LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK Pengenalan Z

LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
“PENGENALAN ZAT ANORGANIK DAN KIMIA ANORGANIK”
Dosen Pengampu

: Asiyah Nurrahmajanti, M.Si

Disusun Oleh

: Maulana Aji

(1177040043)

Anggota Kelompok

: Citra Dewi Pratiwi

(1177040017)

Diani Kusumaningrum (1177040022)
Fanny Kusuma W


(1177040027)

Hana Nur Hanifa

(1177040031)

Tanggal Percobaan

: Jum’at, 14 September 2018

Tanggal Pengumpulan

: Jum’at, 21 September 2018

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Penelitian
1. Menentukan kadar air dari sampel tanah kebun, susu bubuk, dan daun jawer ayam pada suhu 105℃
dan 200℃
2. Menentukan kadar air pengotor pada destilasi air sumur
3. Mengidentifikasi Aluminium pada sampel tanah kebun pada NaOH 1 M dan NaOH 6 M
4. Mengidentifikasi ion Mg+ pada sampel daun jawer ayam
1.2 Tinjauan Pustaka
Senyawa Anorganik didefinisikan sebagai pada alam (di tabel periodik) yang pada umumnya
menyusun material/benda tak hidup. Semuanya senyawa yang berasal dari makhluk hidup
digolongkan dalam senyawa organik sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan senyawa
anorganik. (Svehla,1990).
Cawan penguapan atau cawan porselen terbuat dari porselen, bentuknya menyerupai
mangkuk. Berfungsi untuk menguapkan larutan. Mengenal alat dan bahan kimia serta cara
pemakaiannya hal yang sangat penting dalam praktikum. Banyak bahan kimia yang harus ditangani
dengan hati-hati karena sifatnya berbahaya dan beracun (Padjaatmaka,1990).
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air
gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air
pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun
tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen

sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tanah (Sutanto 2005).
Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah. Air ini harus tersedia
pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Tumbuhan air
memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lainnya. Air merupakan substansi yang
paling umum di atas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar dalam jangka
waktu lama selama terus-menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang rata-ratanya 26 inci
(650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Air dibagikan tidak merata oleh curah hujan, berubah bentuk,
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat tercemar (Hanafiah 2014).
Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan seperti daun dan buah
jawer ayam. Metode yang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk

mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai
suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya (Deman, 1989).
Kadar air dalam suatu bahan makanan seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, dan
susu. Metode yang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk
mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai
suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya.
Distilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali

menjadi cairan. Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi
komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Semua komponen tersebut terdapat dalam
fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) pada titik
didihnya. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara distilasi adalah
komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan,
dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan titik
didih cairan tersebut pada tekanan atmosfer yang digunakan.

BAB II METODOLOGI
2.2 Alat dan Bahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12
13
14
15

Nama Alat
Cawan Porselen
Oven
Neraca Analitik
Tabung Reaksi
Pipet Tetes
Indikator Universal
Batang Pengaduk
Erlenmeyer
Termometer
Rangkaian Alat Destilasi
Gelas Kimia

Pencepit Cawan
Corong
Gelas Ukur
Labu Ukur

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Nama Bahan
Tanah Kebun

Susu Bubuk
Air Sumur
Daun Jawer Ayam
Larutan NaOH 40%
Larutan H2SO4
Larutan NaOH
Larutan HCL
Larutan Na2SO4
Aquades
Kertas Saring

Ukuran
75&75 ml
250 ml
150ᵒC
100 ml
25 ml
100 ml

Jumlah

3 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah
6 Buah
1 Box
2 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Set
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah

Konsentrasi
10 M
1M
1M

6M
6M
-

Jumlah
25 Gram
5 Gram
25 ml
5 Gram
100 ml
200 ml
100 ml
100 ml
50 ml
500 ml
4 lembar

2.2 Skema Prosedur
2.2.1 Preparasi Cawan Porselen
Cawan Porselen


-Disiapkan 3 cawan porselen
-Dipanaskan 3 cawan porselen ke dalam oven
-Diletakkan cawan dalam desikator
-Ditimbang 3 cawan porselen dalam neraca
-Diukur dan dicatat hasilnya
Cawan Porselen

