BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.2.1 Bank Konvensional - Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional Yang Terdaftar Di Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

   2.2.1 Bank Konvensional

  Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

  Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

   2.2.2 Bank Syariah

  Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Karim (2004:18) menyatakan bahwa :

  Di dalam sejarah perekonomian umat Islam pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw. Praktik-praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah Saw. Dengan demikian, fungsi-fumgsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, bahkan sejak zaman Rasulullah Saw.

2.2.3 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

  Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum pembiayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja.

1. Akad dan Aspek Legalitas

  Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.

  Nasabah seringkali berani melanggar kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad.

  2. Lembaga Penyelesai Sengketa Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.

  3. Struktur Organisasi Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah.

  4. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria syariah. Bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah- kaidah syariah.

5. Lingkungan dan Budaya Kerja

  Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus profesional

  (profit oriented) dan kemakmuran dan kebahagian dunia akhirat 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan

  5. Tidak terdapat dewan sejenis Sumber : Muhammad, Manajemen Bank Syariah (2005)

  4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur

  3. Profit oriented

  2. Memakai perangkat bunga

  1. Investasi yang halal dan haram

  5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

  2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa

  (fathanah) , dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana 27

  Melakukan investasi-investasi yang halal saja

  Bank Syariah Bank Konvensional 1.

Tabel 2.1 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

  Secara garis besar perbandingan bank syariah dengan bank konvensional dapat dilihat pada tabel berikut:

  reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.

  informasi merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). Dalam hal

3. Berorientasi pada keuntungan

  2.3 Kinerja Keuangan Bank

  Penilaian kinerja keuangan perbankan dimaksudkan untuk menilai keberhasilan manajemen di dalam mengelola suatu badan usaha. Kinerja perbankan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana dalam suatu periode .

  Bank sebagai sebuah perusahaan wajib mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank yang bersangkutan, oleh karena itu diperlukan transparansi atau pengungkapan informasi laporan keuangan bank yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan, serta sebagai dasar pengambilan keputusan (Gunawan dan Dewi, 2003).

  Penilaian kinerja keuangan bank dapat dinilai dengan pendekatan analisa rasio keuangan dari semua laporan keuangan yang dilaporkan di masa depan (Febryani dan Zulfadin, 2003).

  2.4 Analisis Rasio Keuangan

  Analisis rasio keuangan bank dapat dilakukan dengan cara membandingkan rasio keuangan suatu bank dalam beberapa periode yang berbeda sehingga dapat diketahui baik buruknya kinerja keuangan bank yang bersangkutan. Kasmir (2008:104) menyatakan:

  Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dalam satu komponen laporan keuangan atau antarkomponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. . Dengan menganalisis rasio keuangan bank, maka akan dapat dinilai kinerja setiap bank, apakah telah bekerja secara efisien dan bagaimana tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Beberapa rasio keuangan bank yang digunakan untuk mengukur kinerja bank antara lain :

  A. Capital Adequacy Ratio ( CAR )

  Capital Adequacy Ratio adalah suatu rasio yang menunjukkan sampai

  sejauh mana kemampuan permodalan suatu bank untuk mampu menyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi sehingga semakin tinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank tersebut semakin baik kinerjanya begitu juga dengan sebaliknya. Rumus untuk mencari CAR J u m i n g a n ( 2 0 0 5 : 2 4 5 ) adalah :

  B. Return On Assets ( ROA ) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut Syafri (2006:305) :

  C. Return On Equity ( ROE) Rasio ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. Rasio ini dapat

  D. Loan To Deposit Ratio ( LDR ) LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan oleh bank maka akan semakin rendah tingkat likuiditas bank yang bersangkutan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus Kasmir (2008: 226) :

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Penelitian tentang perbandingan kinerja bank sudah dilakukan oleh beberapa orang peneliti, antara lain:

  1. Rubitoh (2003) melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank konvensional untuk periode waktu 1997-2001. Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu adalah RORA (profitabilitas), CAR (rasio kecukupan modal), LDR (rasio penyaluran terhadap dana pihak ketiga), FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga kinerja bank syariah dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53%, sedang bank konvensional hanya 5%.

