FAKTOR FAKTOR KUALITAS SUMBER DAYA MANUS
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI
PADA KANTOR KELURAHAN TIMBAU
KECAMATAN TENGGARONG
Oleh : Hero Suprayetno
Penulis adalah Staf Pengajar Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Kutai
Kartanegara Tenggarong
Abstrak :
The research result, Y = 2,849 + 0,629X1 + 0,111X2 + 0,255X3. The three independent variable which
resulted positive symbol declare that every addition of 1 (one) independent variable unit will increase
the dependent variable.
R number which resulted is 0,602, means correlation or relation between education and training
variable, leadership wisdom and job dicipline with the effectiveness of employees job is significant
because number 0,602 is upper 0,5 or approach 1 ( r = 1 ). R square number is 0,36 means 36 % job
effectiveness is influenced by education and training variable, leadership wisdom and job dicipline
however the rest 64% is influenced by variable, such as compensation, work motivation, leader’s
behaviour etc.
Hypothesis experiment is known F table score is 2,72, means F arithmetic > F table or 2,75 > 2,72.
So that the second hypothesis which is asked estimated together there is positive and significant effect
between the quality of human resource factors to the effectiveness civil servant’s work at Kelurahan
Timbau office can be received because the correctness has been proved.
T experiment is known the three variable produce t arithmetic experiment > from t table experiment
to the work effectiveness. According to the first hypothesis result which is asked, there is positive and
significant effect between the quality of human resource factors to the effectiveness civil servant’s
work at Kelurahan Timbau office can be received because the correctness has been proved.
Key Word : Human resource , Effectiveness
I.
banyak memberikan harapan yang sangat
PENDAHULUAN
berarti untuk lebih memacu laju pembang-
A. Latar Belakang Masalah
unan di segala bidang dan perekonomian di
Salah satu reformasi total dari pemerintah adalah pemberian hak otonomi bagi
daerah atau kota dengan dikeluarkannya pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 yang direvisi menjadi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah dan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1999 yang direvisi menjadi UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan
antar
Pemerintah
Pusat dan Daerah. Dengan kedua Undang-
daerah. Pelimpahan wewenang ini bertujuan
untuk mengelola semua sumber daya masyarakat yang dimiliki untuk dimanfaatkan bagi
sebesarbesarnya kese-jahteraan masyarakat.
Otonomi daerah merupakan suatu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas
daerah tertentu berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Undang tersebut Pemerintah Daerah telah
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
12
Seiring dengan wewenang otonomi
peningkatan partisipasi dan swadaya kego-
daerah, setiap instansi dituntut selalu mem-
tong royongan di masyarakat dan berfungsi
pertahankan agar tetap berjalan sesuai deng-
sebagai wadah pembinaan ketentraman dan
an yang diharapkan maka setiap pimpinan
ketertiban wilayah.
harus mengetahui bagaimana cara yang pa-
Guna menjadikan organisasi yang
ling tepat guna memberdayakan pegawai
efektif dan efisien dalam memenuhi tuntutan
atau karyawannya dengan tetap berusaha
masyarakat, setiap instansi dalam menjalan-
mempertahankan kualitas Sumber Daya Ma-
kan akan visi dan misinya, seharusnya me-
nusia (SDM) yang ada. Dengan Sumber Da-
netapkan dan sekaligus melaksanakan sistem
ya Manusia (SDM) yang handal dan
kinerja terhadap para pegawai secara konsis-
berkualitas diharapkan semua pekerjaan da-
ten dengan harapan dalam menjalankan tu-
pat terselesaikan sesuai harapan.
Dalam
gasnya mampu melaksanakan dan sekaligus
aspek organisasi publik yang sering dilihat
menyesuaikan dengan visi dan misi organi-
sebagai instansi pemerintah mempunyai misi
sasi. Sesuai dengan otonomi daerah dituntut
dan visi yaitu memberikan pelayanan kepa-
lebih meningkatkan efektivitas kerja pega-
da warga negara, memberikan perlindungan
wai baik secara lembaga atau instansi mau-
rasa aman dan mewujudkan kesejahteraan
pun individu pegawai, untuk itu peningkatan
sosial dan keadilan. Untuk itu hanya dapat
efektivitas kerja pegawai sangatlah menjadi
diwujudkan apabila struktur organisasi dan
perhatian yang serius.
sumberdaya manusia cukup memadai.
Efektivitas kerja merupakan kema-
Kantor Kelurahan merupakan instan-
mpuan organisasi dalam memanfaatkan dan
si pemerintah yang mempunyai peran seba-
mengelola sumber daya yang tersedia dalam
gai pelaksana pembangunan yang paling ba-
memahami akan visi dan misi organisasi di
wah sangatlah diperlukan peningkatan atau
dalam usaha mencapai hasil kerja yang tepat
kualitas sumber daya manusia, karena dalam
pada waktunya, dan bagaimana memelihara
menjalankan tugas dan fungsinya untuk
kualitas kehidupan pekerjaannya. Agar hal
memberikan pelayanan kepada masyarakat
tersebut terlaksana dengan baik harus dipa-
yang mampu bekerja secara optimal, di
hami oleh orang-orang yang ada di dalam
mana tugas pokoknya memberikan pelaya-
organisasi tersebut sesuai dengan bidang
nan terhadap masyarakat.
Disamping itu
tugasnya. Organisasi yang baik tentulah or-
Kantor Kelurahan mempunyai fungsi seba-
ganisasi yang telah mampu mencapai efek-
gai sarana koordinasi terhadap jalannya
tivitas kerja yang lebih tinggi.
peme-rintahan kelurahan, sebagai Pembina-
tersebut terlaksanakan dengan baik penem-
an masyarakat, melakukan usaha guna
patan sumber daya manusia harus dipahami
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
Agar hal
13
oleh orang-orang yang ada di dalam organi-
tor–faktor produksi tersebut selanjutnya
sasi tersebut sesuai dengan bidang tugasnya.
dikelola dengan baik agar efektivitas kerja
yang tinggi dapat dicapai secara efektif dan
B. Perumusan Masalah
Seorang peneliti hendaknya memahami bagaimana menemukan masalah suatu
penelitian, apa yang menjadi latar belakang
dalam penelitian dan bagaimana merumuskan masalah tersebut. Masalah adalah setiap
kesulitan yang dihadapi, sehingga mendorong manusia tergerak untuk memecahkannya.
Mengenai masalah menurut pendapat
Sutrisno Hadi (2000 ; 3) adalah :
“…Masalah adalah kejadian yang
menimbulkan pertanyaan kepada dan bagaimana (seseorang), sebagaimana sedemikian rumusnya atau independent
variabel apa yang menjadi faktor akibat
dependent variable”.
efesien. Cara mengelola semua sumber daya yang ada termasuk faktor produktivitas
manusia untuk tercapainya tujuan suatu
organisasi yaitu manajemen.
Sebagaimana
menurut
Manulang
(2000 : 15 ) pengertian manajemen adalah :
“…Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi usaha-usaha indi-vidu
untuk mencapai tujuan”.
Sedangkan secara etimologis Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan penggabungan dari dua konsep
yang memiliki pengertian yang berbeda.
Pendapat Ambar Teguh Sulistiani & Rosidah
(2003 : 9) adalah :
Konsep Manajemen Sumber Daya
Menurut Sugiyono (2002 : 35)
pengertian masalah :
“…Dapat diartikan sebagai peyimpangan
antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi “.
Manusia (MSDM) terdiri dari :
(1). Manajemen yaitu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian upaya anggota organisasi
dan proses penggunaan semua lain-lain
II.
LANDASAN TEORI
sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah dite-
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
tapkan ;
Setiap organisasi pasti mempunyai
(2). Sumber daya manusia yang meliputi
tujuan yaitu usaha mendapatkan keuntungan
semua orang yang berstatus sebagai
sesuai dengan harapan. Guna usaha menca-
anggota dalam organisasi atau potensi
pai keinginan tersebut maka setiap organi-
yang melekat keberadaannya pada se-
sasi memerlukan Sumber daya Manusia
orang pegawai yang masing-masing
(SDM) dan faktor–faktor produksi yang
memiliki peran dan fungsi baik potensi
memadai. Sumber Daya Manusia dan fak-
fisik maupun non fisik. Potensi fisik
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
14
adalah kemampuan fisik yang teraku-
pakan pendidikan yang diselenggarakan di
mulasi pada seseorang pegawai se-
sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
dangkan potensi non fisik adalah ke-
secara berjenjang, misalnya dari Sekolah
mampuan seorang pegawai yang tera-
Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat
kumulasi baik dari latar belakang pe-
Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat
ngetahuan, intelegensia, keahlian, ke-
Atas (SLTA) dan sampai ke Perguruan
terampilan dan human relations.
Tinggi. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diadakan di luar sekolah. Se-
Faktor-Faktor Kualitas Sumber Daya
Manusia
suai dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
Dari penjelasan di atas, maka untuk
pada Kantor Kelurahan Timbau Tenggarong
“…Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dikelola secara khusus yang
berdasarkan sasaran didik, sehingga
mereka dapat mengendalikan hidupnya
menjadi lebih baik, lebih terarah dan
lebih maju “.
sangatlah dipengaruhi oleh banyak faktor,
Pendidikan non formal biasanya
1.
dapat mengetahui kualitas sumber daya
manusia terhadap efektivitas kerja pegawai
yaitu antara lain :
(2001 : 3) adalah :
memiliki spesifikasi tertentu seperti pelati-
Mengingat pentingnya pendidikan
han kelompok belajar, kursus-kursus, Bim-
dan pelatihan untuk lebih menunjang pelak-
bingan Teknis (Bintek) dan lembaga lain-
sanaan tugas–tugas yang akan dijabarkan ke
nya.
dalam setiap fungsi suatu jabatan maka hen-
Pendidikan merupakan proses peng-
daknya produktivitas kerja yang lebih tinggi
embangan pegawai, sebagaimana menurut
haruslah mengirimkan ke lembaga–lembaga
pendapat Malayu SP. Hasibuan (2005 : 72)
latihan yang merupakan satu bagian penting
adalah :
dalam sistem pembinaan kepegawaian yang
Pengembangan pegawai merupakan
maju. Salah satu alasan utama pendidikan
proses peningkatan pengetahuan berupa pen-
dan pelatihan sangat penting bagi pegawai
didikan dan latihan perlu dilakukan oleh
sebagaimana dikemukakan oleh Malayu S.P.
setiap organisasi karena akan memberi man-
Hasbullah (2000 : 8) dalam arti sederhana
faat guna peningkatan kualitas sumber daya
pengertian pendidikan adalah sebagai usaha
manusia dan memberikan kemudahan dalam
manusia untuk membina kepribadian sesuai
mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.
dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan
kebudayaan.
2. Kebijakan Pimpinan
Pendidikan formal yaitu pendidikan
Dalam melaksanakan tugas, pim-
berkelanjutan atau jalur sekolah yang meru-
pinan diharapkan dapat menjadi kekuatan
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
15
aspirasional, kekuatan semangat dan keku-
prinsip artinya bahwa disiplin para pegawai
atan moral yang kreatif yang mampu mem-
sangat berperan sekali terhadap pencapaian
pengaruhi para anggotanya untuk mengubah
tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu or-
sikap sehingga mereka mampu menjadi atau
ganisasi. Disiplin yang baik mencermin-kan
sesuai keinginan pimpinan. Pimpinan mem-
besarnya rasa tanggung jawab seseorang ter-
punyai tugas dan tanggung jawab terhadap
hadap tugas-tugas yang diberikan kepada-
bawahannya, di mana ia harus memulainya
nya. Hal ini mendorong gairah kerja, se-
dengan mempelajari dan menguasai semua
mangat kerja dan terwujudnya tujuan prog-
prinsip-prinsip tersebut, dan membuat bawa-
ram kerja organisasi. Oleh karena itu setiap
hannya untuk memegang dan menjalan-
pimpinan selalu berusaha agar para bawa-
kannya melalui kedisiplinan.
hannya mempunyai disiplin yang baik.
Telah menjadi tugas seorang pimpinan untuk melaksanakan kepemimpinan
dengan memberikan motivasi dan membina
para bawahannya.
Di samping ini secara
khusus mereka bertanggung jawab untuk
melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan mempertahankan semua sumber daya yang menjadi satu
kesatuan team yang kompak, berfungsi dan
produktif sehingga efektivitas organisasi dapat terwujud.
Menurut Soehardi Sigit (2003 :
177) bahwa :
“…Kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi orang lain untuk memotivasi
atau melakukan perbuatan kearah yang
dikehendaki, dengan usaha seperti melalui proses komunikasi yang baik, hubungan yang bertalian dengan peker-jaan/
tugas dan komunikasi atasan dengan bawahan serta usaha mempengaruhi un-tuk
melaksanakan kerelaan hati dan keyakinan”.
