Index of /enm/images/dokumen
PENDAPAT ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
A. PENDAHULUAN
Lembaga sej enis LPEI t el ah banyak dimil iki berbagai negara asing. Lembaga ini l azimnya disebut Export Credit Agency (ECA). Suat u negara mendirikan ECA unt uk meningkat kan kinerj a ekspor karena para eksport ir membut uhkan perl indungan t erhadap risiko gagal bayar (non-payment ) dari pembel i-pembel inya di l uar negeri. ECA kemudian berkembang menj adi l embaga yang menyediakan pul a pembiayaan bagi eksport ir maupun pembel i di l uar negeri dengan t uj uan unt uk meningkat kan ekspor nasional.
Terbent uknya LPEI di Indonesia, akan mendukung peningkat an ekspor melalui pembiayaan pre/ post shipment f inancing, dan penj aminan dan at au asuransi t ermasuk pemberdayaan UKM yang berorient asi ekspor. Let t er of int ent (LOI) pemerint ah dan Int ernat ional Monet ery Fund (IMF but ir 98). Unt uk mengat asi kekurangan modal kerj a dalam pengadaan barang dan j asa t ermasuk pembel ian bahan baku dan prot eksi Terms of payment (L/ C dan Non L/ C) yang dimint a oleh buyer khususnya kenegara-negara count ry risk t inggi.
LPEI dirancang akan menj adi l embaga yang ot onom dal am rangka meningkat kan ekspor barang dan j asa nasional unt uk menambah pendapat an devisa negara.
LPEI mempunyai wewenang berupa:
a. Menet apkan skema pembiayaan ekspor nasional . b. Mel akukan rest rukt urisasi pembiayaan ekspor nasional .
c. Dengan perset uj uan Ment eri Keuangan dapat melakukan penyert aan modal. d. Mendukung ASEI dalam sat u payung LPEI namun f ungsi dan perannya berbeda.
Akt ivit as pembiayaan bisnis, penj aminan dan asuransi t el ah dil aksanakan secara sendiri-sendiri ol eh bank dan l embaga keuangan non bank. Pembiayaan ekspor saat ini dil akukan ol eh bank-bank devisa, penj aminan dan asuransi ol eh PT ASEI (BUMN) walaupun belum t erpadu sebagaimana yang diinginkan pada konsep LPEI.
(2)
B. PANDANGAN UMUM
Kadin Indonesia t elah menerima RUU LPEI namun t idak menerima dan menget ahui adanya naskah akademik RUU t ersebut . Unt uk it u sangat diperl ukan adanya Naskah Akademik sebagai pedoman dan arahan dal am rangka perumusan dan penyusunannya sesuai ket ent uan UU No. 10 Tahun 2004 t ent ang Pembuat an Perat uran Perundang-undangan.
LPEI menurut RUU LPEI adalah lembaga keuangan memiliki keunikan yait u t idak t unduk pada perat uran perundang-undangan di bidang perbankan, usaha perasuransian, l embaga pembiayaan at au perusahaan pembiayaan, BUMN dan kepail it an. RUU ini dirancang menj adi UU l ex speci al i s t erhadap perat uran perundang-undangan t ent ang BUMN, Lembaga Pembiayaan at au Perusahaan Pembiayaan, Usaha Perasuransian dan Perbankan. Namun sesungguhnya dal am menj alankan kegiat an usahanya ket ent uan-ket ent uan mat eriil t ent ang pembiayaan, penj aminan dan asuransi sebagaimana diat ur dal am KUH Perdat a t ent ang pinj am meminj am dan penanggungan ut ang, sert a ket ent uan, KUH Dagang mengenai asuransi at au pert anggungan umum, akan t et ap berlaku pula bagi LPEI. Dengan demikian perl u ada pengkaj ian l ebih dal am dan lebih t elit i yang menyat akan pemberian hak ini kepada LPEI.
Kedudukan LPEI sebagai Sui Gener i c (t unduk kepada undang-undangnya sendiri), akan menj adi l embaga pembiayaan yang mempunyai kewenangan sangat l uas dan t idak bisa dipail it kan dengan cara biasa kecual i dibubarkan dengan undang-undang, yang nant inya akan menimbulkan berbagai permasalahan hukum yang berlarut -larut .
Apabil a LPEI mengal ami kekurangan modal maka pemerint ah memberi t ambahan dana at au penyert aan modal. Unt uk it u harus ada j aminan dari pemerint ah unt uk menanggung kerugian LPEI karena dana t ersebut akan dipenuhi dari APBN. Yang menj adi pert anyaan adal ah bagaimana mengal okasikan dan kerugian it u dal am APBN set iap t ahun anggaran?
Berdasarkan pengal aman dari ECA-ECA di l uar negeri yang dit uangkan pada hasil pert emuan Berne Union diperoleh kesimpulan bahwa ECA-ECA yang mengal ami pembayaran kl aim besar umumnya adal ah mereka yang membiayai, menj amin proyek/ invest asi skal a besar dengan j angka wakt u menengah dan/ at au panj ang. Proyek at au invest asi t ersebut biasanya rent an t erhadap krisis regional dan/ at au krisis l okal pada negara t uan rumah sehingga membuat ECA harus membayar gant i rugi kepada invest or negara asal ECA.
Penurunan modal akan menimbulkan kewaj iban pemerint ah unt uk menut upnya melalui penganggaran dalam APBN. Unt uk it u UU LPEI sebaiknya memf okuskan LPEI unt uk melakukan kegiat an pembiayaan ekspor dan membuat at uran yang t egas mengenai kegiat an bisnis yang dapat dilakukan LPEI agar beban negara di kemudian hari dapat dihindari.
RUU LPEI merupakan suat u usaha Pemerint ah/ Depart emen Keuangan R. I. unt uk menggant ikan Bank Ekspor Indonesia (BEI) yang t idak berhasil mel aksanakan t ugasnya membiayai peningkat an ekspor Indonesia secara opt imal . Hal ini karena:
(3)
a. Pel aksana BEI kurang dikenal dal am t ugas-t ugasnya dan t idak banyak diket ahui para eksport ir t erut ama para eksport ir yang t ergol ong Usaha Ekonomi Menengah (UKM).
b. BEI t idak berada di pusat -pusat / di sumber -sumber ekspor dan hanya berada di Jakart a, Medan dan Makasar.
c. Kurang ada usaha BEI it u sendiri unt uk mendekat i para eksport ir, sepert i Bank-bank l ain yait u BNI-46, Bank Mandiri dan Bank-bank Asing l ainnya yang gencar mencari pel anggan/ para eksport ir.
d. BEI hanya menerbit kan penerbit an berkala yang merupakan berit a dari media cet ak yang semuanya sudah diket ahui para eksport ir dan t idak mel aksanakan t ugas-t ugas yang l ebih bermanf aat sepert i pencarian pasar ekspor.
