Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

KEMAMPUAN LABA BERSIH, FREE CASH FLOW, DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN JASA PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

OLEH :

JOEL ABRAM TARIGAN

0 8 0 5 0 3 2 3 7

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul, “Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia " adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2013 Yang Membuat Pernyataan

JOEL ABRAM TARIGAN


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, petunjuk, dan saran dari semua pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada :

1. Bapa

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Drs. Idhar Yahya, M.B.A., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs.Arifin Akhmad, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembaca dan Penilai yang telah membantu saya untuk memberikan penilaian terhadap hasil skripsi saya ini.

6. Kedua orang tua penulis, Drs. Suabesi Tarigan dan Dra. Rusmina Sinaga, semua saudara-saudaraku terkasih, kekasih hati Githa, dan teman-teman lainnya yang senantiasa melimpahkan kasih sayangnya dan selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, 2013

Peneliti,

JOEL ABRAM TARIGAN 080503237


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa kemampuan laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas masa depan. Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini adalah laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi. Variabel dependen yang diuji dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga tahun 2011.

Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal dengan metode pengambilan sampel yaitu metode purposive sampling. Dari 24 anggota populasi perusahaan jasa pariwisata, diperoleh 10 perusahaan sampel sebagai objek penelitian selama 4 tahun pengamatan dengan total 40 unit analisis. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dan kemudian uji F dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi berpengaruh signifikan memprediksi arus kas masa depan. Hipotesis yang menyatakan bahwa arus kas operasi dan free cash flow berpengaruh secara parsial terhadap Arus kas masa depan diterima. Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh secara parsial terhadap Arus kas masa depan tidak dapat diterima, karena berpengaruh secara signifikan negatif terhadap Arus kas masa depan.

Kata Kunci : Laba Bersih, Free Cash Flow, Arus Kas Operasi Arus Kas Masa Depan, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji F, Uji t.


(6)

ABSTRACT

This study aims to examine the ability of net income, free cash flow, and operating cash in predicting future cash flow. Independent variabels tested in this study is net income, free cash flow, and operating cash flow. The dependent variabels tested in this study is the future cash flows. The research was conducted on tourism services company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2007 until 2011.

This type of research is a casual associative sampling method is purposive sampling method. Of the 24 members of the population services company, acquired 10 companies sampled as the research object od observation for 4 years with a total of 40 unit of analysis. The data used is external data analysis done first is the classical assumption and hypothesis test. Hypotheses were tested using multiple linear regression analysis, and then the F test and t test.

The result shows that the net income, free cash flow and operating cash flow significantly predict future cash flows. The hypothesis that operating cash flow and free cash flow partial effect on future cash flows received. While the hypothesis that net profit partial effect on future cash flows can not be accepted, because the effect was significantly negative future cash flows.

Keywords : Net Income, Free Cash Flow, Operating Cash Flow Cash Flow Future, Regression Analysis, F test, t test.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1 Laporan Keuangan ... 7

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 7

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 8

2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan Lengkap ... 8

2.1.2 Laba Bersih ... 9

2.1.2.1 Pengertian Laba ... 9

2.1.2.2 Tujuan Pelaporan Laba ... 11

2.1.3 Free Cash Flow ... 12

2.1.4 Laporan Arus Kas ... 14

2.1.4.1 Pengertian Laporan Arus Kas ... 14

2.1.4.2 Manfaat Laporan Arus Kas ... 15

2.1.4.3 Tujuan Laporan Arus Kas ... 17

2.1.4.4 Konsep Laporan Arus Kas ... 19

2.1.4.5 Klasifikasi Laporan Arus Kas ... 19

2.1.5 Arus Kas Masa Depan ... 25

2.1.5.1 Pengertian Arus Kas Masa Depan ... 25

2.1.5.2 Proyeksi Arus Kas Masa Depan ... 26

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Konseptual ... 31


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.6 Tekhnik Analisis dan Uji Hipotesis ... 43

3.6.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 43

3.6.2 Statistik Deskriptif ... 45

3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 45

3.6.4 Pengujian Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian ... 52

4.2 Analisis DataHasil Penelitian ... 53

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 53

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 55

4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 55

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 57

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 58

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 60

4.2.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 61

4.3 Pengujian Hipotesis ... 62

4.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 62

4.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 64

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 72

5.3 Saran ... 72


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Proses Pemilihan Sampel Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian ... 38

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ... 43

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 57

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 58

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas... 58

Tabel 4.4 Uji Durbin Watson ... 60

Tabel 4.5 Hasil Analisis regresi ... 61

Tabel 4.6 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 63


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 34

Gambar 4.1 Grafik Histogram... 55

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 56


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi Dan Proses Pemilihan Sampel Penelitian Tahun

2012 ... 77

Lampiran 2 Daftar Perusahaan Sampel Berdasarkan Kriteria ... 78

Lampiran 3 Tabulasi Data Variabel Penelitian ... 79


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa kemampuan laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas masa depan. Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini adalah laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi. Variabel dependen yang diuji dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga tahun 2011.

Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal dengan metode pengambilan sampel yaitu metode purposive sampling. Dari 24 anggota populasi perusahaan jasa pariwisata, diperoleh 10 perusahaan sampel sebagai objek penelitian selama 4 tahun pengamatan dengan total 40 unit analisis. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dan kemudian uji F dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi berpengaruh signifikan memprediksi arus kas masa depan. Hipotesis yang menyatakan bahwa arus kas operasi dan free cash flow berpengaruh secara parsial terhadap Arus kas masa depan diterima. Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh secara parsial terhadap Arus kas masa depan tidak dapat diterima, karena berpengaruh secara signifikan negatif terhadap Arus kas masa depan.

Kata Kunci : Laba Bersih, Free Cash Flow, Arus Kas Operasi Arus Kas Masa Depan, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji F, Uji t.


(13)

ABSTRACT

This study aims to examine the ability of net income, free cash flow, and operating cash in predicting future cash flow. Independent variabels tested in this study is net income, free cash flow, and operating cash flow. The dependent variabels tested in this study is the future cash flows. The research was conducted on tourism services company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2007 until 2011.

This type of research is a casual associative sampling method is purposive sampling method. Of the 24 members of the population services company, acquired 10 companies sampled as the research object od observation for 4 years with a total of 40 unit of analysis. The data used is external data analysis done first is the classical assumption and hypothesis test. Hypotheses were tested using multiple linear regression analysis, and then the F test and t test.

