Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

SKRIPSI

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA DALAM MEMPRDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH

MADELISA 110522004

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA BERSIH DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin , dan/atau dituliskan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2013

Madelisa 110522004


(3)

ABSTRAK

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih berpengaruh baik secara simultan maupun parsial dalam memprediksi arus kas masa depan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Objek penelitian adalah perusahaan property, real estate, dan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai 2011 yang tidak mengalami kerugian dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh peneliti sebanyak 20 perusahaan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih secara simultan memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas masa depan. Secara parsial arus kas aktivitas operasi dan laba bersih yang terbukti mempengaruhi variabel dependen (arus kas masa depan).

Kata kunci : Arus Kas Aktivitas Operasi, Gross Profit Margin, Laba Bersih, Arus Kas Masa Depan


(4)

ABSTRACT

ABILITY OF CASH FLOW INFORMATION, GROSS PROFIT MARGIN, NET INCOME AND CASH FLOWS IN PREDICTING THE FUTURE OF PROPERTY & REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE (IDX)

This research is aimed to test and describe information of operating cash flow, gross profit margin and net income influence simultaneously and partially in predicting entities future cash flow listed in Indonesian Stock Exchange.

The object of the research is property and real estate companies also consumer goods manufacture which is listed in Indonesian Stock Exchange from 2009 to 2011, that did not experience loss, and consecutively registered during the observation period. Population in this research is 40 companies. The sample selection is using purposive sampling method and forty five companies are chosen as the sample. Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 16 for Windows.

These results indicate that the variable cash flow operating activities, gross profit margin, and net income simultaneously predictive ability for future cash flows. Partially, cash flow operating activities and net income are shown to affect the dependent variable (future cash flows).

Keywords : Operating Cash Flow, Gross Profit Margin, Net Income, Cash Flows in Preddicting The Future


(5)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margian dan Laba Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda M.CA. Sembiring dan Ibunda M. Bangun atas semua dukungan dan cinta kasih yang tiada habisnya sekaligus sebagai sumber motivaasi bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi bimbingan, bantuan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. M.Zainul Bahri Torong M.Si., Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini.

6. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga penulis yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, kepada Abang Boy Sukandi, S.H, Kakak Masrita, S.E., Abang Valentinus Tarigan S.Pd., dan Adik tersayang Mungrosuta. Juga kepada sahabat-sahabat penulis Silorida, Sri Justinaa, Santa, Nella, Nova, May, Rascel, Ica dan Ryan terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, ... Penulis,

Madelisa 110522004


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTARCT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL. ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Batasan Masalah ... 7

1.3Perumusan Masalah ... 8

1.4Tujuan Penelitian ... 8

1.5Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan ... 10

2.1.1 Pengertian... 10

2.1.2 Tujuan Laporan Kauangan ... 10

2.1.3 Manfaat Laporan Keuangan ... 11

2.1.4 Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan ... 12

2.1.4.1 Kompenen Laporan Keuangan ... 12

2.1.4.2 Karakteristik Laporan Keuangan ... 12

2.2 Arus Kas ... 17

2.2.1 Pengertian Laporan Arus Kas ... 17

2.2.2 Pelaporan Arus Kas ... 18

2.2.3 Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas ... 19

2.2.4 Klasifikasi Laporan Arus Kas ... 20

2.2.4.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 20

2.2.4.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... 21

2.2.4.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan ... 22

2.3 Laba Akuntansi ... 22

2.4 Gross Profit Margin ... 25

2.5 Prediksi Arus Kas ... 26

2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

2.7 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 29

2.7.1 Kerangka Konseptual ... 29

2.7.2 Hipotesis Penelitian... 32


(8)

3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.2.1 Populasi Penelitian ... 33

3.2.2 Sampel Penelitian ... 34

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5 Identifikasi dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian ... 36

3.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian ... 36

3.5.2 Definisi Operasional dan Pengumpulan Data ... 37

3.6 Metode Analisis Data ... 38

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 38

3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 38

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas... 39

3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 40

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 40

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 41

3.6.2.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 41

3.6.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji f) ... 42

3.6.2.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 43

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 45

4.2 Hasil Analisis Penelitian ... 45

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 47

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 47

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 51

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 52

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 54

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 55

4.2.3.1 Uji Signifikansi (t-test) ... 55

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 58

4.2.3.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 59

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda .. ... 60

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 66

5.3 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu... 28

3.1 Defenisi Operasional... 37

4.1 Uji Statistik Deskriptif... 45

4.2 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi... 47

4.3 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi... 48

4.4 Uji Multikolinearitas... 50

4.5 Kriteria Pengambilan keputusan Uji Durbin-Watson... 53

4.6 Uji Autokorelasi Durbin-Watson... 53

4.7 Uji Parsial (t-test)... 55

4.8 Uji Simultan (F-test)... 57 4.9

4.10

Koefisien Determinasi... Koefisien Regresi Linear Berganda ...

59 60


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 29

4.1 Uji Normalitas (Histogram)... 49

4.2 Uji Normalitas (Normal Probability Plot)... 49


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan yang Dijadikan Sampel

Penelitian...

67 2 Data Variabel Penelitian Arus Kas Dari Aktivitas

Operasi...

68 3 Data Variabel Penelitian Gross Profit Margin

2009...

71 4 Data Variabel penelitian Gross Profit Margin

2010...

72 5

6

Data Variabel Penelitian Laba Bersih... Data Arus Kas Masa Depan ...

73 74 7 Uji Normalitas Data (sebelum dan sesudah

transformasi)...

