Pemanasan Global terhadap lingkungan hidup (4)

MAKALAH
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah PKLH
PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL

DISUSUN OLEH :
NAMA

: ALVENOLIA VIENDA ADAONG
CERRY STEWARD SENGGETANG
CITRA LOISA WEJASU

KELAS

:C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2015


10

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan perkenaan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
PKLH. Makalah ini merupakan hasil dan kesimpulan yang diambil melalui sumber buku dan
internet.
Harapan kami setelah membaca makalah ini, pembaca dapat lebih mengetahui
mengenai perubahan iklim dan pemanasan global, serta dampaknya dalam kehidupan kita di
Bumi sehingga ada kesadaran untuk melestarikan lingkungan sekitar kita.
Selanjutnya, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga maupun temanteman yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak guna perbaikan
karya tulis ini kedepannya. Terima kasih.
Tondano, April 2015

Penulis

10


DAFTAR ISI
Halaman judul.............................................................................................................1
Kata pengantar.............................................................................................................2
Daftar isi......................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
A.

Latar belakang..........................................................................................4

B. Rumusan masalah.................................................................................... 5
C.

Tujuan penulisan..................................................................................... 5

D.

Manfaat Penulisan……………………………………………………....6

Bab II Pembahaasan

A.

Pengertian Pemanasan Global………………………………………………..7

B.

Penyebab terjadinya Pemanasan Global…………………………………….10

C.

Dampak Pemanasan Global………………………………………………....16

D. Menanggulangi Pemanasan Global………………………………………....22
Bab III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................27
B. Saran…………………………………………………………………......28
Daftar Pustaka.............................................................................................................34

10


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen pengajar. Makalah ini membahas tentang Perubahan Iklim dan
Pemanasan global (global warming). Makalah ini disusun berdasarkan tentang perbincangan
yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia.
Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu
mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia
sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Selama perkembangan itu, manusia menjalani
kehidupan dengan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan
tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaikbaiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.
Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada
masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan
yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku
industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar
dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan
namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan
tempat tinggal manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi

lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah
berkembang pesat saat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan
sering disebut sebagai Global Warming yang diantara beberapa akibatnya adalah perubahan
iklim yang terjadi di bumi sekarang ini.
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan
bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara
alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat
dibandingkan data yang terrekam sebelumnya. Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah
tahun 1990.

10

Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, seperti yang
terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang
ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang
dan longsor, munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa
manusia.
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal
dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari

cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang
panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gasgas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulangulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat.
B. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah ialah sebagai berikut :



Apakah yang dimaksud dengan pemanasan global ?



Apa saja penyebab terjadinya pemanasan global ?




Apa saja dampak terjadinya pemanasan global ?



Bagaimana cara menanggulangi masalah pemanasan global ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan disusunnya makalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen
pada mata kuliah PKLH. Selain itu penyusunan ini juga bertujuan untuk :


Mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanasan global



Mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global



Mengetahui dampak terjadinya pemanasan global




Mengetahui cara menanggulangi masalah pemanasan global

10

MANFAAT PENULISAN
Sedangkan manfaat dari dari penulisan makalah ini adalah:


Agar dapat digunakan sebagai bahan bacaan oleh para mahasiswa untuk menambah
pengetahuan mereka tentang perubahan iklim dan pemanasan global



Para pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanasan global.




Pembaca dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pemanasan global.



Pembaca dapat mengetahui dampak terjadinya pemanasan global.



Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menanggulangi pemanasan global yang
sedang terjadi.

10

BAB II
PEMBAHASAN
1.

Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-


rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Pemanasan Global
akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan
dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi. Sedangkan, di
belahan

bumi

lain

akan

mengalami musim kering yang
berkepanjangan

disebabkan

kenaikan suhu.
Berdasarkan


gambar

di

samping, suhu rata-rata udara
di permukaan Bumi meningkat 0,75ºC pada abad lalu, tetapi naiknya berlipat ganda dalam 50
tahun terakhir.

