PERANAN ORANG TUA SEBAGAI ANGGOTA KOMITE

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

PERANAN ORANG TUA SEBAGAI ANGGOTA KOMITE DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA) KRISTEN PALANGKA RAYA
Dewi Ratna Juwita
Dosen FKIP Universitas PGRI Palangka Raya
Abstract
Society is an important component in the success of educational activities, the active
and caring community for educational activities is indispensable in the development of
education in a better direction. Communities involved in the committee's organization can
provide input and aspirations to support educational activities. Communities consisting of
parents / guardians who are members of the committee are expected to be active in every
decision making in the school either as mediator, motivator, supporter, or initiator of ideas
for school programs. Thus a good relationship between school and community is essentially
a very instrumental means in fostering and developing personal growth of students in
schools and realize various school programs to achieve educational goals at school. This
study aims to find out how the role of parents as members of the committee in Christian
High School Palangka Raya which includes the role as a provider of consideration,
supporters, controllers, and mediators. The population in this study is the board and

members of the committee of Senior High School (SMA) Kristen which amounted to 34
people, in the sample study used is the total sample where the entire population used as
sample research. The method used is descriptive method, data collection techniques using
observation techniques, questionnaires and interviews and documentation while data
analysis using the formula percentage. Based on the results of data analysis can be
concluded: The role of parents as a member of the committee In Palangka Raya Christian
High School (SMA), it can be concluded that the answer "Very Good" is (13.7%,) and the
answer "Good" is equal to (58.7%), and those who answered "Good Enough" were (21.4%),
and those who answered "Less Good" were (6.5%). From the above percentage percentage,
the highest percentage of "Good" answers (58.7%) indicates that this "Good" criterion
proves that the role of parents as a member of the committee In Palangka Raya Christian
High School can be categorized as "Good ".
Keywords : High school, the role of parent, commite

telah berimplikasi pada penyelengaraan

PENDAHULUAN
Sistem

Pendidikan


Nasional

pendididkan daerah saat ini dan masa

merupakan wahana untuk mencapai cita-

mendatang

termasuk

cita

pendidikan

dalam

tujuan

nasional.


Pemberlakuan

penyelengaraan

proses

pengelolaan

Undang-Undang No 22 tahun 1999 dan

kurikulum. Pengelolaan pendidikan yang

Undang-Undang No 25 tahun 2000 tentang

semula

sentralistik

berubah


Otonomi daerah yang mengatur pembagian

menjadi desenralisasi. Implikasi

dari

kewenangan berbagai bidang pemerintahan

adanya peraturan dan perundang-undangan

bersifat

27

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

tentang otonomi daerah maka dalam


masyarakat dalam Manajemen berbasis

kegiatan pendidikan kita dewasa ini kita

sekolah (MBS) dimaksudkan agar mereka

mengenal

Istilah

lebih

sekolah

(MBS)

terjemahan

manajemen

yang

dari

Management”.

berbasis

merupakan

berbasis

membantu,

dan

mengontrol pengelolaan pendidikan.

“School-Based


Manajemen

memahami,

Kerjasama sekolah dan masyarakat
dalam

Manajemen

Berbasis

Sekolah

sekolah (MBS) merupakan paradigma baru

(MBS) dapat terlihat dari adanya komite

pendidikan, yang memberikan otonomi

dalam suatu lembaga pendidikan yang


luas pada tingkat sekolah dan adanya

terdiri dari orang tua wali siswa yang ikut

pelibatan masyarakat

serta dalam sebagian kebijakan pendidikan

kebijakan

dalam kerangka

Pendidikan

Nasional.

dan pengajaran di sekolah. Hubungan

Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah


sekolah dan masyarakat pada hakekatnya

“Suatu

merupakan suatu sarana yang sangat

dasar

pemikiran

ke

arah

pengelolaan pendidikan yang memberikan

berperan

keleluasaan


mengembangkan pertumbuhan

mengatur

kepada
dan

sekolah

untuk

melaksanakan

dalam

membina

dan
pribadi


berbagai

peserta didik di sekolah. Dalam hal ini,

kebijakan secara luas” (Mulyasa, 2006:11).

sekolah sebagai sistem social merupakan

Manajemen

berbasis

(MBS)

bagian integral dari sistem social yang

merupakan

suatu

pemberian

lebih besar yaitu masyarakat. Sekolah dan

otonomi

pendidikan

sekolah

yang

sekolah

strategi
yang

merupakan

luas

pada

kepedulian

masyarakat

memiliki

yang

sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah

pemerintah terhadap gejala yang muncul

atau

dimasyarakat

efisien.Sebaliknya

serta upaya peningkatan

hubungan

pendidikan

secara

efektif

sekolah

juga

harus

tujuan

atau

mutu pendidikan secara umum, dimana

menunjang

pemberian

otonomi

pemenuhan

pendekatan

manajemen

yang

lebih

khususnya pemenuhan pendidikan. Oleh

sekolah

agar

dapat

karena itu, sekolah berkewajiban untuk

mengakomodasi seluruh keinginan dan

memberikan penerangan tentang tujuan-

aspirasi

tujuan,

kondusif

di

sekaligus

ini

menuntut

memberdayakan

pencapaian

dan

kebutuhan

program-program,

masyarakat,

kebutuhan,

berbagai komponen masyarakat secara

harapan dan tuntutan masyarakat terutama

efektif, guna mendukung kemajuan dan

terhadap sekolah.Bentuk hubungan sekolah

sistem yang ada di sekolah. Pelibatan

dan masyarakat di sekolah tergabung

28

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

dalam suatu wadah atau organisasi yang

rangka mensukseskan tujuan pendidikan

disebut komite sekolah.

dan pengajaran.

