POTENSI, PROSPEK, DAN PERMASALAHAN BUDI DAYA IKAN | Karya Tulis Ilmiah
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
POTENSI, PROSPEK, DAN PERMASALAHAN BUDI DAYA IKAN
BAB IPENDAHULUANIndonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau kurang lebih 17.000-an pulau
besar dan kecil, juga memiliki panjang pantai terpanjang kedua di dunia elah Australia yang mencapai kurang lebih 81.000 km.
Sebagai Negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai sumber daya alam laut yang besar, baik sumber daya hayati
maupun non-hayati.
Selain perairan laut, luas daratan Indonesia juga ?menyimpan? perairan umum atau perairan tawar yang
cukup luas. Sebagaimana perairan laut, perairan tawar pun menyimpan potensi sumberdaya alam yang tidak sedikit, yang dapat
dimamfaatkan untuk kesejahteraan pendududk Indonesia.
Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, pada tahun 2000
diperkirakan telah mencapai 210 juta jiwa, maka meningkat pula kebutuhan pangan. Itu berarti luasnya laut dan perairan umum
Indonesia merupakan sebuah ?lumbung? pangan nasional yang setiap saat siap dimamfaatkan secara optimal.
Sejak dahulu,
nenek moyang bangsa Indonesia telah memamfaatkan laut dan perairan umum untuk memenuhi kebutuhan pangan, khususnya
protein hewani, dengan menangkap dan memungut berbagai jenis ikan, udang, rumput laut, kerang dan sebagainya. Kegiatan itu kini
masih memdominasi kegiatan penduduk yang bermukim dekat pantai dan perairan umum.
Kegiatan yang bersifat
penangkapan (capture) itu kini telah menimbulkan banyak masalah, mulai dari terjadi padat tangkap (overfishing) hingga beberapa
kimoditas telah mengalami kepunahan (species extinction), juga terjadi penurunan pendapatan nelayan yang melakukan kegiatan
tersebut. Bahkan telah terjadi kehancuran ekosistem sumber perairan di berbagai wilayah. Kenyataan ini tentu sangat
memprihatinkan, apalagi wilayah-wilayah tersebut terus diharapkan untuk menyediakan sumber protein untuk penduduk Indonesia
yang terus bertambah. Kondisi ini tentu tidak perlu kita ratapi, tetapi perlu dipikirkan untuk direhabilitasi dan perlu kerja keras untuk
ditemukan alternatif kegiatan-kegiatan yang mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah tersebut. Dan salah satu
pilihan itu adalah usaha budi daya (culture) sumber daya hayati air. Usaha budi daya perairan ini mempunyai kelebihan dalam
sehingga mencegah
beberapa hal untuk jangka waktu mendatang, yaitu berikut ini.Mengimbangi usaha penangkapan,
berlanjutnya kepunahan spesies.Salah satu faktor dalam budi daya,
yaitu pembenihan tidak hanya diharapkan untuk menyediakan
benih biota
perairan untuk dibesarkan dan kemudian dipasarkan saja, tetapi lebih dari
itu benih-benih ditebarkan kembali
(restocking)
ke perairan untuk stabilisasi ekosistem.Meningkatkan pendapatan nelayan
dan petani ikan dengan resiko usaha
yang lebih kecil dibandingkan dengan
penangkapan, terutama di laut karena ganasnya badai dan gelombang.Kesadaran
masyarakat dunia tentang
kelestarian lingkungan menguntungkan posisi para pembudi daya. Karena
hasil tangkapan yang
dianggap merusak sumber daya perairan, sering kali
ditolak konsumen internasiaonal. Mau tidak mau produksi perairan kita
harus berasal dari usaha budi daya.Ikan yang merupakan sumber daya hayati terbesar di perairan adalah penyedian protein hewani
sejak zaman dahulu. Dan kini, dengan berkembangnya teknologi budi daya, produksi ikan dapat ditingkatkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan (protein) masyarakat Indonesia dan menambah pemasukan devisa Negara. Dengan catatan, usaha budi daya ikan
yang kita lakukan harus mempertimbangkan faktor-faktor ekologis (kelestarian lingkungan). BAB IIPERMASALAHANPotensi
yang besar dan prospek pengembangan yang begitu terbuka, bukanlah jaminan bahwa budi daya ikan akan berjalan mulus, tanpa
permasalahan. Kini telah banyak masalah yang dihadapi oleh sektor budi daya ikan.Masalah-masalah itu antara lain, rusaknya
lingkungan hutan mangrove karena pembukaan lahan tambak yang membabi buta serta menurunnya daya dukung lahan karena budi
daya ikan dan udang di beberapa tempat mengabaikan daya dukung lahan tersebut. Khusus untuk beberapa jenis ikan tertentu,
pasokan benih masih mengandalkan hasil penangkapan di alam, sehingga selain pasokan benih terbatas, penamgkapan benih telah
menyebabakan kerusakan habitat ikan.Dan masalah yang dianggap sering menjadi penghambat budi daya ikan terbesar adalah
munculnya serangan penyakit. Pengalaman dalam dunia perundangan merupakan trauma berkepanjangan, yamg saat ini belum
terpecahkan secara tuntas. Karena serangan penyakit dapat menimbulkan kerugian ekonomis, bahkan menggagalkan hasil panen,
maka para akuakulturis dan calon akuakulturis, perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang penaggulangan hama dan
penyakit. Untuk memfasilitasi dan mengisi kekosongan bahan rujukan dalam penanggulangan hama dan penyakit ikan, maka perlu
adanya sosialisasi tentang permasalahan ini. Dalam budi daya ikan, serangan penyakit merupakan masalah dan aspek yang sangat
penting, setara dengan masalah dan aspek lainnya. Artinya penanggulangan penyakit dan hama juga harus menjadi pengetahuan
penting bagi petani ikan dan siapa saja yang hendak membudidayakan ikan. Sebab serangan penyakit maupun gangguan hama dapat
mengakibatkan kerugian ekonomis. Serangan penyakit dan gangguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat
(kekerdilan), padat tebar sangat rendah, konversi pakan menjadi tinggi, periode pemeliharaan lebih lama, yang berarti meningkatnya
biaya produksi. Dan pada tahap tertentu, serangan penyakit dan gangguan hama tidak hanya dapat menyebabkan menurunnya hasil
panen (produksi), tetapi pada tahap yang lebih jauh dapat menyebabkan kegagalan panen.Agar para pembudi daya ikan mampu
mencegah serta mengatasi serangan penyakit dan gangguan hama yang terjadi pada ikan peliharaan, maka perlu dibekali
pengetahuan mengenai sumber penyakit, penyebab, dan jenisnya serta teknik-teknik penanggulangannya. Pengenalan Penyakit
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/5 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
IkanDalam budi daya ikan, penyakit ikan dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Karena penyakit dapat menyebabkan kekerdilan,
periode pemeliharaan lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah dan kematian. Sehingga dapat
mengakibatkan menurunnya atau hilangnya produksi.Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat
menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan antara tiga
faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi inang(ikan), dan adanya jasad pathogen(jasad penyakit). Dengan
demikian, timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan jasad/organisme
penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya
menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh prenyakit.Di lingkungan alam, ikan dapat diserang berbagai macam penyakit.
