GOLONGAN RABU PAGI ASISTEN : HUSNI AWALIA MAKASSAR 2013 BAB I PENDAHULUAN - Kation

LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
“KATION”

OLEH :
KELOMPOK 3
JENI RUSTAN
IKA RESKIA NURUL HAMKA
NURUL FAJARYANTI
AYU ISTIQOMAH
KRISMAWATI SIMON
ARMALA SAHID
SUHARPIAMI
EDWIND RINALDI

N11112009
N11112
N11112

N11112
N11112
N11112
N11110
N11112

GOLONGAN RABU PAGI
ASISTEN : HUSNI AWALIA

MAKASSAR
2013
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang
berupa bahan garam yang mengandung banyak logam-logam, Dengan uji
ini, bahan-bahan garam tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan
waktu yang terlalu lama.

Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik
kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi
tertentu. Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat
membedakan dengan ion-ion yang lain.
Dengan adanya analisis ini, maka dapat diketahui kandungan dari
kation dari garam-garam yang akan dianalisis tanpa memerlukan alat-alat
yang canggih, cukup dengan menggunakan tabung reaksi dan pipet tetes.
Pengerjaan menggunakan alat yang sederhana , namun dengan teliti. Selain
itu, dengan adanya uji kualitatif kation ini, dapat meenegaskan tentang
keberadaan suatu kation dalam suatu sampel, sehingga memungkinkan
untuk mengadakan analisis kuantitatif di kemudian hari.
Analisis kualitatif kation ini berguna untuk mengidentifikasi keberadaan
suatu garam yang terdiri atas kation maupun anion dalam suatu senyawa,
sehingga dapat bermanfaat untuk mendeteksi keberadaan pencemar dalam
senyawa-senyawa sediaan farmasi. Sebab terdapatnya faktor pencemar

dalam sediaan farmasi dapat memberikan efek fisiologi yang berbeda dari
yang seharusnya, oleh karena itu, analisis kualitatif, baik analisis kation
maupun anion, penting untuk dilaksanakan guna menjadi dasar bagi
mahasiswa farmasi untuk dapat mendeteksi keberadaan pencemar dalam

sediaan farmasi itu.
I.2

Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan
Memahami dan mengetahui tahap-tahap identifikas kation untuk suatu
sampel.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi kation golongan I, II, III, IV, dan V yang terdapat
dalam suatu sampel dengan cara uji pendahuluan dan uji penegasan dengan
menggunakan beberapa pereaksi yang spesifik.
I.3 Prinsip Percobaan.
Kation Golongan I
Penambahan beberapa tetes larutan HCl encer ke dalam tabung reaksi
yang berisi larutan sampel, dan terbentuk endapan, maka kationnya adalah
kation golongan I.
Kation Golongan II
Penambahan beberapa tetes larutan Na2S ke dalam tabung reaksi yang
berisi laruitan sampel dalam suasana asam, dan terbentuk endapan, maka

kationnya adalah kation golongan II.

Kation Golongan III
Penambahan beberapa tetes larutan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S ke
dalam tabung reaksi yang berisi laruitan sampel, dan terbentuk endapan,
maka kationnya adalah kation golongan III.
Kation Golongan IV
Penambahan beberapa tetes larutan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 ke dalam
tabung reaksi yang berisi larutan sampel, dan terbentuk endapan, maka
kationnya adalah kation golongan IV.
Kation Golongan V
Penambahan reagensia-reagensia yang digunakan pada reaksi di
golongan I sampai IV tidak terbentuk endapan pada penambahan ke dalam
tabung reaksi berisi larutan sampel, dan tidak terbentuk endapan, makan
kationnya adalah kation golongan V. Kation golongan ini di uji dengan rekasi
nyala.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Teori umum
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang
paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan
amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
berekasi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak.(1)
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dilarutkan, lalu ditambahkan
pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation
sebagai garam yang sukar larut atau hidroksidanya. Perekasi haruslah
sedemikian rupa sehingga pengendapan golongan kation selanjutnya tidak
terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan
yang hendak dianalisis.(2)
Untuk identifikasi suatu senyawa organik pada umumnya didasarkan
atas kelarutannya dalam air. Jika senyawa tidak larut dalam air, maka harus
dilakukan destruksi. Cara destruksi tergantung dari senyawa yang hendak
dianalisis dan ditentukan dengan bantuan percobaan pendahuluan. Prinsip
destruksi terdiri dari pelelahan campuran senyawa yang sukar larut dalam


