Studio Perencanaan Kota perencanaan kota
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Pelalawan, dibelah oleh aliran Sungai Kampar, serta pada
kawasan ini menjadi pertemuan dari Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar
Kiri. Kabupaten Pelalawan memilik beberapa pulau yang relatif besar yaitu: Pulau
Mendol, Pulau Serapung dan Pulau Muda serta pulau-pulau yang tergolong kecil
seperti: Pulau Tugau, Pulau Labuh, Pulau Baru Pulau Ketam, dan Pulau Untut.
Struktur wilayah merupakan daratan rendah dan bukit-bukit, dataran
rendah membentang ke arah timur dengan luas wilayah mencapai 93 % dari total
keseluruhan. Secara fisik sebagian wilayah ini merupakan daerah konservasi
dengan karakteristik tanah pada bagian tertentu bersifat asam dan merupakan
tanah organik, air tanahnya payau, kelembaban dan temperatur udara agak tinggi.
Kabupaten Pelalawan merupakan pemekaran Kabupaten Kampar, yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 53 Tahun 1999. Pada awalnya
terdiri atas 4 wilayah kecamatan, yakni: Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan
Kuala Kampar. Kemudian setelah terbit Surat Dirjen PUOD No.138/1775/PUOD
tanggal 21 Juni 1999 tentang pembentukan 9 (sembilan) Kecamatan Pembantu di
Provinsi Riau, maka Kabupaten Pelalawan dimekarkan menjadi 9 (sembilan)
kecamatan, yang terdiri atas 4 kecamatan induk dan 5 kecamatan pembantu, tetapi
berdasarkan SK Gubernur Provinsi Riau No. 136/TP/1443, Kabupaten Pelalawan
dimekarkan kembali menjadi 10 (sepuluh) kecamatan. Namun, setelah terbitnya
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 06 Tahun 2005, maka Kabupaten
Pelalawan terdiri atas 12 kecamatan. Kabupaten Pelalawan terletak di bagian
Timur Riau Daratan. Daerah ini Tersebar di sepanjang Hilir Sungai Kampar,
Pelalawan adalah salah satu Kabupaten Terbesar dan memiliki posisi strategis
karena dekat dengan jalur pelayaran internasional.
Secara topografi, Pelalawan memiliki lokasi yang berbukit dan
bergelombang. Sungai terbesar, yaitu sungai Kampar langsung bermuara ke Selat
Malaka. Sungai Kampar juga berfungsi sebagai media transportasi, air minum,
dan irigasi. Kabupaten ini beriklim tropis dan bertemperatur antara 22 0 – 320C.
Jalan Nasional yang menghubungkan Pekanbaru - Jambi dan Pekanbaru - Kuala
Enok, melalui Pangkalan Kerinci. Sementara jalan yang menghubungkan
kecamatan masih berupa jalan tanah yang keras.
Letak geografis dan kandungan sumberdaya perikanan yang
dimiliki
daerah Kabupaten Pelalawan memberikan pengakuan bahwa daerah ini memiliki
potensi ekonomi yang sangat besar. Berdasarkan
jenisnya, sumberdaya alam
kelautan dibagi menjadi sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources),
sumberdaya yang tak dapat pulih (unrenewable resources). Perikanan memegang
peranan sangat penting dalam peradapan manusia dari zaman prasejarah hingga
zaman modern. Perikanan merupakan salah satu sumberdaya yang dapat pulih dan
sektor yang ekonomi produktif yang dapat dijadikan basis untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Sektor perikanan mencakup kegiatan penangkapan ikan,
budidaya ikan dan biota lainnya, serta pengolahan hasil perikanan. Dalam upaya
mempercepat laju pembangunan ekonomi suatu daerah maka perlu adanya sektor
penggerak dalam suatu wilayah, yang mampu mendorong kegiatan-kegiatan
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
sektor perekonomian lainnya. Salah satu sektor yang perlu dikembangkan adalah
sektor ekonomi, khususnya pada komoditas perikanan yang memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif sesuai dengan potensi dan keunggulan
suatu daerah.
Untuk menggerakan dan memanfaatkan pembangunan perikanan dengan
optimal diperlukan suatu pendekatan yang komprehensif. Salah satu pendekatan
yang akan dilakukan adalah melakukan pendekatan perencanaan pembangunan
komprehensif dari semua aktifitas yang terjadi dalam pembangunan perikanan
melalui program kegiatan
pembangunan pada setiap tahunnya dengan
menyesuaikan kondisi geografis yang mendukung.
Undang-undang RI
Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas
undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menyatakan bahwa
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra-produksi,
produksi, pengelolaan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan.