2.2.2 Kadar Air Tanah Kebun
Tanah Kebun

- Ditimbang tanah kebun sebanyak 25 gram
- Diletakkan tanah kebun pada cawan porselen
- Dipanaskan sampai 105℃ selama 1 jam
- Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang
- Ditimbang beratnya dan catat hasilnya
Tanah Kebun

- Dipanaskan sampai 200℃ selama 1 jam
- Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang

- Ditimbanglah beratnya dan catat hasilnya
Tanah Kebun

2.2.3 Kadar Air Susu Bubuk
Susu Bubuk

- Ditimbang tanah kebun sebanyak 5 gram
- Diletakkan tanah kebun pada cawan porselen
- Dipanaskan sampai 105℃ selama 1 jam
- Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang
- Ditimbang beratnya dan catat hasilnya
Susu Bubuk

- Dipanaskan sampai 200℃ selama 1 jam
- Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang
- Ditimbang beratnya dan catat hasilnya
Susu Bubuk

2.2.4 Kadar Air Daun Jawer Ayam
Daun Jawer Ayam

- Ditimbang tanah kebun sebanyak 5 gram
- Diletakkan tanah kebun pada cawan porselen
- Dipanaskan sampai 105℃ selama 1 jam
- Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang
- Ditimbang beratnya dan catat hasilnya
Daun Jawer Ayam

- Dipanaskan sampai 200℃ selama 1 jam
- Dikeluarkan & dinginkan sampai suhu ruang
- Ditimbanglah beratnya dan catat hasilnya
Daun Jawer Ayam

2.2.5 Destilasi air sumur
Air Sumur

- Disi labu destilasi dengan air sumur
- Dilakukan destilasi sampai ¼ labu destilasi
- Dihentikan destilasi & keluarkan
- Didinginkan pada suhu kamar
- Diukur dan dicatat volume
- Dipanaskan dengan hot plate
- Ditimbang dan dicatat hasilnya
Air Pengotor

2.2.6 Identifikasi Unsur Al
Tanah Kering

-Ditambahkan larutan NaOH
- Dinetralkan dengan larutan H2SO4
- Disaring tanah kering
Tanah Kering

- Ditambahkan NaOH 1 M

-Ditambahkan NaOH 6 M

Endapan Al

Endapan Al

2.2.7 Identifikasi Ion Mg+
Daun Kering

- Ditempatkan pada tabung reaksi
- Ditambahkan HCl 6 N
- diaduk dan didiamkan
- Diencerkan dengan aquades
- Diaduk dan disaring campuran tersebut
- Dinetralkan dengan NaOH 6 M
- Ditambahkan Na2SO4
Daun Kering

2.3. Prosedur Kerja
2.3.1 Preparasi Cawan Porselen
Mula-mula 3 cawan ukuran 75 dan 70 mL disiapkan. Kemudian 3 cawan tersebut dimasukkan
dan dipanaskan ke dalam oven pada 105℃ selama 2 jam. Lalu 3 cawan itu dikeluarkan dan ditimbang
pada neraca. Hasilnya dicatat.
2.3.2 Kadar Air Tanah Kebun
Tanah kebun sebanyak 24,3865 gram ditimbang pada neraca. Kemudian tanah kebun itu
diletakkan pada cawan porselen dan dipanaskan pada suhu 105℃. Lalu cawan dan tanah kebun
dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. Berat cawan dan tanah
kebun ditimbang. Hasilnya dicatat. Kemudian tanah kebun dan cawan dimasukkan kembali ke dalam
oven pada suhu 200℃ selama 103 menit dan dikosntankan selama 30 menit. Lalu cawan dan tanah
kebun dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. Berat cawan dan
tanah kebun ditimbang. Hasilnya dicatat.
2.3.3 Kadar Air Susu Bubuk
Susu bubuk sebanyak 5.0016 gram disiapkan dan ditimbang pada neraca. Kemuadian susu
bubuk diletakkan pada cawan porselen dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105℃ selama 1
jam. Lalu cawan dan susu bubuk dikeluarkan dari oven dan didiamkan dalam desikator selama 15
menit. Cawan dan susu bubuk ditimbang dan hasilnya dicatat. Kemudian cawan dan susu bubuk
dimasukkan kembali ke dalam oven pada 200℃ selama 103 menit dan dikonstankan selama 30 menit.
Lalu cawan dan susu bubuk dikeluarkan dari oven dan didiamkan dalam desikator selama 15 menit.
Cawan dan susu bubuk ditimbang dan hasilnya dicatat.
2.3.4 Kadar Air Daun Jawer Ayam

