PKM Penelitian DIKTI Tahun 2015

1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah satu – satunya aset untuk membangun sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan inovasi bagaimana
pendidikan bisa menjadi sarana untuk membuka pola fikir siswa agar lebih
memahami suatu konsep dalam pembelajaran. Proses belajar mengajar
dipengaruhi oleh emosional, apabila siswa merasa terpaksa mengikuti proses
pembelajaran maka mereka akan kesulitan memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Maka dari itu, semestinya guru mampu menciptakan suasana kondusif
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Oleh karena itu,
perlu adanya perubahan cara mengajar dari model pembelajaran tradisional
menuju pembelajaran inovatif serta melibatkan siswa secara aktif, bukan
menjadikan siswa sebagai objek. Metode yang digunakan pun bukan lagi yang
bersifat monoton, melainkan bersifat fleksibel dan dinamis.
Matematika merupakan salah satu bidang ilmu pokok dalam dunia
pendidikan yang sangat penting, baik bagi peserta didik maupun pengembangan
bidang ilmu lainnya serta dalam kehidupan masyarakat. Menurut Kanginan (Paini,
2010:80) matematika merupakan induk dari semua cabang ilmu pengetahuan.
Sesuai pernyataan Suheri (2003:124-125) yang mengemukakan bahwa :
Penguasaan terhadap matematika akan memberikan andil yang penting bagi

pencapaian tujuan pendidikan secara umum, yaitu melalui pembentukan manusia
yang mampu berpikir logis, sistematis dan cermat serta bersifat objektif dan
terbuka dalam menghadapi berbagai permasalahan”. Namun, kebanyakan siswa
menyerah ketika mengahadapi soal matematika yang dianggap sulit dan tidak
bisa, padahal dari soal yang sulit itulah mereka akan bisa paham dan mengerti.
Disamping itu, siswa yang menganggap pelajaran matematika itu mengasyikkan
dan menguasai pelajaran tersebut dipandang sebagai siswa pintar. Untuk
mengatasi masalah tersebut Penulis mulai menggunakan model diskusi kelompok
dalam pembelajaran sambil bermain alat peraga yang digunakan untuk membuka
pola fikir siswa serta dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran
matematika.
Berbagai upaya perbaikan telah dilakukan baik itu dengan mengubah
suasana belajar diluar kelas, menggunakan sumber belajar yang baru,
memperbanyak soal latihan dan PR namun nyatanya hasil belajar matematika
siswa menunjukkan angka yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Guru
kesulitan menentukan metode pembelajaran dikarenakan kemampuan siswa yang
heterogen. Minat belajar dari siswa kurang dan sering terlihat tidak fokus terhadap
materi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa sering terlihat
berbicara dengan temannya saat guru menjelaskan materi di depan kelas. Siswa
tidak aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang diajarkan. Begitu pula

halnya apabila guru memberikan pertanyaan kepada siswa, sedikit sekali siswa

2
yang merespons pertanyaan dari guru. Siswa cenderung merasa takut salah saat
menjawab pertanyaan dari guru berkaitan materi yang diajarkan. Model ini juga
menuntut keaktifan siswa dalam memilih dan menemukan konsep materi,
sehingga siswa yang semulanya pasif akan turut berpartisipasi di dalam kelompok
belajarnya.
Dari uraian diatas, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar matematika adalah pembelajaran menggunakan alat
peraga ular turunan. Dari konsep ini diharapkan hasil belajar matematika akan
lebih baik dan siswa lebih berminat untuk belajar. Proses pembelajaran ini
berlangsung secara ilmiah dalam bentuk kagiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian belajar
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama

belajar disekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian
belajar sudah banyak dikemukaan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi
pendidikan.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan – perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut Slameto (2013:2)
menyatakan bahwa : “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Selanjutnya Gagne (dalam Slameto 2013:13) juga menyatakan bahwa “belajar
ialah suatu bproses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku”. Dari pengertian tersebut maka belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses mental yang terjadi pada diri seseorang secara sadar
melibatkan kegiatan berfikir, dan terjadi melalui pengalaman – pengalaman yang
diperoleh seseorang yang belajar dan melalui interaksi terhadap lingkungan
tempat ia berada. Dalam hal ini memberi perubahan perilaku dalam diri seseorang
yang belajar, yang bersifat positif dan lebih baik dari sebelumnya.
Belajar sebagai proses perubahan, maka dalam perubahan itu diperoleh
suatu hasil yang baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh

sebelumnya. Hasil belajar menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran bahan aspek kognitif yang dinyatakan dalam seluruh rangkaian tes.
Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri manusia yang berlaku
dalam waktu yang lama serta terjadi karena adanya usaha. Dari uraian di atas jelas
bahwa hasil belajar adalah kemampuan serta perubahan tingkah laku yang dicapai
setelah proses belajar mengajar dengan adanya usaha, meliputi kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik.
B. Pengertian Matematika
Belajar matematika pada dasarnya merupakan suatu hal yang penting
dalam kehidupan manusia sebab matematika mempunyai nilai yang penting dalam
menentukan sikap manusia itu dan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu
sujono (dalam Manurung 2008:8) mengemukakan beberapa pengertian
matematika yaitu: (1) matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak
dan terorganisasi secara sistematik; (2) matematika adalah bagian ilmu
pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi; (3) matematika adalah ilmu
pengetahuan tentang penalaran yang logis dan masalah – masalah yang