pereaksi yang sesuai dalam jumlah berlebih. Akibatnya reaksi akan digeser
sempurna ke arah hasil reaksi.(2)
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun
timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah
mengendap dengan sempurna bila ditambahkan HCl encer kepada suatu
cuplikan. Ion timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan
H2S dalam suasana asam bersama-sama kation golongan II.(1)
Endapan perak klorida dalam bentuk dadih susu atau gumpalan
sebagai hasil dari koagulasi bahan koloidal. Endapan dapat dengan mudah
disaring atau dicusi dengan air yang mengandung sedikit asam nitrat.
Asamnya mencegah peptisasi endapan dan teruapkan apabila endapan
dikeringkan.(3)
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik
untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk kation golongan II adalah
hidrogen sulfida yang hasilnya adalah endapan-endapan dalam berbagai
warna.(1)
Kation golongan II dibagi atas dua sub golongan yaitu, sub golongan
tembaga dan sub golongan arsenik. Sub golongan tembaga terdiri dari
Hydrargium (II), Plumbum (II), Bismut (III), Cuprum (II) dan Cadmium (II). Sub
golongan arsenik terdiri dari Arsen (III), Arsen (V), Stibium (III), Stibium (V),

Stannum (II) dan Stannum (IV).(1)
II.2. Uraian bahan

1. Perak nitrat (FI edisi 3:97)
Nama resmi

: Argentii nitras

Nama lain

: Perak nitrat

RM/BM

: AgNo3/ 169,87

Pemerian

: Hablur transparan atau aerbuk hablur berwarna
putih; tidak berbau;menjadi gelap jika kena

cahaya.

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 99,5 %
AgNO3.Hablur transparan atau serbuk hablur
warna putih,tidak berbau, menjadi gelap jika
kena cahaya.

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari
cahaya.

Khasiat dan pengunaan : Antiseptikum ekstern
2. Timbal asetat (FI edisi 3: 503)

Nama resmi

: Plumbi acetas

Nama lain

: Timbal asetat

RM/BM

: C4H604Pb.H20/379,33

Penmerian

: Hablur prisma monoklir,kecil,putih,transparant,
atau massa hablur berat,berbau seperti cuka.

Kadar

: Meengandung tidak kurang dari 99,5 % dan


tidak lebih dari 104,5 % timbale asetat.
Kelarutan

: Larut dalam 2 bagian air,umumnya
berpolarisasi,dalam 63 bagian etanol (95 %) dan
2 bagian gliserol p.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat dan kegunaan : adstringen
3. Raksa(II) klorida(FI Edisi 3: 287)
Nama resmi

:Hydrargyri bichloridum

Nama lain


: raksa(II) klorida

RM/BM

:HgCl2/ 271,52

Pemerian

:Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau,berat.

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 99,5 % HgCl2
dihitung terhadap zat yang telah dikerinakan.

Kelarutan

: Larut dalam 1/5 bagian air,dalam 2,1 bagian air
mendidih,dalam dalam 3 bagian etanol(95 %) P,
dalam 2 bagian etanol (95 %) p mendidih,dalam
20 bagian eter p dan dalam 5 bagian gliserol p.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat dan kegunaan : antiseptikum ekstern.
4.Bismuth subnitrat (FI edisi 3 :118-119)
Nama resmi

: Bismuth subnitras

Nama lain

: Bismuth subnitrat

RM/BM

: BiNO3/

Pemerian

: serbuk hablur renik: putih,tidak berbau,tidak
berasa,berat.

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 71,0 % dan tidak
lebih dari 75,0 %

Kelarutan

Bismuth.

: Praktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut
organic. Larut sempurna dala asam klorida p
dan dalam asam nitrat p.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari
cahaya.

Khasiat dan penggunaan adstringen saluran pencernaan.
5.Besi(II) Sulfat (FI edisi 3 :254)
Nama resmi

: Ferrosi sulfas

Nama lain

: Besi (II) sulfat

RM/BM

: FeSo4 / 151,90

Pemerian

: serbuk :putih keabuan rasa logam,sepat,

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari dari 80% dan
lebih dari 90% FeSO4

Kelarutan

: perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam air
bebas karbon dioksida.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik.

Khasiat dan penggunaan : anemia defisiensi besi.
6.Besi(III)Klorida (FI edisi 3:659)
Nama resmi

: Ferros Chloridum

Nama lain

: Besi (II) Klorida

RM/BM

: FeCl3/ 162,2

Pemerian hablur

: hitam kehijauan,bebas warna jingga dari garam
hudrat yang telah telah terpengaruh oleh
kelembapan.

Kelarutan

: Larut dalam air,larutan beropalesensi berwarna
jingga.

Kegunaaan

: sebagai sampel.