Komite sekolah merupakan suatu

Komite sekolah melaksanakan peran

organisasi dalam kegiatan yang terbentuk

dan fungsinya sebagai penunjang dalam

atas kesepakatan dan kerjasama antara

pelaksanaan proses pembelajaran yang

pengelola pendidikan dan masyarakat atau

sejalan dengan kondisi dan permasalahan

orang tua wali siswa untuk mengontrol dan

lingkungan

memberikan masukan untuk peningkatan

Komite

organisasi

fungsinya sebagai patner dari kepala

sekolah.

Dalam

Keputusan

masing-masing

sekolah

melaksanakan

Mendiknas Nomor 44/U/2002 tanggal 2

sekolah

April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan

sumber daya pendidikan dalam rangka

Komite

melaksanakan

sekolah

dan

Undang-Undang

dalam

dapat

sekolah.

mengadakan

pengelolaan

sumber-

pendidikan

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

yang dapat mewujudkan fasilitas bagi guru

Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa :

dan

„Komite sekolah adalah mitra sekolah yang

pembelajaran menjadi semakin efektif.

tugas

Adanya sinergi antara komite dengan

komite

sekolah

pada

dasarnya

siswa

untuk

belajar

mempunyai empat peran dimana peran

sekolah

tersebut

memberikan

bersama antara sekolah dan masyarakat

dukungan,

sebagai mitra kerja dalam membangun

menjadi

pendidikan. Dari sini masyarakat dapat

adalah,

pertimbangan,

memberikan

melakukan

pengawasan

mediator,

dengan

dan

melahirkan

sehingga

tanggung

jawab

menyalurkan

berbagai

pemerintah”. (Undang-Undang Nomor 20

partisipasinya

dalam

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

pendidikan

Nasional). Berdasarkan pendapat tersebut

keterlibatannya

maka dapat disimpulkana bahwa komite

pendidikan di sekolah baik, kurikulum,

sekolah

kesiswaan,

masyarakat

merupakan

dan

sekumpulan

di

ide

memajukan

daerahnya
dalam

personalia

dan

melalui

pengelolaan

pendidikan

dan

masyarakat atau orang tua wali siswa yang

sebagainya. Hal ini sejalan dengan apa

tergabung dalam suatu organisasi sekolah

yang dijelaskan Elsbree dan Mcnally dalam

yang terbentuk atas kesepakatan sekolah

buku Ngalim Purwanto (1991) bahwa : dari

dan masyarakat yang berfungsi sebagai

adanya hubungan sekolah dan masyarakat

penampung aspirasi dan masukan serta

diharapkan tercapai tujuan-tujuan berikut

pengontrol kegiatan pendidikan dalam

yakni :“1). Untuk mengembangkan mutu

29

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

belajar dan pertumbuhan siswa, 2). Untuk

kegiatan pengambilan keputusan. Selain itu

mempertinggi tujuan dan mutu kehidupan

anggota komite lebih banyak memberikan

masyarakat, 3). Untuk mengembangkan

peluang dan otoritas

pengertian,

sebagai

antusiasme

dan

partisipasi

masyarakat”.

(Ngalim

pengambil

kepada sekolah
keputusan

dalam

program pendidikan.
Masyarakat merupakan komponen

Purwanto,1991:190).
Beberapa peran masyarakat dalam

sekolah yang sangat berperan serta dalam

pengelolaan atau manajemen pendidikan

keberhasilan

pada dasarnya sudah banyak dilakukan

masyarakat yang aktif dan peduli terhadap

oleh pengurus komite sekolah, namun

kegiatan

belum optimal. Berdasarkan pengamatan

diperlukan

dan hasil observasi dilapangan penelitian

pendidikan kearah yang positif untuk

ada beberapa masalah yang dihadapi

membangun bangsa dan Negara ke arah

komite

dikatakan

yang lebih baik. Dalam kegiataan komite

perannya belum optimal. Permasalahan

masyarakat diharapkan aktif dalam setiap

tersebut

kurangnya

pengambilan keputusan untuk kegiatan

pemahaman akan peran dan fungsi komite,

pendidikan baik dalam bentuk memberikan

kurangnya

sumbang

ini

yang

antara

akhirnya

lain

inisiatif

:

masyarakat

untuk

kegiatan

pendidikan
dalam

saran,

kritik

pendidikan,

adalah

sangat

pembangunan

dan

masukan

berperan serta dalam kegiatan komite serta

maupun dalam bentuk sumbangan material

masalah

pengaturan

atau sumbangan financial, dengan respon

pengurusan serta pengambilan keputusan

positif yang diberikan masyarakat terutama

komite yang lebih banyak didominasi

yang tergabung dalam organisasi komite

sekolah, bukan orang tua atau wali siswa

diharapkan komite dapat berfungsi dengan

yang terlibat dalam kepengurusan komite

maksimal

sekolah.

