tutorial pencemaran lingkungan air udara

PENCEMARAN LINGKUNGAN
(Laporan Tutorial Sains Dasar)

OLEH
DESY KARTIKA SARI
1417051038

05 Desember 2014
DIA TAMARA

JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

I. PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam

maupun lingkungan sosial. Kita memerlukan sumber daya alam dari ingkungan
untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan sandang, pangan, papan semuanya
memerlukan lingkungan. Namun dalam pemanfaatan sumber daya tersebut,
terkadang manusia tidak memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan. Dan
serakah dalam pemanfaatan lingkungan tersebut. Sehingga mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan. Dan akhirnya berdampak pada
manusia itu sendiri. Sehingga akan mengancam kelestarian makhluk hidup di
dalamnya termasuk manusia. Dengan adanya kejadian tersebut, timbullah pemikiran
manusia untuk melestarikan lingkungan tempat tinggalnya demi kelangsungan hidup
generasi berikutnya. Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan
sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan
badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian,
terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.
Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan
sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah
berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan
yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar
di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan
digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan
meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi

atau reklamasi. Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya
perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari
lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang
bias mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh
terhadap kesehatan makhluk hidup.
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer, banyak dibahas
oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi kita ini. Masalah pencemaran
merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara serius oleh

semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena
pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam
lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur
maupun fungsinya terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan fungsi daur materi
terjadi karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia.

I.2

Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis pencemaran lingkungan.
2.

Mengetahui senyawa-senyawa kimia penyebab pencemaran lingkungan.

3.

Dapat menjelaskan gangguan senyawa logam berat dan pencemaran organic.

4.

Dapat menjelaskan dampak dan penanganan pencemaran lingkungan.

II. HASIL DISKUSI

2.1 Pengertian Pencemaran
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi

kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan
bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya,
karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara bermanfaat bagi tumbuhan, tetapi bila
lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat
3. Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah :
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka
waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang
merusak.

2.2 Jenis-Jenis Pencemaran
2.2.1 Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan

manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi
suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat
alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung
dan lokal, regional, maupun global.
Sumber polusi udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan
pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang
ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah
sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil
dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk
dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam
smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder(sugiarto,1997).
Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam
konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yg
memengaruhi kegiatan manusia seperti,transportasi,industri, pembangkit

listrik,pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai
jenis bahan bakar),gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti
(CFC), gunung berapi,kebakaran hutan, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi,
transportasi amonia,kebocoran tangki klor,timbulnya gas metana dari lahan
uruk/ tempat pembuangan akhir sampah dan uap pelarut organic.
Pencemar udara berbentuk gas,beberapa gas dengan jumlah melebihi batas
toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu
kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon
monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan
chloroflourocarbon (CFC). Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat
menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu
sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat
merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat
bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2

dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian.
Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
Pencemar udara berbentuk partikel cair atau padat,partikel yang mencemari
udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa
titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhisap ke

dalam paru-paru. Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu
vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri,
spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikelpartikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan
manusia. Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin.
Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan
senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna.
Timbal akan bereaksi dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr.
Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara
sehingga akan mencemari udara.
Solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,
sementara kendaraan angkutan masal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
2. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas
dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan
tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi
kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
3. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check).
4. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan,
terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota.

5. Menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan seperti mobil bertenaga
hybrid.
6. Meminimalkan penggunaan AC dan beralih ke Kipas Angin.

2.2.2 Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau , sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas

manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus
kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi.
Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan
sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan
evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat
internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa
polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit. Air
biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan

ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau
mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung
komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi,
algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam
kualitas air dan status ekologi air.
Pada umumnya, ukuran baik buruknya air didasarkan pada faktor seperti,
suhu air,kegiatan industri atau kegiatan lainnya yang memerlukan pendinginan
mesin, umumnya didinginkan dengan menggunakan air. Bila tidak ada proses
pendinginan sebelumnya. Air sisa yang panas dibuang sebagai limbah dan dapat
mencemari lingkuan perairan.
Keasaman (pH) Air. Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukung
populasi hewan dan tumbuhan dalam air. Setiap mahluk hidup membutuhkan pH
air yang berbeda-beda. Perubahan pH air tersebut, dapat mengganggu kehidupan
mahluk hidup. Oleh sebab itu, pembuangan limbah ke perairan dapat mengubah
pH air dan mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup, dapat dikatakan dapat
mencemari perairan tersebut.
Warna, bau, dan rasa. Pembuangan limbah ke perairan dapat mengubah warna,
bau, dan rasa. Bahan buangan tersebut dapat larut dalam air menjadi koloid atau
mengendap. Bahan yang dapat larut, sulit untuk dipisahkan kembali. Bahan yang
menjadi koloid, wujudnya melayang-layang dalam air sehingga masih dapat

disaring menggunakan saringan halus dan yang mengendap dapat dipisahkan.

