jumlah ekuitasnya. Dengan ratio masih
jauh dari 300% sebagai parameter batas aman debt to equity ratio
secara umum, menunjukkan bahwa masih terdapat space yang luas
bagi PT “YY” untuk menambah hutang maupun kreditnya sampai + / 2 kali total ekuitasnya (tahun 2007 Rp 4,0 milyar) yaitu + / - Rp 8,0
milyar dengan kondisi solvabilitas masih pada batas aman bagi
pemenuhan kewajiban jangka panjangnya kepada pihak ketiga dan
kreditur dengan baik.

 Efektivitas pemanfaatan aktiva perusahaan terlihat dari ratio asset turn
over yang menunjukkan angka 0,47 (tahun 2007)
yang berarti
sedang dan perlu ditingkatkan lagi. Angka tersebut menunjukkan
bahwa tingkat penjualan yang dicapai perusahaan hampir separo dari
pada nilai aktiva yang dimilikinya. Dengan pengendapan di piutang
yang cukup lama di antara para agen dan pembeli, membutuhkan
modal kerja yang cukup besar untuk operasional perusahaan air
minum dalam kemasan tersebut.

 Rentabilitas perusahaan yang tercermin dari ratio laba kotor dan laba
bersih terhadap penjualan menunjukkan angka-angka yang cukup baik
tapi masih bisa ditingkatkan lagi. Ratio Laba kotor terhadap penjualan
tahun 2007 masih pada angka 29,5% , sudah cukup bagus. Sedangkan
ratio laba bersih sebesar 11,0% sudah cukup baik meskipun masih
bisa ditingkatkan.

6

BAB I I
ASPEK PEMASARAN

Berkaitan dengan rencana permohonan fasilitas Kredit Modal Kerja dari
perbankan terkait studi kelayakan peningkatan produksi pabrik air minum
dalam kemasan PT “YY”, di bawah ini disajikan kajian dari aspek pemasaran.
Aspek pemasaran merupakan ujung tombak yang menopang sukses kegiatan
usaha yang dikerjakan PT “YY”, terutama dalam peningkatan produksi dan
pemantapan penggunaan merk dagang ”Neo Water”.

2. 1. Gambaran Produk
Produk air minum dalam kemasan yang dikembangkan oleh PT “YY” terutama
jenis air minum dalam kemasan dengan merk ”Neo Water”. Di samping itu,
perusahaan juga menggunakan merk lain seperti Caspian dan merk-merk
pesanan makloon juga. Air minum dalam kemasan produksi perusahaan ini
siap untuk dikonsumsi segala kalangan masyarakat umum dengan keunggulan
proses produksi yang menghasilkan air yang sehat dan menyehatkan.
Neo Water, merupakan air minum murni, bebas polutan dengan bio energi,
mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Membantu menguras sampah mineral anorganik yang sudah lama
tertimbun dalam jaringan tubuh manusia tanpa menambah tumpukan
baru.
2. Membantu sistem transportasi zat dan peredaran darah dalam tubuh.
3. Menjaga keseimbangan metabolisme dan suhu tubuh.
4. Meringankan kerja ginjal dengan melarutkan dan membuang racun dari
ginjal.
5. Membantu terapi kesehatan untuk penyembuhan berbagai penyakit
seperti asam urat, darah tinggi, diabetes, hipertensi, TBC, dll.
6. Membebaskan tubuh dari zat yang merugikan tubuh, seperti logam berat,
bahan mineral anorganik, kimia, kotoran, bakteri dan kuman.
7. Membuat makanan dan minuman terasa lebih nikmat.

Dibandingkan air minum mineral sejenis, ”Neo Water” mempunyai keunggulan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Bio Energi (Kandungan Oksigen Tinggi)
Rasa tetap netral
Bebas Elektrolit Penghantar Listrik
Bebas Pengoplosan karena sisterm distribusi yang terkontrol
Bebas Polutan

7

6. TDS 0,00 s.d 0,05 mg/ lt tetap jernih jika dijemur dan diuraikan
menggunakan elektrolyzer.
7. Berfungsi untuk terapi kesehatan.
8. Air minum dengan harga yang terjangkau.
Dari segi kemasannya, produk air minum mineral ini dikelompokkan ke dalam
3 jenis, yaitu:
1. Amigal (air mineral dalam galon)
2. Amibot (air mineral dalam botol)
3. Amilas (air mineral dalam gelas)
Amigal, disajikan dalam galon berisi 19 liter air mineral. Amibot, disajikan
dalam botol plastik ukuran 600 cc, dan dikemas dalam kardus berisi 24 unit
(dan 1.500 cc berisi 12 unit). Amilas disajikan dalam gelas plastik ukuran 240
cc dikemas dalam kardus berisi 48 unit gelas.

2. 2. Strategi Pemasaran
Dalam usaha untuk dapat meningkatkan peluang pasar dan menghadapi
persaingan di dalam bisnis air minum dalam kemasan, PT “YY” berencana
melakukan strategi pemasaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Membangun Pasar
Memperluas jaringan pemasaran produk air minum dalam kemasan yang
dihasilkan perusahaan dengan melakukan penetrasi pasar-pasar baru dan
memperkuat hubungan baik dengan pasar captive. Perusahaan juga akan
menetapkan insentif bagi tim marketing yang dapat menjalankan tugasnya
dengan baik terutama yang berhasil melakukan terobosan-terobosan
pemasaran yang langsung berupa reward maupun kenaikan tunjangan,
demikian juga bagi karyawan non marketing atau pihak lain yang dapat
membuka pasar baru kepada perusahaan.

b. Peta Persaingan
PT “YY” tidak hendak bersaing secara langsung dengan produsen air minum
dalam kemasan sekelas Aqua atau Ades yang berada pada posisi persaingan
level atas. Saat ini perusahaan masih sedang melakukan penetrasi pada
persaingan pasar level kedua, sekelas Frutang, atau Aquades.
Pada pasar persaingan level kedua ini, perusahaan tidak begitu berat
mengingat masing-masing pesaing juga masih dalam tahap pengembangan
dan tidak ada unsur gesekan yang keras, sehingga aktivitas penetrasi dapat
lebih mudah dilakukan.

