1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis varibel yang mempengaruhi tax avoidance pada perusahaan perbankan di asia tenggara - Perbanas Institutional Repository

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pemerintah membutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya untuk meningkatkan pembangunan dan perkembangan seluruh pelosok di Indonesia.

  Dana yang dibutuhkan juga semakin meningkat sebanding dengan jumlah kenaikan dan pengembangan pembangunan tersebut. Pajak merupakan salah satu sumber dana terbesar yang dimiliki oleh pemerintah dengan menyumbang sekitar 70% dari seluruh pendapatan (Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan, 2012). Sektor pajak menjadi sumber dana dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum dan pembangunan nasional.

  Selama 10 tahun terakhir telah terjadi banyak penyelewengan pajak yang dilakukan oleh badan maupun orang pribadi yang sangat merugikan negara.

  Salah satunya adalah kasus yang terjadi pada tahun 2014, yaitu pada Bank Central Asia (BCA). BCA yang merupakan bank swasta terbesar di Indonesia tengah sibuk berurusan dengan KPK, pasalnya pada Senin 21 April 2014, KPK menetapkan Hadi Poernomo (DirJen Pajak) sebagai tersangka dalam kasus Non

  

Performance Loan (NPL) pihak BCA bernilai Rp 5,7 triliun yang menyebabkan

kerugian negara senilai Rp 375 Miliar (Sutaya, 2014).

  Hal lainnya seperti yang terjadi pada perusahaan Toyota di Thailand pada tahun 2015. Toyota Thailand sedang terkena masalah yang cukup pelik

  (NACN) Thailand meminta menteri keuangan Thailand untuk memeriksa apakah Toyota Motor Thailand telah melakukan manipulasi pajak. Jika temuan ini terbukti benar, maka Toyota Thailand wajib bertanggung jawab atas pajak penjualan domestik sebesar 30 miliar baht, atau sekitar 11,9 triliun rupiah (Satrio, 2015).

  Pada kasus tersebut dapat menjelaskan bagaimana usaha sebuah perusahaan untuk menghindari pajak dengan berbagai cara baik legal (tax

  

avoidance ) maupun non legal (tax evasion). Tax avoidance yang dilakukan secara

  legal dapat dilakukan dengan memanfaatkan loop holes dari sistem hukum perpajakan di Indonesia maupun di Asia. Menurut Mardiasmo (2003) tax

  

avoidance adalah upaya, usaha perusahaan (badan ataupun orang pribadi) untuk

  meringankan beban pajak yang terhutang dengan tidak melanggar Undang- Undang Perpajakan yang ada. Pendapat lain mengenai tax avoidance adalah suatu usaha penngurangan (beban pajak) secara legal yang dilakukan dengan cara memanfaatkan ketentuan tertentu (loopholes) di bidang perpajakan secara optimal, yaitu diantarannya pengecualian dan pemotongan yang diperkenankan maupun manfaat hal-hal yang belum diatur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku (Suandy, 2011)

  Penentuan kebijakan tax avoidance dari perusahaan dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan oleh pemilik perusahaan. Dewan Komisaris sebagai pemilik perusahaan memberikan tanggung jawab dan wewenang kepada Dewan Direksi untuk menentukan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan

  

avoidance . Menurut Arifin (2016) dewan direksi merupakan salah satu komponen

  dalam tata kelola perusahaan (corporate governance) yang terdiri dari beberapa anggota untuk menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam perusahaan. Semakin banyak dewan direksi akan memberikan suatu bentuk manajemen yang baik bagi perusahaan. Termasuk salah satunya dalam kebijakan untuk efisiensi pajak yang menjadi alternative manajemen untuk menekan beban pajak sehingga diharapkan mampu meningkatkan laba perusahaan.

  Apabila dilihat dari sudut pandang komplektisitas aktivitasnya, tax

  

avoidance merupakan suatu tindakan yang kompleks yang membutuhkan berbagai

  pertimbangan terkait potensi cost dan benefit yang ditimbulkan. Sedangkan dari aspek risiko tindakan tax avoidance merupakan sesuatu yang berisiko, karena di masa depan perusahaan dapat berurusan dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan berpotensi mendapatkan denda yang besar apabila terbukti melakukan tindakan tax avoidance yang ilegal.

