View of Pendidikan berbasis teologi; menelisik sekolah dasar Islam terpadu

A Kadir Sobur *)

Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Jl.Jambi-Muara Bulian Km. 16 Jambi

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dimensi teologi dalalm praktek pendidikan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Nuruil Ilmi seraya menurunkan makna dari penerapan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan teknik non partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumen dalam pengumpulan data. Sedangkan teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan tranferability dan conformability. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ide teologi Islam mengilhami kerangka kerangka kurikulum, desain pembelajaran (proses belajar mengajar), pengembangan kelembagaan, dan pengembangan profesionalisme guru.

Kata Kunci: Teologi, Pendidikan, Sekolah Islam Terpadu

Abstrak

[Theology Based Education; An Investigation at Integrated Islamic Elementary School]. The objective of this research was both to investigate the dimension of education theology applied by an integrated Islamic elementary school namely SDIT Nurul Ilmi Jambi and to reveal the meaning of those application. This was a qualitative research in which the researcher used non-participant observation, in –depth interview, and documentation to gather the data. The data was analyzed by a flow model technique. To check the validity, the researcher employed credibility /transferability and conformability. The finding showed that the notion on Islamic theology was implied in the curriculum frameworks, instructional designs (teaching and learning process), institutional development, and

teachers’ professional development.

Keywords: Theology, education, integrated elementary school

1. Pendahuluan

Menurut (Hanafiah, 2012) dalam tradisi teologis yang sebenarnya. Akibatnya peserta didik pendidikan Islam sampai sekarang ini, internalisasi

cenderung memahami dimensi nilai teologis sebatas nilai teologis hanya diberikan secara terbatas dalam

pada tataran ritualistik-formalistik dan dogmatis- pendidikan aqidah (teologi Islam) yaitu pengkajian

sakralistik. Pendekatan yang demikian, menjadikan sekitar permasalahan yang berdimensi ilahiyah

kajian dimensi teologis semakin absurb, abstrak, (ketuhanan) yang hanya berdimensi transendental-

melangit dan kurang menyentuh persoalan-persoalan kontemplatif semata, tradisi ini sudah sejak lama

riil kemanusiaan. Ditambah lagi dengan anggapan berlangsung. Dengan demikian nilai-nilai teologis

bahwa wilayah kajian teologi adalah wilayah sakral- belum mengintegral ke dalam disiplin-disiplin ilmu

absolut sehingga tidak memberikan ruang reinterpretasi lainnya secara holistik. Pendekatan yang digunakan

aktual-kontekstual terhadap dalam proses internalisasi nilai-nilai teologis ini hanya

penafsiran sebelumnya.

sebatas pada pendekatan imani. Kecenderungan Selnjutnya menurut Amin (Hanafiah, 2012) pendekatan dalam proses belajar mengajar seperti ini

dalam diskursus keagamaan komtemporer, dijelaskan jelas mempersempit bahkan mendistorsi pemahaman

bahwa teologi ternyata memiliki banyak wajah (multi peserta didik secara objektif terhadap nilai-nilai

faces ) dan bukan lagi single face. Teologi tidak lagi seperti orang dahulu memahaminya, yaitu hanya

semata-mata terkait dengan permasalahan ketuhanan, kepercayaan, keimanan kredo. Selain ciri dan sifat

*) Penulis korespondensi

konfensionalnya, teologi yang berporos (inti) pada

Email: akadirsobur@gmail.com

tauhid sebagai hasil pemikiran keislaman memang tauhid sebagai hasil pemikiran keislaman memang

semuanya mengusung suatu teologi pendidikan Islam juga merupakan keniscayaan manusia.

yang sejatinya bertujuan agar peserta didik dapat Pengelolaan lembaga pendidikan Islam, dalam

menjadi insan kamil. Namun demikian, tentu menarik konteks ini di provinsi Jambi yang mayoritas

untuk menelisik lebih jauh bagaimana ideologi yang penduduknya beragama Islam, tidak lepas dari

diderivasi dari suatu teologi mewarnai gerakan pengaruh teologi yang ikut mewarnai falsafah

aktivitas pendidikan Islam ini sehingga menjadi pendidikan yang dianut selanjutnya mempengaruhi

lembaga yang mendapat minat yang luas dari cara pandang pengelola dan guru dalam memahami

masyarakat.

hakikat pendidikan,

Sejumlah riset telah dilakukan guna melihat pendidik, peserta didik, kurikulum, metode, sarana, dan

tujuan pendidikan,

tenaga

warna teologis dalam kurikulum dan pembelajaran. evaluasi pendidikan, termasuk gaya manajerial yang

Ruhadi (2010) menemukan bahwa pengembangan diterapkan.

kurikulum di SDIT Assalamah dapat diketahui dari dua Sejarah

hal yaitu (1) Desain pengembangan kurikulumnya yang menunjukkan bahwa model pendidikan pesantren yang

memadukan antara kurikulum Departemen Pendidikan dikembangkan

Nasional dengan kurikulm Departemen Agama. (2) kerekatan dengan ideologi ahlusunnah wal jamaah,

Penerapan kurikulumnya yang mengakomodasi desain yang secara teologi menganut ajaran Imam Hasan al-

kurikulum yang telah diterapkan yaitu dengan Asy‟ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi. Teologi

menerapkan “Sistem Full Day School” dan model ini dicirikan dengan karakternya yang moderat dalam

pembelajaran berbasis “Multiple Intelegence”, Dengan bidang agama. Dalam praktek

dan pengembangan pendidikan, teologi ahlusunnah lebih mengusung dan

pada lembaga

akan berdampak bagi mempertahankan nilai-nilai tradisional yang baik

perkembangan institusi pendidikan, yaitu kualitas seraya mengadopsi sesuatu yang baru yang lebih baik

pendidikan semakin meningkat, mampu meraih (muhafadhzah al qadim al shalih wa al akhzu bi al

sampai tingkat nasional, jadid al ashlah), meskipun dalam kenyataannya

berbagai

prestasi

bertambahnya kepercayaan masyarakat terhadap pihak sejumlah

sekolah, membawa SDIT Assalamah mendapat pendidikan dibawah ideologi ini kurang mampu tampil

fakta menunjukkan

bahwa

lembaga

predikat A dalam akreditasi, dan mendapatkan nilai sebagai lembaga pendidikan unggulan. Pesantren-

tertinggi Se-Kabupaten Semarang serta mampu pesantren yang ada cenderung mempertahankan basis

mencetak out put yang berkualitas dan berdaya saing kultural ketimbang merembut kelas menengah.

tinggi.

