Makalah pengembangan Dan peserta didik

makalah pengembangan peserta didik (PPD) karakteristik anak usia dini
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah dasar adalah senang bermain,
selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa ingin
melaksanakan atau merasakan sendiri. Di samping memperhatikan karakteristik
anak usia SD, implikasi pendidikan dapat pula bertolak dari kebutuhan peserta
didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifkasi dari tugas-tugas
perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu
periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa
bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
berikutnya. Tugas-tugas tersebut bersumber dari kematangan fsik, lingkungan,
kebudayaan, keinginan, aspirasi, dan lain-lain kepribadian yang sedang tumbuh.
Anak usia SD ditandai dengan 3 dorongan keluar yang besar, yaitu kepercayaan
anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya, kepercayaan anak
memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memerlukan keterampilan fsik,
serta kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis serta
komunikasi orang dewasa.

Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD dapat
dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di sekolah dasar dan
menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
Pendidikan SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat
penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan
anak SD juga merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting, baik bagi
perkembangan pendidikan maupun perkembangan pribadi.
Jenis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang SD meliputi Sekolah Dasar (SD), SD
kecil, SD pamong, SD luar biasa, SD terpadu, Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Dasar
(biasa) dan madrasah ibtidaiyah dapat diselenggarakan oleh pemerintah maupun
oleh masyarakat. Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah biasanya disebut
SD negeri, sedangkan yang diselenggarakan oleh masyarakat disebut SD swasta.
Oleh karena itu bagi anak yang putus sekolah atau anak yang menyandang cacat
fsik atau mental dapat memasuki sekolah sesuai dengan jenis penyelenggaraan
pendidikan yang dibutuhkan.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah “karakteristik peserta didik terhadap
penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia SD” yaitu untuk memenuhi tugas yang

diberikan oleh dosen dan untuk menciptakan lingkungan teman sebaya yang
mengajarkan keterampilan fsik, melaksanakan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya
sehingga kepribadian sosialnya berkembang, mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang memberikan pengalaman yang kongkrit atau langsung dalam
membangun konsep, serta melaksanakan pembelajaran yang dapat
mengembangkan kata hati, moral dan nilai sehingga siswa mampu menentukan
pilihan yang stabil dan menjadi pegengan bagi dirinya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Implikasi Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan
Seperti yang telah diketahui bahwa karakteristik pertama anak SD adalah senang
bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang bermuatan permainan, terlebih bagi siswa kelas rendah. Guru
hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai (sersan).
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk
berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30

menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam
kelompok. Dengan ini, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses
sosialisasi, misalnya belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia
kawan, belajar bekerja sama, belajar menerima tanggung jawab, serta belajar
bersaing secara sehat (sportif). Guru hendaknya merancang model pembelajaran
yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat
meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk
mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
Karakteristik yang keempat adalah senang merasakan atau melakukan/meragakan
sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD
memasuki tahap operasi konkret. Guru hendaknya merancang model pembelajaran
yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai
contoh anak akan lebih memahami tentang arah angin, dengan cara membawa
anak langsung ke luar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angin,
bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah
mana angin saat itu bertiup.
Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat
pula bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan peserta didik

dapat diidentifkasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas tersebut
bersumber dari kematangan fsik, lingkungan kebudayaan, keinginan, aspirasi
kepribadian yang sedang tumbuh.
Pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak usia SD dapat dijadikan titik
awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD dan untuk menentukan waktu
yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak itu sendiri.
Perincian tugas-tugas perkembangan anak usia SD menurut Havighurst dan
implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan adalah sebagai berikut :
1.

Pembelajaran Keterampilan Fisik yang diperlukan untuk Permainan sehari-hari

Pada usia SD ,anak dituntut untuk menguasai keterampilan fsik yang diperlukan
dalam permainan dan aktivitas fsik .Keterampilan – keterampilan itu antara lain
keterampilan dalam menangkap ,melempar dan
menendang ,berguling ,berenang ,serta mempergunakan alat – alat permainan
yang sederhana .
Keterampilan fsik tersebut dapat dikuasai oleh anak usia SD karena anak usia SD
merupakan periode pertumbuhan otot dan tulang ,yang memungkinkan