Badan PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), memproyeksikan
bahwa pada tahun 2100 suhu rata-rata dunia cenderung akan meningkat dari 1,8ºC menjadi
4ºC dan skenario terburuk bisa mencapai 6,4ºC kecuali dunia mengambil tindakan untuk
membatasi emisi gas rumah kaca. Sepertinya, angka tersebut memang tidak begitu besar.
Akan tetapi, perlu diketahui selama Zaman Es terakhir sekitar 11.500 tahun yang lalu, suhu
rata-rata dunia hanya 5ºC lebih rendah daripada suhu udara sekarang, dan saat itu hampir
seluruh benua Eropa tertutup lapisan es tebal. Jika tren pemanasan ini terus berlanjut maka 11
tahun terpanas dalam sejarah semuanya terjadi hanya dalam 12 tahun terakhir.
Komponen Gas Penyusun Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang melingkupi sebuah planet, termasuk Bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Udara merupakan kumpulan berbagai
macam gas
10

Gas

Simbo

Volume

Nitrogen
Oksigen

l
N2
O2

78.08
20.95

Argon

Ar

0.93

Karbondioksida

CO2

0.035

Neon

Ne

0.0018

Methan

CH4

0.00017

Helium

He

0.0005

Hidrogen

H2

0.000009

Xenon

Xe

0.000004

Atmosfer Bumi terdiri kumpulan berbagai macam gas. Gas penyusun atmosfer Bumi
memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia
Nitrogen
Merupakan unsur gas yang paling besar prosentasenya di atmosfer. Gas nitrogen
sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Gas nitrogen sering juga digunakan sebagai
bahan dasar industri pupuk
Oksigen
Oksigen merupakan unsur gas yang sangat diperlukan untuk pernafasan manusia dan
mahluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Komposisi oksigen dalam atmosfer
mencapai 21%, oksigen terdapat di perairan terutama perairan laut dangkal dan di daratan
sampai batas ketinggian tertentu di atas permukaan air laut, semakin tinggi tempat suatu
wilayah dari permukaan air laut, lapisan oksigennya semakin tipis. Karena ada oksigen kita
dapat bernafas, menyalakan lilin dan lainnya.
Argon
Argon simbolnya Ar, merupakan elemen gas terbesar ke tiga di atmosfer Bumi setelah
unsur gas nitrogen dan oksigen. Nama elemen Argon, diambil dari bahasa Yunani Argos yang
artinya tidak aktif, karena Argon tidak mudah ber-reaksi dengan elemen lain. Argon
digunakan bersama dengan gas Neon dalam industri listrik untuk mengisi lampu neon. Gas
Argon berwarna biru. Lampu neon yang diisi dengan Gas Argon lebih hemat listrik
dibandingkan lampu listrik biasa.

10

Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau dan gas asam yang
ringan. Karbondioksida disebut juga gas asam karbon, molekulnya terdiri dari 1 atom karbon
dan 2 atom oksigen, disimbolkan CO2. Karbondioksida sering disebut udara campuran.
Beberapa manfaat Gas Karbondioksida :


Karbondioksida digunakan untuk memproduksi Sodium Carbonat Na 2CO3, sodium
bikarbonat NaHC03dan bahan kimia lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia.



Gas Karbondioksida bersifat tidak mudah terbakar dan dapat melokalisir panas, itu
sebabnya digunakan sebagai pengisi tabung pemadam kebakaran.



Gas Karbondioksida dibutuhkan dalam pernafasan dan fotosintesis tumbuhan.
Kandungan Karbondioksida dalam jumlah yang banyak di atmosfer dapat

menyebabkan polusi udara sehingga menimbulkan gangguan pada pernafasan mahluk hidup,
misalnya sesak nafas pada manusia.
Neon
Neon adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan non reaktif. Neon termasuk
gas mulia seperti halnya Gas Helium, Argon, Kripton, Xenon dan Radon.
Kegunaan Gas Neon adalah sebagai berikut:


Dimanfaatkan untuk lampu neon Kota di malam hari



Keperluan iklan



Dapat dimanfaatkan untuk indikator tegangan tinggi



Dimanfaatkan dalam dunia kedokteran, misalnya untuk membantu melihat hasil
rontgen

Methan (CH4)
Gas Methan terdiri dari Carbon dan Hidrogen. Methan adalah gas yang tidak
berwarna berbau, mudah terbakar dan lebih ringan dari udara. Di beberapa planet seperti
Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus, methan merupakan komponen besar di dalam
atmosfernya.
Methan digunakan sebagai bahan bakar karena Gas Alam yang digunakan sebagai bahan
bakar mengandung 85% Gas Methan (CH4), 10% Etane (C2H6) dan selebihnya adalah
Propane (C3H8), Butane (C4H10), Pantene (C5H2) dan Alkane

10

Helium
Helium berasal dari bahasa Yunani Helios, yang artinya Matahari. Helium termasuk
gas mulia, lebih ringan dari udara, sehingga dimanfaatkan untuk pengisi balon gas dan balon
udara. Helium juga digunakan untuk bahan bakar yang dapat menggerakan mesin roket.
Hidrogen
Hidrogen digunakan pada industri kimia, untuk membuat amonia (NH 3), kegunaan
amonia antara lain untuk membuat pupuk.
Para ahli metalurgi menggunakan hidrogen untuk memisahkan logam murni dengan oksida,
contohnya digunakan untuk menghasilkan lembaran tembaga.
Xenon
Xenon berasal dari bahasa Yunani, Xenon yang artinya asing. Xenon merupakan gas
mulia, tidak berwarna dan tidak berbau, Gas Xenon tidak ber-reaksi dengan elemen lain,
sehingga banyak digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan pada
industri kimia dan indusri elektronik.
2. Penyebab terjadinya Pemanasan Global