Kegiatan pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses dimana
pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada untuk
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja dan
merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi dalam wilayah tersebut.
Hal tersebut tentunya memerlukan dukungan dari semua komponen
masyarakat/ stakeholder baik menyangkut dukungan pikiran, tenaga maupun
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
dana yang tentunya memerlukan kecermatan dalam pengelolaannya. Pemerintah
sebagai salah satu stakeholder dan tentunya sebagai agen pembangunan dituntut
tanggung jawabnya dalam menjalankan fungsinya
sebagai enterpreneur,
koordinator, fasilitator dan stimulator bagi lahirnya
inisiatif-inisiatif bagi
pembangunan daerah.
Kabupaten Palalawan memiliki 12 kecamatan dan terletak di pesisir timur
pulau Sumatra dengan wilayah daratan yang membentang di sepanjang bagian
hilir sungai Kampar serta berdekatan dengan Selat Malaka, secara geografis
Kabupaten Pelalawan terletak antara pada 00048’ 32” LU– 00024’ 14” LS dan
101030’ 40” – 103023’ 22” BT dengan batas-batas wilayah:
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kabupaten Siak;
: Berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu dan
Kabupaten Indragiri Hilir;
: Berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten
Kampar;
: Berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Riau.
Kabupaten Pelalawan merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan
yang sangat prospektif untuk dikembangkan, hal ini didukung dengan sebahagian
besar wilayahnya dialiri oleh Sungai Kampar
dan anak-anaknya sungainya.
Selain sungai utama yaitu Sungai Kampar, terdapat juga anak-anak sungainya
yaitu antara lain: Sungai Kampar Kiri, Sungai
Segati, Sungai Nilo, Sungai
Kerumutan (yang mengalir dari arah selatan Sungai
Kampar), serta Sungai
Pelalawan, Sungai Selampaya, dan Sungai Serkap (yang mengalir dari arah utara
Sungai Kampar).
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
Kecamatan Bandar Sei Kijang merupakan salah satu kecamatan yang ada
di Kabupaten Pelalawan. Di Kecamatan Bandar Sei Kijang ini memiliki potensi
perkebunan sawit dan perkebunan karet, dimana mayoritasnya pekebunan kelapa
sawit. Kecamatan Bandar Sei kijang terdiri dari 4 desa 1 kelurahan , desa dan
kelurahan tersebut yaitu Desa Kiab Jaya, Desa Lubuk Ogung, Desa Muda Setia,
Desa Simpang Beringin, dan Kelurahan Sei Kijang. Seiring terdapatnya potensi
suatu wilayah dalam percepatan pertumbuhan, ada beberapa hambatan yang dapat
memperlambat
perkembangan
dari
percepatan
tersebut,
seperti
adanya
kesenjangan pembangunan antar wilayah, terdapatnya daerah yang masih
tertinggal dibanding daerah lainnya, dan kurang optimalnya pemanfaatan
keunggulan komparatif dan kompetitif produk unggulan daerah. Hal ini yang
menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam menyusun strategi dalam
pengembangan kawasan strategis di suatu daerah/ wilayah, sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang
Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah. Kawasan strategis
menjadi kawasan yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan yang
dinyatakan dalam Peraturan Menteri PU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Penetapan kawasan
strategis itu sendiri di suatu kabupaten memiliki peluang sebagai kawasan
strategis nasional dan provinsi.
Kawasan strategis yang cepat tumbuh menjadi bagian kawasan yang telah
berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan
sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
wilayah sekitarnya. Kawasan strategis
itu sendiri pada umumnya berbasis
ekonomi dan kota merupakan simpul basis ekonomi atau kutub (bagian penting)
bagi pengembangan kawasan. Sejauh ini belum ada kawasan cepat tumbuh tanpa
atribut kota di dalamnya.
berlangsungnya
Dengan demikian kota menjadi tumpuan bagi
kawasan cepat tumbuh. Namun demikian tidak semua kota
menjadi simpul pertumbuhan kawasan, dan hanya beberapa simpul atau kota-kota
tertentu yang mendukung pertumbuhan kawasan strategis (Samiadji, 2010).
Berdasarkan PERMENDAGRI No.29 Tahun 2008 tentang Pengembangan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah
menjelaskan bahwa terdapat
beberapa kriteria dari pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh ialah
diantaranya, ketersediaan sektor dan produk unggulan yang dapat diperbaharui,
terdapatnya potensi infrastruktur atau prasarana dasar yang memadai dan sarana
penunjang,
adanya
keterkaitan
pengelolaan
pembangunan
antar
pusat
pertumbuhan, serta terdapatnya dukungan tenaga kerja yang terampil dan terdidik
untuk mengelola sektor unggulan suatu kawasan.