3. Disiplin Kerja Pegawai
Berbicara disiplin kerja pegawai adalah merupakan suatu masalah yang sangat
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
Definisi disiplin menurut Malayu S.P.
Hasibuan (2005 : 193) adalah :
“…Kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran merupakan
sikap seseorang yang secara sukarela
mentaati semua peraturan dan sadar akan
tugas dan tanggung jawabnya, selalu
akan mentaati atau mengerjakan semua
tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan”.
Sedangkan pengertian lain disiplin
menurut Henry Simamora (2004 : 610)
sebagai berikut :
“…Merupakan sikap yang menggambarkan kepatuhan pada suatu aturan atau ketentuan yang berlaku. Disiplin juga merupakan suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan bersama yang teratur,
tertib yang merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungnya suatu kemajuan dan perkembangan”.
Dan menurut T. Hani Handoko
(2001 : 57) pengertian disiplin adalah :
“…Setiap organisasi memerlukan disiplin, adapun disiplin tersebut dapat dilihat
bila orang-orang, pegawai-pegawai dengan senang hati melaksanakan aturan–
16
aturan, norma-norma atau instruksi dari
pimpinan dan mentaati aturan yang dinyatakan berlaku”.
Untuk itu disiplin harus di atur dan
kan indikator-indikator apa saja yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai dalam suatu organisasi. Sebagaimana menurut
ditegakkan dalam suatu organisasi, tanpa du-
Malayu S.P. Hasibuan (2005 : 194) adalah :
kungan disiplin pegawai yang baik, sulit
1.
Tujuan tujuan organisasi
organisasi untuk mewujudkan tujuannya.
Tujuan organisasi termasuk program
Jadi kedisiplinan adalah kunci keberhasilan
kerja ikut dipengaruhi oleh tingkat kedi-
suatu organisasi dalam mencapai tujuann-
siplinan pegawai. Program kerja orga-
nya.
nisasi yang akan dicapai harus jelas dan
ditetapkan secara ideal bagi kemampuan
Menurut Henry Simamora (2004 :
611) disiplin mempunyai tujuan yaitu :
pegawai, artinya program kerja yang
1.
Memastikan bahwa perilaku pegawai
dibebankan kepada pegawai harus sesu-
konsisten dengan aturan organisasi, ma-
ai dengan kemampuan pegawai ber-
nakala aturan dilanggar, efektivitas or-
sangkutan.
ganisasi berkurang sampai tingkat ter-
2.
Teladan pimpinan
tentu atau dengan kata lain tanpa adanya
Pimpinan harus memberikan teladan
bentuk disiplin yang sehat atau potensi
yang baik, jujur, adil dan sesuai dengan
tindakan disiplin, maka efektivitas orga-
perbutan, dengan disiplin yang baik ma-
nisasi akan sangat terbatas.
ka untuk mencapai tujuan organisasi
Menumbuhkan atau mempertahankan
mudah dilakukan.
rasa hormat dan saling percaya diantara
3.
2.
3.
Balas jasa
pimpinan dan bawahan.
Kedisiplinan dipengaruhi oleh gaji dan
membantu pegawai supaya menjadi le-
kesejahteraan sehingga memberikan ke-
bih produktif, yaitu tindakan disiplin
puasan terhadap pekerjaan, artinya se-
yang efektif dapat memicu individu
makin besar balas jasa semakin baik ke-
pegawai untuk meningkatkan kinerja
disiplinan pegawai sehingga apa yang
yang pada akhirnya menghasilkan pen-
menjadi tujuan organisasi dapat terca-
capaian bagi individu bersangkutan.
pai.
Tindakan disiplin merupakan suatu
tindakan yang tujuannya mendidik agar semua pegawai mau mentaati semua peraturan, dengan keahlian dan ketegasan sasaran
pemberi hukuman akan tercapai. Dalam
4.
Keadilan
Keadilan yang menjadi dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa, sehingga keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap organisasi.
menegakkan kedisiplinan haruslah diperhatiJEMI Vol 8/No 1/April/2008
17
5.
6.
Menurut pendapat Moekijat (2001 :
Pengawasan melekat
Pengawasan melekat yang efektif me-
83) bahwa yang dimaksud dengan efek-
rangsang kedisiplinan dan moral kerja
tivitas adalah : “ Kemampuan untuk memilih
pegawai. Pegawai merasa mendapat
tujuan yang tepat atau arah yang tepat dalam
perhatian, bimbingan, petunjuk, peng-
mencapai suatu tujuan atau pencapaian sasa-
arahan dan pengawasan dari atasan.
ran menurut perhitungan “.
Menurut Sondang P. Siagian (2002 :
Sanksi hukuman
Dengan sanki hukuman semakin berat,
119) menjelaskan efektivitas adalah :
Efektivitas merupakan kemampuan
pegawai akan semakin takut melanggar
7.
8.
peraturan-peraturan organisasi.
untuk menghasilkan suatu kerja yang dilaku-
Ketegasan
kan oleh manusia untuk memberikan guna
Ketegasan pimpinan dalam melakukan
yang diharapkan yang dalam psikologi In-
tindakan akan mempengaruhi kedisipli-
dustri efektivitasan merupakan penilaian
nan pegawai. Pimpinan berani bertin-
apakah kerja pada umumnya efektif dengan
dak tegas akan disegani dan diakui ke-
pertimbangan :
pemimpinannya oleh bawahannya
1.
bangan kesehatan.
Hubungan kemanusiaan
Hubungan keharmonisan di antara sesa-
Pertimbangan ekonomi seperti pertim-
2.
Pertimbangan kesehatan, misalnya aki-
ma pegawai ikut menciptakan kedisip-
bat kerja terhadap kesehatan karyawan
linan yang baik pada organisasi.
atau banyaknya kecelakaan dalam bekerja.
B. Pengertian Efektivitas
3.
Pertimbangan psikologi misalnya pengaruh kerja terhadap rasa letih atau ke-
1. Konesp Efektivitas
puasan pegawai terhadap hasil kerja.
Definisi atau konsep tentang efekti-
4.
vitas sangat beranaka ragam seperti dijelas-
Pertimbangan sosial, misalnya pertimbangan terhadap kedudukan dalam mas-
kan di atas. Terdapatnya ketidak seragaman
yarakat guna penyesuaian diri dalam
pengertian efektivitas tersebut disebabkan
kehidupan.
adanya latar belakang dan relevansinya yang
Pendapat lainnya dikemukakan oleh
berbeda. Dengan kata lain timbulnya keanekaragaman pengertian tersebut sangat tergantung dalam konteks apa konsep efektivitas tersebut dinyatakan.
Richard M. Steers (1999 : 1) dalam bukunya
yang berjudul Efektivitas Organisasi adalah
:
Sulit sekali memperinci apa yang
dimaksud dengan konsep efektivitas itu sen-
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
18
diri. Bagi seorang ahli ekonomi atau analisis
e.
Hubungan Industrial Pancasila (HIP) ;
keuangan, efektivitas organisasi semakna
menciptakan ketenagakerjaan, mencip-
dengan keuntungan atau laba investasi. Bagi
takan hubungan kerja yang serasi dan
seorang manajer produksi, efektivitas sering
dinamis, menciptakan harkat dan marta-
kali berarti kuantitas atau kualitas keluaran
bat pegawai sehingga mendorong diwu-
(Output) barang dan jasa, bagi seorang
judkannya jiwa yang berdedikasi pe-
ilmuan bidang riset, efektivitas dijabarkan
ningkatan produktivitas dan efektivitas
dengan jumlah paten, penemuan atau produk
kerja.
baru suatu organisasi. Dan bagi sejumlah
f.
Kepuasan kerja ; apabila tingkat peng-
sarjana ilmu sosial, efektivitas sering kali
hasilan memadai maka dapat menim-
ditinjau dari sudut kualitas kehidupan peker-
bulkan konsentrasi kerja dan kemam-
ja.
puan yang dimiliki dapat dimanfaatkan.
g.
Jaminan Sosial ; jaminan sosial diberi-
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Efektivitas Kerja
kan oleh suatu organisasi kepada pega-
Menurut Richard M. Steers (1999 :
ningkatkan pengabdian dan semangat
wainya dimaksudkan agar dapat me-
kerja para pegawainya.
104) ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja guna mencapai
h.
adanya lingkungan dan iklim kerja yang
tingkat efektivitas adalah :
a.
b.
c.
d.
Lingkungan dan iklim kerja ; dengan
sistem
baik dan mendorong pegawai senang
yang diterapkan oleh pimpinan sebagai
bekerja dan meningkatkan rasa tang-
koordinator untuk mengelola dan meng-
gung jawab untuk menyelesaikan peker-
endalikan para pegawai.
jaannya.
Kepemimpinan/Manajemen
;
Pendidikan ; pada umumnya semakin
i.
Sarana produksi ; Mutu sarana produksi
tinggi tingkat pendidikan pegawai maka
berpengaruh terhadap peningkatan efek-
semakin tinggi pula motivasinya untuk
tivitas kerja apabila sarana yang digu-
lebih meningkatkan produktivitas kerja-
nakan baik sesuai dengan kemajuan tek-
nya.
nologi, yang dipakai tepat dan lebih
Keterampilan ; jika pegawai semakin
maju tingkatannya maka akan memung-
terampil maka akan mampu bekerja
kinkan tepat waktu dalam penyelesaian-
serta menggunakan fasilitas kerja deng-
nya, jumlah yang dihasilkan akan lebih
an baik dan benar.
banyak dan memperkecil pemborosan.
Perilaku kerja individu ; sikap mental
berupa disiplin kerja dan etika kerja.
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
j.
Kesempatan berprestasi ; pegawai yang
bekerja tentu mengharapkan peningka-
19
tan karier dan pengembangan potensi
beberapa faktor-faktor kualitas sumber daya
pribadi.
manusia maupun efektivitas kerja pegawai.
1. Variabel independent, terdiri atas 3 variabel yang berhubungan dengan kualitas
III. METODE PENELITIAN
sumber daya manusia meliputi :
A. Definisi Operasional
kasi antara peneliti yang merupakan petun-
1.1. Pendidikan dan latihan (X1)
a. Tingkat keahlian
b. Tingkat pengetahuan
c. Tingkat pengalaman
1.2. Kebijakan pimpinan (X2)
a. Kemampuan dalam mengambil
keputusan
b. Kemampuan mengarahkan pegawai
c. Kemampuan membimbing dan
mengayomi bawahan
1.3. Disiplin kerja (X3)
a. Tingkat kehadiran pegawai
b. Semangat pegawai dalam melaksanakan tugas.
c. Kesesuaian menggunakan dan
memelihara barang dinas dengan sebaiknya.
2. Variabel dependent, efektivitas kerja de-
juk tentang bagaimana suatu variabel diukur.
ngan masing-masing indikatornya seba-
Dengan membaca definisi operasional dalam
gai berikut :
suatu penelitian, seseorang peneliti akan me-
a. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas
b. Tingkat jumlah pekerjaan yang diselesaikan
c. Tingkat kualitas kerja.
Definisi
operasional
merupakan
langkah terakhir dari penelitian dalam rangka untuk mengukur dan menentukan indikatorindikator dari variabel penelitian yang
telah diuraikan melalui penelaahan kepustakaan.
Pendapat Masri Singarimbun dan
Sofian Effendi ( 1999 : 23 ) mengatakan sebagai berikut :
Definisi operasional adalah salah
satu unsur yang sangat membantu komuni-
ngetahui pengukuran suatu variabel, sehingga dia dapat mengetahui baik buruknya
pengkuran tersebut.
Menurut T. Hani Handoko (2004 :
18), definisi operasional adalah :
“…Untuk mempermudah penyusunan
pernyataan dan pertanyaan angket yang
akan digunakan untuk menjaring jawaban responden atas pertanyaan yang
diajukan terhadapnya”.