Matahari
Bumi semakin panas akibat dari matahari yg

semakin bergejolak. matahari dalam seabad ini sering
muncul bintik-bintik matahari akibat ledakan energi
hidrogen. berdasarkan penelitian, ternyata semakin
banyak jumlah bintik-bintik itu, maka energi panas yg
dipancarkan oleh matahari juga semakin tinggi yang akan
mempengaruhi juga panas di bumi.
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah
kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek
rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak
telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi
kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek
pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena

10

radiasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan
efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun
1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin
telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan
bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur ratarata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott
dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat
estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh
Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan
aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan
bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari
sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.


Efek Rumah Kaca (ERK)
Matahari

sinarnya

memancarkan

dalam

bentuk

radiasi

ultraviolet ke bumi yang akan
diterima oleh bumi dan dipantulkan
kembali

dalam

bentuk

radiasi

inframerah. Sinar matahari masuk
ke

bumi

sebagai

panas,

yang

sebagiannya dipantulkan kembali ke
angkasa, sebagiannya lagi diserap
baik oleh permukaan bumi yang
berwarna agak gelap maupun oleh
“gas-gas rumah kaca” yang terkandung dalam atmosfer. Gas-gas rumah kaca ini bertindak
seperti layaknya “benda hitam”, di mana cahaya yang datang akan dipantulkan kembali
sebagai panas (cahaya dengan panjang gelombang pendek yang disebut inframerah. Semakin
pendek panjang gelombangnya, semakin panas).

Semakin banyak kandungan atau

konsentrasi gas-gas rumah kaca ini, semakin banyak panas yang dilepaskan, maka semakin
panaslah atmosfer bumi. Ini yang disebut sebagai efek rumah kaca (greenhouse effect).

10

Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua
makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana
(CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih
dingin. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca
meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6
derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Bukti terjadinya Efek Rumah Kaca sebagai berikut:
1. Pertama, berdasarkan ilmu fisika, beberapa gas mempunyai kemampuan untuk menahan
panas. Tak ada yang patut diragukan dari pernyataan ini.
2. Kedua, pengukuran yang dilakukan sejak tahun 1950-an menunjukkan tingkat konsentrasi
Gas Rumah Kaca meningkat secara tetap, dan peningkatan ini berhubungan dengan emisi
Gas Rumah Kaca yang dihasilkan industri dan berbagai aktivitas manusia lainnya.
3. Ketiga, penelitian menunjukkan udara yang terperangkap di dalam gunung es telah berusia
250 ribu tahun . Artinya: Konsentrasi Gas Rumah Kaca di udara berbeda-beda di masa lalu
dan masa kini. Perbedaan ini menunjukkan adanya perubahan temperatur. Konsentrasi Gas
Rumah Kaca terbukti meningkat sejak masa pra industri.
Lapisan atmosfir bumi terdiri atas troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer. Lapisan
terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar
35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang
bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas.
Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas,
awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 %
diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke
permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang
telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu.
Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap
dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

10

Secara

sederhana,

proses

terjadinya efek rumah kaca dimulai
saat panas matahari merambat dan
masuk

ke

permukaan

bumi.

Kemudian panas matahari tersebut
akan

dipantulkan

permukaan

bumi

kembali
ke

oleh

angkasa

melalui atmosfer. Sebagian panas
matahari yang dipantulkan tersebut
akan diserap oleh gas rumah kaca
yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi,
tidak bisa melalui atmosfer sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.
Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2),
metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC),
sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar
bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi
dan transport, penggundulan hutan, dan pertanian. Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya
(HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1%
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam :
1. Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi
2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit,
sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit!
Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batu bara akan
mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun!
2. Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar
sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya
akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan
bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk
ke atmosfer per tahun?


Efek Umpan Balik

10

Analisis penyebab pemanasan global
juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh
adalah pada

penguapan air.

Pada kasus

pemanasan akibat bertambahnya gas-gas
rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya
air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air
sendiri

merupakan

pemanasan

akan

gas
terus

rumah
berlanjut

kaca,
dan

menambah jumlah uap air di udara sampai
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi
uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas
CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di
udara,kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena
CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini.
Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan,
sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut
akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga
meningkatkan efek pendinginan.