Secara konseptual, kriteria
suatu kawasan strategis tersebut ialah diantaranya merupakan kawasan yang
memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten, mempunyai potensi ekonomi cepat
tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi, mempunyai potensi ekspor, terdapat dukungan jaringan prasarana dan
fasilitas
penunjang
kegiatan
ekonomi,
memanfaatkan
teknologi,
dapat
mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan
pangan, dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal dalam wilayah
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
kabupaten (Peraturan Menteri
PU nomor 16 tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten).
Dijadikannya beberapa kecamatan tersebut sebagai kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pelalawan tidak lepas dari adanya potensipotensi unggulan yang terdapat di daerah atau di Kecamaatan Bandar Sei Kijang.
Potensi unggulan yang terdapat ialah diantaranya mempunyai lahan pertanian
yang dominan, perkembangan sektor jasa yang semakin maju, terdapat
kelengkapan sarana dan prasarana yang menjadikan nilai tambah terhadap
kawasan strategis cepat tumbuh karena menjadi salah satu indikator penting
pertumbuhan wilayah. Selain itu, Kabupaten Pelalawan tepatnya di Kecamatan
Bandar Sei Kijang dijadikan sebagai pintu gerbang utama awal masuk Kabupaten
Pelalawan karena lokasi
yang berada di
salah satu wilayah kabupaten ini
sehingga dapat menciptakan kerjasama pembangunan ekonomi antar wilayah di
Kabupaten Pelalawan. Beberapa wilayah yang mempunyai keterkaitan erat
dengan Kabupaten Pelalawan ialah Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi
Riau, Kabupaten Siak,
Kabupaten Indragiri Hulu, Kabuparen Kampar dan
beberapa pusat pertumbuhan ekonomi lainnya yang berada di wilayah Kabupaten
Pelalawan.
1.2 Rumusan Masalah
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
Perkembangan suatu kota umumnya tumbuh dan berkembang secara alami
sehingga menimbulkan ketidakteraturan baik segi penggunaan lahan maupun
dibidang tata ruang sehingga terkadang menimbulkan ketidak singkronan antara
kebijakan pemerintahan kota dalam RTRW maupun RDTR seperti pertumbuhan
dan perkembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh secara linier arah
perkembangan pembangunan. Seperti pembangunan yang ada di Kecamatan
Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan.
Adapun isu utama yang akan dibahas yaitu, “Kondisi Bandar Sei Kijang
Yang Kurang Mendukung Untuk Menjadikan Pusat Pelayanan Kawasan,
Khususnya di Bidang Perekonomian Dan Industri”, hal ini dikarenakan minimnya
sektor daya dukung pemerintah setempat. Sehingga, berbagai upaya yang harus
dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat agar sektor pembangunan yang
ada diKecamatan Bandar Sei Kijang
mampu meningkatkan dan memajukan
Kecamatan Bandar Sei Kijang dengan mengintegrasikan berbagai unsur-unsur
atau elemen pendukungnya.
Sehingga, dengan adanya keterpaduan atau integrasi antar unsur
pendukung, diberbagai sektor yang ada diKecamatan Bandar Sei Kijang dapat
menciptakan suatu kawasan sebagai sektor andalan dan dijadikan modal untuk
memajukan daerahnya serta mampu meningkatkan dan menaikan Pendapatan
ekonomi masyarakat yang ada dengan adanya “Perencanaan Kawasan Strategis
Dan Cepat Tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya
Perekonomian Dan Industri”.
16
Gambar 1.1 Kerangka Permasalahan
Kebijakan RTRW
Pusat Pelayanan Kawasan Kecamatan Bandar Sei Kijang
Sebagai Kawasan Perkotaan Yang Secara Fisik Berbatasan
Langsung Dengan Kota Pekanbaru
Isu Utama
Kawasan Cepat Tumbuh
Kondisi Bandar Sei Kijang yang kurang
mendukung untuk menjadi pusat pelayanan
kawasan di bidang perekonomian dan industri
Pengembangan kawasan strategis
cepat tumbuh di Bandar Sei
Kijang Lebih dominan di Kiap Jaya
Pola Ruang
Pola yang kurang mendukung
dalam pemanfaatan ruang di
Bandar Sei Kijang
Infrastruktur pola ruang yang
kurang memadai
Struktur Ruang
Penataan Ruang
Sistem jaringan prasarana dan
sarana yang di miliki Bandar Sei
Kijang kurang memadai
Belum terciptanya proses perencanaan tata ruang
yang baik di Bandar Sei Kijang
Ketidaksesuaian pemanfatan ruang di Bandar Sei
Kijang
Pengendalian pemanfaatan ruang yang kurang
tepat
Perencanaan Kawasan Strategis dan cepat tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya Perekonomian dan Industri
1.3Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari studi ini adalah Menyusun Perencanaan Kawasan
Strategis dan Cepat Tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya
Perekonomian Dan Industri di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan ”.
