Konformitas Internalisasi Siswa Terhadap Peraturan Sekolah dan Implikasinya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Online: http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 36-41 Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 36-41 Volume 2 Nomor 1, Februari , Hlm 36-41 dan dan dan

  ISSN Online:

  ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 08/01/2014 Direvisi 12/01/2014 Dipublikasikan 28/02/2014

  Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Konform rmitas Internalisasi Siswa Terhadap Peraturan Sekolah h

dan Imp plikasinya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ling

  Fatmi Yulfitri, Marjohan, & Afriza rizal Sano Universitas Negeri Padang

  Abstract

Internalization of conformity rmity need to be developed in education. Development of inte f internalization of

conformity in school envir vironment make students can optimize their internal ability ility to think, feel,

consider everything in beh behaving to obey school rules. In fact the social causes es make students

adhere to school rules suc such as fear sanctioned, want to be praised. Shame ridicule iculed friends and

others. This research aims ims to describe student’s internalization of conformity with th ith the regulations

of arrival and presence, ru , rules in learning and common rules in school and their im ir implications in

guidance and counseling ling services. The method used is descriptive research. Th . The instrument

research is quistionnaire. ire. The population in this research was all students MA ts MAN 1 Model

Bukittinggi and samples a s are 90 people. The finding of the research revealed led that most of

internalization of conform formity student for rules relatively middle in schools r relating to the

regulation of arrival and pr presence, rules in learning and common rules in school. l.

  Keyword: Internalization of confo nformity, School rules

  Copyright © 2014 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN

  Peraturan sekolah merupak pakan unsur yang penting dalam dunia pendidikan. Peratu raturan ditegakkan untuk meningkatkan disiplin pada diri s i siswa dan menjadikan siswa yang memiliki kepribadian y n yang baik. Sutjipto dan Basori (1989: 52) menjelaskan ba bahwa disiplin merupakan aspek penting di dalam pembina inaan siswa, karena siswa harus menyadari bahwa di dalam m kehidupan bermasyarakat diperlukan kedisiplinan. Deng ngan adanya kedisiplinan pada diri siswa maka tujuan pendid didikan akan tercapai.

  Dalam mentaati peraturan ran sekolah, siswa patuh terhadap peraturan karena ad adanya pengaruh sosial. Pengaruh sosial yang terjadi dala alam hubungan pendidikan disebut konformitas. Menuru urut Robert A.Baron dan Donn Byrne (2003: 53) “konform ormitas merupakan suatu jenis pengaruh sosial dimana ind individu mengubah sikap dan tingkahlaku mereka agar sesua suai dengan norma sosial yang ada”.

  Konformitas dapat berben bentuk konformitas membabi buta, konformitas identifi tifikasi dan konformitas internalisasi. Konformitas internalis nalisasi perlu dikembangkan dalam pendidikan. Konformita itas internalisasi pada diri siswa terjadi dengan adanya kekua kuatan pikiran, perasaan, pengalaman, hati nurani dan seman angat untuk menentukan pilihan dalam berfikir dan berpend endapat. (Prayitno, 2009: 72-74).

  Berdasarkan wawancara ya yang peneliti lakukan tanggal 18 Februari 2013 kepada a 5 orang siswa MAN 1 Model Bukittinggi terungkap bahw ahwa mereka pada umumnya pernah terlambat dan ada yang ng beberapa kali. Mereka merasa jadwal masuk sekolah ter terlalu cepat dan membuat mereka keberatan dengan pera eraturan kedatangan yang diterapkan di sekolah mereka. Sis Siswa tersbut juga mengatakan bahwa takut diberi sanksi d si dan dipanggil guru BK jika melanggar peraturan sekolah.

  h. Siswa yang absen sebanyak 5 oran rang kelas X, 15 orang kelas XI dan 22 orang kelas XII. Sis Siswa tersebut diproses di ruang BK kemudian diberi sanksi ksi sesuai dengan skor pelanggaran. Kemudian saat upacara ara bendera banyak siswa yang kedapatan memakai aksesorie ories berlebihan seperti gelang. Lalu guru BK mengambil il aksesories tersebut dan tidak mengembalikannya.