75

Metode One Sampel Kolmogorov- Smirnov... 75

8 Metode Chart Histogram... 76

9 Metode Grafik... 77

10 Uji Multikolinearitas... 78

11 Uji Heteroskedastisitas... 79

12 Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinan... 80

13 Uji Signifikansi Parsial (t-test)... 81


(12)

ABSTRAK

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS, GROSS PROFIT MARGIN, DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan apakah informasi arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih berpengaruh baik secara simultan maupun parsial dalam memprediksi arus kas masa depan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Objek penelitian adalah perusahaan property, real estate, dan barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai 2011 yang tidak mengalami kerugian dan terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan sampel diperoleh peneliti sebanyak 20 perusahaan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba bersih secara simultan memiliki kemampuan prediktif terhadap arus kas masa depan. Secara parsial arus kas aktivitas operasi dan laba bersih yang terbukti mempengaruhi variabel dependen (arus kas masa depan).

Kata kunci : Arus Kas Aktivitas Operasi, Gross Profit Margin, Laba Bersih, Arus Kas Masa Depan


(13)

ABSTRACT

ABILITY OF CASH FLOW INFORMATION, GROSS PROFIT MARGIN, NET INCOME AND CASH FLOWS IN PREDICTING THE FUTURE OF PROPERTY & REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE (IDX)

This research is aimed to test and describe information of operating cash flow, gross profit margin and net income influence simultaneously and partially in predicting entities future cash flow listed in Indonesian Stock Exchange.

The object of the research is property and real estate companies also consumer goods manufacture which is listed in Indonesian Stock Exchange from 2009 to 2011, that did not experience loss, and consecutively registered during the observation period. Population in this research is 40 companies. The sample selection is using purposive sampling method and forty five companies are chosen as the sample. Analysis model used in this study is multiple linear regression analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 16 for Windows.

These results indicate that the variable cash flow operating activities, gross profit margin, and net income simultaneously predictive ability for future cash flows. Partially, cash flow operating activities and net income are shown to affect the dependent variable (future cash flows).

Keywords : Operating Cash Flow, Gross Profit Margin, Net Income, Cash Flows in Preddicting The Future


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki kemampuan untuk tetap bertahan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan berbagai kebijakan strategis yang menghasilkan efisiensi dan efektivitas bagi perusahaan. Tentu saja hal tersebut memerlukan modal yang cukup besar bagi perusahaan yang meliputi usaha untuk memperoleh dana tersebut dan mengalokasikannya dengan optimal. Upaya untuk mengembangkan tersebut, maka perusahaan memerlukan adanya suatu kebijakan pendanaan yang tepat untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan merupakan keputusan yang penting mengingat keputusan tersebut berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan nanti.

Berdasarkan research gap dan fenomena bisnis yang terlihat dalam hal ini dapat kita teliti dari banyaknya informasi yang kita peroleh baik dari televisi, surat kabar, sosial media, dan masih banyak lagi sumber informasi lainnya yang membahas tentang naik turunnya perkembangan perusahaan. Bisnis property dan real estate baik residensial maupun komersial menunjukkan perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Tingkat fluktuasi pada perusahaan property dan real


(15)

estate ini sangat tinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya, karena perusahaan yang bergerak dalam sektor ini merupakan perusahaan yang menghasilkan nilai investasi yang besar. Fluktuasi ini harus disiasati dengan meningkatkan kepedulian aspek-aspek penting dalam suatu badan perusahaan. Perkembangan perusahaan akan terjadi apabila ditunjang oleh adanya kemampuan manajemen dalam merencanakan, mendapatkan, dan memanfaatkan dana-dana untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Pelaksaan dan pembangunan usaha, Industri Properti dan Real Estate memerlukan modal yang secara umum terdapat dua bentuk sumber pembiayaan eksternal. Sumber intern yaitu dana yang berasal dari dalam perusahaan, dimana pemenuhan kebutuhan modal berasal dari dana yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri. Hal ini sumber intern sering disebut sebagai sumber utama untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan. Seiring dengan perkembangan ekonomi serta tuntutan perkembangan usaha, dana yang berasal dari dalam perusahaan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan berusaha mencari tambahan dana yang berasal dari sumber ekstern yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada kreditur atau melalui penerbitan saham.

Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan dana tersebut. Di pasar modal, perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat dipertemukan dengan investor sabagai pihak yang menyediakan dana. Tujuan investor melakukan investasi saham pada suatu perusahaan yaitu untuk memperoleh capital gain yang merupakan keuntungan


(16)

yang diperoleh dari selisih pergerakan. Informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sedang terjadi dan sifatnya bersumber dari lingkungan eksternal perusahaan, untuk dapat berinvestasi dalam sektor bisnis tertentu, terlebih dahulu para investor membutuhkan suatu kepastian yang dapat menjamin prospek dalam berinvestasi pada sektor bisnis tertentu, yang bersumber dari internal perusahaan.

Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih di yakini sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan ekonomi. Mengurangi ketidakpastian tersebut adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat diperoleh apabila investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan.

Keputusan-keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai laporan keuangan membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (kas dan setara kas) serta kepastian hasil tersebut. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dengan lebih baik jika mereka mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, laba, perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas perusahaan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber informasi yang penting bagi para investor. Melalui


(17)

laporan keuangan, investor dapat menganalisis hasil kinerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di masa yang akan datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat mengestimasi kan arus kas yang datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat mengestimasi arus kas yang akan datang dengan laporan keuangan.

Menurut SFAC No.1, ada dua tujuan dari pelaporan keuangan, yaitu sebagai berikut. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditur dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa lainnya. Kedua memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk menbantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan. Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan), maupun pihak yang berkepentingan lainnya.

Laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa depan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas memberikan informasi tentang suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagiai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan. Proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai informasi keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian untuk mendapatkannya.


(18)

Awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya, laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987 melalui SFAS No.95. Di Indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 yang menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang. Laporan laba rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih.

Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan keuangan memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Informasi laba memiliki manfaat sebagai berikut: menilai kinerja manajemen; membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang; memprediksi laba dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Penggunaan laba dan arus kas sebagai alat pembantu keputusan adalah proses yang kompleks karena perlu diperhatikan informasi – informasi yang terkandung di dalamnya. Laporan laba rugi dipandang sebagai informasi yang lebih baik dalam menilai prospek laba dan arus kas di masa yang akan datang dan bahkan lebih baik dari laporan arus kas walaupun arus kas menunjukkan hubungan yang kuat mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada tahun berjalan.


(19)

Kim dan Kross (2005) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara earning dan arus kas operasi, menyatakan bahwa kemampuan laba untuk memprediksi arus kas operasi dimasa depan terus meningkat dan peningkatan kemampuan prediksi ini bertahan sepanjang waktu untuk horizon peramalan. Sedangkan hubungan antara arus kas tahun berjalan dengan arus kas mas depan meningkat secara signifikan untuk perusahaan yang melaporkan laba, yang artinya hubungan antara keduanya tidak meningkat ataupun menurun.

Bandi dan Rahmawati (2005) menguji komponen arus kas dan laba terhadap arus kas di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama kedua prediktor dapat digunakan dalam memprediksi arus kas dimasa depan. Selain itu, pemecahan arus kas menjadi komponen-komponen arus kas operasi, investasi, dan pendanaan akan meningkatkan tingkat hubungan yang sesuai teori. Dahler dan Febrianto (2006) dalam penelitiaanya menguji kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan pada saat perusahaan melaporkan laba positif dan negatif. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan baik untuk kelompok perusahaan berlaba positif maupun berlaba negatif.

As’ad (2010) meneliti tentang kemampuan informasi komponen arus kas (aktivitas operasi, investasi dan pendanaan) dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa komponen arus kas dan laba memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan, dimana arus kas operasi merupakan prediktor yang paling akurat untuk menganalisis arus kas,


(20)

diikuti laba pada urutan kedua. Ariani (2010) menggunakan laba kotor, laba operasi dan laba bersih sebagai variabel dalam memprediksi arus kas masa depan, dimana laba kotor berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas masa depan. Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian Setiawan (2010) yang menggunakan perubahan rasio laba kotor terhadap perubahan laba dan peru bahan arus kas satu tahun kedepan yang secara parsial tidak berpengaruh signifikan.

Keberagaman hasil penelitian terdahulu, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian beberapa variabel dalam memprediksi arus kas masa depan yang berfokus pada perusahaan real estate dan property. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik menulis penelitian tentang kemampuan informasi keuangan dalam memprediksi arus kas masa mendatang dengan mengajukan judul “Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin dan Laba dalam memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka peneliti membatasi beberapa variabel dan objek penelitian sebagai berikut:

1. informasi arus kas yang digunakan yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta untuk menilai kebutuhan operasional perusahaan,


(21)

2. laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih. Laba bersih merupakan angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan,

3. objek penelitian adalah prusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2009-2011.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah terdapat pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba terhadap arus kas masa depan baik secara simultan maupun parsial“ ?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba secara simultan maupun secara parsial“.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan

pengetahuan dan dapat memberi tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang


(22)

berkaitan dengan kemampuan suatu informasi keuangan untuk menganalisa suatu laporan keuangan,

2. bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan masukan untuk kemajuan perusahaan terutama dalam penilaian dan analisa laporan keuangan untuk mendukung terciptanya tujuan perusahaan dimasa depan,

3. bagi calon peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi penelitian sejenis.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian

Laporan Keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan merupakan pusat dari akuntansi keuangan yang terdiri atas laporan keuangan utama yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas (Stice dan Skousen: 2004, 12). Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), laopran keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.

2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aktiva, kewajiban,


(24)

ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas.

2.1.3. Manfaat Laporan Keuangan

Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.8 yang menggantikan SFAC No.1 dinyatakan manfaat laporan keuangan, yaitu bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang:

1. dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional,

2. dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan,

3. berisi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal,

4. berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.


(25)

2.1.4. Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan 2.1.4.1. Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

a. neraca, adalah laporan posisi keuangan dari entitas pada suatu tanggal tertentu biasanya pada akhir tahun,

b. laporan laba rugi, adalah laporan hasil operasi suatu entitas selama periode tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun,

c. laporan perubahan ekuitas, adalah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu entitas untuk suatu periode tertentu,

d. laporan arus kas, adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode tertentu,

e. catatan atas laporan keuangan, adalah catatan yang berisi informasi tambahan dan juga informasi mengenai hal-hal yang tidak terdapat dalam keempat laporan sebelumnya.

2.1.4.2. Karakteristik Laporan Kauangan

Informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh pemakainya maka laporan keuangan


(26)

harus memiliki karakter kualitatif. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (KDPPLK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dapat dibandingkan dan pemakai laporan keuangan.

a) Dapat dipahami

Kualitas penting yang ada di dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

b) Relevan

Informasi harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam memproses pengambilan keputusan. Informasi mempunyai kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu dan masa kini, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi dipandang material kalau ada kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil atas dasar laporan keuangan.