7. Aluminium Kalium sulfat(FI edisi 3:81)
Nama resmi

: Alumini kalii sulphas

Nama lain

: Aluminium Kalium sulfat

RM/BM

: KAlSO4/474,39

Pemerian

: Masa hablur atau butiran hablur tidak berwarna,
transparan,rasa manis dan sepat.

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 99,5%
KAl(SO4)2.12 H2O

Kelarutan

: Sangat mudajh larut dalam air mendidih, mudah
larut dalam air,praktis tidak larut dalam etanol
(95 % ),mudah larut dalam gliserol p.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik.

Khasiat dan penggunaan :adstringen
8. Krom(III) Sulfat(FI edisi 3: 698)
Nama resmi

: Chrom Sulfat

Nama lain

: Krom (III) Sulfat

RM/BM

: Cr2(SO4)3

Kelarutan

; Larut sempurna dalam air

Penyimpanan

: dalam wadahtertutup baik

9. Nikel Sulfat(1:429)
Nama resmi

: Nikel Sulfurium

Nama lain

: Nikel Sulfat

RM/BM

: N2SO4.7 H2O/280,9

Penmerian

: Hablur berwarna hijau

10. Kobalt (II) nitrat
Nama resmi

: Cobaltrat nitras

Nama lain

: Kobalt (II) nitrat

RM/ BM

: Co(NO3)2/ 291

Pemerian

: sedikit mekar, merah pucat, atau serbuk
lembayung, tidak berbau.

Kelarutan

: larut dalam air, tidak larut dalam etanol

11. Zenk oksida
Nama resmi

: Zinci Oxydum

Nama lain

: Zenk oksida

RM/ BM

: ZnO/ 81,38

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 99,0% ZnO,
dihitung terhadap zat yang telah dipijarkan

Pemerian

: Serbuk amor, sangat halus, putih atau putih
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat
laun menyerap CO2 dari udara.

Kelarutan

: praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P, larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida.

13. Barium sulfat
Nama resmi

: Bani sulphas

Nama lain

: Baroum sulfat

RM/ BM

: BaSO4/ 233,40

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 97,5% BaSO4

Pemerian

: serbuk halus, bebas butiran menggumpal, putih,
tidak berbau, dan tidak berasa.

Kelarutan

: praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut
organic, dalam larutan asam, dan dalam larutan
alkali.

14. Kalsium karbonat
Nama resmi

: Calsii carbonat

Nama lain

: Kalsium karbonat

RM/ BM

: CaCO3/ 68,09

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 98,5% CaCO 3
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

Pemerian

: Serbuk hablur. Tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan

: praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut
dalam air yang mengandung karbohidrat.

15. Stronsium klorida
Nama resmi

: Stronsium cloridum

Nama lain

: Stronsium klorida

RM/ BM

: SrCl2/ 158,26

Pemerian

: Heksahidrat, granul putih, tidak berbau

Kelarutan

: Larut dalam 0,8 bagian air, 0,5 bagian air
mendidih.

16. Magnesium sulfat
Nama resmi

: Magnesii sulphas

Nama lain

: Magnesium sulfat/ garam inggris

RM/ BM

: MgSO4.7H2O/ 246,47

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 99% MgSO4,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian

: Hablur ridak berwarna, tidak berbau, rasa dingin,

asin, dan pahit. Dalam udara kering dan panas
merapuh.
Kelarutan

: Larut dalam 1,5 bagian air, agar sukar larut
dalam etanol (95%) P.

17. Natrium bromida
Nama resmi

: Natrii bromidum

Nama lain

: Natrium bromide

RM/ BM

: NaBr/ 102,90

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 99% NaBr,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

Pemerian

: Hablur kecil, transparan atau buram, tidak
berwarna, atau serbuk butir putih, tidak berbau
rasa asin, dan agak pahit, meleleh basah

Kelarutan

: larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 17 bagian
etanol (95%) P.

18. Kalium klorida
Nama resmi

: Kalii Cloridum

Nama lain

: Kalium klorida

RM/ BM

: KCl/ 74,55

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 99% KCl dihitung
tehadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian

: Hablur berbentuk kubus, atau bebentuk prisma,

tidak berwarna atau serbuk butir putih, tidak
berbau, rasa asin
Kelarutan

: Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam
etanol mutlak P dalam eter P.

19. Amonium bromida
Nama resmi

: Amonium bromide

Nama lain

: Amonium bromide

RM/ BM

: NH4Br/ 97,96

Kadar

: Mengandung tidak kurang dari 99% NH 4Cl
terhadap zat yang dikeringkan

Pemerian

: Hablur atau serbuk, tidak berwarna sampai putih
kekuningan lemah, tidak berbau, higroskopik

Kelarutan

: Larut dalam 1,3 bagian air dan dalam 12 bagian
etanol 95% P.