Bocornya lapisan ozon
Ozon ditemukan oleh Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1840. Ozon

merupakan molekul yang terdiri atas tiga atom oksigen yang dilambangkan dengan simbol
O3. Meskipun ozon bisa ditemukan dalam jumlah yang kecil di semua lapisan atmosfer,
namun karena adanya proses kimia dan radiasi, keberadaannya tidak terlalu signifikan.
Hampir sekitar 90 persen dari jumlah ozon yang ada di atmosfer berada pada lapisan teratas
yang dikenal dengan nama stratosfer, yang lokasinya sekitar 15-50 km di atas permukaan
bumi. Wilayah yang berisikan konsentrasi terbesar dari ozon ini dinamakan sebagai lapisan
ozon. Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia.

10

Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan
atmosferbumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer.
Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada jarak gelombang 242
nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang yang besar
dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm.
Penggabungan proses-proses ini efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam
lapisan dan penyerapan 90% sinar UV.
Ozon amat mengkakis dan dipercayai sebagai bahan beracun dan bahan cemar biasa.
Ozon mempunyai bau yang tajam, menusuk hidung. Ozon juga terbentuk pada kadar rendah
dalam udara akibat arus listrik seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi
eletromagnetik. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada
tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Itulah salah satu dari kegunaan lapisan ozon,
dan masih banyak lagi kegunaan lainnya.
Ozon membentuk cairan berwarna biru tua pada suhu di bawah -112 C, dan cairan
berwarna biru tua gelap pada suhu di bawah -193 C. Selain itu mempunyai bau yang keras,
menusuk hidung serta terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus eletrik seperti
kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi eletromagnetik. Ozon adalah gas beracun sehingga
bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya dan bila terhisap dapat merusak paru-paru
bahkan mampu menyebabkan kematian.
Secara alamiah ozon dapat terbentuk melalui radiasi sinar ultraviolet dari pancaran
sinar matahari. Pada tahun 1930, Chapman menjelaskan pembentukan ozon secara alamiah.
Di mana ia menjelaskan bahwa sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari mampu
menguraikan gas oksigen di udara bebas.
Molekul oksigen tersebut terurai menjadi dua buah atom oksigen, proses ini dikenal
dengan nama photolysis. Lalu kedua atom oksigen tadi secara alamiah bertumbukan dengan
molekul gas oksigen yang ada disekitarnya, kemudian terbentuklah ozon.
Reaksi Pembentukan Ozon :
Sinar Ultra Violet



O─O + O



O3

Ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer yang dikenal dengan nama lapisan ozon
adalah kumpulan ozon yang terjadi dari hasil proses alamiah photolysis. Lapisan ozon ini
berada pada ketinggian 19 – 48 km (12 – 30 mil) di atas permukaan bumi.
Selain terjadi proses pembentukan molekul ozon, secara alamiah terjadi juga proses
penguraian O3. Sinar ultraviolet yang mempunyai energi tinggi dapat memutus ikatan rantai
molekul ozon, sehingga molekul ozon tersebut kembali menjadi atom oksigen bebas (O) dan
10

molekul oksigen (O2). Pada kondisi normal, tanpa adanya Bahan Perusak Ozon (BPO), reaksi
pembentukan dan penguraian molekul Ozon terjadi dalam keadaan seimbang sehingga
jumlah molekul Ozon di stratosfir relatif stabil.
Reaksi Penguraian Ozon :
Sinar UV + O3
O + O3
2O3

===> O2 + O
===> O2 + O2


3O2

Saat ini lapisan ozon terus mengalami penipisan karena banyak terdapatnya zat-zat pencemar
udara yang beredar di atmosfer. Zat- zat pencemar udara yang sangat berperan dalam proses
penipisan

lapisan

ozon

dikenal

dengan ODS (Ozone

Depleting

Substances)

diantaranya;Chlorofluorocarbons (CFCs),Hydrochlorofluorocarbons(HCFCs), Halons, Met
hyl Bromide, Carbon Tetrachloride, dan Methyl Chloroform.
Zat-zat perusak ozon tersebut sebagian besar digunakan sebagai bahan pendingin,
foaming agents, fire extinguishers pada pemadam kebakaran, pestisida, dan aerosol
propellants. Diantara zat-zat pencemar udara tadi, CFC merupakan aktor utama penipisan
lapisan ozon. CFC atau Freon banyak digunakan sebagai bahan pendingin, antara lain
digunakan pada air conditioner (AC) dan kulkas. Di udara, CFC dan zat-zat ODS
terdegradasi dengan sangat lambat. Bentuk utuh mereka dapat bertahan sampai bertahuntahun dan mereka bergerak melampaui Troposfer dan mencapai Stratosfer. Di Stratosfer,
akibat intensitas sinar ultraviolet matahari, mereka akan pecah dan melepaskan molekul
chlorine dan bromine. Kedua molekul ini terdapat pada zat-zat ODS dan merupakan unsur
yang dapat merusak lapisan ozon. Para peneliti memperkirakan satu atom chlorine dapat
merusak 100.000 molekul ozon.