8

c. Pricing Policy
Menetapkan tarif sesuai dengan segmen pasar kelas kedua. Amigal dijual
pada kisaran harga sekitar Rp 6.500 s/ d 7.000 dibandingkan harga pesaing
kelas atas Aqua yang mencapai Rp 12.000,-. Amibot dijual dengan harga Rp
27.500 per kardus (24 unit ukuran 600 cc atau 12 unit ukuran 1.500 cc).
Sedangkan Amilas dijual dengan harga Rp 13.500 per kardus (isi 48 gelas 240
cc).

d. Kegiatan Promosi
Menciptakan promosi dan memberikan pelayanan yang dapat membuat
pelanggan senang dan setia terhadap produk air minum dalam kemasan yang
diminati.
Sarana promosi yang dikembangkan masih terbatas pada media cetak,
antara iklan majalah , surat kabar, event-event, pemberian sample, gift &
merchandising dan poster di daerah penetrasi pasar.

e. Captive dan Potential Market
Captive market saat ini yang telah menjadi langganan PT “YY” saat ini dengan
tingkat permintaan mencapai 310.000 galon per tahun atau 25.830 galon per
bulan adalah:
-MQ (Manajemen Qalbu)
-I nzone
-Aira
-Aquatic
-DD Water,
-Pretty
-Hawaii
-Total
-Golden
-Ervina
-Al Baghadi
-Overseas,
-Pelanggan umum
Sedangkan potential market yang sedang dalam negosiasi dan pendekatan
untuk menjadi pelanggan PT “YY” antara lain:
-PT Jasa Marga (Persero) dengan permintaan 15.000 galon/ bulan
-PT I ndo Rama, sekitar 6.000 galon/ bulan
-Jakarta I nternational Convention Centre (JI CC), sekitar 20.000 galon/ bulan
-Bapedal Kabupaten Bogor, sekitar 5.000 galon/ bulan
-Hotel Mega Mendung, sekitar 3.000 galon/ bulan.

9

2. 3. Rencana Penjualan
Sesuai dengan rancangan kapasitas produksi mesin-mesin yang telah ada
dengan maksimal produksi sebesar 1.080.000 galon, 192.000 karton air
minum mineral dalam botol dan 168.000 karton air minum dalam gelas per
tahun, maka rencana produksi/ penjualan yang ditetapkan perusahaan adalah
meningkatkan jumlah produksi yang semula (tahun 2007) pada level + / - 29%
meningkat pada tahun 2008 menjadi 70% , dan selanjutnya menjadi 75%
(2009), 80% (2010), 90% (2011) dan 100% (2012 dst).
Rencana peningkatan produksi tersebut, dapat disampaikan lebih jelas
Rencana Produksi dan Penjualan (dalam unit) dengan gambaran sebagai
berikut:
PT “YY”, Sukabumi
Rencana Produksi & Penjualan (dalam unit)
Kapasitas

Jenis produk

tahun 1

tahun 2

maximum

100%

tahun 3

tahun 4

tahun 5,dst

Rencana Kapasitas produksi

70.0%

75.0%

80.0%

90.0%

100.0%

(per galon)

1,080,000 756,000

810,000

864,000 972,000 1,080,000

2. Air mineral kemasan Botol (per kardus)
3. Air mineral kemasan Gelas (per kardus)

192,000 134,400

144,000

153,600 172,800

192,000

168,000 117,600

126,000

134,400 151,200

168,000

unit produksi

1. Air mineral dalam galon

Pricing untuk ketiga varian produknya, direncanakan sebagai berikut:
HARGA JUAL PER UNIT
1. Air mineral dalam galon

Rp

6,500.0

per galon

2. Air mineral kemasan Botol

Rp 27,500.0

per karton

3. Air mineral kemasan Gelas

Rp 13,500.0

per karton

Dengan demikian, Rencana penjualan PT “YY”, Sukabumi (dalam jutaan
Rupiah) kurun waktu 5 tahun ke depan dapat diproyeksikan sebagai berikut:
PT “YY”, Sukabumi
Rencana Penjualan (dalam Rp juta)
Jenis Produk

tahun 1

tahun 2

tahun 3

tahun 4

tahun 5

Rencana Penjualan (Rp juta)

1. Air mineral dalam galon

4,914.0

5,265.0

5,616.0

6,318.0

7,020.0

2. Air mineral kemasan Botol

3,696.0

3,960.0

4,224.0

4,752.0

5,280.0

3. Air mineral kemasan Gelas

1,587.6

1,701.0

1,814.4

2,041.2

2,268.0

Jumlah

10,198

10,926

11,654

13,111

14,568

10

BAB I I I
ASPEK TEKNI K

PT “YY” merencanakan akan meningkatkan jumlah produksi air minum dalam
kemasannya (yang terdiri dari 3 jenis produk), yang saat ini pada level 35%
menjadi 70% pada tahun 1 (tahun 2008) dan terus meningkat secara bertahap
hingga mencapai 100% pada tahun 5 (2012). Upaya optimalisasi ini
memerlukan kajian dan analisa teknis yang akurat, sehingga apa yang
diharapkan dapat dicapai dengan tidak membawa dampak yang kontraproduktif
Pembahasan aspek teknis meliputi analisis mengenai Lokasi pabrik, Mesin dan
Peralatan produksi, Proses Produksi, Kapasitas terpasang, dan kendaraan.
Berikut ini akan disampaikan sistematika aspek teknis, sehingga memudahkan
pemahaman terhadap pokok bahasan yang akan disampaikan

3.1. Lokasi Pabrik Air minum dalam kemasan
Pabrik Air minum dalam kemasan yang ditempati oieh PT “YY” terletak di
Kampung Pasir Rengis Rt 08/ 01, desa Jaya Bakti, kecamatan Cidahu,
Sukabumi. Untuk industri air minum, lokasi ini cukup strategis karena
berada di daerah mata air dengan mendapat otorisasi mengelola salah
satu sumber mata air tersendiri.
Lokasi ini juga tidak terlalu jauh dengan pusat kota Sukabumi dengan
akses pinggir jalan raya Cidahu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
lokasi pabrik air minum tersebut cukup baik dan strategis.

3.2. Proses Produksi
Proses produksi air minum dalam kemasan pada dasarnya terdiri dari 2
tahap, yaitu produksi utama dan proses packing. Produksi utama meliputi
proses filterisasi, ionisasi dan pendinginan. Sedangkan produksi tahap 2,
merupakan serangkaian proses packing sampai air siap dikirim ke
pelanggan.

