Guru Sebagai Orang Tua. docx

Guru Sebagai Orang Tua, teman dan Konsuler
BAB
PENDAHULUAN

I

Dewasa ini sering sekali kita menghadapi bermacam-macam perilaku anak didik.
Bermacam-macam tingkah laku itu, ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Semua
tergantung seberapa besar pengawasn dari pendidik itu sendiri. Memang kita tidak dapat
menyalahkan sepenuhnya kepada pendidik jika anak didiknya berperilaku kurang baik.
Banyak hal yang mempengaruhinya seperti pergaulan, media, dan lain-lain.
Untuk itu diharapkan ada suatu usaha untuk menghilangkan masalah itu, minimal bisa
menguranginya. Agar usaha ini berhasil ada beberpa cara yang bisa dilakukan. Namun pada
makalah ini saya akan mencoba menerangkan mengenai bagaimana peran guru yang
seharusnya
dalam
mendidik
anak
didiknya.
Bagaimana guru itu bisa menjadi figur pembawa perubahan terhadap perkembangan anak
didiknya. Sehingga anak didiknya itu bisa menghindarkan diri dari hal-hal negatif itu. Bahkan

guru bisa menjadikan peserta didiknya lebih giat dalam belajar dan berprestasi.
BAB
PEMBAHASAN

II

Di dalam masyarakat, dari yang paling belakang sampai yang paling maju sekalipun, guru
memegang peran penting dalam membangun masyarakat. Hampir tanpa kecuali, guru
merupakan satu di antara pembentuk-pembentuk utama calon warga negara. Ada masyarakat
yang mengakui peranan guru itu dengan cara yang lebih konkret daripada masyarakat lain.
Namun demikian, ada juga masyarakat yang menyangsikan besarnya tanggung jawab seorang
guru, banyak orang tua kadang-kadang cemas akan kemampuan guru anak-anak mereka
sewaktu
menyaksikan
anak-anak
mereka
berangkat
sekolah.
Begitu besarnya peran guru yang dalam membina murid-muridnya sehingga meraka menjadi
orang yang bisa berguna bagi agama, masyarakat, dan negaranya. Namun apa yang dilakukan

guru itu tidak akan dapat berjalan maksimal, selama dia belum bisa memahami anak didiknya
itu secara lebih maksimalis. Untuk bisa mengerti keadaan muridnya itu, guru harus bisa
menjadi orang terdekatnya, harus bisa menjadi pendampingnya, bisa meluangkan waktu saat
mereka
membutuhkan.
Seorang guru harus bisa mengenal murid-muridnya itu. Dalam pasal ini akan diberikan
beberapa petunjuk untuk membantu beberapa calon guru bekerja dengan murid-murid secara
individual dalam kelas. Para guru dapat melakukan banyak hal untuk membimbing
perkembangan dan pertumbuhan setiap murid, apabila murid-murid telah dikenal dengan
sebaik-baiknya. Karena itu, perlu diperlihatkan bahwa saudara mengenal diri mereka dengan
mempelajari minat, kebutuhan, masalah pribadi mereka secara individual. Dan usahakanlah
agar mereka mengetahui, bahwa antara saudara dan murid-murid itu telah terjalin hubungan
akrab.
A.

Guru

sebagai

Orang


Tua

Di sekolah, guru adalah orang tua kedua dari anak didik. Sebagai orang tua, guru harus
menganggapnya sebagai anak didik, bukan menganggapnya sebagai “peserta didik”. Istilah
peserta didik lebih pantas kepada mereka yang mengikuti kegiatan-kegiatan latihan dan
pendidikan yang waktunya relatif singkat, yakni sebulan atau tiga bulan atau bahkan
seminggu. Misalnya seperti kursus –kursus kilat, kursus menjahit, kursus montir, kursus
mengetik, latihan kepemimpinan, kursus tata rias pengantin, penataran P-4, dan lain-lain.
Penyebutan istilah anak didik lebih pas digunakan sebagai mitra guru di sekolah. Guru adalah
orang tua. Anak didik adalah anak. Orang tua dan anak dua sosok insani yang diikat oleh tali
jiwa. Belaian kasih sayang adalah naluri jiwa orang tua yang sangat diharapkan oleh anak,
sama halnya belaian kasih dan sayang seorang guru kepada anak didiknya. Ketika guru hadir
bersama-sama anak didik di sekolah, di dalam dirinyaseharusnya sudah tertanam niat untuk
mendidik anak didik agar menjadi anak yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan
watak yang baik, yang cakap dan terampil, bersusila dan berakhlak mulia.
Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa kebaikan seorang guru tercermin dari
kepribadiannya dalam bersikap dan berbuat tidak saja ketika di sekolah. Guru memang harus
menyadari bahwa dirinya adalah figur yang diteladani oleh semua pihak, terutama oleh anak
didiknya. Kebaikan rohani anak didik tergantung dari pembinaan dan bimbingan guru. Di sini