Penebangan Hutan
Dengan adanya pembabatan hutan di dunia yang tiap tahun mencapai 30 juta hektar,

jelas turut memperparah keadaan. Hutan yang selama ini menjadi pelindung bagi berbagai
jenis satwa dari ancaman pemanasan global seharusnya dapat membantu mengurangi
pemanasan global .Tapi , dalam kenyataan di lapangan masalah tersebut sangat akut.Yakni
hutan amazon, yang hamper 70% wilayahnya habis dibabati oleh manusia dalam rangka
produksi hasil daging.Sedangkan di Indonesia itu sendiri, masalah pembabatan hutan tersebut
disebabkan karena pembukaan lahan baru yang bertujuan membuka perkebunan, keinginan
memperoleh penghasilan dari penjualan kayu atau hasil hutan yang jika dilakukan secara

10

ilegal memerlukan biaya yang sangat tinggi. Hal tersebut dipengaruhi karena tingkat
kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang masih sangat rendah.
3. Dampak Pemanasan Global
Dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim disebutkan bahwa rata-rata
temperatur global telah naik 1,3°F (setara 0,72 °C) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut
mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961. Fakta tersebut mau
tidak mau memberikan dampak bagi makhluk hidup maupun lingkungan. Dampak
pemanasan global tersebut diantaranya:
 Perubahan Iklim (Climate Change)
Penting untuk dimengerti perbedaan antara iklim dan cuaca. Iklim adalah pola cuaca
umum yang terjadi selama bertahun-tahun dalam jangka waktu panjang , antara 30-100 tahun.
Contoh: iklim tropis, sub-tropis, iklim panas, iklim dingin. Cuaca adalah kondisi harian gejala
alam, seperti suhu, curah hujan, tekanan udara dan angin , yang terjadi dan berubah dalam
waktu singkat. Contoh: cerah berawan, hujan badai, dll.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi Utara (Northern ) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Daerah hangat akan
menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum
begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan
pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah
kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasipada atmosfer. Akan tetapi,
uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan
proses pemanasan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,
sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia
telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih
sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan
menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin
dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,

10

beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak
terprediksi dan lebih ekstrim.
Dampak-dampak perubahan iklim lainnya:
1. Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati
2. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
3. Mencairnya es dan glasier di kutub
4. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena
kekeringan yang berkepanjangan
5. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100
diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
6. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral
bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
7. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
8. Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah -daerah baru
karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
9. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
 Peningkatan Permukaan Laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga
akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, sehingga memperbanyak
volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm (4 – 10 inchi)
selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9–88 cm (435 inchi) pada abad ke-21. Berikut diberikan data perubahan tinggi rata-rata permukaan laut
diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi.

10

Perubahan tinggi permukaan air laut akan
sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan
6

persen

daerah Belanda,

daerah Bangladesh,

dan

17,5

persen

banyak

pulau-

pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir
akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai, banjir akibat air pasang akan
meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan
menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan
negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan
sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan
50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat.
Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah
dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
 Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan
Pemanasan global (Global Warming) memberi dampak pada berbagai aspek
kehidupan

manusia,

termasuk

pada

bidang

kesehatan. The

Washington

Post menggambarkannya dalam sebuah diagram yang menarik:

10

Pada gambar di atas, dapat dilihat bagaimana pemanasan global akan mempengaruhi
perubahan lingkungan seperti: perubahan cuaca dan lautan, pergeseran ekosistem dan
degradasi lingkungan.
Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan temperatur secara global
(panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul
kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut
akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya
bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian

10

dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma
psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air
(Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Contohnya yaitu meningkatnya kejadian Demam Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai
vektor penyakit ini memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah
yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas
dibandingkan dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global
Warming, dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai
meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini
berkembang biak.
Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi padawaterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan
polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Jika terjadi kenaikan air laut di indonesia maka akan hilangnya pulau-pulau kecil
merupakan ancaman langsung, tidak saja berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi dan
ekosistem tetapi juga terhadap Geopolitik mengingat pulau terluar merupakan pijakan penting
dalam menentukan batas wilayah dengan negara lain.
Rusaknya terumbu karang akan sangat mengganggu kegiatan sosial ekonomi
masyarakat, mengingat terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan dan
bertelur, sehingga sangat mempengaruhi stok ikan. Berdasarkan data, sekitar 30 juta nelayan
di dunia tergantung pada ikan-ikan karang. Dan, setengah kebutuhan protein dan kandungan
gizi untuk 400 juta orang miskin di dunia disuplai dari ikan. Belum lagi nilai ekonomi untuk
wisata bahari juga akan terpengaruh. Selain itu, masyarakat yang tinggal di daerah pesisir
akan menjadi korban yang begitu nyata, beberapa nelayan yang menangkap ikan
disana,sebagian besar merasakan dampak terhadap cuaca yang semakin sulit ditentukan
kapan sebaiknya melaut karena musim ikan semakin sulit diprediksi.

10



Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pertanian
Perpaduan antara meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang terganggu sehingga

menyebabkan musim kemarau lebih panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun
lebih pendek, meningkatnya siklus anomali musim kering dan hujan dan berkurangnya
kelembaban tanah akan menganggu sektor pertanian.Perubahan iklim akan mempengaruhi
hasil panen yang kemungkinan besar akan berkurang disebabkan oleh semakin keringnya
lahan akibat musim kemarau yang lebih panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya
hasil panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu, kebutuhan irigasi pertanian juga
akan semakin meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan air bersih karena
mencairnya es di kutub yang menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia. Hal ini
dapat berujung pada kegagalan panen berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan
pangan menjadi sangat tidak pasti.
Sektor pertanian perlu beradaptasi terhadap perubahan iklim karena seiring dengan
semakin tingginya suhu bumi dan berubahnya pola presipitasi terjadi juga: perubahan zona
iklim dan pertanian, perubahan pola produksi pertanian, makin meningkatnya produktivitas
karena pertambahan CO2 di atmosfer dan bertambahnya kerentanan orang-orang yang tidak
memiliki tanah dan miskin. Dampak perubahan iklim terhadap Indonesia dapat positif
maupun negatif. Di beberapa daerah, konsentrasi CO2 di atmosfer dan radiasi matahari dapat
berakibat positif untuk proses fotosintesis. Namun demikian, penelitian pemodelan yang
dilakukan Amin (2004, dalam PEACE, 2007) menyimpulkan bahwa pemanasan global
menyebabkan penurunan hasil panen di Jawa Barat dan Jawa Timur. Sementara konsentrasi
CO2 yang dilipatgandakan akan mempengaruhi hasil panen di benua Asia antara -22%
hingga +28% pada tahun 2100 (Reilley, 1996 dalam PEACE, 2007).
Dampak perubahan iklim sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu sektor
yang paling terpengaruh dengan perubahan iklim adalah sektor pertanian. perubahan iklim
akan berdampak pada pergeseran musim, yakni semakin singkatnya musim hujan namun
dengan curah hujan yang lebih besar. Sehingga, pola tanam juga akan mengalami pergeseran.
Disamping itu kerusakan pertanaman terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi yang
berdampak pada banjir dan tanah longsor serta angin
Fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin meningkat yang mampu
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Salah
satunya adalah serangan wereng cokelat di pantura jawa telah memporakporandakan
10

sedikitnya 10.644 ha tanaman padi di Kabupaten Cirebon. Seluas 419 ha diantaranya telah
dinyatakan puso alias gagal panen (Sumber: Pikiran Rakyat, 2005). Serangan hama dan
penyakit tanaman padi di beberapa tempat mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Total serangan organisme pengganggu tanaman secara nasional pada
periode Januari-Juni 2006 mencapai 135.988 hektar dengan puso 1.274 hektar. Luas serangan
ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Luas sawah yang
terkena serangan 129.284 hektar pada Januari-Juni 2005. Beberapa jenis hama yang
ditemukan antara lain penggerek batang padi, wereng batang coklat, tikus, dan tungro
(sumber: Kompas,2006). menurunnya kesejahteraan ekonomi petani. Dua hal diatas jelas
merugikan petani dan sektor pertanian karena akan semakin menyusutkan dan menurunkan
hasil pertanian yang berefek pada menurunnya pendapatan petani. Sebab perekonomian
petani bergantung pada keberhasilan panen, jika terjadi kegagalan maka petani akan merugi.
Lha wong sukses panen saja masih merugi, apalagi jika gagal panen.
4. Menanggulangi Pemanasan Global
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca sebagai penyebab pemanasan global. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke
atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain. Cara ini
disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas
rumah kaca.
 Menghilangkan karbon (carbon sequestration)dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
1). Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah
Bawah tanah atau air bawah tanah bisa
digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2 ke dalam
lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang
dapat digunakan adalah penyimpanan alami minyak
dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan
memompakan

CO2 kedalam

tempat-tempat

penyimpanan minyak di perut bumi akan membantu
mempermudah pengambilan minyak atau gas yang
masih

tersisa.

