IMPLEMENTASI GOOGLE HACK UNTUK MENGOPTIMALKAN HASIL PENCARIAN DI INTERNET BERBASIS WEB.

(1)

IMPLEMENTASI GOOGLE HACK

UNTUK MENGOPTIMALKAN HASIL PENCARIAN

DI INTERNET BERBASIS WEB

COVER

TUGAS AKHIR

Oleh:

RAHMAT BAGUS S

NPM : 0734010156

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA T

IMUR

SURABAYA


(2)

Penyusun : Rahmat Bagus S

i

ABSTRAK

Berjuta informasi yang terus menumpuk menuntut para pengguna internet untuk lebih jeli dan teliti dalam mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diinginkan. Bahkan bukan hanya kecermatan saja, namun juga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan seleksi informasi-informasi yang ada agar benar-benar sesuai dengan yang kita butuhkan. Disinilah mesin pencari (search engine) sangat berperan dalam penyaringan informasi-informasi yang tersedia di internet tersebut, sehingga lebih meminimalisir waktu dan tenaga yang dibutuhkan. Satu diantara beberapa mesin pencari yang paling populer adalah mesin pencari milik perusahaan Google atau biasa dikenal sebagai Google Search.

Melalui penelitian ini, akan dijelaskan sebuah teknik pencarian yang dikenal dengan Google Hack. Dalam hal ini dituangkan dalam bentuk implementasi sebuah aplikasi berbasis web, yakni GHiM. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para pengguna Google Search, khususnya para pengguna awam dalam pencarian informasi yang lebih efisien dan akurat.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, teknik pencarian yang digunakan dalam implementasi penelitian di sini, yakni Google Hack, sangat bermanfaat dan membantu pencarian di Internet.


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga Hari Kemudian kelak.

Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah jualah akhirnya penulisan laporan

Tugas Akhir ini dengan judul “IMPLEMENTASI GOOGLE HACK UNTUK MENGOPTIMALKAN HASIL PENCARIAN DI INTERNET BERBASIS WEB dapat dirampungkan. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik

Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN “Veteran” Jawa Timur.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang tuaku dan saudara-saudaraku, atas cinta, kasih sayang, perhatian, dan dukungan yang mereka berikan kepada ku.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika. 4. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT selaku Dosen Pembimbing I.

5. Bapak Achmad Junaidi, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II.

6. Sahabat-sahabatku : Eko (echo brex), Rizki (QQ), Dimas, Aris (brewok), Toni (starks), Zulfikar (injung), Reza (ahong), Duwi


(4)

iii

(gondrong), Munir (Ibet), Deni, Deni (menot), Satria, Heri, Rian, Firman, Widya, Abet, Arfin, Nuraga, Endang, dan Natsir.

7. Dan teman-temanku yang tak dapat ku sebut satu per satu.

Penulis berharap, semoga kehadiran laporan Tugas akhir ini dapat menambah wawasan para pembaca sekalian. Khususnya bagi pengguna awam yang ingin mengetahui secara lebih dalam mengenai hal-hal pembahasan ini.

Dan penulis juga mohon maaf bila ada kekurangan di sana-sini. Sebagai manusia kami tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan masukan para pembaca sekalian untuk lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini.

Akhirul kalam, penulis bermohon kepada Allah semoga menjadikan amal ini sebagai amal ibadah yang ikhlas semata-mata karena Allah dan memasukkannya ke dalam timbangan amal kebaikan. Amin.

Surabaya, September 2011


(5)

iv

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL... x

BABI PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 2

1.3.Batasan masalah ... 2

1.4. Tujuan dan Manfaat ... 3

1.5.Metode Penelitian ... 3

1.6.Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1.Definisi Jaringan Komputer ... 6

