ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DENG

1

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DENGAN
PROPORSI PENGELUARAN PANGAN DAN KECUKUPAN GIZI
RUMAH TANGGA PETANI DI KABUPATEN CILACAP
Ayu Nilasari, Mohd. Harisudin, Widiyanto
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126, Telp: +62 271 637457
E-mail: [email protected], 085640518819
Abstract: This research aims to analyze the income and expenditure; proportion
of food expenditure to total expenditure; the consumption of energy and protein;
the relation between income with the proportion of food expenditure, Energy and
Protein Consumption Level; and food security condition of farmer’s household in
Cilacap Regency. The basic method of the research is descriptive analytic method
with survey research techniques. The research was done in Dondong village
Kesugihan Sub District. The farmers sample is taken by accidental sampling. The
data are primary and secondary one. Collecting data is done by using
observation, interview, noting, and recall methods. The result of this research
showed that the average of farmer’s household is Rp 2.311.250,00 and the
expenditure of farmer’s household is Rp 1.208.782.53. This amount is measured
by proportion of food expenditure is 59,12%. The average of Energy Consumption

Level 86,04% and The average of Protein Consumption Level 98,54%, both of
them are in a mid level. Relation between income with Proportion of food
expenditure is contradictory, meaning if income is high, proportion of food
expenditure will be low. Income with Energy Consumption nor with Protein
Consumption Level had no significant relation. Condition of food security of the
farmer’s household in Cilacap consists of vulnerable food category is 50,00%,
food security 30,00%, less food 13,33% and food insecurity 6,67%.
Key words : income, proportion of food expenditure, energy consumption level,
protein consumption level, food security of household
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan dan
pengeluaran; proporsi pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total;
konsumsi energi dan protein; hubungan antara pendapatan dengan proporsi
pengeluaran pangan, tingkat konsumsi energi dan tingkat konsumsi protein; dan
kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani di Kabupaten Cilacap. Metode
dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik dengan teknik penelitian survei.
Penelitian dilakukan di Desa Dondong Kecamatan Kesugihan. Teknik
pengambilan petani sampel menggunakan metode accidental sampling. Data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
dengan observasi, wawancara, pencatatan dan recall method. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga petani sebesar Rp

2.311.250,00 dan Pengeluaran rumah tangga petani sebesar Rp 1.208.782.53.
Besarnya rata-rata proporsi pengeluaran pangan adalah 59,12%. Rata-rata
Tingkat Konsumsi Energi 86,04% dan Tingkat Konsumsi Protein 98,54%,

1

2

keduanya termasuk dalam kategori sedang. Hubungan pendapatan dengan
proporsi pengeluaran pangan adalah berlawanan, artinya jika pendapatan tinggi,
maka proporsi pengeluaran pangan rendah. Pendapatan dengan tingkat konsumsi
energi maupun dengan tingkat konsumsi protein tidak mempunyai hubungan yang
signifikan. Kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani di Kabupaten Cilacap
terdiri atas kategori rentan pangan sebesar 50,00%, tahan pangan 30,00%,
kurang pangan 13,33% dan rawan pangan 6,67%.
Kata kunci : pendapatan, proporsi pengeluaran pangan, tingkat konsumsi energi,
tingkat konsumsi protein, ketahanan pangan rumah tangga
PENDAHULUAN
Sektor pertanian merupakan salah
satu sektor yang memiliki peranan

penting
dalam
pertumbuhan
perekonomian
Indonesia.
Sektor
pertanian berperan sebagai penyedia
pangan bagi konsumsi domestik,
penyedia lapangan pekerjaan bagi
sebagian besar penduduk, pangsa pasar
bagi
hasil
produksi
sektor
perekonomian lain dan meningkatkan
pendapatan domestik. Sektor pertanian
berpengaruh terhadap gizi masyarakat
melalui produksi pangan untuk rumah
tangga.
Pangan merupakan kebutuhan yang

paling mendasar bagi sumberdaya
manusia suatu bangsa. Untuk mencapai
ketahanan
pangan
diperlukan
ketersediaan pangan dalam jumlah dan
kualitas yang cukup, selain itu
ketersediaan
pangan
tersebut
hendaknya terdistribusi dengan harga
terjangkau dan aman dikonsumsi bagi
setiap
warga
untuk
menopang
aktivitasnya
sehari-hari sepanjang
waktu, Saliem dalam Ariani dan
Purwantini (2005).