Dal am konsep Pasal 22 RUU LPEI t ersebut , bahwa organ LPEI menggunakan one boar d syst em dimana Dewan Direkt ur adalah organ sat u-sat unya dari LPEI dan j umlah anggot a Dewan Direkt ur adal ah 7 orang yang t erdiri 3 anggot a ex-of f icio berasal dari pej abat Esel on 1 Depart emen Keuangan, Depart emen Perdagangan dan Bank Indonesia, dan 3 anggot a l ainnya dari dal am dan/ at au l uar LPEI. Perl u dirinci krit er ia yang l ebih t ransparan dan j el as cara sel eksi orang-orang yang t epat unt uk duduk sebagai Dewan Direkt ur. Disamping it u l ayak dit erima bahwa 3 orang Dewan Direkt ur dari l uar LPEI adal ah berasal dari kal angan prof esional dan menget ahui seluk-beluk t ent ang ekspor dan dilakukan dengan cara f i t and pr oper t est bagi semua anggot a Dewan Direkt ur oleh DPR.
Dewan Direkt ur bert ugas merumuskan dan menet apkan kebij akan sert a melakukan pengawasan t erhadap LPEI. Sat u orang anggot a dewan direkt ur non ex of f icio dit et apkan ment eri keuangan sebagai ket ua dewan direkt ur merangkap direkt ur eksekut if . Dengan demikian t erj adi rangkap f ungsi ol eh sat u orang yait u f ungsi pembuat kebij akan dan pengawasan. Dengan demikian prinsip check and bal ance t idak dapat berlangsung dalam rangka menj al ankan prinsip cor por at e gover nance.
LPEI waj ib menerapkan prinsip kehat i-hat ian yang mel iput i prinsip t at a kel ol a perusahaan yang baik (cor por at e gover nance), penerapan manaj emen risiko (r i sk management ) dan prinsip mengenal nasabah (know your cust omer pr i nci pl es).
Set elah mempelaj ari mat eri muat an RUU LPEI ada bagian-bagian t ert ent u akan dapat t erbuka peluang t umpang t indih kewenangan LPEI dengan Lembaga Pembiayaan yang sudah ada dan t elah berj alan dengan baik khususnya pada kegiat an ekspor mineral dan bat u bara. Disamping dapat menimbul kan beban birokrasi yang bersif at disinsent if (karena kedudukan dan kewenangan LPEI yang sangat ist imewa) dan j angan sampai bert ent angan dengan semangat ref ormasi hukum sert a asas kepemerint ahan yang baik. Unt uk it u demi kepast ian hukum (menghindarkan t umpang t indih kewenangan masing-masing sekt or) dan kepast ian berusaha (guna menarik invest or) yang dilakukan unt uk sebesar-besar kemakmuran rakyat .
(4)
Terkait dengan Pasal 3 ayat (1), 13 dan 17 ayat (1) perl u dipert imbangkan mengenai keberadaan, peran dan t ugas PT. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) sebagai Persero BUMN dalam bidang asuransi dan penj aminan ekspor karena sej ak t ahun 1991 ASEI t el ah menj adi anggot a t et ap dari Int ernat ional Union of Credit and Invest ment Insurers (Berne Union) yang beranggot akan 52 l embaga ECA dari 43 negara.
Unt uk it u perlu diperhat ikan Perat uran Pemerint ah No. 1 Tahun 1982 t ent ang Pel aksanaan Ekspor, Impor dan Lal u Lint as Devisa sert a Surat Keput usan Ment eri Keuangan No. 32/ KMK. 011/ 1982 t ent ang Jaminan Kredit Ekspor dan Asuransi Ekspor unt uk Barang-barang bukan Minyak dan Gas Bumi t ert anggal 18 Januari 1982.
Terkait dengan konsep yang t ermuat dal am Pasal 26 dan 32 maka perl u dit ambahkan ket ent uan t ent ang larangan bent uran kepent ingan (conf l i ct of i nt er est ) ant ara Dewan Direkt ur, Direkt ur Eksekut if dan Direkt ur Pelaksana.
B. MASUKAN PASAL PER PASAL
No. Naskah Draft RUU Komentar
1.
Pasal 1 ayat (1)“Pembi ayaan Ekspor Nasi onal adal ah f asi l i t as yang di ber i kan kepada badan usaha dal am r angka mendor ong peni ngkat an ekspor nasi onal ”
Ket ent uan Pasal ini t idak konsist en dengan Pasal 3 ayat 3 dimana Pembiayaan Ekspor Nasional j uga dapat diberikan kepada perorangan. Perlu dit egaskan apakah pembiayaan hanya unt uk Badan Usaha at au j uga dapat diberikan kepada individual .
2.
Pasal 1 ayat (8)“Pembi ayaan adal ah Kr edi t
dan/ at au Pembi ayaan ber dasar kan Pr i nsi p Syar i ah
yang di sedi akan ol eh Lembaga Pembi ayaan Ekspor Indonesi a”
Penambahan kal imat menj adi:
“ Pembi ayaan adal ah Kr edi t umum dan/ at au . . . “
3.
Pasal 1 ayat (9)“Kr edi t adal ah penyedi aan f asi l i t as pi nj aman ber bent uk t unai yang mewaj i bkan pi hak pemi nj am mel unasi sel ur uh kewaj i bannya set el ah j angka wakt u t er t ent u dengan pember i an bunga”
Def inisi kredit sebaiknya diperj el as menj adi sebagai berikut :
“Kr edi t adal ah penyedi aan f asi l i t as pi nj aman ber bent uk t unai at au t agihan yang dapat dipersamakan dengan it u berdasarkan perset uj uan at au kesepakat an pinj am-peminj am ant ara pemberi pinj aman dengan pihak peminj am yang mewaj i bkan pi hak pemi nj am mel unasi sel ur uh kewaj i bannya set el ah j angka wakt u t er t ent u dengan pember i an bunga, imbalan at au pembagian hasil keunt ungan”
(5)
4.