kematangan beberapa syaraf sehingga koordinasi otot menjadi lebih mudah .Pada
umumnya koordinasi otot besar mendahului otot kecil ,oleh karena itu penghalusan
keterampilan otot syaraf muncul pada periode akhir masa kanak – kanak daripada
pada awal periode ini .
Pengembangan keterampilan ini juga didukung oleh kelompok sebaya .Kelompok
sebaya memberikan ganjaran bagi anak yang sukses dan menghukum dengan tak
mempedulikan atau memandang rendah terhadap anak yang gagal mencapai tugas
– tugas tersebut .Berkenaan dengan keterampilan fsik ini ,anak laki – laki
diharapkan memiliki keterampilan fsik yang lebih kuat disbanding dengan anak
wanita .
Dengan memperhatikan tugas perkembangan anak usia SD dalam menguasai
keterampilan fsik untuk bermain dan aktivitas fsik guru hendaknya menciptakan
budaya lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fsik .Dengan
demikian ,sukses tidaknya anak laki – laki dan perempuan di sekolah dapat diuji
dengan mencoba membantu seseorang yang mengalami hambatan dalam tugas –
tugas perkembangan ini .Pemberian bantuan dapat dilakukan dengan mengatur
permainan kelompok yang lebih menyulitkan anak – anak muda ,sehingga mereka
dapat belajar dari rata – rata kelompoknya tanpa dihukum oleh anak seusia yang
berkembang lebih cepat.


2. Membangun Keutuhan Sikap terhadap Diri Sendiri sebagai Organisme yang
Sedang Tumbuh
Pada anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fsik .Untuk dapat melaksanakan
tugas perkembangan ini ,ganjaran antara bagi kebiasaan kesehatan masih perlu
dibatasi .Anak dapat diakui atau tidak oleh teman sebaya atau orang dewasa
dengan mempertimbangkan keadaan fsik dan keterampilan fsiknya .
Dengan pencapaian tugas perkembangan ini ,kebiasaan hidup sehat hendaknya
dilakukan secara rutin. Sekolah hendaknya memperhatikan kesulitan dan
kebingungan siswa, serta memberikan pelayanan konseling individual .

3.

Belajar Bergaul dan Bekerja dalam Kelompok Sebaya

Tugas perkembangan ini menuntut anak untuk belajar memberi dan menerima
dalam kehidupan social diantara teman sebaya ,belajar berteman dan bekerja
dalam kelompok, dalam rangka mengembangkan keperibadian social .
Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sekolah merupakan tempat yang kondusif
bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama teman sebaya .


4.

Mempelajari Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita

Landasan psikologis untuk pencapaian tugas perkembangan ini bergantung pada
keluarga. Sekolah hendaknya lebih menekankan pada fungsi perbaikan jika ada
anak yang mengalami hambatan dalam pencapaian tugas perkembangan ini .

5.

Pengembangan Keterampilan Dasar dalam Membaca ,Menulis dan Berhitung

Tugas perkembangan ini menuntut anak untuk belajar membaca ,menulis dan
menghitung secara memadai agar mampu beradaptasi dengan masyarakat .Tugai
ini mungkin dicapai anak usia SD karena secara biologis keadaan tubuh dan syaraf
pada usia ini sudah cukup matang ,yang memungkinkan anak mulai belajar
membaca ,menulis dan berhitung .

Berkenaan dengan keterampilan membaca ,studi psikologis menunjukkan bahwa

membaca dipelajari oleh kebanyakan masyarakat hingga usia 12 atau 13tahun .Dari
segi budaya ,kemampuan membaca ,menulis ,dan berhitung dituntut dalam
kehidupan sehari – hari dan dalam banyak lapangan pekerjaan.

6.

Pengembangan Konsep – Konsep yang Perlu dalam Kehidupan Sehari hari

Dalam upaya mencapai tugas perkembangan ini, sekolah merupakan tempat yang
kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep. Kurikulum sekolah hendaknya
memberikan pengalaman yang sekongkrit mungkin, terutama pada awal-awal
tahun. Hal ini akan membantu anak dalam membangun konsep dengan dasar yang
realitas .Baru pada tahun -tahun selanjutnya, pengembangan konsep dapat
dilakukan melalui bacaan. Pemberian bahan pelajaran tertentu seperti dalam

pelajaran sejarah, geograf dan matematika akan lebih dipahami anak jika guru
memahami tingkat konsep yang telah dimiliki siswa berkenaan dengan konsep
waktu, ruang dan angka.