Jasad renik,air dapat dicemari oleh jasad renik yang dapat menggannggu
kesehatan. Penularan dapat juga melalui air. Pembuangan tinja orang sakit ke
sungai atau danau dapat mencemari air. Bila air tersebut digunakan orang lain
tanpa diolah dengan baik terlebih dahulu, maka orang tersebut dapat juga tertular
penyakit. Perairan yang subur menyebabkan tanaman air tumbuh dengan subur
dan tumbuh hingga jumlah yang tak terkira, sehingga air menjadi kekurangan
oksigen dan ikan sulit bernafas, dan bila ikan itu mati, akan menyebabkan
pembusukan dan dihinggapi virus dan bakteri.
Bahan-bahan kimia, adanya bahan-bahan kimia, seperti minyak, herbisida, dan
insektisida dapat mencemari air. Penggunaan obat-obatan untuk memberantas
hama dan penyakit tanaman pertanian juga dapat mencemari perairan. Demikian
industri besar, rumah sakit, laboratorium semuanya dapat mencemari air.
Adanya zat organik dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar
oleh kotoran manusia ,hewan atau oleh sumber lain. Makin tinggi kandungan zat
organik didalam air,maka semakin jelas bahwa air tersebut telah tercemar.
Komponen utama zat organik adalah karbon, protein, dan lemak lipid.
Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh bakteri dengan
menggunakan oksigen terlarut. Limbah organik yang masuk ke dalam perairan

dalam bentuk padatan yang terendap,koloid,tersuspensi dan terlarut
(Bachri,1995).

Jenis pencemar air.

jenis

Contoh

Sumber utama

Agent infeksius

Bakteri, virus

Limbah dari manusia dan
hewan

Oxygen-demanding

Limbah dari hewan,

Saluran pembuangan air,

waste

sisa tumbuhan

pengolahan makanan, industri
kertas

Nutrien

Nitrat, fosfat

Saluran pembuangan air,
limbah dari hewan, pupuk

Bahan kimia organik Minyak, plastik,

anorganik
Industri, rumah tangga,

pestisida

pertanian

Bahan kimia

Asam, basa, garam,

Industri, rumah tangga

anorganik

senyawa logam

Sedimen

Tanah

Erosi tanah

Logam berat

Timbal, merkuri,

Industri, rumah tangga

Thermal

arsen
Panas

Pembangit listrik, industri

Solusi yang dapat dilaku
Solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang
kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
2. Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah
lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
3. Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia yang
berbahaya seperti pestisida, dan obat nyamuk cair.
4. Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
5. Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak dan
sebagai WC umum.

6. Tidak membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola sampah
rumah tangga dengan baik dan usahakan menanam pohon di pinggiran
sungai/danau.
7. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
8. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah
9. Pembuatan UU tentang larangan membuang limbah ke sungai

2.2.3 Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida,masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan, kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah,air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka
zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian mengendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya.
Penyebab pencemaran tanah dapat berupa :
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari
daerah pemukiman penduduk, perdagangan/pasar/tempat usaha hotel,
kelembagaan dan wisata, bisa berupa limbah padat dan cair. Limbah padat
berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral.
Limbah cair berbentuk tinja, deterjen, oli, cat, bahan bakar minyak jika meresap
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh mikroorganisme di dalam tanah.

Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari
daerah pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa
limbah padat dan cair. Limbah padat yang berasal dari industri adalah hasil
buangan berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan.
Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan
buah, ikan dan daging . Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu
proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan
industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah
zat hasil dari proses industri pelapisan logam.
Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisasisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea dan
pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT. Pestisida dapat berwujud
zat kimia, agen biologis (seperti virus atau bakteri), antimikroba, desinfektan
atau perangkat yang digunakan untuk melawan hama apapun. Hama termasuk
serangga, patogen tanaman, gulma, moluska, burung, mamalia, ikan, nematoda
(cacing gelang) dan mikroba yang bersaing dengan manusia untuk memperoleh
makanan, menghancurkan properti, menyebarkan penyakit atau menyebabkan
gangguan kesehatan. Meskipun ada manfaat untuk penggunaan pestisida, ada
juga kekurangannya, seperti potensi toksisitas pada manusia dan organisme lain.
Herbisida yang digunakan untuk membunuh gulma, terutama di trotoar dan jalur
kereta api mirip dengan auksin dan sebagian besar dapat terdegradasi oleh
bakteri tanah namun, jenis yang berasal dari trinitrotoluene sangat beracun dan
dapat menyebabkan kematian bahkan dalam konsentrasi rendah. Herbisida lain
adalah Paraquat yang sangat beracun tapi konsentrasinya cepat menurun di tanah
akibat aktivitas bakteri dan tidak membunuh fauna tanah.
Akibat yang di timbulkan pada kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk
semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan
siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak

dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan
karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan
sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak
seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan
bahan kimia yang disebut di atas. Pada dosis yang besar, pencemaran tanah
dapat menyebabkan Kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia
asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni
piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi
DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat
Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut (pollock,2000).
Solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme
kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari
pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah
yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikelpartikel kecil, kemudian dikubur.
3. Menggunakan kembali sampah-sampah yangdapat di daur
ulang(reduce,reuce,recycle).

4. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang
akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
5. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumur sumur
atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya.
6. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun
sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
7. Mengubur sisa bahan bangunan secara berlapis sebagai resapan air

2.2.4

Pencemaran suara
Pencemaran suara adalah keadaan dimana masuknya suara yang masuk
terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia.
Pencemaran suara cukup menjadi ancama serius bagi kualitas lingkungan
terutama dibagian suasana. Sumber pencemaran suara adalah kebisingan, yaitu
bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia.
Bunyi disebut bising apabila inetensitasnya telah melampaui 50 desibel.
Suara dengan intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin
industri, kendaraan bermotor, dan pesawat terbang bila berlangsung secara terusmenerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan
menyebabkan cacat pendengaran yang permanen.
Pencemaran suara dapat ditimbulkan oleh adanya suara bising yang disebabkan
oleh suara mesin pabrik, mesin penggilingan padi, mesin las, pesawat, kendaraan
bermotor yang berlalu-lalang, dan suara kereta api.
Jenis-jenis kebisingan ada empat macam, yaitu:
1. Kebisingan yang terus-menerus dengan jangkauan frekuensi yang sempit,
misalnya, mesin gergaji.
2. Kebisingan yang terputus-putus, misalnya, suara arus lalu lintas atau pesawat
terbang.
3. Kebisingan impulsif, misalnya, tembakan, bom, atau suara ledakan.
4. Kebisingan impulsif berulang, misalnya, suara mesin tempa.
Dampak Pencemaran Suara (Kebisingan) dapat menyebabkan terganggunya
pendengaran manusia. Selain itu, lama-kelamaan suara bising ini akan

menimbulkan berbagai keluhan pada tubuh kita, misalnya, pusing, mual, jantung
berdebar-debar, sulit tidur, badan kaku, dan naiknya tekanan darah. Tingkat
kebisingan atau ukuran energi bunyi dinyatakan dalam satuan desiBell (dB).
Pengukurannya menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter.
2.3 Aktivitas manusia dan hasil samping yang ditimbulkan
2.4 Sumber energi dan pengaruhnya
No
1
No
1
2
2
3
3
4
45

Jenis Aktivitas
Hasil Samping yang ditimbulkan
Rumah Tangga
Pembuangan kotoran, air kotoran Sampah
Sumber Energi
Pengaruh pada lingkungan
Pencemaran udara Kebutuhan tempat tinggal, dan
Energi Matahari
Pertambangan
lain-lain
bahan-bahan galian
Transportasi
Pencemaran Udara, Pencemaran Air, Pencemaran
Pemanfaatan tempat tinggal
Suara Kecelakaan, Kebutuhan tanah untuk jalan, dan
Batubara
Pertambangan
lain-lain
Pencemaran udara karena pembakaran
Industri dan Pabrik
Pencemaran Udara, Pencemaran Air, Pencemaran
Pencemaran panas
tanah Sampah/sisa-sisa sebagai buangan, Pencemaran
Minyak Bumi
Pencemaran udara karena pembakaran
panas Suara/kebisingan, Kebutuhan tanah, dan lainPencemaran air
lain. Pencemaran udara karena pembakaran
Gas Alam
Pertambangan
Pencemaran
udara karena
debu, Pencemaran
air,
Nuklir
Pencemaran
udara karena
radiasi
Sampah/sisa-sisa
Pemcemaransebagai
panas buangan Kebutuhan tanah,