1.3.2 Sasaran
Sementara itu, sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan Perencanaan
Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah,
Khususnya Perekonomian Dan Industri di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten
Pelalawan adalah :
a) Identifikasi Wilayah yang terdapat kawasan strategis dan cepat tumbuh yang
ada di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
b) Identifikasi potensi dan masalah dari sektor kawasan strategis dan cepat
tumbuh yang ada di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
c) Identifikasi kebijakan dan pengelolaan kawasan strategis dan cepat tumbuh di
Kecamatan Bandar Sei Kijang.
d) Tahapan Analisa pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh di
Kecamatan Bandar Sei Kijang.
e) Perumusan Analisa Sarana Prasarana yang ada di Kecamatan Bandar Sei
Kijang.
f) Perencanaan Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh Berbasis Pusat Kegiatan
Wilayah, Khususnya Perekonomian dan Industri Di Kecamatan Bandar Sei
KIjang.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kecamatan Bandar Sei Kijang merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Pelalawan
yang memiliki luas 306,87 Km 2. Kecamatan Bandar Sei
Kijang terdiri dari 4 (Lima) Desa dan 1 (satu) Kelurahan dengan ibukota kecamatan
berada di Kelurahan Sei Kijang. Adapun batas administratifnya ialah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Siak.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Langgam.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pangkalan Kerinci.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar.
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
a) Melakukan kajian terhadap teori-teori yang terkait adalah teori Pengembangan
Wilayah, Teori Pembangunan Daerah, Teori Perkembangan Industri, Teori
Perkembangan Sosial Dan Budaya, Dan Teori Partisipasi Masyarakat.
b) Melakukan survey kondisi eksisting di lapangan dengan mengumpulkan
data primer dan data sekunder.
c) Melakukan kajian atau metode terkait dengan pendekatan normatif,
kuantitatif, dan deskriptif.
d) Menyususun manajemen pelaksanaan.
e) Menyusun lampiran desain survey.
f) Melakukan rumusan analisa terhadap sektor kependudukan untuk
mengetahui proyeksi pertumbuhan penduduk di Kecamatan Bandar Sei
Kijang.
g) Melakukan rumusan analisa terhadap sektor perekonomian untuk
mengetahui laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Bandar Sei Kijang.
h) Melakukan rumusan analisa terhadap kebutuhan sarana di tahun proyeksi.
i) Melakukan rumusan analisa terhadap kebutuhan prasarana di tahun
proyeksi.
j) Melakukan rumusananalisa tehadap kebutuhan ruang/spasial di Kecamatan
Bandar Sei Kijangterhadap penggunaan lahan dan kondisi fisik alamnya.
1.5 Landasan Hukum
1. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang
Pengembangan Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh Di Daerah.
4. Peraturan Mentri PU Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Penetapan
Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh.
5. PP No. 69 Tahun 1996 tentang Partisipasi Masyarakat.
6. Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang Daerah.
7. Permendagri No. 9 Tahun 1998 tentang tata cara peran serta
masyarakat dalam penataan ruang.
8. Permen Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2007.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
10. PP
Nomor
26/2008
tentang
RTRWN,
khususnya
Pasal
dikemukakan bahwa penetapan kawasan strategis nasional (KSN)
75
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Laporan Perencanaan ini secara sistematis akan dibagi dalam
beberapa bagian, yaitu :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Sasaran
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
1.5 Landasan Hukum
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II
KAJIAN LITERATUR TEORI
2.1 Teori Pengembangan Wilayah
2.2 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
2.3 Teori Perkembangan Industri
2.4 Teori Perkembangan Sosial Dan Budaya
2.5 Teori Partisipasi Masyarakat
BAB III
TINJAUAN WILAYAH STUDI
3.1 Tinjauan Kebijakan
3.2 Gambaran Umum Wilayah Makro
3.3 Gambaran Kawasan Mikro
BAB IV
METODOLOGI PENDEKATAN STUDI
1.1 Kerangka Berpikir
1.2 Pendekatan Studi
1.3 Tahapan Pelaksanaan Studi
BAB V
1.3.1
Tahap Persiapan
1.3.2
Tahap Pengumpulan Data
1.3.3
Tahap Analisa
MANAJEMEN PELAKSANAAN
5.1 Struktur Organisasi
5.2 Jadwal Pelaksanaan
LAMPIRAN DESAIN SURVEY
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Pelalawan, dibelah oleh aliran Sungai Kampar, serta pada
kawasan ini menjadi pertemuan dari Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar
Kiri. Kabupaten Pelalawan memilik beberapa pulau yang relatif besar yaitu: Pulau
Mendol, Pulau Serapung dan Pulau Muda serta pulau-pulau yang tergolong kecil
seperti: Pulau Tugau, Pulau Labuh, Pulau Baru Pulau Ketam, dan Pulau Untut.