Kenyataan

masyarakat dalam mewujudkan tujuan

menunjukan

bahwa

pembinaan

dan

sebagai

dilapangan
anggota

untuk

menampung

aspirasi

bersama dalam kegiatan komite sekolah.

komite peran orang tua/wali siswa tidak

Sekolah Menengah Atas (SMA)

berjalan dengan maksimal karena sebagian

Kristen Palangka Raya merupakan salah

besar dari anggota komite ini tidak turut

satu Sekolah Menengah Tingkat atas

serta dalam rapat-rapat atau perencanaan

memiliki akreditasi “A”.Dengan berbagai

program pendidikan, sehinga masyarakat

prestasi, disiplin dan segala kompetensi

tidak dapat memberikan masukan dalam

yang dimiliki, Sekolah Menengah Atas

30

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

(SMA) Kristen Palangka Raya mampu

peranan adalah “Serangkaian tingkah

merebut perhatian masyarakat. Melalui

laku

komite (kerjasama sekolah, masyarakat

dilakukan dalam suatu situasi tertentu

atau orang tua siswa) pengelola pendidikan

(Muhamad

di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen

Selanjutnya dijelaskan bahwa yang

berusaha

dimaksud dengan peranan adalah:

menampung

semua

aspirasi

yang saling berkaitan

Ozer

Usman,1995:1).

masyarakat, namun dengan demikin tidak

“Tindakan

sepenuhnya perjalanan komite di sekolah

seorang

tersebut berjalan lancar.

seorang yang punya pengaruh besar

Berdasarkan

yang

yang

dalam

dilakukan
suatu

oleh

peristiwa/

uraian pada latar belakang dan hasil

dalam

pengamatan

komite

Sudrajat, 2009: 4). Dari pengertian di

sekolah tersebut maka peneliti tertarik

atas, tergambar bahwa yang dimaksud

untuk

dengan peranan adalah tindakan yang

terhadap

mengadakan

kegiatan

penelitian

tentang

menggerakan”.

oleh

(Ahmad

sejauhmana peran orang tua/wali siswa

dilakukan

seseorang

dalam pengambilan keputusan sebagai

pemegang jabatan tertentu dalam suatu

anggota komite sekolah. Adapun judul

organisasi,

penelitian ini adalah tentang “Peranan

fungsi

Orang Tua Sebagai Anggota Komite Di

bentuk tanggung jawab yang telah di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen

amanahkan untuk di jalankan dengan

Palangka Raya”.

sebaik mungkin.

khususnya

yang

atau

menyangkut

dilaksanakan

sebagai

2. Masyarakat atau orang tua dalam
pendidikan

TINJAUAN TEORITIS

Istilah masyarakat berasal dari

1. Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata dasar

akar kata arab “syaraka” yang berarti

“peran”. Dalam Kamus Manajemen

ikut

“Peran

tentang

Bahasa Inggris dipakai istilah Society

perilaku yang patut bagi pemegang

yang berasal dari kata latin Sociu yang

jabatan

berarti

adalah
tertentu

harapan
dalam

organisasi

serta

(berpartisipasi).

kawan.

Dalam

Dalam

artikelnya

khususnya menyangkut fungsi yang

Adnan Agnesa menjelakan tentang

dilaksanakan”.

pendapat

Manajemen,2003:263).

(Kamus
Sedangkan

menurut pendapat ahli yang lain

memberikan

beberapa
definisi

ahli

yang
tentang

masyarakat, antara laian adalah :

31

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

Menurut

Selo

Soedmarjand

sosial

kemasyarakatan

diharapkan

mengatakan bahwa masyarakat adalah

dapat memberikan ruang bebas bagi

orang-orang yang hidup bersama yang

kegiatan

menghasilkan

dan

memfasilitasi kebutuhan pendidikan

Menurut Emile Durkheim berpendapat

salah satunya memfasilitasi kebutuhan

bahwa masyarakat adalah suatu sistem

belajar anak didik atau siswa di

yang terbentuk dari hubungan antar

sekolah

anggota sehingga menampilkan suatu

belajar dan lainnya.

kebudayaan,

realita tertentu yang mempunyai cirriciri

sendiri.

(WWW.

Makalah

pendidikan,

misalnya

dengan

sebagai

sumber

3. Konsep Dasar Komite Sekolah
a. Pengertian

kesehatan masyarakat oleh Adnan

Komite Sekolah merupakan nama

Agnesa

baru pengganti Badan Pembantu

tahun

2011:1

).Dengan

demikian Istilah masyarakat dapat

Penyelenggara

diartikan

Secara

sebagai

suatu

kelompok

Pendidikan

substansial

(BP3).

