BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Payudara - Ekspresi Imunohistokimia Ki-67 pada Tumor Payudara tikus Wistar yang Diinokulasi Kanker Terinduksi Benzo(α)pyrene dengan Pemberian Ekstrak Benalu Teh

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Payudara
Jaringan payudara pada manusia terdiri dari jaringan ikat dan lemak. Setiap payudara
terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar tubuloalveolar yang masing-masing
mempunyai saluran ke puting susu yang disebut duktus laktiferus. Diantara lobulus
terdapat ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara. Setiap lobulus
terdiri dari sel-sel asini yang terdiri dari sel epitel kubus dan mioepitel yang
mengelilingi lumen. Sel epitel mengarah ke lumen, sedangkan sel mioepitel terletak
diantara sel epitel dan membran basalis. Perdarahan payudara terutama berasal dari
cabang a. perforantes anterior dari a.mammaria interna. Persarafan kulit payudara
oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri
dipersarafi oleh saraf simpatik. Aliran limfe dari payudara sekitar 75% menuju ke
aksila, sisanya ke kelenjar parasternal dan interpektoralis. Hal ini penting karena
kanker payudara pada umumnya menyebar melalui sistem limfatik dan penyebaran
penyakit biasanya sering ditemukan pada daerah nodus limfatik pada saat
diagnosis.13,20

8
Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Anatomi payudara normal.13

Jaringan payudara wanita dan kelenjar mulai tumbuh pada masa pubertas, yang
disebabkan oleh pengaruh dan interaksi dari hormon-hormon reproduksi, tetapi
jumlah pertumbuhan payudara yang terjadi pada saat pubertas terbatas dan
kebanyakan terjadi selama kehamilan pertama. Jumlah estrogen dan progesteron
diproduksi dalam jumlah yang banyak oleh ovarium selama kehamilan yang
menstimulasi pertumbuhan dan diferensiasi akhir dari jaringan payudara yang belum
matang secara cepat. 20

2.2 Pertumbuhan Tumor Payudara
Pertumbuhan tumor payudara terjadi ketika sel payudara kehilangan kontrol
diferensiasi dan proliferasi normal. Proliferasi dari sel yang abnormal ini atau sel
tumor dipengaruhi oleh berbagai jenis hormon, onkogen dan faktor-faktor
pertumbuhan. Terdapat bukti kuat untuk menyatakan bahwa estrogen secara langsung
dan tidak langsung menstimulasi pertumbuhan sel tumor. Selanjutnya, banyak sekali
faktor-faktor pertumbuhan yang juga memegang peranan penting pada pertumbuhan

9

Universitas Sumatera Utara

tumor yang disekresi oleh sel kanker payudara itu sendiri. Proliferasi sel tumor yang
tidak terkontrol selanjutnya akan mengarah kepada proses keganasan (maligna).
Perkembangan tumor payudara terjadi dalam 3 tahap yaitu: (1). Modifikasi DNA dari
sel epitel payudara yang disebabkan perubahan genetik, faktor lingkungan, atau
interaksi keduanya. Proses inisiasi perubahan dalam DNA dapat terjadi pada usia dini
sebelum diferensiasi dari jaringan payudara terjadi secara lengkap; (2). Perubahan
meliputi perubahan kromosom, mutasi gen, dan penekanan apoptosis. Sebagai
tambahan, faktor pertumbuhan meningkatkan kecepatan pertumbuhan dari premaligna menjadi maligna yang genetiknya tidak stabil. Salah satu faktor pertumbuhan
ini adalah estrogen dan mungkin juga progesteron; (3). Modifikasi progresif dari
onkogen spesifik atau kehilangan supresor gen spesifik yang memulai penyakit pada
tahap metastasis.20