tugas dan tanggung jawab guru adalah meluruskan tingkah laku dan perbuatan anak didik
yang kurang baik yang dibawa dari lingungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan rohani
untuk membentuk kepribadian anak didik lebih dipentingkan. Anak didik yang berilmu dan
berketerampilan belum tentu berakhlak mulia. Cukup banyak orang yang berilmu dan
berketerampilan, tetapi karena tidak memiliki akhlak yang mulia mereka terkadang
menggunakannya
untuk
hal-hal
yang
negatif.
Peran seorang guru dalam proses pendidikan anak didik sangat penting, kalau orang tua anak
itu bertanggung jawab terhadap keadaan anak ketika di rumah, maka yang bertanggung jawab
terhadap keadaan anak tersebut di sekolah adalah guru. Guru mempunyai andil terhadap
perkembangan perilaku dan pendidikan anak. Jadi untuk mengahasilkan anak didik yang
perilaku yang baik dan terdidik itu diperlukan adanya peran guru yang intensif. Guru harus
menjadikan dirinya dekat dengan anak didiknya. Jika orang tuanya di rumah memberikan
kasih sayang, maka guru juga harus memberikan kasih sayang kepada anak ketika ia di
sekolah.
Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah
harus bisa menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati

sehingga ia menjadi idola siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan hendaknya menjadi
motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak
menarik, maka kegagalan pertama seorang guru adalah ia tidak dapat menanamkan benih
pengajaran itu kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang kurang
menarik.
Keberadaan guru cenderung dianggap sebagai sesuatu yang lebih, sikap guru terkadang

menjadi

acuan

anak

didiknya.

B.
Guru
sebagai
Teman
Guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan penggilan jiwa, panggilan

hati nurani, yang selalu ingin bersama anak didiknya di dalam dan di luar sekolah seperti
seorang sahabat atau teman. Bila melihat anak didiknya menunjukkan sikap seperti sedih,
murung, suka berkelahi, malas belajar, jarang turun ke sekolah, sakit, dan sebagainya. Guru
sebagai teman atau sahabat dari anak didiknya tadi tentu akan merasa prihatin dan tidak
jarang pada waktu tertentu guru harus menghabiskan waktu untuk memikirkan perkembangan
pribadi
anak
didiknya.
Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individu,
seperti layaknya seorang teman terhadap temannya sendiri agar kesulitan belajar anak didik
lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individu atau guru sebagai teman
anak
didiknya.
Guru sebagai teman sejawat, sebagai pasangan untuk berbagai pengalaman dan beradu
argumentasi dalam diskusi secara informal. Guru tidak merasa direndahkan jika murid tidak
sependapat, atau memang pendapat murid yang benar, dan menerima saran murid yang
masuk akal. Hubungan guru dan murid mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses
pembelajaran.

C.

Guru
sebagai
Konsuler
Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan. Sebab pendidikan bertujuan agar
anak didik menjadi kreatif, produktif, dan mandiri. Artinya pendidikan berupaya untuk
mengembangan pribadi anak. Segala aspek diri anak didik harus dikembangkan seperti
intelektual, moral, sosial, kognitf, dan emosional. Bimbingan dan konseling adalah upaya
untuk membantu perkembangkan aspek-aspek tersebut menjadi optimal, harmonis, dan wajar.

Manusia adalah makhluk sosial. Ia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Dalam
masalah
pendidikan,
bantuan
ini
disebut
bimbingan
atau
guidance.
Menurut Jear Book of Education,1995, bimbingan adalah suatu proses membantu individu
melalui usahnya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar

memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Menurut Stopps, bimbingan adalah
suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai
kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya, baik
bagi dirinya maupun masyarakat. Menurut Wingkel yang dikutip dari Program Akta Belajar
VB( 1983, 14), bimbingan berarti pemberian bantuan kepada orang atau sekelompok orang
dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan mengadakan penyesuaian diri terhadap
tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan ini bersifat psikis (kejiwaan), bukan pertolongan finansial,
medis,
dan
sebagainya.

Relasi pendidikan antara pendidik dengan anak didik merupakan hubungan yang membantu
karena selalu diupayakan agar ada mootivasi pendidik untuk mengembangkan potensi anak
didik
dan
membantu
anak
didik
dalam
menyelesaikan

masalah.
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang terpenting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan yang dialami siswa
dalam belajar tidak terlalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering
kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak
berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Beberapa
upaya yang dilakukan adalah dengan (a) pengajaran perbaikan, (b) kegiatan pengayaan, (c)
peningkatan motivasi belajar, (d) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.
a.
Pengajaran
perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan bentuk bantuan yang diberikan kepada seseorang atau
sekelompok siswa yang mengahadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan
dalam
proses
belajar
dan
hasil

belajar
mereka.
b.
Kegiatan
pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau
beberapa siswa yang sangat cepat belajar. Mereka memerlukan tugas tambahan yang
terencana untuk menambah memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah
dimilikinya
dalam
kegiatan
belajar
sebelumnya.
c.
Peningkatan
motivasi
belajar
Guru, konselor dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan
motivasi dalam belajar, prosedur-prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a)