kedua

istilah

manusia yang hidup bersama di suatu

tersebut

wilayah dengan tata cara berpikir dan

perbedaan, yang membedakan hanya

bertindak yang relatif sama dan hidup

terletak pada pengoptimalan peran

sebagai kesatuan/ kelompok. Anggota

serta masyarakat dalam mendukung

masyarakat terdiri dari berbagai ragam

dan

pendidikan, profesi, keahlian, suku,

pendidikan.Komite

bangsa, agama, dan lapisan sosial

merupakan suatu organisasi dalam

sehingga menjadi masyarakat yang

kegiatan

majemuk. Dalam kegiatan pendidikan

kesepakatan dan kerjasama antara

masyarakat yang terdiri dari orang tua

pengelola pendidikan dan masyarakat

maupun

atau orang tua wali siswa untuk

wali

siswa

merupakan

tidak begitu mengalami

mewujudkan

komponen penting yang menunjang

mengontrol

terlaksananya

masukan

kegiatan

pendidikan,

yang

mutu
sekolah

terbentuk

atas

dan

memberikan

untuk

peningkatan

masyarakat yakni orang tua/ wali

organisasi sekolah. Dalam lampiran

siswa dapat bertindak sebagai pelaku

II

Surat

Keputusan

Menteri

pendidikan, pengawas pendidikan, dan

Pendidikan

Nasional

nomor:

juga sebagai sumber pendidikan. Oleh

044/U/2002 tanggal 2 April 2002

karena itu orang tua dalam kehidupan

pada bagian 1 dijelaskan bahwa :

32

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

“Badan

peningkatan mutu dan pelayanan

mandiri yang mewadahi peran serta

dengan memberikan pertimbangan,

masyarakat

arahan dan dukungan tenaga, sarana

Komite

Sekolah

adalah

dalam

rangka

meningkatkan mutu, pemerataan, dan

dan

efisiensi pengelolaan pendidikan di

pendidikan

satuan

pra

pada

pengawasan

tingkat

satuan

pada

pendidikan”.

sekolah,

jalur

Sistem Pendidikan Nasional nomor

pendidikan sekolah maupun jalur

20

pendidikan

Rahmawati

di

serta

baik

pendidikan,

pendidikan

prasarana

luar

sekolah”

(Undang-Undang

Tahun

2003:29)
dalam

Amina
artikelnya

(Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).

menjelaskan bahwa “Komite sekolah

Dalam Keputusan Mendiknas Nomor

merupakan suatu organisasi yang

44/U/2002 lampiran II

bagian IV

dibentuk sebagai tempat atau sarana

tanggal 2 April 2002 tentang Dewan

mewadahi dan menyalurkan aspirasi

Pendidikan dan Komite sekolah dan

dan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun

melahirkan

2003 tentang Sistem Pendidikan

dan program pendidikan di satuan

Nasional,

pendidikan”.

“Komite

dijelaskan
sekolah

bahwa

adalah

:

mitra

prakarsa

Rahmawati,

masyarakat

kebijakan

dalam

operasional

(hhtp.www.Amina
2009).

Berdasarkan

sekolah yang tugas komite sekolah

beberapa pendapat tersebut maka

pada dasarnya mempunyai empat

dapat disimpulkana bahwa komite

peran dimana peran tersebut adalah,

sekolah

memberikan

masyarakat atau orang tua wali siswa

pertimbangan,

merupakan

memberikan dukungan, melakukan

yang

pengawasan dan menjadi mediator,

organisasi sekolah yang terbentuk

dengan masyarakat dan pemerintah”.

atas

(Kepmendiknas nomor: 044/U/2002)

masyarakat yang berfungsi sebagai

Selanjutnya dijelaskan dalam pasal

penampung aspirasi dan masukan

56 ayat 3 Undang-Undang Sistem

serta pengontrol kegiatan pendidikan

Pendidikan Nasional nomor 20 tahun

dalam rangka mensukseskan tujuan

2003

bahwa

:

“Komite

tergabung

sekumpulan

kesepakatan

dalam

sekolah

suatu

dan

pendidikan dan pengajaran.

sekolah/madrasah sebagai lembaga
mandiri dibentuk dan berperan dalam

33

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

sasaran-sasaran

b. Tujuan Dan Fungsi
Komite

sekolah

dibentuk

pencapaian

penting

tujuan

dalam

pendidikan

di

sekolah. Dalam lampiran II Keputusan

berdasarkan :
1. Berdasarkan Undang-Undang No.

Menteri Pendidikana Nasional nomor

25 Tahun 2000 tentang Program

044 tanggal 2 April2002

Pembangunan

tentang tujuan,dijelasakan bahwa tujuan

Nasional

bagian III

(PROPENAS), Dalam Bab VII

pembentukan Komite Sekolah adalah:

Pembangunan Pendidikan di point

1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi

program-program

Pembangunan

serta prakarsa masyarakat dalam

komite sekolah termasuk Sasaran

melahirkan

kebijakan

operasional

yang akan dicapai oleh program

dan program pendidikan di satuan

pembinaan pendidikan dasar dan

pendidikan.
2. Meningkatkan tanggung jawab dan

prasekolah.
2. Dijabarkan dalam Kepmendiknas

peran

serta

masyarakat

penyelenggaraan

No. 044/U/2002
3. Sebagai acuan dapat digunakan
Lampiran II Kepmendiknas No.
033/U/2002.