Hal

ini

bisa

menutupi

biaya

penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam juga bisa menyembunyikan

10

karbon dioksida. Lautan juga dapat menyimpan banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan
belum dapat menetapkan pengaruhnya terhapad lingkungan hidup di dalam laut.
2). Penyimpanan di dalam tanaman hidup
Tumbuhan hijau menyerap CO2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi
karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula
sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati maka
tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuhtumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan
lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga
ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas
kembali ke atmosfer.
 Membatasi emisi CO2 untuk mengurangi produksi gas rumah kaca
Teknik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi
minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua
penggunaan energi minyak sehemat mungkin. Energi alternatif yang dapat digunakan
diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah
energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik
atau sumber panas yang bisa dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi
panas bumi bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif
memang lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu
untuk lebih menekan biaya.
Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para
ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar.
Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran
atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah
memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan
bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik bisa
dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan. Selain itu, kita dapat menanggulangi
dampak pemanasan global dengan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Kegiatan Adaptasi

10

Mitigasi merupakan usaha untuk mengurangi gas rumah kaca sehingga dapat
memperlambat laju pemanasan global.
a.

Terhadap kekeringan
 Meningkatkan resapan air dengan cara membuat sumur resapan, kolam resapan,
pengembangan embung/kolam, lubang biopori.
 Perlindungan mata air, dengan cara memelihara mata air, pembersihan mata air,
penanaman pohon disekitar mata air.
 Penghematan penggunaan air, dengan cara penggunaan kembali air, menggunakan
shower untuk mandi

b.

Terhadap bencana banjir
 membuat/memelihara saluran drainase, kanal, rumah pompa, pengerukan saluran
 meninggikan struktur bangunan
 desain rumah panggung

c.

Terhadap bencana longsor / erosi
 membuat terasering untuk lahan yang miring dan cukup luas
 pemeliharaan daerah hulu dan rehabilitasi lahan di daerah hulu

d.

Terhadap gagal tanam dan gagal panen,
 Mengimplementasikan dan mengaplikasikan system pola tanam dan pengaturan
sistem irigasi.
 Melakukan

praktik

pertanian

dengan

membudidayakan

tanaman

semusim,

peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan.
 Melakukan penganekaragaman tanaman dengan cara tumpang sari
 Melakukan pengelolaan lahan dan pemupukan dengan cara menanam padi hemat air,
pengelolaan lahan tanpa bakar dan pemanfaatan sampah organik untuk melakukan
pemupukan
 Melakukan pemuliaan tanaman, dengan cara penyilangan spesies tanaman untuk
menghasilkan varietas yang tahan perubahan iklim
 Memanfaatkan lahan pekarangan menjadi apotik hijau dan lumbung hidup untuk
pemenuhan kebutuhan pangan.
e.

Terhadap kenaikan muka air laut, rob dan interusi/abrasi air laut, gelombang,
 Memelihara dan merehabilitasi daerah pantai dengan cara penanaman vegetasi pantai
seperti pohon ketapang, casuarina sp, gumuk pasir dan penanaman mangrove
10

 Membangun struktur/bangunan pemecah ombak, terumbu buatan, pintu air pasang
 Modifikasi desain bangunan dengan cara meninggikan bangunan, rumah panggung
 Melakukan relokasi pemukiman menjauhi pantai
 Melakukan pengembangan teknologi penyulingan air laut
f.

Terhadap masalah sanitasi lingkungan dan kesehatan
 Pengendalian vektor nyamuk dan tikus dengan cara melaksanakan 3M, mencegah
adanya genangan air memasukan ikan dalam kolam / pot tanaman, mengoptimalkan
juru pemantau jentik
 Mengembangkan desa siaga untuk menerapkan sistem kewaspadaan dini untuk
mengantisipasi terjadinya penyakit akbiat perubahan iklim seperti diare, malaria,
DBD
 Menciptakan masyarakat berprilaku hygine dengan memiliki rumah yang sehat,
tersedia akses air bersih, tersedia akses jamban
 Meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat dengan melakukan
kebiasaan makan menu seimbang, mencuci tangan dengan sabun, melakukan
pengelolaan sampah, membersihkan lingkungan secara rutin.

Kegiatan Adaptasi
Adaptasi merupakan upaya meminimalisir dampak yang telah terjadi, serta
mengantisipasi resiko sekaligus mengurangi biaya yang harus dikeluarkan akibat perubahan
iklim
a.

