BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

  Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan operasi sebuah organisasi. Pada akuntansi keuangan, proses akhir yang dihasilkan adalah laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan, yang informasinya ditujukan oleh pihak-pihak internal maupun eksternal. Tidak semua informasi dilaporkan dalam laporan keuangan, karena menurut FASB, beberapa informasi keuangan hanya dapat atau lebih baik disajikan melalui pelaporan keuangan. Oleh karena itu, istilah pelaporan keuangan (financial reporting) berbeda dengan laporan keuangan (financial statements).

  Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

  Menurut PSAK No. 2 (2009), laporan keuangan adalah : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara, laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, di samping itu juga segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga.

  2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

  Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009) PSAK No. 1 paragraf 10 : Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

  (a) aset; (b) liabilitas; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan (f) arus kas.

  Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

  2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan Lengkap

  Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: (a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;

  (b) laporan laba rugi komprehensif selama periode (c) laporan perubahan ekuitas selama periode; (d) laporan arus kas selama periode; (e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan (f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam pernyataan ini.

2.1.2 Laba Bersih

2.1.2.1 Pengertian Laba

  Laba bersih (net income atau earning) dapat diartikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Laba merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian). Laba dapat didefinisikan sebagai kenaikan atau peningkatan kesejahteraan. Pengukuran laba merupakan informasi penting yang menunjukkan prestasi perusahaan dan informasi yang berguna sebagai dasar pembagian laba, kebijakan investasi, dan pembagian hasil.

  SFAC nomor 8 menyatakan bahwa informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba, menaksir resiko dalam meminjam atau investasi. Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran presensi, hasil usaha, laba dan posisi keuangan. Pengukuran laba penting untuk menentukan prestasi perusahaan dan sebagai informasi bagi pembagian dividen dan penentuan kebijakan investasi.

  Penghitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.

  Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan probabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan (Kieso dan Weygandt, 2004: 149).

  Menentukan keputusan investasi, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Untuk itu perusahaan harus mampu memaksimalkan laba.

  Sasaran pertama perusahaan yang sering dinyatakan adalah memaksimumkan laba atau keuntungan (Rahardjo, 2007: 8).

2.1.2.2 Tujuan Pelaporan Laba

  Tanpa memperhatikan masalah-masalah yang muncul atas keunggulan dan kelemahan laba akuntansi, informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk (Anis Chariri dan Imam, 2007) :

  1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return

  on invested capital).

  2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.

  3. Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak.

  4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.

  5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.

  6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

  7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.

  8. Sebagai dasar pembagian dividen.

  Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005), laba akuntansi yakni laba kotor dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi manajer dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor dan laba bersih.

  Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.

  Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen.

2.1.3 Free cash flow ( FCW )

  Free cash flow adalah kelebihan arus kas yang diperlukan dalam mendanai

  semua proyek yang dimiliki net present value positif setelah dikurangi biaya modal yang relevan (Jessen, 1986). Free cash flow menggambarkan kepada investor bahwa deviden yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar strategi menyiasati asar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan. Sementara bagi perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran modal, free cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan dimasa depan atau tidak. Pasar akan bereaksi jika melihat ada free cash flow yang dapat meningkatkan harapan mereka untuk mendapatkan deviden di masa depan.

  Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang

  dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap (Rose et al, 2003:03). Suatu saat perusahaan telah membayar seluruh beban operasinya, telah melakukan investasi, dan sisa dari kas yang ada siap untuk didistribusikan kepada kredior dan pemegang saham, kas inilah yang disebut sebagai free cash flow (Keown, 2000). Kas tersebut biasanya akan menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham.

  Free cash flow yang besar akan mengarah kepada perilaku manajer yang salah dan keputasan yang buruk yang bukan untuk kepentingan pemegang saham.

  Dengan kata lain, para manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku opurtunistik yang lain karena mereka menerima manfaat yang penuh dari kegiaatan tersebut tetapi kurang mau menanggung resiko dari biaya yang dikeluarkan.

  Dengan adanya utang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan

  

free cash flow yang berlebihan oleh manajer. Selain itu pemegang saham juga

  akan menikmati kontrol yang lebih atas tim manejemennya, misalnya, jika perusahaan menerbitkan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk membeli kembali saham yang terutang maka manajemen wajib membayar tunai untuk menutupi utang ini, secara simultan mengurangi jumlah arus kas yang ada pada menejemen untuk dipermainkan. Dengan adanya utang ini manejemen akan bekerja lebih efisien agar tidak terjadi kegagalan keuangan sehingga mengurangi biaya agensi arus kas bebas. Hal ini sesuai dengan teori arus kas bebas struktur modal (Keown et al, 2000).