  Dari fenomena tersebut te t terlihat bahwa kekuatan- kekuatan manuasiawi siswa sep seperti pikiran, perasaan, pengalaman, hati nurani semang angat dan bertingkah laku (konformitas internalisasi) s siswa untuk mematuhi peraturan sekolah belum terlihat. U t. Untuk itu diperlukan upaya guru BK dalam mengembang ngkan kekuatan-kekuatan internalisasi siswa dalam mematu atuhi peraturan sekolah sehingga dengan sendirinya siswa wa menyadari pentingnya peraturan sekolah tersebut. Oleh leh sebab itu, penulis ingin meneliti mengenai Konformita mitas Internalisasi Siswa terhadap terhadap Peraturan Seko kolah di MAN 1 Model Bukittinggi dan Implikasinya dala alam layanan Bimbingan dan Konseling

  METODOLOGI PENELITIAN N

  Penelitian ini menggunaka kan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis deskrip riptif. Populasi penelitian ini adalah semua siswa MAN 1 M Model Bukittinggi, sedangkan sampel dalam penelitian in n ini berjumlah 90 orang. Instrumen yang digunakan untuk tuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angk ngket. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini a i adalah angket tertutup dengan menggunakan skala mod odel likert dengan lima alternatif pilihan jawaban Sanga gatSesuai (SS) jika tingkat kesesuaiannya 81%-100%, Se %, Sesuai (S) jika tingkat kesesuaiannya 61-80%, KurangSe Sesuai (KS) jika tingkat kesesuaiannya 41-60%%, Tidak Se k Sesuai (TS) jika tingkat kesesuaiannya 21-40%, Sangat T t Tidak Sesuai (STS) jika tingkat kesesuainnya 0%-20%, %, sedangkan untuk data yang diperoleh dianalisis dengan n menggunakan teknik persentase yang dikemukakan ole leh Nana Sudjana (2001: 129)

  P = x 100 Keterangan :

  P = Persentase jawaban f =Frekuensijawaban n = Jumlah keseluruhan respond nden

  Klasifikasi kategori tingkat kat konformitas internalisasi siswa terhadap peraturan sekola olah yaitu: 81% - 100% = sangat tinggi 61% -80% = tinggi 41% - 60% = sedang 21% - 40% = rendah 0 - 20% = sangat rendah

  HASIL

  Berdasarkan hasil pengolah lahan data, maka hasil penelitian ini dapat digambarkan seb ebagai berikut :

Tabel 1.

  

Rekapitulasi ko i konformitas internalisasi siswa terhadap peraturan sek sekolah

No. Sub Variabel Kateg tegori Persentase %

  Konformitas itas internalisasi siswa terhadap

  1

  56 Seda Sedang peraturan ke kedatangan dan kehadiran Konformitas itas internalisasi siswa terhadap

  2 54,4 Seda Sedang peraturan da dalam belajar

  Konformitas itas internalisasi siswa terhadap

  3 62,1 Ting inggi peraturan um umum sekolah Dari tabel diatas dapat disim isimpulkan bahwa: (1) konformitas internalisasi siswa terha hadap perturan kedatangan dan kehadiran tergolong sedang g dengan persentase 56% (2) konformitas internalisasi s i siswa terhadap peraturan dalam belajar tergolong sedang d dengan persentase 54,4% (3) konformitas internalisasi s i siswa terhadap peraturan umum sekolah tergolong tinggi de i dengan persentase 62,1%

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil pengolah lahan data yang telah dilakukan sebelumnya, berikut ini dik ikemukakan pembahasan sesuai dengan pertanyaan penelitia litian yang diajukan:

  1. Konformitas internalisasi s si siswa terhadap peraturan kedatangan dan kehadiran. n.

  Faktor yang menyeba ebabkan siswa mematuhi aturan sekolah yang berkaitan d dengan kehadirannya di sekolah bisa disebabkan adan danya suatu sanksi. Artinya jika siswa datang kesekolah ka karena takut diberi sanksi maka dalam diri siswa terseb sebut terjadi konformitas membabi buta. Seperti yang dije ijelaskan Prayitno (2009: 72) bahwa konformitas mem embabi buta diwarnai dengan adanya rasa takut akan sanks nksi yang membahayakan bagi diri individu. Dalam ka kaitan ini siswa belum menyadari, menghayati, memikirka irkan, mempertimbangkan jika ia tidak hadir ke sekolah lah akan merugikan dirinya seperti ketinggalan pelajaran d dan tidak mengerti akan materi pelajaran yang tidak d k di ikutinya.

  Tindakan tegas yang ng mendidik yang diberikan kepada siswa yang melang langgar peraturan sekolah berguna sebagai perbaikan. n. Menurut Habulllah (2011: 32) bahwa ada beberapa a a alasan yang mendasari adanya tindakan tegas yang ng mendidik yaitu alasan memperbaiki; anak memperbaik aiki perbuatannya, alasan ganti rugi; anak mengganti k ti kerugian akibat perbuatanya, alasan melindungi; orang la lain dilindungi sehingga tidak meniru perbuatan yang ng salah, dan alasan menakutkan; anak takut mengulanginy nya serta alasan hukuman alam; belajar dari pengalama man.

  Perilaku siswa yang tid g tidak melanggar peraturan sekolah seperti absen, cabut d t dan terlambat juga bisa disebabkan adanya pengaruh ruh orang lain seperti malu ditertawakan teman, takut dipan ipanggil keruang BK serta tidak mendapatkan pujian d dari guru. Semua itu mencerminkan bahwa siswa datan tang dan hadir kesekolah bukan karena dirinya melain lainkan adanya pengaruh orang lain. Hal ini bukan hal yang ng baik bagi siswa dalam proses pendidikan.

  Pendidikan harus ma mampu mengembangkan kemampuan internal siswa agar ar tercipta perilaku yang sesuai dengan norma atau atu aturan yang berlaku. Seperti yang dikemukakan Prayitno (2 (2009: 81) bahwa proses internalisasi akan menjadika ikan siswa menjadi diri pribadi yang berkembang melalu lalui suasana bebas yang menjunjung tinggi HMM sis siswa. Jadi dapat disimpulkan jika proses internalisasi di i diupayakan oleh guru di sekolah khususnya guru bim imbingan dan konseling maka akan menjadikan siswa yan yang berkembang ke arah yang positif.

2. Konformitas internalisasi si i siswa terhadap perturan dalam belajar.

  Temuan penelitian n mengungkapkan bahwa konformitas internalisasi sis siswa berkaitan dengan peraturan dalam belajar ter tergolong sedang. Namun sebagian lagi siswa yang g memiliki konformitas internalisasi negatif dalam m memenuhi tuntutan dalam belajar. Di lihat dari fenomena na di sekolah yaitu masih ada siswa yang sering keluar ar masuk kelas ketika guru menerangkan pelajaran, siswa y a yang tidak membuat PR di rumah, terlambat, absen, m , mengobrol, memainkan HP, memakan makanan saat be belajar, ribut, menyontek serta tindakan lainnya.

  Siswa memiliki hak d k dan kewajiban dalam belajar. Siswa memiliki hak untuk m k mendapatkan ilmu yang banyak dan memiliki kewajib ajiban mematuhi aturan yang berkaitan dengan belajar. se . seperti bersikap tenang, penuh konsentrasi, tidak kelu eluar keluar selama proses pembelajaran berlangsung, mem embuat PR dan lain-lain. Dalam hal ini ada sebagian si siswa yang tidak memenuhi tuntutan tersebut dan adanya ya yang memenuhi tetapi bukan karena dirinya melaink inkan karena menarik simpati dari orang lain contohnya guru uru, orang tua dan teman- temannya.

