KEEFEKTIFAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI KOTA SURAKARTA | Rahmahwati | Tata Arta 9183 19526 1 SM

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31
Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik pada
Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Agustus, 2016.
KEEFEKTIFAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI
DI SMK NEGERI KOTA SURAKARTA
Heni Rahmahwati, Sudiyanto, Binti Muchsini*
*Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
heni.rahmah@gmail.com
ABSTRACT

The objective of this research is to investigate: (1) the effectiveness of authentic
assessment in Accounting learning at State Vocational Schools of Surakarta in term of
context component; (2) the effectiveness of authentic assessment in Accounting learning at
State Vocational Schools of Surakarta in term of input component; (3) the effectiveness of
authentic assessment in Accounting learning at State Vocational Schools of Surakarta in term
of process component; and (4) the effectiveness of authentic assessmentin Accounting
learning at State Vocational Schools of Surakarta in term of product component.This
research used the evaluative research method of Context, Input, Process, and Product
(CIPP) evaluation model with the quantitative descriptive approach. It was held in three
schools, namely: State Vocational School 1 of Surakarta, State Vocational School 3 of

Surakarta, and State Vocational School 6 of Surakarta. Its population was all of the
Accounting subject matter teachers of State Vocational High Schools of Surakarta. The
samples of research were determined by using the purposive sampling technique. The data of
research were obtained from the teachers in the Accounting learning. The data of research
were collected through questionnaire supported with the results of documentation and
analyzed by using the descriptive quantitative model of analysis. The results of research show
that: (1) the level of the effectiveness of authentic assessment in Accounting learning in term
of context component is 2.95, which belongs to fairly effective category; (2) the level of
effectiveness of authentic assessment in Accounting learning in term of input component is
3.17, which belongs to fairly effective category; (3) the level of effectiveness of authentic
assessment in Accounting learning in term of process component is 3.22, which belongs to
fairly effective category; and the level of effectiveness of authentic assessment in Accounting
learning in term of product component is 3.20, which belongs to fairly effective category.
Overall the level of the effectiveness of authentic assessment in Accounting learning at State
Vocational High Schools of Surakarta is 3.14, which belongs to fairly effective category. The
result of the measurement is in the range of Scales 1- 4. The context component in the
authentic assessment has been in accordance with the need assessment of the learning result
evaluation. There are fairly effective supporting aspects as input components for authentic
assessment. The implementation of the process component for the authentic assessment has
fairly been in accordance with the stipulated procedure. The product component for

authentic assessment has fairly been able to describe the students’ real competencies.
Keywords: Effectiveness, Evaluation Model of CIPP Program, Authentic Assessment.

17 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui keefektifan penilaian autentik pada
pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen konteks, (2)
untuk mengetahui keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri
Kota Surakarta dari segi komponen masukan, (3) untuk mengetahui keefektifan penilaian
autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen
proses, dan (4) untuk mengetahui keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi
di SMK Negeri Kota Surakarta dari segi komponen hasil. Penelitian ini merupakan penelitian
evaluatif model CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan pendekatan kuantitatif
deskriptif yang dilaksanakan di tiga sekolah, yaitu SMK Negeri 1 Surakarta, SMK Negeri 3
Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru
pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta.Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling.Sumber data berasal dari guru pada pembelajaran
akuntansi.Pengumpulan data menggunakan angket yang didukung hasil dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) tingkat
keefektifan komponen konteks penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK

Negeri Kota Surakarta sebesar 2,95 termasuk kategori cukup efektif, (2) tingkat keefektifan
komponen masukan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota
Surakarta sebesar 3,17 termasuk kategori cukup efektif, (3) tingkat keefektifan komponen
proses penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta
sebesar 3,22 termasuk kategori cukup efektif, (4) tingkat keefektifan komponen hasil
penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta sebesar 3,20
termasuk kategori cukup efektif. Tingkat keefektifan penilaian autentik pada pembelajaran
akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta secara keseluruhan sebesar 3,14 termasuk kategori
cukup efektif. Pengukuran tersebut dalam rentang skala 1 – 4. Komponen konteks pada
penilaian autentik sudah cukup sesuai dengan need assessment penilaian hasil belajar.
Terdapat aspek-aspek pendukung yang cukup efektif sebagai komponen masukan penilaian
autentik. Pelaksanaan komponen proses penilaian autentik sudah cukup sesuai dengan sesuai
prosedur yang ditetapkan. Komponen hasil penilaian autentik sudah cukup mampu untuk
menggambarkan kompetensi siswa yang sebenarnya.
Kata Kunci : Keefektifan, Model Evaluasi Program CIPP, Penilaian Autentik.

PENDAHULUAN
Penilaian autentik

menyatakan


penilaian

autentik

proses

(authentic assessment) adalah pendekatan

pengumpulan informasi yang meminta siswa

penilaian yang digunakan dalam proses

untuk menerapkan konsep atau teori pada

pembelajaran.

dunia nyata. Penilaian ini sangat penting

memberikan informasi yang menunjukkan


dalam

kemampuan atau keterampilan peserta didik

Menteri

proses

adalah

bahwa

pembelajaran.

Pendidikan

dan

Peraturan

Kebudayaan

pada

kondisi

Penilaian

ini

sebenarnya.

dapat

Kemampuan

(Permendikbud) Republik Indonesia No. 65

peserta didik yang dinilai meliputi tiga


Tahun

aspek

2013

tentang

Standar

Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah Bab V

penting

yaitu

aspek


pengetahuan, dan keterampilan.

sikap,

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik 18
pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31
Penilaian autentik dapat dilaksanakan

penilaian autentik dan juga dalam memilih

dengan baik apabila didukung oleh berbagai

instrumen

komponen,

memengaruhi komponen proses penilaian

konteks,


yang

meliputi

masukan,

Komponen

komponen

proses,

dan

hasil.

berasal

dari


need

konteks

penilian.