Selain pendidikan pesantren, perkembangan Warna teologi dalam pendidikan juga dapat pendidikan Islam di Jambi juga diwarnai oleh lahirnya

dilihat dari penerapan kurikulum teritegrasi. Fatonah lembaga pendidikan „umum‟ yang dirintis atau

(2014) dalam penelitiannya tentang integrasi nilai berafiliasi kepada organisasi Muhammadiyah yang

Islam dalam pembelajaran menemukan bahwa pada mengusung ideologi amar ma’ruf nahi munkar dan

proses pembelajaran kimia di SMA Islam Terpadu Abu gerakan pemurnian ajaran Islam dari segala macam

Bakar Yogyakarta, ada upaya untuk menginegrasikan bid‟ah (Asy‟ari, 2009). Namun demikian, dalam

nilai-nilai ajaran Islam, yakni dengan menerapkan konteks Jambi, lembaga-lembaga pendidikan yang

konsep dasar yang Islami seperti dimulai dengan dirintis oleh organisasi ini belum mampu optimal

pemberian motivasi untuk melahirkan lembaga pendidikan unggulan.

bacaan

basmallah,

membantu teman yang belum bisa, mngajak siswa Selain kedua model lembaga pendidikan Islam

mensyukuri ni‟mat Alloh SWT, dan bersikap jujur, ulet berwarna ideologis tersebut, pada dekade akhir tahun

serta tidak cepat putus asa. Cara pengintegrasian nilai- 1980-an, Sekolah Islam Terpadu mulai bermunculan.

nilai ajaran Islam dilakukan pada setiap level, yaitu Diawali oleh para aktivis dakwah kampus yang

filososi, materi, strategi dan metodologi. Sementara itu tergabung dalam Lembaga Dakwah Kampus (LDK)

Rosydi (2013) menemukan bahwa proses internalisasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas

nilai-nilai agama Islam melalui metode pembiasaan Indonesia (UI),dan beberapa universitas ternama

dalam pembinaan mental anak terbagi menjadi tiga lainnya yang tergabung dalam komunitas Jamaah

yaitu pembiasaan disiplin meliputi pembiasaan shalat Tarbiyah yang memiliki keprihatinan terhadap kondisi

berjamaah, penerapan senyum salam dan sapa, serta pendidikan di Indonesia (Suyatno, 2013). Model

pembiasaan berjabat tangan saat bertemu. Pembiasaan pendidikan ini mulai berkembang di provinsi Jambi

hidup sederhana meliputi pembiasaan suka menabung, sejak awal tahun 2000an yang ditandai dengan lahirnya

menerima makanan apa adanya, dan memakai baju Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Ilmi yang tumbuh

sederhana. Pembiasaan cinta lingkungan meliputi secara cepat dan menjadi sekolah unggulan saat ini.

pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, Terlepas dari perbedaan ideologi masing-masing

menanam dan merawat taman di sekitar. Metode menanam dan merawat taman di sekitar. Metode

intrakurikuler, kegiatan berperilaku hormat, disiplin, murah hati, dan pedulii

berupa

kegiatan

ekstrakurikuler, dan pembiasaan sekolah; (4) produk sesama.

yang dihasilkan dari internalisasi nilai-nilai karakter Novianti (2014) pada sisi lain menemukan

bangsa melalui PAI adalah peserta didik yang bahwa langkah-langkah internalisasi nilai-nilai agama

kompeten dan memiliki karakter yang baik. di sekolah diawali dengan kebijakan kepala sekolah,

Penerapan nilai teologis dalam kurikulum dan menjalin kerjasama antara sekolah dan orangtua siswa,

pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari pendekatan memberikan

dan metode yang digunakan. Hasil penelitian Nata dan mendorong siswa mengaplikasikan dalam lingkungan

Sofyan (2014) di Madrasah Pembangunan UIN Syahid sekolah dan di rumah sehingga menjadi karakter mulia

Jakarta menemukan bahwa model pembelajaran pada diri siswa dan menciptakan suasana religius.

pendidikan agama berbasis karakter mulia yang Implikasi interalisasi nilai-nilai agama adalah: siswa

holistik, humanis, emansipatorik, dan afektif dengan dapat memahami da mengamalkan nilai-nilai agama,

langkah-langkah modelling, reflecting, deep discussion, siswa memiliki karakter mulia dalam hal aqidah kepada

problem solving, sosialization, dan authentic assesment Allah SWT, siswa memiliki karakter mulia yakni sopan

yang diterapkan dan hasilnya cukup efektif dalam santun, saling menghormati dan mengasihi sesama,

membentuk akhlak mulia, meskipun belum diterapkan jujur, peka terhadap lingkungan dan memiliki

secara sitematik dan konsolidatif. Sementara itu Israfil kesadaran diri. Terkait

(2012) menemukan bahwa penggunaan metode teologis ini, Fiteriyani (2014) dalam studinya tentang

pembiasaan dilaksanakan di dalam kelas melalui materi integrasi ilmu menemukan bahwa integrasi ilmu dalam

PAI yang diajarkan. Sedangkan di luar kelas para siswa pelaksanaan pendidikan di SD Al- Azhar 1 Bandar

dibiasakan untuk shalat berjama‟ah, shalat dhuha, Lampung, SDIT Permata Bunda 3 Bandar Lampung,

membaca Al- Qur‟an dan berakhlaqul karimah. Dalam dan SD Muhammadiyah

pelaksanaannya masih butuh kesadaran pribadi para diimplementasikan dalam wujud kurikulum integratif

1 Bandar

Lampung

siswa dengan bimbingan dan pengawasan oleh guru yaitu bangunan kurikulum yang memasukkan ilmu-

maupun orang tua di rumah. Metode pembiasaan ini ilmu keagamaan (keislaman) dan ilmu-ilmu umum

diharapkan dapat terealisasikan bukan hanya di secara proporsional dan pengaplikasian kurikulum

lingkungan sekolah tetapi juga dalam kehidupan sehari- integratif dalam dalam pelaksanaan pendidikan di SD

hari. Sementara itu, Penelitian Fitriyah (2005) Al- Azhar 1 Bandar Lampung dan SD

menemukan bahwa penggunaan metode keteladaan Muhammadiyah 1 Bandar Lampung melalui

dengan hukuman kurang efektif karena anak terpaksa penerapan hidden curriculum, sementara pada SDIT

meneladani guru karena takut dihukum. Permata Bunda 3 Bandar Lampung dilakukan secara utuh, menyeluruh, integral dengan cara memadukan

2. Metode

bertujuan baik untuk menjadi satu jalinan kurikulum. Sejalan dengan itu

pendidikan umum dan pendidikan agama (Islam)