Struktur wilayah merupakan daratan rendah dan bukit-bukit, dataran
rendah membentang ke arah timur dengan luas wilayah mencapai 93 % dari total
keseluruhan. Secara fisik sebagian wilayah ini merupakan daerah konservasi
dengan karakteristik tanah pada bagian tertentu bersifat asam dan merupakan
tanah organik, air tanahnya payau, kelembaban dan temperatur udara agak tinggi.
Kabupaten Pelalawan merupakan pemekaran Kabupaten Kampar, yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 53 Tahun 1999. Pada awalnya
terdiri atas 4 wilayah kecamatan, yakni: Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan
Kuala Kampar. Kemudian setelah terbit Surat Dirjen PUOD No.138/1775/PUOD
tanggal 21 Juni 1999 tentang pembentukan 9 (sembilan) Kecamatan Pembantu di
Provinsi Riau, maka Kabupaten Pelalawan dimekarkan menjadi 9 (sembilan)
kecamatan, yang terdiri atas 4 kecamatan induk dan 5 kecamatan pembantu, tetapi
berdasarkan SK Gubernur Provinsi Riau No. 136/TP/1443, Kabupaten Pelalawan
dimekarkan kembali menjadi 10 (sepuluh) kecamatan. Namun, setelah terbitnya
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 06 Tahun 2005, maka Kabupaten
Pelalawan terdiri atas 12 kecamatan. Kabupaten Pelalawan terletak di bagian
Timur Riau Daratan. Daerah ini Tersebar di sepanjang Hilir Sungai Kampar,
Pelalawan adalah salah satu Kabupaten Terbesar dan memiliki posisi strategis
karena dekat dengan jalur pelayaran internasional.
Secara topografi, Pelalawan memiliki lokasi yang berbukit dan
bergelombang. Sungai terbesar, yaitu sungai Kampar langsung bermuara ke Selat
Malaka. Sungai Kampar juga berfungsi sebagai media transportasi, air minum,
dan irigasi. Kabupaten ini beriklim tropis dan bertemperatur antara 22 0 – 320C.
Jalan Nasional yang menghubungkan Pekanbaru - Jambi dan Pekanbaru - Kuala
Enok, melalui Pangkalan Kerinci. Sementara jalan yang menghubungkan
kecamatan masih berupa jalan tanah yang keras.
Letak geografis dan kandungan sumberdaya perikanan yang
dimiliki
daerah Kabupaten Pelalawan memberikan pengakuan bahwa daerah ini memiliki
potensi ekonomi yang sangat besar. Berdasarkan
jenisnya, sumberdaya alam
kelautan dibagi menjadi sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources),
sumberdaya yang tak dapat pulih (unrenewable resources). Perikanan memegang
peranan sangat penting dalam peradapan manusia dari zaman prasejarah hingga
zaman modern. Perikanan merupakan salah satu sumberdaya yang dapat pulih dan
sektor yang ekonomi produktif yang dapat dijadikan basis untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Sektor perikanan mencakup kegiatan penangkapan ikan,
budidaya ikan dan biota lainnya, serta pengolahan hasil perikanan. Dalam upaya
mempercepat laju pembangunan ekonomi suatu daerah maka perlu adanya sektor
penggerak dalam suatu wilayah, yang mampu mendorong kegiatan-kegiatan
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
sektor perekonomian lainnya. Salah satu sektor yang perlu dikembangkan adalah
sektor ekonomi, khususnya pada komoditas perikanan yang memiliki keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif sesuai dengan potensi dan keunggulan
suatu daerah.
Untuk menggerakan dan memanfaatkan pembangunan perikanan dengan
optimal diperlukan suatu pendekatan yang komprehensif. Salah satu pendekatan
yang akan dilakukan adalah melakukan pendekatan perencanaan pembangunan
komprehensif dari semua aktifitas yang terjadi dalam pembangunan perikanan
melalui program kegiatan
pembangunan pada setiap tahunnya dengan
menyesuaikan kondisi geografis yang mendukung.
Undang-undang RI
Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas
undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menyatakan bahwa
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra-produksi,
produksi, pengelolaan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan.