Hal

ini

akan

autentik.
Komponen

proses

dalam


penilaian

assessment atau analisis kebutuhan dari

autentik berhubungan dengan pelaksanaan

penilaian autentik itu sendiri. Penilaian

penilaian autentik yang sesuai dengan

autentik harus mampu menggambarkan

standarnya.

kemampuan

sebenarnya.

berjalan

dengan

Namun, fenomena menunjukkan bahwa

autentik

akan

penilaian yang selama ini dilakukan hanya

kemampuan siswa yang sebenarnya dari

dari segi pengetahuan saja. Mulyasa (2008:

aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

61–62)

Guru

Pada kenyataannya, penilaian autentik pada

menggunakan tes tertulis untuk mengukur

saat pelaksanaan proses pembelajaran dirasa

keberhasilan belajar peserta didik atau

kurang

berbasis paper-and-pencil test. Penilaian

menyatakan bahwa guru di SMK Negeri 6

yang

dapat

Surakarta merasa kesulitan dengan prosedur

menggambarkan kemampuan siswa yang

penilaian autentik pada kurikulum 2013

sebenarnya.

sehingga pelaksanaannya kurang maksimal.

siswa

yang

menyatakan

seperti

ini

bahwa

tentu

Komponen

belum

konteks

dalam

Apabila

komponen

baik,
dapat

optimal.

hasil

proses
penilaian

menggambarkan

Setyowati

(2014)

penilaian autentik yang sesuai dengan

Nugrahedi (2016) menyatakan

kebutuhan, akan memengaruhi komponen

SMK Negeri 3 Surakarta belum sepenuhnya

masukan yang tepat.

menerapkan pedoman penilaian kurikulum

Komponen masukan dalam penilaian
autentik berhubungan dengan
instrumen,

prasarana yang digunakan dalam penilaian

belajar siswa secara detail. Pelaksanaan

autentik. Pada pelaksanannya, guru merasa

yang kurang optimal akan memengaruhi

rumit dalam memilih teknik penilaian

komponen hasil penilaian autentik.

untuk

sarana

membuat kisi-kisi dalam melaksanakan
penilaian dan tidak medeskripsikan hasil

yang sesuai

serta

2013. Guru di sekolah tersebut tidak

dan

autentik

prosedur,

teknik,

guru di

mengukur

Komponen

hasil

berhubungan

dilakukan

dan

penilaian belajar. Penilaian ini diharapkan

Nugraha (2016) menunjukkan bahwa guru

dapat menggambarkan kemampuan siswa

mengalami kesulitan dalam mengatur waktu

yang sebenarnya.

Retnawati,

Hadi,

pelaporan

autentik

kompetensi siswa. Hasil penelitian yang
oleh

dengan

penilaian

Kemampuan

hasil

tersebut

19 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
bersifat menyeluruh mulai dari aspek sikap,

atau keterampilan peserta didik pada kondisi

pengetahuan, dan keterampilan. Apabila

sebenarnya sehingga diperlukan evaluasi

pelaksanaan

pada

program

penilaian

autentik.

komponen proses kurang optimal, maka

tersebut

berfungsi

untuk

hasil penilaian juga kurang mampu untuk

keefektifan

menggambarkan kemampuan siswa yang

menggunakan model evaluasi program CIPP

sebenarnya.

(Context, Input,Process, Product).

penilaian

autentik

Adanya fenomena-fenomena mengenai

penilaian

Penelitian

ini

Evaluasi
mengukur

autentik

bertujuan

dengan

untuk

(1)

pelaksanaan penilaian autentik yang belum

mengetahui

dilaksanakan sepenuhnya, mengakibatkan

penilaian

tujuan penilaian autentik tidak dapat tercapai

akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta

dengan

yang

dari segi komponen konteks, (2) mengetahui

menggambarkan

keefektifan pelaksanaan penilaian autentik

kompetensi siswa yang sebenarnya menjadi

pada pembelajaran akuntansi di SMK

tidak valid dan objektif. Hal tersebut dapat

Negeri Kota Surakarta dari segi komponen

mengakibatkan penilaian yang overvalue

masukan,

atau undervalue. Overvalue bisa terjadi

pelaksanaan

apabila guru memberikan nilai yang terlalu

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri

tinggi

siswa

Kota Surakarta dari segi komponen proses,

sebenarnya. Sebaliknya, undervalue terjadi

(4) mengetahui keefektifan pelaksanaan

apabila guru memberikan nilai yang terlalu

penilaian

rendah dibandingkan

akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta

baik.

seharusnya

Penilaian
mampu

dibandingkan

autentik

kemampuan

kemampuan

yang

dimiliki oleh siswa sebenarnya. Penilaian
yang dilakukan dengan asal-asalan tidak

keefektifan
autentik

(3)

pelaksanaan

pada

pembelajaran

mengetahui
penilaian

autentik

keefektifan

autentik

pada

pada

pembelajaran

dari segi komponen hasil.
Penilaian autentik

merupakan suatu

dapat menggambarkan kemampuan siswa

penilaian dari hasil pembelajaran yang

yang senyatanya. Hal ini berakibat ilmu

merujuk

yang

tidak

Penilaian ini berorientasi untuk mengukur

bermanfaat di masyarakat. Nilai dari hasil

dan memonitor kemampuan siswa dalam

penilaian autentik menjadi tidak dapat

berbagai macam kemungkinan pemecahan

dipertanggungjawabkan.

masalah yang dihadapi pada situasi atau

diperoleh

Penilaian
mengatasi

siswa

autentik

menjadi

harus

mampu

fenomena-fenomena

tersebut.

pada

kondisi

“dunia

nyata”.