1. Proses produksi utama
Proses produksi utama dapat digambarkan sebagai berikut:

11

Air
Sumber

FILTERISASI

Back
Wash

IONISASI

PENDINGINAN

Air
Siap Kemas

Sebelum proses produksi utama berupa filterasasi, ionisasi dan
pendinginan dilaksanakan, mesin-mesin tersebut harus secara rutin
dibersihkan dari partikel yang mengendap yang disebut proses ”back
washing”.
Proses ini tiap hari dilaksanakan pada awal aktivitas produksi dengan
menggunakan larutan NHCL (natrium chlorida) sebanyak 20 liter untuk
pembersihan bekas proses produksi air sebanyak + / - 40.000 liter.
Filterisasi merupakan proses penyaringan air dengan menggunakan
Tabung Penyaring selama + / - 12 jam. Filterisasi ini tujuannya adalah
menyaring partikel-partikel yang ada di dalam air dari tds semula
antara 80-120 mmg/ liter menjadi tinggal 4 mmg/ liter saja.
Proses ionisasi merupakan proses untuk menstabilkan ph air agar ada
dikisaran ”7”. Proses ini penting dilakukan agar tidak terlalu asam (bila
ph di bawah 6,5) atau terlalu basa (bila ph di atas 8,5).
Proses selanjutnya adalah proses ”pendinginan” yang diperlukan untuk
stabilisasi tds. Dengan proses ini kadar partikel bisa turun lagi menjadi
+ / - 2 mmg/ liter.
Setelah selesainya proses pendinginan tersebut, maka pemrosesan air
minum tersebut sudah selesai dan siap untuk dikemas.

12

2. Proses Pengemasan
Proses Pengemasan dapat digambarkan sebagai berikut:

Air
Siap Kemas

Penyiapan
Wadah

Pengisian Air
Ke Wadah

Pemasangan
Tutup + Seal
Pengepakan ke
dalam kardus

C
o
n
v
e
y
o
r

Air
dlm kemasan

Penyiapan air ke wadah
Penyiapan wadah dilakukan sebelum proses pengisian sesuai jenisnya
masing-masing. Galon-galon yang telah dibersihkan terlebih dahulu
disiapkan/ ditempatkan pada input mesin-mesin pengisian air. Demikian
juga botol plastik dan cup plastik untuk air dalam gelas.
Proses pengisian ini dilakukan secara otomatis sampai takaran yang
telah ditentukan. Setelah terisi air, wadah dan isinya akan bergerak
dengan menggunakan conveyor (ban berjalan) ke arah mesin
pemasangan tutup.
Pemasangan tutup
Tutup dipasang sesuai merk yang sedang dikerjakan. Selanjutnya
dipasang juga seal yang sesuai nama merk tersebut. Kemudian air
minum dalam wadah bergerak ke arah bagian packing.
Pengepakan ke kardus
-Pengepakan ke kardus dilakukan sesuai porsinya masing-masing, dan
dengan kardus yang disesuaikan dengan merk yang sedang dikerjakan.
Selanjutnya masing-masing air kemasan dalam kardus siap untuk
disimpan dalam gudang menunggu pengiriman.

13

3.3. Kapasitas Mesin
Sebagai gambaran kapasitas produksi air minum dalam kemasan ini, dapat
ditampilkan mesin-mesin utama, sebagai penentu kapasitas produksi,
sebagai berikut:

Description

Mesin Filterisasi

Kapasitas mesin

25,000

liter/jam

Kapasitas
per hari
(10 jam)

Kapasitas
Per tahun

250,000

75,000,000

26,300,160

35%

liter

Kebutuhan
Kapasitas Normal

Ratio
%

Mesin Kemas:
-Mesin Boiler

150

liter/menit

4,500

20 liter

1,350,000

1,080,000

80%

25,000

bottle

7,500,000

4,608,000

61%

54,000,000

8,064,000

15%

Bottle/jam
-Bottle Filler
-Cup Filler

2,500
18,000

Cup/ jam

180,000

cup

Perusahaan merencanakan akan menaikkan (investasi baru) mesin
filterisasi dari direncanakan akan dirubah Mesin filterisasi berkapasitas
produksi 25.000 liter/ jam, selama 10 jam sehari akan menghasilkan 250
liter air siap kemas. Kapasitas per tahun (300 hari kerja) mencapai 75 juta
liter, berarti 2,85x lipat dari kebutuhan kapasitas normal (normal produksi
100% ).
Untuk mesin-mesin kemasan, kapasitasnya juga di atas kebutuhan saat
kapasitas normal. Mesin (boiler) untuk pengemasan air dalam galon
mempunyai kapasitas 150 liter/ menit atau 90.000 liter/ hari. Angka ini
setara dengan 4.500x 20 liter (4.500 galon). Selama satu tahun akan
dihasilkan 1.350.000 galon atau 108% dari kebutuhan pada saat kapasitas
normal yaitu 1.080.000 galon. Mesin Bottle filler mampu bekerja
menghasilkan 2.500 botol air per jam sehingga akan menghasilkan 25.000
botol per hari atau 7.500.000 botol per tahun. Jumlah ini adalah 135% dari
kapasitas normal (4.608.000 botol). Sedangkan mesin cup filler
mempunyai kapasitas 18.000 cup/ jam setara 180.000 cup per hari atau
54.000.000 cup per tahun. Jumlah ini 6,7x lebih banyak dari kebutuhan
saat produksi normal yaitu 8.064.000 cup per tahun.

3.4. Sumber Mata Air
Untuk mendukung kepastian supplai air, sebagai unsur penting dalam
jenis usaha produksi air minum dalam kemasan ini, maka perusahaan
telah melakukan langkah strategis di bidang ini. Perusahaan telah memiliki
sumber mata air pada lahan seluas 7.870 m2 (dengan status hak milik
6.200 m2 dan Akta jual beli 1.670 m2).

14

Sumber mata air tersebut terhubung ke lokasi pabrik dengan pipa air
paralon sepanjang + / - 1 Km, di atas tanah yang berdiameter 4 meter
memanjang. Tanah penghubung tersebut juga telah dibebaskan oleh dan
telah menjadi milik perusahaan.