Penelitian

ini

mengungkapkan dimensi teologi pendidikan dalam Siswanti

kurikulum dan pengembangan mutu di SD IT Nurul internalisasi nilai-nilai agama pada sekolah umum

Ilmi perspektif subjek penelitian, juga untuk menemukan bahwa internalisasi dilakukan dengan

menangkap makan (meaning) dari aktivitas tersebut. mengaitkan antara materi-materi yang disampaikan

Penelitian ini mengambil setting di SD IT Nurul dengan nilai-nilai agama Islam dan adanya interkasi

Ilmi yang berlokasi di Jalan Depati Purba Kota Jambi. guru PAI dan guru umum dalam bentuk kerjasama

Pemilihan setting ini didasarkan pada pertimbangan, untuk senantiasa menyampaikan nilai Islam dalam

pertama Sekolah tersebut merupakan ikon pendidikan setiap pembelajaran.

di Jambi yang mengusung ide pendidikan terpadu. Selanjutnya integrasi ilmu berjalan seirama

Kedua, sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah dengan internalisasi nilai-nilai agama. Sofanuddin

yang paling cepat kemajuannya dalam satu dasawarsa (2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa (1)

terakhir, khususnya dari perpekstif jumlah peminat. secara konteks, strategi penanaman nilai-nilai karakter

Ketiga, Sekolah tersebut memiliki kekhasan khususnya bangsa melalui mata pelajaran agama dilakukan

pada aspek manajerial (full day school) serta tergabung melalui kebijakan kepala sekolah, sistem sekolah,

dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) seluruh kualitas sarana dan prasarana, serta iklim dan budaya

Indonesia. Sementara itu, subjek penelitian didapat yang mendukung internalisasi pendidikan karakter di

dengan menggunakan teknik purposeful sampling, sekolah; (2) secara input, internalisasi nilai-nilai

yaitu dengan memilih individu untuk memperoleh dan karakter bangsa telah dilakukan melalui kualifikasi dan

memahami panomena sentral.

kompetensi guru, input sarana dan prasarana, serta Teknik pengumpulan data yang digunakan kualifikasi peserta didik; (3) proses internalisasi nilai-

dalam penelitian ini adalah non participant dalam penelitian ini adalah non participant

beberapa pelajaran yang biasa diajarkan pada sekolah dalam penelitian ini adalah model analisis data

dasar pada umumnya, seperti, Bahasa Indonesia, mengalir (flow model). Sementara itu teknik

Matematika, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan pemeriksaan keabsaha data yang digunakan credibility

Kesehatan, Pendidikan Agama Islam, Bahasa Inggris, /transferability dan confirmability (Objektivitas).

Ilmu Pendidikan Alam, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn), Ilmu Pengetahuan Sosial,

3. Temuan dan Pemabahasan

Seni Budaya dan Prakarya (SBDP), Ilmu Pengtahuan

a. Warna Teologi dalam Kurikulum dan

Sosial (IPS), dan komputer. Sedangkan pelajaran

Pembelajaran

keagamaan meliputi; Tahsin Quran Praktek Ibadah, dan Pada bagian ini dikemukan temuan dan

Tahfidzul Quran, ditambah mata pelajaran pendukung; pembahasan terkait warna teologis dalam kurilukulum

Bahasa Arab.

dan pembelajaran, meliputi kurikulum sebagai mata Kurikulum Sekolah bertujuan untuk memenuhi pelajaran (subject matter), kurikulum sebagai konten

tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. /materi ajar, kurikulum sebagai proses pembelajaran,

Pada dimensi sikap standar yang harus dipenuhi adalah dan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum).

kemampuan menerima, menjalankan, menghargai, dan

1) Kurikulum (subject matter)

mengamalkan ajaran agama Islam dan melahirkan SD IT Nurul Ilmi menerapkan kurikulum

pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, Departemen

dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara Kementerian Agama. Kurikulum yang digunakan saat

efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta ini sebagian sudah menggunakan kurikulum 2013

dunia dan peradabannya. Pada dimensi pengetahuan (K13) dan sebagian lagi masih menggunakan

standar yang harus dipenuhi adalah kemampuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan

menerima, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, standar isi 2006. Sedangkan buku-buku yang

menalar, dan mencipta serrta melahirkan Pribadi yang digunakan sebagian diterbitkan oleh Kementerian

berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan Pendidikan dan Kebudayaan, Platinum, Erlangga, dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Sedangkan sebagian lagi Bumi Aksara.

pada dimensi keterampilan adalah kemampuan Pada buku tersebut dijelaskan bahwa Kurikulum

mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di

dan mengevaluasi serta melahir pribadi yang dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap,

menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai

kemanusiaan, kebangsaan, peserta didik. Juga dirumuskan proses pembelajaran

dan

berwawasan

kenegaraan, dan peradaban.

dan penilaian yang diperlukan peserta didik mencapai Kurikulum yang diterapkan di SD IT Nurul Ilmi kompetensi yang diinginkan tersebut. Buku yang

merupakan kurikulum Nasional yang dintegrasikan ditulis dengan mengacu pada kurikulum ini dirancang

dengan nilai-nilai Islam. Pada Kurikulum Nasional dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai

(K13) sendiri sesungguhnya dapat ditemukan sejumlah untuk mencapai kompetensi yang sesuai dan diukur

kompetensi teologis yang harus dimiliki oleh peserta dengan proses penilaian yang sesuai.

didik, tema diriku sub tema tubuhnku yang diajarkan di Pendekatan

kelas I bertjuan diantaranya agar mereka menghargai dipilih dengan beberapa alasan. Pertama, peserta didik

pembelajaran

tematik terpadu

perangkat gerak dan yang sesuai perkembangannya lebih mudah memahami

kemampuannya sebagai anugerah Tuhan yang tidak pengetahuan faktual, diajak melalui tema-tema

ternilai dan Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa mengikuti proses pembelajaran transdisipliner dimana

berupa bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah kompetensi yang diajarkan dikaitkan dengan konteks

daerah. Tema indahnya peserta didik dan lingkungannya. Kedua, melalui

keberagaman

bahasa

kebersamaan yang diajarkan pada kelas IV kompetensi pendekatan terpadu, pembelajaran multidisiliner-

dasarnya dalam pelajaran IPA kompetensi yang interdisipliner diwujudkan agar tumpang tindih antar

diinginkan adalah bertambah keimanannya dengan materi

menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas tercapainya efisensi materi pembelajaran dan

mata pelajaran

alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang efektivitas penyerapannya oleh peserta didik.

mewujudkannya dalam Materi pembelajaran di SD IT Nurul Ilmi terdiri

menciptakannya,

serta

pengamalan ajaran agama yang dianutnya. Pada mata atas empat program. Pertama, ulumul fanny (ilmu

pelajaran IPS kompetensi dasar tema tersebut adalah pengetahuan umum). Kedua, program ulum syariah

agar siswa menerima karunia Tuhan YME yang telah (BBM). Ketiga, progam bimbingan khusus (halaqoh

menciptakan manusia dan lingkungannya. Selanjutnya, keagamaan).