2.2.Internet ... 6

2.3.World Wide Web ... 7

2.4.Search Engine (Mesin Pencari) ... 8

2.4.1. Karakteristik Mesin Pencari ... 8

2.4.2. Mesin Pencari Google ... 10

2.5.Hacking ... 21

2.6.Google Hack ... 21

2.6.1. Operator Tingkat Dasar ... 22

2.6.2. Operator Tingkat Lanjut ... 25

2.6.3. Penulisan Query Pencarian ... 30

2.7. Software Pengembangan Sistem ... 33

2.7.1. Web Browser ... 33


(6)

v

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 36

3.1.Analisis Sistem ... 36

3.1.1. Analisis Sistem Berjalan ... 36

3.1.2. Kelebihan dan Kekurangan... 37

3.1.3. Analisis Sistem Usulan ... 39

3.2.Perancangan Sistem ... 40

3.2.1. Deskripsi Umum Sistem ... 40

3.2.2. Perancangan Arsitektur Sistem ... 42

3.2.3. State Transition Diagram (STD) ... 42

3.2.4. Flowchart Sistem ... 46

3.2.5. Use Case Diagram dan Activity Diagram ... 55

3.2.6. Perancangan Antarmuka ... 62

3.2.7. Analisis Kebutuhan ... 63

BAB IV IMPLEMENTASI ... 66

4.1.Lingkungan Implementasi ... 66

4.2.Pengkodean Aplikasi ... 66

4.2.1. Toggle Main Form ... 67

4.2.2. Pengaturan Setelan ... 68

4.2.3. Panduan Pengguna ... 69

4.2.4. Mengembalikan Setelan Awal ... 70

4.2.5. Dummy Search ... 70

4.2.6. Normal Search ... 72

4.3.Antarmuka Aplikasi ... 75

4.3.1. Form Utama ... 75

4.3.2. Options ... 76

4.3.3. Sub Menu Sensivity ... 77

4.3.4. Sub Menu Dummy Mode ... 78

4.3.5. Sub Menu Smart Search ... 78

4.3.6. Sub Menu Snap Mode ... 79

4.3.7. Sub Menu User Manual ... 80


(7)

vi

4.3.9. Hide/Show (Toggle button) ... 81

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI ... 82

5.1.Deskripsi Umum Pengujian Aplikasi ... 82

5.2.Uji Coba Aplikasi ... 82

5.2.1. Menjalankan Aplikasi ... 82

5.2.2. Home ... 83

5.2.3. Menyembunyikan/Menampilkan Form Utama ... 84

5.2.4. Mengubah dan Menerapkan Setelan Sensivity ... 85

5.2.5. Mengubah dan Menerapkan Setelan Smart Search ... 87

5.2.6. Mengubah dan Menerapkan Setelan Snap Mode ... 88

5.2.7. Membatalkan Penerapan Pengubahan Setelan ... 89

5.2.8. Mengembalikan Setelan Awal (Reset Default)... 95

5.2.9. Help/User Manual ... 97

5.2.10. About GHiM ... 98

5.2.11.Pencarian Normal ... 98

5.2.12.Pencarian Menggunakan Dummy Mode ... 99

5.3.Evaluasi Hasil Pencarian ... 101

5.3.1. Evaluasi Hasil Pencarian Google... 101

5.3.2. Evaluasi Hasil Pencarian Menggunakan GHiM ... 103

BAB VI PENUTUP ... 107

6.1.Kesimpulan ... 107

6.2.Saran Pengembangan ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 108 LAMPIRAN A


(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Jaringan – Internet ... 7

Gambar 2.2 Anatomi URL ... 8

Gambar 2.3 Anatomi Pencarian Sisi Server ... 9

Gambar 2.4 Anatomi Pencarian Sisi Klien ... 10

Gambar 2.5 Halaman Google (Beta) pada Tahun 1998 ... 10

Gambar 2.6 Halaman Utama Google dengan Google Doodles ... 13

Gambar 2.7 Layout Halaman Hasil Pencarian Google ... 14

Gambar 2.8 Navigasi Halaman Hasil Pencarian Google ... 15

Gambar 2.9 Antarmuka Google Advanced Search ... 16

Gambar 2.10 Operator Synonyms ... 16

Gambar 2.11 Tampilan Cache Hasil Penggunaan Operator cache ... 17

Gambar 2.12 Operator link ... 18

Gambar 2.13 Operator related ... 18

Gambar 2.14 Operator info ... 19

Gambar 2.15 Operator define ... 19

Gambar 2.16 Google Calculator ... 20

Gambar 2.17 Operator movie ... 20

Gambar 2.18 Kata Kunci weather ... 21

Gambar 2.19 Web Browser Mozilla Firefox 5.0 ... 33

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem ... 42

Gambar 3.2 Struktur Menu Aplikasi ... 43

Gambar 3.3 STD Menu Utama Aplikasi ... 44

Gambar 3.4 STD Menu Options ... 45

Gambar 3.5 Diagram Alir Sistem – Bagian I ... 46

Gambar 3.6 Diagram Alir Sistem – Bagian II... 47

Gambar 3.7 Diagram Alir Relasi Smart Search ... 50

Gambar 3.8 Diagram Alir GHiM (Proses Penelusuran) ... 52

Gambar 3.9 Use Case Diagram dengan Actor user ... 55


(9)