3.5. Kendaraan
Untuk menunjang sarana transportasi pengadaan bahan baku & pembantu
produksi serta untuk pengiriman produk-produk pesanan ke tempat
pelanggan dan ke tempat distributor utama terdekat, digunakan sarana
transportasi yang terdiri dari:
Jenis Kendaraan

Operasional

1

Mobil Toyota Camry
Kijang I nova
Mobil Daihatsu Zebra Jumbo Pick Up

Managemen

2
5

1

7

2

Jumlah

1
3
5
9

Penggunaan kendaraan tersebut untuk keperluan pengangkutan bahan
baku dan pemasaran produk, selain untuk keperluan perusahaan pada
umumnya. Digunakan schedule dan prioritas dalam penggunaan
kendaraan tersebut agar tidak tumpang tindih dan memberikan kontribusi
terbaik bagi kemajuan perusahaan.

15

BAB I V
ASPEK MANAJEMEN

Sebagai bagian dari studi kelayakan peningkatan produksi air minum
dalam kemasan PT “YY”, Pembahasan
aspek manajemen meliputi
pembahasan struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab serta posisi kunci
dalam perusahaan.
Dalam membentuk perusahaan yang mapan dan untuk
mempermudah pencapaian tujuan secara efektif dan efisien maka diperlukan
adanya suatu struktur organisasi manajemen yang baik.
Struktur organisasi dan manajemen yang baik sangat erat hubungannya dengan
koordinasi kerja yang terpadu dan terarah. Salah satu penunjang keberhasilan
perusahaan sangat ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM) yang
memenuhi kualitas dan menempatkannya sesuai bidang keahliannya (the right
man on the right place).
PT “YY” berupaya secara terus menerus dan terencana untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan, pelatihan,
pengembangan, pengelolaan dan pelayanan kesejahteraan bagi keseluruhan
karyawan baik secara tehnis fungsional maupun manajerial.

Untuk meningkatkan kualitas produktivitas serta motivasi setiap karyawan,
perusahaan
telah
menerapkan
sistem
pengupahan/ penggajian
dan
kesejahteraan sosial karyawan yang memadai sesuai dengan peraturan
Pemerintah. Perusahaan juga telah memenuhi standar upah minimum regional
(UMR) sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga
Kerja Republik I ndonesia.

4.1.

Struktur Organisasi

Dalam setiap organisasi diperlukan ketegasan dalam pembagian tugas yang
disesuaikan dengan struktur organisasi, pendelegasian wewenang yang jelas
dan koordinasi kerja yang terpadu. Struktur organisasi yang disusun untuk
mengendalikan usaha percetakan di Jakarta ini dibuat secara sederhana dan
dapat memenuhi konsep kebutuhan usaha yang efektif dan efisien yang terdiri
dari Komisaris, Direksi dan Pelaksana operasional, sebagaimana nampak
sebagai berikut:

16

Struktur Organisasi
PT “YY”
Rapat Umum
Pemegang Saham
Komisaris

Direksi

Kabag
Umum & SDM

Kabag
Produksi

Kabag
Keuangan

Kabag
Pemasaran

Kabag
Distribusi

Mengingat sederhananya aktivitas operasional perusahaan, maka kegiatan
usaha utama yang dikendalikan Direksi dibagi 5 bagian saja yaitu Bagian Umum
dan Sumber Daya Manusia, Bagian Produksi, Bagian Keuangan, Bagian
Pemasaran dan Bagian Distribusi.
Pada struktur organisasi ini direksi juga berperan untuk mengkoordinasikan
kegiatan keempat bagian tersebut melalui masing-masing manager agar sinkron
dan terjadi saling mendukung dan melengkapi sehingga tujuan utama meraih
keuntungan dari penjualan dapat dicapai. Bentuk struktur ini cocok diterapkan
untuk organisasi dengan aktivitas tidak terlalu beragam namun intensitas cukup
tinggi sehingga pengendalian oleh Direksi perusahaan dapat dilakukan dengan
baik.

4.2.

Manajemen Perusahaan
a. Dew an Komisaris & Direksi
Komisaris bertugas mengawasi segala kebijaksanaan dan pelaksanaan
tugas Direksi di lapangan agar tetap sesuai dengan koridor dan tujuan
utama didirikannya perusahaan sesuai anggaran dasarnya.
Direksi perusahaan dipimpin oleh orang yang mempunyai kemampuan
manajerial yang cukup untuk melakukan pengarahan, membuat
perencanaan, mengorganisir sumber daya dan dana, melakukan
pembinaan terhadap staf dan melakukan pengawasan terhadap

17

pelaksanaan pekerjaan pelaksana di lapangan. Direksi PT “YY” setelah
menjalankan usaha pabrik air minum dalam kemasan tersebut selama
+ / - 3 tahun, dan mempunyai jaringan pemasaran yang luas ke berbagai
wilayah di tanah air sehingga tidak akan mengalami kesulitan dalam
menangani rencana peningkatan produksi dengan tambahan modal
kerja tersebut.

b. Staf Pelaksana:
Guna memperlancar operasional usaha, maka manajemen PT “YY”
sudah melakukan penambahan tenaga kerja baru yang dibutuhkan
sesuai struktur organisasi. Tenaga kerja yang diperlukan adalah yang
berpengalaman cukup dan berpendidikan menengah.
Untuk memperoleh tenaga kerja dengan kualifikasi tersebut tidaklah
terlalu sulit, mengingat lokasi usaha berada di wilayah Jakarta sebagai
pusat perekonomian nasional. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan
dalam peningkatan produksi adalah 30 orang (bertambah 14 orang dari
posisi saat ini 16 orang karyawan).

c.

Uraian Tugas dan Tanggung Jaw ab

Berdasarkan struktur organisasi tersebut di atas, maka tugas yang
menjadi tanggung jawab level Kepala Bagian adalah sebagai berikut:

 Kepala Bagian Umum & Sumber Daya Manusia, bertanggung jawab
atas masalah yang berkaitan dengan pemanfaatan, pemeliharaan &
keamanan aktiva perusahaan. Di samping itu, juga bertanggung
jawab atas perencanaan, pendidikan dan penggajian seluruh
personalia yang ada di perusahaan.