Memperjelas
tujuan
belajar.
b)
Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan, dan minat siswa.
c)
Menciptakan
suasana
pelajaran
yang
menyenangkan.
d)
Melengkapi
sumber
dan
perlengkapan
belajar
d.
Pengembangan
sikap
dan
cara
belajar
yang
baik
Sikap dan kebiasaan cara belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan sering
sekali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru konselor,
dan orang tua siswa. Untuk itu siswa hendaklah dibantu dalam hal:
1)
Memelihara
kondisi
kesehatan
yang
baik
2)
Mengatur
waktu
belajar
baik
di
sekolah
maupun
di
rumah.
3)
Memilih
tempat
belajar
yang
baik
Dr. Sofyan S. Willis mengatakan bahwa bimbingan adalah alat yang ampuh dalam
pendidikan. Artinya betapun baiknya sistem pendidikan tanpa dijalankan bimbingan dan
konseling yang baik, maka program yang baik itu tidak ada gunanya. Dengan perkataan lain,
bimbingan dan konseling adalah bagian yang integral dalam pendidikan.

Di dalam bimbingan dan koseling, individu itu diarahkan kepada pemahaman terhadap
potensi-potensi dirinya yang berguna serta memahami kekurangan-kekurangan dirinya.
Dengan pemahaman itu individu berusaha mengatasi masalahnya dengan cara sendiri.
Kemampuan untuk menentukan pilihan sendiri yang tepat bukanlah sesuatu yang diwarisi
sejak lahir. Akan tetapi hasil yang harus dikembangkan dan dibina dalam diri individu
melalui
pendidikan.
Di dalam sebuah sekolah, ada beberapa kemungkinan yang menjadi pembimbing, yang
pertama adalah oleh orang khusus yang dididik menjadi konselor. Yang kedua pembimbing
disekolah dipegang oleh guru, yaitu di samping menjadi guru juga menjadi pembimbing di
sekolah.
Pada bagian ini saya akan memabahas tentang guru sebagai pembimbing. Peran guru yang
merangkap sebagai pembimbing ini tentu ada kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan-kelebihannya:
a. Guru mempunyai alat yang praktis untuk mengadakan pendekatan kepada anak-anak,
dengan demikian dapat melihat keadaan anak-anak dengan lebih saksama.
b. Situasi menjadi luwes, tidak kaku, dan guru dapat bertindak sebagai pembimbing.
c. Kebutuhan akan tenaga pembimbingsegera dapat dipenuhi. Hal ini dapat ditempuh
dengan
job
training
guru-guru.
Kekurangan-kekurangan:
a. Karena guru berhungan dengan mata pelajaran dan berhubungan dengan niai langsung,
maka anak-anak akan kurang terbuka untuk menyatakan problemnya, lebih-lebih kalau
mengenai
staf
pengajar.
b. Tanpa disadari adanya kemungkinan guru pembimbing lebih menekankan pada kelaskelas
yang
diajarnya,
melebihi
kelas-kelas
lainnya.
c.
Menambah
beban
pertanggungjawaban
dari
guru.

BAB
III
PENUTUP
Jadi jelaslah bagaimana peran guru itu yang seharusnya. Sehingga guru itu bisa mengayomi
anak
didiknya
dari
pengaruh
yang
buruk.
Guru harus bisa menjadikan dirinya sebagai “orang tua” dari anak didiknya. Sehingga dia
dapat merasakan bagaimana keadaan anak didiknya, karena orang tua dengan anaknya itu
mempunyai
hubungan
jiwa
yang
kuat.
Guru itu harus bisa menjadi “teman” yang bisa mengerti keadaan anak didiknya. Bisa
menjadi tempat berbagi saat mereka membutuhkan teman untuk berbagi.
Guru harus bisa menjadi konselor (pembimbing). Kehidupan sekolah itu tidak selamanya
berjalan dengan mulus. Pada suatu saat anak didik akan menemui suatu masalah, baik dalam
hal pelajaran, pengaruh kerasnya pergaulan, dan lain-lain. Disaat masalh ini terjadi seorang
guru harus bisa menjdi pembimbing mereka dan memberikan solusi terhadap masalah itu
sehingga mereka bisa mengontrol diri mereka lagi.

Dokumen yang terkait

Analisis Komposisi Struktur Modal Yang Optimal Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Operasional Pada PT Telagamas Pertiwi Di Surabaya

1 65 76

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya Teknologi yang Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013

6 77 175

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Peranan Deposito Sebagai Sumber Dana Pada PT. Bank X,Tbk. Cabang Buah Batu Bandung

3 47 1

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17