  Hal ini sesuai dengan an yang dikemukakan N.Frandsen (dalam Sumadi Suryabr abrata, 2012: 236) bahwa ada beberapa hal yang mendo dorong seseorang untuk belajar yaitu adanya sifat ingin tah tahu, adanya sifat krestif, adanya keinginan untuk men endapatkan simpati dari orangtua, guru, dan teman-teman, an, dan adanya keinginan memperbaiki kegagalan, serta erta adanya hukuman atau ganjaran. Jadi guru, orangtua d a dan teman sebaya juga dapat mendorong seseorang u g untuk memenuhi tuntutan dalam belajar.

  Jika alasan memenuhi uhi tuntutan belajar karena pengaruh orang lain yang disena enangi dan disegani maka itu merupakan konformitas id s identifikasi. Seperti yang dikemukakan Prayitno (2009: 7 : 73) bahwa konformitas identifikasi terjadi karena ad adanya kesukarelaan, kepercayaan, pengakuan, kesenanga gan dan kepuasaan yang berasal dari seseorang. Namu mun alangkah lebih baik jika siswa di sekolah mampu mem emenuhi tuntutan dalam belajar karena ia meyakini bela belajar untuk kebaikan dirinya sendiri dan demi masa depan an siswa.

  Bermula dengan ada danya pengakuan dan penerimaan siswa terhadap gurun runya menjadikan siswa menpercayai, meniru bahkan an mengidolakan guru di sekolah. Hal itu senada denga gan yang dikemukakan Prayitno (2009: 73) bahwa ko konformitas identifikasi tergolong lebih manusiawi karena m a menyentuh anah afektif siswa seperti kesukarelan, ke kepercayaan, pengakuan, kesenangan dan kepuasaan. Nam amun internalisasi siswa dapat tumbuh secara berang ngsur-angsur jika guru menganggap siswa memiliki po potensi yang luar biasa, bersemangat dan meiliki kema mampuan yang amat besar dalam meraih sesuatu dari guru. ru.

  3. Konformitas internalisasi si i siswa terhadap peraturan umum sekolah.

  Dalam memenuhi per peraturan sekolah ada siswa yang melanggar dan ada sisw iswa yang patuh. Seperti kewajiban siswa menjaga keb ebersihan lingkungan sekolah. Masih ada siswa yang belum um menyadari pentingnya menjaga kebersihan sekolah h dan kelas. Padahal dengan menjaga kebersihan kelas d s dan lingkungan sekolah akan menciptakan suasana a belajar yang nyaman, bersih sehingga siswa bisa f fokus dan giat karena perhatiannya tidak terpecah ol oleh buruknya kondisi lingkungan sekolah.

  Hal ini sesuai dengan an pendapat Tulus (2004: 36) yang menyatakan bahwa lin lingkungan sekolah yang terartur, tertib, tenang terseb sebut memberikan gambaran lingkunagn siswa yang gia iat, gigih, serius, penuh perhatian, sungguh-sungguh uh dan kompetitif dalam kegiatan pembelajarannya. Jad adi menjaga lingkungan sekolah itu penting untuk men enciptakan suasana belajar yang nyaman penuh perhatian. n.

  Selanjutnya siswa ya yang mematuhi peraturan sekolah seperti dilarang untuk uk tidak melakukan aksi tawuran antar pelajar, umumn mnya siswa tidak melakukan karena takut diskors. Melaku kukan aksi tawuran antar pelajar merupakan pelanggar garan berat. Siswa yang melakukan akan di skorsing da dan bisa dipulangkan ke orangtuanya. Skorsing bisa m a membuat siswa takut dan jera apalagi hukuman skorsing ing memang benar-benar diterapkan di sekolah tersebu but. Namun alangkah lebih baik jika guru di sekolah meng engembangkan kesadaran dan keyakinan siswa bahwa ta a tawuran dan pelanggaran berat lainnya benar-benar sanga gat merugikan siswa baik itu dari segi belajar, fisik m maupun psikologis siswa bukan hanya sekedar ancama an hukuman jika siswa melanggar.

