FITUR FUNGSIONAL FUNGSI MANAJEMEN LAINNYA
FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN
DI PENDIDIKAN ISLAM
A. PENDAHULUAN
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,
benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak
boleh dilakukan secara asal-asalan. Apalagi sebuah organisasi atau institusi. Mulai dari
institusi terkecil seperti mengatur urusan rumah tangga sampai dengan organisaasi
terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang
baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak
dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif.
Namun seringkali sebuah organisasi kurang memperhatikan pengelolaan
manajemen yang baik dari perencanaan sampai evaluasinya. Hal tersebut bisa
dikarenakan ketidaktahuan dari pengelolanya, berbagai faktor kepentingan atau
pengaruh dari lingkungan sekitar.
Akibat dari tidak berfungsinya fungsi – fungsi manajemen organisasi, tujuan
yang ingin dicapai akan berjalan kurang maksimal bahkan bisa mengancam eksistensi
sebuah organisasi menuju kebangkrutan atau kepunahan.
Apalagi bagi sebuah lembaga pendidikan Islam, pengelolaan atau manejemen
yang baik menjadi prasyarat terwujudnya input dan outcome peserta didik yang
berkualitas. Selain itu, menjadi aspek penting bagi masyarakat untuk menilai sebuah
sekolah itu dikatan bermutu, unggul atau tidak.
Untuk itu menjadi sebuah keniscayaan dan keharusan organisasi atau institusi
apapun untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik jika ingin tujuan yang
ingin dicapai berhasil dengan baik. Meski itu sebuah kebaikan kalau tidak terorganisir,
maka akan dikalahkan oleh kebatilan yang dikelola dan disusun dengan profesional
sebagaimana
dikemukakan
Ali
bin
Abi
Thalib :”kebenaran
yang
tidak
terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.
1
B. PEMBAHASAN
I. KONSEP MANAJEMEN
Manajemen secara etimologi berasal dari kata “to manage” mempunyai
arti mengurus, mengatur, melaksanakan atau mengelola. Secara terminologi,
manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengontrolan terhadap sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya yang lain
guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien1
Sedangkan Sondang P Siagian2 mengartikan manajemen sebagai
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Bila kita perhatikan dari kedua pengertian manajemen di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa manajemen merupkan sebuah proses pemanfaatan
semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya,
agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktip.
II. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Berbicara tentang fungsi manajemen pendidikan Islam tidaklah bisa
terlepas dari fungsi manajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry
Fayol seorang industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi
manajemn
itu
adalah
merancang,
mengorganisasikan,
memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai
digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan
tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
1 H. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah ( Jakarta : Bumi
2
Aksara, 2007 ) Cet 6 , hlm.2.
Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi ( Jakarta : CV Masaagung, 1990) Hlm. 5.
2
Sementara itu Robbin dan Coulter3 mengatakan bahwa fungsi dasar
manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi bin Ibrahim4
menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas kepemimpinan dalam
pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu : Perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan.
Henry Fayol dengan bukunya “administration Industrialle et generale”
yang pertama kali membagi manajemen atas beberapa elemen (elements of
management) yaitu:
a.
Privoir (merencanakan)
b.
Organiser (mengorganisasikan)
c.
Commander (memerintah/memberi komando) dan
d.
Coordonner (mengkoordinasikan) dan
e.
Controller (mengawasi/mengendalikan)
Sementara Terry 5 membagi fungsi menajemen menjadi 4 bagian :
a.
Perencanaan (planning)
yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah
yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa
saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan
yang bermaksuud untuk mencapai tujuan.
b.
Pengorganisasian (organization)
yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan
mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah
direncanakan.
3
Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), (Jakarta :PT Indeks,
2007)
4
Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, ( Jakarta : Pustaka Al
Kautsar, 1997)
5
George, R. Terry, Principles of Management, 1979
3
c.
Penggerakan (actuating)
yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian
kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada
dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan
sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan.
d.
Pengawasan (controlling)
yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai
dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya
dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang
melenceng dari rencana
Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen
pendidikan Islam, maka penulis akan menguraikan fungsi manajemen
pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin dan
Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim dan Terry yaitu :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan
yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.
Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus
dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan
para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting
dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan
Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam.
Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk
mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari,
sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
4
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan”.
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah
dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari
itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan
itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga keduaduanya bisa dicapai secara seimbang.
Mahdi bin Ibrahim6 mengemukakan bahwa ada tiga perkara penting
untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
a.
Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan
b.
Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
c.
Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab
operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang
hendak dicapai
Menurut Tery kegiatan dalam fungsi perencanaan antara lain :
a.
b.
c.
d.
Menetapkan tujuan dan target bisnis
Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target bisnis7
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman
Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan
aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah
6 Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, (Jakarta : Pustaka Al
Kautsar,1997)
7 George, R. Terry, Principles of Management, 1979
5
akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah
perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan
segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran
yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan
oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Menurut Terry8 pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari
manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang
dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sukses.
Dalam fungsi pengorganisasian ini, kegiatan yang dapat dilakukan
adalah :
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggungjawab
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling
tepat9
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah,
melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan
secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja.
8 George, R. Terry, Principles of Management, 1979
9 Idem
6
Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan (Didin dan Hendri,
2003:101)10
Sementara itu Ramayulis11 menyatakan bahwa pengorganisasian dalam
pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi,
koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam
lembaga pendidikan Isla, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun
kelembagaan.
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsipprinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan
musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten
dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan islam akan sangat membantu
bagi para manajer pendidikan Islam.
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan
fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian
terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk
ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga
bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran,
tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan
saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk
menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap
keinginan keterampilan dan pengetahuan.
3. Fungsi Pengarahan (directing).
10
11
Didin H dan Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prajtik,
(Jakarta: Gema Insani, 2003)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008
(
)
7
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja
sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja
efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah,
yang
diberi
pengarahan,
isi
pengarahan,
dan
metode
pengarahan.
Pengarah adalah orang yang memberikan pengarahan berupa perintah, larangan,
dan bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat
merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan
pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan
metode pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi
pengarahan.
Beberapa kegiatan yang bisaa dilakukan dalam fungsi pengarahan ini
yakni :
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan12
Dalam manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan
kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka
seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut,
yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi
pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya
tidak memberatkan dan diluar kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu
terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik
12 George, R. Terry, Principles of Management, 1979
8
oleh sipenerima pengarahan.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam
manajemen pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang didasari prinsipprinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan
tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang
sangat mendalam.
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan
kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri 13
menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk
meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang
hak.
Menurutnya beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada fungsi
pengawasan ini antara lain :
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan dan target
Menurut Ramayulis
13
14
14
pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai
Didin Hafidudin dan Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta : Gema Insani, 2003)
(
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia,2008)
9
karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual,
monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode
yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik
tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan yang telah
disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai
pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam
lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang
dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.
C. PENUTUP
Sebuah organisasi atau institusi dari yang berskala kecil sampai besar
membutuhkan pengelolaan atau manajerial yang baik. Untuk itu mereka harus
menjalankan fungsi – fungsi manajamen untuk dapat mencapai tujuan organisasi
yang diinginkan.
Beberapa ahli manajemen mengemukakan pendapatnya terkait fungsi
manajemen dengan berbagai perspektif. Diantaranya yang bisa mewakili
berbagai disampaikan oleh Terry ( 1979 ) yang membagi fungsi manajemen
menjadi empat yakni perencanaan ( planning ), pengorganisasian ( organizing ),
penggerakan ( actuating ) dan pengawasan ( controling ).
Fungsi-fungsi manajemen dari mulai perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan dalam pendidikan Islam menjadi sebuah
keniscayaan dan keharusan dijalankan jika ingin kinerja dan tujuan yang
diinginkan akan tercapai dengan maksimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008
2.
Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, CV Masaagung, Jakarta, 1990
3.
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prkatik, Gema
Insani, Jakarta, 2003.
4.
Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, Pustaka Al Kautsar, Jakarta,
1997
5.
George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2006
6.
Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), PT Indeks, Jakarta, 2007
7.