Daun jawer ayam sebanyak 5.0892 gram disiapkan dan ditimbang pada neraca. Kemudian
daun jawer ayam diletakkan pada cawan porselen dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105℃
selama 1 jam. Lalu cawan dan daun jawer ayam dikeluarkan dari oven dan didiamkan dalama
desikator selama 15 menit. Cawan dan daun jawer ayam ditimbang dan hasilnya dicatat. Kemudian
cawan dan daun jawer ayam dimaukkan kembali ke dalam oven 200℃ selama 103 dan dikonstankan
selama 300 menit. Lalu cawan dan susu bubuk dikeluarkan dari oven dan didiamkan dalam desikator
selama 15 menit. Cawan dan daun jawer ayam ditimbang dan hasilnya dicatat.
2.3.5 Destilasi Air Sumur
Air sumur sebanyak 25 dimasukkan ke dalam pada labu destilasi. Alat-alat destilasi dirangkai
dengan benar. Labu destilasi ditimbang dan dicatat. Labu destialsi yang sudah diisi dengan air sumur
diletakkan diatas hot plate yang berisi minyak dan pada tabung kondensor dialirikan air dingin.
Kemudian destilasi dilakukan sampai air sumur mencapai volumenya ¼ labu destilasi. Lalu didiamkan
sampai suhu kamar. Air sumur dalam labu destilasi dipanaskan kembali di atas air sampai air sumur
dalam destilasi habis. Labu destilasi ditimbang dan hasilnya dicatat.
2.3.6 Identifikasi Unsur Al
Tanah kebun kering sebanyak 5 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas kimia.
Kemudian tanah kebun kering dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml dan ditambahkan dengan
NaOH 40% sebanyak 5 ml. Campuran diaduk dan ditambahkan H2SO4 sampai PH campuran menjadi
6-8. Lalu campuran disaring dengan kertas saring dan hasil saringan (filtrat) dimasukkan ke dalam 2
tabung reaksi. Pada tabung reaksi 1 ditambahkan NaOH 1 M. Endapan Al pada campuran itu diamati.
Kemudian pada tabung 2 ditambahkan NaOH 6 M. Endapan Al pada campuran itu diamati.
2.3.7 Identifikasi Ion Mg+
Daun kering yang sudah dilakukan pemanasan pada percobaan sebelumnya diletakkan ke
dalam tabung reaksi. Kemudian daun kering ditambahkan HCl 6 M secara bertahap dan diaduk,
campuran didiamkan selama 5 menit. Campuran ditambahkan aquades sebanyak 32 ml dan diaduk
lalu disaring. Campuran dinetralkan dengan NaOH 6 M sampai Phnya sekitar 6-8. Lalu campuran
ditambahkan Na2SO2. Endapan pada campuran diamati sebagai ion Mg+.