  Perusahaan yang mempunyai IOS rendah dalam hubungannya dengan free

  cash flow yang tinggi akan meningkatkan utang. Hal ini berarti bahwa perusahaan

  tidak mempunyai kesempatan untuk bertumbuh sehingga manajer tidak mempunyai kesempatan untuk berinvestasi. Manajer cenderung akan berlaku oportunistik dengan tujuan untuk memuaskan kepentingan pribadinya. Dengan meningkatnya utang menejer harus menyisihkan dana yang lebih besar untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya secara periodik sehingga dana yang tersisa menjadi kecil. Hal ini dapat mengurangi kontrol menejer terhadap aliran kas perusahaan.

2.1.4 Laporan Arus Kas

2.1.4.1 Pengertian Laporan Arus Kas

  Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan selama periode akuntansi tertentu, Ikatan Akuntan Indonesia (2009) PSAK No.2. Dalam SFAS No.

  95 diperbolehkan adanya format penyajian laporan operasi perusahaan pada laporan operasi perusahaan pada laporan arus kas yaitu penyajian dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan pokok, di samping neraca dan laporan laba rugi. Jadi, untuk pelaporan kepada pihak di luar perusahaan, laporan ini wajib dibuat.

2.1.4.2 Manfaat Laporan Arus Kas

  Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberi informasi tentang perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam menghadapi keadaan dan peluang. Di samping itu, arus kas dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas sehingga memungkinkan pemakai laporan keuangan mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan. Laporan arus kas pada dasarnya mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode tertentu.

  Penyusunan laporan arus kas sangat bermanfaat bagi pihak intern maupun pihak ekstern sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:2.1) berikut ini :

  Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Disamping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

  Adanya informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, maka manajer perusahaan dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan kas. Penganalisaan juga dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan dengan membandingkan perubahan kas pada laporan keuangan dalam dua periode atau lebih.

  Laporan arus kas perusahaan juga dapat berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan para pemakai laporan arus kas perlu melakukan evaluasi terhadap apa saja yang menjadi sumber- sumber dari penerimaan kas, apa saja yang merupakan pengeluaran kegiatan operasi, investasi dan pendanaan untuk setiap periode. Laporan sumber-sumber dan penggunaan kas merupakan cara untuk mengetahui perubahan neto dari aliran dana kas antara dua titik waktu. Dua titik waktu tersebut berupa tanggal penyusunan laporan keuangan pada awal dan akhir periode yang akan dianalisa.

  Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi laporan arus kas bermanfaat untuk: a. Memberikan umpan balik dari kas arus kas yang aktual.

  b. Membantu mengenal hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas.

  c. Memberikan informasi tentang kualitas laba. d. Memperbaiki komparabilitinya informasi dari laporan keuangan.

  e. Membantu menilai fleksibilitas dan likuiditas.

  f. Membantu meramalkan arus kas dimasa yang akan datang.

2.1.4.3 Tujuan Laporan Arus Kas

  Informasi tentang laporan arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan arus keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

  Melihat keadaan dan kebutuhan negara Indonesia dan dengan tujuan untuk mendorong semakin terciptanya transparansi yang bisa dimengerti dan memiliki standar yang sama dengan negara-negara lain, maka IAI melakukan harmonisasi dengan standar keuangan internasional, dimana nantinya semua negara akan berpedoman pada standar ini untuk semakin mendorong transparansi laporan keuangan dan bisa dimengerti oleh semua pihak. Maka oleh Komite Ikatan Akuntansi Indonesia dengan penelitian yang bertahun-tahun yang telah dilakukan mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai laporan.

  Maka tujuan laporan arus kas ini dibuat adalah untuk sebagai memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas entitas selama suatu periode dan untuk melaporkan kegiatan operasi, investasi, . dan pembiayaan suatu entitas selama periode berjalan

  Menurut SFAS No.95 (FASB, 1987) tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam satu periode. Sedangkan tujuan laporan arus menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) PSAK No.2 adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.

  Menurut Hendriksen (2000) menjelaskan tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah : Menyediakan informasi yang diasumsikan akan (1) membantu para investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang mungkin didistribusikan pada waktu yang akan datang dalam bentuk bunga dan dalam bentuk distribusi likuidasi atau pembayaran kembali pokok dan (2) membantu dalam mengevaluasikan risiko. Bedasarkan beberapa pendapat yang ada diatas dapat diketahui bahwa tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas suatu kesatuan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar kas mengenai aktivitas operasi, investasi dan pendanaannya.