Gambar 2.2. Mekanisme pertumbuhan neoplasma. 20

10
Universitas Sumatera Utara

2.3. Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari sel-sel yang terdapat pada
payudara yaitu sel-sel pada duktus, beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan
jaringan lainnya.13,21 Saat ini kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua
yang menyebabkan kematian setelah kanker paru-paru dan merupakan kanker
terbanyak pada wanita. Menurut WHO lebih dari 1,2 juta orang didiagnosa menderita
kanker payudara. The American Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun
2005 lebih kurang 200.000 wanita di Amerika Serikat didiagnosa menderita kanker
payudara dan menyebabkan kematian 41.000 pertahun.2 Kesempatan untuk
mendapatkan kanker payudara invasif selama kehidupan sekitar 13.4%.3

Data nasional dari Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi
Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker servik. Data
dari Badan Registrasi Kanker IAPI menyebutkan bahwa insiden kanker payudara di
Indonesia terus meningkat dari 16,53% pada tahun 1994, 19,18% pada tahun 1999
dan 19,88% pada tahun 2001.1

2.3.1. Etiologi dan Patogenesis
Faktor resiko utama terjadinya kanker payudara adalah faktor hormonal dan genetik.
Kanker payudara dapat dibagi ke dalam kasus sporadik, biasanya berhubungan
dengan paparan hormonal dan kasus herediter yang berhubungan dengan riwayat

keluarga atau mutasi germ line.4,6 Terjadinya suatu karsinoma payudara biasanya
melalui berbagai tahapan, termasuk perubahan morfologi pada payudara yang
berhubungan dengan peningkatan jumlah sel-sel epitel (perubahan proliferasi).
11
Universitas Sumatera Utara

Perubahan awal berhubungan dengan hilangnya signal penghambat pertumbuhan,
signal apoptosis dan menghasilkan signal pertumbuhan sendiri. Ketidakstabilan
genetik dalam bentuk loss of heterozygosity (LOH) muncul sebagai tahap
selanjutnya.4,5

Herediter. Adanya riwayat kanker payudara pada keluarga menjadi penyebab
peringkat pertama, didapatkan pada 13% wanita dengan kanker payudara. Hanya 1%
yang disebabkan jalur mutasi genetik. Sekitar 25% familial kanker (sekitar 3% dari
seluruh kanker payudara) disebabkan penekanan autosomal-dominant genes: BRCA1
dan BRCA2. Mutasi yang mempengaruhi protoonkogen dan gen penekan tumor di
epitel payudara ikut serta dalam proses transformasi onkogenik. Di antara berbagai
mutasi tersebut yang paling banyak dipelajari adalah ekspresi berlebihan
protoonkogen ERBB2 (HER2/NEU), yang diketahui mengalami amplifikasi pada
hampir 30% kanker payudara. Gen ini adalah anggota dari famili reseptor faktor

pertumbuhan epidermis, dan ekspresi berlebihannya berkaitan dengan prognosis yang
buruk. Secara analog, amplifikasi gen RAS dan MYC juga dilaporkan terjadi pada
sebagian kanker payudara manusia. Mutasi gen penekan tumor RB1 dan TP53 juga
ditemukan. Dalam transformasi berangkai sel epitel normal menjadi sel kanker,
kemungkinan besar terjadi banyak mutasi didapat.8

Sporadik. Disebabkan karena paparan hormon, dihubungkan dengan usia menarke
dan menopause, riwayat reproduksi, riwayat menyusui, estrogen eksogen. Banyak
terjadi pada post-menopause dan overekspresi ER (Estrogen Reseptor). Estrogen
merangsang pembentukan faktor pertumbuhan oleh sel epitel payudara normal dan
12
Universitas Sumatera Utara

oleh sel kanker. Diduga bahwa reseptor estrogen dan progesteron yang secara normal
terdapat di epitel payudara, mungkin berinteraksi dengan promotor pertumbuhan,
seperti transforming growth factor α (berkaitan dengan faktor pertumbuhan epitel),
platelet-derived growth-factor dan faktor pertumbuhan fibroblast yang dikeluarkan
oleh sel kanker payudara, untuk menciptakan suatu mekanisme autokrin
perkembangan tumor. 8,13


Faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan diisyaratkan oleh insiden kanker payudara
yang berbeda-beda dalam kelompok yang secara genetis homogen dan perbedaan
geografik dalam prevalensi. Faktor lingkungan lain yang penting adalah estrogen
eksogen, iradiasi, nutrisi, konsumsi alkohol, merokok dan pemaparan kumulatif
dalam jangka waktu lama terhadap kontaminan seperti heterosiklik amina maupun
pestisida.8

2.3.2. Penatalaksanaan dan Prognosa
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi
pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi).13 Prognosis pada setiap kanker payudara berdasarkan stadium
penderita dimana angka ketahanan hidup lima tahun pada stadium I sebesar 87 %,
stadium II 75 %, stadium III 75% dan pada stadium IV sebesar 1,3 %.22

2.4. Potensi Benzo(α)pyrene terhadap Karsinogenesis
Benzopyrene adalah senyawa organik dengan rumus C20H12. Secara struktural
merupakan pentasiklik hidrokarbon bewarna yang berkaitan dengan pyrene oleh fusi

13
Universitas Sumatera Utara


dari kelompok phenylene. Dua spesies isomerik adalah benzo[α]pyrene dan benzo[e]
pyrene. Senyawa terkait termasuk cyclopentapyrene, dibenzopyrene, indenopyrene
dan naphthopyrene. Benzopyrene berbahaya karena interkalasi ke dalam DNA,
mengganggu proses transkripsi.23

Gambar.2.3. Struktur molekul benzoalphapyrene.23

Benzo(α)pyrene dijumpai pada asap kendaraan bermotor, asap pabrik, asap rokok,
asap pembakaran arang, asap hasil kebakaran hutan, asap minyak goreng, aspal
petroleum, beberapa pelarut komersial, creosote (bahan pengawet kayu), dan juga
hasil pirolisis karbohidrat, asam amino, serta asam lemak.9,24 Benzo(α)pyrene yang
terdapat pada makanan terjadi akibat adanya proses pengolahan (teknologi) yang
menggunakan suhu tinggi seperti pemanggangan dan penggorengan, maupun akibat
kontaminasi atau polusi dari udara.9 Pada daging panggang (babi dan sapi)
terkandung benzo(α)pyrene sebesar 1,4 - 4,5ppb, sate kambing 23ppb, ikan asap
Jepang 37 ppm dan pada minyak goreng bekas 1,4 - 4,5ppb. Proses pemanggangan
dengan oven menghasilkan produk olahan dengan kandungan senyawa PAH yang
terendah, sedangkan pemasakan dengan microwave tidak menghasilkan senyawa
PAH yang karsinogenik.11 Hingga saat ini belum ada informasi ilmiah tentang

batasan tingkat kontaminasi senyawa PAH atau benzo(α)pyrene yang membahayakan
14
Universitas Sumatera Utara

manusia. Anjuran batas kandungan PAH oleh The Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) membatasi 0,2mg/m3 PAH. OSHA Permissible Exposure
Limit (PEL) 5mg/m3 PAH untuk mineral oil, sedangkan National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH) menganjurkan jumlah PAH maksimal 0,1
mg/m3 udara untuk daerah tempat kerja dengan waktu kerja 10 jam/hari dan 40
jam/minggu.25 Agency for Toxic Subtancesand Disease Registry (ATSDR)
merekomendasikan

nilai

MRL

benzo(α)pyrene

pada


manusia

sebesar

0,01ppm/kgBB/hari.10

Secara in vivo, benzo(α)pyrene telah terbukti dapat menyebabkan tumor pada setiap
model hewan percobaan, baik melalui jalur makanan, pernapasan, maupun kontak
pada permukaan kulit. Inisiasi proses karsinogenik dari benzo(αpyrene bahkan dapat
terjadi pada bagian jaringan yang jauh dari titik asal paparannya.9 Benzo(α)pyrene
merupakan karsinogen komplet mengandung inisiator dan promotor tetapi lebih aktif
sebagai inisiator tumor.10 Benzo(α)pyrene telah digunakan sebagai kontrol positif
untuk berbagai karsinogenisitas dan mutagenisitas bioassay.23
Banyak senyawa-senyawa aromatik termasuk PAH dan benzo(α)pyrene yang bersifat
karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik dan tidak memiliki gugus
metil atau gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang lebih
polar. Akibatnya senyawa PAH sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya
terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun adiposa atau lemak tubuh. Dengan
struktur molekul yang menyerupai basa nukleat (adenosin, timin, guanin, dan sitosin),
molekul PAH dapat dengan mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya

15
Universitas Sumatera Utara

fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam
sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker .11

Gambar 2.4. Ilustrasi sifat karsinogenesis senyawa PAH.11

Pada tikus percobaan, konsumsi benzo(α)pyrene dengan dosis 120ppm/kgBB/hari
dapat menyebabkan kematian dengan lama konsumsi kurang dari 14 hari. Lebih
lanjut, konsumsi benzo(α)pyrene sebesar 10ppm/kgBB/hari akan menyebabkan
gangguan sistem reproduksi pada induk hewan dan gangguan pertumbuhan pada anak
yang dilahirkan. Karena itulah benzo(α)pyrene dikategorikan sebagai senyawa
genotik karsinogen dan digunakan sebagai senyawa acuan dalam menentukan faktor
potensi relatif senyawa-senyawa PAH lainnya sebagai penyebab kanker. Di dalam
tubuh, benzo(α)pyrene juga dapat berinteraksi dengan hemoglobin (Hb), yang
merupakan protein pengangkut oksigen pada sel darah merah. Karena itu keberadaan
benzo(α)pyrene dalam tubuh dapat dideteksi melalui darah atau urin. 10,11
16
Universitas Sumatera Utara


2.5. Mekanisme Karsinogenesis
Sejumlah studi mekanisme seluler dan molekuler karsinogenesis pada beberapa tahun
terakhir telah memperjelas proses banyak tahap karsinogenesis yang kompleks dan
variasinya di antara jenis kanker. Perkembangan kanker secara umum dipandang
sebagai proses klonal banyak tahap pada evolusi sel yang dibagi dalam sejumlah
tahap yang saling tumpang tindih, yaitu:
1. Inisiasi kanker, yang menggambarkan perubahan genetik dalam sebuah sel somatik
normal tunggal via mutasi dan masuk ke dalam jalur/mekanisme perkembangan
abnormal yang berpotensi neoplastik. Sel target proses ini umumnya mempunyai
karakteristik sel seperti sel stem dan terjadi dalam waktu singkat. Sel terinisiasi
antara lain karena mutasi titik pada DNA atau kerusakan yang lebih besar pada
kromosom seperti delesi, duplikasi, translokasi atau aneuploidi.
2. Promosi kanker yang merupakan perkembangan awal sel yang terinisiasi
membentuk klon melalui pembelahan; berinteraksi melalui komunikasi sel ke sel;
stimulasi mitogenik, faktor diferensiasi sel, dan proses mutasi dan non mutasi
(epigenetik) yang semuanya mungkin berperan dalam tahap awal pertumbuhan
pra-neoplastik. Pada tahap ini sel mengalami sejumlah perubahan tambahan
dalam genom yang berpotensi mengakselerasi ketidakstabilan genom sel. Promosi
membutuhkan waktu beberapa tahun.
3. Transformasi malignansi yang menggambarkan perubahan genomik yang cepat
dimana populasi klonal sel yang berevolusi akan mengarah pada perkembangan
malignansi/keganasan jika tidak dihambat oleh lingkungan mikro dalam sel.

17
Universitas Sumatera Utara

4. Progresi malignansi sebagai fase karsinogenik dengan perbanyakan sel yang telah
mengalami transformasi yang relatif tertunda sampai mengalami peningkatan
keganasan dan mampu untuk bermigrasi ke jaringan normal di sekitarnya dan
yang lebih jauh (metastasis). Kanker yang dapat dideteksi secara klinis
membutuhkan

waktu

beberapa

tahun

bergantung

pada

perkembangan

vaskularisasi kanker, proses inflamasi dan interaksi dengan lingkungan mikro dan
komunitas seluler di sekitar sel transforman berada. Progresi adalah tahap
karsinogenesis yang paling dekat dengan data klinis. 25