II.3. Prosedur kerja

Tabulasi kation

Kation golongan I
Pereaksi

Pb2+

Hg+

Ag+

HCl

Putih, PbCl2 ↓

Putih, Hg2Cl2 ↓

Putih, AgCl2 ↓

+ NH3

Tdk ada

Hitam, Hg ↓ +

Larut, [ Ag(NH3)2]2+

prubahan

HgNH2 ↓

+ air panas

Tdk ada

H2S (+ HCl)

Larut
Hitam, PbS ↓

perubahan
Hitam, Hg ↓ + HgS

+cc. NHO3

Putih, PbSO4



Didihkan

Tdk ada prubahan
Hitam, Ag2S ↓
Larut, Ag +

Putih, Hg2(NO3)2S
Coklat, Ag2O ↓

NH3 sedikit

Putih, Pb(OH)2 ↓


Larut, [ Ag(NH3)2]+

+ berlebihan

Tdk ada

Hitam, Hg+HgO,

perubahan

HgNH2NO3 ↓
Tdk ada

NaOH, sedikit

↓putih, Pb(OH)2

perubahan
Hitam, Hg+HgO2,

↓ coklat, Ag2O

↓ HgNH2NO3
berlebih

Larut,

Tdk ada

Tdk ada

KI sedikit

[Pb(OH4)]2↓ kuning PbI2

perubahan
↓ hijau HgI

perubahan
↓ kuning HgI

+ berlebihan

Tdk ada

↓ abu-abu Hg+

Tdk ada

K2CrO4

perubahan
↓ kuning

[HgI4]2↓ merah Hg2CrO4

perubahan
↓ merah Ag2CrO4

+ NH3

PbCrO4

↓ hitam

Larut,[Ag(NH3)]+

Tdk ada

Hg+HgNH2NO3↓

KCN, sedikit

perubahan
↓ Putih Pb(CN)2

↓ Hitam Hg +

↓ Putih AgCN

Hg(CN)2
+ berlebihan

Tdk ada

Tdk ada

Na2CO3

perubahan
↓ Putih PbO,

perubahan
↓ Putih kekuningan ↓ Putih

PbCO3

Hg2CO3

kekuningan

↓ Hitam Hg + ↓

Ag2CO3

Tdk ada

HgO

↓ Coklat Ag2O

Na2HPO4

perubahan
↓ Putih

↓ Putih Hg2HPO4

↓ Kuning Ag3PO4

Reaksi spesifik

Pb3(PO4)2
Benzidina

Difenil karbazida

p-dimetilamino-

(+Br2)

Warna ungu

benzilidena

+ mendidih

Warna biru

Larut, [Ag(CN)2]-

rodamina
(+HNO3)
Warna lembayung

Katoin golongan II A

Pereak
si
H2S

Hg2+
↓ Putih

Sn2+

Bi3+

Coklat

↓ Hitam

Hg3S2Cl2
↓ Hitam HgS

Cu2+

Cd2+

↓ Hitam CuS

↓ Kuning

Bi2Sr3

CdS

↓ SnS
larut

NH3,

↓ Putih

↓Bi(OH)2N

↓ Biru

↓ Putih

sedikit

HgO.Hg(NH)2N

O3

Cu(OH)2CuS

Cd(OH)2

NaOH,

O3
↓ Merah

↓ Putih

O4
↓ Biru

↓ Putih

sedikit

kecoklatan

Bi(OH)3

Cu(OH)2

Cd(OH)2

+
berlebi

Larut

Putih



Sedikit

Tidak

Sn(OH

larut

Tidak larut
Putih, CuI2

larut

h
KI

)2
↓ Merah HgI2

↓ Putih

Berlebi

Larut

Larut,

Tdk ada

(BrI)2↓ Putih

Kuning,

↓ Putih

perubahan

Bi(OH)3

Cu(CN)2

Cd(CN)2

Larut

Larut

+

h
KCN

+
Berlebi

Tdk ada

h

perubahan

Tdk larut

[Cd(CN)4]

2SnCl2

↓ Putih ↓ HgCl2

+
Berlebi

↓ Hitam Hg

h
Air

↓ Putih

Reaksi

Uji kobalt (II)

Kalium

BrO(NO)2
Asam

Dinitro-P

spesifik

Tiosianat →

iodida

tionat →

depensi ↓

biru tua



hitam

warbadid

endap

a (0,1%)

an

→ dari

merah

coklat

jingga

berubah
menjadi

Uji

Biru

kehijauan
Hijau

nyala

abu-

kebiran

abu

Kation golongan II B

Pereaksi
H2S

As3+
Suasana
asam

As5+
Kuning
As2S5

kuning
(As2S3)

pelarut,

Tidak larut

dididihkan
AgNO3 +

Kuning

Merah

HNO3/NH4O

Ag3AsO3

coklat

H

Larut,

AgAsO4

[Ag(NH3)2]