 Kepala Bagian Produksi, merupakan penanggung jawab di lapangan
atas seluruh masalah teknik dan operasional pabrik air minum
dalam kemasan PT “YY” yang bertanggung jawab langsung kepada
Direksi. Kepala Bagian Produksi berkoordinasi dengan Kepala Bagian
Pemasaran atas tingkat produksi yang direncanakan, schedule
produksi dan jenis produk yang dipesan pelanggan. Dengan kepala
bagian keuangan berkoordinasi terhadap seluruh pengiriman
pesanan yang telah dilaksanakan, yang sudah harus ditagih, dan
pembelian bahan baku, bahan pembantu, supplies, bahan bakar
dan hal-hal yang dibutuhkan untuk pengoperasian pabrik air minum
dalam kemasan ini.

 Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab untuk memasarkan
produk PT “YY” kepada para pelanggan, menerima pesanan, dan

18

menegosiasikan
harga
dan
menguntungkan bagi perusahaan.

sistem

pembayaran

yang

 Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab untuk mengelola
aktivitas keuangan dan sumber daya manusia serta melaksanakan
data komputerisasi atas seluruh aktivitas perusahaan. Kepala Bagian
Keuangan juga berkewajiban menjaga cash flow perusahaan agar
dapat selalu pada posisi paling optimal untuk dapat membiayai
operasional perusahaan, menunaikan kewajiban keuangan kepada
pihak ketiga dan melaksanakan koordinasi dengan bagian produksi
dan pemasaran serta memberikan masukan yang up to date kepada
Direksi tentang posisi keuangan perusahaan secara berkala.

 Kepala Bagian Distribusi memegang tanggung jawab yang besar
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan manajemen distribusi
yang baik dan efisien, perusahaan akan mampu secara tepat waktu
memenuhi pesanan pelanggan. Kepala Bagian harus mampu
memanage dengan baik tim distribusi dan melakukan koordinasi
dengan bagian produksi dengan mensinkronkan antara jadwal
produksi dan jadwal pengiriman barang. Di sisi lain kepala bagian
distribusi juga ikut mempertimbangkan pricing berkenaan dengan
ongkos distribusi ke masing-masing pelanggan yang berbeda-beda
jaraknya.

19

BAB V
ASPEK KEUANGAN
Pembahasan aspek keuangan meliputi penentuan asumsi dasar untuk setiap
kegiatan yang menimbulkan akibat finansial seperti pendapatan dan biayabiaya, untuk kemudian dijabarkan ke dalam perhitungan kebutuhan investasi &
modal kerja serta proyeksi keuangan dan melakukan analisis tingkat kelayakan
proyek.
Hal utama yang dibahas meliputi kebutuhan investasi, kebutuhan Modal Kerja,
sumber pendanaan, profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Sedangkan hasil
operasi usaha untuk masa yang akan datang terlihat dalam proyeksi neraca,
proyeksi laba/ rugi, proyeksi arus kas dan perhitungan lainnya.

5.1. Kebutuhan I nvestasi
Dalam rangka meningkatkan produksi lebih kurang 2,4 kali lipat dari tingkat
produksi riel saat ini, (yaitu: air minum galon dari 310.000 galon/ tahun setara
28,7% dari kapasitas normal menjadi 756.000 galon/ tahun setara 70% dari
kapasitas normal, air minum botol dari 55.600 kardus/ tahun setara 29,0%
menjadi 134.400 kardus/ tahun setara 70% , dan air minum gelas dari 49.000
kardus setara 29,2% menjadi 117.600 kardus setara 70% ), diperlukan
tambahan investasi berupa bangunan, mesin, kendaraan dan inventaris, dengan
rincian sebagai berikut:

a. Kebutuhan I nvestasi Baru
I nvestasi baru untuk aktiva tetap yang akan digunakan untuk mendukung
peningkatan produksi tersebut PT “YY” adalah sebesar Rp 7,55 milyar dengan
rencana penggunaan sebagai berikut:
Rencana Sumber dan
Penggunaan dana Investasi

Keterangan

-Bangunan
-Mesin & Peralatan
-Kendaraan
-Inventaris Kantor
Jumlah Investasi
Modal Kerja
Investasi + M.Kerja

Jumlah
500,000,000
6,400,000,000
625,000,000
25,000,000
7,550,000,000
100.0%
3,000,000,000
100.0%
10,550,000,000
100.0%

Sumber Dana
Kredit Investasi
5,000,000,000
5,000,000,000
66.2%
2,000,000,000
66.7%
7,000,000,000
66.4%

Dana Sendiri
500,000,000
1,400,000,000
625,000,000
25,000,000
2,550,000,000
33.8%
1,000,000,000
33.3%
3,550,000,000
33.6%

20

Biaya investasi yang akan dilaksanakan
dijelaskan sebagai berikut:

PT “YY” secara lebih detail dapat

1). Biaya renovasi bangunan
Biaya renovasi bangunan yang akan lakukan untuk mendukung peningkatan
produksi ini diperuntukkan bagi bangunan pabrik, gudang, Kantor dan mess
total seluas 5.191 m2.
Biaya renovasi dianggarkan sebesar Rp
500.000.000,-. Rencananya biaya renovasi akan dipenuhi dari dana sendiri
perusahaan (setoran pemegang saham).
2). Biaya investasi Mesin-mesin & Peralatan
Biaya investasi untuk pengadaan tambahan dan perbaikan mesin-mesin dan
peralatan dianggarkan sebesar Rp 6.400.000.000,- dengan rencana
pendanaan sebagai berikut:
Anggaran investasi mesin & peralatan

Jenis Investasi
a. Mesin Produksi
b. Mesin Pengemasan
c. Galon @ Rp 30.000/unit
Jumlah

Jumlah
Biaya
800,000,000
3,500,000,000
2,100,000,000
6,400,000,000

Kredit
Investasi
300,000,000
3,000,000,000
1,700,000,000
5,000,000,000

Dana
Sendiri
500,000,000
500,000,000
400,000,000
1,400,000,000

4). Biaya investasi Alat Transportasi
Biaya investasi alat transportasi dianggarkan sebesar Rp 625.000.000,- yang
rencananya akan digunakan untuk pengadaan tambahan 5 unit alat
transportasi/ pengangkut untuk mendukung operasional pabrik. Seluruh
biaya investasi alat transportasi direncanakan akan didanai dari internal
perusahaan.