Menurut Suhardjo dalam Ilham dan
Bonar (2008) ketahanan pangan rumah
tangga dicerminkan oleh beberapa
indikator antara lain : (1) tingkat
kerusakan tanaman,
ternak dan
perikanan. (2) penurunan produksi
pangan, (3) tingkat persediaan pangan

dirumah
tangga,
(4)
proporsi
pengeluaran
pangan
terhadap
pengeluaran total, (5) fluktuasi harga
pangan utama yang umum dikonsumsi
rumah tangga, (6) perubahan kehidupan
sosial,

seperti
migrasi,
menjual/menggadaikan
asset,
(7)
keadaan konsumsi pangan berupa
kebiasaan makan, kuantitas dan kualitas
pangan serta (8) status gizi.
Kebutuhan pangan sebagian besar
penduduk Indonesia dipenuhi dari beras
karena beras merupakan bahan pangan
pokok mayoritas penduduk Indonesia.
Kabupaten
Cilacap
merupakan
penghasil padi terbesar di Provinsi Jawa
Tengah. Pada tahun 2010 Kabupaten
Cilacap memiliki produksi padi sebesar
674.745 ton dan merupakan kabupaten
yang memiliki produksi padi terbesar di

Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2010
ketersediaan beras di Kabupaten
Cilacap surplus sebesar 310.676.043,20
kg. Produksi pangan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pangan rumah
tangga merupakan salah satu syarat
tercapainya ketahanan pangan rumah
tangga. Namun konsumsi energi di
Kabupaten Cilacap sebesar 1920,2
kkal/kapita/hari, masih dibawah angka
kecukupan
energi
yaitu
2000
kkal/kapita/hari.
Penelitian ini bertujuan untuk (1)
Mengetahui
pendapatan
dan
pengeluaran rumah tangga petani di

Kabupaten Cilacap (2) Mengetahui

3

proporsi pengeluaran pangan terhadap
pengeluaran total rumah tangga petani
di Kabupaten Cilacap (3) Mengetahui
konsumsi energi dan protein rumah
tangga petani di Kabupaten Cilacap (4)
Mengetahui
hubungan
antara
pendapatan
dengan
proporsi
pengeluaran pangan, tingkat konsumsi
energi (TKE) dan tingkat konsumsi
protein (TKP) rumah tangga petani di
Kabupaten Cilacap (5) Mengetahui
kondisi ketahanan pangan rumah tangga

petani
di
Kabupaten
Cilacap
berdasarkan
indikator
proporsi
pengeluaran pangan dan tingkat
konsumsi energi.
METODE PENELITIAN
Metode Dasar Penelitian
Metode dasar penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah
metode deskriptif analitik yaitu
memusatkan diri pada pemecahan
masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah yang
aktual
(Surakhmad,1994).
Teknik

penelitian yang digunakan adalah
penelitian survei.
Daerah penelitian dalam penelitian
ini adalah Kabupaten Cilacap, pemililan
daerah penelitian tersebut dengan
mempertimbangkan
alasan
yang
diketahui berdasarkan tujuan penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian
ini dilakukan secara sengaja dengan
pertimbangan wilayah yang memiliki
produksi padi yang berada pada nilai
tengah. Sehingga terpilihlah Kecamatan
Kesugihan sebagai kecamapan sampel
dan Desa Dondong sebagai desa
sampel. Jumlah petani sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
30 orang dan teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan metode

accidental sampling. Jenis data yang
digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Teknik pengumpulan data