4
berhubungan dengan bilangan; (4) matematika berkenaan dengan fakta – fakta
kuantitatif dan masalah – masalah tentang ruang dan bentuk; (5) matematika

adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang.
Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan guru secara terprogram
dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar dengan aktif dan
mempunyai kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik terhadap lingkungan.
Pembelajaran perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa dapat
mengembangkan kecerdasan dominan yang dimiliki. Guru perlu mengajar dengan
berbagai variasi metode pembelajaran sehingga setiap siswa merasakan disapa dan
dikembangkan sesuai dengan intelegensi mereka.
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 (Andy Sapta 2010:23) tujuan
mempelajari matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan, konsep dan logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelelsaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dlaam pemecahan masalah.
Dari uraian diatas dpat disimpulkan tujuan pembelajaran matematika ialah
membentuk sikap siswa agar bertindak dan berfikir secara logis dan rasional,
kritis, cermat, obyektif, kreatif, dan efektif.
Pemilihan media belajar yang tepat dalam memberikan atau menyajikan
materi pembelajaran juga menjadi salah satu faktor pendukung ketercapaian hasil
belajar siswa. Karena dengan adanya pengharuh media pembelajaran siswa lebih
mudah memahami konsep matematika yang abstrak. Maka dari itu, guru dalam
melakukan pembelajaran matematika harus mampu sekreatif mungkin untuk
menampilkan situasi yang menyenangkan serta menggunakan alat peraga yang
tepat pada materi yang diajarkan guna untuk menimbulkan gagasan/ide sesuaui
konteks pelajaran.
C. Pengertian Alat Peraga
Kata “Alat Peraga” diperoleh dari dua kata alat dan peraga. Kata utamanya adalah
peraga yang artinya bertugas “meragakan” atau membuat bentuk “raga” atau


5
bentuk “fisik” dari suatu arti/pengertian yang dijelaskan. Bentuk fisik itu dapat
berbentuk benda nyatanya atau benda tiruan dalam bentuk model atau dalam
bentuk gambar visual/audio visual. Contoh alat peraga Domino Trigonometri
untuk meragakan konsep Penguasaan Nilai Sudut Khusus Trigonometri. Menurut
Faizal (2010) mendefinisikan Alat Peraga ialah sebagai instrument audio maupun
visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih
menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.
Sumber : ”https://sarahbaniariyandini.wordpress.com/2014/01/05/alat-peraga
sebagai-media-pembelajaran-matematika/ diakses tanggal 06 OKtober 2015”.
Alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan pembelajaran apabila alat
peraga tersebut merupakan desain materi pelajaran yang diperuntukkan sebagai
bahan pembelajaran. Misalnya, dalam pembelajaran klasikal, guru menggunakan
alat sebagai peraga yang berisi materi yang akan dijelaskan. Jadi alat peraga yang
digunakan guru tersebut memang berbentuk desain materi yang akan disajikan
dalam pelajaran. Alat peraga adalah suatu media pembelajaran yang digunakan
untuk mempermudah penyampaian materi, menyingkat waktu dan mempermudah
siswa mengenali konsep.
D. Ular Turunan
Agar terjalin komunikasi dan interaksi yang baik antar guru dengan siswa,

maka seorang guru harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa serta
pemilihan motode dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses
belajar mengajar. Dengan menggunakan media pembelajaran dalam pengajaran
matematika diharapkan dapat mempermudah siswa untuk menerima dan
memahami matematika.
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada cara penyajian materi
pembelajaran, media pembelajaran dan metode mengajar yang digunakan oleh
guru pada proses belajar mengajar. Salah satu cara penyajian materi pelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar adalah dengan menggunakan
media pembelajaran ular turunan.
Ular turunan yang digunakan dalam penelitian ini bukanlah suatu ular
tangga yang biasa digunakan oleh orang untuk bermain ular tangga, melainkan
suatu media untuk pembelajaran yang bentuknya dibuat seperti ular tangga untuk
menarik minat siswa dalam belajar matematika. Ular turunan yang digunakan
memuat sama dengan ukuran permainan ular tangga, namun ular turunan yang
terlebih dahulu dianimasi. Ukuran ular turunan yang digunakan sebagai media
pembelajaran sama dengan ukuran ular tangga, namun terdapat perbedaan yang
sangat signifikan pada permukaan ular tangga. Pada ular tangga ini biasanya
terdapat angka, ular, dan tangga. Akan tetapi, ular turunan tersebut terdapat nomor
urut, angka yang menyatakan bahwa hasil turunan, dan ular menyatakan turunan

fungsi.