56

Pertanian
Biomass

dan lain-lain.
Penumpukan sisa buangan
Pencemaran
Air, Pencemaran
tanah, Buangan
Penggunaan
tanah
kotoran,
Kebutuhanudara
tanah, dan lain-lain.
Pencemaran

2.5 Toksikologi Logam Berat
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3
Dapat juga dikarenakan sifat toksiknya. Unsur-unsur logam berat adalah unsur yang
mempunyai nomor atom dari 22 sampai 92 yaitu sejumlah unsur seperti merkuri (Hg),
arsen (As), timbal (Pb).
Mekanisme Keracunan Logam
1. Memblokir atau menghalangi kerja gugus fungsi biomolekul yang esensial untuk
proses biologi, seperti protein dan enzim
2. Menggantikan ion-ion logam esensial yang terdapat dalam molekul terkait.
3. Mengadakan modifikasi atau perubahan bentuk gugus aktif yang dimiliki oleh
boimolekul.

Sifat Toksisitas Logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1. Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn.
2. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr,Ni, dan Co.
3. Bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe.
1. Logam Berat Arsen
Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen
di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain.
Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ;
1. Arsen triokasida (As2O3),
2. Arsen pentaoksida (As2O5)
3. Arsenat (misalnya : PbHAsO4)
4. Arsen organic
Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi.Minimal dosis akut arsenik
yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari.
Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik,
tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali
lebih beracun daripada arsenikum murni.
Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan
usus halus kemudian masuk ke peredaran darah.
Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut
disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan
mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose lambung dan
usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare (kadang
bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Gas arsenik dapat mengakibatkan
hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut
sehingga terjadi kegagalan ginjal. Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat
jelas ialah dengan ditemukannya gejala rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak

berfungsinya saraf tepi yang ditandai dengan kelumpukan anggota gerak bagian
bawah,kaki lemas,persendian tangan lumpuh, dan daya reflex menurun
Pada toksisitas kronis gejala akan timbul dalam waktu 2 - 8 minggu sejak
penderita mulai mengonsumsi air yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas
terlihat adalah adanya kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya
hyperkeratosis, hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit dan adanya
warna putih pada persambungan kulit dan kuku.terjadinya kanker pada kulit, paruparu, hati, kantung kencing, ginjal, dan kolon.
2. Logam Berat Merkuri
Merkuri adalah logam non radioaktif yang paling beracun yang ada di
lingkungan. Sangat beracun bagi manusia dan dalam jumlah berapa pun berbahaya
bagi sel dan jaringan tubuh manusia, menurut Roy B. Kupsinel MD, pengarang “A
Patiens’s Guide to Mercury-Amalgam Toxicity – A Major Common Denominator
of Degenerative Disease.” WHO menyatakan tidak ada batasan merkuri yang aman
bagi manusia – dengan kata lain, merkuri sangat beracun dan tidak ada jumlah
merkuri yang di serap adalah aman.
Racun merkuri tidak hanya bersumber dari amalgam saja, tapi juga dapat
ditemukan di alam ini baik dalam bentuk padat maupun bentuk yang telah diolah
oleh berbagai jenis industri yang diaplikasikan dalam pabrik pulp (bubur kayu),
pertanian, fungisida dan pestisida. Sumber lain pencemar merkuri berasal dari obatobatan farmasi termasuk vaksin dan obat pencuci perut, kosmetik, ikan laut yang
berukuran besar seperti swordfish dan tuna, film, plastik, dan cat.
Sumber lainnya seperti tinta yang ada di tempat percetakan dan pembuatan tato,
biji dan benih yang diolah, pemutih chlor, cairan pembersih lensa kontak (senyawa
merkuri anti-bakteri ditemukan di dalam cairan pembersih lensa kontak serta pada
vitamin dan obat-obatan yang disuntikkan), pelembut pakaian, pembersih dan
pengkilap lantai, film, termometer dan barometer yang pecah, lotion dan krim
antiseptik, dan semprotan.
Mekanisme terjadinya toksisitas Merkuri.Unsur ini mempunyai tiga periode
paparan periode akut (14 hari atau lebih sedikit), Intermediet (15-364 hari), dan
kronis (365 hari atau lebih).
Cara masuk kedalam tubuh melalui Inhalasi,melalui oral