B. Wilayah Penelitian
Sebagai wilayah penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Kantor Kelurahan
Timbau Kecamatan Tenggarong Ka-bupaten
Kutai Kartanegara yang beralamat di Jalan
Dengan menyimak pendapat di atas,
Keli Rapak Mahang Telp. 0541-662440
maka dalam hal ini penulis menentukan ba-
Kode Pos 75511 Tenggarong. Alasan me-
tasan secara operasional mengenai indikator
milih lokasi ini dikarenakan penulis merasa
yang akan diukur dilapangan, baik indikator
tertarik pada persoalan-persoalan yang me-
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
20
nyangkut faktor-faktor kualitas sumber daya
terhadap masalah yang dihadapi dalam
manusia sehingga penulis terdorong untuk
penelitian dengan jalan studi kepusta-
meneliti permasalahan meng-enai kualitas
kaan, baik diperpustakaan umum Kabu-
sumber daya manusia terhadap efektivitas
paten Kutai Kartanegara maupun diper-
kerja pegawai pada Kantor Ke-lurahan
pustakaan
Timbau Kecamatan Tenggarong, di-samping
negara.
itu dapat kemudahan dalam mengumpulkan,
2. Penelitian
Universitas
Kutai
Langsung
Karta-
(Fieldwork
mengamati dan penghema-tan dari segi
research), penulis mengadakan pengum-
tenaga dan biaya mengingat Kantor Kelura-
pulan data penelitian dilapangan dengan
han Timbau Kecamatan Teng-garong terle-
menggunakan cara sebagai berikut :
tak dalam kota.
a. Observasi, yaitu penulis mengadakan
pengamatan pada Kantor Kelurahan
C. Populasi dan Sampel
Timbau Kecamatan Tenggarong Ka-
Tujuan dari penelitian adalah mene-
bupaten Kutai Kartanegara.
mukan generalisasi yang berlaku secara um-
b. Dokumentasi, yaitu dipilih dengan
um, karena itulah kita memerlukan sekelom-
memperhatikan kemutahirannya se-
pok obyek pada siapa akan berlaku genera-
hingga nantinya data yang dikumpul-
lisasi yang disebut populasi.
kan memiliki tingkat validitas yang
Menurut
Sugiyono (2002 : 57) menerangkan bahwa :
tinggi yaitu peta lokasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi
c. Wawancara dilakukan dengan tanya
yang terdiri atas, obyek/subyek yang mem-
jawab secara lisan kepada pegawai
punyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang dianggap mampu memberikan
yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipe-
keterangan.
lajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,
d. Kuesioner, yaitu penulis mengada-
sedangkan sampel adalah sebagian dari jum-
kan pengumpulan data dengan cara
lah dan karakteristik yang dimiliki oleh po-
menggunakan daftar pertanyaan un-
pulasi tersebut.
tuk diisi oleh responden.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara :
1. Penelitian Kepustakaan (Library research), penulis mengumpulkan bahanbahan teori yang ada relevansinya
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
E. Tehnik Analisis Data
Penelitian ini bersifat verifikatif, yaitu suatu penelitian yang memerlukan hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya,
sehubungan dengan hal tersebut, untuk
menganalisis data dari hasil penelitian yang
21
telah penulis lakukan maka penulis meng-
J.
rxy =
---------------------------
menurut
K.
√{ n∑
Sugiyono (2002 : 237-238) yaitu regresi
L.
Dimana :
linier berganda dan korelasi dengan rumus
M.
rxy
gunakan
teknik
analisis
data
x12
- (∑ x1)2 } {n∑ y12 - (∑ y1)2 }
= korelasi sederhana
antara x dan y
sebagai berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3
N.
n
= responden
Dimana : Y
O.
∑xy
= jumlah antara x dan y
Pegawai (dependent variable)
P.
∑x
= jumlah antara x
B.
X1 = Pendidikan dan latihan
Q.
∑y
= jumlah antara y
C.
X2 = Kebijakan pimpinan
D.
X3 = Disiplin kerja
E.
a = harga Y bila X = 0 (harga
A.
= Efektivitas Kerja
Kemudian untuk mengukur inter-
menggunakan taraf signifikansi (signifikan r
konstan)
F.
b1, b2, b3, = Angka koefesien regresi,
menunjukkan angka peningkatan dan
penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independent, bila b (+) maka naik dan bila (-
) 5 % atau dasar taraf kepercayaan 95 %,
berarti dengan mengambil resiko salah dalam keputusannya sebanyak-banyaknya 5%,
atau benar dalam keputusanya sedikit –
sedikitnya 95% dengan ketentuan sebagai
berikut :
) maka akan turun.
G.
prestasi dari korelasi tersebut, maka penulis
Dalam menganalisa data penulis
a.
maka hipotesis alternatif (ha) ditolak
menggunakan alat bantu komputer
(tidak ada hubungan) atau tidak menun-
dengan program SPSS (Statistics
jukkan signifikan antara kedua variabel.
Product and Service Solution) Rel.
11.00
For
Windows.
Alasan
menggunakan program SPSS adalah
karena program ini merupakan analisis statistik yang cukup akurat hasil
perhitungannya dan cara pengopera-
Jika harga r hitung < dari harga r tabel,
b.
Jika harga r hitung > dari harga r tabel,
maka hipotesis alternatif (ha) diterima
(ada hubungan) atau diantara kedua
variabel ada hubungan.
F. Pengujian Hipotesis.
siannya yang sangat sederhana.
H.
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
digunakan rumus Korelasi Product
Moment sebagai berikut :
I.
a. Uji F
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji F dengan taraf signifikansi 0,05, dengan rumus sebagai berikut :
n ∑ x1 y1 - ( ∑ x1 ) (∑y1 )
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
22
dan latihan, kebijakan pimpinan dan disiplin
R2
k
F
1 R2
n k 1
kerja dengan variabel efektivitas kerja pegawai diperlukan angka R dari multiple R.
Apabila angka R mendekati 1 (satu) maka
dapat dikatakan semakin erat atau kuat hu-
(Sugiyono, 2005 : 154)
bungan antara variabel independent dengan
Di mana :
R²
= koefisien korelasi yang telah
ditemukan
K
= jumlah variabel independent
N
= jumlah sampel
F
= F hitung yang selanjutnya
dibandingkan dengan F tabel.
variabel dependent dan sebaliknya.
Selanjutnya
untuk
mengetahui
faktor-faktor kualitas sumber daya manusia
mana yang paling dominan dalam mempengaruhi efektivitas kerja pegawai pada
Kantor Kelurahan Timbau Kecamatan Teng-
Maksud uji F untuk membuktikan ada-
garong Kabupaten Kutai Kartanegara diper-
nya pengaruh variabel bebas terhadap vari-
gunakan angka dari koefesien determinan
abel terikat yaitu dengan membandingkan
(R2) atau R Square. Kegunaan R2 ini ubtuk
nilai Fhitung dengan Ftabel di mana apabila :
mengukur besarnya sumbangan atau kontri-
- Apabila Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol
busi variasi secara bersama-sama.
(Ho) diterima dan hipotesis alternatip
ditolak yang artinya variabel pendidikan
b. Uji t
dan latihan, kebijakan pimpinan dan diUntuk menguji hipotesis atau signi-
siplin kerja tidak berpengaruh terhadap
efektivitas kerja pegawai pada Kantor
Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara.
- Apabila Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatip diterima yang artinya variabel pendidikan
dan latihan, kebijakan pimpinan dan disiplin kerja berpengaruh terhadap efektivitas
kerja
pegawai
pada
Kantor
Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara.
fikansi hubungan yaitu apakah hubungan
yang ditemukan itu berlaku untuk populasi
penulis menggunakan test signifikan korelasi (signifikansi r).
Adapun rumusnya
sebagai berikut :
t
r
n2
1 r2
(Sugiyono, 2005 : 150)
Dimana :
t= test
n = responden
r = koefesien korelasi
Pengujian hipotesis dengan uji t,
penulis menggunakan taraf signifikan 5%
Untuk mengetahui besarnya hubung-
dengan ketentuan sebagai berikut :
an atau korelasi antara variabel pendidikan
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
23
1.
2.
Jika harga t hitung < dari harga t tabel,
maka hipotesis alternatif (ha) ditolak
(tidak ada hubungan) atau tidak menunjukkan signifikan antara kedua variabel.
Jika harga t hitung > dari harga t tabel,
maka hipotesis alternatif (ha) diterima
(ada hubungan) atau diantara kedua
variabel ada hubungan
pendidikan dan pelatihan (X1), variabel kebijakan pimpinan (X2),
variabel disiplin
kerja (X3) dan variabel efektivitas kerja (Y)
terkumpul.
Kemudian dilakukan analisis
terhadap data tersebut yang dilakukan dengan pendekatan perhitungan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel kualitas
sumber daya manusia yang mempengaruhi
IV. ANALISIS DATA
efektivitas kerja pegawai pada Kantor KeluSetelah seluruh data-data tentang kualitas sumber daya manusia terhadap efektivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan
Timbau yang dipengaruhi oleh variabel
rahan Timbau Kecamatan Tenggarong yaitu
pendidikan dan keterampilan (X1), kebijakan
pimpinan (X2) dan disiplin kerja (X3) dan
variabel efektivitas kerja pegawai (Y)
Tabel I : Rekafitulasi Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Variabel
Independent(X) dan Variabel Dependent (Y)
No Urut
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
∑
7
7
7
7
8
7
8
8
9
10
10
8
8
8
10
8
8
9
X1
Rata-rata
2.33
2.33
2.33
2.33
2.67
2.33
2.67
2.67
3
3.33
3.33
2.67
2.67
2.67
3.33
2.67
2.67
3
∑
8
9
8
9
9
9
9
9
8
8
9
9
9
9
9
9
8
8
Independent
X2
Rata-rata
2.67
3
2.67
3
3
3
3
3
2.67
2.67
3
3
3
3
3
3
2.67
2.67
∑
8
8
8
8
10
10
13
13
13
10
10
10
10
10
10
13
12
13
X3
Rata-rata
2.67
2.67
2.67
2.67
3.33
3.33
4.33
4.33
4.33
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
4.33
4
4.33
∑
Dependent
Y
Rata-rata
10
10
10
9
9
9
10
10
10
9
11
11
11
12
12
12
11
10
3.33
3.33
3.33
3
3
3
3.33
3.33
3.33
3
3.67
3.67
3.67
4
4
4
3.67
3.33
Bersambung ke Halaman 25
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
24
Lanjutan Tabel I
19
7
2.33
9
3
13
4.33
10
3.33
20
8
2.67
9
3
21
22
9
8
3
2.67
9
7
3
2.33
9
3
10
3.33
8
8
2.67
2.67
11
11
3.67
3.67
23
8
2.67
8
2.67
8
2.67
9
3
24
8
2.67
25
8
2.67
7
2.33
7
2.33
11
3.67
8
2.67
8
2.67
11
3.67
26
8
27
9
2.67
8
2.67
7
2.33
9
3
3
8
2.67
7
2.33
9
3
28
29
8
2
8
2.67
8
2.67
9
3
8
2
8
2.67
9
3
10
3.33
30
9
2.67
8
2.67
9
3
10
3.33
31
8
2.67
7
2.33
10
3.33
10
3.33
32
8
2.67
9
3
9
3
8
2.67
33
9
3
6
2
8
2.67
10
3.33
34
8
2.67
7
2.33
8
2.67
10
3.33
35
8
2.67
8
2.67
7
2.33
9
3
36
9
3
8
2.67
9
3
9
3
37
8
2.67
7
2.33
7
2.33
8
2.67
38
9
3
7
2.33
9
3
10
3.33
39
9
3
8
2.67
9
3
10
3.33
40
8
2.67
8
2.67
5
2.67
10
3.33
41
9
3
8
2.67
9
3
11
3.67
42
9
3
7
2.33
9
3
10
3.33
43
8
3
8
2.67
10
3.33
10
3.33
44
9
3
7
2.33
9
3
11
3.67
45
9
3
6
2
9
3
9
3
46
8
2.67
7
2.33
9
3
11
3.67
47
9
3
7
2.33
9
3
10
3.33
48
9
3
7
2.33
9
3
11
3.67
49
8
2.67
10
3.33
9
3
11
3.67
50
9
3
10
3.33
10
3
10
3.33
51
9
3
9
3
10
3.33
11
3.67
52
10
3.33
10
3.33
10
3.33
10
3.33
53
10
3.33
10
3.33
10
3.33
10
3.33
54
10
3.33
9
3
7
2.33
9
3
55
10
3.33
11
3.67
9
3
10
3.33
56
10
3.33
12
4
9
3
9
3
57
11
3.67
9
3
9
3
10
3.33
58
10
3.33
12
4
9
3
11
3.67
59
11
3.67
11
3.67
9
3
9
3
60
12
4
9
3
9
3
8
2.67
61
12
4
12
4
11
3.67
9
3
62
11
3.67
11
3.67
11
3.67
11
3.67
63
12
4
13
4.33
11
3.67
10
3.33
Bersambung Ke Halaman 26
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
25
Lanjutan Tabel I
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
12
11
11
11
11
11
13
13
12
12
10
10
12
12
12
13
13
13
13
11
11
11
4
3.67
3.67
3.67
3.67
3.67
4.33
4.33
4
4
3.33
3.33
4
4
4
4.33
4.33
4.33
4.33
3.67
3.67
3.67
14
11
12
13
11
12
11
11
12
11
13
12
12
12
13
13
12
13
13
12
13
12
4.67
3.67
4
4.33
3.67
4
3.67
3.67
4
3.67
4.33
4
4
4
4.33
4.33
4
4.33
4.33
4
4.33
4
13
13
11
13
13
11
11
11
11
11
9
9
9
10
10
10
10
10
10
10
12
12
4.33
4.33
3.67
4.33
4.33
3.67
3.67
3.67
3.67
3.67
3
3
3
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
4
4
11
11
10
13
11
10
13
11
12
10
10
12
8
10
8
8
10
9
11
6
6
12
3.67
3.67
3.33
4.33
3.67
3.33
4.33
3.67
4
3.33
3.33
4
2.67
3.33
2.67
2.67
3.33
3
3.67
2
2
4
Jumlah
812
269.37
811
270.35
826
275.95
853
284.31
Sumber : Hasil di olah penulis
sebesar 2,849 menyatakan bahwa jika
V. KESIMPULAN DAN SARAN
X1, X2, dan X3 sama dengan 0, maka
A. Kesimpulan
efektivitas kerja sama dengan 2,849
Hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai beberapa faktor kualitas sumber
daya manusia terhadap efektivitas kerja
pegawai pada Kantor Kelurahan Timbau
Kecamatan Tenggarong diperoleh hasil yang
signifikan. Dari hasil tersebut di atas penulis menarik beberapa kesimpulan-kesimpulan yang dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1.