6
Penggunaan media pembelajaran ular turunan ini dapat digunakan tidak
hanya pada proses belajar pembelajaran berlangsung, namun siswa juga dapat
menggunakan disaat disenggang atau santai. Hal ini disebabkan media
pembelajaran ini lebih dinamis dalam penggunaannya. Media pembelajaran ini
dirancang lebih cenderung kepada alat permainan, sehingga penggunaannya dapat
lebih rileks, dan tidak terkesan sedang melakukan prose pembelajaran.

7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Melakukan penelitian perlu adanya tujuan agar penelitian tersebut dapat
lebih terarah. Sesuai denagn tujuan diatas yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah “Adanya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Berbantukan Alat Peraga
Ular Turunan Materi Turunan Fungsi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Meranti Tahun Pelajaran 2015/2016”.
B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA sekecamatan Meranti pada Tahun
Pelajaran 2015/2016 semester II (Genap).
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Quasy Eksperimen, sehingga
diperlukan dua kelas penelitian yang terdiri satu kelas eksperimen dan satu kelas
kontrol. penelitian ini dilakukan melalui proses kolaborasi antara guru matematika
dan peneliti. Ada dua jenis design penelitian berdasarkan baik buruknya
eksperimen dan sempurna tidaknya eksperimen, yaitu pre experimental desing
dan true experimental design (sugiono, 2010:109). Dalam penelitian ini jenis
adalah jenis eksperimen true experimen (eksperimen yang dianggap sudah baik
karena memenuhi persyaratan. Salah satu jenis penelitian true experimental
adalah Pretest – Postest Control Group Design.
Kelas
Pretest
Pelakuan
Postest
Eksperimen
T1
X1
T2

Kontrol
T1
X2
T2
Keterangan :
T1 : Tes Awal (pretest)
X1 : Perlakuan dengan menggunakan Alat Peraga Ular Turunan
X2 : Pelakuan dengan tanpa menggunakan Alat Peraga Ular Turunan
T2 : Tes Akhir (postest)
D. Teknik Pengumpulan data
Untuk mengetahui data dan gamb aran yang sebenarnya mengenai
penelitian ini maka peneliti menggunkan alat pengumpulan data adalah pretest
dan postes. Bentuk tes yang digunakan berbentuk uraian. Adapaun jumlah soal
masing – masing 5 soal. Suatu tes dapat dikatakan baik sebagaialat ukur hasil
belajar harus memenuhi syarat – syarat tes, yaitu: Validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda.

8
E. Teknik Analisis Data
Pemilihan teknik analisis data interval ditentukan penyebaran data yang
dimaksud penyebaran data adalah bagaimana data tersebut tersebar antara nilai
paling rendah, serta variabilitas didalamnya. Karena itu pengujian normalitas
sampel harus dilakukan.
F. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya memaknai data
yang disajikan dengan mencermati pola – pola keteraturan, penjelasan,
konfigurasi, dan hubungan sebab akibat. Dalam melakukan penarikan kesimpulan
dan verifikasi selalu dilakukan peninjauan terhadap penyajian data catatan
dilapangan melalui diskusi tim peneliti.

9

4.1.
N
o
1

2

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Rencana Anggaran
Justifikasi
Kuan
Kegiatan
Pemakaia
titas
n
Peralatan Penunjang
a. Buku Referensi
4
1
Sub Total (1)
Bahan Habis Pakai
a. Alat Tulis Kantor
b. Tinta Printer, B dan C
c. Makan minum
d. Akomodasi

Harga
satuan
(Rp)

Jumlah
(Rp)

85.000

340.000
340.000

Paket
4
4

OK
2
4

4

1

25.000
25.000
100.00
0

Sub Totral (2)
3

Perjalanan
a. Transportasi ke dari
lokasi penelitan
b. Transport Tim Peneliti

500.000
200.000
400.000
400.000
1.300.00
0

4

2

50.000

400.000

4

4

100.00
0

1.600.00
0

c.
d.
Sub Total (3)
4

2.000.00
0

Administrasi, Publikasi, Seminar, Laporan
a. Tabulasi Data
2
b. Pengolahan dan Analisis
Data
c. Editing dan entry data
d. Foto copy dan penjilidan

1

2

1

1

1

4

2

100.00
0
100.00
0
200.00
0
100.00
0

Sub Total (4)

200.000
200.000
800.000
1.400.00
0
5.890.00
0

Grand Total

4.2.
Jadwal Kagiatan
No Kegiatan
1 Sosialisasi/Pengenalan
2 Pretest awal

200.000

Bulan 1

Bulan 2

Bulan 3

10
3
4
5

Melakukan
Pembelajaran
menggunakan alat peraga
Postest Akhir
Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran.Jakarta
Paini,2010.”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan
Menerapkan Strategi Genius Learning”, Jurnal Mathematics Paedagogic,
Vol.I,No.1:77-91
Sapta, andy.2010.”peningkatan Penguasaan Nilai Sudut Khusus Trigonometri
Dengan Domino Trigonometri”, Jurnal mathematic paedagogic, vol 1
No.2:113-123
Slameto,Drs.2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98