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Gambar

Hasil Pengamatan

1. Preparasi Cawan
A.Cawan P (75 ml) = 45.1161 gram
B.Cawan P (75 ml) = 24.7507 gram
C.Cawan P (70 ml) = 32.6750 gram

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

2. Kadar Air Tanah Kebun
A. Berat Tanah K

= 24.3865 gram

B. Cawan + Tanah K = 68.1372 gram
-Setelah dipanaskan 105℃
A. Berat Tanah K

= 19.9046 gram

B. Cawan + Tanah K = 63.6953 gram
-Setelah dipanaskan 200℃
A. Berat Tanah K
Gambar 4

= 19.2323 gram

B. Cawan + Tanah K = 62.8930 gram
C. Tanah semakin menghitam

3. Kadar air Susu Bubuk
A. Berat Susu B

= 5.0016 gram

B. Cawan + Susu B

= 50.1177 gram

-Setelah dipanaskan 105℃
A. Berat Susu B

= 4.9230 gram

B. Cawan + Susu B

= 50.0391 gram

-Setelah dipanaskan 200℃
Gambar 5

A. Berat Susu B

= 3.6212 gram

B. Cawan + Susu B

= 48.7373 gram

C. Susu semakin menghitam & keras
4. Kadar Air Daun Jawer Ayam
A. Berat Daun

= 5.0892 gram

B. Cawan + Daun

= 37.7642 gram

-Setelah dipanaskan 105℃
A. Berat Daun

= 1.5324 gram

B. Cawan + Daun

= 34.2074 gram

-Setelah dipanaskan 200℃

Gambar 6

A. Berat Daun

= 0.5702 gram

B. Cawan + Daun

= 33.2452 gram

C. Susu semakin kecoklatan & kering

5. Destilasi Air sumur
-Sebelum destilasi
A. Suhu awal air S

= 50℃

B. Berat labu destilasi K

= 61.795 g

C. Pada volume 25 ml
D. Berat air sumur = 25 gram (ρ=1 gr/ml)
-Sesudah destilasi
A. Suhu akhir Air S

= 97℃

B. Pada volume 6.5 ml
Gambar 7

C. Air S ¾ destilat dalam erlenmeyer
D. Berat sampel 6. 0673 gram
-Berat labu destilasi setelah dikeringkan
A. Berat labu destilasi = 62.0958 gram
B. Kadar pengotor