5). I nventaris Kantor
Selain itu, perusahaan juga akan menambah inventaris kantor berupa
komputer, printer, meja dan sebagainya senilai Rp 25.000.000,-. Seluruhnya
akan ditanggung pembiayaannya dari sumber internal perusahaan sendiri.

21

5.2. Kebutuhan Modal Kerja dan Rencana Skema Pembiayaan
Dalam rangka meningkatkan produksi lebih kurang 2,4 kali lipat dari tingkat
produksi riel saat ini, (yaitu: 1. dari 310.000 galon air minum/ tahun yang setara
28,7% dari kapasitas normal per tahun menjadi 756.000 galon per tahun
setara 70% dari kapasitas normal, 2. dari 55.600 kardus air minum botol
plastik setara 29,0% menjadi 134.400 kardus setara 70% , dan 3. dari 49.000
kardus air minum gelas setara 29,2% menjadi 117.600 setara 70% ).
Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang diperlukan untuk peningkatan
produksi tersebut PT “YY” membutuhkan pendanaan sebesar Rp 3 milyar.
Mengingat terbatasnya sumber dana dari intern perusahaan saat ini, maka
sumber pendanaan dimohonkan dapat dipenuhi dari fasilitas Kredit modal kerja
dari perbankan.
Sumber pendanaan dipenuhi dari modal sendiri sebesar Rp 1.000.000.000,0
(33,3% ) dan dimohonkan dari Kredit bank sebesar Rp 3.000.000.000,0
(66,7% ) yang secara ringkas dapat disajikan sebagai berikut:
Modal Kerja yang diperlukan

3,000,000,000

100.0%

Permohonan KMK

2,000,000,000

66.7%

Modal Sendiri

1,000,000,000

33.3%

Kebutuhan modal kerja tersebut dihitung berdasarkan tied up periode yang
ditetapkan sejauh mungkin mendekati kelaziman yang berlaku dalam usaha
industri air minum dalam kemasan, sebagaimana diperhitungkan sebagai
berikut:

Pos Modal Kerja

Tied up
Bulan
Kas
1
Piutang Dagang
3
Persediaan
1,5
Biaya dibayar di muka
1
Hutang Dagang
1

Dihitung dari
Biaya administrasi & Biaya penjualan
Penjualan
Bahan baku & Pembantu
Biaya asuransi
Biaya langsung.

Perhitungan kebutuhan modal kerja yang akan digunakan untuk memulai
peningkatan produksi tahun 1 (2008) dengan berdasarkan proyeksi Laba
Rugi tahun 1 (2008), dan dengan berpedoman pada tied up tersebut di atas
menghasilkan biaya-biaya dan skema pembiayaannya sebagai berikut:

22

Tied up
Bulan
1
3
1.5
1

Keterangan

Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Biaya dibayar di muka
Hutang Dagang

1

Modal kerja bersih
Kebutuhan Modal Kerja Bersih (dibulatkan)
Share sponsor
Dimohonkan pendanaan Bank (KMK)
Eksisting Working Capital (sesuai Neraca)
Tambahan setoran

thn 2008
107,412,667
2,549,400,000
574,073,276
27,236,146
3,258,122,089
266,198,333
2,991,923,755
3,000,000,000
1,000,000,000 33.3%
2,000,000,000 66.7%
300,000,000
700,000,000

5.3. Jenis dan Ketentuan Pendanaan
Sehubungan dengan permohonan pendanaan yang akan digunakan untuk
mendukung peningkatkan produksi pabrik air minum dalam kemasan, dan
dengan berpedoman pada analisis keuangan pada butir 5.2. dan 5.3. di
bawah ini, maka dapat disimpulkan jenis dan ketentuan pendanaan yang
diharapkan dapat diperoleh PT “YY” dari perbankan adalah sebagai berikut:
1). Jumlah dana yang diperlukan
-Kredit I nvestasi
-Kredit Modal kerja
3). Tujuan penggunaan dana
-Kredit I nvestasi

:
:
:
:
:

Rp 5.000.000.000,Rp 2.000.000.000,untuk menambah modal kerja usaha.
untuk mendanai penambahan/ perbaikan
mesin-mesin & peralatan produksi
-Kredit Modal Kerja
: Untuk menambah modal kerja usaha
4). Jangka waktu pengembalian : 5 tahun dengan grace periode 1 tahun.
5). Agunan
: Akan dipenuhi minimal 125% dari
fasilitas KMK.
Ketentuan lainnya akan dipenuhi sesuai ketentuan perbankan.

5.4. Asumsi Dasar Perhitungan Keuangan
Berikut disampaikan beberapa asumsi perhitungan analisis keuangan, antara
lain biaya bahan baku dan pembantu, biaya buruh langsung, biaya listrik dan
solar, biaya bahan bakar kendaraan pengangkut, biaya asuransi dan
pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya administrasi & umum serta biaya
penjualan yang diperhitungkan sebagai berikut:

23

1) Biaya Bahan baku dan pembantu
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi air mineral sampai siap
digunakan oleh konsumen terdiri dari bahan baku utama air, bahan wadah
plastik, bahan pembantu rupa-rupa dan bahan pembungkus.

a. Biaya bahan baku utama
Bahan baku utama dari industri air minum dalam kemasan adalah air.
Mengingat air diperoleh dengan cuma-Cuma, maka biaya bahan baku air
diperhitungkan Rp 0.

b. Biaya bahan w adah plastik
Ketiga jenis produk membutuhkan wadah plastik. Biaya bahan wadah plastik
untuk Amigal diperhitungkan dari penyusutan galon selama periode
pemakaian yaitu 1 tahun. Dengan rata-rata turn over 1 bulan 2 kali pakai,
maka biaya wadah plastik galon diperhitungkan sebesar Rp 35.000/ (2 x 12)
= Rp 729,- per penggunaan galon. Mengingat harga plastik botol
diperhitungkan rata-rata sebesar Rp 10.000,- per kardus, yaitu untuk ukuran
600 cc Rp 417 per botoll dan untuk ukuran 1.500 cc Rp 833/ botol.
Sedangkan Biaya bahan wadah plastik tiap karton amilas diperhitungkan
sebesar Rp 160 x 48 = Rp 7.680 per kardus.