Didapat
atau dapat dikatakan jika tidak ada
variabel
pendidikan
dan
pelatihan,
kebijakan pimpinan dan disiplin kerja
maka efektivitas kerja sebesar 2,849.
Nilai koefisien regresi pendidikan dan
pelatihan (X1) yang dihasilkan bertanda
positif sebesar 0,629 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 (satu) satuan variabel pendidikan dan pelatihan akan
persamaan
regresi
linier
berganda adalah Y = 2,849 + 0,629X1 +
0,111X2 + 0,255X3. Nilai konstanta (a)
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
meningkatkan efektivitas kerja sebesar
0,629. Nilai koefisien regresi kebijakan
pimpinan (X2) yang dihasilkan bertanda
26
2.
positif sebesar 0,111 menyatakan bahwa
memprediksi efektivitas kerja atau dapat
setiap penambahan 1 (satu) satuan va-
dikatakan variabel pendidikan dan pe-
riabel kebijakan pimpinan akan mening-
latihan, kebijakan pimpinan dan disiplin
katkan efektivitas kerja sebesar 0,111.
kerja yang diberlakukan secara bersa-
Nilai koefisien regresi disiplin kerja
ma-sama berpengaruh terhadap efek-
(X3) yang dihasilkan bertanda positif
tivitas kerja. Nilai F tabel dengan df1 =
sebesar 0,255 menyatakan bahwa setiap
k = jumlah variabel bebas = 3 dan df2
penambahan 1 (satu) satuan variabel di-
= n – k – 1 = 85 – 3 – 1 = 81, diperoleh
siplin kerja akan meningkatkan efektivi-
nilai sebesar 2,72, berarti F hitung > F
tas kerja sebesar 0,255
tabel atau 2,75 > 2,72, sehingga
Angka R yang dihasilkan adalah 0,602,
dikatakan variabel pendidikan dan pela-
berarti korelasi atau hubungan antara
tihan, kebijakan pimpinan dan disiplin
variabel pendidikan dan pelatihan, kebi-
kerja secara bersama-sama mampu me-
jkan pimpinan dan disiplin kerja deng-
nunjukkan pengaruhnya terhadap efek-
an efektivitas kerja pegawai adalah
tivitas kerja. Sehingga hipotesis kedua
signifkan karena angka 0,602 berada di
yang diajukan diduga secara bersama-
atas 0,5 atau mendekati 1 ( r = 1).
sama terdapat pengaruh yang positif dan
Angka R square adalah 0,36 berasal dari
signifikan antara faktor-faktor kualitas
0,6022 , hal ini berarti 36 % efektivitas
sumber daya manusia terhadap efekti-
kerja dapat dipengaruhi oleh variabel
vitas kerja pegawai pada Kantor Kelura-
pendidikan dan pelatihan kebijakan
han Timbau dapat diterima karena ter-
pimpinan dan disiplin kerja sedangkan
bukti kebenarannya.
sisanya (100% - 36% = 64%) dijelaskan
3.
4.
Hasil uji hipotesis koefisien regresi atau
atau dipengaruhi oleh variabel selain
uji t diketahui nilai t
variabel pendidikan dan pelatihan, kebi-
dan pelatihan (X1) sebesar 2,055 se-
jakan pimpinan dan disiplin kerja yang
dangkan nilai t
secara teoritis dipengaruhi oleh kom-
85 – 2 = 83 dan taraf kesalahan sebesar
pensasi, motivasi kerja, perilaku pimpi-
5%
nan dan sebagainya.
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,665 hal
Hasil uji Anova atau F test, di dapat F
ini berarti t
hitung adalah 2,751 dengan tingkat
1,665 artinya hipotesis alternatif (ha)
signifikansi 0,002, oleh karena probabi-
diterima atau ada hubungan antara
litas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05,
kedua. Nilai t
maka model regresi dapat dipakai untuk
(X2) sebesar 2,550 sedangkan nilai ttabel
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
serta
tabel
uji
hitung
hitung
dengan df = n – 2 =
dilakukan
>t
hitung
pendidikan
tabel,
dua
sisi
atau 2,055 >
kebijakan pimpinan
27
dengan df = n – 2 = 85 – 2 = 83 dan
dengan pendidikan dan pelatihan (X1)
taraf kesalahan sebesar 5% serta uji
yang dihitung dengan koefisien korelasi
dilakukan dua sisi diperoleh nilai t tabel
adalah 0,22 atau 22% sedang-kan
sebesar 1,665 hal ini berarti t
variabel
tabel,
hitung
>t
kerja
dengan
atau 2,55 > 1,665 artinya hipotesis
kebijakan pimpinan (X2) adalah 0,27
alternatif (ha) diterima atau ada hubung-
atau 27%, variabel efektivitas kerja
an antara kedua. Nilai t
disiplin
dengan disiplin kerja (X3) adalah 0,259
kerja (X3) sebesar 2,353 sedangkan nilai
atau 25,9%. Secara teoritis karena kore-
ttabel dengan df = n – 2 = 85 – 2 = 83 dan
lasi antara efektivitas kerja dengan pen-
taraf kesalahan sebesar 5% serta uji
didikan dan latihan (X1), kebijakan
dilakukan dua sisi diperoleh nilai t tabel
pimpinan (X2) dan disiplin kerja (X3)
sebesar 1,665 hal ini berarti t
>t
mempunyai pengaruh yang berbeda ter-
atau 2,353 > 1,665 artinya hipotesis
hadap efektivitas kerja pegawai Kantor
alternatif (ha) diterima atau ada hu-
Kelurahan Timbau Kecamatan Tengga-
bungan antara kedua. Berdasarkan hasil
rong.
tabel,
hitung
hitung
hipotesis pertama yang diajukan, bahwa
5.
efektivitas
6.
Diketahui bahwa adanya hubungan
terdapat pengaruh yang positif dan
yang positif atau signifikan antara bebe-
signifikan antara beberapa faktor ku-
rapa faktor kualitas sumber daya manu-
alitas sumber daya manusia terhadap
sia (pendidikan dan pelatihan (X1),
efektivitas kerja pegawai pada Kantor
kebijakan pimpinan (X2) dan disiplin
Kelurahan Timbau Kecamatan Teng-
kerja (X3) ) terhadap efektivitas kerja
garong dapat diterima karena terbukti
pegawai (Y) pada Kantor Kelurahan
kebenarannya.
Timbau Kecamatan Tenggarong. Dari
Tingkat signifikansi koefisien korelasi
ketiga korelasi tersebut dikatakan signi-
satu sisi dari output (diukur dari
fikan karena nilai r hitung lebih besar
probabilitas) secara rata-rata menghasil-
dari pada r tebel, t hitung lebih besar
kan angka 0,00 karena ketiga variabel
dari pada t tabel.
yang dihasilkan berada di bawah 0,05
yang diperoleh bertanda positif antara
maka korelasi di antara variabel efek-
variabel pendidikan dan pelatihan (X1),
tivitas kerja pegawai dengan varia-bel
variabel kebijakan pimpinan (X2) dan
pendidikan dan latihan (X1), kebi-jakan
variabel disiplin kerja (X3) terhadap
pimpinan (X2) dan disiplin kerja (X3)
efektivitas kerja pegawai (Y) pada kan-
adalah sangat nyata. Besarnya hubung-
tor Kelurahan Timbau Kecamatan.
Persamaan regresi
an antara variabel efektivitas kerja
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
28
ber daya manusia lain selain pendi-dikan
B. Saran-Saran
Sesuai dengan penelitian ini, maka
dapat penulis kemukakan beberapa saran
yang perlu mendapat perhatian sebagai
disiplin kerja yang berpengaruh terhadap
efektivitas kerja pegawai meng-ingat
sebesar 64% (1-0,36) seperti variabel
berikut :
1. Mengingat
dan pelatihan, kebijakan pimpinan dan
beberapa
faktor
kualitas
sumber daya manusia terbukti mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja pegawai
pada Kantor Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong, hendaknya sedapat
mungkin dipertahankan yaitu variabel
pendidikan dan pelatihan sebesar 0,22,
variabel kebijakan pimpinan sebesar
0,27 dan variabel disiplin kerja sebesar
0,26.
2. Faktor yang sangat dominan mempengaruhi efektivitas kerja pegawai pada
Kantor Kelurahan Timbau secara berurutan adalah disiplin kerja sebesar 0,27,
kebijakan pimpinan sebesar 0,26 dan
pendidikan dan pelatihan sebesar 0,22,
mengingat pendidikan dan pelatihan
yang sangat kecil ikut mempengaruhi
kompensasi, motivasi, human relation
atau hubungan dengan sesama pegawai
lain dan sebagainya.
4. Hendaknya kepala kelurahan untuk lebih
memperhatikan sarana dan prasarana
kerja pegawai sehingga pekerjaan dapat
terlaksana secara efektif dan efesien
yang bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Diharapkan juga kepada Kepala Kelurahan agar diperlukan pengawasan langsung untuk mencegah seminimal mungkin terjadinya kesalahan atau kekeliruan
dalam melaksanakan pekerjaan untuk
mencapai tingkat efektivitas yang diharapkan seperti pengawasan terhadap
tingkat kehadiran pegawai, laporan pekerjaan dan pengawasan kemajuan pekerjaan.
efektivitas kerja pegawai, kepala kelurahan hendaknya memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menempuh
pendidikan yang lebih tinggi dan selalu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003, Undang-Undang Kepegawaian Nomor 13.
mengikutkan berbagai pelatihan baik
yang ada di dalam daerah maupun ke
luar daerah.
Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah, 2003,
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Cetakan Pertama, GRAHA ILMU,
Yogyakarta.
3. Hendaknya kepala kelurahan, untuk lebih memperhatikan faktor kualitas sumJEMI Vol 8/No 1/April/2008
29
Anwar Prabu Mangkunegara, 2000,
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Henry
Simamora, 2004, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, Percetakan Aditya
Media, Yogyakarta.
Indriyo Gitosudarmo & I Nyoman Sidita,
2000, Perilaku Organisasi, BPFE
UGM, Yogyakarta.
Karnadi, 2005, Peraturan Pemerintah RI
Tentang PNS, Penerbit BP. Cipta
Jaya, Jakarta.
Koentjaraningrat, 1999, Metode Penelitian
Masyarakat, Penerbit PT Gramedia,
Jakarta.
Malayu S.P. Hasibuan, 2005, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Cetakan
Ketujuh, Penerbit PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Sutrisno Hadi, 2000, Metodologi Research
Jilid II, Fakultas Fsykologi UGM,
Yogyakarta.
Sondang P. Siagian, 2002, Organisasi
Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, PT. Gunung Agung, Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta Jakarta.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Soehadi Sigit, 2003, Perilaku Organisasi,
Penerbit BPFE UST, Yogyakarta.
Winardi, 2000, Kepemimpinan dan
Manajemen, Penerbit PT. Rinika
Cipta, Jakarta.
T. Hani Handoko, 2001, Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Ulber Silalahi, 2002, Pemahaman Praktis
Azas-Azas Manajemen, Penerbit
Mandar Maju, Bandung.
Mudrajat Kuncoro, 2003, Metodologi
Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta.
Masri Singarimbum, dan Sofian Effendi,
1999, Metode Penelitian Survey,
LP3ES, Jakarta.
Moekijat, 2001, Manajemen Sumber Daya
Manusia (Manajemen Kepegawaian), Mandar Maju, Bandung.
Richard M. Steers 1999, Efektivitas
Organisasional, Edisi Ke Satu,
Cetakan Ke Satu, Alih Bahasa
Sutrisno, Erlangga, Jakarta.