  Berdasarkan penjelasan diatas, diharapkan dalam perusahaan setidaknya memiliki satu wanita dalam jajaran Dewan Direksi. Peran wanita semakin nyata dalam perusahaan, terutama kemampuan untuk menjadi pemimpin perusahaan (Ferreira, 2009). Hal ini cenderung semakin nampak ketika dewan direksi berada di bawah tekanan untuk memiliki direktur wanita dalam anggota dewan direksi (Ferreira, 2009), sehingga pengaruh gender dalam dewan direksi akan berdampak pada keputusan yang diambil, dalam hal ini adalah tax

avoidance . Gender dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Artinya, diversitas gender dewan direksi meningkatkan aktifitas tax avoidance suatu perusahaan (Amri, 2017).

  Selain dari sudut pandang pelaksana perusahaan, tax avoidance dapat dipengaruhi oleh besar dan kecil ukuran sebuah perusahaan yang melakukan agresivitas pajak. Perusahaan besar lebih cenderung memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya daripada menggunakan pembiayaan yang berasal dari utang.

  Perusahaan besar akan menjadi sorotan pemerintah, sehingga akan menimbulkan kecenderungan bagi para manajer perusahaan untuk berlaku agresif atau patuh (Sari, 2013).

  Semakin besar ukuran perusahaan, maka perusahaan akan lebih mempertimbangkan risiko dalam hal mengelola beban pajaknya. Salah satunya pada transaksi yang dilakukan perusahaan akan semakin kompleks, sehingga memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance dari setiap transaksi. Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan besar cenderung memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki skala lebih kecil untuk melakukan pengelolaan pajak. Sumber daya manusia yang ahli dalam perpajakan diperlukan agar dalam pengelolaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan dapat maksimal untuk menekan beban pajak perusahaan

  I Gede Hendy Darmawan dan I Made Sukartha (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada

  

tax avoidance . Sedangkan menurut Mella Virgi Amelia, Dudi Pratomo dan Kurnia

  (2017) dalam penelitan tersebut menunjukan bahwa variable ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

  Selain itu karakteristik kepemlikian perusahaan dapat mempengaruhi besarnya penghindaran pajak pada perusahaan tersebut. Karakteristik kepemilikan perusahaan yang dibahas pada penelitian saat ini adalah kepemilikan institusional. Menurut Ngadiman dan Puspitasari (2014), kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, intitusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dan dana perwalian serta institusi lainnya. Institusi-institusi tersebut memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan atas kinerja manajemen.

  Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang dilakukan. Pihak institusional yang menguasai saham lebih besar daripada pemegang saham lainnya dapat melakukan pengawasan terhadap kebijakan manajemen yang lebih besar juga sehingga manajemen akan menghindari perilaku yang merugikan para pemegang saham. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan pihak eksternal kepada perusahaan .

  Keberadaan pihak intitusional dalam suatu perusahaan mendorong manajemen untuk melakukan penghindaran pajak. Semakin besar kepemilikan institusional yang dimiliki pihak institusi akan memberikan tekanan kepada manajemen untuk melakukan penghindaran pajak sehingga dapat memaksimalkan laba.

  Melisa Fadila (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

  Sedangkan menurut Hotman T Pohan (2009) dalam penelitannya menunjukan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap

  tax avoidance .

  Selain dari kebijakan perusahaan, penerapan tax avoidance dapat dilihat dari seberapa banyak jumlah komite audit pada perusahaan dan seberapa banyak komite audit melakukan rapat. Menurut Ikatan Komite Audit Indonesia (2004), tugas pokok dari komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan kinerja perusahaan, Hal tersebut berkaitan dengan review sistem pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit. Laporan keuangan merupakan produk dari manajemen yang kemudian diverifikasi oleh eksternal auditor. Dalam pola hubungan tersebut, dapat dikatakan bahwa komite audit berfungsi sebagai jembatan penghubung antara perusahaan dengan eksternal auditor. Tugas komite audit juga erat kaitannya dengan penelaahan terhadap resiko yang dihadapi perusahaan, dan juga ketaatan terhadap peraturan, sehingga dapat dikatakan bahwa komite audit harus bebas dari pengaruh direksi, ekternal auditor, dan hanya berfokus kepada dewan komisaris.