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensinya keterampilan dasar (basic skill).

diantaranya adalah agar siswa mengakui dan diantaranya adalah agar siswa mengakui dan

filosof Muslim yang menyatakan bahwa “The words of teknologi modern dan tradisional, perkembangan

God can not possibly contradict the work of God .” teknologi,

Kata-kata Tuhan (al- Qur‟an dan al-Hadis) tidak Disamping hal-hal yang berdimensi teologis,

sosial, serta

permasalahan

sosial.

mungkin bertentangan dengan karya Tuhan (alam kurikulum yang diterapapkan di SD IT Nurul Ilmi juga

semesta).

(2013) Kurikulum siswa. Hal ini misalnya dapat dilihat diantaranya pada

memuat tujuan yang bersifat pembentukan karakter

Menurut

Suyatno

sebagaimana di atas, jika dilihat dari perspektif sub tema anggota keluargaku yang diajarkan di kelas I.

epistmologi pendidikan Islam, sebenarnya berasal dari Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi

pandangan adanya integrasi ilmu antara ilmu agama dasar yang ingin dicapai dalam bidang karakter adalah

dan ilmu umum. Konsep pemahaman keilmuan dalam memiliki perilaku santun dan sikap kasih sayang

kurikulum Sekolah Islam Terpadu menunjukkan bahwa melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa

anak didiknya memiliki daerah. Pada mata pelajaran PKn kompetensi dasarnya

ia ingin menjadikan

penguasaan keilmuan yang integratif yakni bersatunya adalah menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan

penguasaan ilmu-ilmu yang bersumber dari ayat-ayat aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di

tanziliyah yang menghasilkan sains ketuhanan, ayat- rumah dan sekolah serta Menunjukkan perilaku

ayat dalam diri manusia yang menghasilkan sains kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan

humaniora dan ayat-ayat kauniyah yang menghasilkan sekolah. Pada mata pelajaran matematika kompetensi

sains kealaman.

dasarnya adalah menunjukkan perilaku patuh pada Model pendidikan terpadu ini sejalan dengan aturan

tawaran Hasim Ami (Hujair, 2003: 264-265) bahwa pengurangan sesuai prosedur atau aturan dengan

dalam melakukan

penjumlahan

dan

pendidikan Islam adalah pendidikan idealistik yakni memperhatikan nilai tempat puluhan dan satuan. Pada

pendidikan yang integralistik, humanstik, pragmatik, mata pelajaran SPDP kompetensi dasarnya adalah

dan berakar pada budaya. Pendidikan integralistik menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih

merupakan model pendidikan yang diorientasikan pada mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni. Pada

kehidupan yang meliputi; mata pelajaran PJOK kompetensi dasarnya adalah

komponen-komponen

rabbaniyah (ketuhanan), insaniyah (kemanusiaan), dan menunjukkan perilaku santun kepada teman dan guru

alamiyah (alam pada umumnya) sebaagai sesuatu yang selama pembelajaran penjas.

integralistik bagi perwujudan kehidupan yang baik Selanjutnya,

untuk mewujudkan rahmatan lil alamin, serta tersebut, Sekolah juga memberikan penguatan-

disamping

kompetensi dasar

pendidikan yang menganggap menusia sebagai sebuah penguatan aspek ketauhidan pada setiap materi ajar,

pribadi jasmani-rohani, intelektual, perasaan, dan sebagaimana dikemukakan oleh salah seorang guru

indvidual-sosial.

bahwa guru-guru di SD IT Nurul Ilmi memiliki Demikian juga perhatian Sekolah terhadap kewajiban untuk membuat rencana pelaksanaan

materi Quran sejalan dengan pendapat Rahman (1985) pembelajaran

bahwa apabila kita ingin membangun pendidikan Islam disyarakatkan oleh aturan kementerian. Pada RPP

yang berkualitas harus kembali kepada Al Quran, dan khusus tersebut guru mengaitkan materi ajar dengan

Al-Quran harus ditempatkan sebagai pusat intelektual isyarat-isyarat

mengaitkannya dengan kebesaran Allah. Perpaduan antara mata pelajaran umum dan

2) Kurikulum Pesantren Al-Quran. mata pelajaran keagamaan menjadi ciri khas dalam

Kurikulum SD IT Nurul Ilmi selain menganut struktur kurikulum Sekolah Islam Terpadu. Sekolah

paradigma integrasi ilmu dalam bentuk pemaduan Islam Terpadu tidak memisahkan keduanya menjadi

sejumlah mata pelajaran dalam satu tema serta mata pelajaran keagamaan yang fardhu „ain untuk

mengimbuhkannya dengan pesan-pesan ketauhidan dan dipelajari dan ilmu umum yang fardhu kifayah untuk

moral keislaman, Sekolah juga menerapkan integrasi dipelajari, namun kedua-keduanya merupakan rumpun

dalam bentuk menyajikan pelajaran keagamaan secara keilmuan yang wajib dipelajari sebagai bekal

terpisah dari mata pelajaran lain, namun masih dalam menjalankan tugas manusia sebagai kholifah Allah di

satu kesatuan kurikulum. Temuan di lapangan muka bumi. Kedua rumpun keilmuan tersebut dianggap

menunjukkan bahwa ada empat mata ajar keagamaan sama-sama mempelajari ayat-ayat Allah Swt. Satu

yang tertuang dalam kurikulum yaitu; tahsin, praktek rumpun keilmuan mempelajari ayat-ayat Allah yang

ibadah, bahasa arab, dan tahfidz. Keempaat materi ini tertulis dalam teks al- Qur‟an dan Hadis, rumpun

disajikan dengan proporsi yang berbeda. Tahsin keilmuan yang lain mempelajari ayat-ayat Allah berupa

disajikan hari kecuali hari Jumat dan Sabtu, sementara alam semesta.