= 0.3008 gram

6. Identifikasi Al pada Tanah
A. Berat Tanah Kering

= 5 gram

B. Terdapat endapan putih
Endapan pada (NaOH 1 M) = ++
Endapan pada (NaOH 6 M) = +++
Gambar 8

Gambar 9

Ph = ± 6

7. Identifikasi
A. Daun hijau kehitaman
B. Ph = ± 6
Gambar 10

C. Endapan merah bata

3.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan untuk mengukur kadar air pada tanah kebun, susu bubuk,
dan daun jawer ayam dengan metode pengovenan selama 1 jam dan 1 jam 30 menit. Kemudian juga
mengukur kadar air pengotor pada proses destilasi dan mengidentifikasi Al pada tanah dan ion Mg
pada daun jawer ayam.
Cawan porselen yang akan digunakan sebagai wadah sampel yang akan digunakan terlebih
dahulu dipanaskan di dalam oven pada suhu 105℃ selama 1 jam. Hal ini dilakukan untuk
menguapkan molekul air yang terdapat pada cawan tersebut pada cawan tersebut. Setelah pemanasan,
cawan porselin tersebut kemudian didinginkan.
Pada dasarnya, pendingin cawan semestinya dilakukan di dalam desikator selama 15 menit.
Desikator merupakan sebuah tempat yang di dalamnya terdapat silika gel yang dapat menyerap
molekul air sehingga sampel dapat terbebas dari udara. Silika gel bersifat sebagai higroskopis,
sehingga fungsinya adalah untuk menyerap molekul-molekul air yang ada pada ruang tersebut. Jadi
molekul air yang dari sampel akan diambil oleh siliki gel tersebut. Percobaan ini dilakukan sebanyak
2 kali selama 2 jam yang berjuan untuk mengetahui berat konstan dari cawan tersebut.
Setelah cawan didinginkan. 3 sampel disiapkan dengan berat tanah kebun sebesar 24,3865
gram, susu bubuk sebesar 5.0016 gram, dan daun jawer sebesar 5.0892 gram. Lalu 3 sampel tersebut
dimasukkan ke dalam cawan porselen yang akan dipanaskan pada suhu 105℃ selama 1 jam. Setelah
itu didinginkan kembali. Ternyata berat dari sampel tersebut berkurang setelah pemanasan . Hal ini
dikarenakan molekul air yang terdapat pada sampel menguap karena panasnya oven pada suhu 105℃
sedangkan titik didih air yang diketahui yaitu 100℃.
Berat tanah yang sudah dipanaskan pada 105℃ selama 1 jam sebesar 19.9046 gram dan
randemennya sebesar 18.37 %. Hal ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pemberian air pada permukaan
tanah, karena pada saat pengambilan tanah pada musim kemarau jadi mungkin pemberian air pada
tanah akan sedikit lebih berkurang daripada pada musim kemarau. Atau karena air akan turun ke
lapisan yang lebih bawah dari permukaan tanah kebun. Hal ini juga dikemukakan oleh Buckman dan
Brady (1982) yang menyatakan bahwa jika pemberian air pada permukaan tanah dihentikan, air akan
turun ke bawah lebih cepat. Kemudian pada pemanasan kedua pada suhu 200℃ selama ∓ 1 jam 30
menit berat tanah kebun menjadi 19.2323 gram. Selisih dari pemanasan 1 dan pemanasan 2 yaitu
hanya 0.6717 gram. Hal ini dikarenakan pada pemanasan 1 sudah banyak air yang menguap, maka
pemanasan 2 akan lebih sedikit. Kemudian juga dikarenakan faktor pemanasan yang lebih panas dari
pemanasan 1, yaitu 200℃. Maka pada pemanasan 200℃ menjadikan tekstur tanah kebun menjadi
kering dan keras. Maka dapat disimpulkan bahwa tanah kebun setelah pemanasan 2 memiliki sedikit
bahan organik dan juga memiliki pori-pori sedikit. Hal ini sesuai dengan Hardjowigeno yang
menyatakan bahwa tanah-tanah bertekstur kasar dan berpori-pori sedikt lebih mempunyai daya
menahan air lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus.
Keudian pada berat susu bubuk yang sudah dipanaskan dengan oven selama 1 jam pada suhu
105℃ sebesar 4.923 gram dengan randemen 1.57%. Kadar air yang berkurang pada susu bukang

