SRILITNA BR PERANGIN ANGIN 130403090 POS

Tugas Ilmu Ergonomi

POSISI ERGONOMIS DAN TIDAK ERGONOMIS
DALAM MENGANGKAT BARANG
Oleh :

SRILITNA BR PERANGIN-ANGIN
130403090

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S

T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2014

1

Mengangkat dan memindahkan barang dalam pekerjaan maupun dalam bengkel/

laboratorium maupun di kantor sangat sering terjadi. mengangkat dan memindahkan barang
adalah hal yang rutin , dan bahkan dianggap sepele karena telah dilaksanakan secara terus
menerus . Pekerjaan yang rutin tersebut tidak memerlukan pelatihan atau training secara
khusus, tetapi mesih diperlukan suatu instruksi yang tepat. Dalam bengkel/laboratorium
megangkat dan membawa serta memindahkan barang diajarkan secara teratur dan diawasi
secara terus menerus.
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika dilakukan dengan salah dapat
menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja semakin tinggi.
Bagian tubuh yang paling paling beresiko terkena dampak dari cara mengangkat dan
mengangkut yang benar yaitu tulang belakang. Hal ini tentu sangat berbahaya karena pada
tulang belakang terdapat susunan syaraf yang menghubungkan syaraf sensorik dan motorik
dengan pengatur syaraf pusat atau otak. Disamping itu juga terdapat resiko lain yang dapat
terjadi jika proses mengangkat dan mengangkut dilakukan dengan salah.
Adapun contoh kerusakan tulang belakang akibat teknik mengangkat dan mengangkut
beban yang terlalu berat antara lain :
1. Over Exertion Lifting and Carrying yaitu kerusakan jaringan, tubuh yang
diakibatkan oleh beban angkut yang berlebihan.
2. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) yaitu robeknya bagian dalam dari lempeng
menonjol keluar serta mungkin menekan saraf-saraf disekitarnya akibat beban
angkut berlebih dan pembebanan tiba-tiba.

3. Back Injury yaitu timbulnya nyeri pada punggung, biasanya sikap kerja atau
mengangkat yang tidak benar dipengaruhi oleh arah beban yang diangkat.
Pentingnya pengawasan pada para pelaksana untuk menghidari suatu resiko yang akan
mengakibatkan kerugian semua pihak , dan didasarkan pada pengalaman lapangan, maka
departemen buruh negara bagian victoria (Australia), pada tahun 1998, mengeluarkan
peraturandalam lembar kerja untuk metodologi pemindahan material. lembaran kerj ini
sangat bermanfaat untuk meningkatkan K3 pada pemindahn material secara manual. Adapun
regulasi berupa :1. Identifikasi Resiko.2.Metodologi evaluasi resiko, dan 3.Pengendalian
Resiko.
Adapun pada bagian evaluasi resiko berisikan beberapa petunjuk, yaitu :
1.
2.

3.

Aktivitas kerja dengan posisi duduk, tidak direkomendasi untuk mengangkat atau
membawa suatu objek yang lebih dari 4,5 Kg.
Jika obyek yang diangkat lebih dari batas 16 s.d 29 Kg maka diharuskan lebih berhatihati dalam evaluasi resikonya selain itu juga dibutuhkan sistem pengendalian dan
pengukuran yang sesuai.
Pekerja yang sudah lanjut tidak boleh membawa atau mengangkat, menurunkan beban

yang lebih dari 50 kg, tanpa bantuan peralatan apapun. Hal ini dapat dipermudah
dengan cara membuat satu tim kerja (work team) atau dengan cara mengadakan
(training) untuk penerapan metodologi cara angkut yang benar
2

4.

Resiko beratnya beban yang dipindahkan jika dihubungkan dengan faktor resiko pada
saat jongkok. Jarak harisontal antara beban dan operator serta frekuensi angkat (jumlah
aktifitas angkat). Hal-hal diatas dapat dievaluasi dengan menggunakan prosedur
perhitungan yang telah dikodekan.

Oleh sebab itu maka teknik mengangkat dan mengangkut yang benar serta alat
mengangkat dan mengangkut yang ergonomis sangat diperlukan untuk mewujudkan
efektivitas dan efisiensi kerja. Kegiatan mengangkat dan mengangkut dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu :
1. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun, dll.
3. Ketrampilan bekerja.
4. Peralatan kerja.