(Tim JSIT, 2013) Diantara keduanya praktek ibadah, bahasa Arab, dan tahfidz masing- tidak mungkin bertentangan karena sama-sama berasal

masing hanya diajarkan satu kali dalam satu minggu.

dan membentuk moral spiritual dan sosial peserta didik memperbagus bacaaan serta menghafal surah-surah

Pada materi

(Ramayulis, 2001). Hal ini sejalan dengan firman pendek. Standar yang ditetapkan oleh Sekolah adalah

Allah “Sesungguhnya dalam diri Rasulullah kamu bisa setelah lulus SD siswa-siswi minimal mampu

menemukan tauldan yang baik” (QS Al-Ahzab: 33). menghafal 3 Juz Al-Quran. Kebijakan tersebut

Kedua pendekatan pembiasaan. Temuan di didukung dengan tradisi wisuda tahfidz sebagai

lapangan menunjukkan bahwa siswa-siswi dilatih perayaan dan penghargaan terhadap siswa yang hafal

dengan kebiasaan-kebiasaan baik. Pada saat memasuki setiap juznya.

dibiasakan dengan tradisi Pemberian porsi yang besar terhadap materi

Sekolah siswa-siswi

mencium tangan guru yang Quran dalam kurikulum menunjukkan bahwa Sekolah

bersalaman

dan

menyambut mereka setelah pintu masuk. Mereka juga memiliki keinginan melahirkan generasi-generasi

dilatih melaksanakan sholat fardhu berjamaah, sholat Qurani yang mampu membaca al-Quran dengan baik

berjamaah, memberikan infaq, menjaga serta memahami tafsirnya. Selain kurikulum dalam

dhuha

kebersihan dan kelestarian lingkungan, menabung dan bentuk materi ajar terjadwal harian, Sekolah juga

berdoa. Pendekatan ini juga digunakan untuk memiliki program Pesantren Tahfidz Quran yang

mengajarkarkan adat-adat makan dan minum serta adab menampung para siswa-siswi yang ingin lebih

belajar. Pendekatan dan metode ini dapat memberikan memperdalam hafalan Quran. Program ini diasuh

peserta didik terbiasa sejumlah guru serta dipusatkan di Sekolah dengan

kesempatan

kepada

mengamalkan ajaran agamanya, baik secara individual sistem pesantren.

maupun secara kelompok.

Temuan diatas menunjukkan bahwa substansi Selain dua pendekatan tersebut, guru-guru juga kurikulum Sekolah sejalan dengan filosofi pendidikan

menggunakan beberapa metode, seperti metode hafalan Islam bahwa kurikulum inti dalam pendidikan Islam

surah pada mata pelajaran tahfidz. Bahkan Sekolah setelah tauhid adalah perintah membaca yang

menerapkan standar lulusan SD minimal dapat termaktub dalam Al-Quran. Perintah membaca disini

menghafal 3 juz Al – Quran. Metode ini dimaksudkan mencakup; (1)ayat –ayat Allah berdasarkan wahyu; (2)

untuk memberikan dasar agama kepada peserta didik. ayat Allah yang ada pada diri manusia, dan (3) ayat

Menurut Sulaiman (1986) keimanan tumbuh kepada Allah yang terdapat di alam semesta di luar manusia.

anak tanpa dalil terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan Perintah membaca ( iqra’) dalam Al Quran

dapat memperkuat merupakan pokok pendidikan yang mencakup seluruh

keyakinannya. Menurut Al-Ghazali proses penuntunan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia.

anak dalam pendidikan ibarat penanaman benih. Menurut langgulung (Ramayulis dan Nizar, 2010)

Sedangkan penanaman keyakinan dilakukan dengan membaca selain melibatkan proses mental yang tinggi,

memberikan keterangan ibarat proses penyiraman dan pengenalan

pemeliharaan. Benih ini dapat tumbuh, berkembang pengamatan (perception), pengucapan (verbalization),

dan meninggi bagaikan pohon yang baik lagi kokoh, pemikiran (reasoning), dan daya cipta (creativity).

akarnya tertancap kekar dan cabangnya menjulang Proses tersebut sekaligus merupakan bahan pendidikan

tinggi ke langit.

dalam Islam, selanjutnya membaca merupakan alat Metode lainnya adalah metode kissah. Metode sistem perhubungan (communication system) yang

ini digunakan oleh guru untuk mengajarkan sejarah menjadi syarat multak terwujudunya kelanjutan suatu

kehidupan Nabi-nabi dan Rasul Allah serta berbagai sistem sosial (social system).

hikmah dibaliknya. Mata pelajaran kissah sendiri

3) Pembelajaran

diajarkan pada kelas I dan II. Metode ini dapat Kegiatan pembelajaran merupakan merupakan

meningkatkan keimanan peserta didik untuk berbuat proses transfer ilmu (tranfer of knowledge) dan tranfer

amal kebajikan dalam menjalani kehidupan (Nawawi, nilai (tranfer of value). Kegiatan pembelajaran yang

1993). Kisah Qurani menurut Tafsir (2007) mendidik berlangsung

perasaan keimanan dengan cara membangkitkan menggunakan berbagai pendekatan metode, strategi,

di Sekolah

dilaksanakan

dengan

berbagai perasaan seperti khauf, rida, dan cinta. dan media. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa

Sekolah juga menerapkan metode pemberian ada dua pendekatan pembelajaran yang paling

targhib dan tarbhib atau dalam bahasa lainnya menonjol diterapkan yaitu pertama pendekatan

hadiah(reward) dan hukuman (punishment). Metode keteladanan (uswah hasanah, pengamatan di lapangan

ini ditempuh oleh sekolah misalnya dalam membentuk menunjukkan bahwa guru-guru memberikan contoh

memberikan hadiah kepada peserta didik yang teladan akan sikap dan perilaku yang mulia baik di

memiliki prestasi di berbagai bidang, dengan sebutan kelas maupun di luar kelas. Teladan ini tidak hanya

misalnya siswa paling dermawan, siswa paling peduli ditunjukkan dalam perkataan dan sikap, namun juga

lingkungan, siswa paling sportif, siswa paling disiplin, dalam cara berpakaian yang sederhana. Metode ini

dan sebagainya. Sedangkan hukuman diberikan kepada dapat membawa keberhasilan dalam mempersiapkan

siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah dengan siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah dengan

baliq tidak bersalaman dan mencium tangan guru-guru adalah agar peserta didik melakukan kebaikan dan

perempuan (ustadzah). Hal ini sesuai dengan sunnah menjauhi kejahatan. Metode ini menurut Tafsir (2007)

Nabi saw yang tertuang dalam hadits yang dijadikan didasarkan pada fitrah manusia yaitu sifat keinginan

rujukan.

kepada kesenangan,

himbauan. Pertama menginginkan kepedihan dan kesengsaraan.