The result shows that the net income, free cash flow and operating cash flow significantly predict future cash flows. The hypothesis that operating cash flow and free cash flow partial effect on future cash flows received. While the hypothesis that net profit partial effect on future cash flows can not be accepted, because the effect was significantly negative future cash flows.

Keywords : Net Income, Free Cash Flow, Operating Cash Flow Cash Flow Future, Regression Analysis, F test, t test.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) dengan lebih baik jika mereka mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, laba, perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas perusahaan. Salah satu hal yang penting dalam penilaian prestasi perusahaan adalah kondisi keuangannya.

Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat melalui kinerja keuangannya dari tahun ke tahun. Penilaian kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang berguna bagi perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang serta merupakan persoalan yang kompleks dan sulit karena menyangkut masalah efektifitas, pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan.

Menurut PSAK No. 2 (2009), informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna untuk : (1) Mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan memengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. (2) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. (3) Meneliti kecermatan dari


(15)

taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya, laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987 melalui SFAS No. 95. Di Indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai pada tahun 1994 dengan adanya PSAK No. 2 yang menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

Arus kas adalah konsep baru. Hingga abad ke 18 arus kas menjadi sistem pelaporan utama. Ada sedikit pentingnya melekat pada pengalokasian akuntansi dan penghitungan profit sejak transaksi-transaksi dilakukan dan dicatat dalam hal tunai. Konsep dari arus kas sering disalahartikan dan disalahgunakan karena beragam terminologi dan banyaknya pengertian yang berhubungan. Sampai standardnya dikembangkan, pengertiannya harus tetap dimasukkan ketika menggunakan arus kas. Arus kas dari aktivitas operasi adalah fokus analisis yang terpenting. Dari aktivitas operasi arus kas merupakan jumlah bersih kas yang didapatkan atau rugi selama aktivitas dari operasi dalam satu periode akuntansi.

Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 menyatakan


(16)

investor sekarang, investor potensial, kreditor dan pengguna lain dalam menilai jumlah, waktu, ketidakpastian prospek penerimaan kas dari deviden atau bunga dan pendapatan dari penjualan, pelunasan dari sekuritas atau hutang (FASB, 1978). Sedangkan Ikatan Akuntan Indonesia (2009) dalam PSAK NO.2 menjelaskan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan informasi kepada para pengguna untuk membuat keputusan sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing. Dengan semakin pentingnya laporan keuangan perusahaan bagi para pengguna, maka laporan tersebut dituntut untuk dapat mencerminkan kondisi prospek masa depan perusahaan. Bagi investor, informasi dalam laporan keuangan digunakan untuk menentukan berapa besar tingkat resiko dan expected return sebelum ia membuat keputusan investasi. Semakin pentingnya informasi dalam laporan keuangan, membuat banyak peneliti tertarik untuk menguji kandungan informasi dalam laporan keuangan.

Peneliti-peneliti terdahulu telah menghasilkan penelitian yang relative sama, namun hasil yang diperoleh terbatas pada berbagai macam kriteria yang tidak seluruhnya dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan mulai dari perusahaan besar, menengah dan kecil. Penelitian yang dilakukan Parawiyati dan


(17)

Zaki Baridwan (1998), menunjukkan prediktor laba memberikan pengaruh yang besar dibanding dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas satu tahun kedepan. Selain itu penelitian yang lain oleh Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto (2006) menunjukkan bahwa kemampuan arus kas operasi tahun berjalan yang lebih baik dibandingkan dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk menguji kembali laba bersih, arus kas operasi dan deviden dalam memprediksi arus kas masa depan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa sektor pariwisata yang terdiri dari

restaurant, hotel, and tourism yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

periode 2007 sampai dengan 2010. Alasan peneliti memilih jenis perusahaan ini karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang cukup berkembang dan tidak akan lekang seiring dengan berjalannya waktu. Pada saat ini, Indonesia juga sedang meningkatkan kondisi pariwisata yang berbasis domestik dan internasional, sehingga keberadaan restoran, hotel, dan kepariwisataan sangat diperlukan untuk mendukung kondisi ini. Tentu saja untuk meningkatkan kondisi pariwisata yang lebih baik, maka perlu diperhitungkan arus kas masa depannya untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik di kemudian hari. Oleh karena itu, maka penulis akan membahas lebih lanjut penelitian yang berjudul : “Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(18)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan beberapa hasil penelitian sebelumnya peneliti ingin mendapatkan bukti empiris terbaru tentang : Apakah laba bersih,

free cash flow (arus kas bebas), dan arus kas operasi berpengaruh terhadap

memprediksi arus kas masa depan baik secara parsial maupun simultan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melakukan pengujian mengenai laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi untuk memprediksi arus kas masa depan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu, bagi :

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan wahana pengaplikasian ilmu yang telah peneliti peroleh di bangku kuliah sekaligus sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(19)

Hasil penelitian ini juga dapat membantu perusahaan dalam hal penyajian laporan arus kas. Laporan arus kas juga dapat melaporkan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi perusahaan tersebut.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini juga dapat digunakan bagi peneliti lain untuk mengembangkan teori atau penelitian lain khususnya manfaat metode pelaporan arus kas.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan operasi sebuah organisasi. Pada akuntansi keuangan, proses akhir yang dihasilkan adalah laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan, yang informasinya ditujukan oleh pihak-pihak internal maupun eksternal. Tidak semua informasi dilaporkan dalam laporan keuangan, karena menurut FASB, beberapa informasi keuangan hanya dapat atau lebih baik disajikan melalui pelaporan keuangan. Oleh karena itu, istilah pelaporan keuangan (financial reporting) berbeda dengan laporan keuangan (financial statements).

Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Menurut PSAK No. 2 (2009), laporan keuangan adalah :

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara, laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, di samping itu juga segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga.


(21)

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009) PSAK No. 1 paragraf 10 :

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

(a) aset; (b) liabilitas; (c) ekuitas;

(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan

(f) arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:


(22)

(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode

(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;

(d) laporan arus kas selama periode;

(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan

(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam pernyataan ini.

2.1.2 Laba Bersih

2.1.2.1 Pengertian Laba

Laba bersih (net income atau earning) dapat diartikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Laba merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian). Laba dapat didefinisikan sebagai kenaikan atau peningkatan kesejahteraan. Pengukuran laba merupakan informasi penting yang menunjukkan prestasi perusahaan dan informasi yang berguna sebagai dasar pembagian laba, kebijakan investasi, dan pembagian hasil.


(23)

SFAC nomor 8 menyatakan bahwa informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba, menaksir resiko dalam meminjam atau investasi. Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran presensi, hasil usaha, laba dan posisi keuangan. Pengukuran laba penting untuk menentukan prestasi perusahaan dan sebagai informasi bagi pembagian dividen dan penentuan kebijakan investasi.

Penghitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan probabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan (Kieso dan Weygandt, 2004: 149).

Menentukan keputusan investasi, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Untuk itu perusahaan harus mampu memaksimalkan laba. Sasaran pertama perusahaan yang sering dinyatakan adalah memaksimumkan laba atau keuntungan (Rahardjo, 2007: 8).


(24)

2.1.2.2 Tujuan Pelaporan Laba

Tanpa memperhatikan masalah-masalah yang muncul atas keunggulan dan kelemahan laba akuntansi, informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk (Anis Chariri dan Imam, 2007) :

1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return oninvested capital).

2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.

3. Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak.

4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.

6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.

8. Sebagai dasar pembagian dividen.

Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005), laba akuntansi yakni laba kotor dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi manajer dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor dan laba bersih.


(25)

Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang

dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.

Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen.

2.1.3 Free cash flow ( FCW )

Free cash flow adalah kelebihan arus kas yang diperlukan dalam mendanai

semua proyek yang dimiliki net present value positif setelah dikurangi biaya modal yang relevan (Jessen, 1986). Free cash flow menggambarkan kepada

investor bahwa deviden yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar strategi menyiasati asar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan. Sementara bagi perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran modal, free cash flow akan

mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan dimasa depan atau tidak. Pasar akan bereaksi jika melihat ada free cash flow yang dapat meningkatkan harapan mereka untuk


(26)

Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang

dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap (Rose et al, 2003:03). Suatu saat perusahaan telah membayar seluruh beban operasinya, telah melakukan investasi, dan sisa dari kas yang ada siap untuk didistribusikan kepada kredior dan pemegang saham, kas inilah yang disebut sebagai free cash flow (Keown, 2000).

Kas tersebut biasanya akan menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham.

Free cash flow yang besar akan mengarah kepada perilaku manajer yang

salah dan keputasan yang buruk yang bukan untuk kepentingan pemegang saham. Dengan kata lain, para manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku opurtunistik yang lain karena mereka menerima manfaat yang penuh dari kegiaatan tersebut tetapi kurang mau menanggung resiko dari biaya yang dikeluarkan.

Dengan adanya utang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan

free cash flow yang berlebihan oleh manajer. Selain itu pemegang saham juga

akan menikmati kontrol yang lebih atas tim manejemennya, misalnya, jika perusahaan menerbitkan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk membeli kembali saham yang terutang maka manajemen wajib membayar tunai untuk menutupi utang ini, secara simultan mengurangi jumlah arus kas yang ada pada menejemen untuk dipermainkan. Dengan adanya utang ini manejemen akan bekerja lebih efisien agar tidak terjadi kegagalan keuangan sehingga mengurangi biaya agensi arus kas bebas. Hal ini sesuai dengan teori arus kas bebas struktur


(27)

modal (Keown et al, 2000).

Perusahaan yang mempunyai IOS rendah dalam hubungannya dengan free

cash flow yang tinggi akan meningkatkan utang. Hal ini berarti bahwa perusahaan

tidak mempunyai kesempatan untuk bertumbuh sehingga manajer tidak mempunyai kesempatan untuk berinvestasi. Manajer cenderung akan berlaku oportunistik dengan tujuan untuk memuaskan kepentingan pribadinya. Dengan meningkatnya utang menejer harus menyisihkan dana yang lebih besar untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya secara periodik sehingga dana yang tersisa menjadi kecil. Hal ini dapat mengurangi kontrol menejer terhadap aliran kas perusahaan.

2.1.4 Laporan Arus Kas

2.1.4.1 Pengertian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan selama periode akuntansi tertentu, Ikatan Akuntan Indonesia (2009) PSAK No.2. Dalam SFAS No. 95 diperbolehkan adanya format penyajian laporan operasi perusahaan pada laporan operasi perusahaan pada laporan arus kas yaitu penyajian dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan pokok, di samping neraca dan laporan laba rugi. Jadi, untuk pelaporan kepada pihak di luar perusahaan, laporan ini wajib dibuat.


(28)

2.1.4.2 Manfaat Laporan Arus Kas

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberi informasi tentang perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam menghadapi keadaan dan peluang. Di samping itu, arus kas dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas sehingga memungkinkan pemakai laporan keuangan mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan. Laporan arus kas pada dasarnya mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode tertentu.

Penyusunan laporan arus kas sangat bermanfaat bagi pihak intern maupun pihak ekstern sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:2.1) berikut ini :

Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Disamping itu, informasi arus kas juga berguna


(29)

untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Adanya informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, maka manajer perusahaan dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan kas. Penganalisaan juga dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan dengan membandingkan perubahan kas pada laporan keuangan dalam dua periode atau lebih.

Laporan arus kas perusahaan juga dapat berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan para pemakai laporan arus kas perlu melakukan evaluasi terhadap apa saja yang menjadi sumber-sumber dari penerimaan kas, apa saja yang merupakan pengeluaran kegiatan operasi, investasi dan pendanaan untuk setiap periode. Laporan sumber-sumber dan penggunaan kas merupakan cara untuk mengetahui perubahan neto dari aliran dana kas antara dua titik waktu. Dua titik waktu tersebut berupa tanggal penyusunan laporan keuangan pada awal dan akhir periode yang akan dianalisa.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi laporan arus kas bermanfaat untuk:

a. Memberikan umpan balik dari kas arus kas yang aktual.

b. Membantu mengenal hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas. c. Memberikan informasi tentang kualitas laba.


(30)

d. Memperbaiki komparabilitinya informasi dari laporan keuangan. e. Membantu menilai fleksibilitas dan likuiditas.

f. Membantu meramalkan arus kas dimasa yang akan datang.

2.1.4.3 Tujuan Laporan Arus Kas

Informasi tentang laporan arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan arus keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Melihat keadaan dan kebutuhan negara Indonesia dan dengan tujuan untuk mendorong semakin terciptanya transparansi yang bisa dimengerti dan memiliki standar yang sama dengan negara-negara lain, maka IAI melakukan harmonisasi dengan standar keuangan internasional, dimana nantinya semua negara akan berpedoman pada standar ini untuk semakin mendorong transparansi laporan keuangan dan bisa dimengerti oleh semua pihak. Maka oleh Komite Ikatan Akuntansi Indonesia dengan penelitian yang bertahun-tahun yang telah dilakukan mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai laporan.