konteks dunia nyata (Yusuf, 2015: 292).
Mueller

(2014)

berpendapat

bahwa

Penilaian autentik harus dapat memberikan

“Assesment Authentic: A form of assessment

informasi yang menunjukkan kemampuan

in which students are asked to perform real-

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik 20
pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31
world tasks that demonstrate meaningfull

Evaluasi komponen konteks merupakan

application of essential knowledge and

penggambaran

dan

skill.” Mardapi (2012 : 166) berpendapat

lingkungan program yang dilaksanakan,

autentik asesmen adalah bentuk penilaian

kebutuhan

yang meminta peserta didik untuk dapat

karakteristik populasi dan sampel dari

menerapkan konsep atau teori pada dunia

individu yang diberi pelayanan serta tujuan

nyata.

dari program.

yang

spesifikasi

belum

tentang

terpenuhi,

Berdasarkan pengertian dari beberapa

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

dan Menengah (2015: 1–2) menyatakan

penilaian autentik adalah suatu proses

bahwa

pengumpulan

beberapa

informasi

mengenai

pada

kurikulum

2006

permasalahan

terdapat

diantaranya

kemampuan peserta didik yang meminta

kompetensi yang menggambarkan secara

siswa untuk menunjukkan kinerja secara

holistik domain sikap, keterampilan, dan

nyata.

pengetahuan serta beberapa kompetensi lain

Penilaian autentik sangat bermanfaat

yang dibutuhkan belum terakomodasi di

dalam pembelajaran. Penilaian ini mampu

dalam

kurikulum,

menilai kompetensi siswa yang diukur dari

pembelajaran

tiga aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan,

penafsiran yang beraneka ragam, standar

dan keterampilan. Pencapaian kompetensi

penilaian masih belum mengarah pada

siswa yang dinilai dengan penilaian autentik

penilaian

benar-benar terukur dan empiris karena

diperlukan dokumen kurikulum yang lebih

terdapat rumusan yang jelas mengenai

rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

masih

berbasis

standar

proses

membuka

peluang

kompetensi,

serta

Komponen konteks dalam mengukur

kriteria kompetensi yang harus dicapai.
Keefektifan suatu program pendidikan

keefektifan

diarahkan

untuk

memenuhi

dapat diukur dengan menggunakan model

kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi

evaluasi program CIPP yang meliputi 4

oleh

komponen utama yaitu komponen konteks

komponen

(context), masukan (input), proses (process),

kebutuhan penilaian pada pembelajaran, dan

dan produk (product). Model tersebut

analisis

pertama

penilaian pada kurikulum KTSP.

kali

dikembangkan

oleh

Stufflebeam pada 1965 (Widoyoko, 2013 :
182).

KTSP.

Penilaian
konteks

belum

autentik

meliputi

terpenuhinya

pada
analisis

kebutuhan

Evaluasi komponen masukan membantu
pihak yang berkepentingan untuk mengatur
keputusan

yang

akan

ditetapkan,

21 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
menentukan sumber-sumber yang ada untuk

apa yang dilakukan setelah program itu

pelaksanaan program dan alternatif apa yang

berjalan.

akan diambil, apa rencana dan strategi untuk

Komponen

hasil

dalam

mengukur

mencapai tujuan, serta bagaimana prosedur

keefektifan penilaian autentik dihubungkan

kerja

Komponen

dengan pelaporan hasil penilaian autentik

evaluasi masukan meliputi sumber daya

yang dilakukan. Pelaporan ini harus sesuai

manusia, sarana dan peralatan pendukung,

dengan pedoman sehingga hasilnya dapat

dana/anggaran, dan berbagai prosedur dan

menggambarkan kemampuan siswa yang

aturan yang diperlukan.

sebenarnya dari aspek sikap, pengetahuan,

untuk

mencapainya.

Komponen masukan dalam mengukur

dan keterampilan. Kemampuan tersebut

keefektifan penilaian autentik dihubungkan

menggambarkan kebutuhan pendidikan yang

dengan pemilihan teknik, instrumen, dan

sesuai dengan standar kompetensi lulusan

prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan

SMK.

penilaian

autentik,

serta

prinsip-prinsip

penilaian hasil belajar.
Evaluasi

proses

METODE PENELITIAN
digunakan

untuk

Penelitian

ini

merupakan

penelitian

mendeteksi

rancangan

prosedur

atau

evaluatif dengan model evaluasi program

rancangan

implementasi

selama

tahap

CIPP (Context, Input, Process, Product).

pelaksanaan program. Evaluasi proses juga

Pendekatan

digunakan untuk mengetahui sampai sejauh

pendekatan kuantitatif deskriptif. Variabel

mana rencana diterapkan dan komponen apa

yang dipakai menggunakan variabel tunggal

saja yang perlu diperbaiki.

yang difokuskan untuk mengukur tingkat

Komponen

prosesdalam

mengukur

keefektifan penilaian autentik dihubungkan
dengan

seluruh

digunakan

yaitu

keefektifan penilaian autentik.
Populasi dalam penelitian ini adalah

dalam

seluruh guru SMK Negeri Kota Surakarta

pelaksanaannya. Kegiatan ini disesuaikan

yang mengampu pembelajaran akuntansi.

dengan

penilaian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan

autentik serta pelaksanaan penilaian yang

adalah purposive sampling. Sampel yang

sesuai dengan panduannya.

digunakan

prosedur

Evaluasi

kegiatan

yang

pelaksanaan

komponen

hasil

bertujuan

adalah

seluruh

guru

yang

mengampu pembelajaran akuntansi di SMK

membantu pihak-pihak yang berkepentingan

Negeri

untuk membuat keputusan selanjutnya, baik

Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta.

mengenai hasil yang telah tercapai maupun

Responden dalam penelitian ini berjumlah

1

Surakarta,

SMK

Negeri

3

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik 22
pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31
32 guru. Sumber data berasal dari guru pada
pembelajaran akuntansi.