(27)

c) Keandalan

Informasi juga harus andal (realiable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Unsur-unsur subtansi mengungguli bentuk, netral pertimbangan sehat dan kelengkapan.

d) Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kineja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Informasi yang di sediakan oleh laporan keuangan tidak akan berguna seandainya tidak relevan. Dalam membuat keputusan, pemakai tidak hanya mengerti dan memahami informasi yang disajikan tetapi juga harus mampu menilai tingkat keandalan dan dapat diperbandingkan dengan informasi tentang kemungkinan alternatif dan pengalaman yang lalu.


(28)

e. Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Prastowo, dkk (2004:4), pemakai laporan keuangan merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan atau disebut juga Business Stakeholders yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Pemakai laporan keuangan tersebut dapat dijelaskan yaitu investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok dan kreditur usaha lainnya, shareholder’s, pelanggan, pemerintah dan karyawan.

1) Investor

Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.

2) Kreditor (pemberi pinjaman)

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar saat jatuh tempo.


(29)

3) Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibandingkan kreditur.

4) Shareholder’s

Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya.

5) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung perusahaan.

6) Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.

7) Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas


(30)

perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jaga, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

8) Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.

2.2Arus Kas

2.2.1. Pengertian Laporan Arus Kas

Pengertian laporan arus kas menurut PSAK No.2 (2007: paragraf 9 dan 10) menjelaskan bahwa:

“Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktiviitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas“.

Stice et al (2004: 319) menyatakan bahwa: “ Laporan arus kas (statement of cash flow) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas“.


(31)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

2.2.2. Pelaporan Arus Kas

Pelaporan arus kas memerlukan unsur-unsur perhitungan dan penyesuaian yang terdapat pada neraca dan laporan laba rugi yang mempengaruhi kas dan di dasarkan pada tiap-tiap tipe aktivitas. Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi berbeda dengan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Terdapat dua metode untuk menghitung dan melaporkan kas bersih dari aktivitas operasi seperti yang di isyaratkan oleh PSAK No.2, yakni :

1) Metode Langsung (Direct Method), dan

Metode langsung mengungkapkan kelompok dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto. Setiap pos (akun) neraca dan laporan laba rugi diperiksa kembali untuk mengetahui jumlah kas yang diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tertentu.

2) Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

Metode tidak langsung mengungkapkan penyesuaian laba atau rugi bersih pada laporan laba rugi dari pengaruh transaksi bukan kas, nilai akrual dan penangguhan (deferral) yang tidak mempengaruhi arus kas.


(32)

kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Menurut Stice et al (2004:331) kedua metode tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan utama dari metode langsung adalah sangat mudah dipahami dan intuitif. Sementara kelebihan utama dari metode tidak langsung adalah metode ini menandai faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi.

2.2.3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus kas

Persyaratan Standart Akuntansi Keuangan No.2 (2007: paragraf 1 dan 3) menjelaskan tujuan dan manfaat laporan arus kas adalah:

“Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang“. Simamora (2000: 489) mengemukakan bahwa laoporan arus kas berisi informasi dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan, yaitu :

1. kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan, walaupun laporan arus kas melaporkan arus kas masa lalu, laporan ini akan berfaedah untuk menilai arus kas perusahaan dimasa yang akan datang,

2. kemampuan entitas untuk membagikan deviden dan memenuhi kewajibannya,

3. sebab-sebab perbedaan antara pendapatan bersih dan kas bersih yang disediakan (dipakai) oleh kegiatan operasi, dan


(33)

4. transaksi-transaksi pendanaan dan investasi kas selama periode tertentu

Dengan demikian laporan arus kas membantu menunjukkan bagaimana melaporkan suatu laba rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal serta membagikan deviden tunai.

2.2.4. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Menurut Stice et al (2004:319), dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran arus kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yakni : “ aktivitas operasi, aktivitas investasi dan pendanaan.“

2.2.4.1. Arus kas dari aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas operasi adalah akibat dari transaksi atau peristiwa yang efeknya ikut dipertimbangkan dalam penentuan laba rugi operasi (operating income). Karena itu, penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa akan merupakan bagian terpenting dari arus kas masuk bagi perusahaan pada umumnya. Pos-pos yang berhubungan adalah laporan laba rugi, aktiva operasi lancar dan kewajiban operasi lancar. Munawir (2004:244) meyebutkan bahwa:

“ Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan kas yang berkaitan dengan biaya operasi, termasuk pembayaran kepada pemasok barang atau jasa, pembayaran upah, bunga dan pajak (arus kas yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapat perusahaan). Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau tugi bersih“.

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan acuan yang menetukan apakah perusahaan dari kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara


(34)

kemampuan operasi perusahaan, melakukan investasi baru dan membagikan deviden tunai tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

Menurut PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

2.2.4.2. Arus Kas dari aktivitas investasi

Stice at al (2007:240) menjelaskan aktivitas utama dari aktivitas investasi:

“ The primary investing activities are purchase and sale of land, buildings, equipment, and other assets not generallyheld for resale. In addition, investing activities include the purchase and sale of financial instruments not intended for trading purposes, as well as the making and collecting of loans“.

Arus kas dari aktivitas perlu diungkapkan secara terpisah karena arus kas ini mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan


(35)

arus kas masa depan. Arus kas yang bersal dari aktivitas investasi tidak diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi karena secara tidak langsung berhubungan dengan usaha utama sebagai operasi berlanjut pada suatu perusahaan. Pos-pos yang berhubungan dengan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva jangka panjang lainnya.

2.2.4.3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah akibat dari transaksi atau peristiwa penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para pemegang saham atau pemilik yang disebut sebagai pendanaan ekuitas (equity financing), sedangkan penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para kreditor disebut sebagai pendanaan perlu diungkapkan secara terpisah karena menunjukkan komposisi modal dan pinjaman perusahaan dan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemegang saham dan kreditor. Pos-pos yang berhubungan adalah kewajiban jangka panjang, saham dan deviden.