  2. Rindawati (2007) dengan judul ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional”. Penelitian ini menggunakan rasio CAR, NPM, ROA, ROE, BOPO, LDR. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hanya rasio CAR yang tidak memiliki perbedaan signifikan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional.

  3. Abustan(2009) dengan judul ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional”. Untuk periode waktu selama 2002-2008 dengan perbandingan kinerja keuangan antara Bank Syariah Mandiri dan 6 Bank umum konvensional yang diwakili Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Bank Mizuho Indonesia, BPD Sumatera Utara, BPD Kalimantan Timur, BPD DKI Jakarta dan BPD Daerah Aceh.

  Penelitian ini menggunaklan rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa dilihat dari kinerja bank secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional dimana perbankan syariah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional.

  Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, terdapat perbedaan hasil penelitian diantara ketiganya. Untuk itu penelitian ini akan kembali menganalisis perbandingan kinerja bank syariah dan konvensional untuk periode waktu terbaru yaitu 2008-2010 dengan menggunakan variabel CAR,ROA,ROE,dan LDR.

  Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

Tabel 2.3 Ringkasan Tinjauan Penilitian Terdahulu

  No Peneliti/ Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Tahun

  1 Rubitoh/ Analisis Perbandingan RORA,CAR, Hasil dari penelitian tersebut

2003 Kinerja Keuangan antara LDR,FBI, menunjukkan bahwa secara

Perbankan Syariah NNRF, hasil umum kinerja keuangan bank dengan Perbankan kredit, dan syariah lebih baik, walaupun Konvensional produktifitas ada juga kinerja bank syariah karyawan dibawah bank konvensional

  2 Rindawati/ Analisis Perbandingan CAR, BOPO, Hasil penelitian tersebut

2007 Kinerja Keuangan antara LDR, NPM, menunjukkan rasio CAR

Perbankan Syariah ROA, ROE perbankan syariah tidak dengan Perbankan berbeda secara signifikan Konvensional dengan perbankan konvensional. Rasio NPM,

  ROA, ROE, BOPO, LDR perbankan syariah berbeda signifikan dengan perbankan konvensional.

  3 Abustan/ Analisis Perbandingan CAR, Dilihat dari kinerja bank

2009 Kinerja Keuangan antara NPL,ROA, secara keseluruhan terdapat

Perbankan Syariah ROE, BOPO, perbedaan yang signifikan dengan Perbankan LDR antara kinerja perbankan Konvensional syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional dimana perbankan syariah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perbankan

2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.5.1 Kerangka Konseptual

  Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut: BANK

  Bank Konvensional

  Bank Syariah Laporan Keuangan:

  • CAR
  • ROA dan ROE
  • LDR
  • >CAR
  • ROA dan ROE
  • LDR Dibandingkan Laporan Keuangan:
  •   Kinerja Kinerja Kerangka konseptual ini merupakan gambaran perbandingan yang akan dilakukan antara bank konvensional dengan bank syariah. Pada penelitian ini bank dibedakan menjadi dua, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Penilaian kinerja ini menggunakan beberapa elemen yang terdapat di dalam laporan keuangan bank diantaranya yaitu CAR, ROA, ROE, dan LDR. Setiap variabel akan dibandingkan satu sama lain. CAR bank Konvensional akan dibandingkan dengan CAR bank Syariah, dan begitu seterusnya untuk variabel lainnnya. Sehingga akan dapat dilihat nilai dari masing-masing bank, maka nilai tersebut dibandingkan antara kedua jenis bank tersebut.

    2.5.2 Hipotesis Penelitian

      Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi ( Erlina : 2008 ). Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

      ratio, return on assets, return on equity, maupun loan to deposit ratio

      Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan baik dalam capital adequacy

      antara bank syariah dan bank konvensional H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara capital adequacy ratio bank syariah dan bank konvensional H2 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara return on assets bank syariah dan bank konvensional H3 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara return on equity rasio bank syariah dan bank konvensional H4 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara loan to deposit bank syariah dan bank konvensional

    • Tingkat signifikan yang digunakan adalah 5%.