  Moses Dicky dan Nur Fadjrih (2017) dalam penelitiannya menyatakan Sedangkan menurut Anita Sabrina dan Gatot Soepriyanto (2013) dalam penelitannya menunjukan bahwa variable komite audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul

  “Analisis Varibel Yang

Mempengaruhi Tax Avoidance Pada Perusahaan Perbankan Di Asia

Tenggara

  

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasar pada latar belakang yang telah di bahas pada sub bab sebelumnya maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.

  Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap

  Tax Avoidance ? 2.

  Apakah Gender Dewan Direksi berpengaruh signifikan terhadap Tax

  Avoidance ? 3.

  Apakah Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Tax

  Avoidance ? 4.

  Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Tax

  Avoidance ?

  1.3. Tujuan Penelitian

  Berdasar pada rumusan masalah yang telah di bahas diatas, maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :

  1. Untuk menguji dan menganalisis Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance

  2. Untuk menguji dan menganalisis Gender Dewan Direksi berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance

  3. Untuk menguji dan menganalisis Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance

  4. Untuk menguji dan menganalisis Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance

  1.4 Manfaat Penelitian

  Sesuai dengan perumusan masalah, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis : a.

  Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa yang akan melakukan penelitian agar dapat mengembangkan penelitian ini dan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca.

  b.

  Bagi Pembaca Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber pengetahuan mengenai faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tax avoidance.

  2. Manfaat praktis: a.

  Bagi KPP Memberikan sumbangan pemikiran mengenai faktor - faktor yang berhubungan dengan tax avoidance dalam memenuhi target pajak tahunan. Sehubungan dengan itu, dapat ditindak lanjuti agar sosialisasi pajak merata disemua lapisan masyarakat.

  b.

  Bagi Wajib Pajak Memberikan informasi bagi wajib pajak mengenai bagaimana agar wajib pajak khususnya wajib pajak badan dapat memenuhi kewajiban perpajakannya.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan dari penyusunan skripsi ini secara umum mengikuti aturan dari panduan yang tercantum pada buku pedoman penulisan dan penilaian skripsi STIE Perbanas Surabaya tahun akademik 2017/2018 (semester gasal). Sistematika penulisan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

  BAB I : PENDAHULUAN Didalam bab ini menguraikan mengenai latar belakang

  masalah terkait dengan topik yang diambil dalam penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

  BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan mengenai ringkasan dari penelitian

  terdahulu yang disertai dengan landasan teori. Beragam teori dari peneliti terdahulu akan dijelaskan secara sistematis dan memudahkan peneliti untuk menyusun kerangka penelitian yang nantinya akan digunakan untuk pengambilan hipotesis penelitian.

  BAB III : METODE PENELITIAN Didalam bab ini menguraikan mengenai rancangan penelitian,

  batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, sumber data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang akan digunakan oleh peneliti untuk memberikan kesimpulan dari hasil penelitian ini.

  BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum dari unit penelitian, hasil penelitian, dan juga pembahasan. BAB V : PENUTUP Pada bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang berisi

  jawaban dari permasalahan yang diperoleh penulis dari hasil penelitian, dan juga saran yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait dengan hasil penelitian.

Dokumen yang terkait

Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan komposisi dewan terhadap tax avoidance dengan pendekatan accounting tax rate pada industri perbankan di asia tenggara - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan komposisi dewan terhadap tax avoidance dengan pendekatan accounting tax rate pada industri perbankan di asia tenggara - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan komposisi dewan terhadap tax avoidance dengan pendekatan accounting tax rate pada industri perbankan di asia tenggara - Perbanas Institutional Repository

0 1 44

BAB V PENUTUP 5.1 - Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan komposisi dewan terhadap tax avoidance dengan pendekatan accounting tax rate pada industri perbankan di asia tenggara - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Tax avoidance dan nilai perusahaan - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Tax avoidance dan nilai perusahaan - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Tax avoidance dan nilai perusahaan - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Tax avoidance dan nilai perusahaan - Perbanas Institutional Repository

0 0 36

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Tax avoidance dan nilai perusahaan - Perbanas Institutional Repository

0 0 11

Analisis varibel yang mempengaruhi tax avoidance pada perusahaan perbankan di asia tenggara - Perbanas Institutional Repository

0 0 21