Demikian juga dalam pembudidayaannya, bahkan penyakit tersebut dapat menyerang ikan dalam jumlah besar dan dapat
menyebabkan kematian ikan, sehingga kerugian yang ditimbulkannya pun sangat besar. Kerugian yang ditimbulkannya bergantung
pada beberapa faktor, yaitu umur ikan yang sakit(yang terserang penyakit), persentase populasi yang terserang penyakit, parahnya
penyakit, dan adanya infeksi sekunder.Penyakit-penyakit tersebut banyak yang bersifat infektif, tetapi faktor-faktor non-infeksi juga
sangat berperan. Menurut Zonneveld dan kawan-kawan (1991) peran ini berhubungan dengan dua faktor, yaitu :1. lingkungan
tempat hidup ikan, tempat ikan terkungkung oleh air beserta semua jenis
mikroorganisme dan polusi.2. Sifat ikan yang
poikilotermis suhu tubuh ikan dipengaruhi oleh suhu air disekitarnya), sifat ini mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme
setelah air mengalami penuruna suhu.Penyakit dapat ditimbulkan oleh satu atau berbagai macam penyakit. Sebagai contoh, penyakit
disebabkan oleh satu faktor, tetapi kemudian dibarengi oleh faktor lain. Bila terjadi semacam ini, berarti penyakit kedua (sekunder)
memamfaatkan kondisi yang disebabkan oleh penyakit pertama (penyakit primer).A. Penyebab Penyakit
Manusia
memegang peranan penting dalam upaya mencegah terjadinya serangan penyakit pada ikan budi daya, baik di kolam, keramba,
tambak, maupun di wadah budi daya lainnya, yaitu dengan cara memelihara keserasian interaksi antara tiga komponen di ats. Ini
berarti, kerugian yang diderita karena serangan penyakit sebenarnya dapat dihindari apabila petani mempunyai pengetahuan yang
memadai mengenai cara menjaga keserasian antara ketiga komponen penyebab penyakit ikan. Di samping itu, ketelitian dan
kecermatan petani juga sangat menentukan keberhasilan dalam pencegahan serangan penyakit ikan tersebut.Ciri masing-masing
penyebab penyakit merupakan proses menuju morbiditas dan mortalitas. Dan di antara berbagai penyebab penyakit tersebut, proses
menuju ke mortalitas sangat tergantung pada jenis penyebabnya. Kebanyakan keracunan dan infeksi virus terjadi secara mendadak
dan meningkatkan kematian dengan tajam.Penyebab penyakit pada ikan atau peristiwa yang memicu terjadinya serangan penyakit
antara lain sebagai berikut.1. Stres
Semua perubahan pada lingkungan dianggap sebagai penyebab stres bagi ikan dan untuk
itu diperlukan adanya adaptasi dari ikan. Beberapa faktor stres, misalmya meningkatnya suhu air dan salinitas, bias menyebabkan
meningkatnya meteabolisme ikan. Faktor lain misalnya transportasi, dapat menyebabkan tekanan pada system kekebalan dan
menghasilkan berbagai macam penyebab meningkatnya penyakit dan kematian pada ikan. Oleh karena itu, juga membutuhkan
pencegahan yang berbeda.
Stres dapat mengakibatkan ikan menjadi shok, tidak mau makan, kanibalisme(terutama ikan-ikan
karnivor) dan meningkatnya kepekaan terhadap penyakit. Untuk mengurangi stres pada saat penebaran benih harus hati-hati.
Ikan-ikan yang baru ditangkap atau baru didatangkan, tidak boleh langsung dicampur dengan ikan-ikan yang lama. Tindakan
aklimatisasi dilakukan dengan cara mengubah sedikit demi sedikit kondisinya sehingga menyerupai kondisi lingkungan yang baru.
Sebagai contoh, benih-benih yang baru saja mengalami transportasi sacara tertutup dalam kantong plastik tidak langsung ditebar,
namun perlu dilakukan adaptasi suhu terlebih dahulu.2. Kekurangan Gizi
Ikan yang kekurangan gizi juga merupakan sumber
dan penyebab penyakit. Pakan yang kandungan proteinnya rendah akan mengurangi laju pertumbuhan, proses reproduksi kurang
sempurna, dan dapat menyebabkan ikan jadi mudah terserang penyakit. Kekurangan lemak dan atau asam lemak akan menyebabkan
pertumbuhan ikan terhambat, kesulitan reproduksi, dan warna kulit yang tidak normal. Kekurangan karbohidrat dan mineral jarang
terjadi, kecuali yodium yang dapat menyebabkan gondok. Kekurangan vitamin dapat mengakibatkan pertumbuhan menurun, mata
ikan redup, anemia, kulit pucat, dan pertumbuhan tulang belakang kurang baik (bengkok).
Kondisi yang membuat ikan tidak
normal tersebut, menyebabkan ketahanan tubuh ikan menurun, sehingga dengan mudah diserang penyakit. Pencegahan dilakukan
dengan memberikan ikan makanan yang megandung gizi lengkap, tidak kelebihan gizi, pemberian makanan cukup, tepet waktu, dan
makanan tidak mengandung bahan beracun.3. Pemberian Pakan Yang Berlebihan
Pakan yang berlebihan yang tidak habis
dimakan oleh ikan akan tertimbun di dasar kolam dan tambak. Denagn demikian akan mempercepat penurunan kualitas air, karena
pakan merupakan sumber bahan organik yang bila mengalami dekomposisi (terutama protein) akan menjadi amonia. Sedangkan
Beberapa penyebab
konsentrasi amonia yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan.4. Keracunan
penyakit hanya bisa menyerang ikan apabila faktor lingkungan melampaui nilai kritis. Apabila pertukaran antara gas-gas dan ion-ion
efisien, maka proses terjadi keracunan sangat mudah. Keracuna yang banyak dikenal adalah yang disebabkan oleh ion NO²¯ dan
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 2/5 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
NH3. Tetapi ini terjadi hanya pada kondisi lingkungan tertentu, misalnya penimbunan lumpur dan sisa pakan yang banyak di kolam
atau tambak.
Keracunan juga bisa berasal dari pakan. Misalnya dari bahn baku yang digunakan, aktivitas mikroorganisme
yang mencemari pakan dan penurunan/pengrusakan komponen pakan selama penyimpanan. Ketengikan lemak dapat merusak funsi
hati ikan. Mycotoxin dari Aspergilus flavus dapat menyebabkan tumor hati. Beberapa senyawa lainnya yang tidak beracun tetapi
dapat menurunkan kualitas pakan antara lain enzim thiaminase yang dapat merusak thiamin (vitamin B1), trypsin inhibitor yang
dapat menghambat aktivitas enzim tripsin.
Selain keracunan yang disebutkan diatas, keracunan juga bisa berasal dari limbah
baik limbah dari limbah rumah tangga seperti deterjen, limbah pertanian seperti pestisida maupun limbah industri seperti Cu, Cd dan
Hg serta berbagai bahan pensemaran lainnya. Kesemuannya ini pada konsentrasi tinggi dapat membahayakan ikan danb para
pengkonsumsi ikan.5. Memar dan Luka Ikan yang memar atau luka juga merupakan sumber penyebab serangan penyakit. Ikan
mengalami memar dan luka karena saling menggigit atau penanganan yang kurang baik. Penyakit ulcus syndrome pada ikan kerapu
yang diidentifikasi disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. Vibriosis berasal dari memar dan luka pada ikan. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Samaruddin Siregar dkk., dari Fakultas Perikanan Universitas Riau, Pekanbaru, ditemukan bahwa pada kasus
penyakit ulcus syndrom, diperkirakan serangannya timbul akibat ikan telah mengalami memar atau luika sebelum dipelihara dalam
kantung jaring apung. Luka atau memar ini terjadi akibat penangkapan atau penanganan benih yang kurang hati-hati (Anonim,
Cacat yang dimaksud disini adalah cacat bawaan/turunan yang di bawa ikan sejak lahir. Ikan yang cacat
1994).6. Cacat
bawaan seperti berupa tulang belakang yang tidak sempurna, tulang kepala membengkok atau mata yang juling. Ikan yang demikian
dalam banyak hal mengalami kesulitan hidup di alam yang tidak bebas seperti di kolam atau keramba. Ikan cacat akan kesulitan
memperoleh makanan, baik karena pergerakannya lambat atau memang karena kecacatannya sehingga mengalami kekerdilan. Dan
karena itu, sulit bersaing terutama dalam memperoleh makanan.