Komponen Konteks (Context)
Komponen konteks penilaian autentik

Pengumpulan data pada penelitian ini

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri

menggunakan angket yang didukung hasil

Kota

dokumentasi.

untuk

sebesar 2,95; median 3,08; modus 3,31; dan

tingkat

standar deviasi sebesar 0,42. Rata-rata

mendapatkan

Angket

digunakan

data

mengenai

keefektifan penilaian autentik sedangkan
dokumentasi merupakan metode pelengkap
yang digunakan untuk mendukung

hasil

data

menggunakan

deskriptif kuantitatif. Analisis ini digunakan
untuk

menghitung

nilai

keefektifan

konteks dapat digambarkan sebagai berikut
100%
80%
60%
40%
20%
0%

ditetapkan untuk masing-masing komponen

selanjutnya dibandingkan dengan kriteria
penilaian sebagai berikut

15,6 %

0,0 %

Komponen Masukan (Input)
Komponen masukan dalam penilaian

HASIL PENELITIAN
Hasil pengumpulan data

mengenai

autentik

pembelajaran akuntansi sebagai berikut

pada

SMK Negeri Kota Surakarta menunjukkan
rata-rata sebesar 3,17; median 3,06; modus
3,00; dan standar deviasi sebesar 0,34. Ratarata tersebut berada pada kategori cukup
efektif.
Hasil analisis data pada komponen
masukan dapat digambarkan sebagai berikut
Frekuensi (%)

Norma
Rentang Interprestasi
Penilaian
Skor
1.
Mi+1,5SDi
3,26 –
Efektif
s.d.
4,00
Mi+3SDi
2.
Mi s.d.
2,51 –
Cukup
Mi+1,5SDi
3,25
Efektif
3.
Mi-1,5SDi
1,76 –
Kurang
s.d. Mi
2,50
Efektif
4. Mi-3SDi s.d.
1,00 –
Tidak Efektif
Mi-1,5SDi
1,75
(Sumber : Arikunto, 2009: 40)

penilaian

28,1 %

autentik pada pembelajaran akuntansi di

No.

keefektifan

56,3 %

Efektif Cukup Kurang Tidak
Efektif Efektif Efektif
Komponen Konteks

berdasarkan hasil penskoran yang telah

atau subkomponen. Hasil penskoran tersebut

rata-rata

Hasil analisis data pada komponen

Frekuensi (%)

analisis

menunjukkan

tersebut berada pada kategori cukup efektif.

angket.
Teknik

Surakarta

100%
80%
60%
40%
20%
0%

62,5 %
31,2 %
6,3 % 0,0 %
Efektif Cukup Kurang Tidak
Efektif Efektif Efektif
Komponen Masukan

23 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
PEMBAHASAN

Komponen Proses (Process)
Komponen

proses

dalam

penilaian

autentik pada pembelajaran akuntansi di

Keefektifan Komponen Konteks (Context)
Penilaian Autentik

SMK Negeri Kota Surakarta menunjukkan

Hasil analisis data berdasarkan penelitian

rata-rata sebesar 3,22; median 3,15; modus

yang sudah dilakukan membuktikan bahwa

3,74; dan standar deviasi sebesar 0,43. Rata-

tingkat

rata tersebut berada pada kategori cukup

(context)

efektif.

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri

Hasil analisis data pada komponen

Frekuensi (%)

proses dapat digambarkan sebagai berikut
100%
80%
60%
40%
20%
0%

keefektifan

komponen

penilaian

konteks

autentik

pada

Kota Surakarta sebesar 2,95 (skala 1 – 4).
Pencapaian tersebut berada pada kategori
cukup efektif.

59,4%

Analisis

37,5%
3,1%

0,0%

Efektif Cukup Kurang Tidak
Efektif Efektif Efektif
Komponen Proses

hasil

komponen

konteks

meliputi analisis (1) kebutuhan penilaian
pada

pembelajaran

terpenuhinya

dan

kebutuhan

(2)

penilaian

belum
pada

kurikulum KTSP. Penilaian autentik mampu
memenuhi kebutuhan penilaian hasil belajar.

Komponen Hasil (Product)
Komponen

pada

dalam

penilaian

Kebutuhan

yang

tercapai

yakni

dapat

autentik pada pembelajaran akuntansi di

mengukur keberhasilan pembelajaran yang

SMK Negeri Kota Surakarta menunjukkan

dilakukan oleh guru dan sekaligus mengukur

rata-rata sebesar 3,20; median 3,00; modus

keberhasilan

peserta

3,00; dan standar deviasi sebesar 0,38. Rata-

penguasaan

kompetensi

rata tersebut berada pada kategori cukup

ditentukan. Penilaian autentik juga mampu

efektif.

menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan

Hasil analisis data pada komponen hasil

Frekuensi (%)

yang

dalam
telah

keterampilan peserta didik secara holistik.
Penilaian hasil belajar pada KTSP belum

dapat digambarkan sebagai berikut
100%
80%
60%
40%
20%
0%

didik

mampu memenuhi kebutuhan guru dalam
melakukan

65,6%

penilaian

terutama

dalam

kompetensi keterampilan dan sikap sehingga

34,4%
0,0%

0,0%

Efektif Cukup Kurang Tidak
Efektif Efektif Efektif
Komponen Hasil

diperlukan adanya penilaian autentik yang
mampu memenuhi kebutuhan penilaian
guru. Penilaian tersebut meliputi kompetensi
sikap,
peserta

pengetahuan,
didik

secara

dan

keterampilan

menyeluruh

dan

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik 24
pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31
berkesinambungan.
hasil

belajar

Pelaporan
juga

penilaian

harus

mampu

Keefektifan Komponen Masukan (Input)
Penilaian Autentik

menggambarkan ketiga kompetensi tersebut.