viii

Gambar 3.11 Activity Diagram configure settings ... 57

Gambar 3.12 Activity Diagram read manual ... 58

Gambar 3.13 Activity Diagram reset settings ... 59

Gambar 3.14 Activity Diagram dummy search ... 60

Gambar 3.15 Activity Diagram normal search ... 61

Gambar 3.16 Desain Layout Halaman Utama... 62

Gambar 3.17 Desain layout Dialog Options ... 63

Gambar 4.1 Kilas Antarmuka Aplikasi ... 75

Gambar 4.2 Form Utama ... 76

Gambar 4.3 Menu Options ... 77

Gambar 4.4 Dialog Options Halaman Sensivity ... 77

Gambar 4.5 Dialog Options Halaman Dummy Mode ... 78

Gambar 4.6 Dialog Options Halaman Smart Search ... 79

Gambar 4.7 Dialog Options Halaman Snap Mode ... 79

Gambar 4.8 Dialog Options Halaman User Manual (Help) ... 80

Gambar 4.9 Dialog Options Halaman About ... 80

Gambar 4.10 Toggle Button Hide ... 81

Gambar 4.11 Toggle Button Show ... 81

Gambar 5.1 Menjalankan Aplikasi Pada Mozilla Firefox ... 83

Gambar 5.2 Aplikasi Berhasil Berjalan Pada Mozilla Firefox ... 83

Gambar 5.3 Halaman Setelah Pencarian ... 83

Gambar 5.4 Halaman Setelah Menekan Logo GHiM ... 84

Gambar 5.5 Menyembunyikan Form Utama Aplikasi ... 84

Gambar 5.6 Menampilkan Form Utama Aplikasi... 85

Gambar 5.7 Menerapkan Pengubahan Setelan Sensivity ... 85

Gambar 5.8 Sensivity Bernilai Low vs. Smart Search ... 86

Gambar 5.9 Sensivity Bernilai Selain Low vs. Smart Search ... 86

Gambar 5.10 Menerapkan Pengubahan Smart Search ... 87

Gambar 5.11 Smart Search Diaktifkan ... 88

Gambar 5.12 Mengaktifkan Snap Mode (Snap Mode Non-Aktif) ... 89

Gambar 5.13 Menonaktifkan Snap Mode (Snap Mode Aktif) ... 89


(10)

ix

Gambar 5.15 Mengubah Nilai Sensivity Menjadi Low & Membatalkannya ... 90

Gambar 5.16 Nilai Sensivity Setelah Pembatalan ... 91

Gambar 5.17 Mengubah dan Menerapkan Konfigurasi Dummy Mode ... 91

Gambar 5.18 Membatalkan Penerapan Dummy Mode ... 91

Gambar 5.19 Konfigurasi Dummy Mode Setelah Pembatalan ... 92

Gambar 5.20 Menonaktifkan Smart Search ... 92

Gambar 5.21 Mengaktifkan Kembali Smart Search & Membatalkannya ... 93

Gambar 5.22 Status Smart Search Setelah Pembatalan ... 93

Gambar 5.23 Mengaktifkan Snap Mode ... 94

Gambar 5.24 Menonaktifkan Kembali Snap Mode & Membatalkannya ... 94

Gambar 5.25 Status Snap Mode Setelah Pembatalan ... 95

Gambar 5.26 Mengubah Konfigurasi dan Setelan ... 95

Gambar 5.27 Mengembalikan ke Setelan Awal ... 96

Gambar 5.28 Hasil Pengembalian ke Setelan Awal... 96

Gambar 5.29 Mengakses dan Menggunakan Menu User Manual ... 97

Gambar 5.30 Dokumen Panduan Penggunaan Aplikasi ... 97

Gambar 5.31 Mengakses Menu About GHiM ... 98

Gambar 5.32 Prosedur dan Setelan Opsi Pencarian Normal... 98

Gambar 5.33 Setelan Opsi Pencarian Normal... 99

Gambar 5.34 Hasil Pencarian Normal ... 99

Gambar 5.35 Prosedur Pencarian Dummy Mode ... 100

Gambar 5.36 Konfigurasi Pencarian Dummy Mode – Bagian I ... 100

Gambar 5.37 Konfigurasi Pencarian Dummy Mode – Bagian II ... 100


(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Operator Query Modifier (Google Hack)... 26