Pasal 1 ayat (13)“ Asur ansi adal ah pember i an f asi l i t as ber upa gant i r ugi at as ker ugi an yang t i mbul sebagai aki bat dar i suat u per i st i wa yang t i dak past i ”
Def inisi ini sebaiknya diubah sesuai yang t erdapat dal am UU RI No. 2 Tahun 1992 dan Perat uran Pel aksanaannya t ent ang Usaha Perasuransian.
5.
Pasal 3 ayat 1 (a): “. . . dal am bent uk: a. Pembi ayaan; ”Pada bagian penj el asan hanya t ermuat kal imat Cukup j el as. Pada bagian ini perl u diperj el askan bahwa pembiayaan dapat dil akukan secara l angsung kepada eksport ir (pel aku usaha) at au bekerj a sama dengan bank devisa/ l embaga pembiayaan l ainnya.
6.
Pasal 3 ayat 1 (b): “ . . . dal am bent uk: b. Penj ami nan; ”Pada bagian penj el asan hanya t ermuat kal imat Cukup j el as. Pada bagian ini perl u diperj el askan bent uk penj aminan yang akan dilakukan oleh LPEI.
7.
Pasal 4:“ Pembiayaan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3 ayat (1) huruf a diberikan dal am bent uk modal kerj a dan/ at au invest asi”
Penj elasan Pasal 4:
“ Pembi ayaan dal am bent uk i nvest asi . . . kegi at an Ekspl or asi dan Ekspl oi t asi . . . ” .
Menj adi:
“ Pembiayaan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3 ayat (1) huruf a diberikan dal am bent uk pembiayaan modal kerj a dan/ at au invest asi”
Ket ent uan ini, dapat membuka peluang t erj adinya t umpang t indih kewenangan dengan l embaga pembiayaan kegiat an pert ambangan yang berj al an sesuai dengan ket ent uan dal am kont rak kerj asamanya masing-masing (KK dan PKP2B), yang kont raknya bersif at l ex speci al i s j uga, karena dilakukan dengan Pemerint ah RI dan mendapat perset uj uan DPR sesuai Pasal 10 ayat (3) UU No. 11 Tahun 1967 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pert ambangan.
8.
Pasal 5 huruf C:“ Penj aminan kepada Bank yang menj adi mit ra penyediaan pembiayaan t ransaksi Ekspor yang t elah diberikan kepada Eksport ir Indonesia”
Menj adi:
Pasal 5 huruf C: “ Penj aminan kepada bank yang berasal dari dalam negeri maupun bank dari luar negeri yang menj adi mit ra penyediaan pembiayaan t ransaksi Ekspor yang t el ah diberikan kepada Eksport ir Indonesia”
9.
Pasal 6:Asuransi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3 ayat (1) huruf c, dapat diberikan dalam bent uk: a. Asuransi at as resiko kegagal an
ekspor;
b. Asuransi at as resiko kegagal an bayar;
c. Asuransi at as invest asi yang dilakukan suat u perusahaan Indonesia di l uar negeri dan/ at au;
d. Asuransi at as resiko pol it ik disuat u negara
Tidak semua risiko dapat dij amin/ diproteksi oleh asuransi. Maka:
a. Perl u diperj el as apakah t ermasuk di dal amnya sebagai cont oh risiko diakibat kan perang, perang saudara dan permusuhan
b. Perl u diperj el as apakah t ermasuk di dal amnya sebagai cont oh risiko diakibat bangkrut , penipuan dan kecurangan
c. Perl u didef inisikan secara l engkap dan j el as t ent ang invest asi dimaksud
(6)
“ LPEI sebagai mana di maksud pada ayat (1) adal ah badan hukum menur ut Undang-undang i ni . ”
Penj elasan Pasal 8 ayat (2) “Yang di maksud dengan badan hukum adal ah badan at au or gani sasi yang ol eh hukum di per l akukan sebagai subj ek hukum, yai t u hak dan kewaj i ban yang memi l i ki st at us sama dengan or ang per or angan sebagai subj ek hukum”
Penj el asan Pasal 8 ayat (3) menegaskan:
“ Independen mengandung ar t i pi hak l ai n t er masuk Pemer i nt ah t i dak dapat campur t angan t er hadap LPEI dal am menj al ankan t ugas dan wewenangnya kecual i at as hal -hal yang di nyat akan secar a j el as dal am UU i ni ” .
St at us LPEI sebagai badan hukum perl u dirumuskan bent uk badan hukum apa yang t epat unt uk LPEI. Jika LPEI berbent uk badan hukum milik negara (BHMN), maka perlu dipert egas apakah LPEI menj al ankan usaha mencari keunt ungan at au t idak. Sebagai Badan Hukum Mil ik Negara, LPEI t idak konsist en dengan ket ent uan Pasal 18 ayat (2) dimana j ika ada kel ebihan cadangan akan diberikan unt uk Penerimaan Negara Bukan Paj ak walaupun bukan merupakan kewaj iban. Sebagai al t ernat if l ain adal ah berbent uk Perseroan Terbat as.
Ket ent uan Pasal 8 ayat (3) dan Penj elasannya ini, j elas bert ent angan dengan ket ent uan Pasal 8 ayat (4) UU LPEI sendiri yang menet apkan bahwa LPEI bert anggung j awab kepada Ment eri.
Sesuai dengan Sist em Ket at at negaraan yang dianut ol eh UUD 1945 bahwa kedudukan Ment eri sebagai Pembant u Presiden adal ah sebagai aparat Pemerint ah. Disamping it u LPEI bukan sebagai “ super body” (berada dil uar Pemerint ah/ Eksekut if ) sebagaimana kedudukan MA, MK (Yudikat if ) dan DPR (Legislat if ) yang kedudukannya set ingkat dan berada dil uar Pemerint ah. Sif at i ndependennya mel ekat karena t ugas dan f ungsinya mengawasi Eksekut if (Pemerint ah). Jadi harus independen t erhadap Pemerint ah yang diawasi.
11.