Maka tujuan laporan arus kas ini dibuat adalah untuk sebagai memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas entitas


(31)

selama suatu periode dan untuk melaporkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan suatu entitas selama periode berjalan.

Menurut SFAS No.95 (FASB, 1987) tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam satu periode. Sedangkan tujuan laporan arus menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) PSAK No.2 adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing)

selama suatu periode akuntansi.

Menurut Hendriksen (2000) menjelaskan tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah :

Menyediakan informasi yang diasumsikan akan (1) membantu para investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang mungkin didistribusikan pada waktu yang akan datang dalam bentuk bunga dan dalam bentuk distribusi likuidasi atau pembayaran kembali pokok dan (2) membantu dalam mengevaluasikan risiko.

Bedasarkan beberapa pendapat yang ada diatas dapat diketahui bahwa tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas suatu kesatuan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar kas mengenai aktivitas operasi, investasi dan pendanaannya.


(32)

2.1.4.4 Konsep Laporan Arus Kas

Laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan setara kas. Ada istilah kas dan setara kas yang perlu dijelaskan. Kas terdiri dari saldo kas dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas tersebut akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan menilai pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan serta terhadap jumlah kas dan setara kas.

2.1.4.5 Klasifikasi Laporan Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga


(33)

digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.

Suatu transaksi tunggal dapat meliputi beberapa arus kas yang diklasifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas. Misalnya, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka unsur bunga dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan unsur pokok pinjaman diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Ikatan Akuntan Indonesia (revisi 2009) PSAK No.2 membuat klasifikasi laporan arus kas yang terdiri dari tiga aktivitas :

a. Aktivitas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi tentang unsur tertentu arus kas historis, bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :


(34)

1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa; 2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan

lain;

3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

4. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan; 5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi

sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain;

6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; dan

7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing).

Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi. Arus kas yang terkait dengan transaksi tersebut marupakan arus kas dari aktivitas inveatsi. Akan tetapi, pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh aset yang dimiliki untuk dijual adalah arus kas dari aktivitas operasi. Penerimaan kas dari rental dan penjualan asset tersebut diakui sebagai arus kas dari aktivitas operasi.


(35)

Entitas dapat memiliki efek dan pinjaman yang diberikan (securities and loans) untuk tujuan diperdagangkan atau

diperjualbelikan, yang dalam hal ini dapat dipersamakan dengan persediaan yang khusus dibeli untuk dijual kembali. Oleh karena itu, arus kas yang berasal dari pembelian dan diperdagangkan tersebut diklasifikasikan sebagai aktiviats operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan, pada umumnya diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan lembaga keuangan tersebut.

b. Aktivitas Investasi

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting karena kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

1. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri;

2. Penerimaan kas dari penjualan asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain;


(36)

3. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen akuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)

4. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimilki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)

5. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

7. Pembayaran kas sehubungan dengan kontrak future,

forward, opsi dan swap, kecuali jika kontrak tersebut

dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan , atau jika pembayaran tersebut diklasifiksikan sebagai aktivitas pendanaan; dan


(37)

8. Penerimaan kas dari kontrak future, forward, opsi dan swap,

kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Jika suatu kontrak dimaksudkan untuk lindung nilai posisi arus kas terindentifkasi, maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus kas dari posisi yang dilindungi nilainya.

c. Aktivitas Pendanaan

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :

a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen modal lain

b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas;

c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain; d. Pelunasan pinjaman;

e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.


(38)

2.1.5 Arus Kas Masa Depan

2.1.5.1 Pengertian Arus Kas Masa Depan

Menurut Stice dan Skousen (2004: 28) arus kas operasi masa depan adalah arus kas operasi perusahaan di masa yang akan datang atau di periode berikutnya yang diharapkan mampu berkembang dengan baik sesuai dengan prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Kreditor berharap agar bunga dan pokok pinjamannya dibayar dengan uang kas di masa depan.

PSAK No. 2 paragraf 4 (IAI 2009) menyatakan bahwa:

Arus kas operasi masa depan adalah indikator arus kas yang paling baik dalam menilai kemampuan perusahaan di periode yang akan datang yang dibuat melalui prediksi pada tahun sebelumnya, misalnya menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Berdasarkan pengertian diatas, arus kas operasi masa depan adalah keadaan arus kas operasi suatu perusahaan pada suatu periode yang merupakan realisasi dari usaha masa lalu yang sebelumnya telah diprediksi dengan menggunakan data-data historis.

2.1.5.2 Proyeksi Arus Kas Masa Depan

Proyeksi arus kas dapat melindungi jalannya sebuah perusahaan. Tujuan utama dari ramalan kas (terutama dalam jangka pendek) ialah untuk melihat bagaimana uang tunai itu bergerak, jika perusahaan sudah bekerja sebagaimana direncanakan. Proyeksi arus kas memetakan berapa jumlah uang yang diharapkan diterima oleh perusahaan dan untuk


(39)

pembayaran seluruh kegiatan perusahaan untuk setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari. Proyeksi arus kas yang disiapkan dengan baik memungkinkan kita memplotkan posisi arus kas yang diantisipasi dari waktu ke waktu.

Suatu proyeksi arus kas disusun melalui proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang akan datang selama interval waktu tertentu, yang melibatkan waktu dan jumlah uang masuk dan uang keluar yang diperkirakan akan terjadi selama waktu tertentu. Secara garis besar, proyeksi aliran kas ini didasarkan atas arus kas yang terdapat pada laporan arus kas periode sebelumnya, dan juga dengan didasarkan pada nilai laba pada laporan laba rugi periode sebelumnya, atau bisa juga dengan menurunkan jumlah-jumlah proyeksi yang telah didapat secara langsung dari proyeksi laba pada laporan laba rugi.

Proyeksi arus kas ini juga dapat membantu seorang manajer keuangan untuk mendapatkan gambaran mengenai saat dari aliran kas masuk yang diharapkan dan aliran kas keluar untuk periode yang akan datang. Estimasi atas aliran kas membantu manajer keuangan untuk menentukan jumlah dana yang diperlukan pada keadaan yang paling buruk. Dengan adanya proyeksi arus kas maka akan membantu mengantisipasi kekurangan dana dengan segera, sehingga bisa cepat diatasi dan akan mencegah perusahaan dari krisis arus kas.