Tabel 2.2 Statistik Penggunaan Browser Tahun 2011 ... 34

Tabel 3.1 Tabel Spesifikasi yang Penulis Gunakan ... 64

Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Minimum yang Direkomendasikan ... 64

Tabel 5.1 Tabel Ringkasan Perbandingan Hasil Penelusuran Google ... 102

Tabel 5.2 Tabel Hasil Penelusuran Menggunakan Google ... 104


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berjuta-juta informasi tersebar di dunia setiap harinya. Terlebih lagi dalam era keterbukaan informasi dan didukung dengan perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, khususnya internet. Sehingga, menyebabkan laju penyebarannya melalui dunia maya ke berbagai penjuru dunia menjadi sangat cepat dalam beberapa waktu saja. Jutaan informasi yang terus menumpuk tersebut menuntut para pengguna internet untuk lebih jeli dan teliti dalam mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diinginkan. Bahkan bukan hanya kecermatan saja, namun juga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan seleksi informasi-informasi yang ada agar benar-benar sesuai dengan yang kita butuhkan. Disinilah mesin pencari (search engine) sangat berperan dalam penyaringan informasi-informasi yang tersedia di internet tersebut, sehingga waktu dan tenaga yang dibutuhkan lebih bisa diminimalisir. Satu diantara mesin pencari yang paling populer adalah mesin pencari milik perusahaan Google atau biasa dikenal sebagai Google Search.

Meskipun dengan menggunakan Google Search jutaan informasi dapat kita peroleh dalam waktu kurang dari satu detik. Namun, terkadang sensitivitas hasil pencarian terasa kurang sesuai dengan yang kita inginkan. Hal tersebut tentu berdampak terhadap keakuratan hasil pencarian yang ditampilkan. Adalah dengan memanfaatkan teknik Google Hack, pencarian menggunakan Google Search dapat


(13)

lebih efektif dan efisien, meskipun banyak juga pengguna internet yang kurang familiar dengan teknik tersebut.

Dengan adanya persoalan tersebut di atas, penulis berencana untuk membuat aplikasi berbasis web yang mengimplementasikan teknik tersebut, yakni Google Hack, untuk memudahkan para pengguna internet, khususnya para pengguna awam dalam pencarian informasi yang lebih akurat dan efisien.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana mengoptimalkan hasil pencarian informasi di Internet dengan menggunakan search engine Google.

b. Bagaimana menerapkan Google Hack pada aplikasi berbasis web.

1.3. Batasan masalah

Untuk lebih memfokuskan pada permasalahan, maka sistem yang akan dibuat nantinya akan dibatasi pada :

a. Search Engine yang digunakan adalah Google Search (Regular), bukan Google CSE, Google Site Search, atau Google Custom Search.

b. Implementasi Google Hack dalam penelitian ini tidak meliputi untuk kepentingan proses peretasan atau penetrasi sistem.

c. Implementasi tidak dapat menjamin dan tidak meliputi penyalahgunaan sebagaimana yang dimaksudkan sistem keamanan Google yang dapat berubah sewaktu-waktu.


(14)

d. Penelitian ini menggunakan web browser Mozilla Firefox versi terbaru, dalam hal ini Mozilla Firefox 9.0b2, pustaka jQuery versi 1.6.1 dan jQuery UI (custom) versi 1.8.11.

1.4. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengoptimalkan hasil pencarian Google melalui penerapan Google Hack pada aplikasi berbasis web.

Manfaatnya adalah memudahkan penggunaan Google Hack untuk pencarian informasi yang efektif dan efisien bagi para pengguna internet, khususnya para pengguna awam.