Pasal 11 ayat (1) huruf b“ … menyedi akan pembi ayaan bagi t r ansaksi -t r ansaksi at au pr oyek-pr oyek yang secara komersial sulit dilaksanakan namun di anggap per l u ol eh Pemer i nt ah unt uk menunj ang kebi j akan at au pr ogr am peni ngkat an Ekspor nasi onal …”
Pasal ini t idak j el as menent ukan paramet er indikat or bagi t ransaksi at au proyek yang secara komersial dianggap sul it unt uk dil aksanakan.
Sebaiknya diperj el as l agi mengenai apa yang menj adi paramet er indikat or bagi t ransaksi at au proyek yang secara komersial dianggap sul it sehingga t erdapat st andar yang baku mengenai hal t ersebut . Hal ini pent ing karena t iap-t iap eksport ir memil iki perbedaan kemampuan dal am menyanggupi besarnya biaya yang diperlukan unt uk melakukan kegiat an ekspor. Dengan adanya paramet er indikat or yang j el as, maka t erdapat pul a kej el asan mengenai eksport ir yang sepert i apa yang diberikan pembiayaan oleh LPEI. Perlu pula dipert egas t ent ang dukungan bagi UMKM.
Pada bagian penj el asan hanya t ermuat kal imat Cukup j el as. Pada bagian ini perl u diperj el askan bahwa pembiayaan dapat dil akukan secara l angsung kepada eksport ir (pel aku usaha) at au bekerj a sama dengan bank devisa/ l embaga
(7)
pembiayaan l ainnya.
12.
Pasal 11 ayat (2)“Dal am menj al ankan t ugas sebagai mana di maksud pada ayat (1), LPEI dapat mel akukan: … ”
Pasal 11 ayat (2) huruf b menyat akan:
“ Dal am menj al ankan t ugas sebagai mana di maksud pada ayat (1), LPEI dapat mel akukan: b. kegi at an l ai n yang l azi m di l akukan ol eh Lembaga
Pembi ayaan Ekspor . . . , sepanj ang
t i dak ber t ent angan dengan UU i ni ” .
Kami mengusul kan agar LPEI j uga sel ain memberikan bimbingan dan j asa konsul t asi j uga membant u pihak eksport ir unt uk memberikan inf ormasi mengenai konsumen pot ensial di l uar negeri. Sebagai perbandingan, Expor t Devel opment Canada (EDC) t elah melakukan hal ini dimana inf ormasi t ersebut dapat dengan mudah dan cepat diperol eh mel al ui dat abase EDC yang meng-cover j ut aan perusahaan di dunia. Biaya yang harus dikeluarkan unt uk mendapat kan inf ormasi ini adal ah 30$. Inf ormasi ini pent ing bagi eksport ir sebel um mereka mengadakan dengan konsumen mereka. Inf ormasi l ebih l anj ut dapat dil ihat pada www. canadaexport ers. com.
Selain it u, LPEI j uga dapat membant u para eksport ir unt uk menyel esaikan masal ah sehubungan dengan piut ang yang t elah j at uh t empo dan menyederhanakan t unt ut an sert a proses pembayaran ut ang eksport ir t ersebut .
Pert anyaannya bagaimana dengan Lembaga Pembiayaan kegiat an pert ambangan yang t el ah berj al an sesuai ket ent uan dal am Kont rak Karya dan Perj anj ian Karya Pengusahaan Pert ambangan Bat u Bara (PKP2B) yang diat ur ol eh UU No. 11 Tahun 1967 dan berart i dapat bert ent angan dengan UU LPEI.
13.
Pasal 17 ayat (1)“ Modal awal LPEI di t et apkan pal i ng sedi ki t Rp 4. 000. 000. 000. 000, - (empat t r i l i un r upi ah)”
Pasal 17 ayat (4)
“ Unt uk menut up kekur angan modal sebagai mana di maksud pada ayat (3), Pemer i nt ah menganggar kan dal am APBN” Usulan lain:
Penet apan bat as minimum
pemberian j aminan, pembiayaan dan asuransi
Merupakan j umlah yang t idak sedikit yang menj adi t anggungan keuangan negara. Pembiayaan hendaknya diarahkan pula memperkuat Indonesian Trade Promot ion Cent er (ITPC) di pusat -pusat perdagangan dunia dan penguat an At ase-at ase Perdagangan pada KBRI-KBRI di l uar negeri mel al ui sist em ICT.
Hal ini j el as bahwa pemerint ah at as beban APBN memil iki kewaj iban kont ingensi t erhadap penurunan modal yang disebabkan ol eh kerugian besar yang dapat dial ami LPEI. Pasal ini dapat membebani APBN.
Sebagai st at e agency, sesuai dengan ket ent uan Pasal 17, modal LPEI sel uruhnya berasal dari kekayaan negara yang t erpisah, namun dal am hal t erj adi kekurangan modal maka negara akan
(8)
APBN. Unt uk it u, sebagai bent uk r i sk management sebaiknya dit et apkan bat asan minimum pemberian j aminan, pembiayaan dan asuransi ol eh LPEI walaupun LPEI ingin lebih f leksibel dari perbankan yang dibat asi BMPK namun unt uk mel indungi kecukupan modal LPEI sert a penyebaran modal yang t epat sasaran, bat asan t ersebut perlu kiranya dit et apkan
14.
a. Pasal 22 ayat (1)“Dewan Di r ekt ur mer upakan organ t unggal LPEI”
b. Pasal 23 ayat (1)
”Dewan Di r ekt ur ber t ugas merumuskan dan menet apkan kebij akan sert a melakukan pengawasan t erhadap kegiat an operasional LPEI”
c. Pasal 26 ayat (1)
”Kegi at an oper asi onal LPEI di l akukan ol eh Di r ekt ur Eksekut i f ”
d. Pasal 26 ayat (3)
” Dal am mel aksanakan t ugasnya, Di r ekt ur Eksekut i f di bant u ol eh pal i ng banyak 5 (l i ma) or ang Di r ekt ur Pel aksana”
Perl u dij el askan apa l at ar bel akang diperkenalkannya konsep organ t unggal. Perlu adanya Dewan Komisaris agar sist em check and bal ance dapat berf ungsi.