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
30
TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI
PADA KANTOR KELURAHAN TIMBAU
KECAMATAN TENGGARONG
Oleh : Hero Suprayetno
Penulis adalah Staf Pengajar Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Kutai
Kartanegara Tenggarong
Abstrak :
The research result, Y = 2,849 + 0,629X1 + 0,111X2 + 0,255X3. The three independent variable which
resulted positive symbol declare that every addition of 1 (one) independent variable unit will increase
the dependent variable.
R number which resulted is 0,602, means correlation or relation between education and training
variable, leadership wisdom and job dicipline with the effectiveness of employees job is significant
because number 0,602 is upper 0,5 or approach 1 ( r = 1 ). R square number is 0,36 means 36 % job
effectiveness is influenced by education and training variable, leadership wisdom and job dicipline
however the rest 64% is influenced by variable, such as compensation, work motivation, leader’s
behaviour etc.
Hypothesis experiment is known F table score is 2,72, means F arithmetic > F table or 2,75 > 2,72.
So that the second hypothesis which is asked estimated together there is positive and significant effect
between the quality of human resource factors to the effectiveness civil servant’s work at Kelurahan
Timbau office can be received because the correctness has been proved.
T experiment is known the three variable produce t arithmetic experiment > from t table experiment
to the work effectiveness. According to the first hypothesis result which is asked, there is positive and
significant effect between the quality of human resource factors to the effectiveness civil servant’s
work at Kelurahan Timbau office can be received because the correctness has been proved.
Key Word : Human resource , Effectiveness
I.
banyak memberikan harapan yang sangat
PENDAHULUAN
berarti untuk lebih memacu laju pembang-
A. Latar Belakang Masalah
unan di segala bidang dan perekonomian di
Salah satu reformasi total dari pemerintah adalah pemberian hak otonomi bagi
daerah atau kota dengan dikeluarkannya pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 yang direvisi menjadi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah dan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1999 yang direvisi menjadi UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan
antar
Pemerintah
Pusat dan Daerah. Dengan kedua Undang-
daerah. Pelimpahan wewenang ini bertujuan
untuk mengelola semua sumber daya masyarakat yang dimiliki untuk dimanfaatkan bagi
sebesarbesarnya kese-jahteraan masyarakat.
Otonomi daerah merupakan suatu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas
daerah tertentu berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Undang tersebut Pemerintah Daerah telah
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
12
Seiring dengan wewenang otonomi
peningkatan partisipasi dan swadaya kego-
daerah, setiap instansi dituntut selalu mem-
tong royongan di masyarakat dan berfungsi
pertahankan agar tetap berjalan sesuai deng-
sebagai wadah pembinaan ketentraman dan
an yang diharapkan maka setiap pimpinan
ketertiban wilayah.
harus mengetahui bagaimana cara yang pa-
Guna menjadikan organisasi yang
ling tepat guna memberdayakan pegawai
efektif dan efisien dalam memenuhi tuntutan
atau karyawannya dengan tetap berusaha
masyarakat, setiap instansi dalam menjalan-
mempertahankan kualitas Sumber Daya Ma-
kan akan visi dan misinya, seharusnya me-
nusia (SDM) yang ada. Dengan Sumber Da-
netapkan dan sekaligus melaksanakan sistem
ya Manusia (SDM) yang handal dan
kinerja terhadap para pegawai secara konsis-
berkualitas diharapkan semua pekerjaan da-
ten dengan harapan dalam menjalankan tu-
pat terselesaikan sesuai harapan.
Dalam
gasnya mampu melaksanakan dan sekaligus
aspek organisasi publik yang sering dilihat
menyesuaikan dengan visi dan misi organi-
sebagai instansi pemerintah mempunyai misi
sasi. Sesuai dengan otonomi daerah dituntut
dan visi yaitu memberikan pelayanan kepa-
lebih meningkatkan efektivitas kerja pega-
da warga negara, memberikan perlindungan
wai baik secara lembaga atau instansi mau-
rasa aman dan mewujudkan kesejahteraan
pun individu pegawai, untuk itu peningkatan
sosial dan keadilan. Untuk itu hanya dapat
efektivitas kerja pegawai sangatlah menjadi
diwujudkan apabila struktur organisasi dan
perhatian yang serius.
sumberdaya manusia cukup memadai.
Efektivitas kerja merupakan kema-
Kantor Kelurahan merupakan instan-
mpuan organisasi dalam memanfaatkan dan
si pemerintah yang mempunyai peran seba-
mengelola sumber daya yang tersedia dalam
gai pelaksana pembangunan yang paling ba-
memahami akan visi dan misi organisasi di
wah sangatlah diperlukan peningkatan atau
dalam usaha mencapai hasil kerja yang tepat
kualitas sumber daya manusia, karena dalam
pada waktunya, dan bagaimana memelihara
menjalankan tugas dan fungsinya untuk
kualitas kehidupan pekerjaannya. Agar hal
memberikan pelayanan kepada masyarakat
tersebut terlaksana dengan baik harus dipa-
yang mampu bekerja secara optimal, di
hami oleh orang-orang yang ada di dalam
mana tugas pokoknya memberikan pelaya-
organisasi tersebut sesuai dengan bidang
nan terhadap masyarakat.
Disamping itu
tugasnya. Organisasi yang baik tentulah or-
Kantor Kelurahan mempunyai fungsi seba-
ganisasi yang telah mampu mencapai efek-
gai sarana koordinasi terhadap jalannya
tivitas kerja yang lebih tinggi.
peme-rintahan kelurahan, sebagai Pembina-
tersebut terlaksanakan dengan baik penem-
an masyarakat, melakukan usaha guna
patan sumber daya manusia harus dipahami
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
Agar hal
13
oleh orang-orang yang ada di dalam organi-
tor–faktor produksi tersebut selanjutnya
sasi tersebut sesuai dengan bidang tugasnya.
dikelola dengan baik agar efektivitas kerja
yang tinggi dapat dicapai secara efektif dan
B. Perumusan Masalah
Seorang peneliti hendaknya memahami bagaimana menemukan masalah suatu
penelitian, apa yang menjadi latar belakang
dalam penelitian dan bagaimana merumuskan masalah tersebut. Masalah adalah setiap
kesulitan yang dihadapi, sehingga mendorong manusia tergerak untuk memecahkannya.
Mengenai masalah menurut pendapat
Sutrisno Hadi (2000 ; 3) adalah :
“…Masalah adalah kejadian yang
menimbulkan pertanyaan kepada dan bagaimana (seseorang), sebagaimana sedemikian rumusnya atau independent
variabel apa yang menjadi faktor akibat
dependent variable”.
efesien. Cara mengelola semua sumber daya yang ada termasuk faktor produktivitas
manusia untuk tercapainya tujuan suatu
organisasi yaitu manajemen.
Sebagaimana
menurut
Manulang
(2000 : 15 ) pengertian manajemen adalah :
“…Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi usaha-usaha indi-vidu
untuk mencapai tujuan”.
Sedangkan secara etimologis Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan penggabungan dari dua konsep
yang memiliki pengertian yang berbeda.
Pendapat Ambar Teguh Sulistiani & Rosidah
(2003 : 9) adalah :
Konsep Manajemen Sumber Daya
Menurut Sugiyono (2002 : 35)
pengertian masalah :
“…Dapat diartikan sebagai peyimpangan
antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi “.
Manusia (MSDM) terdiri dari :
(1). Manajemen yaitu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian upaya anggota organisasi
dan proses penggunaan semua lain-lain
II.
LANDASAN TEORI
sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah dite-
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
tapkan ;
Setiap organisasi pasti mempunyai
(2). Sumber daya manusia yang meliputi
tujuan yaitu usaha mendapatkan keuntungan
semua orang yang berstatus sebagai
sesuai dengan harapan. Guna usaha menca-
anggota dalam organisasi atau potensi
pai keinginan tersebut maka setiap organi-
yang melekat keberadaannya pada se-
sasi memerlukan Sumber daya Manusia
orang pegawai yang masing-masing
(SDM) dan faktor–faktor produksi yang
memiliki peran dan fungsi baik potensi
memadai. Sumber Daya Manusia dan fak-
fisik maupun non fisik. Potensi fisik
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
14
adalah kemampuan fisik yang teraku-
pakan pendidikan yang diselenggarakan di
mulasi pada seseorang pegawai se-
sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
dangkan potensi non fisik adalah ke-
secara berjenjang, misalnya dari Sekolah
mampuan seorang pegawai yang tera-
Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat
kumulasi baik dari latar belakang pe-
Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat
ngetahuan, intelegensia, keahlian, ke-
Atas (SLTA) dan sampai ke Perguruan
terampilan dan human relations.
Tinggi. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diadakan di luar sekolah. Se-
Faktor-Faktor Kualitas Sumber Daya
Manusia
suai dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
Dari penjelasan di atas, maka untuk
pada Kantor Kelurahan Timbau Tenggarong
“…Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dikelola secara khusus yang
berdasarkan sasaran didik, sehingga
mereka dapat mengendalikan hidupnya
menjadi lebih baik, lebih terarah dan
lebih maju “.
sangatlah dipengaruhi oleh banyak faktor,
Pendidikan non formal biasanya
1.
dapat mengetahui kualitas sumber daya
manusia terhadap efektivitas kerja pegawai
yaitu antara lain :
(2001 : 3) adalah :
memiliki spesifikasi tertentu seperti pelati-
Mengingat pentingnya pendidikan
han kelompok belajar, kursus-kursus, Bim-
dan pelatihan untuk lebih menunjang pelak-
bingan Teknis (Bintek) dan lembaga lain-
sanaan tugas–tugas yang akan dijabarkan ke
nya.
dalam setiap fungsi suatu jabatan maka hen-
Pendidikan merupakan proses peng-
daknya produktivitas kerja yang lebih tinggi
embangan pegawai, sebagaimana menurut
haruslah mengirimkan ke lembaga–lembaga
pendapat Malayu SP. Hasibuan (2005 : 72)
latihan yang merupakan satu bagian penting
adalah :
dalam sistem pembinaan kepegawaian yang
Pengembangan pegawai merupakan
maju. Salah satu alasan utama pendidikan
proses peningkatan pengetahuan berupa pen-
dan pelatihan sangat penting bagi pegawai
didikan dan latihan perlu dilakukan oleh
sebagaimana dikemukakan oleh Malayu S.P.
setiap organisasi karena akan memberi man-
Hasbullah (2000 : 8) dalam arti sederhana
faat guna peningkatan kualitas sumber daya
pengertian pendidikan adalah sebagai usaha
manusia dan memberikan kemudahan dalam
manusia untuk membina kepribadian sesuai
mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.
dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan
kebudayaan.
2. Kebijakan Pimpinan
Pendidikan formal yaitu pendidikan
Dalam melaksanakan tugas, pim-
berkelanjutan atau jalur sekolah yang meru-
pinan diharapkan dapat menjadi kekuatan
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
15
aspirasional, kekuatan semangat dan keku-
prinsip artinya bahwa disiplin para pegawai
atan moral yang kreatif yang mampu mem-
sangat berperan sekali terhadap pencapaian
pengaruhi para anggotanya untuk mengubah
tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu or-
sikap sehingga mereka mampu menjadi atau
ganisasi. Disiplin yang baik mencermin-kan
sesuai keinginan pimpinan. Pimpinan mem-
besarnya rasa tanggung jawab seseorang ter-
punyai tugas dan tanggung jawab terhadap
hadap tugas-tugas yang diberikan kepada-
bawahannya, di mana ia harus memulainya
nya. Hal ini mendorong gairah kerja, se-
dengan mempelajari dan menguasai semua
mangat kerja dan terwujudnya tujuan prog-
prinsip-prinsip tersebut, dan membuat bawa-
ram kerja organisasi. Oleh karena itu setiap
hannya untuk memegang dan menjalan-
pimpinan selalu berusaha agar para bawa-
kannya melalui kedisiplinan.
hannya mempunyai disiplin yang baik.
Telah menjadi tugas seorang pimpinan untuk melaksanakan kepemimpinan
dengan memberikan motivasi dan membina
para bawahannya.
Di samping ini secara
khusus mereka bertanggung jawab untuk
melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan mempertahankan semua sumber daya yang menjadi satu
kesatuan team yang kompak, berfungsi dan
produktif sehingga efektivitas organisasi dapat terwujud.
Menurut Soehardi Sigit (2003 :
177) bahwa :
“…Kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi orang lain untuk memotivasi
atau melakukan perbuatan kearah yang
dikehendaki, dengan usaha seperti melalui proses komunikasi yang baik, hubungan yang bertalian dengan peker-jaan/
tugas dan komunikasi atasan dengan bawahan serta usaha mempengaruhi un-tuk
melaksanakan kerelaan hati dan keyakinan”.