Komite

dalam

pendidikan

di

satuan pendidikan.
3. Menciptakan suasana dan kondisi
transparan,

akuntabel,

dan

Sekolah/Madrasah sebagai lembaga

demokratis dalam penyelenggaraan

mandiri dibentuk dan berperan

dan

dalam peningkatan mutu pelayanan

bermutu

dengan memberikan pertimbangan,

pendidikan”.(Kepmendiknas nomor :

arahan dan dukungan tenaga, sarana

044/U/2002).

pelayanan

pendidikan
di

yang
satuan

dan prasarana, serta pengawasan

Dalam lampiran II Keputusan Menteri

pendidikan pada tingkat satuan

Pendidikana

pendidikan (Pasal 56 : ayat 3 UU

tanggal 2 April 2002 bagian IV tentang

Nomor 20 Tahun 2003)

Peran Dan Fungsi, dijelasakan bahwa

Nasional

nomor

044

Komite merupakan organisasi yang

Komite Sekolah Berfungsi, sebagai

dibentuk

berikut:

masyarakat

dan

sekolah

sebagai wadah menjalurkan berbagai

1. Mendorong tumbuhnya perhatian

aspirasi orang tua/wali siswa mewakili

dan komitmen masyarakat terhadap

masyarakat

memiliki

tujuan

dan

34

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

penyelenggaraan pendidikan yang

penyelenggaraan

bermutu.

satuan pendidikan.

2. Melakukan

3.

kerjasama

dengan

dunia usaha/dunia industri) dan

program,

pemerintah

keluaran

berkenaan

dengan

terhadap

pendidikan

pendidikan”.

bermutu.

nomor: 044/U/2002).

Menampung

dan

di

dan

kebijakan,

penyelenggaraan,

penyelenggaraan pendidikan yang

di

dan
satuan

(Kepmendiknas

menganalisis

Berdasarkan uraian tersebut maka

aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai

dapat disimpulkan bahwa tujuan dan

kebutuhan

fungsi dari pembentukan komite sekolah

pendidikan

Memberikan

kepada

yang

dan

adalah mewadahi berbagai masukan,
masukan,

kritik dan saran masyarakat dalam

rekomendasi

perkembangan pendidikan kearah yang

pendidikan

lebih baik, selain itu komite sekolah

satuan

mengenai:

merupakan sumber inspirasi masyarakat

1) Rencana anggaran pendidikan

agar

dan belanja sekolah (RAPBS)
2) Kebijakan

dan

program

pendidikan
3) Kriteria

kinerja

satuan

aktif

dalam

melihat

perkembangan pendidikan dengan ikut
serta dalam perencanaan program dan

tersebut, Meningkatkan tanggung jawab
dan peran serta masyarakat dalam

4) Kriteria tenaga kependidikan
5) Kriteria fasilitas pendidikan,
Mendorong

selalu

mengevaluasi dan mengawasi program

pendidikan

orang

c. Perangkat Organisasi
Komite sekolah atau dikenal juga

dalam

dengan dewan pendidikan merupakan

mendukung

kumpulan masyarakat yang tergabung

peningkatan mutu dan pemerataan

dalam suatu organisasi yang berperan

pendidikan

dalam mendukung kegiatan pendidikan

berpartisipasi

pendidikan

guna

Menggalang
dalam

tua

penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

dan

masyarakat

6.

evaluasi

pengawasan

pertimbangan,

5.

Melakukan

masyarakat (perorangan/organisasi/

diajukan oleh masyarakat.
4.

7.

pendidikan

dana

rangka

masyarakat

di

pembiayaan

sebagai

penyalur

aspirasi

masyarakat

sekolah,

dimana

keberadaannya

dan

penampung

dalam

upaya

35

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah.

Pembentukan

komite

4.

Fasilitas Penunjang : Organisasi
mustahil

dapat

berjalan

memperhatikan pembagian peran sesuai

fasilitas

posisi dan otonomi yang ada, sehingga

penunjang

harus diperhatikan susunan perangkat

Sekolah minimal adalah meja kerja

dari komite yaitu organisasi yang terdiri

Ketua Komite Sekolah), atau lebih

dari

baik

unsur

masyarakat,

perangkat

penunjang

tanpa

organisasi

ada

ruang

minimal komite.

Sekolah”.

1.

tahun 2011)

Kepengurusan : Ketua, Sekretaris,
Bendahara, dan Anggota

2.

Komite

kerja

Komite

(www.depdiknas.go.id

4. Peranan Masyarakat (orang tua)

Job Descriptiontiap personel : Yang

sebagai

mengatur siapa mengerjakan apa

Dalam Pengambilan Keputusan Di

dan

Sekolah

siapa

kepada

bertanggung

siapa

tumpang

agar

tindih

tidak
tugas

kewenangan

3.

(fasilitas

jawab
ada

komite

Menengah

sekolah

Atas

(SMA)

merupakan

produk

Kristen Palangka Raya
Pendidikan

dan

tata-hubungan

anggota

dari masyarakat, dimana pendidikan

antarpersonel perlu diperhatihan :

merupakan

proses

interest dan keahlian

pengetahuan,

sikap,

AD/ART (atau panduan organisasi)

keterampilan dan aspek-aspek perilaku

: Merupakan salah satu perangkat

lainnya kepada generasi ke generasi.

organisasi yang penting dan harus

Masyarakat

ada

penting yang ikut menentukan arah

dimana

Bentuk

dapat

merupakan

kepercayaan,

komponen

bervariasi bergantung pada tingkat

pembangunan

besar/kecilnya organisasi. Dimana

pembangunan dalam bidang pendidikan.