  2.1.4.4 Konsep Laporan Arus Kas

  Laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan setara kas. Ada istilah kas dan setara kas yang perlu dijelaskan. Kas terdiri dari saldo kas dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

  Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas tersebut akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan menilai pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan serta terhadap jumlah kas dan setara kas.

  2.1.4.5 Klasifikasi Laporan Arus Kas

  Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

  Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.

  Suatu transaksi tunggal dapat meliputi beberapa arus kas yang diklasifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas. Misalnya, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka unsur bunga dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan unsur pokok pinjaman diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

  Ikatan Akuntan Indonesia (revisi 2009) PSAK No.2 membuat klasifikasi laporan arus kas yang terdiri dari tiga aktivitas :

a. Aktivitas Operasi

  Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi tentang unsur tertentu arus kas historis, bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

  Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :

  1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa; 2.

  Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain;

  3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; 4.

  Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan; 5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain; 6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; dan

  7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing).

  Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi. Arus kas yang terkait dengan transaksi tersebut marupakan arus kas dari aktivitas inveatsi. Akan tetapi, pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh aset yang dimiliki untuk dijual adalah arus kas dari aktivitas operasi.

  Penerimaan kas dari rental dan penjualan asset tersebut diakui sebagai arus kas dari aktivitas operasi.

  Entitas dapat memiliki efek dan pinjaman yang diberikan (securities and loans) untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, yang dalam hal ini dapat dipersamakan dengan persediaan yang khusus dibeli untuk dijual kembali. Oleh karena itu, arus kas yang berasal dari pembelian dan diperdagangkan tersebut diklasifikasikan sebagai aktiviats operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan, pada umumnya diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan lembaga keuangan tersebut.

b. Aktivitas Investasi

  Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting karena kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

  1. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri;

  2. Penerimaan kas dari penjualan asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain;

  3. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen akuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan) 4. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas lain dan kepemilikan ventura bersama

  (selain penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimilki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan) 5. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain

  (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

  6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

7. Pembayaran kas sehubungan dengan kontrak future,

  forward, opsi dan swap, kecuali jika kontrak tersebut

  dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan , atau jika pembayaran tersebut diklasifiksikan sebagai aktivitas pendanaan; dan

  8. Penerimaan kas dari kontrak future, forward, opsi dan swap, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

  Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk lindung nilai posisi arus kas terindentifkasi, maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus kas dari posisi yang dilindungi nilainya.

c. Aktivitas Pendanaan

  Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :

  a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen modal lain b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas; c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain; d. Pelunasan pinjaman;

  e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.

2.1.5 Arus Kas Masa Depan

  2.1.5.1 Pengertian Arus Kas Masa Depan

  Menurut Stice dan Skousen (2004: 28) arus kas operasi masa depan adalah arus kas operasi perusahaan di masa yang akan datang atau di periode berikutnya yang diharapkan mampu berkembang dengan baik sesuai dengan prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Kreditor berharap agar bunga dan pokok pinjamannya dibayar dengan uang kas di masa depan.

  PSAK No. 2 paragraf 4 (IAI 2009) menyatakan bahwa: Arus kas operasi masa depan adalah indikator arus kas yang paling baik dalam menilai kemampuan perusahaan di periode yang akan datang yang dibuat melalui prediksi pada tahun sebelumnya, misalnya menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

  Berdasarkan pengertian diatas, arus kas operasi masa depan adalah keadaan arus kas operasi suatu perusahaan pada suatu periode yang merupakan realisasi dari usaha masa lalu yang sebelumnya telah diprediksi dengan menggunakan data-data historis.

  2.1.5.2 Proyeksi Arus Kas Masa Depan Proyeksi arus kas dapat melindungi jalannya sebuah perusahaan.

  Tujuan utama dari ramalan kas (terutama dalam jangka pendek) ialah untuk melihat bagaimana uang tunai itu bergerak, jika perusahaan sudah bekerja sebagaimana direncanakan. Proyeksi arus kas memetakan berapa jumlah uang yang diharapkan diterima oleh perusahaan dan untuk pembayaran seluruh kegiatan perusahaan untuk setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari. Proyeksi arus kas yang disiapkan dengan baik memungkinkan kita memplotkan posisi arus kas yang diantisipasi dari waktu ke waktu.