Hasil analisis data berdasarkan penelitian

Hasil analisis kedua subkomponen pada

yang sudah dilakukan membuktikan bahwa

komponen konteks dapat dikatakan bahwa

tingkat keefektifan komponen masukan

Guru membutuhkan penilaian yang mampu

(input) penilaian autentik pada pembelajaran

menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan

akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta

keterampilan peserta didik. Penilaian pada

sebesar 3,17 (skala 1 – 4). Pencapaian

KTSP belum mampu memenuhi kebutuhan

tersebut berada pada kategori cukup efektif.

tersebut.

Dengan

demikian,

adanya

Analisis

pada

komponen

masukan

penilaian autentik dalam kurikulum 2013

meliputi analisis subkomponen (1) terdapat

sudah

teknik, instrumen, dan prosedur untuk

sesuai

dilihat

dari

komponen

konteksnya.
Hasil

mengukur kompetensi peserta didik dalam

analisis

mendukung

aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

penyataan Direktorat Jenderal Pendidikan

pada situasi yang nyata; dan (2) penilaian

Dasar dan Menengah (2015: 1–2) yang

autentik memenuhi prinsip-prinsip penilaian

menyatakan bahwa kurikulum 2006 atau

hasil belajar yang tercantum di dalam

yang

Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang

disebut

beberapa

tersebut

dengan

KTSP

permasalahan,

memiliki

diantaranya

kompetensi belum menggambarkan domain

Standar Penilaian.
Dilihat

dari

komponen

masukan,

sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara

penilaian autentik sudah memiliki teknik,

holistik;

standar

penilaian

belum

instrumen, dan prosedur yang cukup efektif

penilaian

berbasis

untuk mengukur kompetensi yang dimiliki

kompetensi dan belum tegas menuntut

oleh peserta didik. Kompetensi tersebut

remidiasi

KTSP

meliputi aspek sikap, aspek pengetahuan,

memerlukan dokumen kurikulum yang lebih

dan aspek keterampilan yang ditunjukkan

rinci agar tidak menimbulkan multitafsir.

pada situasi yang nyata. Teknik, instrumen,

Penilaian autentik sebagai alat penilaiaan

dan prosedur penilaian tersebut sudah

hasil belajar dinilai mampu mengatasi

terdapat di dalam Buku Panduan Penilaian

permasalahan-permasalahan tersebut.

pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

mengarahkan

pada

secara

berkala;

serta

yang

diterbitkan

Pendidikan

oleh
dan

Kementrian
Kebudayaan

(Kemendikbud) pada tahun 2015.

25 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Penilaian autentik dapat dikatakan cukup
efektif karena memenuhi prinsip-prinsip
penilaian

hasil

belajar

seperti

yang

Pencapaian tersebut berada pada kategori
cukup efektif.
Analisis pada komponen proses meliputi

tercantum di Permendikbud No. 66 Tahun

analisis

2013 tentang Standar Penilaian. Prinsip-

penilaian autentik sesuai dengan Panduan

prinsip

efektif

Penilaian SMK dan Permendikbud No. 66

terpenuhi oleh penilaian autentik meliputi

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian; (2)

penilaian autentik cukup mampu menilai

Pelaksanaan

secara

prosedur penilaian autentik; (3) Penilaian

penilaian

objektif,

yang

cukup

terpadu,

ekonomis,

transparan, akuntabel, dan edukatif.

subkomponen

penilaian

(1)

Perencanaan

sesuai

dengan

sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai

Hasil analisis kedua subkomponen pada

dengan

prosedur

penilaian;

dan

(4)

komponen masukan (input) dapat dikatakan

Analisis/pengolahan

bahwa penilaian autentik cukup efektif

penilaian autentik sesuai dengan prosedur

dilihat

penilaian autentik.

dari

komponen

masukannya.

Terdapat teknik, instrumen, dan prosedur

Sebagian

besar

dan tindak lanjut

guru

pembelajaran

yang cukup efektif untuk dapat mengukur

akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta

kompetensi peserta didik dalam aspek sikap,

sudah melakukan perencanaan penilaian

pengetahuan, dan keterampilan pada situasi

autentik dengan baik sesuai dengan prosedur

yang nyata. Penilaian ini juga cukup efektif

yang sudah ditetapkan. Prosedur pada tahap

memenuhi prinsip-prinsip penilaian hasil

ini tercantum di dalam Permendikbud No.

belajar seperti yang tercantum di dalam

66 Tahun 2013 dan Panduan Penilaian SMK

Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang

yang diterbitkan oleh Permendikbud. Hal ini

Standar

demikian,

didukung pula dengan hasil dokumentasi

komponen masukan (input) dalam penilaian

yang terkumpul. Mayoritas guru sudah

autentik cukup efektif untuk mendukung

membuat rencana penilaian yang terpadu,

pelaksanaannya pada pembelajaran.

menentukan teknik dan instrumen penilaian

Keefektifan Komponen Proses (Process)

yang sesuai dengan indikator, membuat kisi-

Penilaian Autentik

kisi penilaian, menetapkan bobot penilaian

Penilaian.

Berdasarkan

Dengan

penelitian

yang

sudah

dan

menetapkan

Kriteria

Ketuntasan

dilakukan, hasil analisis data membuktikan

Minimal

bahwa tingkat keefektifan komponen proses

sebagian besar sudah sesuai dengan Panduan

(process)

Penilaian SMK dan Permendikbud No. 66

penilaian

autentik

pada

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri
Kota Surakarta sebesar 3,22 (skala 1 – 4).