AD/ART mengatur : (1) Dasar dan

Dalam pembangunan pendidikan peran

Tujuan organisasi, (2) Kegiatan

serta

organisasi, (3) Keanggotaan dan

merupakan hal yang penting. Dalam

kepengurusan dan (4) Pengeloaan

implementasi

keuangan,

seharusnya anggota masyarakat merasa

(5)

Mekanisme

dan

bangsa

transmisi

partisipasi

partisipasi

termasuk

masyarakat

mayarakat,

pengambilan

keputusan,

(6)

bahwa tidak hanya menjadi objek dari

Perubahan

AD/ART

(7)

kebijakan pemerintah, tetapi harus dapat

Pembubaran organisasi

mewakili masyarakat itu sendiri sesuai

36

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

dengan kepentingan mereka. Turut serta

seperti memfasilitasi kegiatan belajar

dalam

siswa

hal

pengambilan

keputusan

di

masyarakat,

menyediakan

merupakan salah satu wujud partisipasi

sarana dan fasilitas belajar serta ikut

masyarakat dalam hal ini khususnya

dalam proses pengambilan keputusan

orang tua siswa yang merupakan hal

dalam Rencana Pengembangan Sekolah

penting yang selalu di lakukan dalam

(RPS). Meningkatkan peran serta orang

kegiatan

pengambilan

tua memang sangat erat berkaitan

keputusan dilakukan secara bersama,

dengan pengubahan cara pandang orang

musyawarah untuk mencapai mufakat,

tua terhadap pendidikan. Ini tentu saja

dengan melibatkan berbagai komponen

bukan hal ynag mudah untuk dilakukan.

pendidikan,

Akan

pendidikan,

personel

sekolah,

tetapi,

bila

tidak

sekarang

masyarakat maupun instansi terkait

dilakukan dan dimulai kapan rasa

pendidikan. Seperti yang dijelaskan

memiliki, rasa peduli, keterlibatan dan

Suhadinet dalam artikelnya tentang

peran serta aktif orang tua sebagai

“Peran

anggota

Serta

Mayarakat

(PSM)

komite

sekolah

dengan

Terhadap Pendidikan” bahwa orang

tingkatan maksimal dapat diperoleh

tua/masyarakat

dunia pendidikan.

terlibat

dalam

pembahasan masalah pendidikan baik

Sanapiah Faisal dalam bukunya

akademi maupun akademi dan ikut

Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan

dalam proses pengambilan keputusaan

mengemukakan bahwa hubungan antar

dan dalam Rencana Pengembangan

sekolah

Sekolah (RPS)”. (Suhadinet , 2011

masyarakat paling tidak, bisa dilihat dari

www.hhtp

dua segi berikut :

Peran

Serta

Mayarakat

(PSM) Terhadap Pendidikan).
Dengan

demikian

(pendidikan)

dengan

1. Sekolah sebagai patner masyarakat di
dapat

dalam

melaksanakan

fungsi

disimpulkan bahwa yang dimaksud

pendidikan.

dengan Peran serta orang tua sebagai

berarti keduanya yaitu sekolah dan

anggota

dalam

masyarakat dilihat sebagai pusat-

dalam

pusat pendidikan yang potensial dan

komite

pengambilan

sekolah

keputusan

penelitian ini adalah adanya keterlibatan

mempunyai

aktif

fungsional.

dari

orang

tua

dalam

Dalam

konteks

hubungan

ini,

yang

menyelenggarakan kegiatan kurikulum

37

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

2. Sekolah

sebagai

prosedur

yang

melayani pesan-pesan penddikan dari
masyarakat

lingkungannya”.

dan

pengembangan pendidikan yang berkuliats
dan

berkeunggulan,

c).

Pengelolaan

sumber-sumber lain yang terdapat dalam

(Sanapiah Faisal,2007;23) )

masyarakat (Sanapiah Faisal, 2007: 67).

Berdasarkan hal ini, berarti antara

Selain keluarga dan sekolah, masyarakat

masyarakat
ikatan

dengan

hubungan

kepentingan

rasional

di

memiliki

secara luas memiliki peran tersendiri

berdasarkan

terhadap pendidikan. Berikut ini adalah

sekolah

kedua

belah

pihak.

beberapa peran dari masyarakat (orang tua

Sebagaimana yang dikemukakan terdahulu,

siswa) terhadap pendidikan (sekolah).

masyarakat

1. Masyarakat

yang

merupakan

lembaga

ketiga sebagai lembaga pendidikan, dalam
konteks penyelenggaraan pendidikan itu
sendiri

besar

sekali

perannya.

berperan

serta

dalam

mendirikan dan membiayai sekolah.
2. Masyarakat berperan dalam mengawasi
pendidikan

agar

sekolah

tetap

Bagaimanapun kemajuan keberadaan suatu

membantu danmendukung cita-cita dan

lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh

kebutuhan masyarakat.

peran serta masyarakat dalam hal ini

3. Masyarakatlah yang ikut menyediakan

khususnya orang tua atau wali siswa yang

tempat

ada. Dalam era otonomi daerah ini, dimana

gedung

sekolah memiliki otonomisasi dan ruang

panggung-panggung kesenian, kebun

gerak

binatang dan sebagainya.