Namun begitu, seringkali terjadi adanya kecenderungan untuk mempercayai sepenuhnya proyeksi arus kas, hanya karena proyeksi arus


(40)

kas ini diungkapkan dalam bentuk angka. Ditekankan bahwa, proyeksi arus kas hanya merupakan suatu estimasi arus kas masa yang akan datang, dan hal ini tergantung kepada sampai seberapa jauh berhati-hatinya kita menyiapkan proyeksi dan berapa mudah arus kas berubah yang diakibatkan oleh karena sifat dunia usaha. Arus kas yang sesungguhnya akan menyimpang lebih banyak ataupun sedikit dari yang diramalkan semula.

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkenaan dengan analisis metode arus kas telah banyak dilakukan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Berikut beberapa penelitian terdahulu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2010) dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Seluruh variabel secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba 1 (satu) tahun ke depan kecuali variabel perubahan laba.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Musfid (2010) dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Komponen arus kas operasi, investasi, dan pendanaan masing-masing terbukti berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap laba dan Laba berpengaruh dalam memprediksi laba masa yang akan datang.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi (2006) dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Earnings lebih baik dalam memprediksi earnings di masa


(41)

dalam memprediksi arus kas di masa depan dibandingkan earnings dalam

memprediksi arus kas, dan Arus kas memberikan prediksi inkramental terhadap arus kas.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Dahler dan Febrianto (2006) dengan hasil dari penelitian ini menunjukakan bahwa Arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998) munjukakan bahwa Prediktor laba memberikan pengaruh yang besar dibanding dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas tahun kedepan.


(42)

TABEL 2.1

PENELITIAN TERDAHULU

No.

Nama Peneliti dan Tahun

Penelitian Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Zeffri Setiawan (2010) Kemampuan Informasi Keuangan dalam Mempediksi Perubahan Laba dan Perubahan Arus Kas di Masa Mendatang pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel independen: - Variabel dependen: - Laba masa depan

- Arus kas masa depan Seluruh variabel secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan kecuali variabel perubahan laba

2. Musfid Adi As’ad (2010)

Kemampuan Informasi Komponen Arus

Kas dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa

Depan

Variabel independen: - Arus Kas - Laba

Variabel dependen: - Arus kas masa depan

- Komponen arus kas operasi, investasi dan pendanaan masing-masing terbukti berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan namun pengujian arus kas secara bersamaan tidak berpengaruh

terhadap laba

- Laba berpengaruh dalam memprediksi laba masa yang akan datang

3. Robby Cahyadi (2006)

Kemampuan

Earnings dan

Variabel independen:

- Earnings lebih baik dalam memprediksi


(43)

Arus Kas dalam Memprediksi

Arus Kas di Masa yang Akan

Datang (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakata) - Earnings - Arus Kas

Variabel dependen: - Arus kas masa depan depan dibandingkan arus kas dalam memprediksi earnings

- Arus kas lebih baik dalam memprediksi arus kas di masa depan

dibandingkan

earnings dalam memprediksi arus kas

- Arus kas

memberikan kemampuan prediksi inkramental terhadap arus kas 4. Yolanda Dahler

dan Rahmat Febrianto(2006)

Kemampuan Prediktif Earnings

Dan Arus Kas Dalam Memprediksi Arus

Kas Masa Depan

Variabel independen: - Earnings - Arus Kas

Variabel dependen: - Arus kas masa depan

Arus kas operasi tahun berjalan memiliki

kemampuan yang

lebih baik dibandingkan

dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan,

5. Parawiyati dan Zaki Baridwan

(1998)

Kemampuan Prediktif Earnings Dan Arus Kas Dalam

Memprediksi Arus Kas Masa

Depan

Variabel independen: - Earnings - Arus Kas

Variabel dependen: - Arus kas masa depan Menunjukkan prediktor laba memberikan pengaruh yang besar dibanding dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas satu tahun kedepan


(44)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah kesimpulan yang bersifat sementara dari tinjauan teoritis yang mencerminkan hubungan antar variabel yang sedang diteliti. Menurut Sugiyono (2004 : 49) kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Laporan arus kas (cash flow statement) merupakan laporan keuangan yang

memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Sehingga informasi dalam laporan arus kas membantu para pemodal, kreditor, dan pihak-pihak lainnya dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan perusahaan. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Selain itu, informasi arus kas juga dapat digunakan untuk meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa berbeda.

Informasi tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga


(45)

seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang (PSAK No. 25).

Untuk menilai arus kas masa depan suatu perusahaan dapat diprediksi dari seberapa besar laba bersih, free cash flow dan arus kas operasi perusahaan

tersebut. Laba akrual didasarkan pada dua prinsip akuntansi, yakni pengakuan pendapatan dan prinsip penandingan. Prinsip pengakuan pendapatan meminta perusahaan untuk mengakui pendapatan ketika telah melaksanakan semua atau satu bagian substansial dari jasa-jasa yang harus diberikan dan penerimaan kas dari transaksi tersebut adalah pasti. Prinsip penandingan meminta perusahaan untuk mengakui semua biaya yang terkait dengan pendapatan dalam periode yang sama di mana pendapatan diakui. Karena proses akrual dianggap mengurangi masalah waktu dan masalah penandingan yang melekat di arus kas, maka diyakini bahwa laba lebih tepat menggambarkan kinerja perusahaan (Dechow, 1995 dalam Supriyadi, 1999). Saat ini penelitian dalam kegunaan laba untuk keputusan investasi didasarkan pada hipotesis bahwa laba merupakan proksi arus kas masa depan perusahaan (Beaver, 1968; Ball dan Brown 1968; Easton 1985 dalam Supriyadi, 1999).

Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya, hal ini menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan angka laba lainnya. Semakin detail perhitungan suatu angka laba, maka semakin


(46)

banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga semakin rendah kualitas laba.

Barth et al. (2001) dalam hasil penelitiannya yang menguji kemampuan

prediksi laba agregat tahun berjalan dan masa lalu untuk arus kas periode selanjutnya mengungkapkan bahwa laba tahun berjalan adalah signifikan dalam memprediksi arus kas satu tahun ke depan. Hasilnya juga mengungkapkan bahwa

lags of earnings adalah signifikan dalam memprediksi arus kas periode

berikutnya.

Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang

dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap (Rose et al, 2003:03). bagi perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran modal, free cash flow akan

mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan dimasa depan atau tidak. Pasar akan bereaksi jika melihat ada free cash flow yang dapat meningkatkan harapan mereka untuk

mendapatkan deviden di masa depan.