Walaupun demikian, ikan yang cacat bukan hanya
merupakan penyakit (non-infeksi) bawaan, tetapi juga karena perlakuan pembenihan yang tidak tepat. Misalnya, ikan yang
mempunyai kebiasaan memakan makanan di dasar perairan, oleh pembenihan diberikan makanan terapung. Perlakuan seperti ini
akan menyebabkan ikan menderita mata juling. Begitu juga ikan yang mengalami pembengkokan tulang. Mungkin saja telur ikan
ditetaskan terserang penyakit terlebih dahulu sebelum menetas. Oleh karena itu, pembenihan juga harus dapat memastikan media air
yang digunakan maupun telur yang hendak ditetaskan adalah dalam kondisi optimal.7. Kualitas Air
Air merupakan media
yang paling vital bagi kehidupan ikan. Air yang memadai, baik kuantitas maupun kualitas, dalam budu daya ikan sangat menentukan
keberhasilan budi daya tersebut. Bila kondisi air tidak memenuhi syarat, maka disitulah merupakan sumber penyakit yang paling
berbahaya. Kuantitas air budi daya yang tidak memenuhi syarat, misalnya tinggi kolam terlalu rendah dapat menyebabkan ikan shok
(stres) terutama ketika suhu air meningkat pada siang hari. Ikan yang shok atau stres karena tekanan peningkatan suhu yang tinggi
mudah terserang organisme penyakit.8. Hama
Penyakit juga dapat disebabkan oleh hama yang secara sengaja maupun tidak
sengaja masuk ke dalam wadah pemeliharaan. Hama dapat mengganggu ikan peliharaan sebagai pemangsa (predator), penyaing
(kompetitor), dan perusak sarana budi daya.Selain ikan, hama predator yang sering dijumpai di kolam, tambak, dan wadah budi daya
lainnya antara lain katak, ular, burung, dan beberapa insekta. Burung biasanya menyerang dan memangsa ikan yang memiliki warna
cerah (merah atau kuning), sehingga dianjurkan untuk memelihara ikan ynag mempunyai warna tubuh yang tidak menyolok.
Beberapa jenis insekta yang merupakan jenis pemangsa ikan dan cukup berbahaya antara lain Notonecta spp., Cybester spp.,
Belostoma indicus dan kini-kini. Insekta dari kelompok Notonecta spp., merupakan insekta berbahaya karena sering merusak telur
maupun benih ikan dengan cara menghisap cairan isinya. Insekta ini agak sulit diberantas, karena pada malam hari selalu terbang
dari satu kolam lainnya untuk mencari mangsa.Hama perusak sarana menyebabkan pada sarana, misalnya kynag menggali pematang
(tanggul) dan merobek penyaring pada pintu. Belut yang juga dapat menggali pematang atau berbagai organisme yang dapat
merusak (melubangi) bahan-bahan kayu maupun papan pada keramba jarring apung di perairan umu maupun di laut.9. Jasad
Patogen
Jasad patogen (penyakit) seperti bakteri, virus, parasit atau jamur adalah organisme yang umumnya menimbulkan
kerugian yang cukup besar. Dalam kondisi normal di lingkungan perairan bebas, jumlah ikan yang terserang jasad patogen tidak
besar, kecuali terjadi hal-hal tertentu, sehingga menimbulkan kematian ikan yang sangat besar, misalnya up welling atau terjadinya
pembalikan badan air (biasa disebut umbalan). Pada keadaan seperti ini jumlah ikan yang mati sangat besar, terutama pada waduk
atau danau yang dalam.
Jasad patogen akan lebih mempunyai peluang bila terjadi perubahan-perubahan di kolam atau di
tambak karena campur tangan manusia. Jasad pathogen yang tadinya aman bagi ikan akan sangat berbahaya karena
perubahan-perubahan itu, ikan pun mengalami tekanan yang memaksanya untuk beradaptasi. Di saat penyakit mempunyai peluang
dan ikan mengalami kelonggaran dalam pertahanan tubuh, maka peluang ikan terserang penyakit menjadi lebih besar.B. Sumber
Penyakit
Pengetahuan mengenai sumber penyakit yang sering dapat menyebabkan ikan terserang penyakit, selain sangat
membantu dalam upaya pengobatan, juga bermamfaat dalam menentukan tindakan yang harus dilakukan petani ikan untuk
mencegah serangan suatu penyakit yang mungkin akan dialami oleh ikan budi dayanya. Penyakit yang menyerang ikan budi daya
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 3/5 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
tidak dating begitu saja, melainkan akibat dari infeksi yang tidak serasi antara tiga komponen utama, yaitu lingkungan, ikan, dan
organisme penyebab penyakit.1. Jasad PatogenJasad patogen dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu pathogen asli (true
patogen) dan pathogen potensial (opportunistic patogen). Patogen asli adalah organisme pathogen yang selalu menimbulkan
penyakit khas apabila ada kontak dengan ikan. Patogen potensial adalah organisme pathogen yang dalam keadaan normal hidup
damai dengan ikan, akan tetapi jika kondisi lingkungan menunjang akan segera menjadi patogen yang membahayakan ikan
(penyebab suatu penyakit), seperti bakteri vibrio sp.dan ikan kerapu (Epinephelus spp.). Jasad pathogen yang dikenal menyerang
ikan-ikan budi daya, baik ikan air tawar maupun ikan-ikan air laut, antara lain sebagai berikut.Ø
Virus adalah organisme
penyebab dan sumber penyakit yang sangat kecil, karena memiliki ukuran tubuh antara 20-300 nanometer, sehingga hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.Ø
Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup di dalam atau pada tubuh
organisme lain (berbeda jenis), sehingga memperoleh makanan dari inangnya tanpa ada kompensasi apa pun dan ia hidup atas jerih
payah organisme lain tanpa memberi imbalan apa pun.Ø
Bakteri adalah mikroorganisme dengan struktur intraseluler yang
sederhana, yang mempunyai daerah penyebaran relative luas. Ukurannya lebih besar dari virus, yaitu antara 0,3-0,5 mikron.Ø
Jamur adalah tumbuhan yang tidak bias dibedakan antara akr, batang, dan daun. Jamur dibagi menjadi fungi/jamur (tidak
mempunyai klorofil) dan alga (mempunyai klorofil).2. Hama
Hama adalah organisme yang mampu menimbulkan ganguan
terhadap ikan budi daya. Hama dapat meyebabkan terjadinya serangan penyakit, baik langsung maupu tidak langsung. Penyebab
serangan penyakit langsung misalnya dengan melukai ikan, karena ikan yang terluka dengna mudah diserang bakteri, parasit dan
jamur. Sedangkan penyebab penyakit tidak langsung, misalnya kehadiran ikan atau hewan lain yang menyebabkan terjadinya
persaingan lebih besar dan berat.3. Lingkungan
Lingkungan air tidak hanya merupakan habitat ikan, tetapi juga merupakan
habitat mahkluk hidup maupun tempat mahkluk tak hidup, termasuk di dalamnya bakteri, virus, parasit, dan jamur. Oleh karena itu,
di lingkungan tersebut terjadi hubungan ekologis yang saling menguntungkan atau merugikan. Lingkungan di dalam air yang
merupakan habitat komplek terdapat berbagai jasad pathogen, tetapi jasad patogen ini tidak berbahaya jika kondisi lingkungan
optimum dan ikan-ikan di dalamnya pun dalam kondisi prima.C. Bagian Tubuh Ikan yang Diserang Penyakit
Berdasarkan
daerah penyerangan penyakit pada tubuh ikan, terutama penyakit infeksi, dibagi menjadi 3 yaitu.1. Kulit
Ikan yang terserang
penyakit pada kulitnya akan terlihat lebih pucat (tampak jelas pada ikan yang berwarna gelap) dan berlendir. Ikan tersebut biasanya
akan menggosok-gosokan tubuhnya pada benda-benda yang ada disekitarnya.2. Insang
Serangan penyakit pada ikan
menyebabkan ikan sulit bernafas, tutup insang mengembang, dan warna insang menjadi pucat. Pada lembaran insang sering terlihat
binti-bintik merah karena pendarahan kecil (peradangan).3. Organ dalam
Penyakit yang menyerang organ dalam sering
mengakibatkan perut ikan membengkak dengan sisik-sisik yang berdiri (penyakit eropsi). Sering pula dijumpai perut ikan menjadi
kurus. Jika menyerang usus, biasanya akan mengakibatkan peradangan dan jika menyerang gelembung renang, ikan akan kehilangan
keseimbangan pada saat berenang.