1.5. Metode Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh untuk keperluan pembuatan tugas akhir ini meliputi lima tahap, yaitu:

a. Studi Literatur

Mengumpulkan referensi dari berbagai sumber dan media, seperti dari buku, buku elektronik, dokumen web yang diakses melalui internet, jurnal ilmiah, dan dari berbagai sumber lainnya yang terkait dengan judul penelitian ini. b. Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, identifikasi dan klasifikasi melalui studi literatur. Dari pengumpulan data tersebut, dilakukan analisa data, yakni menganalisis teknik Google Hack sehingga dapat ditransformasikan ke dalam bentuk aplikasi berbasis web, dengan berbagai macam kebutuhan perancangan yang dibutuhkan.


(15)

c. Rancang – Bangun Sistem

Pada tahap ini dilakukan proses-proses perancangan dan pembuataan aplikasi Google Hack berbasis web berdasarkan analisis dan data-data yang terhimpun.

d. Uji Coba dan Evaluasi Sistem

Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap sistem yang telah dibangun, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Tahap ini meliputi pengujian tingkah laku sistem.

e. Dokumentasi

Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari studi literatur sampai dengan implementasi, serta penarikan kesimpulan dan saran.

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan serta pembahasan tugas akhir ini dibagi menjadi enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menyajikan pembahasan ringkas berkenaan dengan berbagai macam dasar teori yang mendukung penelitian ini yang diambil dari berbagai sumber referensi dan media.


(16)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas proses perancangan sistem yang meliputi tahap analisis hingga tahap perancangan mekanisme internal sistem, termasuk antarmuka dan spesifikasi kebutuhan.

BAB IV IMPLEMENTASI

Bab ini berisi tentang konstruksi dan transformasi hasil analisis sistem ke dalam bentuk pengembangan aplikasi melalui proses pengkodean lebih lanjut.

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini menyajikan pembahasan mengenai pengujian sistem hasil rancang-bangun aplikasi yang telah terimplementasi.

BAB VI PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis untuk pengembangan sistem yang dibangun ini menjadi lebih baik.


(17)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Jaringan Komputer

Menurut Sopandi (2006 : 5), jaringan komputer merupakan gabungan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Gabungan teknologi ini melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan, mencakup pemakaian database, software aplikasi dan peralatan hardware secara bersamaan, untuk membantu proses otomatisasi perkantoran dan peningkatan ke arah efisiensi kerja.

2.2. Internet

Internet adalah sebuah sistem interkoneksi jaringan komputer global yang berbasiskan TCP/IP. Secara singkat, terminologi Internet dapat didefinisikan sebagai network of networks, yang berarti jaringan dari jaringan-jaringan. Dengan demikian, jutaan jaringan mulai dari yang bersifat privat, publik, akademik, bisnis, hingga pemerintahan, baik skop lokal hingga global, yang saling terhubung melalui teknologi jaringan kabel, nirkabel, ataupun serat optik, merupakan satu kesatuan yang kita istilahkan sebagai Internet. Namun, terminologi Internet sendiri seringkali disalahartikan dengan terminologi World Wide Web, sehingga antara keduanya menjadi rancu dan terkesan sama. Hal yang perlu diperhatikan adalah, bahwa Internet merupakan sistem komunikasi data global, yakni hardware dan infrastruktur software yang mendukung konektivitas antar komputer. Sedangkan, web adalah salah satu layanan yang dikomunikasikan via Internet (http://en.wikipedia.org).


(18)

Gambar 2.1 Diagram Jaringan – Internet

2.3. World Wide Web

World Wide Web (WWW) atau lebih dikenal sebagai web, adalah sebuah sistem untuk mengakses, memanipulasi, dan mengunduh dokumen hipertaut yang terdapat dalam komputer yang dihubungkan melalui Internet (KBI, 2008 : 1813). World Wide Web bukanlah merupakan sinonim Internet, tetapi merupakan bagian dari Internet (http://www.techterms.com).