Penelitian ini berkonsentrasi pada teknik untuk memprediksi arus kas masa depan. Komponen laba bersih, free cash flow, dan arus kas operasi penting

karena secara bersama-sama ketiga prediktor tersebut dapat digunakan dalam memprediksi arus kas masa depan. Prediksi arus kas suatu perusahaan adalah variabel dependen yang penting untuk dipelajari karena dapat digunakan sebagai pengambil keputusan ekonomi dan pemakai laporan keuangan. Hal ini dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut :


(47)

Diagram Kerangka Konseptual Gambar 2.1

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : laba bersih, free cash

flow (arus kas bebas), dan arus kas operasi berpengaruh terhadap memprediksi

arus kas masa depan baik secara parsial maupun simultan.

Laba Bersih (X1)

Arus Kas Operasi (X3)

Arus Kas Bebas (X2)

Arus Kas Masa Depan (Y)


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30) penelitian asosiatif kausal adalah “Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.”

3.2Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2008:74). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:56). Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari

populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu ( Jogiyanto, 2004:79 ). Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut :


(49)

a. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai tahun 2011 dan tidak sedang berada dalam proses

delisting pada periode tersebut.

b. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen untuk tahun buku 2007-2011.

c. Periode laporan keuangan perusahaan berakhir setiap 31 Desember. d. Perusahaan tidak mengalami laba negatif atau arus kas operasi negatif

selama tahun 2007-2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah saham perusahaan jasa yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 berjumlah 24 perusahaan


(50)

Tabel 3.1

DAFTAR POPULASI DAN PROSES PEMILIHAN SAMPEL PENELITIAN TAHUN 2012


(51)

Dari 24 populasi perusahaan jasa diatas yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011mengeluarkan laporan keuangannya yang berjumlah 10 perusahaan :

1 2 3 4

1. Anta Express Tour & Travel Service Tbk √ √ √ -

2. Bayu Buana Tbk √ √ √ √ 1

3. Bukit Uluwatu Villa Tbk - - √ -

4. Destinasi Tirta Nusantara Tbk √ - √ -

5. Eatertainment International Tbk √ - √ -

6. Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ √ 2

7. Grahamas Citrawisata Tbk √ √ √ √ 3

8. Hotel Mandarine Regency Tbk √ - √ -

9. Hotel Sahid Jaya Tbk √ √ √ -

10. Indonesian Paradise Property Tbk √ √ √ -

11. Island Concepts Indonesia Tbk √ √ √ -

12. Jakarta Int’l Hotel & Dev. Tbk √ √ √ √ 4

13. Jakarta Setiabudi International Tbk √ √ √ √ 5

14. Mas Murni Indonesia Tbk √ √ √ √ 6

15. Mas Murni Tbk (Preferred Stock) - - √ -

16. Panorama Sentrawisata Tbk √ - √ -

17. Pelita Sejahtera Abadi Tbk √ √ √ -

18. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk √ - √ -

19. Pembangunan Jaya Ancol Tbk √ √ √ √ 7

20. Pioneerindo Gourmet International Tbk √ - √ -

21. Plaza Indonesia Realty Tbk √ √ √ √ 8

22. Pudjiadi & Son Estates Tbk √ √ √ √ 9

23. Pudjiadi Prestige Limited √ √ √ -


(52)

Tabel 3.2

Daftar Nama Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode

1 Bayu Buana Tbk BAYU

2 Fast Food Indonesia Tbk FAST

3 Grahamas Citrawisata Tbk GMCW

4 Jakarta International Hotel & Dev. Tbk JIHD 5 Jakarta Setiabudi International Tbk JSPT

6 Mas Murni Indonesia Tbk MAMI

7 Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA

8 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN

9 Pudjiadi & Son Estates Tbk PNSE

10 Pusako Tarinko Tbk PSKT

3.3Jenis & Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2001 : 69). Data penelitian ini mencakup laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang diambil dari database Bursa Efek Indonesia dengan cara

mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu

www.idx.co.id.

Data yang digunakan terdiri dalam kurun waktu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Data keuangan perusahaan pada periode tersebut merupakan data


(53)

terakhir yang dapat diakses oleh peneliti, sehingga periode 2007 sampai 2011 dipilih sebagai periode pengamatan.

3.4Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka

Mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku, dan penelitian terdahulu.

b. Studi Dokumenter

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan masing- masing Bank yang diperoleh dari Website Bank Indonesia dan Website Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dengan cara melihat dokumen yang berupa laporan keuangan tahunan perusahaan jasa yang sudah terjadi yang diterbitkan oleh perusahaan dan didapat dari Bursa Efek Indonesia, Jurnal-Jurnal, dan Literatur-Literatur lainnya yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004:62), “Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset.”


(54)

Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan ( Kuncoro,2003:42 ). Pengamat akan dapat memprediksi ataupun menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian. Sedangkan variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen nantinya ( Kuncoro,2003:42 ). Variasi dalam variabel dependen merupakan hasil dari variabel independen.

a. Variabel dependen dalam penelitian ini

Arus kas operasi masa depan (t+1) sebagai arus kas dari aktivitas operasi yang dihasilkan dari efek transaksi kas yang mempengaruhi pendapatan operasi pada periode (t+1) . Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 2008-2011.

b. Variabel independen dalam penelitian ini

1. Laba bersih (X1) adalah total laba yang diperoleh dari kegiatan

perusahaan baik yang terkait maupun tidak terkait dengan aktivitas utama perusahaan. Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 2007-2010.

2. Free Cash Flow (X2) merupakan kas perusahaan yang dapat

didistribusikan kepada pemegang saham atau kreditor yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau untuk diinvestasikan pada aset


(55)

tetap (Ross et al. , 2003). Periode pengamatan yang digunakan

adalah tahun 2007-2010.

3. Arus kas operasi (X3) adalah aktivitas pengeluaran dan penerimaan

kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional perusahaan untuk satu periode akuntansi. Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 2007-2010.

Pengukuran variabel dalam penelitian : a. Arus kas operasi masa depan (Y)

Ukuran dari arus kas operasi masa depan (t+1) sebagai arus kas dari aktivitas operasi yang dihasilkan dari efek transaksi kas pada periode berjalan yang mempengaruhi pendapatan operasi pada periode (t+1).