3. Disiplin Kerja Pegawai
Berbicara disiplin kerja pegawai adalah merupakan suatu masalah yang sangat
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
Definisi disiplin menurut Malayu S.P.
Hasibuan (2005 : 193) adalah :
“…Kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran merupakan
sikap seseorang yang secara sukarela
mentaati semua peraturan dan sadar akan
tugas dan tanggung jawabnya, selalu
akan mentaati atau mengerjakan semua
tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan”.
Sedangkan pengertian lain disiplin
menurut Henry Simamora (2004 : 610)
sebagai berikut :
“…Merupakan sikap yang menggambarkan kepatuhan pada suatu aturan atau ketentuan yang berlaku. Disiplin juga merupakan suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan bersama yang teratur,
tertib yang merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungnya suatu kemajuan dan perkembangan”.
Dan menurut T. Hani Handoko
(2001 : 57) pengertian disiplin adalah :
“…Setiap organisasi memerlukan disiplin, adapun disiplin tersebut dapat dilihat
bila orang-orang, pegawai-pegawai dengan senang hati melaksanakan aturan–
16
aturan, norma-norma atau instruksi dari
pimpinan dan mentaati aturan yang dinyatakan berlaku”.
Untuk itu disiplin harus di atur dan
kan indikator-indikator apa saja yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai dalam suatu organisasi. Sebagaimana menurut
ditegakkan dalam suatu organisasi, tanpa du-
Malayu S.P. Hasibuan (2005 : 194) adalah :
kungan disiplin pegawai yang baik, sulit
1.
Tujuan tujuan organisasi
organisasi untuk mewujudkan tujuannya.
Tujuan organisasi termasuk program
Jadi kedisiplinan adalah kunci keberhasilan
kerja ikut dipengaruhi oleh tingkat kedi-
suatu organisasi dalam mencapai tujuann-
siplinan pegawai. Program kerja orga-
nya.
nisasi yang akan dicapai harus jelas dan
ditetapkan secara ideal bagi kemampuan
Menurut Henry Simamora (2004 :
611) disiplin mempunyai tujuan yaitu :
pegawai, artinya program kerja yang
1.
Memastikan bahwa perilaku pegawai
dibebankan kepada pegawai harus sesu-
konsisten dengan aturan organisasi, ma-
ai dengan kemampuan pegawai ber-
nakala aturan dilanggar, efektivitas or-
sangkutan.
ganisasi berkurang sampai tingkat ter-
2.
Teladan pimpinan
tentu atau dengan kata lain tanpa adanya
Pimpinan harus memberikan teladan
bentuk disiplin yang sehat atau potensi
yang baik, jujur, adil dan sesuai dengan
tindakan disiplin, maka efektivitas orga-
perbutan, dengan disiplin yang baik ma-
nisasi akan sangat terbatas.
ka untuk mencapai tujuan organisasi
Menumbuhkan atau mempertahankan
mudah dilakukan.
rasa hormat dan saling percaya diantara
3.
2.
3.
Balas jasa
pimpinan dan bawahan.
Kedisiplinan dipengaruhi oleh gaji dan
membantu pegawai supaya menjadi le-
kesejahteraan sehingga memberikan ke-
bih produktif, yaitu tindakan disiplin
puasan terhadap pekerjaan, artinya se-
yang efektif dapat memicu individu
makin besar balas jasa semakin baik ke-
pegawai untuk meningkatkan kinerja
disiplinan pegawai sehingga apa yang
yang pada akhirnya menghasilkan pen-
menjadi tujuan organisasi dapat terca-
capaian bagi individu bersangkutan.
pai.
Tindakan disiplin merupakan suatu
tindakan yang tujuannya mendidik agar semua pegawai mau mentaati semua peraturan, dengan keahlian dan ketegasan sasaran
pemberi hukuman akan tercapai. Dalam
4.
Keadilan
Keadilan yang menjadi dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa, sehingga keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap organisasi.
menegakkan kedisiplinan haruslah diperhatiJEMI Vol 8/No 1/April/2008
17
5.
6.
Menurut pendapat Moekijat (2001 :
Pengawasan melekat
Pengawasan melekat yang efektif me-
83) bahwa yang dimaksud dengan efek-
rangsang kedisiplinan dan moral kerja
tivitas adalah : “ Kemampuan untuk memilih
pegawai. Pegawai merasa mendapat
tujuan yang tepat atau arah yang tepat dalam
perhatian, bimbingan, petunjuk, peng-
mencapai suatu tujuan atau pencapaian sasa-
arahan dan pengawasan dari atasan.
ran menurut perhitungan “.
Menurut Sondang P. Siagian (2002 :
Sanksi hukuman
Dengan sanki hukuman semakin berat,
119) menjelaskan efektivitas adalah :
Efektivitas merupakan kemampuan
pegawai akan semakin takut melanggar
7.
8.
peraturan-peraturan organisasi.
untuk menghasilkan suatu kerja yang dilaku-
Ketegasan
kan oleh manusia untuk memberikan guna
Ketegasan pimpinan dalam melakukan
yang diharapkan yang dalam psikologi In-
tindakan akan mempengaruhi kedisipli-
dustri efektivitasan merupakan penilaian
nan pegawai. Pimpinan berani bertin-
apakah kerja pada umumnya efektif dengan
dak tegas akan disegani dan diakui ke-
pertimbangan :
pemimpinannya oleh bawahannya
1.
bangan kesehatan.
Hubungan kemanusiaan
Hubungan keharmonisan di antara sesa-
Pertimbangan ekonomi seperti pertim-
2.
Pertimbangan kesehatan, misalnya aki-
ma pegawai ikut menciptakan kedisip-
bat kerja terhadap kesehatan karyawan
linan yang baik pada organisasi.
atau banyaknya kecelakaan dalam bekerja.
B. Pengertian Efektivitas
3.
Pertimbangan psikologi misalnya pengaruh kerja terhadap rasa letih atau ke-
1. Konesp Efektivitas
puasan pegawai terhadap hasil kerja.
Definisi atau konsep tentang efekti-
4.
vitas sangat beranaka ragam seperti dijelas-
Pertimbangan sosial, misalnya pertimbangan terhadap kedudukan dalam mas-
kan di atas. Terdapatnya ketidak seragaman
yarakat guna penyesuaian diri dalam
pengertian efektivitas tersebut disebabkan
kehidupan.
adanya latar belakang dan relevansinya yang
Pendapat lainnya dikemukakan oleh
berbeda. Dengan kata lain timbulnya keanekaragaman pengertian tersebut sangat tergantung dalam konteks apa konsep efektivitas tersebut dinyatakan.
Richard M. Steers (1999 : 1) dalam bukunya
yang berjudul Efektivitas Organisasi adalah
:
Sulit sekali memperinci apa yang
dimaksud dengan konsep efektivitas itu sen-
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
18
diri. Bagi seorang ahli ekonomi atau analisis
e.
Hubungan Industrial Pancasila (HIP) ;
keuangan, efektivitas organisasi semakna
menciptakan ketenagakerjaan, mencip-
dengan keuntungan atau laba investasi. Bagi
takan hubungan kerja yang serasi dan
seorang manajer produksi, efektivitas sering
dinamis, menciptakan harkat dan marta-
kali berarti kuantitas atau kualitas keluaran
bat pegawai sehingga mendorong diwu-
(Output) barang dan jasa, bagi seorang
judkannya jiwa yang berdedikasi pe-
ilmuan bidang riset, efektivitas dijabarkan
ningkatan produktivitas dan efektivitas
dengan jumlah paten, penemuan atau produk
kerja.
baru suatu organisasi. Dan bagi sejumlah
f.
Kepuasan kerja ; apabila tingkat peng-
sarjana ilmu sosial, efektivitas sering kali
hasilan memadai maka dapat menim-
ditinjau dari sudut kualitas kehidupan peker-
bulkan konsentrasi kerja dan kemam-
ja.
puan yang dimiliki dapat dimanfaatkan.
g.
Jaminan Sosial ; jaminan sosial diberi-
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Efektivitas Kerja
kan oleh suatu organisasi kepada pega-
Menurut Richard M. Steers (1999 :
ningkatkan pengabdian dan semangat
wainya dimaksudkan agar dapat me-
kerja para pegawainya.
104) ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja guna mencapai
h.
adanya lingkungan dan iklim kerja yang
tingkat efektivitas adalah :
a.
b.
c.
d.
Lingkungan dan iklim kerja ; dengan
sistem
baik dan mendorong pegawai senang
yang diterapkan oleh pimpinan sebagai
bekerja dan meningkatkan rasa tang-
koordinator untuk mengelola dan meng-
gung jawab untuk menyelesaikan peker-
endalikan para pegawai.
jaannya.
Kepemimpinan/Manajemen
;
Pendidikan ; pada umumnya semakin
i.
Sarana produksi ; Mutu sarana produksi
tinggi tingkat pendidikan pegawai maka
berpengaruh terhadap peningkatan efek-
semakin tinggi pula motivasinya untuk
tivitas kerja apabila sarana yang digu-
lebih meningkatkan produktivitas kerja-
nakan baik sesuai dengan kemajuan tek-
nya.
nologi, yang dipakai tepat dan lebih
Keterampilan ; jika pegawai semakin
maju tingkatannya maka akan memung-
terampil maka akan mampu bekerja
kinkan tepat waktu dalam penyelesaian-
serta menggunakan fasilitas kerja deng-
nya, jumlah yang dihasilkan akan lebih
an baik dan benar.
banyak dan memperkecil pemborosan.
Perilaku kerja individu ; sikap mental
berupa disiplin kerja dan etika kerja.
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
j.
Kesempatan berprestasi ; pegawai yang
bekerja tentu mengharapkan peningka-
19
tan karier dan pengembangan potensi
beberapa faktor-faktor kualitas sumber daya
pribadi.
manusia maupun efektivitas kerja pegawai.
1. Variabel independent, terdiri atas 3 variabel yang berhubungan dengan kualitas
III. METODE PENELITIAN
sumber daya manusia meliputi :
A. Definisi Operasional
kasi antara peneliti yang merupakan petun-
1.1. Pendidikan dan latihan (X1)
a. Tingkat keahlian
b. Tingkat pengetahuan
c. Tingkat pengalaman
1.2. Kebijakan pimpinan (X2)
a. Kemampuan dalam mengambil
keputusan
b. Kemampuan mengarahkan pegawai
c. Kemampuan membimbing dan
mengayomi bawahan
1.3. Disiplin kerja (X3)
a. Tingkat kehadiran pegawai
b. Semangat pegawai dalam melaksanakan tugas.
c. Kesesuaian menggunakan dan
memelihara barang dinas dengan sebaiknya.
2. Variabel dependent, efektivitas kerja de-
juk tentang bagaimana suatu variabel diukur.
ngan masing-masing indikatornya seba-
Dengan membaca definisi operasional dalam
gai berikut :
suatu penelitian, seseorang peneliti akan me-
a. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas
b. Tingkat jumlah pekerjaan yang diselesaikan
c. Tingkat kualitas kerja.
Definisi
operasional
merupakan
langkah terakhir dari penelitian dalam rangka untuk mengukur dan menentukan indikatorindikator dari variabel penelitian yang
telah diuraikan melalui penelaahan kepustakaan.
Pendapat Masri Singarimbun dan
Sofian Effendi ( 1999 : 23 ) mengatakan sebagai berikut :
Definisi operasional adalah salah
satu unsur yang sangat membantu komuni-
ngetahui pengukuran suatu variabel, sehingga dia dapat mengetahui baik buruknya
pengkuran tersebut.
Menurut T. Hani Handoko (2004 :
18), definisi operasional adalah :
“…Untuk mempermudah penyusunan
pernyataan dan pertanyaan angket yang
akan digunakan untuk menjaring jawaban responden atas pertanyaan yang
diajukan terhadapnya”.