himbauan untuk menggunakan busana muslimah

4) Hidden Kurikulum Tersembunyi (hidden

(khususnya) bagi orang tua siswa/wali siswa pada

curriculum)

datang ke sekolah. Himbauan ini ditempelkan pada Warna teologi dalam kurikulum Sekolah tidak

dinding –dinding Sekolah dengan kalimat „Kawasan hanya ditemukan pada program pembelajaran dan

Berbusana Muslim”. Himbauan ini bertujuan untuk ekstrakurikuler namun juga dapat diamati dari

menumbuhkan suasana Islami di Sekolah seraya kurikulum sekolah yang sifatnya intangible, tidak

memberi contoh kepada siswa-siswa bagaimana terlihat namun kesannya dapat dirasakan oleh siswa

berbusana muslim yang baik. Kedua, himbauan untuk (hidden curriculum). Kurikulum dalam bentuk seperti

tidak merokok di dalam lingkungan Sekolah. ini dapat dilihat dari;

Himbauan tersebut berbunyi “Kawasan Bebas Asap Pertama, setiap

Rokok”. Himbauan seperti ini bertujuan untuk menggunakan/mengenakan pakaian sekolah secara rapi

siswa

dan siswa

diwajibkan

memberikan contoh baik kepada siswa agar tidak dan syar‟i. Siswa mengenakan kopiah, baju, dan celana

merokok dan tetap menjaga kesehatan. Himbauan – panjang, sementara siswi mengenakan jilbab, baju

himbauan di atas meskipun tidak menjadi kewajiban panjang lengan, dan rok yang proporsional. Berbeda

dan tidak ada sanksi bagi yang melanggar, namun dari sekolah lainnya, khususnya bagi siswi mereka

pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa secara cenderung menggunakan pakaian yang lebih syari‟i,

perlahan orang tua /wali siswa atau tamu yang datang tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh dengan jilbab

ke Sekolah cenderung menggunakan busana muslim yang lebih terurai. Penggunakan simbol-simbol

dan tidak merokok dalam lingkungan sekolah. Suasana tersebut menunjukkan bahwa sekolah memiliki

seperti ini sangat mendukung pencapaian kurikulum perhatian besar terhadap akhlak siswa, khususnya

sekolah guna melahirkan siswa yang berakhlak mulia dalam hal berpakaian. Pemandangan diluar sekolah

dan menghindari perbuatan sia-sia. Ketiga, himbauan menunjukkan bahwa siswi SD Nurul Ilmi diluar kelas

untuk menjaga kelestarian lingkungan. Himbauan ini terbiasa dengan busana muslimah.

ditujukan khususnya kepada siswa-siswi dan Kedua, pada saat memasuki gerbang Sekolah siswa-

ditempatkan di depan pintu masuk kelas dengan siswi setiap pagi selalu disambut dengan alunan bacaan

menggunakan bahasa yang mendidik dan sesuai dengan tartil Quran yang diperdengarkan melalui pengeras

tingkat berfikir anak.

suara dari mesjid sampai bel masuk berbunyi. Hal ini Kelima. Peduli Lingkungan. Lingkungan bertujuan untuk menumbuhkan motivasi spiritual

merupakan salah aspek yang mendukung proses dalam belajar disamping untuk mengakrabkan siswa

pembelajaran. Lingkungan sekolah sejatinya adalah dengan bacaan al-Quran. Hasil penelitian Al Qadhi

hidden curriculum yang mendukung pencapaian tujuan menujukkan bahwa bacaan al-Quran dapat merasakan

pembelajaran. Hasil pengamatan pada Nurul Ilmi perubahan fisiologis yang sangat besar, penurunan

menunjukkan bahwa Sekolah memberikan perhatian defresi, kesedihan, memperoleh ketengan jiwa,

pada aspek lingkungan, indikasinya dapat dilihat dari menangkal berbagai macam penyakit. Penelitian yang

sejumlah pepohonan dan tanaman bunga yang sama oleh Muhammad Salim menunjukkan bahwa

menghiasi Sekolah dan dipelihari bersama. Sebagian bacaan Al-Quran dapat menimbulkan ketenangan.

pepohonan tersebut merupakan pohon yang dibawa ( www.arrahmah.com ).

sendiri oleh siswa dan masing-masing mereka Ketiga, pada saat memasuki gerbang sekolah siswa-

bertanggung jawab merawatnya. siswi disambut dengan baik oleh guru-guru dan

Suasana seperti ini mendukung pencapaian menyalami mereka satu persatu, terkadang disertai

tujuan pembelajaran pada materi kepedulian terhadap dengan komunikasi kecil menanyakan kesehatan dan

makhluk hidup. Tujuan ini memiliki dimensi spiritual sebagainya. Momen seperti ini secara psikologis

bahwa seorang muslim yang menanam suatu tanaman menumbuhkan rasa kasih sayang guru terhadap siswa

akan menjadi sedeqah baginya.

dan sebaliknya rasa hormat siswa terhadap guru, Siswa juga dilarang membuang sampah disamping membina keakraban menjelang pelajaran

sembarangan, dan setiap akhir pelajaran secara dimulai. Simbol bersalaman dan cium tangan guru

bergiliran (piket) siswa diwajibkan mengumpulkan menjadi salah satu tradisi di banyak sekolah, yang

sampah kelas dan mengumpulkannya pada tempat berbeda di sini adalah siswa perempuan yang sudah

pembuangan sampah yang lebih besar. Kebijakan ini baliq tidak bersalaman dan mencium tangan guru laki – pembuangan sampah yang lebih besar. Kebijakan ini baliq tidak bersalaman dan mencium tangan guru laki –

selain bertujuan sama dengan kegiatan ekstra kurikuler Menurut Adhim (1998) internalisasi nilai-nilai

lainnya juga membawa misi ketauhidan. Hal ini dapat teologis (tawhid) kepada subjek didik melalui sentuhan

dilihat dari semboyan yang diajarkan oleh para guru zauq mulai diberikan pada masa anak-anak/2-7 tahun,

kepanduan kepada siswa sebagai berikut: Allahu dimana potensi hati dan akalnya mulai aktif. Pilihan

Ghayatun-a (Allah tujuan kami); Rasul Qudwatun-a penanaman nilai-nilai tauhid melalui sentuhan dzauq

(Rasul Muhammad teladan kami); al- Qur‟an akan lebih meransang subjek didik memiliki tauhid

Syir‟atun-a (al-Qur‟an undang-undang kami), al-Jih-ad yang aktif. Kedalaman tauhid memberi suggesti