(KKM).Perencanaan

tersebut

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik 26
pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31
Kunandar (2014: 73) menyatakan standar

hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan

perencanaan penilaian pada pembelajaran

penilaian autentik dikatakan efektif apabila

sebagai berikut (1) Guru membuat rencana

sesuai dengan dengan prosedur penilaian

penilaian secara terpadu dengan mengacu

hasil belajar. Direktorat Jenderal Pendidikan

pada silabus dan rencana pembelajaran

Dasar

akuntansi;

menyatakan prosedur pelaksanaan penilaian

kriteria

(2)

Guru

pencapaian

mengembangkan
kompetensi

dasar

dan

Menengah

(2015:

14)

autentik yaitu (1) pelaksanaaan penilaian

sebagai dasar untuk penilaian; (3) Guru

diawali

menentukan teknik dan instrumen penilaian

menggunakan

sesuai indikator pencapaian kompetensi

mengeksplorasi pengalaman belajar siswa

dasar; (4) Guru menginformasikan kepada

sesuai

peserta didik tentang aspek yang akan

kemampuan

dinilai dan kriteria pencapainnya; (5) Guru

melaksanakan tes dan/atau nontes.

membuat kisi-kisi penilaian berdasarkan

dengan

teknik

dengan

Penilaian

penelusuran
bertanya

kondisi

peserta

autentik

dengan

dan

didik;

untuk

tingkat
dan

digunakan

(2)

untuk

komponen yang akan dinilai; (6) Guru

menilai aspek sikap, pengetahuan, dan

membuat instrumen penilaian berdasarkan

keterampilan peserta didik. Pada penilaian

kisi-kisi yang telah dibuat dan dilengkapi

sikap, guru sudah melakukan penilaian

dengan pedoman penskoran; (7) Guru

seperti berikut (1) Guru selalu melakukan

menganalisis kualitas instrumen penilaian

observasi sikap siswa di setiap kegiatan

dengan mengacu persyaratan instrumen

belajar selama satu semester; (2) Guru

serta menggunakan acuan kriteria; (8) Guru

melakukan observasi sikap siswa selama

menetapkan bobot penilaian untk tiap

berada di luar jam pelajaran; (3) Guru

teknik/jenis

menetapkan

Bimbingan Konseling (BK) melakukan

rumus nilai akhir peserta didik; serta (9)

observasi sikap siswa selama satu semester;

Guru menetapkan acuan kriteria yang akan

(4) Guru memperkuat penilaian kompetensi

digunakan

sikap siswa dengan penilaian diri dan

penilaian

yaitu

dan

berupa

nilai

kriteria

ketuntasan minimal (KKM).

penilaian antarteman oleh siswa; (5) Wali

Pada pelaksanaan pembelajaran, guru

kelas mengumpulkan data/informasi dari

sudah mengawali dengan teknik bertanya

hasil penilaian sikap yang dilakukan oleh

kepada peserta didik. Hal ini bertujuan

guru mata pelajaran, guru BK, dan/atau

untuk mengeksplorasi belajar pengalaman

penilaian

siswa. Guru pembelajaran akuntansi juga

dirangkum menjadi deskripsi (bukan angka

melakukan tes dan nontes dalam menilai

atau

diri

predikat)

dan

yang

antarteman

untuk

menggambarkan

27 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
perilaku siswa; dan (6) Guru mencatat

(feedback) berupa komentar yang mendidik

perilaku siswa yang sangat baik dan kurang

(penguatan).

baik dalam jurnal.

layanan program perbaikan (remedial) bagi

Guru

selalu

memberikan

Teknik penilaian yang digunakan oleh

siswa yang memiliki nilai di bawah standar

guru untuk menilai kompetensi pengetahuan

yang sudah ditetapkan. Guru memberikan

peserta didik yaitu teknik tes tertulis, tes

layanan program pengayaan (enrichment)

lisan, penugasan, dan portofolio. Teknik

bagi siswa yang sudah mencapai nilai

penilaian tes lisan dan portofolio cukup

standar yang sudah ditetapkan. Guru pada

jarang dilakukan oleh guru sehingga perlu

pembelajaran

ditingkatkan pelaksanaannya. Pada penilaian

memberikan layanan program konseling

kompetensi

bagi semua siswa yang mengalami kendala

keterampilan,

menggunakan

teknik

proyek,

portofolio

guru

penilaian

sudah
kinerja,

Akunansi

juga

sering

dalam pembelajaran.

menilai

Hasil analisis yang dilakukan pada

kompetensi keterampilan akuntansi siswa.

keempat subkomponen dapat dikatakan

Instrumen yang digunakan dalam menilai

bahwa komponen proses (process) penilaian

kompetensi tersebut adalah daftar cek atau

autentik pada pembelajaran akuntansi di

skala penilaian yang dilengkapi rubrik.

SMK Negeri Kota Surakarta sudah cukup

Teknik penilaian proyek dan portofolio

efektif

cukup jarang dilakukan oleh guru sehingga

perencanaan, pelaksanaan, maupun tindak

perlu ditingkatkan lagi pelaksanaannya.

lanjut hasil penilaiannya. Hal tersebut

dan

untuk

dilaksanakan,

baik

dari

segi

Guru pada pembelajaran akuntansi sudah

didukung pula dengan hasil dokumentasi

cukup efektif dalam melaksanakan semua

berupa lembar penilaian siswa dan RPP

teknik penilaian dan prosedurnya sesuai

yang sudah dibuat oleh guru.

dengan RPP yang telah direncanakan. Guru

Hasil analisis komponen proses yang

juga menjamin bahwa pelaksanaan penilaian

menunjukkan

autentik bisa bebas dari kecurangan. Hasil

sejalandengan penelitian yang dilakukan

penilaian autentik sudah dianalisis guru

oleh Retnawati, Hadi, dan Nugraha (2016)

untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan

yang

belajar yang dialami peserta didik.

mengalami kesulitan dalam mengatur waktu

Guru

sudah

melakukan

analisis/

pada

kategori

menyatakan

cukup

bahwa

perencanaan

guru

efektif

juga

pembelajaran,

pengolahan dan tindak lanjut penilaian

merencanakan

autentik

merencanakan penilaian sikap, dan memilah

yang

cukup

sesuai

dengan

kegiatan

dan

pembelajaran,

prosedurnya. Guru mengembalikan hasil

pengetahuan

keterampilan

pada

penilaian kepada peserta didik disertai

penyusunan instrumen penilaian. Sebagian

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik 28
pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31
besar guru pembelajaran akuntansi di SMK