5. Ukuran beban yang akan diangkut.
Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi kegiatan mengangkat
dan mengangkut. Cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus memenuhi 2 prinsip
kinetis, yaitu :
1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot
tulang yang lemah dibebaskan dari pembebanan.
2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

Gbr 1.Tidak diperbolehkan
Mengangkat dengan posisi membung kukkan badan, karena posisi tersebut sangat
tidak aman dan beban diterima langsung pada ujung tulang belakang dekat kepala.
Mengangkat dengan posisi seperti ini ,beban daapat meningkat menjadi lebih dari
duakali lipat berat sesungguhnya

3

Gbr 2. mengangkat beban bentuk tertentu
Mengangkat baban dengan bentuk tertentu perlu diperhatikan , pertama adalah cara
menangkap atau mengunci beban tidak meluncur/lepas, dengansatu tangan dan posisi
jongkok tegak (punggung lurus), benda dapat mulai diangkat,otot kaki yang bergerak keatas


Gbr 10. mengangkat beban sport
Mengangkat beban pada posisi jongkok seperti yg dilakukan oleh seorang olahraga angkat
besi, dimana titik berat beban berada pada posisi titik ideal posisi angkat. Posisi jongkok
punggung dijaga lurus

Gbr 3. mengangkat.transportasi barang
pengangkatan

Gb4.Mengubah arah kaki lebih ketika
baik daripada memutar pinggul
4

Mengangkat barang dengan berjalan (memindahkan barang), maka posisi badan dengan tulng
belakang bertumpu pada panggul, punggung agak di miringkan kebelakang, maka pertu/ atas
dada menerima sebagian berat beban , dimana tangan rapat ke badan menangga benda
tersebut

Gbr 5 memindahkan beban
Memindahkan barang dari kiri ke kanan atau sebaliknya dengan cara memutar badan sangat

tidak dianjurkan dan berbahaya sekali. Hal tersebut dapat memutar tulang belakang saat
mengangkat dan menurunkan barang . Yang perlu diperhatikan adalah posisi berdiri, dimana
benda yang akan dipindah berada didepan kita, arah kaki lurus, sedang arah berputar, posisi
kaki 90 0 tidak boleh lebih.

Gbr 6, mengangkat botol
Memindahkan barang atau tabung seperti ganbar, maka posisi beban harus sama antara beban
tangan kiri dan beban tangan kanan
Untuk menerapkan kedua prinsip ergonomi dalam mengankat beban, setiap kegiatan
mengangkat dan mengangkut harus dilakukan sebagai berikut :

5

1. Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan
memegang dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan ketegangan
statis lokal pada jari tersebut harus dihindarkan.
2. Lengan harus sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus. Fleksi pada
lengan untuk mengangkut dan mengangkat menyebabkan ketegangan otot statis
yang melelahkan.
3. Punggung harus diluruskan.

4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada permulaan
gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh tulang belakang
diluruskan.
5. Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi
momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat. Satu kaki ditempatkan ke
arah jurusan gerakan yang dituju, kaki kedua ditempatkan sedemikian rupa
sehingga membantu mendorong tubuh pada gerakan pertama.
6. Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk
gerakan dan perimbangan.
7. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui
pusat gravitasi tubuh.
Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja yang sebesar-besarnya, hendaknya
dihindari sejauh mungkin bahwa manusia dipergunakan sebagai “alat” untuk kegiatan
mengangkut dan mengangkat. Faktor resiko yang berpengaruh dalam pemindahan
material yaitu :
1. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan
operator.
2. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.
3. Ukuran beban yang harus diangkat (berukuran besar) memiliki pusat massa (centre
of gravity) yang letaknya jauh dari badan operator. Selain itu juga menghalangi

pandangan (vision) operator.
4. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban (mengangkat
beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit dari pada mengangkat beban
dari ketinggian pada permukaan pinggang).
5. Beban puntir (twisting load) pada badan operator selama aktivitas angkat beban.
6. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Untuk mengantsipasi beban yang
lebih berat dari yang diperkirakan.
7. Stabilitas beban yang akan diangkat.
8. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja.
9. Berbagai macam rintangan yang menghalangi ataupun keterbatasan postur tubuh
yang berada pada suatu tempat kerja.
10. Kondisi kerja, meliputi: pencahayaan, temperatur, kebisingan, kelicinan lantai.
11. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktivitas angkat.
12. Tidak terkoordinasinya kelompok kerja (lifting team).

6

13. Diangkatnya suatu beban dalam suatu periode. Hal ini sama dengan membawa
beban pada jarak tertentu dan memberi tambahan beban pada vertebral discus
(VD) dan intervertebral discus (ID) pada vertebral column di daerah punggung.

14. Metode angkat angkut yang benar(tidak boleh mengangkat dan mengangkut beban
secara tiba-tiba)

7