Kegiatan pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses dimana
pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada untuk
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja dan
merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi dalam wilayah tersebut.
Hal tersebut tentunya memerlukan dukungan dari semua komponen
masyarakat/ stakeholder baik menyangkut dukungan pikiran, tenaga maupun
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
dana yang tentunya memerlukan kecermatan dalam pengelolaannya. Pemerintah
sebagai salah satu stakeholder dan tentunya sebagai agen pembangunan dituntut
tanggung jawabnya dalam menjalankan fungsinya
sebagai enterpreneur,
koordinator, fasilitator dan stimulator bagi lahirnya
inisiatif-inisiatif bagi
pembangunan daerah.
Kabupaten Palalawan memiliki 12 kecamatan dan terletak di pesisir timur
pulau Sumatra dengan wilayah daratan yang membentang di sepanjang bagian
hilir sungai Kampar serta berdekatan dengan Selat Malaka, secara geografis
Kabupaten Pelalawan terletak antara pada 00048’ 32” LU– 00024’ 14” LS dan
101030’ 40” – 103023’ 22” BT dengan batas-batas wilayah:
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kabupaten Siak;
: Berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu dan
Kabupaten Indragiri Hilir;
: Berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten
Kampar;
: Berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Riau.
Kabupaten Pelalawan merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan
yang sangat prospektif untuk dikembangkan, hal ini didukung dengan sebahagian
besar wilayahnya dialiri oleh Sungai Kampar
dan anak-anaknya sungainya.
Selain sungai utama yaitu Sungai Kampar, terdapat juga anak-anak sungainya
yaitu antara lain: Sungai Kampar Kiri, Sungai
Segati, Sungai Nilo, Sungai
Kerumutan (yang mengalir dari arah selatan Sungai
Kampar), serta Sungai
Pelalawan, Sungai Selampaya, dan Sungai Serkap (yang mengalir dari arah utara
Sungai Kampar).
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
Kecamatan Bandar Sei Kijang merupakan salah satu kecamatan yang ada
di Kabupaten Pelalawan. Di Kecamatan Bandar Sei Kijang ini memiliki potensi
perkebunan sawit dan perkebunan karet, dimana mayoritasnya pekebunan kelapa
sawit. Kecamatan Bandar Sei kijang terdiri dari 4 desa 1 kelurahan , desa dan
kelurahan tersebut yaitu Desa Kiab Jaya, Desa Lubuk Ogung, Desa Muda Setia,
Desa Simpang Beringin, dan Kelurahan Sei Kijang. Seiring terdapatnya potensi
suatu wilayah dalam percepatan pertumbuhan, ada beberapa hambatan yang dapat
memperlambat
perkembangan
dari
percepatan
tersebut,
seperti
adanya
kesenjangan pembangunan antar wilayah, terdapatnya daerah yang masih
tertinggal dibanding daerah lainnya, dan kurang optimalnya pemanfaatan
keunggulan komparatif dan kompetitif produk unggulan daerah. Hal ini yang
menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam menyusun strategi dalam
pengembangan kawasan strategis di suatu daerah/ wilayah, sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang
Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah. Kawasan strategis
menjadi kawasan yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan yang
dinyatakan dalam Peraturan Menteri PU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Penetapan kawasan
strategis itu sendiri di suatu kabupaten memiliki peluang sebagai kawasan
strategis nasional dan provinsi.
Kawasan strategis yang cepat tumbuh menjadi bagian kawasan yang telah
berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan
sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
wilayah sekitarnya. Kawasan strategis
itu sendiri pada umumnya berbasis
ekonomi dan kota merupakan simpul basis ekonomi atau kutub (bagian penting)
bagi pengembangan kawasan. Sejauh ini belum ada kawasan cepat tumbuh tanpa
atribut kota di dalamnya.
berlangsungnya
Dengan demikian kota menjadi tumpuan bagi
kawasan cepat tumbuh. Namun demikian tidak semua kota
menjadi simpul pertumbuhan kawasan, dan hanya beberapa simpul atau kota-kota
tertentu yang mendukung pertumbuhan kawasan strategis (Samiadji, 2010).
Berdasarkan PERMENDAGRI No.29 Tahun 2008 tentang Pengembangan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah
menjelaskan bahwa terdapat
beberapa kriteria dari pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh ialah
diantaranya, ketersediaan sektor dan produk unggulan yang dapat diperbaharui,
terdapatnya potensi infrastruktur atau prasarana dasar yang memadai dan sarana
penunjang,
adanya
keterkaitan
pengelolaan
pembangunan
antar
pusat
pertumbuhan, serta terdapatnya dukungan tenaga kerja yang terampil dan terdidik
untuk mengelola sektor unggulan suatu kawasan.