Secara keseluruhan, hanya sebagian kecil sel yang masuk ke dalam jalur karsinogenik
melalui semua urutan di atas yang pada akhirnya memberikan hasil berupa sel kanker
dan semua proses membutuhkan waktu beberapa tahun. 26

2.6. Potensi Scurrula atropurpurea sebagai Anti Karsinogenesis
Scurrulla atropurpurea sebagai anti kanker memiliki berbagai mekanisme dalam
menghambat kanker karena bermacam-macam kandungan zat aktifnya. Daun dan
batang Scurrulla atropurpurea mengandung bermacam-macam senyawa aktif yaitu:
enam senyawa asam lemak tak jenuh ((Z)-9-octadecenoic acid, (Z,Z)-octadeca-9,12dienoicacid, (Z,Z,Z)-octadeca-9,12,15-trienoic acid, octadeca-8,10-diynoic acid, (Z)octadec-12-ene-8,10-diynoic acid, octadeca-8,10,12-trynoic acid), dua senyawa
xantin (theobromine dan caffeine), dua senyawa flavonol glikosida (quercetin dan
rutin), flavon ((+)-catechin, (-)-epicatechin, (-)-epicatechin-3-O-gallate, (-)-epigallocatechin-3-Ogallate, (+)-gallocatechin, (-)-epigallo-catechin, dan satu senyawa
lignan glikosida (aviculin), dan satu senyawa monoterpene glukosida (Icariside B).15
18
Universitas Sumatera Utara

Quercetin merupakan salah satu mutagenik yang berbahaya dari golongan flavonoid.
Hal ini diperlihatkan pada Ames test pada kultur sel dan DNA manusia. Urin dan
feces tikus percobaan yang diberikan quercetin secara oral atau intraperitoneal
menunjukkan aktivitas mutagenik. Efek mutagenik quercetin dapat ditimbulkan
melalui berbagai cara yaitu: (1). Down regulation protein p53 mutan; (2). Inhibisi
tyrosine kinase; (3). Estrogen reseptor binding capacity; (4). Inhibisi heat shock
protein; dan (5). Inhibisi ekspresi p-21 ras protein (Gambar 2.3).28

Gambar 2.5. Mekanisme kerja quercetin pada perkembangan kanker.28

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa banyak sel kanker yang mengandung
infiltrasi sel mononuklear dimana pada beberapa tumor dapat mengalami regresi
spontan. Zee Cheng yang meneliti ekstrak Scurrulla atropurpurea dari spesies
Viscum album menunjukkan perbaikan pada DNA limfosit dan sistem kekebalan

19
Universitas Sumatera Utara

tubuh. Fernandez meneliti benalu dari spesies Ligaria cuneifolia menunjukkan efek
imunomodulator lewat penghambatan proliferasi dari murine-mitogen activated
lymphocytes, leukemia limfosit dan kanker payudara.29 Penelitian Hargono
menunjukkan pola perkembangan Ig G yang meningkat setiap minggu pada
pemberian 150mg/100grBB Scurrulla atropurpurea.30 Efek sitotoksik Scurrulla
atropurpurea pada konsentrasi tertentu diketahui spesifik terhadap sel kanker tanpa
mempengaruhi sel normal. Hal ini dibuktikan oleh Muwarni dengan meneliti
pengaruh ekstrak batang terhadap fibrosarcoma WEHI-164.16 Studi tersebut
membuktikan bahwa ekstrak Scurrulla atropurpurea bersifat sitotoksik terhadap
WEHI-164 dan meningkatkan sensitivitas sel tumor terhadap TNF-α, suatu molekul
yang digunakan sistem kekebalan tubuh untuk membunuh sel tumor, dan bersifat
sitotoksik terhadap sejumlah sel yang mengalami transformasi.12 Devehat, et al.
membuktikan bahwa quercetin (golongan glikosida flavonol) dari Scurrulla
ferruginea (famili Loranthus) memiliki efek sitotoksik pada empat lini kanker
manusia.31