Kita mencerna atau menghirup merkuri an-organik yang berasal dari udara,
makanan, air dan tanah – tubuh kita bahkan menyerapnya melalui kulit dan diubah
menjadi bentuk yang lebih beracun seperti metil merkuri.
Gejala keracunan merkuri akut
Radang paru-paru (pnemonitis), Bronchitis, Rasa sakit pada dada (dada sesak),
Batuk, Rasa seperti logam, Mual, Sakit pada bagian abdomen, Daire dan muntah,
Sakit kepala, Garis gelap pada gusi (karena merkurium sulfida), Gigi lepas (copot),
Luka pada bibir dan dagu, Gejala-gejala psikopatologis, Otot gemetar .
Diagnosis toksisitas Hg tidak dapat dilakukan dengan tes biokimiawi. Indikator
toksisitas Hg hanya dapat didiagnosis dengan analisis kadar Hg dalam darah atau
urine dan rambut (Alfian, 2006).
Kadar threshold value metil merkuri untuk dapat menimbulkan gejala klinis bagi
orang dewasa yang peka adalah:
1.

Konsentrasi merkuri total dalam darah sebesar 20 – 50 mikrogram/100mL.

2.

Konsentrasi pada rambut sebesar 50 – 125 mikrogram/g2 (Martono, 2005).

3. Logam Berat Timbal
Timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif, sehingga mekanisme
toksisitasnya dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya yaitu sebagai
berikut:
1. Sistem haemopoietik : Pb menghambat system pembentukan hemoglobin
sehingga menyebabkan anemia.
2. Sistem saraf pusat dan tepi: dapat menyebabkan gangguan ensepfalopati dan
gejala gangguan system saraf perifer.
3. Ginjal: dapat menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glukosuria, nefropati,
fibrosis dan atrofi glomerular.
4. Sistem gastro-intestinal: menyebabkan kolik dan kosnstipasi
5. Sistem kardiovaskuler: menyebabkan peningkatan permiabilitas pembuluh darah
6. Sistem reproduksi : dapat menyebabkan kematian janin waktu melahirkan pada
wanita dan hipospermi dan teratospermia pada pria.
7. Sistem endokrin: mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal
Pengaruh toksisitas akut Pb agak jarang ditemui, tetapi pengaruh toksisitas
kronik paling sering ditemukan. Pengaruh toksisitas kronis sering dijumpai pada

pekerja tambang dan pabrik pemurnian logam, pabrik mobil (proses pengecatan),
penyimpanan bateri, percetakan, pelapisan logam dan pengecatan system semprot
(hervian,2010).

2.5 Berdasarkan Macam Bahan Pencemar
Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjadi berikut ini :
1. Pencemaran kimia : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni), bahan radioaktif,
pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
2. Pencemaran biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli,
Salmonella thyposa.
3. Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
4. Pencemaran suara : kebisingan ( menyebabkan sulit tidur, tuli, gangguan
kejiwaan, penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan stress).

2.6 Berdasarkan Tingkat Pencemaran
Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai berikut:
1.

Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan
gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.

2.

Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis.
Contohnya pencemaran Minamata di Jepang.

3.

Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika.
Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil
tertutup, dan pencemaran radioaktif.

2.7 Parameter Pencemaran Lingkungan

Untuk mengukur tingkat pencemaran disuatu tempat digunakan parameter
pencemaran. Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya
pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi.
Paramater Pencemaran, meliputi :
1. Parameter Fisik
Meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan radioaktivitas
2. Parameter Kimia
Digunakan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan logam
berat.
a.

Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan
pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5
atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik organik biasanya menyebabkan
kondisi air menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan kondisi air menjadi lebih
alkali (basa). Jadi, perubahan pH air tergantung kepada bahan pencemarnya.

b.

Pengukuran Kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar CO2 terlarut sangat
dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup dalam air.
Semakin banyak organisme di dalam air, semakin tinggi kadar karbon dioksida
terlarut (kecuali jika di dalam air terdapat tumbuhan air yang berfotosintesis).
Kadar gas CO dapat diukur dengan cara titrimetri.

c.

Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per
million atau satu per sejuta, 1 ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan
memiliki kadar oksigen 1 ppm).
Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :

1. Proses oksidasi (pembokaran) bahan-bahan organik.

2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob dari dasar
perairan.
3. Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam
hari.
Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik
dikenal sebagai parameter biokimia, contohnya adalah pengukuran BOD atau
KOB. Pengukuran BOD,bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat,
protein) dapat diuraikan oleh bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk
mengoksidasikan zat-zat organik tersebut, akibatnya kadar oksigen terlarut di
air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik yang ada
diperairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan
semakin kecil kadar oksigen terlarut. Banyaknya oksigen terlarut yang
diperlukan bakteri untuk mengoksidasi bahan organik disebut sebagai
Konsumsi Oksigen Biologis (KOB / COD) atau Biological Oksigen Demand,
yang biasa disingkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih
antara oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air sampel disimpan
selama 5 hari pada suhu 200oC. Karenanya BOD ditulis secara lengkap
BOD205 atau BOD5 saja.
3. Parameter Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan
ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme yang tahan
akan tetap hidup. Siput air dan Planaria merupakan contoh hewan yang peka
pencemaran. Sungai yang mengandung siput air dan planaria menunjukkan sungai
tersebut belum mangalami pencemaran. Sebaliknya cacing Tubifex (cacing merah)
merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik di lingkungan
yang kaya bahan organik, meskipun species hewan yang lain telah mati. Ini berarti
keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan indikator adanya pencemaran zat
organik. Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai
indikator biologis.

2.8 Dampak pencemaran lingkungan

1. Punahnya Species
Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami
keracunan, kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak
sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan
yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga
kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi,
harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut
terlampaui, hewan tersebut akan mati.
2.

Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah,
maka serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan
insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa species serangga menjadi kebal
(resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis yang lebih tinggi dari
biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.

3.

Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu
ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah.
Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biokimia
terganggu.

4.

Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan
kesuburan tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mengakibatkan
tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk
mengatasinya.
Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos,
sistem penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi
tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang
sama.

5.

Keracunan dan Penyakit

Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat
mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati,
ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada
keturunannya bahkan meninggal dunia.
6.

Pemekatan Hayati
Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaringjaring makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam
tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut tersebut dimakan oleh udang kecil Udang
kecil dimakan oleh ikan . Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan,
bahan pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia. Proses peningkatan kadar
bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai pemekatan hayati
(dalam bahasa inggris dikenal sebagai biomagnification).

7. Terbentuk Lubang Ozon
Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini
disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat
lain. Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membumbung tinggi dapat
mencapai stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini
merupakan pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC
mencapai lapisan ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan
ozon tersebut “berlubang”.
8.

Efek Rumah Kaca
Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan
dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi
diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi
karena banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.

III. KESIMPULAN

Dari diskusi yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.

Pencemaran lingkungan terjadi karena tindakan manusia yang tidak bertanggung
jawab dan tidak punya kesadaran akan kebersihan lingkungan.
Dampak pencemaran lingkungan yang terjadi sangat merugikan manusia dan mahluk
hidup lainnya.
Untuk mengurangi pencemaran lingkungan kita harus menumbuhkan kesadran diri
sendiri untuk merawat lingkungan yang menjadi tempat tinggal kita.
Cara mengolah limbah plastik salah satunya dengan di daur ulang, jika tidak dapat di
daur ulang maka kita mencari alternatif dengan menggunakan plastik yang mudah
terdegradable agar tidak mencemari lingkungan.
Dengan ilmu kimia lingkungan kita dapat mencari inovasi baru sebagai solusi untuk
mengatasi pencemaran lingkungan.
Logam berat seperti Pb, Hg, dan arsen sangat berbahaya jika masuk kedalam tubuh
mahluk hidup.
Pencemaran organik sangat berbahaya pada organisme perairan karena mudah
mengalami pembusukan.
Dampak secara umum dari pencemaran lingkungan adalah Punahnya Species,
Peledakan Hama, Gangguan Keseimbangan Lingkungan, Kesuburan Tanah
Berkurang, Keracunan dan Penyakit, Pemekatan Hayati, Terbentuk Lubang Ozon dan
Efek Rumah Kaca.