Organisme pathogen yang sering menimbulkan penyakit di bagian luar tubuh ikan disebut
ektopatogen, dan bila ditimbulkan oleh parasit disebut ektoparasit. Sedangkan yang menyerang di bagian dalam tubuh ikan disebut
endopatogen, dan bila disebabkan oleh parasit disebut endoparasit. Serangan endopatogen atau endoparasit dianggap lebih
berbahaya dibandingkan serangan ektopatogen atau ektoparasit, karena efek serangannya sulit dideteksi secara dini, sehingga petani
ikan sering terlambat mencegahnya. Serangan endopatogen atau endoparasit baru dapat dipastikan bila dilakukan pemeriksaan
organ dalam ikan. Sedangkan untuk bisa memeriksa organ dalam, ikan harus dibedah (dibunuh).D. Penanggulangan Penyakit Ikan
Cara penanggulangan penyakit ikan dengan menggunakan obat-obatan atau secara kimiawi dapat dilakukan di dalam bak (tank
treatment) maupun di kolam/tambak (pond treatment). Sedangkan teknik-teknik yang digunakan sebagai berikut.1. Jangka Pendek
Untuk penanggulangan penyakit ikan jangka pendek (short duration) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :a.
Metode
Perendaman (Dip Method)
Metode perendaman dilakukan dengan memakai dosis konsentrasi yang tinggi
untuk waktu yang pendek, tidak lebih dari beberapa detik. Ikan yang diobati
dengan cara ini dimasukkan
ke dalam jarring dan dicelupkan. Cara ini
diterapkan pada pengobatan ikan dan telur ikan.b.
Metode Pembilasan
(flush)
Metode pembilasan dilakukan dengan memakai konsentrasi yang relatif tinggi.
.
Ikan dibilas sekaligus
sambil dilakukan pergantian air. Biasanya cara ini
diterapkan untuk telur ikan. 2. Jangka Panjang
Penanggulangan
penyakit ikan jangka panjang (prolonged treatment) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.a.
Metode
Pemandian (Bath Method)
Metode pengobatan dengan cara pemandian dilakukan
sekitar 1 jam. Selama
pengobatan ikan selalu diamati. Aerasi juga terus-menerus diberikan selama pengobatan (pemandian). b.
Perlakuan dengan Alira Air Tetap (Constant Flow Treatment)
Metode ini diperlukan alat aliran air tetap (constant flow
apparatus). Lama
pengobatan unutk metode ini sekitar 1 jam.3. Jangka Waktu Tak Terbatas
Metode pengobatan ikan
sakit dalam jangka waktu tak terbatas (indenfinite treatment) umumnya dipakai untuk pengobatan di kolam, tambak atau bak-bak
berukuran besar. Bahan kimia yang dipergunakan dalam dosis yang rendah untuk jangka waktu yang lama, dan dibiarkan supaya
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 4/5 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
berkurang dan hilang dengan sendirinya.4. Penyemprotan
Penanggulangan penyakit ikan di kolam atau tambak dapat
dilakukan dengan cara penyemprotan. Bahan kimia yang biasanya digunakan adalah dengan jalan penyemprotan pestisida.
Pengobatan dengan pestisida ini hanya dilakukan sebagai cara terakhir, setelah cara-cara lain tidak ada yang efektif.5. Penyuntikan
Pengobatan melalui penyuntikan biasanya dilakukan untuk ikan-ikan yang berukuran besar atau induk-induk ikan. Penyuntikan
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.a.
Secara Intra Peritoneal (IP), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian
belakang dari rongga perut, tepat di depan sirip perut (diusahakan agar tidak melukai usus ikan).b.
Secara Intra Muscular
(IM), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian tengah otot punggung dekat sirip punggung (kurang lebih 3 sisik di bawah ujung
belakang sirip punggung).6. Pengobatan Melalui makanan
Apabila ikan yang terserang penyakit masih mau makan (belum
kehilangan nafsu makannya) maka pengobatan dapat dilakukan melalui makanan. Caranya, obat yang hendak digunakan
dicampurkan dengan makanan (sesuai dosis) sesaat sebelum makanan diberikan.BAB IIIKESIMPULANIkan merupakan sumber
protein hewani yang sangat penting untuk dibudi daya, namun ada kendala-kendala yang menghambat seperti serangan penyakit
pada ikan peliharaan sehingga nelayan/petani tambak merasa takut untuk memeliharanya. Kendati demikia perlu adanya sosialisasi
kepada pihak-pihak nelayan tentang pengetahuan budi daya itu sendiriUsaha budi daya mempunyai kelebihan dalam beberapa hal
untuk jangka waktu mendatang, yaitu berikut ini.1.
Mengimbangi usaha penangkapan, sehingga mencegah berlanjutnya
kepunahan spesies.2. Salah satu faktor dalam budi daya, yaitu pembenihan tidak hanya diharapkan untuk menyediakan benih
biota perairan untuk dibesarkan dan kemudian dipasarkan saja, tetapi lebih dari itu benih-benih ditebarkan kembali (restocking) ke
perairan untuk stabilisasi ekosistem.3.
Meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan dengan resiko usaha yang lebih kecil
dibandingkan dengan penangkapan, terutama di laut karena ganasnya badai dan gelombang.4.