FCF = CF0 (1+r) n

FCF : Future Cash Flow CF0 : arus kas periode 0

r : rate of return

n : jumlah periode

b. Laba Bersih (X1)

Ukuran dari laba bersih adalah total laba perusahaan baik yang terkait maupun tidak terkait dengan aktivitas utama perusahaan sampel pada periode 2007-2009. Komponen laba bersih adalah laba perusahaan


(56)

sebelum item operasi yang tidak berlanjut, item-item khusus dan pos luar biasa (Revsine et al., 2001).

c. Free Cash Flow (X2)

Ukuran dari free cash flow dihitung dengan cara :

( OCF – Capital Spending – Change in NWC )

FCF = x 100%

Total Assets

OCF = Operating Cash Flow

NWC = Modal kerja bersih perusahaan

Capital Spending = Pengeluaran modal

Adapun capital spending perusahaan merupakan selisih aktiva tetap bersih

akhir dengan aktiva tetap bersih awal, sedangkan modal kerja bersih merupakan selisih dari jumlah aset lancar dengan jumlah utang lancar.

d. Arus kas operasi (X3)

Ukuran dari arus kas operasi merupakan arus kas yang tersedia yang diperoleh dari hasil operasional perusahaan per 31 Desember.

Tabel 3.3

Definisi Operasional Variabel


(57)

Independen (X1)

Laba bersih

Total laba yang diperoleh dari kegiatan perusahaan baik yang terkait maupun tidak terkait dengan aktivitas utama perusahaan.

Total laba kotor perusahaan – beban perusahaan. Rasio Independen (X2) Free Cash Flow

Kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham atau kreditor yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau untuk diinvestasikan pada aset tetap.

(OCF – Capital Spending – Change in NWC ) FCF = x100%

Total Assets Rasio Independen (X3) Arus Kas Operasi aktivitas pengeluaran dan penerimaan kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional perusahaan untuk satu periode akuntansi.

OCF = OCF masuk – OCF keluar Rasio

Dependen (Y)

Arus Kas Masa Depan

Arus kas dari aktivitas operasi yang dihasilkan dari efek transaksi kas yang mempengaruhi pendapatan operasi pada periode (t+1).

FCF = CF1 (1+r) n Rasio

3.6 Tekhnik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Koefisien Determinasi (R2)

Tekhnik analisis pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Teknik pengolahan data dalam penelitian


(58)

ini digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan riset dan menguji hipotesis penelitian, sejauh mana dan bagaimana arah variabel- variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis yang digunakan untuk menguji persamaan tersebut secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

y : Arus kas di masa depan

a : Konstanta dari persamaan regresi

b1, b2 ,b3 : Koefisien regresi variabel independen

b1X1 : Laba Bersih

b2X2 : Free Cash Flow (arus kas bebas)

b3X3 : Arus Kas Operasi

e : Error term

Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 for Windows. Sebelum dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, pada keempat variabel penelitian tersebut dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas, hal ini bertujuan agar hasil perhitungan tersebut dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.


(59)

3.6.2 Statistik Deskriptif

Penyajian statistik deskriptif bertujuan agar dapat dilihat profil dari data penelitian tersebut. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah laba kotor, laba bersih dan arus kas.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dapat dilaksanakan setelah memenuhi asumsi klasik, tujuannya adalah agar variabel independen sebagai estimator atas variabel independen tidak bias. Pengujian ini meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas.

Adapun penjelasan masing-masing uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul dari setiap variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang mendekati normal (Ghozali,2006 ; hal 110). Untuk melihat model regresi normal atau tidak, dilakukan analisis grafik dengan melihat “normal probability report plot” yang membandingkan antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika


(60)

distribusi data normal, maka garis yang menggantikan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006 ; hal 110).

Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan p-value lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya, jika p-value lebih kecil dari 0,05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dengan kata lain, masalah ini seringkali ditemukan apabila menggunakan data runtut waktu.

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah uji statistik run test. Suatu persamaan regresi dikatakan terbebas autokorelasi jika hasil uji statistik run testnya tidak signifikan atau diatas 0,05 (Ghozali, 2006 ; hal 104). Pengambilan keputusan pada uji run test didasarkan pada acak tidaknya data. Apabila data bersifat acak, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi.


(61)

Menurut Ghozali (2006 ; hal 96), acak tidaknya data mempunyai batasan sebagai berikut :

• Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi secara acak.

• Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi secara tidak acak.

c. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2006 ; hal 105) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena

data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Salah satunya adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual.

Jika ada pola tertentu, misal seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka hal


(62)

itu mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan karena hasil ploting dipengaruhi juga oleh jumlah pengamatan. Oleh karena itu, diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Park (Ghozali, 2006 ; hal 107).

Apabila pada hasil output SPSS koefisisen parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika parameter beta tidak signifikan secara statistik atau lebih besar dari 0,05 maka terdapat homoskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel-variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2006 ; hal 91).


(63)

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta dari Variance Inflation Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Apabila nilai tolerance di atas 10% dan VIF di bawah 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinieritas.

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dapat digunakan alat analisa statistik yaitu dengan melakukan Uji F dan Uji t.

1. Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagi berikut :

1) Perumusan hipotesis

Ho:β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.


(64)

Ha:β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

2) Menentukan tingkat signifikansi (α) yaitu sebesar 5%.

3) Menentukan kriteria penenimaan / penolakan Ho, yakni dengan melihat nilai signifikan :

a. Jika signifikan <5% maka Ho ditolak atau Ha diterima b. Jika signifikan> 5% maka Ho diterima atau Ha ditolak 4) Pengambilan kesimpulan.

2. Uji t

Uji t dilaksanakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Pengujian ini dilaksanakan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Perumusan hipotesis

a. Ho: ρ = 0, berarti tidak ada pengaruh

yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

b. Ha: ρ = 0, berarti ada pengaruh yang

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.


(65)

3. Menentukan kriteria penerimaan/penolakan Ho, yakni dengan melihat nilai signifikan:

a. Jika signifikan <5% maka Ho ditolak atau Ha diterima b. Jika signifikan > 5% maka Ho diterima atau Ha ditolak 4. Pengambilan kesimpulan.


(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan perusahaan jasa pariwisata yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 - 2011 sebagai objek penelitian. Bursa efek di Indonesia berdiri pada tahun 1912 di Batavia yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. Dan pada tahun 2007, dilakukan penggabungan Bursa Efek


(67)

Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari populasi yang ada, sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 10 perusahaan dengan 4 tahun pengamatan sehingga berjumlah 40 unit analisis.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 17. Proses pengolahan data dimulai dengan

memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 4.2.1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan metode analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran yang dilihat dari frekuensi dan deskriptif (minimum, maksimum, mean, standar deviasi) dari

setiap variable, baik variabel independen maupun variabel dependen. Hasil analisis statistic deskriptif disajikan pada tabel berikut ini:


(68)

Tabel 4.1.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Free_Cash_Flow 40 -1.55 4.56 -.2747 .89932

Laba_Bersih 40 -752 677 79.30 231.948

Arus_Kas_Masa_Depan 40 1 672 168.95 175.990 Arus_Kas_operasi 40 1 915 187.08 226.059 Valid N (listwise) 40

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 (2012)

Berdasarkan table 4.1. dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Variabel Arus kas operasi memiliki nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 915, mean sebesar 187.08, dan standard

deviation sebesar 226.059.