Scurrulla atropurpurea mengandung selenium (Se), yang merupakan unsur toksik
dan esensial sebagai komponen dan aktivator beberapa enzim penting, serta memiliki
aktivitas anti oksidan dan anti karsinogen. Menurut Rayman yang dikutip oleh
Sulistyo, peran Se sebagai antioksidan berhubungan dengan glutathione peroksidase,
suatu enzim yang mengandung empat atom Se, sehingga enzim ini menjadi
komponen penting dalam ketahanan tubuh melawan proses degeneratif.19

20
Universitas Sumatera Utara

Penelitian Oashi et al. menunjukkan Scurrulla atropurpurea tidak secara cepat
mematikan sel-sel tumor, tetapi dapat membantu mencegah meluasnya sel-sel tumor
dan diantara senyawa aktif yang dikandung, terdapat dua senyawa yang menunjukkan
efek hambatan terhadap invasi sel kanker Melanoma maligna-1 (MM1) yang diisolasi
dari sel Ascites Hepatoma (AH 130), yaitu senyawa Octadeca-8,10,12-triynoic-acid
yang mampu menghambat invasi sel kanker sebesar 99,4% pada konsentrasi
10mg/ml,

dan

senyawa

Epigallocathecin-3-O-gallate

sebesar

72,8%.

Epigallocathecin-3-gallate juga merupakan angiogenesis inhibitor oral dan
imunomodulator yang dapat meningkatkan sitokin IL-2 dan sitokin TNF-α.16 IL-1
berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi limfosit serta
memacu produksi IL-2. IL-2 sangat mempengaruhi kerja sel NK antara lain sebagai
faktor pertumbuhan, meningkatkan produksi sitokin, sitotoksisitas dan migrasi sel
NK.32 Cara kerja TNF dalam pertahanan melawan kanker terjadi melalui 2
mekanisme: secara langsung, pengikatan TNF ke reseptor yang ada di sel tumor
mengaktivasi jalur sinyal yang mengakibatkan apoptosis sel tumor dan secara tidak
langsung dengan menginduksi trombosis di pembuluh darah yang menyediakan
nutrisi bagi jaringan tumor.33 Octadeca-8,10,12-triynoic-acid merupakan zat aktif
anti kanker yang terkandung dalam Scurrulla atropurpurea. Namun, baik dengan
metode pengujian in vitro maupun in vivo yang dikembangkan, diketahui bahwa zat
ini tidak membunuh sel kanker, melainkan menghambat invasi sel kanker, sehingga
sel tidak mengalami metastasis. Sampai saat ini belum ada obat anti kanker yang
bekerjanya menghambat invasi sel, sehingga penemuan senyawa Octadeca-8,10,12triynoic-acid dalam Scurrulla atropurpurea yang struktur kimianya relatif sederhana,
21
Universitas Sumatera Utara

menjadi harapan akan dilakukannya sintesis senyawa anti kanker baru yang murah
dan sangat dibutuhkan oleh penderita kanker di Indonesia.15

Di antara berbagai potensi Scurrulla atropurpurea, efek anti estrogen dan aromatase
inhibitor Scurrulla atropurpurea mungkin merupakan efek paling poten dan terkait
erat untuk terapi maupun profilaksis kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi faktor
hormonal. Kandungan lignan diduga mampu mengendalikan multiplikasi sel yang
normal dan mengurangi risiko kanker, serta meminimalkan metastasis kanker. Diet
lignan dari flax sebagai profilaksis kanker merupakan hal yang menjanjikan. Efek
proteksi lignan tampak pada fase promosi di mana kanker belum cukup terbentuk.
Suplementasi lignan selama 7 minggu setelah 13 minggu induksi kanker juga mampu
menurunkan 50% volume tumor pada kelompok perlakuan dan tidak ada perubahan
pada kelompok plasebo. Lignan merupakan faktor proteksi bagi hormone sensitive
cancer. Lignan dapat menstimulasi hepatic synthesis of sex hormone (SHBG), yang
akan meningkatkan clearance estrogen dari sirkulasi, lebih jauh lagi SHBG akan
mencegah estrogen menempati reseptor estrogen. Senyawa aktif lain yaitu
(+)-catechin, (+)-gallocatechin dan quercetin memiliki efek inhibitor terhadap enzim
COX-2. Enzim COX-2 menyebabkan agresifitas potensi tumbuh cepat dan metastasis
kanker. Senyawa Octadeca-8,10,12-triynoic-acid, merupakan salah satu asetilen baru
yang diisolasi dari kulit pohon Heisteria acuminata, ternyata merupakan inhibitor
COX yang cukup poten. Angiogenesis berperan penting bagi kelangsungan
pertumbuhan sel kanker karena pembuluh darah adalah penyuplai nutrisi. Apabila
neovaskularisasi sel kanker dihambat, tentu saja lambat laun sel kanker akan mati