Kesadaran masyarakat dunia
tentang kelestarian lingkungan menguntungkan posisi para pembudi daya. Karena hasil tangkapan yang dianggap merusak sumber
daya perairan, sering kali ditolak konsumen internasiaonal. Mau tidak mau produksi perairan kita harus berasal dari usaha budi daya.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 5/5 |
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
POTENSI, PROSPEK, DAN PERMASALAHAN BUDI DAYA IKAN
BAB IPENDAHULUANIndonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau kurang lebih 17.000-an pulau
besar dan kecil, juga memiliki panjang pantai terpanjang kedua di dunia elah Australia yang mencapai kurang lebih 81.000 km.
Sebagai Negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai sumber daya alam laut yang besar, baik sumber daya hayati
maupun non-hayati.
Selain perairan laut, luas daratan Indonesia juga ?menyimpan? perairan umum atau perairan tawar yang
cukup luas. Sebagaimana perairan laut, perairan tawar pun menyimpan potensi sumberdaya alam yang tidak sedikit, yang dapat
dimamfaatkan untuk kesejahteraan pendududk Indonesia.
Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, pada tahun 2000
diperkirakan telah mencapai 210 juta jiwa, maka meningkat pula kebutuhan pangan. Itu berarti luasnya laut dan perairan umum
Indonesia merupakan sebuah ?lumbung? pangan nasional yang setiap saat siap dimamfaatkan secara optimal.
Sejak dahulu,
nenek moyang bangsa Indonesia telah memamfaatkan laut dan perairan umum untuk memenuhi kebutuhan pangan, khususnya
protein hewani, dengan menangkap dan memungut berbagai jenis ikan, udang, rumput laut, kerang dan sebagainya. Kegiatan itu kini
masih memdominasi kegiatan penduduk yang bermukim dekat pantai dan perairan umum.
Kegiatan yang bersifat
penangkapan (capture) itu kini telah menimbulkan banyak masalah, mulai dari terjadi padat tangkap (overfishing) hingga beberapa
kimoditas telah mengalami kepunahan (species extinction), juga terjadi penurunan pendapatan nelayan yang melakukan kegiatan
tersebut. Bahkan telah terjadi kehancuran ekosistem sumber perairan di berbagai wilayah. Kenyataan ini tentu sangat
memprihatinkan, apalagi wilayah-wilayah tersebut terus diharapkan untuk menyediakan sumber protein untuk penduduk Indonesia
yang terus bertambah. Kondisi ini tentu tidak perlu kita ratapi, tetapi perlu dipikirkan untuk direhabilitasi dan perlu kerja keras untuk
ditemukan alternatif kegiatan-kegiatan yang mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah tersebut. Dan salah satu
pilihan itu adalah usaha budi daya (culture) sumber daya hayati air. Usaha budi daya perairan ini mempunyai kelebihan dalam
sehingga mencegah
beberapa hal untuk jangka waktu mendatang, yaitu berikut ini.Mengimbangi usaha penangkapan,
berlanjutnya kepunahan spesies.Salah satu faktor dalam budi daya,
yaitu pembenihan tidak hanya diharapkan untuk menyediakan
benih biota
perairan untuk dibesarkan dan kemudian dipasarkan saja, tetapi lebih dari
itu benih-benih ditebarkan kembali
(restocking)
ke perairan untuk stabilisasi ekosistem.Meningkatkan pendapatan nelayan
dan petani ikan dengan resiko usaha
yang lebih kecil dibandingkan dengan
penangkapan, terutama di laut karena ganasnya badai dan gelombang.Kesadaran
masyarakat dunia tentang
kelestarian lingkungan menguntungkan posisi para pembudi daya. Karena
hasil tangkapan yang
dianggap merusak sumber daya perairan, sering kali
ditolak konsumen internasiaonal. Mau tidak mau produksi perairan kita
harus berasal dari usaha budi daya.Ikan yang merupakan sumber daya hayati terbesar di perairan adalah penyedian protein hewani
sejak zaman dahulu. Dan kini, dengan berkembangnya teknologi budi daya, produksi ikan dapat ditingkatkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan (protein) masyarakat Indonesia dan menambah pemasukan devisa Negara. Dengan catatan, usaha budi daya ikan
yang kita lakukan harus mempertimbangkan faktor-faktor ekologis (kelestarian lingkungan). BAB IIPERMASALAHANPotensi
yang besar dan prospek pengembangan yang begitu terbuka, bukanlah jaminan bahwa budi daya ikan akan berjalan mulus, tanpa
permasalahan. Kini telah banyak masalah yang dihadapi oleh sektor budi daya ikan.Masalah-masalah itu antara lain, rusaknya
lingkungan hutan mangrove karena pembukaan lahan tambak yang membabi buta serta menurunnya daya dukung lahan karena budi
daya ikan dan udang di beberapa tempat mengabaikan daya dukung lahan tersebut. Khusus untuk beberapa jenis ikan tertentu,
pasokan benih masih mengandalkan hasil penangkapan di alam, sehingga selain pasokan benih terbatas, penamgkapan benih telah
menyebabakan kerusakan habitat ikan.Dan masalah yang dianggap sering menjadi penghambat budi daya ikan terbesar adalah
munculnya serangan penyakit. Pengalaman dalam dunia perundangan merupakan trauma berkepanjangan, yamg saat ini belum
terpecahkan secara tuntas. Karena serangan penyakit dapat menimbulkan kerugian ekonomis, bahkan menggagalkan hasil panen,
maka para akuakulturis dan calon akuakulturis, perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang penaggulangan hama dan
penyakit. Untuk memfasilitasi dan mengisi kekosongan bahan rujukan dalam penanggulangan hama dan penyakit ikan, maka perlu
adanya sosialisasi tentang permasalahan ini. Dalam budi daya ikan, serangan penyakit merupakan masalah dan aspek yang sangat
penting, setara dengan masalah dan aspek lainnya. Artinya penanggulangan penyakit dan hama juga harus menjadi pengetahuan
penting bagi petani ikan dan siapa saja yang hendak membudidayakan ikan. Sebab serangan penyakit maupun gangguan hama dapat
mengakibatkan kerugian ekonomis. Serangan penyakit dan gangguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat
(kekerdilan), padat tebar sangat rendah, konversi pakan menjadi tinggi, periode pemeliharaan lebih lama, yang berarti meningkatnya
biaya produksi. Dan pada tahap tertentu, serangan penyakit dan gangguan hama tidak hanya dapat menyebabkan menurunnya hasil
panen (produksi), tetapi pada tahap yang lebih jauh dapat menyebabkan kegagalan panen.Agar para pembudi daya ikan mampu
mencegah serta mengatasi serangan penyakit dan gangguan hama yang terjadi pada ikan peliharaan, maka perlu dibekali
pengetahuan mengenai sumber penyakit, penyebab, dan jenisnya serta teknik-teknik penanggulangannya. Pengenalan Penyakit
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/5 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
IkanDalam budi daya ikan, penyakit ikan dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Karena penyakit dapat menyebabkan kekerdilan,
periode pemeliharaan lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah dan kematian. Sehingga dapat
mengakibatkan menurunnya atau hilangnya produksi.Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat
menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan antara tiga
faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi inang(ikan), dan adanya jasad pathogen(jasad penyakit). Dengan
demikian, timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan jasad/organisme
penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya
menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh prenyakit.Di lingkungan alam, ikan dapat diserang berbagai macam penyakit.