Sabilun-a (jihad adalah jalan perjuangan kami); as- kepadanya untuk bertindak baik (shalih) . Syahadah Umniyatun-a (mati syahid adalah cita-cita kami).

b. Warna Teologi dalam Kegiatan Ekstra / Ko-

Kurikulum Sekolah juga mencakup program

Kurikluer, dan Program Pengembangan.

pengembangan karakter keIslaman, seperti pembiasaan Program pengajaran pada SD IT Nurul Ilmi juga

sholat dhuha, dan pembiasaan sholat berjamaah dan mencakup kegiatan esktra kurikuler dan ko kurikuler.

penerapan adat Islami pada saat makan siang bersama. Kegiatan ekstra kurikuler mencakup kaligrafi, melukis,

Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa siswa- marching band, tari, pianika, nasyid, hadrah, sepak

siswa SD IT Nurul diharuskan melaksanakan sholat bola, catur, karate, badminton, pidato, stori telling, dan

dhuha setiap pagi diteras sekolah. Kegiatan ini dai cilik. Kegiatan olah raga dan seni tersebut

bertujuan untuk menumbuhkan rasa syukur anak dilaksanakan setiap hari Sabtu, pertama dan kedua

diberikan Allah serta sesuai dengan potensi dan bakat masing – masing siswa

membiasakan siswa dengan amalan-amalan sunnat. dibawah asuhan dan bimbingan seorang pelatih/mentor.

Demikian juga sholat fardhu berjamaah dilaksanakan Kegiatan ini berfungsi untuk membekali siswa dengan

tepat waktu diteras sekolah atau di mesjid guna melatih keterampilan-keterampilan dasar dan belajar menuju

siswa mengamalkan amalan-amalan fardhu secara kemandirian

itu siswa-siswi juga pengembangan pada potensi emosional dan kesehatan

dibiasakan dengan melakukan zikir pagi dan petang. fisik siswa.

Zikir ini dilaksanakan setelah sholat berjamaah. Menurtu Qordawi (1980) dalam konsep pendidikan

Pendekatan pembiasaaan dalam pendidikan ikhwanul muslimin tujuan pendidikan pada aspek

berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk jasmani adalah; Pertama, kesehatan badan dan

terbiasa mengamalkan ajaran Islam, baik secara terhindarnya dari penyakit, kesehatan badan

individual maupun kelompok dalam kehidupan sehari- mempunyai pengaruh terhadap jiwa dan akal. Kedua,

sehari. Pendekatan ini bertujuan agar siswa mampu Kekuatan jasmani dan keterampilannya. Sebab itu

mengamalkan ajaran agamanya secara berkelanjutan. tubuh tidaklah cukup terhindar dari penyakit saja,

Program pengembangan lainnya yang bernuansa bahkan harus kuat, berketrampilan lagi mampu

keagamaan adalah pertama pesantren kilat ramadhan. bergerak dengan cepat dan mudah. Dalam Hadith

merupakan kegiatan rutin yang tersebut:

Kegiatan

ini

dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang diisi dengan "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai

aktivitas tadarus, ceramah, dan sholat sunnat tarawih oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. "

secara berjamaah serta buka bersama. Kegiatan ini Kerana itu perlu dipentingkan latihan-latihan olahraga,

pada umumnya melibatkan siswa kelas VII dan VIII permainan yang menguatkan tubuh, lari, berenang,

selama satu minggu. Kegiatan ini bertujuan untuk memanah dan sebagainya. Dalam Hadith disebutkan:

melatih siswa terbiasa dengan amalan-amalan fardhu "Ajarilah anak-anakmu berenang, memanah dan

dan sunnat serta menumbuhkan kepekaan sosial menunggang kuda."

Kedua, program penerimaan dan penyaluran Ketiga stamina dan ketahanan tubuh. Kesehatan

zakat fitrah. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan dan kekuatan tubuh tidaklah memadai, selama ia tidak

ramadhan. Kegiatan sejenis adalah mentradisikan infaq terbiasa, menahan derita mengatasi kesulitan serta

dan sadaqah di kalangan siswa dan sumbangan bagi sedia menghadapi bermacam-macam situasi seperti

siswa yang terkena musibah. Program dan aktivitas panas dan dingin, daerah lembah dan tanah berbukit-

tersebut bertujuan untuk pengembangan kecakapan bukit, keuntungan dan kerugian. Oleh sebab itu orang

hidup siswa (social skill) yaitu pengembangan rasa mengatakan "Biasakanlah hidup susah kerana nikmat

persaudaraan, kebersamaan dan /atau hubungan itu tidak abadi”

kekeluargaan antar sesama, menghargai orang lain Sejalan dengan itu kegiatan ko kurikuler yang

serta menunmbuhkan rasa syukur kepada Allah swt. juga rutin dilakukan adalah kepramukaan. Kegiatan ini

Ketiga, penyelenggaraan pemotongan hewan dalam pengamatan merupakan kegiatan yang paling

qurban. Kegiatan ini dilaksanakan dengan sistem arisan banyak diminati oleh siswa dan dibimbing oleh guru

/iuran orang tua siswa yang berminat selanjutnya

4) Apakah engkau telah membaca do'a-do'amu yang dengan dana yang terkumpul. Kegiatan ini bertujuan

disalurkan dengan membeli hewan qurban sesuai

ma'tsur?! 5) Apakah engkau ada menjenguk saudaramu untuk menumbuhkan kesadaran spiritual siswa akan

kerana Allah? dan lain-lainnya.

perlunya berkurban untuk kepentingan agama Allah Warna teologis dalam pembinaan guru juga serta memupuk solidaritas sesama muslim melalui

dapat dilihat da ri‟doktrin‟ keperibadian yang harus pembagian daging kurban kepada warga sekitar.

dimiliki oleh guru yang dikenal dengan istilah muwasafat , yaitu sebagai berikut.

c. Warna Teologis dalam Pembinaan Guru

Pertama, memiliki akidah yang lurus. Indikator Guru dalam pendidikan Islam merupakan

dari karakter ini adalah; mengimani rukun Islam, komponen yang memiliki peran strategis dalam

kepada Allah swt., mewujudkan insan kamil yang merupakan tujuan

mengikhlaskan amal untuk Allah swt., beriman kepada pendidikan

nikmat dan siksa kubur, mensyukuri nikmat Allah swt. menginformasikan bahwa guru-guru Nurul Ilmi adalah

Saat mendapatkannya, menjadikan setan sebagai mereka yang memiliki dedikasi dan moral spriritual

musuh, tidak bersumpah selain atas nama Allah swt., yang kuat dalam menjalankannya perannya sebagai

tidak merasa sial mendengar dan melihat sesuatu, tidak pembimbing.