Secara konseptual, kriteria
suatu kawasan strategis tersebut ialah diantaranya merupakan kawasan yang
memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten, mempunyai potensi ekonomi cepat
tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi, mempunyai potensi ekspor, terdapat dukungan jaringan prasarana dan
fasilitas
penunjang
kegiatan
ekonomi,
memanfaatkan
teknologi,
dapat
mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan
pangan, dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal dalam wilayah
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
kabupaten (Peraturan Menteri
PU nomor 16 tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten).
Dijadikannya beberapa kecamatan tersebut sebagai kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pelalawan tidak lepas dari adanya potensipotensi unggulan yang terdapat di daerah atau di Kecamaatan Bandar Sei Kijang.
Potensi unggulan yang terdapat ialah diantaranya mempunyai lahan pertanian
yang dominan, perkembangan sektor jasa yang semakin maju, terdapat
kelengkapan sarana dan prasarana yang menjadikan nilai tambah terhadap
kawasan strategis cepat tumbuh karena menjadi salah satu indikator penting
pertumbuhan wilayah. Selain itu, Kabupaten Pelalawan tepatnya di Kecamatan
Bandar Sei Kijang dijadikan sebagai pintu gerbang utama awal masuk Kabupaten
Pelalawan karena lokasi
yang berada di
salah satu wilayah kabupaten ini
sehingga dapat menciptakan kerjasama pembangunan ekonomi antar wilayah di
Kabupaten Pelalawan. Beberapa wilayah yang mempunyai keterkaitan erat
dengan Kabupaten Pelalawan ialah Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi
Riau, Kabupaten Siak,
Kabupaten Indragiri Hulu, Kabuparen Kampar dan
beberapa pusat pertumbuhan ekonomi lainnya yang berada di wilayah Kabupaten
Pelalawan.
1.2 Rumusan Masalah
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
Perkembangan suatu kota umumnya tumbuh dan berkembang secara alami
sehingga menimbulkan ketidakteraturan baik segi penggunaan lahan maupun
dibidang tata ruang sehingga terkadang menimbulkan ketidak singkronan antara
kebijakan pemerintahan kota dalam RTRW maupun RDTR seperti pertumbuhan
dan perkembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh secara linier arah
perkembangan pembangunan. Seperti pembangunan yang ada di Kecamatan
Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan.
Adapun isu utama yang akan dibahas yaitu, “Kondisi Bandar Sei Kijang
Yang Kurang Mendukung Untuk Menjadikan Pusat Pelayanan Kawasan,
Khususnya di Bidang Perekonomian Dan Industri”, hal ini dikarenakan minimnya
sektor daya dukung pemerintah setempat. Sehingga, berbagai upaya yang harus
dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat agar sektor pembangunan yang
ada diKecamatan Bandar Sei Kijang
mampu meningkatkan dan memajukan
Kecamatan Bandar Sei Kijang dengan mengintegrasikan berbagai unsur-unsur
atau elemen pendukungnya.
Sehingga, dengan adanya keterpaduan atau integrasi antar unsur
pendukung, diberbagai sektor yang ada diKecamatan Bandar Sei Kijang dapat
menciptakan suatu kawasan sebagai sektor andalan dan dijadikan modal untuk
memajukan daerahnya serta mampu meningkatkan dan menaikan Pendapatan
ekonomi masyarakat yang ada dengan adanya “Perencanaan Kawasan Strategis
Dan Cepat Tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya
Perekonomian Dan Industri”.
16
Gambar 1.1 Kerangka Permasalahan
Kebijakan RTRW
Pusat Pelayanan Kawasan Kecamatan Bandar Sei Kijang
Sebagai Kawasan Perkotaan Yang Secara Fisik Berbatasan
Langsung Dengan Kota Pekanbaru
Isu Utama
Kawasan Cepat Tumbuh
Kondisi Bandar Sei Kijang yang kurang
mendukung untuk menjadi pusat pelayanan
kawasan di bidang perekonomian dan industri
Pengembangan kawasan strategis
cepat tumbuh di Bandar Sei
Kijang Lebih dominan di Kiap Jaya
Pola Ruang
Pola yang kurang mendukung
dalam pemanfaatan ruang di
Bandar Sei Kijang
Infrastruktur pola ruang yang
kurang memadai
Struktur Ruang
Penataan Ruang
Sistem jaringan prasarana dan
sarana yang di miliki Bandar Sei
Kijang kurang memadai
Belum terciptanya proses perencanaan tata ruang
yang baik di Bandar Sei Kijang
Ketidaksesuaian pemanfatan ruang di Bandar Sei
Kijang
Pengendalian pemanfaatan ruang yang kurang
tepat
Perencanaan Kawasan Strategis dan cepat tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya Perekonomian dan Industri
1.3Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari studi ini adalah Menyusun Perencanaan Kawasan
Strategis dan Cepat Tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya
Perekonomian Dan Industri di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan ”.