Demikian juga dalam pembudidayaannya, bahkan penyakit tersebut dapat menyerang ikan dalam jumlah besar dan dapat
menyebabkan kematian ikan, sehingga kerugian yang ditimbulkannya pun sangat besar. Kerugian yang ditimbulkannya bergantung
pada beberapa faktor, yaitu umur ikan yang sakit(yang terserang penyakit), persentase populasi yang terserang penyakit, parahnya
penyakit, dan adanya infeksi sekunder.Penyakit-penyakit tersebut banyak yang bersifat infektif, tetapi faktor-faktor non-infeksi juga
sangat berperan. Menurut Zonneveld dan kawan-kawan (1991) peran ini berhubungan dengan dua faktor, yaitu :1. lingkungan
tempat hidup ikan, tempat ikan terkungkung oleh air beserta semua jenis
mikroorganisme dan polusi.2. Sifat ikan yang
poikilotermis suhu tubuh ikan dipengaruhi oleh suhu air disekitarnya), sifat ini mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme
setelah air mengalami penuruna suhu.Penyakit dapat ditimbulkan oleh satu atau berbagai macam penyakit. Sebagai contoh, penyakit
disebabkan oleh satu faktor, tetapi kemudian dibarengi oleh faktor lain. Bila terjadi semacam ini, berarti penyakit kedua (sekunder)
memamfaatkan kondisi yang disebabkan oleh penyakit pertama (penyakit primer).A. Penyebab Penyakit
Manusia
memegang peranan penting dalam upaya mencegah terjadinya serangan penyakit pada ikan budi daya, baik di kolam, keramba,
tambak, maupun di wadah budi daya lainnya, yaitu dengan cara memelihara keserasian interaksi antara tiga komponen di ats. Ini
berarti, kerugian yang diderita karena serangan penyakit sebenarnya dapat dihindari apabila petani mempunyai pengetahuan yang
memadai mengenai cara menjaga keserasian antara ketiga komponen penyebab penyakit ikan. Di samping itu, ketelitian dan
kecermatan petani juga sangat menentukan keberhasilan dalam pencegahan serangan penyakit ikan tersebut.Ciri masing-masing
penyebab penyakit merupakan proses menuju morbiditas dan mortalitas. Dan di antara berbagai penyebab penyakit tersebut, proses
menuju ke mortalitas sangat tergantung pada jenis penyebabnya. Kebanyakan keracunan dan infeksi virus terjadi secara mendadak
dan meningkatkan kematian dengan tajam.Penyebab penyakit pada ikan atau peristiwa yang memicu terjadinya serangan penyakit
antara lain sebagai berikut.1. Stres
Semua perubahan pada lingkungan dianggap sebagai penyebab stres bagi ikan dan untuk
itu diperlukan adanya adaptasi dari ikan. Beberapa faktor stres, misalmya meningkatnya suhu air dan salinitas, bias menyebabkan
meningkatnya meteabolisme ikan. Faktor lain misalnya transportasi, dapat menyebabkan tekanan pada system kekebalan dan
menghasilkan berbagai macam penyebab meningkatnya penyakit dan kematian pada ikan. Oleh karena itu, juga membutuhkan
pencegahan yang berbeda.
Stres dapat mengakibatkan ikan menjadi shok, tidak mau makan, kanibalisme(terutama ikan-ikan
karnivor) dan meningkatnya kepekaan terhadap penyakit. Untuk mengurangi stres pada saat penebaran benih harus hati-hati.
Ikan-ikan yang baru ditangkap atau baru didatangkan, tidak boleh langsung dicampur dengan ikan-ikan yang lama. Tindakan
aklimatisasi dilakukan dengan cara mengubah sedikit demi sedikit kondisinya sehingga menyerupai kondisi lingkungan yang baru.
Sebagai contoh, benih-benih yang baru saja mengalami transportasi sacara tertutup dalam kantong plastik tidak langsung ditebar,
namun perlu dilakukan adaptasi suhu terlebih dahulu.2. Kekurangan Gizi
Ikan yang kekurangan gizi juga merupakan sumber
dan penyebab penyakit. Pakan yang kandungan proteinnya rendah akan mengurangi laju pertumbuhan, proses reproduksi kurang
sempurna, dan dapat menyebabkan ikan jadi mudah terserang penyakit. Kekurangan lemak dan atau asam lemak akan menyebabkan
pertumbuhan ikan terhambat, kesulitan reproduksi, dan warna kulit yang tidak normal. Kekurangan karbohidrat dan mineral jarang
terjadi, kecuali yodium yang dapat menyebabkan gondok. Kekurangan vitamin dapat mengakibatkan pertumbuhan menurun, mata
ikan redup, anemia, kulit pucat, dan pertumbuhan tulang belakang kurang baik (bengkok).
Kondisi yang membuat ikan tidak
normal tersebut, menyebabkan ketahanan tubuh ikan menurun, sehingga dengan mudah diserang penyakit. Pencegahan dilakukan
dengan memberikan ikan makanan yang megandung gizi lengkap, tidak kelebihan gizi, pemberian makanan cukup, tepet waktu, dan
makanan tidak mengandung bahan beracun.3. Pemberian Pakan Yang Berlebihan
Pakan yang berlebihan yang tidak habis
dimakan oleh ikan akan tertimbun di dasar kolam dan tambak. Denagn demikian akan mempercepat penurunan kualitas air, karena
pakan merupakan sumber bahan organik yang bila mengalami dekomposisi (terutama protein) akan menjadi amonia. Sedangkan
Beberapa penyebab
konsentrasi amonia yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan.4. Keracunan
penyakit hanya bisa menyerang ikan apabila faktor lingkungan melampaui nilai kritis. Apabila pertukaran antara gas-gas dan ion-ion
efisien, maka proses terjadi keracunan sangat mudah. Keracuna yang banyak dikenal adalah yang disebabkan oleh ion NO²¯ dan
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 2/5 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
NH3. Tetapi ini terjadi hanya pada kondisi lingkungan tertentu, misalnya penimbunan lumpur dan sisa pakan yang banyak di kolam
atau tambak.
Keracunan juga bisa berasal dari pakan. Misalnya dari bahn baku yang digunakan, aktivitas mikroorganisme
yang mencemari pakan dan penurunan/pengrusakan komponen pakan selama penyimpanan. Ketengikan lemak dapat merusak funsi
hati ikan. Mycotoxin dari Aspergilus flavus dapat menyebabkan tumor hati. Beberapa senyawa lainnya yang tidak beracun tetapi
dapat menurunkan kualitas pakan antara lain enzim thiaminase yang dapat merusak thiamin (vitamin B1), trypsin inhibitor yang
dapat menghambat aktivitas enzim tripsin.
Selain keracunan yang disebutkan diatas, keracunan juga bisa berasal dari limbah
baik limbah dari limbah rumah tangga seperti deterjen, limbah pertanian seperti pestisida maupun limbah industri seperti Cu, Cd dan
Hg serta berbagai bahan pensemaran lainnya. Kesemuannya ini pada konsentrasi tinggi dapat membahayakan ikan danb para
pengkonsumsi ikan.5. Memar dan Luka Ikan yang memar atau luka juga merupakan sumber penyebab serangan penyakit. Ikan
mengalami memar dan luka karena saling menggigit atau penanganan yang kurang baik. Penyakit ulcus syndrome pada ikan kerapu
yang diidentifikasi disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. Vibriosis berasal dari memar dan luka pada ikan. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Samaruddin Siregar dkk., dari Fakultas Perikanan Universitas Riau, Pekanbaru, ditemukan bahwa pada kasus
penyakit ulcus syndrom, diperkirakan serangannya timbul akibat ikan telah mengalami memar atau luika sebelum dipelihara dalam
kantung jaring apung. Luka atau memar ini terjadi akibat penangkapan atau penanganan benih yang kurang hati-hati (Anonim,
Cacat yang dimaksud disini adalah cacat bawaan/turunan yang di bawa ikan sejak lahir. Ikan yang cacat
1994).6. Cacat
bawaan seperti berupa tulang belakang yang tidak sempurna, tulang kepala membengkok atau mata yang juling. Ikan yang demikian
dalam banyak hal mengalami kesulitan hidup di alam yang tidak bebas seperti di kolam atau keramba. Ikan cacat akan kesulitan
memperoleh makanan, baik karena pergerakannya lambat atau memang karena kecacatannya sehingga mengalami kekerdilan. Dan
karena itu, sulit bersaing terutama dalam memperoleh makanan.