Berdasarkan ket ent uan Pasal 23 ayat (1) dan Pasal 26 ayat (1), peranan Dewan Direkt ur ada 2: (a) bersif at administ rat if , yait u mel akukan perumusan dan penet apan kebij akan sert a melakukan pengawasan t erhadap kegiat an operasional LPEI, dan (b) melakukan kegiat an operasional dilakukan ol eh Direkt ur Eksekut if yang merangkap menj adi Ket ua Dewan Direkt ur. Dengan demikian, f ungsi komisaris dan direkt ur yang biasanya t erpisah dal am perusahaan t erbat as, ada dal am sat u badan yait u Dewan Direkt ur dalam konsep LPEI ini. Perlu dipert anyakan apakah hal ini akan dapat berl angsung dengan baik karena t idak ada check and bal ance t erhadap t indakan yang dilakukan LPEI.
Selain it u, t erdapat Direkt ur Pelaksana yang membant u Direkt ur Eksekut if dal am menj al ankan kegiat an operasional LPEI sehari-hari. Perl u diperj el as apakah f ungsi dan peranan Direkt ur Pel aksana sert a st at usnya apakah t ermasuk dal am organ LPEI at au t ermasuk kat egori pegawai LPEI.
Peran dan t ugas PT. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) yang bergerak dal am bidang asuransi dan penj aminan ekspor dapat dil ebur dal am LPEI.
15.
Pasal 22 ayat (2)“Anggot a Dewan Di r ekt ur ber j uml ah 7 or ang Di r ekt ur , t er di r i at au:
a. 3 orang pej abat yang ber asal dar i i nst ansi at au l embaga yang membi dangi fiskal dan 1 orang pej abat yang ber asal dar i i nst ansi at au l embaga yang membi dangi perdagangan” b. 3 or ang yang ber asal dar i
dal am dan/ at au dar i l uar LPEI”
Perl u dit erangkan mengapa perbandingan ant ara pej abat yang berasal dari f iskal l ebih banyak dari bidang perdagangan.
Selain it u, perlu dit ambahkan unt uk point b agar supaya orang t ersebut berasal dari pihak independen, dan bukan t ermasuk dalam kelompok pej abat t ersebut pada but ir a).
Bunyi klausula yang disarankan:
c. 3 or ang independen yang ber asal dar i dar i l uar LPEI”
(9)
prof esional .
16.
Pasal 24“ Unt uk dapat di angkat menj adi Dewan Di r ekt ur , pal i ng sedi ki t har us memenuhi syar at -syar at sebagai ber i kut …”
Disarankan menambah persyarat annya sepert i kewaj iban memil iki sert if ikasi manaj emen resiko at au sert if ikasi yang serupa. Hal t ersebut pent ing karena LPEI menj al ankan f ungsi serupa dengan bank meskipun st at usnya bukanl ah bank sehingga diperlukan Direkt ur yang berkual if ikasi baik dal am hal manaj emen risiko.
17.
Pasal 25 ayat (6)“ Dal am hal anggot a Dewan Di r ekt ur di ber hent i kan, anggot a Dewan Di r ekt ur penggant i nya har us di t et apkan dal am wakt u pal i ng l ama 3 bul an sej ak t anggal pember hent i an. ”
Pasal 25 ini mengat ur mengenai pemberhent ian anggot a Dewan Direkt ur, namun t idak diat ur mengenai pengisian kekosongan j abat an j ika sel ama j angka wakt u maksimal 3 bul an bel um dit et apkan, siapa yang akan memegang j abat an sement ara.
Sebaiknya dit ambahkan pengat uran mengenai pengisian kekosongan j abat an sehingga ket ika nant inya hal ini t erj adi, maka t erdapat penugasan yang j elas.
18.
Pasal 27 ayat (1):“ . . . hapus buku maupun hapus t agi h. . . ”
Kewenangan melakukan hapus buku at au hapus t agih oleh Dewan Direkt ur perlu dikaj i ulang karena berpot ensi mengurangi prinsip akunt abil it as dan kehat i-hat ian. Unt uk dapat melakukan t indakan sepert i it u dal am bat as t ert ent u harus mendapat ij in dari Dewan Pengawas, Dewan Komisaris at au Ment eri Keuangan.
19.
Pasal 38:“LPEI sebagai mana di maksud dal am Undang-undang i ni di ber i nama Indonesi a Exi mbank”
Nama “Indonesia Eximbank” t idak mencerminkan st at us sebenarnya dari LPEI yang merupakan Lembaga Keuangan dan bukan sebuah bank. Meskipun disebut kan dalam penj elasan unt uk mensej aj arkan diri dengan l embaga sej enis yang ada di l uar negeri, nama “ Indonesia Eximbank” yang menggunakan kat a “ bank” t et ap t idak sesuai.
Perl u diperhat ikan, nama l embaga sej enis dil uar negeri, di Aust ral ia digunakan kat a ”Expor t Fi nance and Insur ance Cor por at i on” / EFIC; di Kanada digunakan kat a “Expor t Devel opment Canada” / EDC; dan di Inggris digunakan kat a “Expor t Cr edi t s Guar ant ee Depar t ment ” / ECGD.
(1)
Terkait dengan Pasal 3 ayat (1), 13 dan 17 ayat (1) perl u dipert imbangkan mengenai keberadaan, peran dan t ugas PT. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) sebagai Persero BUMN dalam bidang asuransi dan penj aminan ekspor karena sej ak t ahun 1991 ASEI t el ah menj adi anggot a t et ap dari Int ernat ional Union of Credit and Invest ment Insurers (Berne Union) yang beranggot akan 52 l embaga ECA dari 43 negara.
Unt uk it u perlu diperhat ikan Perat uran Pemerint ah No. 1 Tahun 1982 t ent ang Pel aksanaan Ekspor, Impor dan Lal u Lint as Devisa sert a Surat Keput usan Ment eri Keuangan No. 32/ KMK. 011/ 1982 t ent ang Jaminan Kredit Ekspor dan Asuransi Ekspor unt uk Barang-barang bukan Minyak dan Gas Bumi t ert anggal 18 Januari 1982.
Terkait dengan konsep yang t ermuat dal am Pasal 26 dan 32 maka perl u dit ambahkan ket ent uan t ent ang larangan bent uran kepent ingan (conf l i ct of i nt er est ) ant ara Dewan Direkt ur, Direkt ur Eksekut if dan Direkt ur Pelaksana.
B. MASUKAN PASAL PER PASAL
No. Naskah Draft RUU Komentar
1.