Larut

Tidak larut

Sn4+
Kuning

jingga

Sb5S2

SnS2

Larut

Larut,

Larut

SnS2

+
+ 2 mL HCl
pekat
0,5 mL
SnCl2 ↓
Coklat tua

NH4-

Sb5+
Coklat

Sb2S3

+ HCl

SnCl2

Sb3+
Merah

Kristalin

molibolat

putih
MgNH4SO

KI

4
+ HCl

Merah

pekat,

(SbI)3-

ungu, I2 ↓
+CCl4
Gelatin,
kuning
muda
Air

Putih,

Putih

NaOH/

SbOCl
Putih,

SbO4
Putih

Putih,

NH4OH
Zink

SbO3
↓ Hitam,

Sb(OH)2
↓ Hitam

Sn(OH)4
Mereduk

Sb

Sb

si ion
Sn4+
menjadi

HgCl2,

Putih,

Sn2+
Tdk ada

sedikit

HgCl2

endapan

berlebih

Abu-abu

Reaksi

↓ kuning

Barutan

Reagensi

Hg
Reagensi

spesifik

muda

utanil

a

a

asetat: ↓

rodamin-

Rodamin-

kuning

B

B

muda

Warna
biru

Kation golongan III A

Pereaksi
NaOH

Fe2+
↓ Putih

Fe3+
↓ Coklat

Fe(OH)2

merah

+ berlebih

Fe(OH)3
Tidak larut

Al3+
↓ Putih Al(OH)3

Cr3+
Larut ↓
Hijau biru

Larut [Al(OH)3]-

Cr(OH)3

Tidak larut

Larut

↓ Putih

↓ Coklat

Putih gelatine

[Cr(OH)4}Hijau biru

Fe(OH)2

merah

Al(OH)3

Cr(OH)3

+ berlebih

Fe(OH)3

Larut sedikit

Larut

Al2S

Tdk ada

Tidak larut
Putih susu

(NH4)2S

endapan
Hitam FeS

Fe2SO3
↓ Hitam

NH4OH

Fe2S3

sedikit

↓ Putih Al(OH)3

↓ abu-abu
hijau biru
Cr(OH)3

Asam HCl
KCN

Larut
Coklat

Larut
Coklat

kekuningan

kemerahan
Fe(CN)3

+ berlebih

Larut

Kuning

[Fe(CN)3]Putih, K2F2
Biru tua

[(Fe(CN)6]3-

K4F2(CN)
K3Fe(CN)6

[Fe(CN)6]3

(CN)6]

Dimetil
glokisima

Merah

Coklat [Fe

Mg3HPO4

Putih

Putih gelatine

Hijau biru

kekuningan

AlPO4

CrPO4

NaCH3COOH

FePO4
Coklat

Tidak ada

Tidak ada

+ berlebih

kemerahan

endapan putih,

perubahan

Al(CH2)2CH3COO
Na2CO3

Putih, Al(OH)3

Abu-abu
hijau biru,
Cr(OH)3

Reaksi

V-

Kuprikan,

Alizarin-S

spesifik

fenamtrolina

endapan

endapan merah

warna

coklat

merah

kemerahan
(bila ada
HCl)