yang

lebih

besar

dalam

penyelenggaraan pendidikan. Ruang gerak

pendidikan

seperti

meseum,

4. Masyarakatlah

gedung-

perpustakaan,

yang

meyediakan

yang besar tersebut, sudah seharusnya

berbagai sumber untuk sekolah. Mereka

dimanfaatkan sebaik mungkin oleh sekolah

dapat

dengan memberdayakan peran serta atau

memberikan

partisifasi

mengenai suatu masalah yang dihadapi

mungkin.

masyarakat
Dijelaskan

semaksimal
kembali

oleh

diundang

ke

sekolah

keterangan-keterangan

5. Masyarakat sebagai sumber pelajaran

Sanapiah Faisal bahwa : Peran serta

atau laboratorium tempat belajar.

masyarakat

(Sanapiah Faisal, 2007:35 )

(orang

tua

siswa)

dalam

untuk

lain

Dari pendapat ahli di atas, terlihat

adalah : a). Peningkatan peran serta

jelas sekali bahwa masyarakat dalam hal

mayarakat

ini khususnya orang tua atau wali siswa

pemberdayaan

manajemen

pendidikan

dalam
pendidikan,

antara

pemberdayaan
b).

Dalam

memiliki peran yang cukup besar terhadap

38

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

pendidikan sekolah, dimana peran tersebut

Faiq

dapat

masyarakat, PSM).

direalisasikan

melalui

keaktifan

Zaki

2010

http/peran

serta

orang tua sebagai anggota komite di
METODELOGI PENELITIAN

sekolah.
Undang-Undang No 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas pada Bab XV pasal 54
dinyatakan

bahwa

:



Peran

serta

masyarakat dalam pendidikan meliputi
peran

serta

perseorangan,

kelompok,

keluarga, organisasi profesi, pengusaha,
dan

organisasi

peningkatan

kemasyarakatan

mutu

layanan

dalam

penddikan,

Masyarakat dapat berperan serta sebagai
sumber pelaksana dan pengguna hasil
pendidikan…”. Selanjutnya Muhammad
Faiq Zaki 2010 dalam artikelnya http/peran
serta masyarakat, PSM

menjelaskan

bahwa : “Peranan masyarakat/ komite
sekolah

dalam

kegiatan

pengambilan

keputusan di Sekolah meliputi peran
sebagai pemberi pertimbangan, pendukung,
pengontrol dan mediator.”. (Muhammad

Penelitian

ini

merupakan

jenis

penelitian Deskriptif yaitu: “Studi yang
bertujuan

untuk

mendeskrifsikan

atau

menjelaskan peristiwa atau kejadian yang
sedang berlangsung pada saat penelitian
tanpa

menghiraukan

sesudahnya”.

sebelum

(Sudjana,

dan

2000:52).

Selanjutnya Pendekatan yang digunakan
adalah

pendekatan

kuantitatif,

yaitu

pendekatan yang memungkinkan dilakukan
pencatatan dan analisis data hasil penelitian
secara eksak dan menganalisis datanya
menggunakan perhitungan statistik tentang
Peran orang tua sebagai anggota komite
sekolah Di

Sekolah Menengah Atas

(SMA) Kristen Palangka Raya. Berikut
adalah

Instrument

penelitian

yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 1
Variabel Peran orang tua sebagai anggota komite sekolah Di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kristen Palangka Raya
Variabel

Sub Variabel

Peran orang tua
sebagai anggota
komite sekolah di
Sekolah Menengah
Atas (SMA) Kristen
Palangka Raya

1. Pemberi pertimbangan
(advisory)
2. Pendukung (Supporting
3. Pengotrol (controlling)
4. Mediator

Indikator

Pertanyaan

1. Memberikan masukan, pertimbangan, serta
rekomendasi kepada satuan pendidikan
mengenaikebijakan kurikulum.
2. Mendorong orang tua dan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pendidikan
3. Menggalang dana masyarakat dalam rangka
pembiayaan penyelenggaraan pendidikan
4. Mendorong tumbuhnya perhatian dan
komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
5. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap
kebijakan, program, penyelenggaraan, dan
keluaran pendidikan
6. Melakukan kerjasama dengan masyarakat
7. Sebagai mediator antara sekolah dan m
asyarakat (Humas)

8, 18, 23, 4, 6, 7, 14,
27, 28
1, 2, 3, 12,
9, 10, 13, 21.5, 11,
15,16, 17, 19, 20,
24,25 dan 26

39

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

Dalam

penelitian

ini,

digunakan

Berdasarkan

hasil

analisis

data

beberapa teknik pengumpulan data sebagai

dengan menggunakan rumus persentase

berikut

maka

yakni,

observasi,

angket

dan

ditemukan

hasil

penelitian

wawancara. Dengan Teknik Analisis Data

sebagaimana tertera dalam tabel tersebut di

menggunakan analisis persentase dengan

atas yang dapat dideskripsikan sebagai

rumus sebagai berikut :

berikut bahwa Peranan Orang Tua Sebagai

P 

Anggota Komite Di Sekolah Menengah

F
X 100%
N

Keterangan :
F
=
Frekuensi yang sedang dicari
persentasenya
N
= Jumlah frekuansi/banyaknya individu
P
= Angka persentase
100 % = Angka pengali tetap (Anas Sudijono,
2001:40)