Pasal 1 ayat (1)“Pembi ayaan Ekspor Nasi onal adal ah f asi l i t as yang di ber i kan kepada badan usaha dal am r angka mendor ong peni ngkat an ekspor nasi onal ”
Ket ent uan Pasal ini t idak konsist en dengan Pasal 3 ayat 3 dimana Pembiayaan Ekspor Nasional j uga dapat diberikan kepada perorangan. Perlu dit egaskan apakah pembiayaan hanya unt uk Badan Usaha at au j uga dapat diberikan kepada individual .
2.
Pasal 1 ayat (8)“Pembi ayaan adal ah Kr edi t
dan/ at au Pembi ayaan ber dasar kan Pr i nsi p Syar i ah
yang di sedi akan ol eh Lembaga Pembi ayaan Ekspor Indonesi a”
Penambahan kal imat menj adi:
“ Pembi ayaan adal ah Kr edi t umum dan/ at au . . . “
3.
Pasal 1 ayat (9)“Kr edi t adal ah penyedi aan f asi l i t as pi nj aman ber bent uk t unai yang mewaj i bkan pi hak pemi nj am mel unasi sel ur uh kewaj i bannya set el ah j angka wakt u t er t ent u dengan pember i an bunga”
Def inisi kredit sebaiknya diperj el as menj adi sebagai berikut :
“Kr edi t adal ah penyedi aan f asi l i t as pi nj aman ber bent uk t unai at au t agihan yang dapat dipersamakan dengan it u berdasarkan perset uj uan at au kesepakat an pinj am-peminj am ant ara pemberi pinj aman dengan pihak peminj am yang mewaj i bkan pi hak pemi nj am mel unasi sel ur uh kewaj i bannya set el ah j angka wakt u t er t ent u dengan pember i an bunga, imbalan at au pembagian hasil keunt ungan”
(2)
4.
Pasal 1 ayat (13)“ Asur ansi adal ah pember i an f asi l i t as ber upa gant i r ugi at as ker ugi an yang t i mbul sebagai aki bat dar i suat u per i st i wa yang t i dak past i ”
Def inisi ini sebaiknya diubah sesuai yang t erdapat dal am UU RI No. 2 Tahun 1992 dan Perat uran Pel aksanaannya t ent ang Usaha Perasuransian.
5.
Pasal 3 ayat 1 (a): “. . . dal am bent uk: a. Pembi ayaan; ”Pada bagian penj el asan hanya t ermuat kal imat Cukup j el as. Pada bagian ini perl u diperj el askan bahwa pembiayaan dapat dil akukan secara l angsung kepada eksport ir (pel aku usaha) at au bekerj a sama dengan bank devisa/ l embaga pembiayaan l ainnya.
6.
Pasal 3 ayat 1 (b): “ . . . dal am bent uk: b. Penj ami nan; ”Pada bagian penj el asan hanya t ermuat kal imat Cukup j el as. Pada bagian ini perl u diperj el askan bent uk penj aminan yang akan dilakukan oleh LPEI.
7.
Pasal 4:“ Pembiayaan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3 ayat (1) huruf a diberikan dal am bent uk modal kerj a dan/ at au invest asi”
Penj elasan Pasal 4:
“ Pembi ayaan dal am bent uk i nvest asi . . . kegi at an Ekspl or asi dan Ekspl oi t asi . . . ” .
Menj adi:
“ Pembiayaan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3 ayat (1) huruf a diberikan dal am bent uk pembiayaan modal kerj a dan/ at au invest asi”
Ket ent uan ini, dapat membuka peluang t erj adinya t umpang t indih kewenangan dengan l embaga pembiayaan kegiat an pert ambangan yang berj al an sesuai dengan ket ent uan dal am kont rak kerj asamanya masing-masing (KK dan PKP2B), yang kont raknya bersif at l ex speci al i s j uga, karena dilakukan dengan Pemerint ah RI dan mendapat perset uj uan DPR sesuai Pasal 10 ayat (3) UU No. 11 Tahun 1967 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pert ambangan.
8.
Pasal 5 huruf C:“ Penj aminan kepada Bank yang menj adi mit ra penyediaan pembiayaan t ransaksi Ekspor yang t elah diberikan kepada Eksport ir Indonesia”
Menj adi:
Pasal 5 huruf C: “ Penj aminan kepada bank yang berasal dari dalam negeri maupun bank dari luar negeri yang menj adi mit ra penyediaan pembiayaan t ransaksi Ekspor yang t el ah diberikan kepada Eksport ir Indonesia”
9.
Pasal 6:Asuransi sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3 ayat (1) huruf c, dapat diberikan dalam bent uk: a. Asuransi at as resiko kegagal an
ekspor;
b. Asuransi at as resiko kegagal an bayar;
c. Asuransi at as invest asi yang dilakukan suat u perusahaan Indonesia di l uar negeri dan/ at au;
d. Asuransi at as resiko pol it ik disuat u negara
Tidak semua risiko dapat dij amin/ diproteksi oleh asuransi. Maka:
a. Perl u diperj el as apakah t ermasuk di dal amnya sebagai cont oh risiko diakibat kan perang, perang saudara dan permusuhan
b. Perl u diperj el as apakah t ermasuk di dal amnya sebagai cont oh risiko diakibat bangkrut , penipuan dan kecurangan
c. Perl u didef inisikan secara l engkap dan j el as t ent ang invest asi dimaksud
(3)
“ LPEI sebagai mana di maksud pada ayat (1) adal ah badan hukum menur ut Undang-undang i ni . ”
Penj elasan Pasal 8 ayat (2) “Yang di maksud dengan badan hukum adal ah badan at au or gani sasi yang ol eh hukum di per l akukan sebagai subj ek hukum, yai t u hak dan kewaj i ban yang memi l i ki st at us sama dengan or ang per or angan sebagai subj ek hukum”
Penj el asan Pasal 8 ayat (3) menegaskan:
“ Independen mengandung ar t i pi hak l ai n t er masuk Pemer i nt ah t i dak dapat campur t angan t er hadap LPEI dal am menj al ankan t ugas dan wewenangnya kecual i at as hal -hal yang di nyat akan secar a j el as dal am UU i ni ” .
St at us LPEI sebagai badan hukum perl u dirumuskan bent uk badan hukum apa yang t epat unt uk LPEI. Jika LPEI berbent uk badan hukum milik negara (BHMN), maka perlu dipert egas apakah LPEI menj al ankan usaha mencari keunt ungan at au t idak. Sebagai Badan Hukum Mil ik Negara, LPEI t idak konsist en dengan ket ent uan Pasal 18 ayat (2) dimana j ika ada kel ebihan cadangan akan diberikan unt uk Penerimaan Negara Bukan Paj ak walaupun bukan merupakan kewaj iban. Sebagai al t ernat if l ain adal ah berbent uk Perseroan Terbat as.