7.


Pengembangan Kata Hati, Moral dan Nilai-nilai

Dalam pengembangan ini menuntut anak untuk mengembangkan control
moral,menghargai aturan moral dan memulai dengan skala nilai yang rasional.
Melalui perkembangan hidupnya sedikit demi sedikit seorang anak mempelajari
nilai-nilai dan diajari untuk membedakan mana perilaku yang baik dan mana
perbuatan yang buruk.
Dasar pembentukan kata hati adalah pemberian hukuman dari orang tua yang
dipadukan dengan kasih sayang dan pemberian ganjaran terhadap anak,serta
ketergantungan dan kasih sayang anak terhadap orang tua.
Moralitas atau penghargaan terhadap aturan perilaku, pada mulanya dipaksakan
oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Baru pada tahap selanjutnya anak-anak
mempelajari aturan-aturan yang penting dan berguna dalam kehidupan
bermasyarakat.

8.

Mencapai Kemandirian Pribadi


Tugas perkembangan ini menuntut anak untuk menjadi pribadi yang mandiri,
mampu membuat perencanaan dan melaksanakan kegiatan pada saat ini dan
dimasa mendatang secara mandiri tidak bergantung pada orang tua atau orang
yang tua.

2.2. Penyelenggaraan pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah dasar
Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang yang
mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Pada jenjang pendidikan inilah kemampuan dan keterampilan
dasar dikembangkan pada peserta didik, baik sebagai bekal untuk pendidikan
lanjutan maupun untuk terjun ke masyarakat.
Perkembangan anak SD merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting,
baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan pribadi. Studi
longitudinal yang dilaksanakan Bloom (1964) memberikan gambaran bahwa
prestasi akademik umum pada kelas 12 (kelas 3 sekolah menengah) diperkaya oleh
prestasi akademik pada akhir tahun kelas 3 SD. Temuan ini memberikan gambaran
bahwa tahun-tahun pertama anak belajar di sekolah dasar berpengaruh sangaj

signifkan terhadap sikap anak terhadap sekolah dan pola-pola pencapaian prestasi
tahap-tahap selanjutnya. Di samping itu, temuan penelitian memberikan gambaran

bahwa perilaku anak pada usia 6 sampai dengan 10 tahun memiliki kadar prediksi
yang tinggi bagi perilakunya nanti saat dewasa (Dinkmeyer dan Caldwel, 1970).
Salah satu dasar pertimbangan perluasan pelaksanaan wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun dari wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun, adalah karena
keberhasilan pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun terutama dari
aspek pemerataan kesempatan. Secara kuantitas penyelenggaraan pendidikan di
SD telah berhasil mencapai sasarannya, yaitu: 93,5% anak usia 7 -12 tahun telah
tertampung. Namun demikian, di sisi lain terdapat sejumlah persoalan yang belum
terselesaikan, yaitu: masih rendahnya kualitas pendidikan, dan tingginya angka
putus sekolah serta angka mengulang kelas di SD.
Tujuan pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, terdiri atas dua dimensi
tujuan yang berkaitan satu sama lain, yaitu:
1.
untuk meningkatkan pemerataan ktsempatan bagi setiap orang yang berumur
7-15 tahun untuk memperoleh pendidikan.
2.
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia hingga
mencapai minimal kelas III SLTP.

Keterkaitan antara pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dengan
peningkatan kualitas SDM, dapat dianalisis dari beberapa alasan pentingnya wajar
dikdas 9 tahun, yaitu:
Ø sebagian besar tenaga kerja Indonesia hanya berpendidikan SD dan bahkan
kurang. Kondisi ini jauh ketinggalan dibanding dengan negara ASEAN lainnya,
apalagi dibanding dengan negara industri baru.
Ø dari segi ekonomi, dikdas 9 tahun merupakan jalan untuk meningkatkan kualitas
SDM yang dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi.
Ø ada bukti-bukti kuat bahwa semakin tinggi pendidikan semakin besar peluang
seseorang untuk mampu berperan serta dalam kehidupan masyarakat dan negara
serta lebih memiliki kesadaran sebagai warga negara beserta hak dan
kewajibannya.
Ø dari segi kepentingan peserta didik, peningkatan usia wajib belajar dari 6 tahun
menjadi 9 tahun dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kemampuan dan
keterampilan mereka, sehingga pada gilirannya akan memperbesar peluang
mereka untuk meningkatkan martabat, kesejahteraan, dan makna hidupnya.