hanya 0.0786 gram. Artinya kadar air yang menguap pada susu bubuk ini paling sedikit daripada
sampel lainnya. Hal ini karenakan perbedaan kandungan yang terdapat di dalamnya. Kemudian juga
dikarenkan susu bubuk mempunyai kadar gula yang tinggi, maka pemanasan denga suhu 105℃ tidak
mengakibatkan pergerakan pada permukaan bahan. Sehingga terlihat masih memliki berat kering yang
cukup tinggi. Kemudian setelah pemanasan 2 jam pada 200℃ selama ∓ 1 jam 30 menit menjadikan
warna dari susu bubuk menjdi menghitam. Hal ini dikarenakan suhu yang tinggi dapat menyebabkan
perubahan warna pada susu bubuk. Kadar airnya pun sangat sedikit yang menguap, sehingga
didapatkan air yang menguap sebesar 1.2968 gram dengann randemen 26.44 %. Pemanasan 1
menyebabkan lebih sedikit uap air yang terjadi karena pemanasan 1 lebih kecil daripada pemanasan
2.
Kemudian pada berat daun yang telah dipanaskan selama 1 jam pada 105℃ yaitu sebesar
1.5324 gram. Selisih berat sebelum dipanaskan dan sesudah yaitu 3.5568. Selish tersebut merupakan
kadar air yang menghidlang dari sampel daun jawer ayam. Kadar air yang menghilang dari sampel
jawer ayam memiliki randemen sebesar 69.88%. Randemen tersebut merupakan cuplikan kadar air
yang menghilang pada daun jawer ayam. Randemen yang dimiliki daun paling besar dari samperl
lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa kadar air yang ada pada daun jawer ayam sangat bannyak
yang menguap. Hal ini dikarenakan pada daun terdapat banyak H2O yang dikirim dari xilem dan floem
untuk proses fotosintesis. Atau karna daun jawer ayam merupakan sumber senyawa organik sehingga,
banyak air yang menguap. Kemudian pada pemanasan 2 yang dipanaskan pada suhu 200℃ selama
∓ 1 jam 30 menit. Pada pemansan 2 daun berubah warna menjadi hitam kecoklatan. Hal ini
dikarenakan kadar air pada daun jawer ayam yang sudah banyak yang menguap pada 105℃ sehingga
pada pemanasan 2 itu hanya sedikit kadar air yang mengup dan pemanasan pada suhu 200℃
menyebabkan keadaan fisik daun menjadi coklat kehitaman karna kadar air yang sudah mulai sedikit.
Namun pada pemanasan 2 memiliki randemen sebesar 62.79 %. Randemen tersebut didsasarkan pada
cuplikan kadar air pada pemanasan sebelumnya.
Pada percobaan destilasi air dalam labu destilasi diletakkan dalam minyak goreng. Hal ini
dikarenakan agar minyak goreng dapat memanaskan labu destilasi sehingga air yang ada di dalamnya
menguap. Jika yang digunakan untuk memanaskan labu adalah air juga, maka tidak akan berjalan
proses destilasi, karna syarat terjadinya proses destilasi adalah titik didih dari larutan dalam labu
destilasi dan di luarnya harus berbeda. Kemudian dipanaskan dan suhunya diukur dengan termometer.
Suhu yang didapatkan ketika air mendidih yaitu 90℃ dan yang didapatkan ketika destilat ada pada
suhu 97℃. Destilat tersebut merupakan hasil dari destilasi atau bisa disebut hasil setelah proses
penegmbunan.
Pada tabung kondensor destilasi dialirkan air dingin agar penguapan larutann dalam labu
destilasi mengalami pengembunan. Ini lah prinsip dasar dari detilasi. Maka setelah itu sekitar ¼ dari
berat cawan, air yang didestilasikan dipisahkan. Kemudian setelah proses destilasi selesai, maka labu
destilasi dipanaskan dalam air panas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kadar air pengotor pada air
sumur yang didestilasikan. Maka berat air pengotor yang didapatkan sebesar 0.3008 gram. Berat air
pengotor merupakan air yang tidak menguap.

Pada identifikasi Al pada tanah kebun ini dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH.
Hal ini agar dapat mengidentifikasi Al dengan mudah pada hasil reaksinya. Reasksinya sebagai
berikut:
Al3+ + NaOH(aq)

Al(OH)3(s) + Na+(aq)

2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(aq)

Al2(SO4)3(aq) +6H2O(g)

Al2(SO4)3(aq) + 3NaOH(aq)

2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq)

Kemudian dapat diketahui bahwa kadar dari Al dapat ditentukan pada PH. PH bergantung
pada banyaknya Al pada tanah. Namun pada percobaan kali ini PH yang didapatkan yaitu sekitar 6.
Pada percobaan ini diapatkan Al pada penambahan NaOH 6 M berupa endapat putih (+++) dan pada
NaOH 1 M terdapat endapat putih (++). Dari perbandingan keduanya maka dapat diketahui bahwa
semakin basa suatu tanah maka akan semakin banyak kandungan Al. Semakin tinggi PH tanah maka
akan semakin tinggi kadar Al.
Kemudian pada identifikasi Mg pada daun, didapatkan hasil endapan warna merah bata, Hal
ini tidak sesuai dengan hasil yang diinginkan. Kemungkinan adanya terdapat kesalahan pada
melakukan praktikum atau sudah tidak ada Mg pada daun karena kebanyakan senyawa pada daun
yang sudah dipanaskan rusak karena panasnya oven. Namun pada dasarnya magnesium pada daun
berfungsi sebagai meyusun klorofil, selain itu juga magnesium sebagai unsur hara esensial yang
penting, karena magnesium begabung dengan ATP agar ATP dapat berfungsi. Endapan merah yang
idhasilkan kemungkinannya bukan Mg tapi gula yang didapatkan
Penambahan HCl pada daun yang sudah dioven, berfungsi untuk mengetahui warna
kandungan magnesium di dalamanya. Fungsi didiamkan selama 5 menit agar mungkin terdapat
endapan. Kemudian penambahan NaOH untuk menetralkan larutan dan memunculkan endapat putih.
Seperti reaksi berikut : Mg2+(aq) + HCl(aq)
MgCl2(aq) + 2H+ (aq)
MgCl2(aq) + 2NaOH(aq)
Mg(OH)2(s) + Na2SO4 (aq)