Walaupun demikian, ikan yang cacat bukan hanya
merupakan penyakit (non-infeksi) bawaan, tetapi juga karena perlakuan pembenihan yang tidak tepat. Misalnya, ikan yang
mempunyai kebiasaan memakan makanan di dasar perairan, oleh pembenihan diberikan makanan terapung. Perlakuan seperti ini
akan menyebabkan ikan menderita mata juling. Begitu juga ikan yang mengalami pembengkokan tulang. Mungkin saja telur ikan
ditetaskan terserang penyakit terlebih dahulu sebelum menetas. Oleh karena itu, pembenihan juga harus dapat memastikan media air
yang digunakan maupun telur yang hendak ditetaskan adalah dalam kondisi optimal.7. Kualitas Air
Air merupakan media
yang paling vital bagi kehidupan ikan. Air yang memadai, baik kuantitas maupun kualitas, dalam budu daya ikan sangat menentukan
keberhasilan budi daya tersebut. Bila kondisi air tidak memenuhi syarat, maka disitulah merupakan sumber penyakit yang paling
berbahaya. Kuantitas air budi daya yang tidak memenuhi syarat, misalnya tinggi kolam terlalu rendah dapat menyebabkan ikan shok
(stres) terutama ketika suhu air meningkat pada siang hari. Ikan yang shok atau stres karena tekanan peningkatan suhu yang tinggi
mudah terserang organisme penyakit.8. Hama
Penyakit juga dapat disebabkan oleh hama yang secara sengaja maupun tidak
sengaja masuk ke dalam wadah pemeliharaan. Hama dapat mengganggu ikan peliharaan sebagai pemangsa (predator), penyaing
(kompetitor), dan perusak sarana budi daya.Selain ikan, hama predator yang sering dijumpai di kolam, tambak, dan wadah budi daya
lainnya antara lain katak, ular, burung, dan beberapa insekta. Burung biasanya menyerang dan memangsa ikan yang memiliki warna
cerah (merah atau kuning), sehingga dianjurkan untuk memelihara ikan ynag mempunyai warna tubuh yang tidak menyolok.
Beberapa jenis insekta yang merupakan jenis pemangsa ikan dan cukup berbahaya antara lain Notonecta spp., Cybester spp.,
Belostoma indicus dan kini-kini. Insekta dari kelompok Notonecta spp., merupakan insekta berbahaya karena sering merusak telur
maupun benih ikan dengan cara menghisap cairan isinya. Insekta ini agak sulit diberantas, karena pada malam hari selalu terbang
dari satu kolam lainnya untuk mencari mangsa.Hama perusak sarana menyebabkan pada sarana, misalnya kynag menggali pematang
(tanggul) dan merobek penyaring pada pintu. Belut yang juga dapat menggali pematang atau berbagai organisme yang dapat
merusak (melubangi) bahan-bahan kayu maupun papan pada keramba jarring apung di perairan umu maupun di laut.9. Jasad
Patogen
Jasad patogen (penyakit) seperti bakteri, virus, parasit atau jamur adalah organisme yang umumnya menimbulkan
kerugian yang cukup besar. Dalam kondisi normal di lingkungan perairan bebas, jumlah ikan yang terserang jasad patogen tidak
besar, kecuali terjadi hal-hal tertentu, sehingga menimbulkan kematian ikan yang sangat besar, misalnya up welling atau terjadinya
pembalikan badan air (biasa disebut umbalan). Pada keadaan seperti ini jumlah ikan yang mati sangat besar, terutama pada waduk
atau danau yang dalam.
Jasad patogen akan lebih mempunyai peluang bila terjadi perubahan-perubahan di kolam atau di
tambak karena campur tangan manusia. Jasad pathogen yang tadinya aman bagi ikan akan sangat berbahaya karena
perubahan-perubahan itu, ikan pun mengalami tekanan yang memaksanya untuk beradaptasi. Di saat penyakit mempunyai peluang
dan ikan mengalami kelonggaran dalam pertahanan tubuh, maka peluang ikan terserang penyakit menjadi lebih besar.B. Sumber
Penyakit
Pengetahuan mengenai sumber penyakit yang sering dapat menyebabkan ikan terserang penyakit, selain sangat
membantu dalam upaya pengobatan, juga bermamfaat dalam menentukan tindakan yang harus dilakukan petani ikan untuk
mencegah serangan suatu penyakit yang mungkin akan dialami oleh ikan budi dayanya. Penyakit yang menyerang ikan budi daya
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 3/5 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
tidak dating begitu saja, melainkan akibat dari infeksi yang tidak serasi antara tiga komponen utama, yaitu lingkungan, ikan, dan
organisme penyebab penyakit.1. Jasad PatogenJasad patogen dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu pathogen asli (true
patogen) dan pathogen potensial (opportunistic patogen). Patogen asli adalah organisme pathogen yang selalu menimbulkan
penyakit khas apabila ada kontak dengan ikan. Patogen potensial adalah organisme pathogen yang dalam keadaan normal hidup
damai dengan ikan, akan tetapi jika kondisi lingkungan menunjang akan segera menjadi patogen yang membahayakan ikan
(penyebab suatu penyakit), seperti bakteri vibrio sp.dan ikan kerapu (Epinephelus spp.). Jasad pathogen yang dikenal menyerang
ikan-ikan budi daya, baik ikan air tawar maupun ikan-ikan air laut, antara lain sebagai berikut.Ø
Virus adalah organisme
penyebab dan sumber penyakit yang sangat kecil, karena memiliki ukuran tubuh antara 20-300 nanometer, sehingga hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.Ø
Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup di dalam atau pada tubuh
organisme lain (berbeda jenis), sehingga memperoleh makanan dari inangnya tanpa ada kompensasi apa pun dan ia hidup atas jerih
payah organisme lain tanpa memberi imbalan apa pun.Ø
Bakteri adalah mikroorganisme dengan struktur intraseluler yang
sederhana, yang mempunyai daerah penyebaran relative luas. Ukurannya lebih besar dari virus, yaitu antara 0,3-0,5 mikron.Ø
Jamur adalah tumbuhan yang tidak bias dibedakan antara akr, batang, dan daun. Jamur dibagi menjadi fungi/jamur (tidak
mempunyai klorofil) dan alga (mempunyai klorofil).2. Hama
Hama adalah organisme yang mampu menimbulkan ganguan
terhadap ikan budi daya. Hama dapat meyebabkan terjadinya serangan penyakit, baik langsung maupu tidak langsung. Penyebab
serangan penyakit langsung misalnya dengan melukai ikan, karena ikan yang terluka dengna mudah diserang bakteri, parasit dan
jamur. Sedangkan penyebab penyakit tidak langsung, misalnya kehadiran ikan atau hewan lain yang menyebabkan terjadinya
persaingan lebih besar dan berat.3. Lingkungan
Lingkungan air tidak hanya merupakan habitat ikan, tetapi juga merupakan
habitat mahkluk hidup maupun tempat mahkluk tak hidup, termasuk di dalamnya bakteri, virus, parasit, dan jamur. Oleh karena itu,
di lingkungan tersebut terjadi hubungan ekologis yang saling menguntungkan atau merugikan. Lingkungan di dalam air yang
merupakan habitat komplek terdapat berbagai jasad pathogen, tetapi jasad patogen ini tidak berbahaya jika kondisi lingkungan
optimum dan ikan-ikan di dalamnya pun dalam kondisi prima.C. Bagian Tubuh Ikan yang Diserang Penyakit
Berdasarkan
daerah penyerangan penyakit pada tubuh ikan, terutama penyakit infeksi, dibagi menjadi 3 yaitu.1. Kulit
Ikan yang terserang
penyakit pada kulitnya akan terlihat lebih pucat (tampak jelas pada ikan yang berwarna gelap) dan berlendir. Ikan tersebut biasanya
akan menggosok-gosokan tubuhnya pada benda-benda yang ada disekitarnya.2. Insang
Serangan penyakit pada ikan
menyebabkan ikan sulit bernafas, tutup insang mengembang, dan warna insang menjadi pucat. Pada lembaran insang sering terlihat
binti-bintik merah karena pendarahan kecil (peradangan).3. Organ dalam
Penyakit yang menyerang organ dalam sering
mengakibatkan perut ikan membengkak dengan sisik-sisik yang berdiri (penyakit eropsi). Sering pula dijumpai perut ikan menjadi
kurus. Jika menyerang usus, biasanya akan mengakibatkan peradangan dan jika menyerang gelembung renang, ikan akan kehilangan
keseimbangan pada saat berenang.