Sebagai pedoman dalam penelitian
atau

interfrestasi

terhadap

kedudukan

Atas (SMA) Kristen Palangka Raya, dapat
disimpulkan bahwa yang menjawab “Baik
Sekali”

sebesar

(13,7%,)

dan

yang

menjawab dan yang menjawab “Baik”
sebesar (58,7%), dan yang menjawab
“Cukup Baik” sebesar (21,4%), dan adalah
kurang baik sebesar (6,5%). Dari hasil

presentase dalam penelitian ini maka

analisis

ditetapkan

persentase paling tinggi yaitu jawaban

kriteria

penilaian

dengan

tingkatan gradual sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

76 % - 100 % Baik sekali
51 % - 75 % Baik
26 % - 50 % Cukup baik
0 % - 25 % Kurang baik. ( I Wayan
Ardana Cs, 1973:53).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2
Persentase analisis data Peranan Orang Tua
Sebagai Anggota Komite Di Sekolah Menengah
Atas (SMA) Kristen Palangka Raya

tersebut

diatas,

diperoleh

“Baik” (58,7%)
KESIMPULAN
Dari hasil analisis data diperoleh
persentase paling terhadap hasil penelitian
tentang

Peranan

Orang

Tua

Sebagai

Anggota Komite Di Sekolah Menengah
Atas (SMA) Kristen Palangka Raya yaitu
jawaban “Baik” sebesar (58,7%) hal ini

No

Kategori

Persentase

berarti menunjukan kriteria “Baik” ini

1

Baik sekali

13,7%

membuktikan bahwa Peranan Masyarakat

2

Baik

58,7%

3

Cukup baik

21,4%

4

Kurang baik

6,5%

Dalam Pengambilan Keputusan Di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Kristen Palangka
Raya dapat di kategorikan „Baik”.
Hasil penelitian ini dapat mejadi
rekomendasi untuk sekolah dan komite
untuk terus meningkatkan peran serta
40

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

JURNAL MERETAS

mereka

dalam

mendukung

Hadari

terselenggaranya kegiatan pendidikan yang

Nawawi (1994) Administrasi
Pendidikan. Jakarta : CV H
Masagung

baik dan bermutu dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan nasional.

Http://kafeilmu.Co.Cc/2011/01/partisipasimasyarakat-dalam-pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar.(2008).
Metodologi
Penelitian
Pendidikan dan social. Jakarta: GP
Press.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: PT Rineka Cifta
Arikunto, Suharsimi, LiaYuliani. (2008).
Manajemen pendidikan. Yogyakarta :
Aditya Media
Adi

Cita Karya Nusa Umaedi. (1999).
Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta :
Depdiknas.

Daryanto (2010). Administrasi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cifta
Departemen Pendidikan Nasional (2001)
Partisifasi Masyarakat. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
(2008).
Manajemen
Sekolah.
Sawangan Depok.
Depdikbud. Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional
Nomor:
044/U/2002
tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah
Faisal, Sanapiah (2007) Format-Format
Penelitian Social, Jakarta : Rineka
Cifta
Faisal Sanapiah (2006) Pengantar DasarDasar Pendidikan, Jakarta : Rineka
Cifta
Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Bumi Aksara

I Wayan Ardana, CS (1973) Rancangan
Penelitian dan Kebijakan Sosial,
Jakarta : CV Rajawali
Mulyasa (2006) Manajemen Berbasis Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Muhammad Joko Susilo, (2006) Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan,:
Manajemen
Pelaksanaan
Dan
Kesiapan Sekolah Menyongsongnya,
Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset
Ngalim

Purwanto(1991) Administrasidan
supervise
pendidikan.
Bandung:
Remaja Rosdakarya

Pedoman Penulisan Skripsi. Tahun 2009.
Palangka Raya : Universitas
Palangka Raya Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
Riduwan (2005). Belajar Mudah Penelitian
Untuk
Guru
Karyawan
Dan
PenelitiPemula. Bandung: Alfabeta
Surachmad, Winarno. (1994). Pengantar
Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Sugiyono.(2007).
Metode
Penelitian
Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sudijono, Anas. (2001). Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sudjana,2004.
Manajemen
Pendidikan.
Falah
Bandung

Program
Production.

41

JURNAL MERETAS

Volume 4, Nomor 1 | ISSN 2303 - 0100

Sudjana , 2000. Penelitian dan Penilaian
Pendidikan, Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Sutjipto dan Basori Mukti (1993) Administrasi
Pendidikan. Departemen pendidikan
dan kebudayaan.
Suhadinet, (2011) artikel Tentang Peran Serta
Masyarakat Dalam Pendidikan
Usman, M. Ozer. (1995) Menjadi Guru
Professional Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
tahun
2003.Sistem
Pendidikan
Nasional. Bandung: Citra Umbara

WWW.Geogle komite sekolah oleh Amina
Rahmawati
(2009)
Fakultas
Tarbiyah
UIN
SunanKalijaga
Yogyakarta
WWW. Direktorat Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional
tahun 2009
Website:www.dewanpendidikan.or.iddanw
ww.komitesekolah.or.id:email@dep
diknas.go.id.
WWW. Makalah kesehatan masyarakat,
diposkan oleh adnan agnesa tahun
2011
WWW, go.id artikel suhandinet tentang
peran serta masyarakat (PSM)
terhadap pendidikan (2011)

42