2.3.Laba Akuntansi

Ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir


(36)

periode yg masing-masing diukur dengan biaya historis sehingga hasil akan sama degan laba yg dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.

Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengaqn biaya yg layak dibebankan (Muqodim 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisikan laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.

SFAC No. 1 dalam Ataina (1999) menyatakan bahwa laporan laba rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek alirran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai statemen keuangan khusus investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lbh bermakna sebagai pengukur kembali atas investasi (return on investment) daripada sekadar perubahan kas.

Laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor laba usaha laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak (Muqodim 2005:131). Sehingga dalam


(37)

menentukan besar laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkaoui (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan utk meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba akuntansi adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model keputusan dari investor dan kreditor. Laba akuntansi degan berbagai interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono 2005: 456).

Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital).

1) pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen, 2) dasar penentuan besar pengenaan pajak,

3) alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara,

4) dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public, 5) alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang,

6) dasar kompensasi dan pembagian bonus,

7) alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan, 8) dasar pembagian dividen.

Dilihat secara mendalam laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung laba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi


(38)

semacam itu mengandung beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yg dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah:

a. terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,

b. laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti,

c. berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme,

d. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan degan pertanggungjawaban manajemen.

Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010), ketiga angka laba akuntansi yakni laba kotor, laba operasi dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang diutamakan dalam penilaiaan kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor, laba operasi dan laba bersih.


(39)

Gross profit margin mengukur seberapa banyak laba yang dapat dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang rendah bisa disebabkan karena penjualan turun lebih besar dari turunnya ongkos, dan sebaliknya. Setiap perusahan berkepentingan terhadap profit margin yang tinggi. Untuk menghitung gross profit margin digunakan rumus sebagai berikut :

Gross profit margin = ��������������ℎ−�������������������

��������������ℎ x 100% Gross profit margin atau persentase gross profit margin, merupakan ukuran kinerja utama. Semua biaya lainnya harus dapat ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Perusahaan harus menghasilkan gross profit margin yang cukup agar dapat menguntungkan. Gross profit margin harus cukup besar untuk mendanai pengeluaran penting yang mengarah ke masa depan seperti penelitian dan pengembangan, pemasaran dan iklan. Gross profit margin suatu industri berbeda dengan industri yang lain. Tergantung pada berbagai faktor seperti kompetisi, investasi modal dan besaran biaya yang harus ditutup oleh gross profit margin.

2.5. Prediksi Arus Kas

Tujuan umum akuntansi adalah memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian bisnis. Adapaun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu probabilitas hubungan antara


(40)

prediktor yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberikan dasar yang lebih baik untuk perencanaan. Akan tetapi ada dua hal yang perlu di ingat, pertama adalah bahwa keberhasilan peramalan ini tidak selalu bermanfaat secara langsung bagi manajer/ pihak lainnya. Kedua adalah, perbedaan antara peristiwa eksternal diluar kendali dengan peristiwa internal yang dapat dikendalikan.

Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan usaha di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data didapat dari periode lampau. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan beberapa alat, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas jangka pendek. Peramalan kas jangka pendek ini berguna bagi pemakai internal dan eksternal. Pengguna internal seperti manajer dan auditor, peramalan arus kas diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang dan dimasa yang akan datang. Pemakai ekternal seperti kreditor, peramalan arus kas diguanakan untuk melihat kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek.

Analisis keuangan lebih banyak menggunakan informasi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang mencerminkan likuiditas dari informasi laba akuntansi. Prediksi arus kas masa depan merupakan informasi penting yang membantu pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan. As’ad (2010) menyatakan bahwa


(41)

informasi arus kas juga memungkinkan para pemakai laporan keuangan mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan dan mengunkapkan bahwa informasi arus kas mampu memberikan indikasi keberhasilan usaha yang rinci dan nyata sehingga penilaian kinerja yang didasarkan informasi tersebut menjadi lebih berarti.

2.6. Tinjauan Penelitian Dahulu

Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka penelitian.

Tabel 2.1

Ringkasan penilitian terdahulu

Nama Penelitian Varibel Penelitian Kesimpulan dan hasil

Bandi dan Rahmawati

(2005)

Independen: Arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas pendanaan, arus kas aktivitas investasi, earnings

Dependen:

Arus kas masa depan

Baik earning dan komponen arus kas secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan.

Dahler dan Febrianto

(2006)

Independen: arus kas operasi tahun

berjalan dan laba bersih sebelum pos-pos luar biasa tahun berjalan

Dependen: Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan periode setelah tahun amatan.

Arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa yang akan datang.


(42)

(2010) kotor, laba operasi, laba bersih

Dependen:

Arus kas masa depan

bersih secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. Serta laba kotor memiliki kemampuan yang paling baik dalam memprediksi arus kas masa depan.

Muchlis 2011

Independen: arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, laba bersih

Dependen: Arus kas masa depan.

Arus kas aktivitas operasi, gross pfofit margin, dan laba bersih secara bersama-sama berpengaruh terhadap prediksi arus kas masa depan Setiawan (2010) Independen: perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya administrasi dan penjualan, perubahan gross profit margin, perubahan arus kas Dependenn:laba masa depan dan arus kas masa depan

Perubahan laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan namun tidak terhadap perubahan arus kas 1 tahun kedepan. Perubahan arus kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan maupun perubahan arus kas 1 tahun ke depan pada taraf 10%.

2.7. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.7.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang telah diketahui dalam suatu masalah sesuai dengan variabel yang diteliti.