Ket ent uan Pasal 8 ayat (3) dan Penj elasannya ini, j elas bert ent angan dengan ket ent uan Pasal 8 ayat (4) UU LPEI sendiri yang menet apkan bahwa LPEI bert anggung j awab kepada Ment eri.
Sesuai dengan Sist em Ket at at negaraan yang dianut ol eh UUD 1945 bahwa kedudukan Ment eri sebagai Pembant u Presiden adal ah sebagai aparat Pemerint ah. Disamping it u LPEI bukan sebagai “ super body” (berada dil uar Pemerint ah/ Eksekut if ) sebagaimana kedudukan MA, MK (Yudikat if ) dan DPR (Legislat if ) yang kedudukannya set ingkat dan berada dil uar Pemerint ah. Sif at i ndependennya mel ekat karena t ugas dan f ungsinya mengawasi Eksekut if (Pemerint ah). Jadi harus independen t erhadap Pemerint ah yang diawasi.
11.
Pasal 11 ayat (1) huruf b“ … menyedi akan pembi ayaan bagi t r ansaksi -t r ansaksi at au pr oyek-pr oyek yang secara komersial sulit dilaksanakan namun di anggap per l u ol eh Pemer i nt ah unt uk menunj ang kebi j akan at au pr ogr am peni ngkat an Ekspor nasi onal …”
Pasal ini t idak j el as menent ukan paramet er indikat or bagi t ransaksi at au proyek yang secara komersial dianggap sul it unt uk dil aksanakan.
Sebaiknya diperj el as l agi mengenai apa yang menj adi paramet er indikat or bagi t ransaksi at au proyek yang secara komersial dianggap sul it sehingga t erdapat st andar yang baku mengenai hal t ersebut . Hal ini pent ing karena t iap-t iap eksport ir memil iki perbedaan kemampuan dal am menyanggupi besarnya biaya yang diperlukan unt uk melakukan kegiat an ekspor. Dengan adanya paramet er indikat or yang j el as, maka t erdapat pul a kej el asan mengenai eksport ir yang sepert i apa yang diberikan pembiayaan oleh LPEI. Perlu pula dipert egas t ent ang dukungan bagi UMKM.
Pada bagian penj el asan hanya t ermuat kal imat Cukup j el as. Pada bagian ini perl u diperj el askan bahwa pembiayaan dapat dil akukan secara l angsung kepada eksport ir (pel aku usaha) at au bekerj a sama dengan bank devisa/ l embaga
(4)
pembiayaan l ainnya.
12.
Pasal 11 ayat (2)“Dal am menj al ankan t ugas sebagai mana di maksud pada ayat (1), LPEI dapat mel akukan: … ”
Pasal 11 ayat (2) huruf b menyat akan:
“ Dal am menj al ankan t ugas sebagai mana di maksud pada ayat (1), LPEI dapat mel akukan: b. kegi at an l ai n yang l azi m di l akukan ol eh Lembaga
Pembi ayaan Ekspor . . . , sepanj ang
t i dak ber t ent angan dengan UU i ni ” .
Kami mengusul kan agar LPEI j uga sel ain memberikan bimbingan dan j asa konsul t asi j uga membant u pihak eksport ir unt uk memberikan inf ormasi mengenai konsumen pot ensial di l uar negeri. Sebagai perbandingan, Expor t Devel opment Canada (EDC) t elah melakukan hal ini dimana inf ormasi t ersebut dapat dengan mudah dan cepat diperol eh mel al ui dat abase EDC yang meng-cover j ut aan perusahaan di dunia. Biaya yang harus dikeluarkan unt uk mendapat kan inf ormasi ini adal ah 30$. Inf ormasi ini pent ing bagi eksport ir sebel um mereka mengadakan dengan konsumen mereka. Inf ormasi l ebih l anj ut dapat dil ihat pada www. canadaexport ers. com.
Selain it u, LPEI j uga dapat membant u para eksport ir unt uk menyel esaikan masal ah sehubungan dengan piut ang yang t elah j at uh t empo dan menyederhanakan t unt ut an sert a proses pembayaran ut ang eksport ir t ersebut .
Pert anyaannya bagaimana dengan Lembaga Pembiayaan kegiat an pert ambangan yang t el ah berj al an sesuai ket ent uan dal am Kont rak Karya dan Perj anj ian Karya Pengusahaan Pert ambangan Bat u Bara (PKP2B) yang diat ur ol eh UU No. 11 Tahun 1967 dan berart i dapat bert ent angan dengan UU LPEI.
13.
Pasal 17 ayat (1)“ Modal awal LPEI di t et apkan pal i ng sedi ki t Rp 4. 000. 000. 000. 000, - (empat t r i l i un r upi ah)”
Pasal 17 ayat (4)
“ Unt uk menut up kekur angan modal sebagai mana di maksud pada ayat (3), Pemer i nt ah menganggar kan dal am APBN” Usulan lain:
Penet apan bat as minimum
pemberian j aminan, pembiayaan dan asuransi
Merupakan j umlah yang t idak sedikit yang menj adi t anggungan keuangan negara. Pembiayaan hendaknya diarahkan pula memperkuat Indonesian Trade Promot ion Cent er (ITPC) di pusat -pusat perdagangan dunia dan penguat an At ase-at ase Perdagangan pada KBRI-KBRI di l uar negeri mel al ui sist em ICT.
Hal ini j el as bahwa pemerint ah at as beban APBN memil iki kewaj iban kont ingensi t erhadap penurunan modal yang disebabkan ol eh kerugian besar yang dapat dial ami LPEI. Pasal ini dapat membebani APBN.