Terhadap kekeringan
 Meningkatkan resapan air dengan cara membuat sumur resapan, kolam resapan,
pengembangan embung/kolam, lubang biopori.
 Perlindungan mata air, dengan cara memelihara mata air, pembersihan mata air,
penanaman pohon disekitar mata air.
 Penghematan penggunaan air, dengan cara penggunaan kembali air, menggunakan
shower untuk mandi

b.

Terhadap bencana banjir
 membuat/memelihara saluran drainase, kanal, rumah pompa, pengerukan saluran
 meninggikan struktur bangunan
 desain rumah panggung
10

c.

Terhadap bencana longsor / erosi
 membuat terasering untuk lahan yang miring dan cukup luas
 pemeliharaan daerah hulu dan rehabilitasi lahan di daerah hulu

d.

Terhadap gagal tanam dan gagal panen,
 Mengimplementasikan dan mengaplikasikan system pola tanam dan pengaturan
sistem irigasi.
 Melakukan

praktik

pertanian

dengan

membudidayakan

tanaman

semusim,

peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan.
 Melakukan penganekaragaman tanaman dengan cara tumpang sari
 Melakukan pengelolaan lahan dan pemupukan dengan cara menanam padi hemat air,
pengelolaan lahan tanpa bakar dan pemanfaatan sampah organik untuk melakukan
pemupukan
 Melakukan pemuliaan tanaman, dengan cara penyilangan spesies tanaman untuk
menghasilkan varietas yang tahan perubahan iklim
 Memanfaatkan lahan pekarangan menjadi apotik hijau dan lumbung hidup untuk
pemenuhan kebutuhan pangan.
e.

Terhadap kenaikan muka air laut, rob dan interusi/abrasi air laut, gelombang,
 Memelihara dan merehabilitasi daerah pantai dengan cara penanaman vegetasi pantai
seperti pohon ketapang, casuarina sp, gumuk pasir dan penanaman mangrove
 Membangun struktur/bangunan pemecah ombak, terumbu buatan, pintu air pasang
 Modifikasi desain bangunan dengan cara meninggikan bangunan, rumah panggung
 Melakukan relokasi pemukiman menjauhi pantai
 Melakukan pengembangan teknologi penyulingan air laut

f.

Terhadap masalah sanitasi lingkungan dan kesehatan
 Pengendalian vektor nyamuk dan tikus dengan cara melaksanakan 3M, mencegah
adanya genangan air memasukan ikan dalam kolam / pot tanaman, mengoptimalkan
juru pemantau jentik
 Mengembangkan desa siaga untuk menerapkan sistem kewaspadaan dini untuk
mengantisipasi terjadinya penyakit akbiat perubahan iklim seperti diare, malaria,
DBD
 Menciptakan masyarakat berprilaku hygine dengan memiliki rumah yang sehat,
tersedia akses air bersih, tersedia akses jamban

10

 Meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat dengan melakukan
kebiasaan makan menu seimbang, mencuci tangan dengan sabun, melakukan
pengelolaan sampah, membersihkan lingkungan secara rutin.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN


Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan bumi.



Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.



Pemanasan global disebabkan oleh matahari, Efek Rumah Kaca (ERK), sinar kosmik,
efek umpan balik, bocornya lapisan ozon, penebangan hutan.



Efek rumah kaca akan menyebabkan pemanasan global apabila gas-gas rumah kaca
telah berlebihan di atmosfer dan akan mengakibatkan pemanasan global karena
dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya.



Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua
makhluk di bumi.



Penyebab lain pemanasan global adalah pengaruh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri.



Pemanasan global juga memberikan dampak, antara lain perubahan iklim,
peningkatan permukaan laut, dampak pemanasan global terhadap kesehatan, dan
dampak terhadap sosial ekonomi.



Akibat pemanasan global, ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan
juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut.



Dampak pemanasan global jelas akan meningkatkan suhu global. Adanya peningkatan
suhu ini tidak selamanya akan memberikan keuntungan bagi manusia terutama dalam
hal produksi pangan.



Pemanasan gobal juga akan berdampak terhadap kesehatan manusia karena
pemanasan global ini akan mempengaruhi kondisi tempat lingkungan tinggal

10

manusia. Perubahan terhadap kondisi lingkungan ini akan berpengaruh terhadap
kesehatan.


Pemanasan global juga akan berdampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Sebagai
contoh, Jika terjadi kenaikan air laut di Indonesia maka akan hilangnya pulau-pulau
kecil merupakan ancaman langsung, tidak saja berpengaruh terhadap kondisi sosial
ekonomi dan ekosistem tetapi juga terhadap Geopolitik menginga