B. Wilayah Penelitian
Sebagai wilayah penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Kantor Kelurahan
Timbau Kecamatan Tenggarong Ka-bupaten
Kutai Kartanegara yang beralamat di Jalan
Dengan menyimak pendapat di atas,
Keli Rapak Mahang Telp. 0541-662440
maka dalam hal ini penulis menentukan ba-
Kode Pos 75511 Tenggarong. Alasan me-
tasan secara operasional mengenai indikator
milih lokasi ini dikarenakan penulis merasa
yang akan diukur dilapangan, baik indikator
tertarik pada persoalan-persoalan yang me-
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
20
nyangkut faktor-faktor kualitas sumber daya
terhadap masalah yang dihadapi dalam
manusia sehingga penulis terdorong untuk
penelitian dengan jalan studi kepusta-
meneliti permasalahan meng-enai kualitas
kaan, baik diperpustakaan umum Kabu-
sumber daya manusia terhadap efektivitas
paten Kutai Kartanegara maupun diper-
kerja pegawai pada Kantor Ke-lurahan
pustakaan
Timbau Kecamatan Tenggarong, di-samping
negara.
itu dapat kemudahan dalam mengumpulkan,
2. Penelitian
Universitas
Kutai
Langsung
Karta-
(Fieldwork
mengamati dan penghema-tan dari segi
research), penulis mengadakan pengum-
tenaga dan biaya mengingat Kantor Kelura-
pulan data penelitian dilapangan dengan
han Timbau Kecamatan Teng-garong terle-
menggunakan cara sebagai berikut :
tak dalam kota.
a. Observasi, yaitu penulis mengadakan
pengamatan pada Kantor Kelurahan
C. Populasi dan Sampel
Timbau Kecamatan Tenggarong Ka-
Tujuan dari penelitian adalah mene-
bupaten Kutai Kartanegara.
mukan generalisasi yang berlaku secara um-
b. Dokumentasi, yaitu dipilih dengan
um, karena itulah kita memerlukan sekelom-
memperhatikan kemutahirannya se-
pok obyek pada siapa akan berlaku genera-
hingga nantinya data yang dikumpul-
lisasi yang disebut populasi.
kan memiliki tingkat validitas yang
Menurut
Sugiyono (2002 : 57) menerangkan bahwa :
tinggi yaitu peta lokasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi
c. Wawancara dilakukan dengan tanya
yang terdiri atas, obyek/subyek yang mem-
jawab secara lisan kepada pegawai
punyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang dianggap mampu memberikan
yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipe-
keterangan.
lajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,
d. Kuesioner, yaitu penulis mengada-
sedangkan sampel adalah sebagian dari jum-
kan pengumpulan data dengan cara
lah dan karakteristik yang dimiliki oleh po-
menggunakan daftar pertanyaan un-
pulasi tersebut.
tuk diisi oleh responden.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara :
1. Penelitian Kepustakaan (Library research), penulis mengumpulkan bahanbahan teori yang ada relevansinya
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
E. Tehnik Analisis Data
Penelitian ini bersifat verifikatif, yaitu suatu penelitian yang memerlukan hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya,
sehubungan dengan hal tersebut, untuk
menganalisis data dari hasil penelitian yang
21
telah penulis lakukan maka penulis meng-
J.
rxy =
---------------------------
menurut
K.
√{ n∑
Sugiyono (2002 : 237-238) yaitu regresi
L.
Dimana :
linier berganda dan korelasi dengan rumus
M.
rxy
gunakan
teknik
analisis
data
x12
- (∑ x1)2 } {n∑ y12 - (∑ y1)2 }
= korelasi sederhana
antara x dan y
sebagai berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3
N.
n
= responden
Dimana : Y
O.
∑xy
= jumlah antara x dan y
Pegawai (dependent variable)
P.
∑x
= jumlah antara x
B.
X1 = Pendidikan dan latihan
Q.
∑y
= jumlah antara y
C.
X2 = Kebijakan pimpinan
D.
X3 = Disiplin kerja
E.
a = harga Y bila X = 0 (harga
A.
= Efektivitas Kerja
Kemudian untuk mengukur inter-
menggunakan taraf signifikansi (signifikan r
konstan)
F.
b1, b2, b3, = Angka koefesien regresi,
menunjukkan angka peningkatan dan
penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independent, bila b (+) maka naik dan bila (-
) 5 % atau dasar taraf kepercayaan 95 %,
berarti dengan mengambil resiko salah dalam keputusannya sebanyak-banyaknya 5%,
atau benar dalam keputusanya sedikit –
sedikitnya 95% dengan ketentuan sebagai
berikut :
) maka akan turun.
G.
prestasi dari korelasi tersebut, maka penulis
Dalam menganalisa data penulis
a.
maka hipotesis alternatif (ha) ditolak
menggunakan alat bantu komputer
(tidak ada hubungan) atau tidak menun-
dengan program SPSS (Statistics
jukkan signifikan antara kedua variabel.
Product and Service Solution) Rel.
11.00
For
Windows.
Alasan
menggunakan program SPSS adalah
karena program ini merupakan analisis statistik yang cukup akurat hasil
perhitungannya dan cara pengopera-
Jika harga r hitung < dari harga r tabel,
b.
Jika harga r hitung > dari harga r tabel,
maka hipotesis alternatif (ha) diterima
(ada hubungan) atau diantara kedua
variabel ada hubungan.
F. Pengujian Hipotesis.
siannya yang sangat sederhana.
H.
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
digunakan rumus Korelasi Product
Moment sebagai berikut :
I.
a. Uji F
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji F dengan taraf signifikansi 0,05, dengan rumus sebagai berikut :
n ∑ x1 y1 - ( ∑ x1 ) (∑y1 )
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
22
dan latihan, kebijakan pimpinan dan disiplin
R2
k
F
1 R2
n k 1
kerja dengan variabel efektivitas kerja pegawai diperlukan angka R dari multiple R.
Apabila angka R mendekati 1 (satu) maka
dapat dikatakan semakin erat atau kuat hu-
(Sugiyono, 2005 : 154)
bungan antara variabel independent dengan
Di mana :
R²
= koefisien korelasi yang telah
ditemukan
K
= jumlah variabel independent
N
= jumlah sampel
F
= F hitung yang selanjutnya
dibandingkan dengan F tabel.
variabel dependent dan sebaliknya.
Selanjutnya
untuk
mengetahui
faktor-faktor kualitas sumber daya manusia
mana yang paling dominan dalam mempengaruhi efektivitas kerja pegawai pada
Kantor Kelurahan Timbau Kecamatan Teng-
Maksud uji F untuk membuktikan ada-
garong Kabupaten Kutai Kartanegara diper-
nya pengaruh variabel bebas terhadap vari-
gunakan angka dari koefesien determinan
abel terikat yaitu dengan membandingkan
(R2) atau R Square. Kegunaan R2 ini ubtuk
nilai Fhitung dengan Ftabel di mana apabila :
mengukur besarnya sumbangan atau kontri-
- Apabila Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol
busi variasi secara bersama-sama.
(Ho) diterima dan hipotesis alternatip
ditolak yang artinya variabel pendidikan
b. Uji t
dan latihan, kebijakan pimpinan dan diUntuk menguji hipotesis atau signi-
siplin kerja tidak berpengaruh terhadap
efektivitas kerja pegawai pada Kantor
Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara.
- Apabila Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatip diterima yang artinya variabel pendidikan
dan latihan, kebijakan pimpinan dan disiplin kerja berpengaruh terhadap efektivitas
kerja
pegawai
pada
Kantor
Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara.
fikansi hubungan yaitu apakah hubungan
yang ditemukan itu berlaku untuk populasi
penulis menggunakan test signifikan korelasi (signifikansi r).
Adapun rumusnya
sebagai berikut :
t
r
n2
1 r2
(Sugiyono, 2005 : 150)
Dimana :
t= test
n = responden
r = koefesien korelasi
Pengujian hipotesis dengan uji t,
penulis menggunakan taraf signifikan 5%
Untuk mengetahui besarnya hubung-
dengan ketentuan sebagai berikut :
an atau korelasi antara variabel pendidikan
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
23
1.
2.
Jika harga t hitung < dari harga t tabel,
maka hipotesis alternatif (ha) ditolak
(tidak ada hubungan) atau tidak menunjukkan signifikan antara kedua variabel.
Jika harga t hitung > dari harga t tabel,
maka hipotesis alternatif (ha) diterima
(ada hubungan) atau diantara kedua
variabel ada hubungan
pendidikan dan pelatihan (X1), variabel kebijakan pimpinan (X2),
variabel disiplin
kerja (X3) dan variabel efektivitas kerja (Y)
terkumpul.
Kemudian dilakukan analisis
terhadap data tersebut yang dilakukan dengan pendekatan perhitungan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel kualitas
sumber daya manusia yang mempengaruhi
IV. ANALISIS DATA
efektivitas kerja pegawai pada Kantor KeluSetelah seluruh data-data tentang kualitas sumber daya manusia terhadap efektivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan
Timbau yang dipengaruhi oleh variabel
rahan Timbau Kecamatan Tenggarong yaitu
pendidikan dan keterampilan (X1), kebijakan
pimpinan (X2) dan disiplin kerja (X3) dan
variabel efektivitas kerja pegawai (Y)
Tabel I : Rekafitulasi Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Variabel
Independent(X) dan Variabel Dependent (Y)
No Urut
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
∑
7
7
7
7
8
7
8
8
9
10
10
8
8
8
10
8
8
9
X1
Rata-rata
2.33
2.33
2.33
2.33
2.67
2.33
2.67
2.67
3
3.33
3.33
2.67
2.67
2.67
3.33
2.67
2.67
3
∑
8
9
8
9
9
9
9
9
8
8
9
9
9
9
9
9
8
8
Independent
X2
Rata-rata
2.67
3
2.67
3
3
3
3
3
2.67
2.67
3
3
3
3
3
3
2.67
2.67
∑
8
8
8
8
10
10
13
13
13
10
10
10
10
10
10
13
12
13
X3
Rata-rata
2.67
2.67
2.67
2.67
3.33
3.33
4.33
4.33
4.33
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
4.33
4
4.33
∑
Dependent
Y
Rata-rata
10
10
10
9
9
9
10
10
10
9
11
11
11
12
12
12
11
10
3.33
3.33
3.33
3
3
3
3.33
3.33
3.33
3
3.67
3.67
3.67
4
4
4
3.67
3.33
Bersambung ke Halaman 25
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
24
Lanjutan Tabel I
19
7
2.33
9
3
13
4.33
10
3.33
20
8
2.67
9
3
21
22
9
8
3
2.67
9
7
3
2.33
9
3
10
3.33
8
8
2.67
2.67
11
11
3.67
3.67
23
8
2.67
8
2.67
8
2.67
9
3
24
8
2.67
25
8
2.67
7
2.33
7
2.33
11
3.67
8
2.67
8
2.67
11
3.67
26
8
27
9
2.67
8
2.67
7
2.33
9
3
3
8
2.67
7
2.33
9
3
28
29
8
2
8
2.67
8
2.67
9
3
8
2
8
2.67
9
3
10
3.33
30
9
2.67
8
2.67
9
3
10
3.33
31
8
2.67
7
2.33
10
3.33
10
3.33
32
8
2.67
9
3
9
3
8
2.67
33
9
3
6
2
8
2.67
10
3.33
34
8
2.67
7
2.33
8
2.67
10
3.33
35
8
2.67
8
2.67
7
2.33
9
3
36
9
3
8
2.67
9
3
9
3
37
8
2.67
7
2.33
7
2.33
8
2.67
38
9
3
7
2.33
9
3
10
3.33
39
9
3
8
2.67
9
3
10
3.33
40
8
2.67
8
2.67
5
2.67
10
3.33
41
9
3
8
2.67
9
3
11
3.67
42
9
3
7
2.33
9
3
10
3.33
43
8
3
8
2.67
10
3.33
10
3.33
44
9
3
7
2.33
9
3
11
3.67
45
9
3
6
2
9
3
9
3
46
8
2.67
7
2.33
9
3
11
3.67
47
9
3
7
2.33
9
3
10
3.33
48
9
3
7
2.33
9
3
11
3.67
49
8
2.67
10
3.33
9
3
11
3.67
50
9
3
10
3.33
10
3
10
3.33
51
9
3
9
3
10
3.33
11
3.67
52
10
3.33
10
3.33
10
3.33
10
3.33
53
10
3.33
10
3.33
10
3.33
10
3.33
54
10
3.33
9
3
7
2.33
9
3
55
10
3.33
11
3.67
9
3
10
3.33
56
10
3.33
12
4
9
3
9
3
57
11
3.67
9
3
9
3
10
3.33
58
10
3.33
12
4
9
3
11
3.67
59
11
3.67
11
3.67
9
3
9
3
60
12
4
9
3
9
3
8
2.67
61
12
4
12
4
11
3.67
9
3
62
11
3.67
11
3.67
11
3.67
11
3.67
63
12
4
13
4.33
11
3.67
10
3.33
Bersambung Ke Halaman 26
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
25
Lanjutan Tabel I
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
12
11
11
11
11
11
13
13
12
12
10
10
12
12
12
13
13
13
13
11
11
11
4
3.67
3.67
3.67
3.67
3.67
4.33
4.33
4
4
3.33
3.33
4
4
4
4.33
4.33
4.33
4.33
3.67
3.67
3.67
14
11
12
13
11
12
11
11
12
11
13
12
12
12
13
13
12
13
13
12
13
12
4.67
3.67
4
4.33
3.67
4
3.67
3.67
4
3.67
4.33
4
4
4
4.33
4.33
4
4.33
4.33
4
4.33
4
13
13
11
13
13
11
11
11
11
11
9
9
9
10
10
10
10
10
10
10
12
12
4.33
4.33
3.67
4.33
4.33
3.67
3.67
3.67
3.67
3.67
3
3
3
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
3.33
4
4
11
11
10
13
11
10
13
11
12
10
10
12
8
10
8
8
10
9
11
6
6
12
3.67
3.67
3.33
4.33
3.67
3.33
4.33
3.67
4
3.33
3.33
4
2.67
3.33
2.67
2.67
3.33
3
3.67
2
2
4
Jumlah
812
269.37
811
270.35
826
275.95
853
284.31
Sumber : Hasil di olah penulis
sebesar 2,849 menyatakan bahwa jika
V. KESIMPULAN DAN SARAN
X1, X2, dan X3 sama dengan 0, maka
A. Kesimpulan
efektivitas kerja sama dengan 2,849
Hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai beberapa faktor kualitas sumber
daya manusia terhadap efektivitas kerja
pegawai pada Kantor Kelurahan Timbau
Kecamatan Tenggarong diperoleh hasil yang
signifikan. Dari hasil tersebut di atas penulis menarik beberapa kesimpulan-kesimpulan yang dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1.