Kation golongan III B

Co2+

Pereaksi

Ni2+

Mn2+

Zn2+

NaOH

↓ Biru

↓ Hijau

↓Putih

↓ Putih gelatin

+ berlebih
NH4OH

↓ Merah jambu
↓ Biru

Tidak larut
↓ hijau

Tidak larut
↓ putih

larut
↓ putih

+ berlebih
(NH4)2S

Larut
↓ hitam

Larut
↓ hitam

↓ merah jambu

Tidak larut
↓ putih

+ HCl encer

Tidak larut

+ berlebih

Larut
Lar.koloid

Tidak larut

coklat tua
Tidak ada ↓

KCN

↓ kuning

NH4(SCN)2

Larutan biru

H2S

↓ hitam

Hanya

↓ ZnS

sebagian yg
mengendap
Na(HPO4)2

↓ merah jambu

Na2HPO4

↓putih
Zn3(PO4)2

KNO2

↓ kuning

Tidak ada ↓

Warna zat

Biru

Hijau

Kation Golongan IV

Pereaksi
NH4OH
(NH4)2CO3

Ba2+
Keruh (≠↓)
↓ putih

+ CH3COOH

Larut

Sr2+
↓ putih

Ca2+
Keruh (≠↓)
Amorf putih

dipanaskan
Amonium

↓ putih

Oksalat

Larut

+ CH3COOH
H2SO4 encer

↓ putih

+ H2SO4
CaSO4
K2CrO4

Larut
↓ putih
↓ kuning

+ CH3COOH

Larutan jingga

dipanaskan
Uji nyala

kemerahan
Hijau kekuningan

K4Fe(CN)6

↓ Kristal
↓ putih

↓ putih

↓ putih
Larut

↓ putih

larut
Merah barmin

Merah
kekuningan
↓ putih

Kation Golongan V

Pereaksi
NaOH

Mg2+
↓ putih

Na2+

K+

NH4+

+ air

gelatin

NaOH

Larut sedikit

↑ NH3, bau

+ berlebih

↓ putih

uap
Putih

NH4CO3
Na2CO3

↓ putih
↓ putih

+ asam
Na2HPO4

Larut
↓ kristalin

+ CH3COOH

putih

Kuning titan

Larut
↓ merah tua

Na3CO(NO2)6

↓ kuning

+CH3COOH
H2C4H4O6
+ Na-asetat
HClO4
Uji nyala

Meah tua

Kuning
intensif

↓ kristal putih
lembayung

↓ kuning

Nessler

↓ coklat tua,

Pemijaran

kuning
Menguap,
tidak ada
sisa.

BAB III
METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Alat yang dibutuhkan adalah botol semprot, cawan Porselin, lap
kasar dan lap halus, pipet tetes, rak tabung, sendok tandukdan tabung
reaksi.

III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah larutan HCl 0,1 N, larutan Na2S,
larutan NH4Cl, larutan NH4OH, larutan (NH4)2S dan larutan (NH4)2CO3

III.2 Cara Kerja
1. Uji organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, bentuk,
sifat higroskopik, serta kelarutannya pada air.

2. Reaksi Golongan
Kation Golongan I

Ditambahkan beberapa tetes larutan HCl 0,1 N ke dalam
tabung reaksi yang berisi larutan zat uji, lalu dilihat perubahan yang
terjadi. Dicatat perubahannya.

Kation Golongan II
Ditambahkan beberapa tetes larutan Na2S ke dalam tabung
reaksi yang berisi laruitan zat uji dan beberapa tetes HCl 0,1 N, lalu
dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahan yang terjadi.

Kation Golongan III
Ditambahkan beberapa tetes larutan NH4OH, NH4Cl, dan
(NH4)2S ke dalam tabung reaksi yang berisi laruitan zat uji. Lalu
dilihat perubahan yang terjadi. Dicatat perubahan yang terjadi.

Kation Golongan IV
Ditambahkan beberapa tetes larutan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 ke
dalam tabung reaksi yang berisi laruitan zat uji, lalu dilihat
perubahan yang terjadi. Dicatat perubahan yang terjadi.

Kation Golongan V
Jika setelah uji golongan I sampai IV tida terjadi endapan,
maka zat uji atau sampel merupakan kation golongan V.

3. Uji spesifik
Untuk melakukan uji spesifik, ambil sedikit larutan zat uji (larutan
stock), masukkan dalam tabung reaksi, lalu tambahkna reagensia
yang sesuai untuk golongan kation sampel yang didapat sesuai
dengan tabulasi kation.
Untuk uji spesifik golongan V atau golongan sisa, dilakukan uji
nyala dengan prosedur sebagai berikut :
a. Disiapkan alat dan bahan : Kawat Ni-Cr yang telah bersih,
dibuat mata kecil pada ujungnya.
b. Mata kecil itu dicelupkan ke dalam cawan porselin yang berisi
HCl pekat.
c. Ujung kawat Ni-Cr ini diberi sedikit sampel
d. Kawat Ni-Cr dibakar di nyala oksidasi, lalu di amati warna nyala
yang timbul.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