(43)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Diolah penulis, 2013

1. Pengaruh Arus Kas Aktivitas Operasi terhadap Arus Kas Masa Depan

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Daniati dan Suhairi, 2006). Penyajian jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi, serta melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber dari luar. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam Arus Kas Aktivitas Operasi

(X1)

Gross Profit Margin (X2)

Arus Kas Masa Depan

(Y)

Laba Bersih


(44)

operasional perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan prediktor dalam memprediksi arus kas masa depan (Bandi dan Rahmawati,2005).

2. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Arus Kas Masa Depan

Gross profit margin, merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan bersih. Semua biaya harus dapat ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan angka laba lainnya. Semakin detail perhitungan suatu angka laba, maka semakin banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga semakin rendah kualitas laba (Ariani, 2010:35). Dengan demikian laba kotor akan memiliki pengaruh dalam prediksi arus kas masa depan.

3. Pengaruh Laba Bersih terhadap Arus Kas Masa Depan

Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan keuangan memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan fokus kinerja perusahaan yang paling penting dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya dan menurunnya modal bersih. Fokus kinerja tersebut mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai


(45)

tujuan operasi yang profitable. Informasi laba memainkan peranan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan yang diterbitkan.

Informasi laba memiliki manfaat antara lain, menilai kinerja manajemen membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, memprediksi laba dan manaksir resiko dalam investasi atau kredit (Setiawan, 2010:3). Keputusan tersebut, baik pihak intern maupun ekstern dianggap memerlukan informasi dari perusahaan tentang likuidasi dan solvensi, kemampuan menghasilkan laba, merupakan kemampuan mendatangkan aliran kas dan prestasi manajemen. Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruhpendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Laba bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen, hasil laba tersebut, memiliki kandungan informasi tersendiri yang dapat digunakan untuk memprediksi laba dan juga aliran kas masa depan (Ariani,2010)

2.7.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan tujuan, landasan teori, serta kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis diajukan dalam penelitian ini adalah :


(46)

“Arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba berpengaruh terhadap arus kas masa depan baik secara simultan maupun parsial“.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2006:11) penelitian asosiatif adalah “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala”.

5.2. Populasi dan Sampel Penelitian 5.2.1. Populasi Penelitian

Menurut Sangadji et al (2010 : 185) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan kualitas dengan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar (listing) di BEI selama


(47)

empat tahun berturut-turut yaitu: 2009,2010 dan 2011, dimana perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan di publikasikan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 20 perusahaan.

3.2.2. Sampel Penelitian

Menurut Sangadji et al. (2010:186) “sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan purposive sampling. Menurut Sangadji et al. (2010:188) “pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Terdapat 3 kriteria untuk dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini.

1. perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011,

2. perusahaan tersebut memiliki dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap yang menggunakan mata uang rupiah, serta telah diaudit selama tahun 2009-2011,

3. perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian (mengalami laba positif) selama periode pengamatan.

3.3.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah “data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah


(48)

dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”. Sumber data yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu database laporan keuangan yang tersedia di ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dan juga data base Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs Data yang digunakan berupa :

1. informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi, 2. informasi mengenai gross profit margin,

3. informasi mengenai laba perusahaan.

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau bilangan (Sangadji et al, 2010:191). Sifat data ini adalah pooling data atau combined model, yaitu gabungan antara data time series dan data cross section. Menurut Sangadji et al. (2010:190) “Data time-series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek dengan tujuan menggambarkan perkembangan adapun time series yang digunakan adalah empat tahun yaitu 2009-2011 dan data cross-section yaitu data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan menggambarkan keadaan, yang digunakan dalam perusahaan property dan real estate sejumlah 40 perusahaan.

Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data tahun 2009 sampai dengan 2011 yang terbagi dalam variabel bebas ( arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba bersih) yang direpresentasikan oleh data tahun 2009 dan 2010, serta variabel terikat (arus kas masa depan) yang direpresentasikan oleh data tahun 2010 dan 2011.


(49)

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dokumentasi dari sumber yang digunakan, yaitu laporan keuangan auditan perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Penelitian ini, dari media internet dengan mendownload melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.

3.5. Indentifikasi dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Sangadji et al. (2010:133) variabel penelitian adalah “konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena-fenomena”.

Konstrak adalah abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati. Dengan demikian merupakan representasi konstrak yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai dan memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena yang digeneralisasi dalam konstrak.

Menurut Sekaran (dalam Sangadji et al, 2010:136) ada 2 jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. yaitu variabel independen dan variabel dependen.


(50)

1. Variabel independen (Bebas)

Variabel bebas (independent variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba bersih.

2. Variabel dependen (Terikat)

Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Selain itu variabel dependen dinamakan juga variabel yang diduga sebagai akibat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah arus kas masa depan.

3.5.2. Definisi Operasional dan Pengumpulan Data Tabel 3.2

Defenisi Operasional

Nama Variabel Simbol Defenisi Operasional Skala Arus Kas

Aktivitas Operasi

X1 selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku.

Rasio

Gross Profit Margin

X2 Ukuran kinerja yang

membandingkan laba kotor dengan penjualan bersih

���������

��������������ℎ � 100%

Rasio

Laba Bersih X3 laba yang diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi dengan seluruh biaya.


(51)

Arus kas masa depan

Y penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada tahun t + 1

Rasio

Sumber: diolah Penulis, 2013

3.6. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Sosial Science. Penelitian ini, α atau tingkat kesalahan ditetapkan sebesar 5%. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian asumsi klasik yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dan pengujian hipotesis.

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Pengujian asumsi-asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

3.6.1.1. Uji Normalitas Data

Menurut Erlina (2008:103) Uji normalitas dapat berguna dan bermanfaat untuk ”tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal akan digunakan statistik parametik dan jika data tidak normal digunakan statistik non-parametik atau lakukan treatment agar data


(52)

normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal”.