2. Variabel Free Cash Flow memiliki nilai minimum sebesar -1.55, nilai maksimum sebesar 4.56, mean sebesar -.2747 dan standard

deviation sebesar 0,89932.

3. Variabel Laba Bersih memiliki nilai minimum sebesar –0,752, nilai maksimum sebesar 677, mean sebesar 79.30 dan standard

deviation sebesar 231.948.

4. Variabel Arus Kas Masa Depan memiliki nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 672, mean sebesar 168.95 dan


(69)

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik.

Gambar 4.1. Grafik Histogram

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 (2012)

Dari gambar diatas terlihat bahwa pola distribusi normal, akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik


(1)

Lampiran 3

TABULASI DATA VARIABEL PENELITIAN

Perusahaan Arus Kas Operasi (X3)

Free Cash

Flow(X2) Laba bersih (X1)

Arus kas masa depan (Y)

BAYU 2007 8,241,401,410 -0.3711 4,641,255,870 15,777,836,748 BAYU 2008 15,777,836,748 -0.2740 6,083,724,540 7,609,177,058

BAYU 2009 7,609,177,058 -0.3300 411,891,929 1,552,266,919

BAYU 2010 1,552,266,919 -0.3135 7,462,207,697 59,616,988,343

FAST 2007 239,304,031 0.0896 102,537,329 225,582,844

FAST 2008 225,582,844 -0.0158 125,267,988 367,684,651

FAST 2009 367,684,651 0.0025 181,996,584 293,572,632

FAST 2010 293,572,632 -0.1162 199,597,177 481,023,422

GMCW 2007 915,302,915 -0.7035 -752,119,525 4,012,921,862

GMCW 2008 4,012,921,862 -0.9326 -1,140,681,468 6,987,567,918 GMCW 2009 6,987,567,918 -0.7885 1,960,115,407 3,140,274,308 GMCW 2010 3,140,274,308 -1.2559 1,975,803,879 1,158,226,091

JIHD 2007 610,249,080 -0.0143 -219,032,906 672,328,537

JIHD 2008 672,328,537 -0.0261 -43,857,697 357,654,772

JIHD 2009 357,654,772 -0.2496 315,166,027 91,578,408

JIHD 2010 91,578,408 -0.3004 61,417,164 284,702,649

JSPT 2007 132,591,710,164 -0.1670 26,658,669,477 234,871,648,564 JSPT 2008 234,871,648,564 -0.2659 -55,279,661,205 178,284,877,140 JSPT 2009 178,284,877,140 -0.3190 79,307,133,308 227,962,163,142 JSPT 2010 227,962,163,142 -0.3916 107,125,015,656 417,024,795,385 MAMI 2007 4,764,390,755 -0.1123 -49,149,530,783 14,190,755,572 MAMI 2008 14,190,755,572 -0.0030 3,437,139,317 6,256,702,704 MAMI 2009 6,256,702,704 -0.0284 3,012,893,628 9,554,124,993 MAMI 2010 9,554,124,993 -0.0224 1,093,221,621 5,204,298,071 PJAA 2007 6,586,027,608,277 4.5586 140,867,118,325 288,245,808,908 PJAA 2008 288,245,808,908 -0.4454 132,233,084,587 285,753,636,791 PJAA 2009 285,753,636,791 -0.3842 137,389,481,212 355,968,036,608 PJAA 2010 355,968,036,608 -0.3686 141,757,611,224 401,721,714,320

PLIN 2007 129,977,602 -0.2750 101,453,484 359,722,980

PLIN 2008 359,722,980 -0.0485 -233,163,618 293,814,626

PLIN 2009 293,814,626 0.0308 292,526,423 256,154,162

PLIN 2010 256,154,162 -0.0998 520,411,006 347,189,724

PNSE 2007 27,850,095,373 -0.2568 12,235,244,519 48,990,944,719 PNSE 2008 48,990,944,719 -0.3641 20,452,185,667 41,717,786,175 PNSE 2009 41,717,786,175 -0.3502 32,044,907,478 55,651,446,089 PNSE 2010 55,651,446,089 -0.3498 29,931,694,795 67,431,584,553


(2)

PSKT 2007 719,656,778 -1.2993 -1,455,194,556 1,290,222,572

PSKT 2008 1,290,222,572 -1.3547 42,334,932 1,158,314,355

PSKT 2009 1,158,314,355 -1.5175 618,543,084 3,448,019,233


(3)

Lampiran 4

HASIL PENGUJIAN REGRESI BERGANDA

De sc ript ive St a t ist ic s

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

free_Cash_Flow 40 -1.55 4.56 -.2747 .89932

Laba_Bersih 40 -752 677 79.30 231.948

Arus_Kas_Masa_Depan 40 1 672 168.95 175.990

Arus_Kas_operasi 40 1 915 187.08 226.059

Valid N (listwise) 40


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 137.56524423

Most Extreme Differences Absolute .136

Positive .136

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .863

Asymp. Sig. (2-tailed) .446

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

U ji M ult ik olinie rit a s

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Arus_Kas_operasi .827 1.209

free_Cash_Flow .988 1.013

Laba_Bersih .825 1.212

a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan


(6)

U ji Aut ok ore la si

U ji Asum si K la sik

H a sil U ji -t (U ji Pa rsia l)

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 86.957 34.394 2.528 .016

Arus_Kas_operasi .454 .112 .583 4.070 .000

free_Cash_Flow 73.425 25.654 .375 2.862 .007

Laba_Bersih .217 .109 .287 1.998 .053

a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

H a sil U ji –f (U ji Sim ult a n)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 469884.240 3 156628.080 7.640 .000a

Residual 738043.660 36 20501.213

Total 1207927.900 39

a. Predictors: (Constant), Laba_Bersih, free_Cash_Flow, Arus_Kas_operasi b. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .624a .389 .338 143.182 1.814

a. Predictors: (Constant), Laba_Bersih, free_Cash_Flow, Arus_Kas_operasi


Dokumen yang terkait

Kemampuan laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 83 85

Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 39 101

KEMAMPUAN PREDIKTIF LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 1 7

Kemampuan Laba dan Komponen Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia).

0 1 9

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN tudi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 0 8

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 1 95

KEMAMPUAN LABA, ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN.

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) ARTIKEL

0 0 17

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 19