UU sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
11
DI PENDIDIKAN ISLAM
A. PENDAHULUAN
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,
benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak
boleh dilakukan secara asal-asalan. Apalagi sebuah organisasi atau institusi. Mulai dari
institusi terkecil seperti mengatur urusan rumah tangga sampai dengan organisaasi
terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang
baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak
dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif.
Namun seringkali sebuah organisasi kurang memperhatikan pengelolaan
manajemen yang baik dari perencanaan sampai evaluasinya. Hal tersebut bisa
dikarenakan ketidaktahuan dari pengelolanya, berbagai faktor kepentingan atau
pengaruh dari lingkungan sekitar.
Akibat dari tidak berfungsinya fungsi – fungsi manajemen organisasi, tujuan
yang ingin dicapai akan berjalan kurang maksimal bahkan bisa mengancam eksistensi
sebuah organisasi menuju kebangkrutan atau kepunahan.
Apalagi bagi sebuah lembaga pendidikan Islam, pengelolaan atau manejemen
yang baik menjadi prasyarat terwujudnya input dan outcome peserta didik yang
berkualitas. Selain itu, menjadi aspek penting bagi masyarakat untuk menilai sebuah
sekolah itu dikatan bermutu, unggul atau tidak.
Untuk itu menjadi sebuah keniscayaan dan keharusan organisasi atau institusi
apapun untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik jika ingin tujuan yang
ingin dicapai berhasil dengan baik. Meski itu sebuah kebaikan kalau tidak terorganisir,
maka akan dikalahkan oleh kebatilan yang dikelola dan disusun dengan profesional
sebagaimana
dikemukakan
Ali
bin
Abi
Thalib :”kebenaran
yang
tidak
terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.
1
B. PEMBAHASAN
I. KONSEP MANAJEMEN
Manajemen secara etimologi berasal dari kata “to manage” mempunyai
arti mengurus, mengatur, melaksanakan atau mengelola. Secara terminologi,
manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengontrolan terhadap sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya yang lain
guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien1
Sedangkan Sondang P Siagian2 mengartikan manajemen sebagai
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Bila kita perhatikan dari kedua pengertian manajemen di atas maka
dapatlah disimpulkan bahwa manajemen merupkan sebuah proses pemanfaatan
semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya,
agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktip.
II. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Berbicara tentang fungsi manajemen pendidikan Islam tidaklah bisa
terlepas dari fungsi manajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry
Fayol seorang industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi
manajemn
itu
adalah
merancang,
mengorganisasikan,
memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai
digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan
tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
1 H. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah ( Jakarta : Bumi
2
Aksara, 2007 ) Cet 6 , hlm.2.
Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi ( Jakarta : CV Masaagung, 1990) Hlm. 5.
2
Sementara itu Robbin dan Coulter3 mengatakan bahwa fungsi dasar
manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi bin Ibrahim4
menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas kepemimpinan dalam
pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu : Perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan.
Henry Fayol dengan bukunya “administration Industrialle et generale”
yang pertama kali membagi manajemen atas beberapa elemen (elements of
management) yaitu:
a.
Privoir (merencanakan)
b.
Organiser (mengorganisasikan)
c.
Commander (memerintah/memberi komando) dan
d.
Coordonner (mengkoordinasikan) dan
e.
Controller (mengawasi/mengendalikan)
Sementara Terry 5 membagi fungsi menajemen menjadi 4 bagian :
a.
Perencanaan (planning)
yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah
yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa
saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan
yang bermaksuud untuk mencapai tujuan.
b.
Pengorganisasian (organization)
yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan
mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah
direncanakan.
3
Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), (Jakarta :PT Indeks,
2007)
4
Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, ( Jakarta : Pustaka Al
Kautsar, 1997)
5
George, R. Terry, Principles of Management, 1979
3
c.
Penggerakan (actuating)
yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian
kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada
dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan
sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan.
d.
Pengawasan (controlling)
yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai
dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya
dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang
melenceng dari rencana
Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen
pendidikan Islam, maka penulis akan menguraikan fungsi manajemen
pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin dan
Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim dan Terry yaitu :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan
yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.
Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus
dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan
para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting
dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan
Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam.
Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk
mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari,
sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
4
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan”.
Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah
dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari
itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan
itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga keduaduanya bisa dicapai secara seimbang.
Mahdi bin Ibrahim6 mengemukakan bahwa ada tiga perkara penting
untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
a.
Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan
b.
Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
c.
Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab
operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang
hendak dicapai
Menurut Tery kegiatan dalam fungsi perencanaan antara lain :
a.
b.
c.
d.
Menetapkan tujuan dan target bisnis
Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target bisnis7
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman
Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan
aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah
6 Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, (Jakarta : Pustaka Al
Kautsar,1997)
7 George, R. Terry, Principles of Management, 1979
5
akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah
perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan
segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran
yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan
oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Menurut Terry8 pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari
manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang
dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sukses.
Dalam fungsi pengorganisasian ini, kegiatan yang dapat dilakukan
adalah :
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggungjawab
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling
tepat9
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah,
melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan
secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja.
8 George, R. Terry, Principles of Management, 1979
9 Idem
6
Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan (Didin dan Hendri,
2003:101)10
Sementara itu Ramayulis11 menyatakan bahwa pengorganisasian dalam
pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi,
koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam
lembaga pendidikan Isla, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun
kelembagaan.
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsipprinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan
musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten
dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan islam akan sangat membantu
bagi para manajer pendidikan Islam.
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan
fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian
terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk
ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga
bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran,
tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan
saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk
menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap
keinginan keterampilan dan pengetahuan.
3. Fungsi Pengarahan (directing).
10
11
Didin H dan Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prajtik,
(Jakarta: Gema Insani, 2003)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008
(
)
7
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja
sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja
efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah,
yang
diberi
pengarahan,
isi
pengarahan,
dan
metode
pengarahan.
Pengarah adalah orang yang memberikan pengarahan berupa perintah, larangan,
dan bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat
merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan
pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan
metode pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi
pengarahan.
Beberapa kegiatan yang bisaa dilakukan dalam fungsi pengarahan ini
yakni :
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan12
Dalam manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan
kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka
seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut,
yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi
pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya
tidak memberatkan dan diluar kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu
terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik
12 George, R. Terry, Principles of Management, 1979
8
oleh sipenerima pengarahan.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam
manajemen pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang didasari prinsipprinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan
tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang
sangat mendalam.
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan
kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri 13
menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk
meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang
hak.
Menurutnya beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada fungsi
pengawasan ini antara lain :
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan dan target
Menurut Ramayulis
13
14
14
pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai
Didin Hafidudin dan Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta : Gema Insani, 2003)
(
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia,2008)
9
karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual,
monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode
yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik
tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan yang telah
disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai
pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam
lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang
dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.
C. PENUTUP
Sebuah organisasi atau institusi dari yang berskala kecil sampai besar
membutuhkan pengelolaan atau manajerial yang baik. Untuk itu mereka harus
menjalankan fungsi – fungsi manajamen untuk dapat mencapai tujuan organisasi
yang diinginkan.
Beberapa ahli manajemen mengemukakan pendapatnya terkait fungsi
manajemen dengan berbagai perspektif. Diantaranya yang bisa mewakili
berbagai disampaikan oleh Terry ( 1979 ) yang membagi fungsi manajemen
menjadi empat yakni perencanaan ( planning ), pengorganisasian ( organizing ),
penggerakan ( actuating ) dan pengawasan ( controling ).
Fungsi-fungsi manajemen dari mulai perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan dalam pendidikan Islam menjadi sebuah
keniscayaan dan keharusan dijalankan jika ingin kinerja dan tujuan yang
diinginkan akan tercapai dengan maksimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008
2.
Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, CV Masaagung, Jakarta, 1990
3.
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prkatik, Gema
Insani, Jakarta, 2003.
4.
Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, Pustaka Al Kautsar, Jakarta,
1997
5.
George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2006
6.
Robbin dan Coulter, Manajemen (edisi kedelapan), PT Indeks, Jakarta, 2007
7.
UU sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
11