22
Universitas Sumatera Utara

karena tidak tercukupinya bahan-bahan esensial yang dibutuhkan sel untuk terus
tumbuh dan membelah. Epigallocathecin-3-gallate yang terkandung dalam teh hijau
dan juga dapat ditemukan pada konsentrasi yang lebih rendah dalam Scurrulla
atropurpurea adalah angiogenesis inhibitor oral dan digunakan sebagai prevensi dan
terapi dari penyakit/gangguan angiogenesis.29,34

2.7. Deteksi Proliferasi Sel dengan Pewarnaan Ki-67
Ki-67 digunakan untuk mendeteksi atau mengevaluasi faktor pertumbuhan dari
jaringan neoplasma. Ki-67 protein dikenal sebagai monoklonal antibodi Ki-67 atau
MK167. Ki-67 antigen merupakan protein nuklear yang dikaitkan dengan proliferasi.
Lebih jauh lagi juga dikaitkan dengan transkripsi RNA ribosom. Inaktivasi Ki-67
antigen menyebabkan inhibisi sintesa RNA ribosom.35

Ki-67 adalah protein nuklear nonhiston yang berhubungan dengan siklus sel, yang
diekspresikan pada sel yang berproliferasi selama pertengahan fase G1, meningkat
pada saat memasuki fase S dan G2, dan mencapai puncak pada fase M pada siklus sel
dan dikatabolisme dengan cepat pada akhir fase M dan tidak terdeteksi pada fase G0
dan awal G1. Ekspresi Ki-67 sangat berhubungan dengan pertumbuhan (growth
fraction) dan tidak nampak selama proses perbaikan DNA. Ki-67 dihubungkan
dengan petanda proliferasi sel dan pada karsinoma payudara invasif digunakan untuk
menentukan grading yang berhubungan dengan prognosa pasien.7

Pada interfase Ki-67 antigen dapat dideteksi melalui nukleus, pada saat terjadinya
mitosis banyak protein dilokasikan dipermukaan kromosom. Ki-67 adalah

23
Universitas Sumatera Utara

monoklonal antibodi yang dihasilkan dengan mengimunisasi mencit dengan nukleus
hodgkin lymphoma cell line L 428. Penamaan berasal dari nama kota asal yaitu Kiel
dan penomoran dari original clone pada 96-well plate. MIB-1 yang digunakan adalah
monoklonal antibodi yang mendeteksi Ki-67 antigen. Ki-67 labelling index
digunakan setelah jaringan diprosesing dengan formalin, parafin dan embeding dan
setelah dipanaskan dengan perantaraan antigen retrieval.38,39

24
Universitas Sumatera Utara

2.8. Kerangka Teori
Benzo(α)pyrene
(karsinogenik)

Payudara Tikus Wistar

Reaksi detoksikasi, epoksidasi &
hidroksilasi DNA, RNA dan
protein tubuh

Mutasi DNA

Scurrulla atropurpurea

Inisiasi

Promosi

Transformasi

Progresi

Keterangan :
: Pengaruh karsinogenik
: Pengaruh ekstrak S. atropurpurea
: efek menghambat

Aktivitas proliferasi sel
(Ki67)
Gambar 2.6. Skema kerangka teori penelitian
25
Universitas Sumatera Utara