dengan
observasi,
wawancara,
pencatatan dan recall method 2x24 jam
yang lalu.
Metode Analisis Data
Pendapatan dan Pengeluaran Rumah
Tangga Petani
a. Pendapatan Rumah Tangga Petani
Pd = Pdon + Pdoff
Dimana Pd adalah Pendapatan
rumah tangga petani (Rupiah), Pdon
adalah pendapatan dari usahatani
(Rupiah), Pdoff adalah pendapatan
dari luar usahatani (Rupiah).
b. Pengeluaran Rumah Tangga Petani
TP = Pp + Pn
Dimana
TP
adalah
total
pengeluaran rumah tangga petani
(Rupiah), Pp adalah pengeluaran
pangan (Rupiah), Pn adalah
pengeluaran non pangan (Rupiah).
Proporsi
Pengeluaran
Pangan
terhadap Pengeluaran Total Rumah
Tangga Petani.
pp
PF =
x100%
TP
Dimana
PF
adalah
proporsi
pengeluaran pangan (%), pp adalah
pengeluaran pangan (Rupiah), TP
adalah total pengeluaran (Rupiah)
(Ilham dan Bonar, 2008).
Konsumsi Pangan Rumah Tangga
Petani.
Secara umum penilaian jumlah zat gizi
yang dikonsumsi dihitung sebagai
berikut :
BPj Bddj
x
xKGij
Gij
=
100 100
Dimana Gij adalah zat gizi yang
dikonsumsi dari pangan atau makanan j,
BPj adalah berat makanan atau pangan
j yang dikonsumsi (gram), Bddj adalah
bagian yang dapat dimakan (dalam
persen atau gram dari 100 gram pangan
atau makanan j), Kgij adalah
kandungan zat gizi tertentu (i) dari 100
gram pangan j atau makanan yang

4

dikonsumsi
(Hadinsyah dan Martianto, 1992).
Kuantitas
konsumsi
pangan
ditinjau dari volume pangan yang
dikonsumsi dan konsumsi zat gizi yang
dikandung dalam bahan pangan. Untuk
menilai konsumsi pangan secara
kuantitatif
digunakan
parameter
Tingkat Konsumsi Energi (TKE) dan
Tingkat Konsumsi Protein (TKP).
 konsumsi protein x100%
TKE 
AKE yang dianjurkan
 konsumsi protein x100%
TKP 
AKP yang dianjurkan
Dimana TKE adalah tingkat konsumsi
energi (%), TKP adalah tingkat
konsumsi potein (%), Σ Konsumsi
Energi adalah jumlah konsumsi energi
(kkal/kapita/hari), Σ Konsumsi Protein
adalah jumlah konsumsi protein
(gram/kapita/hari).
Angka kecukupan gizi (AKG) yang
digunakan dalam penelitian
ini
merupakan AKG berdasarkan umur dan
jenis kelamin sesuai Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG)
VIII tahun 2004.
TKG diklasifikasikan berdasarkan
pada nilai ragam kecukupan gizi yang
dievaluasi
secara
bertingkat
berdasarkan acuan Depkes (1990)
dalam Supariasa (2002), yaitu :
a. Baik
: TKG ≥ 100 % AKG
b. Sedang
: TKG 80 – 99 % AKG
c. Kurang
: TKG 70 – 80 % AKG
d. Defisit
: TKG < 70% AKG

Hubungan
antara
Pendapatan
dengan
Proporsi
Pengeluaran
Pangan, Tingkat Konsumsi Energi
(TKE) dan Tingkat Konsumsi
Protein (TKP)
Nilai koefisien korelasi (r) dapat
diketahui dengan program SPSS 16.
Nilai koefisien korelasi (r) berkisar
antara -1 hingga +1. Nilai positif (+)
menunjukkan hubungan yang searah
dan nilai negatif (-) menunjukkan
hubungan
yang
berlawanan
(Priyanto, 2008).
Besarnya nilai koefisien korelasi (r)
menurut Alhusin, 2003 dibagi menjadi
lima kategori sebagai berikut :
a. 0
– 0,20 = sangat rendah (hampir
tidak ada hubungan)
b. 0,21 – 0,40 = rendah
c. 0,41 – 0,60 = sedang
d. 0,61 – 0,80 = cukup tinggi
e. 0,81 – 1
= tinggi
Untuk
menguji
probabilitas
(tingkat signifikasi) dari hasil koefisien
korelasi menggunakan kriteria sebagai
berikut :
a. Jika probabilitas r > 0,05, berarti Ho
diterima (tidak terdapat korelasi)
b. Jika probabilitas r < 0,05, berarti Ho
ditolak (terdapat korelasi)
Ketahanan Pangan
Pengelompokan rumah tangga
dengan menggunakan kedua indikator
proporsi pengeluaran pangan dan
kecukupan konsumsi energi dapat
dilihat pada tabel tersebut:

Tabel 1. Pengukuran Derajat Ketahanan Pangan Tingkat Rumah Tangga
Tingkat Konsumsi Energi
Cukup
(>80% kecukupan energi)
Kurang
(≤80% kecukupan energi)

Proporsi pengeluaran pangan
Rendah
Tinggi
(