Menurut Ghozali (2005: 110) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis statistik dan analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan menlihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan menlihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas sebagai berikut:

1. jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan 2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Menurut Ghozali (2005:115) Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

1. jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel (1,96) atau angka

signifikan > signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan

normal.

2. jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) > Zhitung (1,96) atau angka

signifikansi < signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan

tidak normal.

Menurut Situmorang, et.al (2009:62) ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data ternyata tidak menyebar secara normal, antara lain: 1. melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi

bentuk logaritma (Log10) atau logaritma natural (Ln), 2. menambah jumlah data,


(53)

3. menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data,

4. menerima data apa adanya.

3.6.1.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor). Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai dalam uji ini adalah jika nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

3.6.1.3. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005:111) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat:

apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut.

Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi


(54)

korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dl & du).

Uji autokorelasi dideteksi dengan uji Durbin-Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Menurut Ghozali (2005:96) Pedoman dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi diuraikan oleh, yaitu:

1. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2. angka D-W diantara -2 samapai +2 bearti tidak ada autokorelasi, 3. angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.6.2. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini dianalisis dengan model regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dengan bentuk persamaan sebagai berikut :


(55)

Y = arus kas masa depan

a = konstanta

b1,b2,b3 = koefisien regresi variable independen X1 = arus kas dari aktivitas operasi

X2 = gross profit margin X3 = laba bersih

e = error

3.6.2.1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2005:84), “uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen”. Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : variabel arus kas, gross profit margin dan laba secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap arus kas masa depan.

Ha : variabel arus kas, gross profit margin dan laba secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap arus kas masa depan

Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian

pada α = 5% derajat kebebasan (degree of fredom). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

H0 diterima jika thitung < ttabel Ha diterima jika thitung > ttabel


(56)

3.6.2.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Menurut Ghozali (2005:84), “uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat”. Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : variabel arus kas, gross profit margin dan laba secara bersama–sama (simultan) tidak mempunyai pengaruh terhadap arus kas masa depan.

Ha : variabel arus kas, gross profit margin dan laba secara bersama–sama (simultan) tidak mempunyai pengaruh terhadap arus kas masa depan.

Kriteria pengambilan keputusan dengan uji signifikansi simultan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung≥ Ftabelpada α = 5

3.6.2.3. Koefisien determinasi (R2)

Menurut Situmorang et al. (2010:144) koefisien determinasi dapat dijelaskan sebagai berikut “Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent ata predictornya. Range nilai dari R2 adalah 0-1.0≤R2 ≤ 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model


(57)

dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independent ditambah ke dalam model maka R2 akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam model.


(58)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling, maka diperoleh sebanyak 20 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan. Periode penelitian dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengumpulkan serta mengolah data yang diperlukan dengan menggunakan Microsoft Excel. Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dengan menggunakan software SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

7.2.Hasil Analisis Penelitian

7.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan


(59)

dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maximum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan property dan resl estate dari tahun 2009 sampai tahun 2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

ln_ako 40 19.34 28.42 25.2992 1.77593

ln_gpm 40 -3.02 -.32 -.7805 .39944

ln_LB 40 18.58 27.11 24.7156 1.83647

ln_AKMD 40 20.39 28.55 24.7352 2.17839

Valid N

(listwise) 40

Berdasarkan table 4.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. jumlah sampel (N) dalam penelitian ini sebanyak 40,

2. variabel arus kas aktivitas operasi (ako) memiliki nilai minimum 19,34, nilai maximum 28,42, rata-rata 25,2992, dan standar deviasi 1,77593, 3. variabel gross profit margin (gpm) memiliki nilai minimum -3,02, nilai


(60)

4. variabel laba bersih memiliki nilai minimum 18,58, nilai maximum 27,11, nilai rata-rata 24,7156 dan standar deviasi 1,83647

5. variabel arus kas masa depan memiliki nilai minimum 20,39, nilai maximum 28,55, nilai rata-rata 24,7352 dan standar deviasi 2.17839.

4.2.2.Pengujian Asumsi Klasik

Syarat yang mendasari penggunaan model regresi berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat efisien dan tidak bias. Menurut Ghozali (2005:123), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, multikolinearitas, autokorelasi dan non-heterokedastisitas.

4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang secara umum digunakan oleh penelitian lainnya, yaitu analisis statistik dengan menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan analisis grafik yang terdiri dari histogram dan normal probability plot.


(61)

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

1. jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel (1,96) atau angka

signifikan > signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan

normal,

2. jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) > Ztabel (1,96) atau angka

signifikansi < signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak

normal.

Tabel 4.2

Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa Mean -.0001312

Std. Deviation 5.93729070E11 Most Extreme

Differences

Absolute .251

Positive .251

Negative -.211

Kolmogorov-Smirnov Z 1.589

Asymp. Sig. (2-tailed) .013

a. Test distribution is Normal b. Calculated from data Sumber : Output SPSS

Hasil pengolahan data tersebut terlihat bahwa Asymp. Sig 0,013 < signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Seperti yang terlihat dalam grafik histogram dan grafik normal plot data. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai residual dalam


(62)

penelitian ini tidak terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh grafik histogram yang terlalu melenceng ke kiri (positif skewness) dan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal. Normal probability plot juga menunjukkan hal yang sama, dimana titik-titik dalam plot terlihat tidak mengikuti garis diagonal dan bergerak menjauhi garis diagonal.