Organisme pathogen yang sering menimbulkan penyakit di bagian luar tubuh ikan disebut
ektopatogen, dan bila ditimbulkan oleh parasit disebut ektoparasit. Sedangkan yang menyerang di bagian dalam tubuh ikan disebut
endopatogen, dan bila disebabkan oleh parasit disebut endoparasit. Serangan endopatogen atau endoparasit dianggap lebih
berbahaya dibandingkan serangan ektopatogen atau ektoparasit, karena efek serangannya sulit dideteksi secara dini, sehingga petani
ikan sering terlambat mencegahnya. Serangan endopatogen atau endoparasit baru dapat dipastikan bila dilakukan pemeriksaan
organ dalam ikan. Sedangkan untuk bisa memeriksa organ dalam, ikan harus dibedah (dibunuh).D. Penanggulangan Penyakit Ikan
Cara penanggulangan penyakit ikan dengan menggunakan obat-obatan atau secara kimiawi dapat dilakukan di dalam bak (tank
treatment) maupun di kolam/tambak (pond treatment). Sedangkan teknik-teknik yang digunakan sebagai berikut.1. Jangka Pendek
Untuk penanggulangan penyakit ikan jangka pendek (short duration) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :a.
Metode
Perendaman (Dip Method)
Metode perendaman dilakukan dengan memakai dosis konsentrasi yang tinggi
untuk waktu yang pendek, tidak lebih dari beberapa detik. Ikan yang diobati
dengan cara ini dimasukkan
ke dalam jarring dan dicelupkan. Cara ini
diterapkan pada pengobatan ikan dan telur ikan.b.
Metode Pembilasan
(flush)
Metode pembilasan dilakukan dengan memakai konsentrasi yang relatif tinggi.
.
Ikan dibilas sekaligus
sambil dilakukan pergantian air. Biasanya cara ini
diterapkan untuk telur ikan. 2. Jangka Panjang
Penanggulangan
penyakit ikan jangka panjang (prolonged treatment) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.a.
Metode
Pemandian (Bath Method)
Metode pengobatan dengan cara pemandian dilakukan
sekitar 1 jam. Selama
pengobatan ikan selalu diamati. Aerasi juga terus-menerus diberikan selama pengobatan (pemandian). b.
Perlakuan dengan Alira Air Tetap (Constant Flow Treatment)
Metode ini diperlukan alat aliran air tetap (constant flow
apparatus). Lama
pengobatan unutk metode ini sekitar 1 jam.3. Jangka Waktu Tak Terbatas
Metode pengobatan ikan
sakit dalam jangka waktu tak terbatas (indenfinite treatment) umumnya dipakai untuk pengobatan di kolam, tambak atau bak-bak
berukuran besar. Bahan kimia yang dipergunakan dalam dosis yang rendah untuk jangka waktu yang lama, dan dibiarkan supaya
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 4/5 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:32:29 2017 / +0000 GMT
berkurang dan hilang dengan sendirinya.4. Penyemprotan
Penanggulangan penyakit ikan di kolam atau tambak dapat
dilakukan dengan cara penyemprotan. Bahan kimia yang biasanya digunakan adalah dengan jalan penyemprotan pestisida.
Pengobatan dengan pestisida ini hanya dilakukan sebagai cara terakhir, setelah cara-cara lain tidak ada yang efektif.5. Penyuntikan
Pengobatan melalui penyuntikan biasanya dilakukan untuk ikan-ikan yang berukuran besar atau induk-induk ikan. Penyuntikan
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.a.
Secara Intra Peritoneal (IP), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian
belakang dari rongga perut, tepat di depan sirip perut (diusahakan agar tidak melukai usus ikan).b.
Secara Intra Muscular
(IM), yaitu penyuntikan dilakukan pada bagian tengah otot punggung dekat sirip punggung (kurang lebih 3 sisik di bawah ujung
belakang sirip punggung).6. Pengobatan Melalui makanan
Apabila ikan yang terserang penyakit masih mau makan (belum
kehilangan nafsu makannya) maka pengobatan dapat dilakukan melalui makanan. Caranya, obat yang hendak digunakan
dicampurkan dengan makanan (sesuai dosis) sesaat sebelum makanan diberikan.BAB IIIKESIMPULANIkan merupakan sumber
protein hewani yang sangat penting untuk dibudi daya, namun ada kendala-kendala yang menghambat seperti serangan penyakit
pada ikan peliharaan sehingga nelayan/petani tambak merasa takut untuk memeliharanya. Kendati demikia perlu adanya sosialisasi
kepada pihak-pihak nelayan tentang pengetahuan budi daya itu sendiriUsaha budi daya mempunyai kelebihan dalam beberapa hal
untuk jangka waktu mendatang, yaitu berikut ini.1.
Mengimbangi usaha penangkapan, sehingga mencegah berlanjutnya
kepunahan spesies.2. Salah satu faktor dalam budi daya, yaitu pembenihan tidak hanya diharapkan untuk menyediakan benih
biota perairan untuk dibesarkan dan kemudian dipasarkan saja, tetapi lebih dari itu benih-benih ditebarkan kembali (restocking) ke
perairan untuk stabilisasi ekosistem.3.
Meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan dengan resiko usaha yang lebih kecil
dibandingkan dengan penangkapan, terutama di laut karena ganasnya badai dan gelombang.4.
Kesadaran masyarakat dunia
tentang kelestarian lingkungan menguntungkan posisi para pembudi daya. Karena hasil tangkapan yang dianggap merusak sumber
daya perairan, sering kali ditolak konsumen internasiaonal. Mau tidak mau produksi perairan kita harus berasal dari usaha budi daya.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 5/5 |