Mg(OH)2(s) + 2NaCl(aq)
MgSO4(s) + 2NaOH(aq)

kemudian ditambah Na2SO4 mungkin untuk tetap berada pada kondisi asam setelah penambahan OHTUGAS PELAPORAN :
1. Dari percobaan yang sudah dilakukan terdapat ciri-ciri senyawa anorganik dalam identifikasi Al
pada tanah, karena tanah dalam percobaan ini terdapat Al, sehingga inimerupakan ciri-ciri usnur
anorganik yang mana mempunyai titik lebur pada 659℃(Svehla,1979). Sedangkan pada senyawa
organik mempunyai titik lebur < 350℃
2. Sifat fisik anorganik pada praktikum kali ini terdapat pada sumber daya alam mineral seperti tanah.
Maka sifat kimianya juga mempunya struktur yang sederhana dan tidak ada unsur karbon di
dalamnya. Reaksi antara Al dan NaOH menghasilkan endapan Al(OH)3. Al3+ + OHAl(OH)3

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan kali ini yaitu :
1. Kadar air dalam sampel tanah kebun, susu bubuk, dan daun jawer setelah pemanasan 1 jam pada
suhu 105℃ yaitu 18.37 %, 1.57 %, dan 69.88 %. Kemudian kadar air setelah pemanasan ∓ 1 jam 30
menit pada suhu 200℃ yaitu 3.37 %, 26.44 %, dan 63.79 %
2. Kadar air pengotor pada pecobaan destilasi air sumur yaitu 0.3008 gram
3. Pada identifikasi Al pada tanah kebun didaptkan endapan putih (+++) pada penambahan akhir
larutan NaOH 6 M dan didapatkan endapan putih (++) pada penambahan akhir larutan NaOH 1 M.
4. Pada identifikasi Mg pada daun tidak terdapat endapat putih pada hasil akhir, namun yang diapatkan
ialah endapan warna merah bata

DAFTAR PUSTAKA
Deman, M. J. 1989. Kimia Makanan. Penerjemah: K. Padmawinata. ITB-Press,. Bandung.
Padjaatmaka A.Hadyang. 1990. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers
Hardjowigeno, Sarwono H.1987. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik Pressindo
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius
Svehla,G.1985."Analisis Kualitatif Makro danSemi Mikro".Jakarta:Kalman Media Pustaka.

LAMPIRAN
1. MSDS
No. Nama Senyawa

Sifat Fisik

Sifat Kimia

1.

> Bubuk putih

> ∆Hf = -1207 kJ/mol

> ϕ = 2.711 gr/cm3

> KSP= 4.8 x 10-9

> Titik Leleh = 1339°C

> Larut dalam air dan asam

CaCO3

> Mr = 100.0869 gr/mol
2.

NaCl

encer

> Padatan kristal putih

> pH = 7

> ρ = 2.165 gr/cm3

> Mudah larut dalam air

> Titik Leleh = 801°C

> Stabil

> Titik Didih = 1413°C

> Iritant

> Mr = 58.44 gr/mol
3.

4.

NaOH

H2SO4

> Padatan Putih

> pH = 13.5

> ρ = 2.13 gr/cm3

> Mudah larut dalam air

> Titik Leleh = 323°C

> Stabil

> Titik Didih = 1.388°C

> Korosif

> Mr = 40 gr/mol

> Iritant

> Cairan tak berwarna

> korosif

> ρ =1.84 gr/cm3

> asam kuat

> Titik Leleh = -35°C

> larut dalam air

> Titik Didih = 270°C
> Mr = 98.08 gr/mol

5.