  Untuk itu guru berpe pengaruh dalam rangka mengembangkan internalisasi siswa wa. Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno (2009: 8 : 81) bahwa konformitas internalisasi siswa berlangsung ng ketika diaktifkannya kekuatan pada diri siswa y yaitu kekuatan berfikir, merasakan, berpengalaman ya yang dipadukan melalui pertimbangan-pertimbangan y n yang matang terhadap apa yang dilakukan siswa.

  Mengembangkan kek ekuatan internalisasi siswa menjadikan siswa mandiri d i dan suasana bebas dari lingkungan yang penuh keku kuasaan dan karismanya seorang guru. Pengembangan ke kemampuan internalisasi terjadi secara berangsur-ang ngsur. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (2009 09: 79) bahwa dimensi kekuasaan dan karisma dalam lam pendidikan berpusat pada guru maka dimensi internalisa lisasi berpusat pada siswa.

  Dimensi karisma dan an kekuasaan mengakibatkan penyerahan diri siswa ke g e guru maka internalisasi mendorong dan memberikan n kesempatan pengembangan kedirian siswa secara berangs ngsur-angsur kepada guru atau pendidik itu sendiri. Jad Jadi kemampuan internalisasi terjadi jika kekuatan-kekutan tan dalam dirinya berupa pertimbangan rasional, perasa asaan, nilai dan sikap, pengalamanya digunkan siswa untu ntuk mematuhi peraturan sekolah.

4. Implikasi dalam layanan bim n bimbingan dan konseling

  Guru bimbingan dan konselin eling memiliki peranan penting dalam mengembangan kep kepribadian siswa. Sesuai dengan hasil penelitian me mengenai konformitas internalisasi siswa, masih bany nyak siswa yang harus dikembangkan kekuatan inter ternalisasinya terhadap peraturan sekolah. Maka implikasi si layanan bimbingan dan konseling mengenai konform rmitas internalisasi siswa terhadap peraturan sekolah ada dalah melalui pemberian layanan-layanan BK oleh gu guru bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan an konseling yang dapat diberikan oleh guru bimbinga gan dan konseling adalah: a. Layanan Orientasi

  Layanan orientasi da i dapat diberikan kepada siswa dalam rangka memasuki ling lingkungan baru (sekolah) saat dalam masa orientasi tasi siswa (MOS). Materi layanan orientasi yang diberikan g n guru pembimbing dapat berupa pengenalan peratu raturan sekolah, jenis-jenis pelanggaran dan sanksi. Deng ngan adanya pengenalan berupa peraturan sekola olah, pelanggaran dan sanksi siswa dapat menyesuaikan ikan diri mereka dengan peraturan sekolah terseb sebut, Siswa paham mengenai peraturan sekolah dan d dapat mencegah terjadi pelanggaran terhadap per eraturan sekolah.

  b. Layanan Informasi Layanan Informasi dibe iberikan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mempe peroleh suatu informasi sehingga bisa dimanfaatk atkannya dalam berperilaku dan mengembangkan dirinya da dalam kehidupan sehari- hari. Berkenaan dengan k n konformitas internalisasi siswa terhadap peraturan sekola olah maka materi layanan informasi yang diberikan an guru bimbingan dan konseling dapat berupa “pentingny gnya mematuhi peraturan sekolah dan dampak mela elanggar bagi siswa”. Dengan materi tersebut guru bimbing ingan dan konseling dapat menambah pengetahuan an siswa tentang fungsi peraturan untuk diterapkan n serta dampaknya bila melanggar, sehingga men engembangkan kemampuan berfikir siswa, menambah waw awasan dan siswa dapat mempertimbangkan bahw ahwa melanggar aturan tersebut sangat merugikan diri iri baik dari segi belajar maupun dari segi psikolo logis.

  c. Layanan Konseling Peror rorangan.