Didapat
atau dapat dikatakan jika tidak ada
variabel
pendidikan
dan
pelatihan,
kebijakan pimpinan dan disiplin kerja
maka efektivitas kerja sebesar 2,849.
Nilai koefisien regresi pendidikan dan
pelatihan (X1) yang dihasilkan bertanda
positif sebesar 0,629 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 (satu) satuan variabel pendidikan dan pelatihan akan
persamaan
regresi
linier
berganda adalah Y = 2,849 + 0,629X1 +
0,111X2 + 0,255X3. Nilai konstanta (a)
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
meningkatkan efektivitas kerja sebesar
0,629. Nilai koefisien regresi kebijakan
pimpinan (X2) yang dihasilkan bertanda
26
2.
positif sebesar 0,111 menyatakan bahwa
memprediksi efektivitas kerja atau dapat
setiap penambahan 1 (satu) satuan va-
dikatakan variabel pendidikan dan pe-
riabel kebijakan pimpinan akan mening-
latihan, kebijakan pimpinan dan disiplin
katkan efektivitas kerja sebesar 0,111.
kerja yang diberlakukan secara bersa-
Nilai koefisien regresi disiplin kerja
ma-sama berpengaruh terhadap efek-
(X3) yang dihasilkan bertanda positif
tivitas kerja. Nilai F tabel dengan df1 =
sebesar 0,255 menyatakan bahwa setiap
k = jumlah variabel bebas = 3 dan df2
penambahan 1 (satu) satuan variabel di-
= n – k – 1 = 85 – 3 – 1 = 81, diperoleh
siplin kerja akan meningkatkan efektivi-
nilai sebesar 2,72, berarti F hitung > F
tas kerja sebesar 0,255
tabel atau 2,75 > 2,72, sehingga
Angka R yang dihasilkan adalah 0,602,
dikatakan variabel pendidikan dan pela-
berarti korelasi atau hubungan antara
tihan, kebijakan pimpinan dan disiplin
variabel pendidikan dan pelatihan, kebi-
kerja secara bersama-sama mampu me-
jkan pimpinan dan disiplin kerja deng-
nunjukkan pengaruhnya terhadap efek-
an efektivitas kerja pegawai adalah
tivitas kerja. Sehingga hipotesis kedua
signifkan karena angka 0,602 berada di
yang diajukan diduga secara bersama-
atas 0,5 atau mendekati 1 ( r = 1).
sama terdapat pengaruh yang positif dan
Angka R square adalah 0,36 berasal dari
signifikan antara faktor-faktor kualitas
0,6022 , hal ini berarti 36 % efektivitas
sumber daya manusia terhadap efekti-
kerja dapat dipengaruhi oleh variabel
vitas kerja pegawai pada Kantor Kelura-
pendidikan dan pelatihan kebijakan
han Timbau dapat diterima karena ter-
pimpinan dan disiplin kerja sedangkan
bukti kebenarannya.
sisanya (100% - 36% = 64%) dijelaskan
3.
4.
Hasil uji hipotesis koefisien regresi atau
atau dipengaruhi oleh variabel selain
uji t diketahui nilai t
variabel pendidikan dan pelatihan, kebi-
dan pelatihan (X1) sebesar 2,055 se-
jakan pimpinan dan disiplin kerja yang
dangkan nilai t
secara teoritis dipengaruhi oleh kom-
85 – 2 = 83 dan taraf kesalahan sebesar
pensasi, motivasi kerja, perilaku pimpi-
5%
nan dan sebagainya.
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,665 hal
Hasil uji Anova atau F test, di dapat F
ini berarti t
hitung adalah 2,751 dengan tingkat
1,665 artinya hipotesis alternatif (ha)
signifikansi 0,002, oleh karena probabi-
diterima atau ada hubungan antara
litas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05,
kedua. Nilai t
maka model regresi dapat dipakai untuk
(X2) sebesar 2,550 sedangkan nilai ttabel
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
serta
tabel
uji
hitung
hitung
dengan df = n – 2 =
dilakukan
>t
hitung
pendidikan
tabel,
dua
sisi
atau 2,055 >
kebijakan pimpinan
27
dengan df = n – 2 = 85 – 2 = 83 dan
dengan pendidikan dan pelatihan (X1)
taraf kesalahan sebesar 5% serta uji
yang dihitung dengan koefisien korelasi
dilakukan dua sisi diperoleh nilai t tabel
adalah 0,22 atau 22% sedang-kan
sebesar 1,665 hal ini berarti t
variabel
tabel,
hitung
>t
kerja
dengan
atau 2,55 > 1,665 artinya hipotesis
kebijakan pimpinan (X2) adalah 0,27
alternatif (ha) diterima atau ada hubung-
atau 27%, variabel efektivitas kerja
an antara kedua. Nilai t
disiplin
dengan disiplin kerja (X3) adalah 0,259
kerja (X3) sebesar 2,353 sedangkan nilai
atau 25,9%. Secara teoritis karena kore-
ttabel dengan df = n – 2 = 85 – 2 = 83 dan
lasi antara efektivitas kerja dengan pen-
taraf kesalahan sebesar 5% serta uji
didikan dan latihan (X1), kebijakan
dilakukan dua sisi diperoleh nilai t tabel
pimpinan (X2) dan disiplin kerja (X3)
sebesar 1,665 hal ini berarti t
>t
mempunyai pengaruh yang berbeda ter-
atau 2,353 > 1,665 artinya hipotesis
hadap efektivitas kerja pegawai Kantor
alternatif (ha) diterima atau ada hu-
Kelurahan Timbau Kecamatan Tengga-
bungan antara kedua. Berdasarkan hasil
rong.
tabel,
hitung
hitung
hipotesis pertama yang diajukan, bahwa
5.
efektivitas
6.
Diketahui bahwa adanya hubungan
terdapat pengaruh yang positif dan
yang positif atau signifikan antara bebe-
signifikan antara beberapa faktor ku-
rapa faktor kualitas sumber daya manu-
alitas sumber daya manusia terhadap
sia (pendidikan dan pelatihan (X1),
efektivitas kerja pegawai pada Kantor
kebijakan pimpinan (X2) dan disiplin
Kelurahan Timbau Kecamatan Teng-
kerja (X3) ) terhadap efektivitas kerja
garong dapat diterima karena terbukti
pegawai (Y) pada Kantor Kelurahan
kebenarannya.
Timbau Kecamatan Tenggarong. Dari
Tingkat signifikansi koefisien korelasi
ketiga korelasi tersebut dikatakan signi-
satu sisi dari output (diukur dari
fikan karena nilai r hitung lebih besar
probabilitas) secara rata-rata menghasil-
dari pada r tebel, t hitung lebih besar
kan angka 0,00 karena ketiga variabel
dari pada t tabel.
yang dihasilkan berada di bawah 0,05
yang diperoleh bertanda positif antara
maka korelasi di antara variabel efek-
variabel pendidikan dan pelatihan (X1),
tivitas kerja pegawai dengan varia-bel
variabel kebijakan pimpinan (X2) dan
pendidikan dan latihan (X1), kebi-jakan
variabel disiplin kerja (X3) terhadap
pimpinan (X2) dan disiplin kerja (X3)
efektivitas kerja pegawai (Y) pada kan-
adalah sangat nyata. Besarnya hubung-
tor Kelurahan Timbau Kecamatan.
Persamaan regresi
an antara variabel efektivitas kerja
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
28
ber daya manusia lain selain pendi-dikan
B. Saran-Saran
Sesuai dengan penelitian ini, maka
dapat penulis kemukakan beberapa saran
yang perlu mendapat perhatian sebagai
disiplin kerja yang berpengaruh terhadap
efektivitas kerja pegawai meng-ingat
sebesar 64% (1-0,36) seperti variabel
berikut :
1. Mengingat
dan pelatihan, kebijakan pimpinan dan
beberapa
faktor
kualitas
sumber daya manusia terbukti mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja pegawai
pada Kantor Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong, hendaknya sedapat
mungkin dipertahankan yaitu variabel
pendidikan dan pelatihan sebesar 0,22,
variabel kebijakan pimpinan sebesar
0,27 dan variabel disiplin kerja sebesar
0,26.
2. Faktor yang sangat dominan mempengaruhi efektivitas kerja pegawai pada
Kantor Kelurahan Timbau secara berurutan adalah disiplin kerja sebesar 0,27,
kebijakan pimpinan sebesar 0,26 dan
pendidikan dan pelatihan sebesar 0,22,
mengingat pendidikan dan pelatihan
yang sangat kecil ikut mempengaruhi
kompensasi, motivasi, human relation
atau hubungan dengan sesama pegawai
lain dan sebagainya.
4. Hendaknya kepala kelurahan untuk lebih
memperhatikan sarana dan prasarana
kerja pegawai sehingga pekerjaan dapat
terlaksana secara efektif dan efesien
yang bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat.
5. Diharapkan juga kepada Kepala Kelurahan agar diperlukan pengawasan langsung untuk mencegah seminimal mungkin terjadinya kesalahan atau kekeliruan
dalam melaksanakan pekerjaan untuk
mencapai tingkat efektivitas yang diharapkan seperti pengawasan terhadap
tingkat kehadiran pegawai, laporan pekerjaan dan pengawasan kemajuan pekerjaan.
efektivitas kerja pegawai, kepala kelurahan hendaknya memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menempuh
pendidikan yang lebih tinggi dan selalu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003, Undang-Undang Kepegawaian Nomor 13.
mengikutkan berbagai pelatihan baik
yang ada di dalam daerah maupun ke
luar daerah.
Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah, 2003,
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Cetakan Pertama, GRAHA ILMU,
Yogyakarta.
3. Hendaknya kepala kelurahan, untuk lebih memperhatikan faktor kualitas sumJEMI Vol 8/No 1/April/2008
29
Anwar Prabu Mangkunegara, 2000,
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Henry
Simamora, 2004, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, Percetakan Aditya
Media, Yogyakarta.
Indriyo Gitosudarmo & I Nyoman Sidita,
2000, Perilaku Organisasi, BPFE
UGM, Yogyakarta.
Karnadi, 2005, Peraturan Pemerintah RI
Tentang PNS, Penerbit BP. Cipta
Jaya, Jakarta.
Koentjaraningrat, 1999, Metode Penelitian
Masyarakat, Penerbit PT Gramedia,
Jakarta.
Malayu S.P. Hasibuan, 2005, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Cetakan
Ketujuh, Penerbit PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Sutrisno Hadi, 2000, Metodologi Research
Jilid II, Fakultas Fsykologi UGM,
Yogyakarta.
Sondang P. Siagian, 2002, Organisasi
Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, PT. Gunung Agung, Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta Jakarta.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Soehadi Sigit, 2003, Perilaku Organisasi,
Penerbit BPFE UST, Yogyakarta.
Winardi, 2000, Kepemimpinan dan
Manajemen, Penerbit PT. Rinika
Cipta, Jakarta.
T. Hani Handoko, 2001, Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Ulber Silalahi, 2002, Pemahaman Praktis
Azas-Azas Manajemen, Penerbit
Mandar Maju, Bandung.
Mudrajat Kuncoro, 2003, Metodologi
Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta.
Masri Singarimbum, dan Sofian Effendi,
1999, Metode Penelitian Survey,
LP3ES, Jakarta.
Moekijat, 2001, Manajemen Sumber Daya
Manusia (Manajemen Kepegawaian), Mandar Maju, Bandung.
Richard M. Steers 1999, Efektivitas
Organisasional, Edisi Ke Satu,
Cetakan Ke Satu, Alih Bahasa
Sutrisno, Erlangga, Jakarta.
JEMI Vol 8/No 1/April/2008
30