1.3.2 Sasaran
Sementara itu, sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan Perencanaan
Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah,
Khususnya Perekonomian Dan Industri di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten
Pelalawan adalah :
a) Identifikasi Wilayah yang terdapat kawasan strategis dan cepat tumbuh yang
ada di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
b) Identifikasi potensi dan masalah dari sektor kawasan strategis dan cepat
tumbuh yang ada di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
c) Identifikasi kebijakan dan pengelolaan kawasan strategis dan cepat tumbuh di
Kecamatan Bandar Sei Kijang.
d) Tahapan Analisa pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh di
Kecamatan Bandar Sei Kijang.
e) Perumusan Analisa Sarana Prasarana yang ada di Kecamatan Bandar Sei
Kijang.
f) Perencanaan Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh Berbasis Pusat Kegiatan
Wilayah, Khususnya Perekonomian dan Industri Di Kecamatan Bandar Sei
KIjang.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kecamatan Bandar Sei Kijang merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Pelalawan
yang memiliki luas 306,87 Km 2. Kecamatan Bandar Sei
Kijang terdiri dari 4 (Lima) Desa dan 1 (satu) Kelurahan dengan ibukota kecamatan
berada di Kelurahan Sei Kijang. Adapun batas administratifnya ialah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Siak.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Langgam.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pangkalan Kerinci.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar.
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
a) Melakukan kajian terhadap teori-teori yang terkait adalah teori Pengembangan
Wilayah, Teori Pembangunan Daerah, Teori Perkembangan Industri, Teori
Perkembangan Sosial Dan Budaya, Dan Teori Partisipasi Masyarakat.
b) Melakukan survey kondisi eksisting di lapangan dengan mengumpulkan
data primer dan data sekunder.
c) Melakukan kajian atau metode terkait dengan pendekatan normatif,
kuantitatif, dan deskriptif.
d) Menyususun manajemen pelaksanaan.
e) Menyusun lampiran desain survey.
f) Melakukan rumusan analisa terhadap sektor kependudukan untuk
mengetahui proyeksi pertumbuhan penduduk di Kecamatan Bandar Sei
Kijang.
g) Melakukan rumusan analisa terhadap sektor perekonomian untuk
mengetahui laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Bandar Sei Kijang.
h) Melakukan rumusan analisa terhadap kebutuhan sarana di tahun proyeksi.
i) Melakukan rumusan analisa terhadap kebutuhan prasarana di tahun
proyeksi.
j) Melakukan rumusananalisa tehadap kebutuhan ruang/spasial di Kecamatan
Bandar Sei Kijangterhadap penggunaan lahan dan kondisi fisik alamnya.
1.5 Landasan Hukum
1. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang
Pengembangan Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh Di Daerah.
4. Peraturan Mentri PU Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Penetapan
Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh.
5. PP No. 69 Tahun 1996 tentang Partisipasi Masyarakat.
6. Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang Daerah.
7. Permendagri No. 9 Tahun 1998 tentang tata cara peran serta
masyarakat dalam penataan ruang.
8. Permen Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2007.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
10. PP
Nomor
26/2008
tentang
RTRWN,
khususnya
Pasal
dikemukakan bahwa penetapan kawasan strategis nasional (KSN)
75
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Laporan Perencanaan ini secara sistematis akan dibagi dalam
beberapa bagian, yaitu :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Sasaran
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
1.5 Landasan Hukum
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II
KAJIAN LITERATUR TEORI
2.1 Teori Pengembangan Wilayah
2.2 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
2.3 Teori Perkembangan Industri
2.4 Teori Perkembangan Sosial Dan Budaya
2.5 Teori Partisipasi Masyarakat
BAB III
TINJAUAN WILAYAH STUDI
3.1 Tinjauan Kebijakan
3.2 Gambaran Umum Wilayah Makro
3.3 Gambaran Kawasan Mikro
BAB IV
METODOLOGI PENDEKATAN STUDI
1.1 Kerangka Berpikir
1.2 Pendekatan Studi
1.3 Tahapan Pelaksanaan Studi
BAB V
1.3.1
Tahap Persiapan
1.3.2
Tahap Pengumpulan Data
1.3.3
Tahap Analisa
MANAJEMEN PELAKSANAAN
5.1 Struktur Organisasi
5.2 Jadwal Pelaksanaan
LAMPIRAN DESAIN SURVEY