c. Biaya bahan penolong

Untuk amigal, diperhitungkan biaya bahan penolong sebesar Rp 200 tutup &
seal kepala galon, Rp 100 tissue galon, total Rp 300 per galon. Untuk
Amibot diperhitungkan biaya wrapping tutup botol Rp 150/ kardus.
Sedangkan untuk amilas dibebankan biaya sedotan kecil Rp 250/ kardus.

d. Biaya Bahan Pembungkus & Pengemas
Biaya bahan pembungkus dan pengemas, diperhitungkan berdasarkan
pemakaian masing-masing unsur bahan adalah sebagai berikut:
Biaya bahan pembungkus & pengemas

Kertas Karton

Stiker

pembungkus
2,000.00
2,000.00

Lem atau

Jumlah

Isolasi
450.00

45.00

495.00

150.00

60.00

2,210.00

60.00

2,060.00

24

2) Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari dua unsur, yaitu unsur tetap dan
unsur variable. Unsur biaya tenaga kerja langsung tetap dihitung dari 30
orang buruh langsung yang digaji tetap rata-rata Rp 1.200.000,- per bulan
yang berjumlah Rp 36 juta per bulan atau Rp 468 juta per tahun.
Sedangkan unsur variabel dihitung berdasarkan unit pekerjaan di atas 50%
dari kapasitas normal. Misalnya tahun pertama, diperhitungkan 70% -50% =
20% x Rp 468 juta = Rp 93,6 juta biaya variable tenaga kerja langsung.
Dengan demikian total biaya tenaga kerja langsung tahun 2008
diproyeksikan sebesar Rp 561.600.000,-.

3) Biaya Listrik & solar untuk genset
Biaya Listrik yang dipergunakan dengan daya sebesar 250 KVA atau 200
KWH dengan tingkat pemakaian maksimum 15 jam kerja pabrik tiap hari,
daya serap penggunaan listrik 60% , dan diperhitungkan sesuai rencana
pemakaian jam kerja produksi riel. Biaya listrik diperhitungkan untuk tahun
2008 adalah sebesar Rp 18.329.680,- per bulan atau Rp 219.956.160,- per
tahun. Tahun 2009 dst akan meningkat sesuai penggunaan jam kerja
produksi
Biaya bahan bakar solar untuk menghidupkan genset dengan daya 250 KVA
dengan tingkat pemakaian rata-rata 24 jam (2 x 8 jam) per bulan sebagai
cadangan apabila listrik PLN mengalami pemadaman. Tahun 2008 biaya
tersebut diperhitungkan sebesar Rp 1.920.000,- per bulan atau Rp
23,040,000,- pertahun, sedangkan untuk tahun selanjutnya dapat dilihat
pada lampiran 11.

4) Bahan Bakar
Biaya bahan bakar berupa bensin untuk kendaraan operasional sebanyak 7
unit kendaraan, diperhitungkan berdasarkan pemakaian bahan bakar per
hari sebanyak 240 liter sebagai berikut:
Keterangan
a. Kendaraan niaga, kijang
b. Kendaraan Zebra Jumbo Pick up
Jumlah

Jumlah
Unit
2
5
21

Pemakaian BBM
liter/hari/unit liter/per hari
20
40
40
200
240

25

Dengan harga bensin/ sebesar Rp 6.500/ liter, maka pada tahun 2008 biaya
bahan bakar tersebut diperhitungkan sebesar Rp 39.000.000,- / bulan atau Rp
468 juta per tahun. Sedangkan untuk tahun 2009 dan seterusnya dapat dilihat
pada lampiran 11. Biaya bahan bakar diasumsikan mengalami kenaikan 2,5%
per tahunnya.
5) Biaya asuransi & pemeliharaan
Biaya asuransi dan pemeliharaan diperhitungkan dari nilai obyek pertanggungan
dengan perhitungan sebagai berikut:

Perhitungan biaya asuransi & pemeliharaan

Jenis Asset

Nilai Asset
(Rp)

-Bangunan
-Mesin-mesin
-Kendaraan
-Inventaris Kantor

Prosentase (%)
Asuransi

Pemeliharaan

7,125,000,000

0.50%

1.50%

10,843,806,368

0.75%

1.00%

3,749,500,000
589,303,468

0.60%

1.00%

0.25%

2.00%

Biaya asuransi & pemeliharaan pada tahun 2008 diperhitungkan sebesar Rp
235.854.375,- sedangkan untuk tahun 2009 dan seterusnya dapat dilihat pada
lampiran 11.
6) Biaya Penyusutan & amortisasi
Perhitungan biaya penyusutan setiap tahun berdasarkan metode garis lurus
(straight line methode) dengan ketentuan sebagai berikut:
Dasar Perhitungan Penyusutan

-Bangunan
-Mesin-mesin
-Kendaraan
-Inventaris Kantor
-Aktiva Lain-lain

Penyusutan
5.0
%
10.0 %
20.0 %
20.0 %
10.0 %

7) Biaya Administrasi & umum
Biaya administrasi meliputi Gaji Direksi & Komisaris, Biaya alat tulis kantor,
Biaya konsumsi, perjalanan dinas, bahan bakar kantor, komunikasi,
transportasi, iuran daerah, dan lain-lain.

26

Gaji Direksi & Komisaris serta karyawan dianggarkan Rp 50 juta/ bulan
sedangkan biaya administrasi dan umum lainnya diperhitungkan sebesar Rp
27,5 juta/ bulan, dengan kenaikan sebesar 2,5% setiap tahun.
8) Biaya penjualan
Biaya penjualan meliputi biaya advertensi, biaya jaringan pemasaran, biaya
perjalanan dinas untuk pemasaran dan marketing fee. Biaya tetap penjualan
diperhitungkan sebesar Rp 10 juta per bulan dan unsur variablenya sebesar
1,5% dari penjualan kotor.