Analisis pada komponen proses meliputi

Negeri Kota Surakarta menyatakan kategori

analisis subkomponen (1) penilaian autentik

“sering dilakukan”

mampu memenuhi kebutuhan penilaian pada

dan

bukan

“selalu

dilakukan” pada pernyataan yang diajukan

pembelajaran;

pada komponen proses.

autentik dan pelaporan sesuai dengan aturan

Hasil analisis komponen proses yang

dan

(2)

hasil

penilaian

yang ada di Buku Panduan Penilaian SMK.

menunjukkan kategori cukup efektif juga

Hasil penelitian membuktikan bahwa

sejalan penelitian yang dilakukan oleh

penilaian autentik yang dilakukan oleh guru

Setyowati (2014) yang menyatakan bahwa

sudah

penilaian autentik pada saat pelaksanaan

kebutuhan penilaian pada pembelajaran.

proses pembelajaran dirasa kurang optimal,

Penilaian autentik juga sudah mampu untuk

terutama penilaian aspek sikap. Hal tersebut

mengukur keberhasilan pembelajaran yang

terbukti

cukup

efektif

yang

dilakukan

besar

guru

keberhasilan penguasaan kompetensi peserta

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri

didik. Hasil dari penilaian juga sudah cukup

Kota Surakarta menyatakan kategori “sering

mampu untuk menggambarkan kompetensi

dilakukan” dan bukan “selalu dilakukan”

sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa

pada

yang sebenarnya secara nyata. Selain itu,

dilakukan

yaitu

pernyataan

hasil
sebagian

yang

diajukan

pada

guru

penilaian

pembelajaran

selalu

digunakan sebagai alat alat untuk mencapai

melakukan tahapan yang ada di prosedur

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam

penilaian sikap peserta didik.

aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Keefektifan Komponen Hasil (Product)

peserta didik.

tidak

juga

mengukur

komponen proses. Artinya, guru pada
akuntansi

autentik

dan

memenuhi

analisis

dengan

oleh

untuk

cukup

efektif

Pelaporan hasil penilaian autentik yang

Penilaian Autentik
Hasil analisis data berdasarkan penelitian

dilakukan guru pada pembelajaran akuntansi

yang sudah dilakukan membuktikan bahwa

sudah cukup sesuai dengan aturan yang ada

tingkat

Panduan

Penilaian

SMK.

Direktorat

komponen

proses

autentik

pada

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri

(2015: 65 – 68) menyatakan bahwa (1) Hasil

Kota Surakarta sebesar 3,20 (skala 1 – 4).

penilaian mampu menunjukkan kelebihan

Pencapaian tersebut berada pada kategori

dan kekurangan yang dimiliki peserta didik;

cukup efektif.

(2) Pelaporan penilaian autentik meliputi

(process)

keefektifan
penilaian

aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

29 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
secara menyeluruh; (3) Pelaporan peserta

akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta

didik jelas dan mudah dipahami oleh semua

cukup efektif.Komponen tersebut meliputi

pihak

komponen

Analisis yang dilakukan pada kedua
subkomponen

dapat

dikatakan

bahwa

(input),

konteks
proses

(context),

(process),

masukan
dan

hasil

(product). Komponen konteks cukup efektif

komponen hasil (product) penilaian autentik

karena

pada pembelajaran akuntansi di SMK

assessment

Negeri Kota Surakarta sudah cukup efektif

Komponen konteks penilaian autentik turut

untuk memenuhi kebutuhan penilaian hasil

memengaruhi komponen masukannya.

belajar. Selain itu, pelaporan dan juga hasil

cukup

sesuai

dengan

penilaian

Komponen

hasil

masukan

need

belajar.

menunjukkan

penilaian autentik sudah cukup sesuai

kategori cukup efektif, artinya aspek-aspek

dengan aturan yang ada di Buku Panduan

yang dibutuhkan untuk melakukan penilaian

Penilaian SMK sebagai acuan pelaksanaan

autentik

penilaian autentik pada pembelajaran.

instrument, prosedur penilaian.Selain itu,

Keefektifan

berdasarkan

Komponen

Komponen

sudah

ada,

analisis

seperti

yang

teknik,

dilakukan,

konteks (context), masukan (input), proses

penilaian autentik cukup efektif digunakan

(process), dan hasil (product) Penilaian

sebagai alat untuk menilai hasil belajar

Autentik

peserta didik karena cukup memenuhi

Hasil analisis data yang telah dilakukan
pada

masing-masing

komponen

prinsip-prinsip

penilaian

hasil

belajar.

dapat

Komponen masukan yang cukup efektif

diperoleh perhitungan rata-rata untuk setiap

memengaruhi komponen proses yang juga

komponen penilaian autentik. Apabila data

menunjukkan kategori cukup efektif.

tersebut disatukan maka akan diperoleh hasil

Komponen proses penilaian autentik

akhir keefektifan penilaian autentik pada

menunjukkan kategori cukup efektif, artinya

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri

guru sudah cukup efektif menerapkan

Kota Surakarta. Hasil perhitungan rerata

penilaian autentik sesuai prosedur yang

keefektifan

pada

ditetapkan dalam Panduan Penilaian SMK

pembelajaran akuntansi di SMK Negeri

dan Permendikbud No. 66 Tahun 2013

Kota Surakarta sebesar 3,14 (skala 1 – 4).

tentang Standar Penilaian. Prosedur tersebut

Pencapaian tersebut berada pada kategori

meliputi

cukup efektif.

analisis/pengolahan, serta tindak lanjut hasil

penilaian

autentik

perencanaan,

pelaksanaan,

Hasil analisis keempat komponen pada

penilaian. Komponen proses memengaruhi

penilaian autentik dapat dikatakan bahwa

komponen hasil yang menunjukkan kategori

penilaian

cukup efektif.

autentik

pada

pembelajaran

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik 30
pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31
autentik

pencapaian

menunjukkan kategori cukup efektif, artinya

(skala 1–4).