Dalam aspek tujuan, pendidikan di SD tidak lagi menyiapkan siswa untuk terjun ke
masyarakat melainkan menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat
SLTP. Perubahan orientasi tujuan ini sejalan dengan perubahan orientasi
perkembangan anak. Karena lulusan SD harus siap melanjutkan ke SLTP, maka
pendidikan di SD tidak semata-mata mengembangkan kemampuan baca, tulis dan
hitung, akan tetapi harus memungkinkan siswa memiliki kesiapan intelektual,
pribadi, maupun sosial. Kesiapan intelektual diperlukan karena tugas-tugas
pembelajaran (learning task) di SLTP sebagai kelanjutan dari tugas pembelajaran di
SD.
Dengan demikian, siswa tidak hanya dituntut untuk tahu dan hapal informasi
melainkan mereka harus memiliki kemampuan belajar yang berorientasi
pemahaman dan pemecahan masalah dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.
Kesiapan pribadi diperlukan untuk memasuki pendidikan dasar 9 tahun agar siswa
memiliki ketahanan pribadi dan kemampuan penyesuaian yang adekuat terhadap
tuntutan dan lingkungan belajar baru. Sedangkan kesiapan sosial dipandang
sebagai salah satu faktor pendukung yang harus dikembangkan kepada siswa SD
agar mereka memiliki kemampuan untuk memahami aturan dan nilai-nilai yang
beragam di dalam kelompok serta mampu berinteraksi dengan kelompok yang
beragam itu secara harmonis dan etis (Sunaryo Kartadinata, dkk., 1994).
Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan memberikan bekal
kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (UUSPN,
dan PP No. 28 tahun 1990).
Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup
upaya untuk:
a.

memperkuat dasar keimanan dan ketaqwaan,

b.

membiasakan untuk berperilaku yang baik,

c.

memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar,

d.

memelihara kesehatan jasmani dan rohani,

e.

memberikan kemampuan untuk belajar, dan

f.

membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri.

Pengembangan sebagai anggota masyarakat mencakup:
a.

memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat

b.

menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup, dan

c. memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengembangan sebagai warga negara mencakup upaya untuk:
a. mengembangkan perhatian dan pengetahuan hak dan kewajiban sebagai
warga negara RI,
b. menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan
negara,
c. memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengembangan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk:
a.

meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,

b.

meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia (HAM),

c.

memberikan pengertian tentang ketertiban dunia,

d.

meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persahabatan antarbangsa, dan

e.

mempersiapkan peserta didik untuk menguasai isi kurikulum.

Jenis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar meliputi Sekolah
Dasar (SD), SD Kecil, SD Pamong, SD Luar Biasa, SD Terpadu, dan Madrasah
Ibtidaiyah. SD Kecil adaiah SD Negeri yang didirikan di daerah yang berpenduduk
sedikit. SD Pamong adaiah SD Negeri yang didirikan untuk memberikan layanan
pendidikan bagi auak putus sekolah pada jenjang SD aau bagi anak lain yang tidak
dapat datang secara teratur belajar di SD. SD Luar Biasa adaiah SD yang
menyelenggarakan pendidikan bagi anak yang menyandang kelainan fsik dan atau
mental. SD Terpadu adaiah SD Negeri yang menyelenggarakan pendidikan baik
bagi anak yang menyandang kelainan fsik dan atau mental bersama anak normal
dengan menggunakan kurikulum yang berlaku pada SD. Sedangkan Madrasah
Ibtidaiyah adaiah sekolah dasar yang berada di bawah naungan Departemen
Agama.
Sekolah Dasar (biasa) dan Madrasah Ibtidaiyah dapat diselenggarakan oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat. SD yang diselenggarakan pemerintah biasa
disebut SD Negeri, sedangkan SD yang diselenggarakan oleh masyarakat disebut
SD Swasta. Begitu pula Madrasah Ibtidaiyah yang diselenggarakan pemerintah
disebut Madrasah Ibtidaiyah Negeri, sedang Madrasah Ibtidaiyah yang
diselenggarakan oleh masyarakat disebut Madrasah Ibtidaiyah Swasta.

Penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia sekolah dasar dapat pula dilakukan
melalui jalur pendidikan luar sekolah. Jenis pendidikan dalam jalur pendidikan luar
sekolah meliputi: Paket A, Ujian Persamaan SD, Diniyah dan Pondok Pesantren.
Kelas pada SD terdiri dari enam kelas, yang dibedakan menjadi kelas awal atau
kelas rendah untuk kelas I, kelas II, dan kelas III serta kelas Tinggi yang terdiri dari
kelas IV sampai dengan kelas VI SD. Pada kelas-kelas awal, sebaiknya diutamakan
untuk menempatkan guru yang telah berpengalaman, karena memerlukan
pembelajaran secara lebih cermat.
Jumlah mata pelajaran dan lama jam pelajaran di SD berbeda sesuai dengan
tingkatan kelas. Pada kelas I dan II, jumlah mata pelajaran adaiah 7 mata pelajaran
dengan alokasi 30 jam pelajaran per minggu @ 30 menit per jam pelajaran. Pada
kelas III, jumlah mata pelajaran sekitar 9 pelajaran dengan alokasi 38 jam pelajaran
per minggu @ 40 menit per jam pelajaran. Di kelas IV. iumlah mata oelaiaran
sekitar 10 mata pelaiaran dengan alokasi 40 jam pelajaran per minggu @ 40 menit
per jam pelajaran. Sedangkan di kelas V dan VI, jumlah mata pelajaran sekitar 10
mata pelajaran dengan alokasi 42 jam pelajaran per minggu @ 40 menit per jam
pelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat diamati pada label sebagai berikut:

SUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN PADA KURIKULUM SEKOLAH DASAR No.
Pelajaran
Jumlah Jam Pelajaran Pada Kelas
III

IV

V

Mata

I

II

1

Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan 2
2

2

2

Pendidikan agama 2

2

2

2

2

2

3

Bahasa indonesia

10

10

10

8

8

8

4

Matematika 10

10

10

8

8

8

5

Ilmu pengetahuan alam

-

-

3

6

6

6

6

Ilmu pengetahuan sosial -

-

3

5

5

5

7

Kerajinan tangan dan kesenian 2

2

2

2

2

2

8

Pendidikan jasmani dan kesehatan

2

2

2

2

2

2

9

Bahasa inggris

-

-

-

10

Muatan lokal (semumlah mata pelajaran)
7

2

2

4

7

7

-

VI

-

-

2

2

2

Jumlah

30

30

38

40

42

42

Sumber: Penyelenggaraan Pendidikan di SD, 1994:61
Sekolah Dasar menggunakan sistem guru kelas, kecuali untjk mata pelajaran
Pendidikan Agama dan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Apabila
SD menyelenggarakan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan lokal, maka
mata pelajaran ini diajarkan oleh guru kelas yang memiliki kemampuan mengajar
Bahasa I.iggfs. Beberapa SD swasta telah menggunakan guru mata pelajaran
secara penuh, terutama untuk kelas tinggi (kelas IV-VI).
Waktu belajar pada SD menggunakan sistem catur wulan, yang membagi waktu
belajar satu tahun pelajaran menjadi tiga bagian. Jumlah jam belajar aktif dalam
satu tahun adalah sekurang-kurangnya 240 hari. Termasuk di dalamnya waktu
untuk kegiatan penilaian kemajuan belajar tahunan dan hasil belajar siswa.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Seperti yang telah diketahui, Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang
merasakan/melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya
mengembangkan model pembelajaran yang mengandung unsur permainan atau
yang sesuai dengan karakteristik anak SD tersebut.
Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat
penting dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh
karena itu, pemerintah menetapkan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidkan
Dasar Sembilan Tahun. Program wajib belajar ini bertujuan untuk meningkatkan
pemerataan kesempatan bagi setiap anak yang berusia 7-15 tahun untuk
memperolehpendidikan serta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia hingga mencapai minimal kelas 3 SLTP.

3.2. Saran

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan kurangnya literatur yang kami miliki, olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.

Diposkan oleh syahril rupli di Sabtu, Februari 02,
2013vivianggraini831.blogspot.com/.../makalah-konsep-ko.
dhani1192.blogspot.com/.../makalah-fase-perkemban...
www.slideshare.net/.../tahap-perkembangan-kognitif-d. adinnagrak.blogspot.com/.../
makalah-karakteristik-ana.
andika752.blogspot.com/p/materi.htmlwww.academia.edu/.../Makalah_Karakte...