5.5. Proyeksi Keuangan
Berdasarkan asumsi laporan keuangana tersebut di atas, disajikan hasil Proyeksi
Keuangan (Neraca, Perhitungan Laba Rugi, Cash flow dan lain-lainnya)
sebagaimana disampaikan dalam lampiran 4 s/ d 10 dengan indikator-indikator
keuangan sebagai berikut:

a. Proyeksi I ncome Statement ( Laba Rugi)
PT “YY”, Sukabumi dalam beroperasi pada tahun 1 (2008) sampai tahun ke
7 (2014), diproyeksikan mampu menghasilkan penjualan dengan komposisi
harga pokok penjualan, laba usaha dan laba bersih sebagai berikut:

Tahun
1
2
3
4
5
6
7
Rata-rat

Sales
(Rp juta)
10,197.60
10,926.00
11,654.40
13,111.20
14,568.00
14,568.00
14,568.00

Proyeksi Laba
Laba
usaha
HPP
(Rp juta) (Rp juta)
6,528.03 2,416.61
6,841.88 2,795.73
7,095.81 3,234.16
7,701.05 4,038.13
8,306.90 4,840.84
8,333.03 4,787.67
8,359.81 4,733.17

rugi
Laba
bersih
Ratio
(%)
(Rp juta)
23.70% 1,170.13
25.59% 1,435.51
27.75% 1,877.16
30.80% 2,574.69
33.23% 3,271.34
32.86% 3,368.87
32.49% 3,330.72
28.99%

Ratio
(%)
11.47%
13.14%
16.11%
19.64%
22.46%
23.13%
22.86%
17.66%

Proyeksi Laba Rugi atas usaha ini dengan kondisi yang telah ditetapkan
dapat secara lebih detail dipelajari pada lampiran 5.

b. Proyeksi Cash flow
PT “YY”, Sukabumi diproyeksikan sejak beroperasi dengan tambahan dan
perbaikan mesin pada tahun 1 (2008) sampai
tahun 2014 mampu
memupuk dana dari hasil operasinya. Apabila rencana penjualan tersebut

27

di atas dapat direalisasikan, maka seluruh kewajiban hutang kepada
perbankan baik bunga maupun pokoknya dapat diselesaikan dalam jangka
5 tahun.
Proyeksi Cash Flow perusahaan selama 6 tahun ke depan secara ringkas
dapat digambarkan sebagai berikut:
Proyeksi Cash Flow

Sumber Dana
Tahun
0
1
2
3
4
5
6
7

F. Gen

KI

- 5,000
2,455
970
1,351
2,049
2,745
4,593
4,593

(Rp juta)

Penggunaan Dana

KMK

Share

2,000

3,550

Investas
i

MK

7,550

3,000

Kredit
Bank

770
770
578
385
193
-

Lain2

-

Surplu
s

Akumulas
i

Kas

Kas

1,685
200
774
1,664
2,553
4,593
4,593

1,685
1,885
2,659
4,322
6,875
11,468
16,061

Proyeksi Cash Flow atas usaha ini dengan kondisi yang telah ditetapkan
dapat secara lebih detail dipelajari pada lampiran 4.

c. Ratio Keuangan
Sejak awal beroperasi dengan peningkatan produksi pada tahun 1
(2008), Proyek mempunyai likuidas kemampuan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjang. Struktur pembelanjaan yang tercermin dalam
Debt Equity Ratio, menunjukkan struktur pembelanjaan yang sehat
(DER< 300% ).

Tahun
1
2
3
4
5
6
7

Current
(%)
216.3%
270.5%
344.8%
446.1%
568.8%
606.9%
632.5%

Quick
(%)
68.4%
83.2%
102.9%
128.8%
159.3%
164.6%
168.1%

Ratio Keuangan
DER Equity to Asset
(%)
(%)
141.3%
41.4%
105.5%
48.7%
76.2%
56.7%
52.9%
65.4%
35.8%
73.7%
33.3%
75.0%
31.6%
76.0%

ATO
(X)
0.48
0.52
0.55
0.59
0.60
0.51
0.45

DSC
(X)
7.66
1.33
1.78
2.51
-

5.6. Kriteria Kelayakan Proyek
Dari kriteria kelayakan proyek yang tercermin pada I RR, NPV, maupun Pay Back
Periode, Break Even Point dapat disimpulkan bahwa rencana peningkatan
produksi pabrik air minum dalam kemasan PT “YY” layak untuk didanai
(financed) dengan fasilitas Kredit Perbankan.

28

 Net Present Value
Net Present Value menunjukkan nilai saat ini proyek tersebut apabila
ditunaikan dengan nilai sekarang. Termasuk dalam perhitungan ini adalah
seluruh pendapatan maupun biaya yang akan terjadi dan sudah terjadi
dihitung dengan cost of fund saat ini (asumsi untuk Rupiah 11% ) untuk
memperoleh nilai sekarang.
Berdasarkan perhitungan tersebut pada lampiran 7, maka dapat diperoleh
nilai NPV proyek ini sebesar Rp 10,0 milyar, berarti perusahaan akan
mendapatkan keuntungan dengan nilai tunai saat ini sebesar Rp 10,0
milyar.

 I nternal Rate of Return
I nternal rate of return (I RR) merupakan tingkat pengembalian dari hasil
beroperasinya proyek tersebut dalam skala prosentage sebagaimana
apabila bank menginvestasikan dananya pada seorang nasabah.
Berdasarkan perhitungan tersebut pada lampiran 8, maka dapat diperoleh
nilai I RR dari proyek ini sebesar 20,8% . Mengingat tingkat suku bunga
umum saat ini rata-rata di bawah 9 - 12% per tahun, maka dapat
disimpulkan bahwa proyek ini cukup bagus karena di atas suku bunga
bank.

 Pay Back Periode
Pay Back Periode menunjukan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar
investasi
yang
ditanamkan
perusahaan
untuk
mendirikan
dan
mengoperasikan proyek ini dapat kembali. Dari angka-angka yang ada,
sebagaimana terlihat pada perhitungan pada lampiran 9, dapat disimpulkan
bahwa pay back periode yang dibutuhkan perusahaan adalah 4 tahun lebih
5 bulan. I ni berarti bila mengabaikan time value of money, maka dana yang
diinvestasikan akan kembali ke perusahaan dalam jangka waktu 4 tahun
lebih 5 bulan.

29

BAB VI
KESI MPULAN
Berdasarkan pembahasan dari berbagai aspek yang relevan terhadap proyek PT
“YY” dapat disimpulan hal-hal sebagai berikut:

 Kemampuan

pemasaran PT “YY” tidak akan mengalami hambatan,
menginga