Komponen

hasil

penilaian

hasil dari penilaian autentik cukup efektif
untuk

memenuhi

kebutuhan

penilaian

skor

sebesar

3,20

Tingkat keefektifan penilaian autentik
secara

keseluruhan

berdasarkan

hasil

pembelajaran. Penilaian autentik cukup

perhitungan keempat komponen tersebut

mampu untuk menggambarkan kompetensi

menurut indikator model evaluasi program

siswa yang sebenarnya. Kompetensi tersebut

CIPP yaitu berada pada kategori cukup

meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan

efektif dengan pencapaian skor sebesar 3,14

keterampilan.

(skala 1 – 4).
Saran

yang

berdasarkan

SIMPULAN DAN SARAN

dapat

disampaikan

simpulan

yang

telah

Simpulan yang dapa ditarik berdasarkan

disampaikan sebelumnya sebagai berikut

hasil analisis dan pembahasan yang telah

(1) pihak sekolah melakukan upaya untuk

diuraikan sebagai berikut:

meningkatkan

1.

Tingkat keefektifan penilaian autentik

autentik, seperti melakukan evaluasi berkala

pada

(context)

terhadap pelaksanaan penilaiannya sehingga

berada pada kategori cukup efektif

dapat meningkatkan tingkat keefektifannya;

dengan pencapaian skor sebesar 2,95

(2) Guru selalu menyusun kisi-kisi penilaian

(skala 1 – 4).

berdasarkan indikator penilaian yang sudah

Tingkat keefektifan penilaian autentik

dibuat; (3) Guru selalu melakukan analisis

pada komponen masukan (input) berada

kualitas instrumen dengan mengacu pada

pada kategori cukup efektif dengan

persyaratan instrument; (4) Guru selalu

pencapaian

melakukan

2.

3.

4.

komponen

skor

konteks

sebesar

3,17

keefektifan

penilaian

penilaian

kompetensi

sikap

(skala 1 – 4).

peserta didik secara menyeluruh sesuai

Tingkat keefektifan penilaian autentik

prosedur, seperti selalu melakukan observasi

pada komponen proses (process) berada

sikap siswa di luar jam pelajaran dan

pada kategori cukup efektif dengan

mencatat perilaku siswa yang sangat baik

pencapaian

dan kurang baik di dalam jurnal; (5) Guru

skor

sebesar

3,22

(skala 1 – 4).

selalu

Tingkat keefektifan penilaian autentik

pengetahuan

pada komponen hasil (product) berada

menyeluruh

pada kategori cukup efektif dengan

peningkatan penggunaan teknik tes lisan dan

melakukan penilaian kompetensi
peserta
sesuai

didik

secara

prosedur,

seperti

teknik portofolio dalam pembelajaran; (6)

31 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Guru

selalu

kompetensi

melakukan

keterampilan

penilaian

peserta

didik

secara menyeluruh sesuai prosedur, seperti
peningkatan penggunaan teknik proyek dan
teknik

portofolio;

(7)

Bagi

peneliti

selanjutnya disarankan untuk meneruskan
atau mengembangkan penelitian ini untuk
komponen-komponen

lain

yang

Nugrahedi, D.P. (2016). Kompetensi Guru
dalam
Penilaian
Pembelajaran
Akuntansi Kurikulum 2013 di SMK
Negeri 3 Surakarta. Jurnal Tata Arta
UNS, Vol. 2 No. 1 hlm.1-11.

lebih

banyak dan mendalam.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. (2015).
Panduan Penilaian pada Sekolah
Menengah
Kejuruan .Jakarta
:
Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Kunandar. (2014). Penilaian Autentik
(Penilaian Hasil Belajar Peserta
Didik Berdasarkan Kurikulum 2013)
Suatu Pendekatan Praktis Disertai
dengan Contoh: Edisi Revisi. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Mardapi, D. (2012). Pengukuran Penilaian
& Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Mueller, J. (2014). “Authentic Assessment
Toolbox”. North Central College.
http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/tool
box/index.htm. Diunduh pada 15
Maret 2016.
Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, Kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah . Jakarta:
Bumi Aksara.

Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
(Permendikbud)
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. 4 Juni 2013.
Jakarta.
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
(Permendikbud)
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2013 Standar Penilaian Pendidikan.
4 Juni 2013. Jakarta
Retnawati, Hadi, & Nugraha. (2016).
Vocational High School Teachers’
Difficulties
in Implementing the
Assessment in Curriculum 2013 in
Yogyakarta
Province
of
Indonesia.International Journal of
Instruction, Vol.9, No.1, p-ISSN:
1694-609X.
Setyowati. (2014). Analisis Kompetensi
Pedagogik Guru dalam Pelaksanaan
Kurikulum
2013
MataPelajaran
Produktif
Kelompok
Keahlian
Akuntansi di SMK Negeri 6
Surakarta. Jurnal Pendidikan UNS,
Vol 2 No. 3 Hal 312 s/d 322.
Widoyoko, E.P. (2013). Evaluasi Program
Pembelajaran : Panduan Praktis
Bagi Pendidik dan Calon Pendidik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yusuf, A.M. (2015). Asesmen dan Evaluasi
Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi
dan Kegiatan Pengendalian Mutu
Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia
Group.

Heni Rahmahwati, Sudiyanto, dan Binti Muchsini. Keefektifan Penilaian Autentik 32
pada Pembelajaran Akuntansi di SMK Negeri Kota Surakarta. Jurnal “Tata Arta”
UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 16-31