Berkaitan dengan World Wide Web, ada beberapa istilah penting yang perlu diketahui, diantaranya :

a. Home Page

Home page adalah laman web, yakni halaman utama dari suatu situs web yang menjadi titik awal akses situs tersebut.

b. Web Portal

Web Portal adalah situs web penyedia berbagai macam jenis layanan, seperti email, berita, hiburan, informasi, dan lain sebagainya.

c. Web Server

Web Server adalah suatu program (dan juga mesin yang menjalankan program) yang mengerti protokol HTTP dan dapat menanggapi


(19)

permintaan-permintaan dari web browser yang menggunakan protokol tersebut (http://www.total.or.id).

d. URL

Uniform Resource Locator (URL) adalah sintaksis dan semantik perumusan informasi pengalamatan dan pengaksesan resource via Internet (rfc1738). Berikut adalah sebuah contoh URL dan anatominya :

Gambar 2.2 Anatomi URL (Sumber : http://cscis12.dce.harvard.edu)

2.4. Search Engine (Mesin Pencari)

Menurut Purbo (2008 : 67), mesin pencari adalah mesin yang dirancang untuk mencari informasi di World Wide Web. Informasi tersebut dapat berupa halaman web, gambar, dan berbagai jenis file. Beberapa mesin pencari juga menggali data dari koran, buku, basis data, atau berbagai direktori yang terbuka. Berbeda dengan direktori web, yang dibuat oleh editor manusia, mesin pencari beroperasi menggunakan algoritma atau campuran antara algoritma dan masukan manusia.

2.4.1.Karakteristik Mesin Pencari

Crispen (2003) dalam penjelasannya menuliskan, bahwa karakteristik dari sebuah search engine terdiri dari tiga bagian, yaitu :


(20)

a. The Spider

Spider atau dikenal juga sebagai crawler atau bot merupakan perangkat lunak yang bertugas untuk mengotomatisasi pembentukan daftar kata-kata yang ditemukan pada situs web. Empat spider dapat menghinggapi hingga seratus halaman per detik untuk keperluan pengindeksan lebih lanjut.

Gambar 2.3 Anatomi Pencarian Sisi Server (Sumber : http://computer.howstuffworks.com) b. The Catalog

Catalog adalah sebuah program yang bertugas membuat indeks berskala besar. Halaman yang telah dibaca oleh spider akan diindekskan untuk disimpan ke dalam basis data mesin pencari (lihat gambar 2.3).

c. The Front End

Adalah sebuah program yang menerima permintaan pencarian penggunanya, membandingkannya dengan indeks yang terdapat dalam basis data dan mengembalikan hasil pencarian kepada penggunanya.


(21)

Gambar 2.4 Anatomi Pencarian Sisi Klien (Sumber : http://www.netsquirrel.com)

2.4.2.Mesin Pencari Google

Google Search atau Google Web Search adalah sebuah mesin pencari web berorientasi teks milik perusahan Google, Google Inc, yang dikembangkan oleh Sergey Brin dan Lawrance Page ketika masih di Stanford University, California. Sebelumnya, mesin pencari ini bernama BackRub, yang beroperasi di Stanford hingga lebih dari setahun. Nama Google berasal dari kata googol, yang dalam matematik berarti 10100. Istilah tersebut sesuai dan merefleksikan misi mesin pencari yang mereka kembangkan. Adapun konsep antarmuka yang diusung adalah kesederhanaan, dan masih terjaga hingga kini.


(22)

Google mulai merintis kesuksesannya pada tahun 1998 dengan dibentuknya perusahaan Google pada tanggal 4 September di Menlo Park. Beberapa hari kemudian, seiring dengan keadaan perusahaan yang stabil, Larry dan Sergey mendepositokan cek dengan nilai $100,000 yang diberikan oleh Andy Bechtolsheim, co-founder Sun Microsystem, kepada Google Inc, yang sebelumnya tidak dapat dicairkan karena perushaan Google belum didirikan. Pada bulan Maret 2004, kantor Googleplex pindah ke 1600 Amphitheatre Parkaway di Mountain View, dan pada tahun 2006 kantor Google pindah ke kota New York. Dalam sejarah perkembangannya, Google terus memperluas layanannya dengan mengakuisisi puluhan perusahaan seperti, YouTube, reCAPTCHA, Writely (cikal bakal Google Docs), Keyhole (cikal bakal Google Earth), Pyra Labs (Blogger), dan lain-lain.

Hingga saat ini, Google masih menjadi mesin pencari web terpopuler di kalangan pengguna Internet. Bahkan menurut survei yang dilansir www.alexa.com hingga Februari 2011 kemarin, Google menduduki peringkat pertama situs web yang paling banyak diakses.