Persamaan regresi dalam penelitian ini menjadi kurang baik, karena uji t dan uji F dalam persamaan regresi mensyaratkan distribusi residual haruslah normal. Distribusi residual dalam penelitian ini kembali normal, maka dilakukan langkah perbaikan dengan mentransformasi seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini kedalam bentuk logaritma natural (Ln). Setelah dilakukan transformasi, data kemudian di uji kembali berdasarkan uji normalitas. Hasil uji kolmogrov-smirnov setelah dilakukan transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas setelah transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.61216789 Most Extreme

Differences

Absolute .130

Positive .061

Negative -.130

Kolmogorov-Smirnov Z .821


(63)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.61216789 Most Extreme

Differences

Absolute .130

Positive .061

Negative -.130

Kolmogorov-Smirnov Z .821

Asymp. Sig. (2-tailed) .511

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Sumber : Output SPSS

Hasil pengolahan data tersebut terlihat bahwa Asymp. Sig 0,511 > signifikansi 0,05 dan Zhitung (Kolmogrov Smirnov) 0,821 < dari (1,96). Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan normal probability plot juga menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Hal tersebut dilihat memalui grafik histogram dan normal probability plot dibawah ini.

Gambar 4.1


(64)

Uji Normalitas Histogram Sumber: Output SPSS

Setelah adanya transformasi data, distribusi residual menjadi relative lebih normal. Hal ini ditunjukkan oleh grafik histogram pada gambar 4.3 tidak terlalu menceng, baik ke kanan maupun ke kiri. Hasil yang sama juga dapat dilihat dari grafik normal probability plot pada gambar diabwah ini.

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Setalah Data Ditransformasi

Pola titik-titik pada normal probability plot (gambar 4.4) setelah ditransformasikan menunjukkan pola titiik-titik menyebar, mendekati dan searah dengan garis diagonal menunjukkan bahwa data residual telah terdistribusi dengan normal. Seringkali data kelihatan normal karena mengikuti garis diagonal. Padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal.

4.2.2.2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas menunjukkann ada tidaknya variable independen yang memiliki hubungan yang kuat dengan variabel independen lainnya dalam model regresi, agar pengambilan keputusan pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen tidak bias. Untuk mengetahui


(65)

ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan korelasi diantara variable independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10, maka tidak terjadi multikolonearitas.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpukan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas antara variabel independen yang di indikasikan dari nilai tolerance setiap variabel > dari 0,1. Nilai tolerance AKO 0,231,GPM 0,901, dan LABA 0,233. Hasil perhitungan VIF, diperoleh nilai sebesar 4.321 pada AKO, 1,110 pada GPM dan 4,286 pada LABA, yang mengindikasikan bahwa ketiga variabel independen memiliki nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolimearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Penelitian ini, dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1(Constant)

ln_ako .231 4.321

ln_gpm .901 1.110

ln_LB .233 4.286

a. DependentVariable:ln_AKMD Sumber : Output SPSS


(66)

pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.

2. jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas atau terjadi Homoskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi Heteroskedastisitas atau terjadi Homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3


(67)

Sumber : Output SPSS

Grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan berada disekitar angka 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi arus kas masa depan berdasarkan masukan variable independen arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba bersih. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Dasar untuk pengambilan keputusan autokorelasi melalui uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5


(1)

3. Metode Grafik (Normal Probabiliy Plot) a. Sebelum Transformasi


(2)

LAMPIRAN 10 Uji Multikolinieritas

a. Sebelum Transformasi

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ln_ako .440 1.190

ln_gpm .319 1.221

ln_LB .672 1.029

a. DependentVariable:ln_AKMD

b. Sesudah Transformasi

Coefficientsa Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1(Constant)

ln_ako .231 4.321

ln_gpm .901 1.110

ln_LB .233 4.286


(3)

LAMPIRAN 11

Uji Heteroskedastisitas

a. Sebelum Transformasi


(4)

LAMPIRAN 12 Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinan

a. Sebelum Transformasi

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .191a .037 -.044 6.17061E11 2.037

a. Predictors: (Constant), ln_LB, ln_gpm, ln_ako b.Dependent Variable: ln_AKMD

b. Sesudah Transformasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .673a

.452 .407 1.67800 2.137

a. Predictors: (Constant), ln_LB, ln_gpm, ln_ako b.Dependent Variable: ln_AKMD


(5)

LAMPIRAN 13 Uji Signifikansi Parsial (t-test)

a. Sebelum Transformasi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.069E11 5.315E11 1.330 .192

ako .228 .255 .181 .897 .376

gpm -1.227E12 1.130E12 -.223 -1.085 .285

LB .304 .669 .076 .454 .653

a. Dependent Variable: AKMD

b. Sesudah Transformasi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.647 3.900 .935 .356


(6)

LAMPIRAN 14

Uji Signifikansi Simultan (F-test)

a. Sebelum Transformasi

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.209E23 3 1.736E23 .456 .715a

Residual 1.371E25 36 3.808E23

Total 1.423E25 39

a. Predictors: (Constant), LB_gpm_ako

b.Dependent Variable: AKMD

b.Sesudah Trasformasi

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 83.705 3 27.902 9.909 .000a

Residual 101.364 36 2.819

Total 185.070 39

a. Predictors: (Constant), ln_LB, ln_gpm, ln_ako b. Dependent Variable: ln_AKMD


Dokumen yang terkait

Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 85 97

Kemampuan laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 83 85

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property, Real Estate dan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 70 101

Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 39 101

KEMAMPUAN PREDIKTIF LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 1 7

Kemampuan Laba dan Komponen Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia).

0 1 9

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI).

0 1 9

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN tudi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 0 8

KEMAMPUAN LABA, ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN.

0 0 15

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) ARTIKEL

0 0 17