menghadiri perdukunan dan paranormal, tidak meminta Guru –guru pada SD IT Nurul Ilmi tidak

tolong kepada jin atau orang yang bekerja sama dengan sekedar menyampaikan mata pelajaran (tranfer of

jin, dan tidak meminta kepada orang yang meninggal. knowledge) para guru berperan sebagai pendidik dan

Kedua, beribadah yang benar. Karakter ini sekaligus sebagai pemandu moral (murabby) yang

memiliki indikator sebagai berikut; ihsan dalam bertugas

thoharoh, ihsan dalam shalat lima waktu, cinta keagamaan kepada siswa. Karena itu, mereka

untuk menanamkan

nilai-nilai

moral

membaca. dan menghafal al-Quran, berpuasa fardhu memperlakukan siswa tidak hanya sebagai seorang

pada bulan ramadhan, ada kecintaan terhadap shalat murid,

berjamaah, mendirikan qiyam al-lail minimal sekali mengembangkan ilmu pengetahuan dan menyampaikan

namun juga

dalam sepekan, berpuasa sunnah minimal sekali dalam pesan-pesan dakwah. Guru-guru juga terlihat sangat

sepekan, hafal satu juz al-Quran, menutup segala antusias dalam meningkatkan kemampuan siswa,

kegiatan dengan istighfar, berdoa pada waktu-waktu memberikan bantuan untuk mengembangkan potensi,

mustajab, dan berdzikir

memperlakukan mereka layaknya anak sendiri,

dalam segala keadaan.

memberikan penghargaan atas prestasi mereka, Ketiga, berakhlak mulia. Karakter ini dicirikan memberikan

dengan indikator sebagai berikut; memenuhi janji, mengembangkan potensi mereka, serta memberikan

jujur, berbuat baik kepada orang lain, menjaga teladan yang baik dalam pergaulan sehari-hari. Konsep

kehormatan keluarga, menyayangi yang lebih muda, ini sejalan dengan konsep tugas utama murabby

menghormati yang lebih tua, menjaga pandangan, (Ramayulis dan Nizar, 2010) yaitu memelihara dan

menutupi aib orang lain, menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa,

menjaga

rahasia,

menggunakan barang orang lain dengan seizin mengembangkan

pemiliknya, menyebarluaskan salam, menjauhi hal-hal kedewasaan, mengarahkan seluruh potensi menuju

dan perbuatan haram, berteman dengan orang baik, kesempurnaan, melaksanakan

rendah hati dan jauh dari sifat sombong, punya prinsip bertahap.

pendidikan

secara

dan tidak ikut-ikutan, tidak mencaci maki, tidak Pembinaan guru dan staf pada SD IT Nurul Ilmi

mengadu domba, dan tidak ghibah dan ngrumpi. menggunakan metode muhasabah. Kegiatan ini

Keempat, mandiri. Karakter ini memiliki dilaksanakan setiap Sabtu kedua dan keempat setiap

indikator sebagai berikut; menjauhi perbuatan tercela, bulannya dan dipusatkan di mesjid Sekolah. Aktivitas

memenuhi hak orang lain, belajar menabung, menjaga yang dilakukan selama proses muhasabah diantaranya

fasilitas umum, menjaga fasilitas dan barang pribadi, adalah membaca al-Quran, melaksanakan sholat dhuha,

dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan kemampuan dan melakukan refleksi. Metode ini bertujuan

(mandi sendiri, tidur sendiri, dan aktifitas pribadi membangkitkan perasaan keagamaan, menumbuhkan

lainnya).

sikap mawas diri dan mengalahkan nafsu lawwamah Kelima, berwawasan dan berpengetahuan luas. atas nafsu ammarah. Menurut Qardhawy (1980)

Karakter ini memiliki indikator sebagai berikut; muhasabah dalam tradisi ikhwanul muslimin yang

mempunyai kemampuan membaca dan menulis, merupakan intropeksi diri yang diwujudkan dalam

mendengarkan dan bentuk pertanyaan ; 1) Apakah engkau telah

mempunyai

kemampuan

memperhatikan hukum- menunaikan salat pada waktunya?, 2) Apakah engkau

mengutarakan pendapat,

hukum tilawah, mengetahui sejarah Nabi saw., telah menunaikannya secara berjama'ah? 3) Apakah

sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, menghafal engkau telah membaca wirid harianmu dari Al Quran?

satu juz al-Quran dan Hadis pilihan, dan menyadari satu juz al-Quran dan Hadis pilihan, dan menyadari

yang lebih Ku-sukai dari pada menunaikan apa yang Keenam, berbadan sehat dan kuat. Karakter ini

Aku fardukan kepadanya ."

memiliki indikator sebagai berikut; menjaga kebersihan

c) Gemar sholat berjamaah. Di kalangan guru dan ketertiban di rumah, sekolah maupun masyarakat,

digalakkan sholat berjamaah baik di lingkungan berolahraga secara teratur, bangun pagi sebelum fajar,

sekolah maupun ketika berada di tengah masyarakat. hidup sehat, tidak mendekati orang yang merokok,

d) Menggemarkan amalan sunat. Para guru dianjurkan menggunakan narkoba, makan dan minum mengikuti

untuk melaksanakan menggemarkan amalan sunat, Rasulullah saw., dan menghindari penyakit menular.

seperti sholat duha, puasa sunat, berzikir, sholat Ketujuh, bersungguh-sungguh terhadap dirinya.

tahajjud, dan sebagainya. Ini didasarkan pada nash. Karakter ini memiliki indikator sebagai berikut;

"Senantiasa hamba-Ku bertakarub kepada-Ku dengan menjauhi segala yang haram, menjauhi tempat-tempat

amal-amal sunat, sehingga Aku mencintainya ." yang haram, dan menjaga kemanan diri. Kedelapan,

e) Gemar berzikir kepada Allah. Temuan menunjukkan terampil mengelola segala urusannya. Karakter ini

bahwa guru-guru dianjurkan memperbanyak zikir memiliki indikator sebagai berikut; terbiasa menyusun

kepada Allah dengan doa-doa dan zikir yang terhimpun rencana kegiatan, tidak terburu-buru, dan mengisi buku

dalam al Ma’tsurat.

harian. Kesembilan, disiplin waktu. Karakter ini

4. Kesimpulan

memiliki indikator sebagai berikut; tepat waktu, dan Berdasarkan temuan di atas, dapat ditarik menggunakan waktu untuk hal yang bermanfaat

kesimpulan bahwa teologi pendidikan Islam Kesepuluh, bermanfaat bagi orang lain. Karakter ini