HCl

> Cairan tak berwarna

> Bersifat asam kuat

> ρ = 1.15gr/cm3

> Korosif

> Titik Leleh = -62.25°C

> Iritant

> Titik Didih = 108.58°C
> Mr = 17 gr/mol
6.

Na2SO4

> Padatan kristal putih

> Larut dalam air dingin

> ρ = 2.671 gr/cm3

> Gliserol

> Titik Leleh = 888°C

> Iritant

> Titik Didih = 1100°C
7.

H2O

> Cairan tak berwarna

> pH = 7

> ρ = 19 gr/cm3

> Non-iritant

> Titik Didih = 100°C
> Mr = 18.02 gr/mol

2. Perhitungan
A. Pembuatan larutan
-NaOH 40% 100 ml
massa
%b⁄v =
×100%
v

40 % =

massa
100

× 100%

Massa = 40 gram
-H2SO4 1 M 100 ml
M=

ρ 10 %
Mr

=

1.84 10 98
98

=18.4 M

M1 V1 = M2 V2
18.4 V1 = 1 100
V1 = 5.43 ml
-NaOH 6 M 100 ml
M=

massa 1000
Mr

Massa =

V

6 40 100
1000

= 24 gram

- NaOH 1 M 100 ml
Massa = M Mr V
Massa = 1 40 0.1 = 4 gram
- HCl 6 M 100 ml
M=

ρ 10 %
Mr

=

1.79 10 36
36.5

= 11.62 M

M1 V1 = M2 V2
V1 =

6 100
= 51.59 ml
11.62

B. Kadar Air
Kadar air pada sampel setelah dipanaskan dengan 105 ℃
a. Tanah Kebun
% Kadar Air =
=

M awal- M akhir
M awal

100%

24.3865 - 19.9046
24.3865

= 18.37 %
b. Susu Bubuk
% Kadar Air =
=

M awal- M akhir
M awal
5.0016 - 4.923
5.0016

100%

100% = 1.57 %

c. Daun Jawer Ayam
% Kadar Air =
=

M awal- M akhir
M awal
5.0892 - 1.5324

100%
100%

5.0892

= 69.88 %
Kadar air pada sampel setelah dipanaskan dengan 200 ℃
a. Tanah Kebun
% Kadar Air =
=

M awal- M akhir
M awal

100%

19.9046 - 19.2323
19.9046

100%

= 3.37 %
b. Susu Bubuk
% Kadar Air =
=

M awal- M akhir
M awal
4.923 - 3.6212
4.923

100%

100%

= 26.44 %
c. Daun Jawer Ayam
% Kadar Air =
=

M awal- M akhir
M awal
1.5324 - 0.5702
1.5324

100%

100%

= 62.79 %
C. Randemen Kadar air pengotor
Berat awal sampel = 6.067 gram
Berat pengotor = Berat labu destilasi setelah dioven – labu destilasi kosong
= 62.0958 – 61.795
= 0.3008 gram

3. Tabel
Tabel kadar air pada suhu 105 ℃
sampel

massa
c.k

T.Kebun
S.Bubuk
Daun.J.A

43.7507
45.1161
32.675

massa sblm
dioven
massa sdh dioven
s+c
s
s+c
s
68.1372 24.387 63.6953 19.905
50.1177 5.0016 50.0491 4.923
37.7642 5.0892 34.2074 1.5324

% air menguap dlm
sampel
18.37%
1.57%
69.88%

Tabel kadar air pada suhu 200 ℃
sampel

massa
c.k

T.Kebun
S.Bubuk
Daun.J.A

43.7507
45.1161
32.675

massa sblm
massa sdh dioven
dioven
s+c
s
s+c
s
63.6953 19.905
62.983 19.232
50.0491 4.923 48.7373 3.6312
34.2074 1.5324 33.2452 0.5702

% air menguap dlm
sampel
3.37%
26.44%
62.79%

4. Dokumentasi