  Suatu proyeksi arus kas disusun melalui proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang akan datang selama interval waktu tertentu, yang melibatkan waktu dan jumlah uang masuk dan uang keluar yang diperkirakan akan terjadi selama waktu tertentu. Secara garis besar, proyeksi aliran kas ini didasarkan atas arus kas yang terdapat pada laporan arus kas periode sebelumnya, dan juga dengan didasarkan pada nilai laba pada laporan laba rugi periode sebelumnya, atau bisa juga dengan menurunkan jumlah-jumlah proyeksi yang telah didapat secara langsung dari proyeksi laba pada laporan laba rugi.

  Proyeksi arus kas ini juga dapat membantu seorang manajer keuangan untuk mendapatkan gambaran mengenai saat dari aliran kas masuk yang diharapkan dan aliran kas keluar untuk periode yang akan datang. Estimasi atas aliran kas membantu manajer keuangan untuk menentukan jumlah dana yang diperlukan pada keadaan yang paling buruk. Dengan adanya proyeksi arus kas maka akan membantu mengantisipasi kekurangan dana dengan segera, sehingga bisa cepat diatasi dan akan mencegah perusahaan dari krisis arus kas.

  Namun begitu, seringkali terjadi adanya kecenderungan untuk mempercayai sepenuhnya proyeksi arus kas, hanya karena proyeksi arus kas ini diungkapkan dalam bentuk angka. Ditekankan bahwa, proyeksi arus kas hanya merupakan suatu estimasi arus kas masa yang akan datang, dan hal ini tergantung kepada sampai seberapa jauh berhati-hatinya kita menyiapkan proyeksi dan berapa mudah arus kas berubah yang diakibatkan oleh karena sifat dunia usaha. Arus kas yang sesungguhnya akan menyimpang lebih banyak ataupun sedikit dari yang diramalkan semula.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Penelitian yang berkenaan dengan analisis metode arus kas telah banyak dilakukan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Berikut beberapa penelitian terdahulu : 1.

  Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2010) dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Seluruh variabel secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba 1 (satu) tahun ke depan kecuali variabel perubahan laba.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Musfid (2010) dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Komponen arus kas operasi, investasi, dan pendanaan masing-masing terbukti berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap laba dan Laba berpengaruh dalam memprediksi laba masa yang akan datang.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi (2006) dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Earnings lebih baik dalam memprediksi earnings di masa depan dibandingkan arus kas dalam memprediksi earnings, Arus kas lebih baik dalam memprediksi arus kas di masa depan dibandingkan earnings dalam memprediksi arus kas, dan Arus kas memberikan prediksi inkramental terhadap arus kas.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Dahler dan Febrianto (2006) dengan hasil dari penelitian ini menunjukakan bahwa Arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998) munjukakan bahwa Prediktor laba memberikan pengaruh yang besar dibanding dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas tahun kedepan.

TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Nama Peneliti dan Tahun No. Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Penelitian

  1. Zeffri Setiawan Kemampuan Variabel Seluruh variabel independen: (2010) Informasi secara parsial

  Keuangan dalam berpengaruh

  • Mempediksi terhadap perubahan

  Perubahan Laba laba 1 tahun ke dan Perubahan depan kecuali Variabel

  Arus Kas di variabel perubahan dependen: Masa Mendatang laba

  • Laba masa pada Perusahaan depan

  Manufaktur Industri Barang

  • Arus kas Konsumsi yang masa

  Terdaftar di depan Bursa Efek

  Indonesia

  2. Musfid Adi Kemampuan Variabel Komponen arus kas

  • independen: operasi, investasi

  As’ad (2010) Informasi dan pendanaan Komponen Arus

  • Arus Kas masing-masing

  Kas dan Laba terbukti

  • Laba dalam berpengaruh dalam

  Memprediksi memprediksi arus Arus Kas Masa kas masa depan

  Variabel namun pengujian Depan dependen: arus kas secara bersamaan tidak

  • Arus kas berpengaruh masa depan terhadap laba
  • dalam memprediksi laba masa yang akan datang 3.
  • Robby Cahyadi Kemampuan Variabel Earnings lebih baik independen: dalam memprediksi

  Laba berpengaruh

  (2006) Earnings dan

  earnings di masa

  • Earnings - Arus Kas Variabel dependen:
  • Arus kas masa depan depan dibandingkan arus kas dalam memprediksi
  • Arus kas lebih baik dalam memprediksi arus kas di masa depan dibandingkan

  • Arus kas memberikan kemampuan prediksi inkramental terhadap arus kas
  • Earnings - Arus Kas Variabel dependen:
  • Arus kas masa depan

  Variabel independen:

  Arus Kas Masa Depan

  Arus Kas Dalam Memprediksi

  Prediktif Earnings Dan

  (1998) Kemampuan

  5. Parawiyati dan Zaki Baridwan

  Arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan,

  Variabel independen:

  Memprediksi Arus Kas Masa Depan

  Kemampuan Prediktif Earnings Dan Arus Kas Dalam

  4. Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto(2006)

  memprediksi arus kas

  earnings dalam

  earnings

  Jakata)

  Terdaftar di Bursa Efek

  Perusahaan Manufaktur yang

  Datang (Studi Empiris pada

  Arus Kas di Masa yang Akan

  Arus Kas dalam Memprediksi

  Menunjukkan prediktor laba memberikan pengaruh yang besar dibanding dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas satu tahun kedepan

  • Earnings - Arus Kas Variabel dependen:
  • Arus kas masa depan

2.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah kesimpulan yang bersifat sementara dari tinjauan teoritis yang mencerminkan hubungan antar variabel yang sedang diteliti.

  Menurut Sugiyono (2004 : 49) kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

  Laporan arus kas (cash flow statement) merupakan laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Sehingga informasi dalam laporan arus kas membantu para pemodal, kreditor, dan pihak-pihak lainnya dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan perusahaan.

  Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Selain itu, informasi arus kas juga dapat digunakan untuk meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa berbeda.

  Informasi tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang (PSAK No. 25).

  Untuk menilai arus kas masa depan suatu perusahaan dapat diprediksi dari seberapa besar laba bersih, free cash flow dan arus kas operasi perusahaan tersebut. Laba akrual didasarkan pada dua prinsip akuntansi, yakni pengakuan pendapatan dan prinsip penandingan. Prinsip pengakuan pendapatan meminta perusahaan untuk mengakui pendapatan ketika telah melaksanakan semua atau satu bagian substansial dari jasa-jasa yang harus diberikan dan penerimaan kas dari transaksi tersebut adalah pasti. Prinsip penandingan meminta perusahaan untuk mengakui semua biaya yang terkait dengan pendapatan dalam periode yang sama di mana pendapatan diakui. Karena proses akrual dianggap mengurangi masalah waktu dan masalah penandingan yang melekat di arus kas, maka diyakini bahwa laba lebih tepat menggambarkan kinerja perusahaan (Dechow, 1995 dalam Supriyadi, 1999). Saat ini penelitian dalam kegunaan laba untuk keputusan investasi didasarkan pada hipotesis bahwa laba merupakan proksi arus kas masa depan perusahaan (Beaver, 1968; Ball dan Brown 1968; Easton 1985 dalam Supriyadi, 1999).

  Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya, hal ini menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan angka laba lainnya. Semakin detail perhitungan suatu angka laba, maka semakin banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga semakin rendah kualitas laba.

  Barth et al. (2001) dalam hasil penelitiannya yang menguji kemampuan prediksi laba agregat tahun berjalan dan masa lalu untuk arus kas periode selanjutnya mengungkapkan bahwa laba tahun berjalan adalah signifikan dalam memprediksi arus kas satu tahun ke depan. Hasilnya juga mengungkapkan bahwa

  

lags of earnings adalah signifikan dalam memprediksi arus kas periode

berikutnya.

  Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang

  dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap (Rose et al, 2003:03). bagi perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran modal, free cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan dimasa depan atau tidak. Pasar akan bereaksi jika melihat ada free cash flow yang dapat meningkatkan harapan mereka untuk mendapatkan deviden di masa depan.

  Penelitian ini berkonsentrasi pada teknik untuk memprediksi arus kas masa depan. Komponen laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi penting karena secara bersama-sama ketiga prediktor tersebut dapat digunakan dalam memprediksi arus kas masa depan. Prediksi arus kas suatu perusahaan adalah variabel dependen yang penting untuk dipelajari karena dapat digunakan sebagai pengambil keputusan ekonomi dan pemakai laporan keuangan. Hal ini dapat

  :

  digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut

  1 Laba Bersih (X )

  2 Arus Kas Bebas (X ) Arus Kas Masa Depan (Y)

  3 Arus Kas Operasi (X ) Diagram Kerangka Konseptual Gambar 2.1

2.4 Hipotesis Penelitian

  Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : laba bersih, free cash

  

flow (arus kas bebas), dan arus kas operasi berpengaruh terhadap memprediksi

arus kas masa depan baik secara parsial maupun simultan.

Dokumen yang terkait

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 70 97

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Total Arus Kas Dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Jasa Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8 38 80

Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 85 97

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property, Real Estate dan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 70 101

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 39 101

Analisis Hubungan Antara Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

5 53 80

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laba Akuntansi 2.1.1 Pengertian Laba akuntansi - Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15