  Layanan konseling peror rorngan dapat diberikan kepada siswa yang telah melang nggar peraturan sekolah. Guru Bimbingan dan kon onseling membahas bersama siswa mengenai pelanggran y n yang ia buat, akibat dari pelanggarannya dan sika ikap dan perilaku yang seharusnya ia lakukan sebagai sis i siswa dalam memenuhi aturan sekolah. Denga gan konseling perorangan bisa memungkinkan sisw iswa sadar dan dapat mengoptimalisasi kekuata uatan internalisasi dalam dirinya dalam memikirkan, me mempertimbangkan serta merasakan akibat bila per peraturan dilanggar.

  d. Layanan Konseling kelom lompok.

  Layanan konseling kelom lompok dapat diberikan kepada siswa apabila berkaitan deng ngan permasalahan siswa terhadap dengan peratu aturan sekolah. Guru bimbingan dan konseling dapat t mengajak siswa-siswa berdiskusi tentang akibat ibat bila peraturan dilanggar, serta membahas mengenai pe pengalaman-pengalaman siswa saat melanggar pera eraturan sekolah. Pembahasan bersama siswa dapat menimb imbulkan pemikiran siswa bahwa apabila melangga gar menimbulkan perasaan bersalah, kerugian-kerugian te terhadap berlangsungnya proses pembelajaran.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitia litian yang dilakukan di MAN 1 Model Bukittinggi, i, mengenai konformitas internalisasi siswa terhadap peratu aturan sekolah dan implikasinya terhadap layanan bimbinga ingan dan konseling, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: : 1. konformitas internalisasi sisw siswa terhadap peraturan yang berkaitan dengan kedatan tangan dan kehadiran ke sekolah tergolong sedang den engan persentase 56%

  2. Konformitas internalisasi sisw iswa terhadap peraturan dalam belajar tergolong sedang den engan persentase 54,4%.

  3. Konformitas internalisasi sisw iswa terhadap peraturan umum di sekolah tergolong tinggi d i dengan persentase 62,1

  SARAN

  Berdasarkan hasil temuan d n dalam penelitian, maka dengan ini peneliti mengemukaka kan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:

  1. Diharapkan Guru bimbingan an dan konseling lebih mensosialisaikan tentang peraturan an sekolah dan akibatnya bila tidak dipatuhi bagi diri iri siswa. Serta lebih mengoptimalkan pengembangan ke kemampuan internalisasi siswa dalam proses pembelaja lajaran.

  2. Bagi siswa agar lebih mengo goptimalkan kekuatan dalam dirinya dengan menggunaka kan kemampuan berfikir, merasa, mempertimbangkan n apa yang seharusnya ia lakukan sebagai siswa dalam h hal mematuhi peraturan sekolah.

  3. Bagi peneliti selanjutnya b bisa membahas mengenai peranan guru BK dalam r rangka pengembangan kemampuan internalisasi sisw swa di sekolah.

  DAFTAR RUJUKAN Hasbullah. 2011. Dasar-Dasar Ilm lmu Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.

  Nana Sudjana. 2001. Penelitian De Deskriptif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Prayitno. 2009. Dasar Teori dan P Praksis Pendidikan. Jakarta : Grasindo. Robert A.Baron & Donn Byrne. 20 . 2005. Psikologi Sosial, Edisi Kesepuluh, Jilid 2. Jakarta: E : Erlangga. Sumadi Suryabrata.2012. Psikolog logi Pendidikan. Jakarta: rajawali Pers Sutjipto dan Mukti, Basori. (1989) 89). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin lin Sekolah pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasin sindo.