III.1 Data Pengamatan
1. Uji organoleptis
N
o
1

Kelaruta
Sampel

Warna

Bau

Bentuk

Higorkopik

Merah

Putih

Tidak

serbuk

Tidak

n
Larut

berbau
Tidak
2

Nani

Putih

higroskopik
Tidak
Serbuk

berbau
Tidak
3

Ippank

Putih

Kristal
berbau
Tidak

4

Rifka

Putih

Nia

6
7

Kak nuri

k
Higroskopi
Serbuk

berbau
Tidak

Kak ion

k
Tidak

berbau
Tidak

Orange

Nana

Larut
higroskopik
Higroskopi

Serbuk
berbau
Tidak

8

Putih

Larut
k
Tidak

Serbuk
berbau

larut
Larut

Serbuk
pudar

Tidak

Serbuk

Putih
Biru

Larut
higroskopik
Higroskopi

berbau
Tidak
5

Larut
higroskopik
Tidak

Larut
higroskopik

2. Uji golongan atau spesifik

N

+HCl
Sampel

o

+ HCl

Gol/
+NH4Cl

+ Na2S

(NH4)2CO3

Hasil
kation

+H2S
1

Merah

≠ 

Hitam

-

IIA / Bi3+

-

2
3

Nani
Ippank

≠ 
≠ 

Hitam
≠ 

-

-

≠ 

≠ 

4

Rifka

≠ 

≠ 

≠ 



5

Nia

≠ 

≠ 

≠ 

≠ 

6

Kak ion

≠ 

Hitam

-

-

7

Kak nuri

≠ 

≠ 

≠ 

≠ 

8

Nana

≠ 

Hitam

-

-

hitam
+CH3COOH

IV / Ca2+
Putih
+ NaOH

1. Kode sampel “merah” (Bi3+)
 Uji golongan :
+ HCl 
+ HCl + Na2S   hitam

 Uji spesifik :
+ NaOH   Putih
+ KI   Kuning
+ H2S   hitam

V / NH4+
IIA / Cu2+

Biru
+ NaOH

V / K+
IIA / Cu2+

Biru

III. 2 Reaksi

IIA / Cu2+
V / K+

2. Kode sampel “Nani” (Cu2+)
 Uji golongan :
+ HCl 
+ HCl + Na2S   hitam

 Uji spesifik :
(Tidak dilakukan uji spesifik karena keterbatasan waktu)

3. Kode sampel “Ippank” (K+)
 Uji golongan
+ HCl 
+ HCl + Na2S  ≠ 
+ NH4Cl  ≠ 
+ (NH4)2CO3  ≠ 

 Uji spesifik
(Tidak dilakukan uji nyala)

4. Kode sampel “Rifka” (Ca2+)
 Uji golongan
+ HCl 
+ HCl + Na2S  ≠ 
+ NH4Cl  ≠ 

+ (NH4)2CO3  

 Uji spesifik
+ CH3COOH   Putih

5. Kode sampel “Nia” (NH4+)
 Uji golongan
+ HCl 
+ HCl + Na2S  ≠ 
+ NH4Cl  ≠ 
+ (NH4)2CO3  ≠ 

 Uji spesifik
(Tidak dilakukan uji nyala)

6. Kode sampel “Kak ion” (Cu2+)
 Uji golongan
+ HCl 
+ HCl + Na2S   hitam

 Uji spesifik
+NAOH   biru

7. Kode sampel “Kak Nuri” (K+)
 Uji golongan
+ HCl 
+ HCl + Na2S  ≠ 
+ NH4Cl  ≠ 
+ (NH4)2CO3  ≠ 

 Uji spesifik
(Tidak dilakukan uji nyala)

8. Kode sampel “Nana” (Cu2+)
 Uji golongan
+ HCl 
+ HCl + Na2S   hitam

 Uji spesifik
+NAOH   biru

BAB V
PEMBAHASAN

Analisa kualitatif adalah suatu analisa untuk mengetahui keberadaan
zat tertentu dalam suatu sampel, dalam praktikum kali ini dilakukan analisa
kualitatif kation terhadap berbagai macam sampel.
Analisa yang dilakukan dimulai dengan uji organoleptis, uji golongan
dan uji spesifik.
Adapun sampel yang diperoleh kelompok kami adalah :
Kode sampel “merah” memiliki ciri-ciri berwarna putih, tidak berbau,
berbentuk serbuk, tidak higroskopik, dan larut dalam aquades. Ketika sampel
ini ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (bukan golongan I), lalu
dilanjutkan dengan penambahan Na 2S dan terbentuk endapan hitam (Berarti
golongan II). Kemudian, dilanjutkan dengan uji spesifik, dengan mengambil
larutan stock baru lalu dilakukan penambahan NaOH dan didapatkan
endapan putih (kemungkinan Bi3+, Cd2+, dan Sn2+). Diambil lagi larutan stock
baru, lalu ditambahkan KI dan terbentuk endapan kuning (Kemungkinann
Bi3+) dan terakhir diambil lagi larutan stock baru, dan ditambahkan Na 2S dan
terbentuk endapan hitam (Kemungkinan Bi 3+).
Kode sampel “rifka” memiliki ciri-ciri berwarna putih, tidak berbau,
berbentuk serbuk higroskopik, dan tidak larut dalam aquades. Ketika sampel
ini ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan I), lalu

dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan
(Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu
ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan
(Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan
ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan terbentuk endapan (Berarti
golongan IV). Lalu dilanjutkan dengan uji spesifik, dengan mengambil larutan
stock baru alu ditambahkan dan ditambahkan CH 3COOH dan endapan
berubah menjadi berwarna putih (Kemungkinan Ca 2+ dan Sr2+).
Kode sampel “Ippank” memiliki ciri-ciri yaitu berwarna putih, tidak
berbau, bebrbentuk kristal, tidak higroskopik, dan larut dalam aquades.
Ketika sampel ini ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan
golongan I), lalu dilanjutkan dengan penambahan Na 2S dan tetap tidak terjadi
perubahan (Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock
baru, lalu ditambahkan NH 4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi
perubahan (Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock
baru, dan ditambahkan (NH 4)2S dan (NH4)2CO3 dan tetap tidak terjadi
perubahan (Bukan golongan IV). Berarti sampel ini merupakan kation
golongan sisa golongan V). Tidak dilakuakan uji nyala.
Kode sampel “Nani” memiliki ciri-ciri yaitu berwarna putih, tidak berbau,
berbentuk serbuk, higroskopik dan larut dalam aquades. Ketika ditambahkan
HCl tidak terbentuk endapan (Bukan golongan I). lalu dilanjutkan dengan

penambahan Na2S dan terbentuk endapan hitam (Golongan II). tidak
dilakukan uji spesifik karena keterbatasan waktu.
Kode sampel “Nia” memiliki ciri-ciri berwarna putih, berbentuk serbuk,
higroskopik, tidak berbau, dan larut dalam aquades. Ketika sampel ini
ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan I), lalu
dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan
(Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu
ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan
(Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan
ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan tetap tidak terjadi perubahan
(Bukan golongan IV). Berarti sampel ini merupakan kation golongan sisa
golongan V). Tidak dilakuakan uji nyala.
Kode sampel “Kak ion” memiliki ciri-ciri yaitu berwarna biru pudar, tidak
berbau, tidak higroskopik, larut dalam aquades dan berbentuk serbuk. Ketika
ditambahkan HCl tidak terbentuk endapan (Bukan golongan I). lalu
dilanjutkan dengan penambahan Na 2S dan terbentuk endapan hitam
(Golongan II). kemudian diambil larutan stock baru dan ditambahkan NaOH
dan terbentuk endapan biru. Lalu diambil lagi larutan stock baru, dan
ditambahkan amonia, dan terbentuk endapan biru (Dapat dipastikan sampel
ini adalah Cu2+).
Kode sampel “Kak nuri” memiliki ciri berwarna orange, higroskopik, larut
dalam aquades, berbentuk serbuk, dan tidak berbau. Ketika sampel ini

ditambahkan HCl tidak terjadi perubahan (Berarti bukan golongan I), lalu
dilanjutkan dengan penambahan Na2S dan tetap tidak terjadi perubahan
(Berarti bukan golongan II). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, lalu
ditambahkan NH4OH, NH4Cl, dan (NH4)2S dan tetap tidak terjadi perubahan
(Berarti bukan golongan III). Kemudian, diambil lagi larutan stock baru, dan
ditambahkan (NH4)2S dan (NH4)2CO3 dan tetap tidak terjadi perubahan
(Bukan golongan IV). Berarti sampel ini merupakan kation golongan sisa
golongan V). Tidak dilakuakan uji nyala.
Kode sampel “Nana” memiliki ciri-ciri yaitu berwarna putih, tidak berbau,
berbentuk serbuk, higroskopik dan larut dalam aquades. Ketika ditambahkan
HCl tidak terbentuk endapan (Bukan golongan I). lalu dilanjutkan dengan
penambahan Na2S dan terbentuk endapan hitam (Golongan II). kemudian
diambil larutan stock baru dan ditambahkan NaOH dan terbentuk endapan
biru (Kemungkinan Cu2+).

BAB VI
PENUTUP

VI.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diatrik dari percobaan ini adalah
sebagai berikut.
Kode sampel
Merah
Nani
Ippank
Rifka
Nia
Kak ion
Kak nuri
Nana

kation yang terdapat didalamnya
Bi3+
Cu2+
K+
Ca2+
NH4+
Cu2+
K+
Cu2+

VI.2 Saran
Sebaiknya di dalam praktikum ini dpraktikan melakukanya
dengan penuh ketelitian, agar hasil yang diperoleh dapat bersifat
akurat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Svehla, G., (1985), “ Vogel I : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro “, Edisi V, P.T. Kalman Media Pustaka, Jakarta.
2. Roth, J.H., Gottfried, B., (1994), “ Analisis Farmasi “, Edisi II, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
3. Day, J,R., Underwood, A.L., (1993), “ Analisis Kimia Kualitatif “, Edisi
IV, P.T. Erlangga, Jakarta.
4. Dirjen POM. 1979. Farmaskope Indonesia edisi III. Depkes RI :
Jakarta.

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37