Terdapat tiga unsur yang paling mendasar dan utama dalam kinerja hingga penggunaan Google Web Search. Ketiga unsur tersebut adalah :

a. PageRank

Seperti yang telah disinggung pada sub bab sebelumnya, bahwa mesin pencari web bekerja dengan memadukan The Spider dan algoritma-algoritma tertentu. Para pengguna Google lebih mengenal The Spider dengan nama Google Crawler atau Google robot. Patrick Douglas Crispen melalui Advanced Googology memaparkan, bahwa cara kerja Google secara garis besar meliputi lima hal, yaitu :


(23)

 Pertama, Google menggunakan kata kunci sebagai sebuah frase dalam pencariannya, yang diberikan nilai X.

 Kemudian, kedekatan letak kata kunci yang ditemukan Google pada halaman web diberi nilai Y.

 Berikutnya, Google melakukan pembobotan nilai Z berdasarkan banyaknya kata kunci yang terdapat pada halaman yang ditemukan.

 Dengan ketentuan X>Y>Z, Google mengombinasikannya dengan sejumlah variabel lainnya untuk membatasi 2000 teratas.

 Akhirnya, Google mengalikan hasil yang menduduki peringkat skor 2000 teratas tersebut dengan PageRank yang kemudian membatasi hasilnya menjadi 1000 teratas.

PageRank adalah algoritma yang digunakan untuk menilai popolaritas suatu halaman web. Sehingga, sangat mempengaruhi prioritas hasil pencarian kata kunci web. Sergey Brin dan Lawrence Page memaparkan dalam paper yang mereka tulis, bahwa PageRank merupakan analogi grafik kutipan pada karya tulis ilmiah yang diimplementasikan ke dalam mesin pencari web. Dalam hal ini, kutipan berupa link. Mereka memformulasikannya secara matematik sebagai berikut :

A : Halaman yang akan diukur menggunakan PageRank T1..Tn : Kutipan (n halaman yang merujuk ke halaman A)

C : Jumlah link pada halaman A yang menuju keluar halaman A d : Faktor pengurang yang bernilai 0.85, dengan kisaran 0<d<1


(24)

b. Google Search Layout

Antarmuka mesin pencari Google cukup sederhana, dan kesederhanaan ini tetap terjaga hingga kini. Pada halaman utamanya, terdapat beberapa tautan menu utama yang terdapat pada sisi bagian atas, sebuah logo Google (untuk tanggal tertentu Google menggunakan logo alternatifnya yang dikenal sebagai Google Doodle, lihat gambar 2.6), sebuah textbox yang digunakan untuk mengetikkan kata kunci pencarian, dua buah tombol, dan sejumlah tautan-tautan lainnya, seperti pilihan bahasa, serba-serbi, penelusuran lanjutan, periklanan, dan lain-lainnya. Tombol “Saya Lagi Beruntung” akan membawa ke halaman web yang menduduki peringkat pertama dalam penelusuran. Misalnya, ketika kita mengetikkan kata google mail sebagai kata kunci penelusuran, maka kita akan dibawa kehalaman utama Gmail. Hal ini berarti akan mengefisienkan waktu penelusuran, karena pengguna tidak perlu menelusuri halaman demi halaman.

Gambar 2.6 Halaman Utama Google dengan Google Doodles

Google juga menyediakan virtual keyboard sebagai text-assistant. Virtual keyboard ini dapat diakses dengan cara mengklik ikon keyboard yang berada

top panel (menu)

Google Doodle Logo

textbox


(25)

dalam pada sisi kanan dalam textbox (lihat gambar 2.7). Untuk mempermudah penggunanya, Google juga sudah dilengkapi dengan auto-completion yang lebih dikenal dengan Google Suggest (lihat gambar 2.7).