Sebagai st at e agency, sesuai dengan ket ent uan Pasal 17, modal LPEI sel uruhnya berasal dari kekayaan negara yang t erpisah, namun dal am hal t erj adi kekurangan modal maka negara akan menut upi kekurangan t ersebut yang diambil dari
(5)
APBN. Unt uk it u, sebagai bent uk r i sk management sebaiknya dit et apkan bat asan minimum pemberian j aminan, pembiayaan dan asuransi ol eh LPEI walaupun LPEI ingin lebih f leksibel dari perbankan yang dibat asi BMPK namun unt uk mel indungi kecukupan modal LPEI sert a penyebaran modal yang t epat sasaran, bat asan t ersebut perlu kiranya dit et apkan
14.
a. Pasal 22 ayat (1)“Dewan Di r ekt ur mer upakan organ t unggal LPEI”
b. Pasal 23 ayat (1)
”Dewan Di r ekt ur ber t ugas merumuskan dan menet apkan kebij akan sert a melakukan pengawasan t erhadap kegiat an operasional LPEI”
c. Pasal 26 ayat (1)
”Kegi at an oper asi onal LPEI di l akukan ol eh Di r ekt ur Eksekut i f ”
d. Pasal 26 ayat (3)
” Dal am mel aksanakan t ugasnya, Di r ekt ur Eksekut i f di bant u ol eh pal i ng banyak 5 (l i ma) or ang Di r ekt ur Pel aksana”
Perl u dij el askan apa l at ar bel akang diperkenalkannya konsep organ t unggal. Perlu adanya Dewan Komisaris agar sist em check and bal ance dapat berf ungsi.
Berdasarkan ket ent uan Pasal 23 ayat (1) dan Pasal 26 ayat (1), peranan Dewan Direkt ur ada 2: (a) bersif at administ rat if , yait u mel akukan perumusan dan penet apan kebij akan sert a melakukan pengawasan t erhadap kegiat an operasional LPEI, dan (b) melakukan kegiat an operasional dilakukan ol eh Direkt ur Eksekut if yang merangkap menj adi Ket ua Dewan Direkt ur. Dengan demikian, f ungsi komisaris dan direkt ur yang biasanya t erpisah dal am perusahaan t erbat as, ada dal am sat u badan yait u Dewan Direkt ur dalam konsep LPEI ini. Perlu dipert anyakan apakah hal ini akan dapat berl angsung dengan baik karena t idak ada check and bal ance t erhadap t indakan yang dilakukan LPEI.
Selain it u, t erdapat Direkt ur Pelaksana yang membant u Direkt ur Eksekut if dal am menj al ankan kegiat an operasional LPEI sehari-hari. Perl u diperj el as apakah f ungsi dan peranan Direkt ur Pel aksana sert a st at usnya apakah t ermasuk dal am organ LPEI at au t ermasuk kat egori pegawai LPEI.
Peran dan t ugas PT. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) yang bergerak dal am bidang asuransi dan penj aminan ekspor dapat dil ebur dal am LPEI.
15.
Pasal 22 ayat (2)“Anggot a Dewan Di r ekt ur ber j uml ah 7 or ang Di r ekt ur , t er di r i at au:
a. 3 orang pej abat yang ber asal dar i i nst ansi at au l embaga yang membi dangi fiskal dan 1 orang pej abat yang ber asal dar i i nst ansi at au l embaga yang membi dangi perdagangan” b. 3 or ang yang ber asal dar i
dal am dan/ at au dar i l uar LPEI”
Perl u dit erangkan mengapa perbandingan ant ara pej abat yang berasal dari f iskal l ebih banyak dari bidang perdagangan.
Selain it u, perlu dit ambahkan unt uk point b agar supaya orang t ersebut berasal dari pihak independen, dan bukan t ermasuk dalam kelompok pej abat t ersebut pada but ir a).
Bunyi klausula yang disarankan:
c. 3 or ang independen yang ber asal dar i dar i l uar LPEI”
(6)
prof esional .
16.
Pasal 24“ Unt uk dapat di angkat menj adi Dewan Di r ekt ur , pal i ng sedi ki t har us memenuhi syar at -syar at sebagai ber i kut …”
Disarankan menambah persyarat annya sepert i kewaj iban memil iki sert if ikasi manaj emen resiko at au sert if ikasi yang serupa. Hal t ersebut pent ing karena LPEI menj al ankan f ungsi serupa dengan bank meskipun st at usnya bukanl ah bank sehingga diperlukan Direkt ur yang berkual if ikasi baik dal am hal manaj emen risiko.
17.
Pasal 25 ayat (6)“ Dal am hal anggot a Dewan Di r ekt ur di ber hent i kan, anggot a Dewan Di r ekt ur penggant i nya har us di t et apkan dal am wakt u pal i ng l ama 3 bul an sej ak t anggal pember hent i an. ”
Pasal 25 ini mengat ur mengenai pemberhent ian anggot a Dewan Direkt ur, namun t idak diat ur mengenai pengisian kekosongan j abat an j ika sel ama j angka wakt u maksimal 3 bul an bel um dit et apkan, siapa yang akan memegang j abat an sement ara.
Sebaiknya dit ambahkan pengat uran mengenai pengisian kekosongan j abat an sehingga ket ika nant inya hal ini t erj adi, maka t erdapat penugasan yang j elas.
18.
Pasal 27 ayat (1):“ . . . hapus buku maupun hapus t agi h. . . ”
Kewenangan melakukan hapus buku at au hapus t agih oleh Dewan Direkt ur perlu dikaj i ulang karena berpot ensi mengurangi prinsip akunt abil it as dan kehat i-hat ian. Unt uk dapat melakukan t indakan sepert i it u dal am bat as t ert ent u harus mendapat ij in dari Dewan Pengawas, Dewan Komisaris at au Ment eri Keuangan.
19.
Pasal 38:“LPEI sebagai mana di maksud dal am Undang-undang i ni di ber i nama Indonesi a Exi mbank”
Nama “Indonesia Eximbank” t idak mencerminkan st at us sebenarnya dari LPEI yang merupakan Lembaga Keuangan dan bukan sebuah bank. Meskipun disebut kan dalam penj elasan unt uk mensej aj arkan diri dengan l embaga sej enis yang ada di l uar negeri, nama “ Indonesia Eximbank” yang menggunakan kat a “ bank” t et ap t idak sesuai.
Perl u diperhat ikan, nama l embaga sej enis dil uar negeri, di Aust ral ia digunakan kat a ”Expor t Fi nance and Insur ance Cor por at i on” / EFIC; di Kanada digunakan kat a “Expor t Devel opment Canada” / EDC; dan di Inggris digunakan kat a “Expor t Cr edi t s Guar ant ee Depar t ment ” / ECGD.