Gambar 2.7 Layout Halaman Hasil Pencarian Google

Sejak tahun 2010, Google telah menggunakan rancangan antarmuka yang baru untuk hasil pencarian, yakni dengan menambahkan panel menu pada sisi kiri yang juga merupakan menu utama (lihat gambar 2.7). Panel menu ini kurang disukai oleh sejumlah Googlers (pengguna Google) karena terkesan redundan dengan menu utama pada sisi bagian atas. Untuk layout hasil pencarian terbagi menjadi dua bagian, Google menempatkannya pada bagian tengah dan kanan. Hasil pencarian yang berada pada bagian kanan merupakan fitur hasil pencarian yang bersifat khusus yang meliputi iklan (lihat gambar 2.7) dan visualisasi tertentu seperti peta (lihat gambar 2.8), grafik, dan lain sebagainya. Sedangkan hasil pencarian utama terletak pada bagian tengah. Secara default, hasil pencarian yang

virtual keyboard left panel (menu)

Ikon virtual keyboard

Google Suggest


(26)

ditampilkan oleh Google maksimal sepuluh buah, tidak termasuk iklan dan saran hasil pencarian terkait. Google membedakan iklan dengan hasil pencarian umum lainnya dengan memberikan latar belakang kemerahan dan selalu berada pada posisi teratas hasil pencarian (lihat gambar2.7). Informasi hasil pencarian yang ditampilkan pun disajikan dalam bentuk yang sederhana, hanya terdiri judul halaman dan beberapa baris teks yang disebut juga dengan istilah snippet (lihat gambar 2.8).

Gambar 2.8 Navigasi Halaman Hasil Pencarian Google

Seperti halnya jumlah hasil pencarian default, navigasi halaman atau paging hasil pencarian Google juga hanya terdapat sepuluh buah (per sepuluh halaman) dengan huruf o berulang tepat sejumlah sepuluh buah juga (lihat gambar 2.8).

Selain tampilan standar Google Search, Google juga menyediakan Google Search tingkat lanjut. Melalui Google Search tingkat lanjut ini, Googlers dapat mengatur preferensi pencarian dan membatasi pencarian menjadi lebih spesifik. Namun, antarmuka Google Advanced Search yang kompleks membuat Googlers cenderung kurang menyukainya (lihat gambar 2.9).

paging page title


(27)

Gambar 2.9 Antarmuka Google Advanced Search

c. Google Advanced Operators

Patrick Crispen melalui dokumen presentasinya yang berjudul Google 70-20-10 menjelaskan pembagian operator-operator tingkat lanjut yang dapat digunakan dalam query Google menjadi 3 kelompok, yaitu :

Query Modifiers

Adalah kelompok operator yang dapat ditambahkan pada pencarian reguler. Sebagian besar operator-operator pada kelompok ini merupakan operator yang digunakan dalam Google Hack. Operator-operator yang termasuk ke dalam kelompok operator ini meliputi filetype, intitle, inurl, site, dan synonyms.


(28)

Operator synonyms digunakan untuk mencari kata kunci beserta sinonimnya (kata yang memiliki atau mendekati kesamaan makna). Penggunaan operator ini sama pada operator dasar Google, yakni dengan menambahkan tanda tilde (~) sebagai awalan kata kunci (lihat gambar 2.10). Selain itu, juga terdapat operator inanchor dan allinanchor yang digunakan untuk pencarian teks tautan pada halaman. Pada praktiknya, keduanya sangat jarang atau bahkan tidak pernah digunakan. Adapun operator-operator khusus lainnya akan dijelaskan lebih lanjut pada sub bab 2.6.2.

Alternative Query Types

Adalah kelompok operator yang dapat digunakan untuk pencarian tanpa kata kunci. Argumen tunggal yang digunakan pada operator-operator kelompok ini adalah URL. Operator-operator yang termasuk dalam kelompok operator ini adalah operator cache, link, related, dan info.


(29)

Operator cache digunakan untuk menampilkan halaman web versi snapshot atau versi cache yang dimiliki Google. Contoh, [cache:mail.google.com].

Gambar 2.12 Operator link

Operator link digunakan untuk membatasi penelusuran terhadap berbagai halaman web yang memiliki referensi tautan kepada URL yang dispesifikasikan. Contoh, [link:wikipedia.org].


(30)

Operator related digunakan untuk melakukan pencarian terhadap berbagai halaman web yang memiliki kesamaan atau kemiripan terhadap halaman web tertentu. Contoh, [related:wikipedia.org].

Gambar 2.14 Operator info

Operator info digunakan untuk menampilkan informasi yang dimiliki Google tentang keterangan suatu halaman web tertentu. Contoh, [info:ubuntu.com].

Other Information Needs

Adalah kelompok operator dan non-operator (ekspresi matematik dan kata kunci yang memiliki makna spesial sebagaimana operator) yang digunakan untuk melakukan pencarian informasi khusus seperti, definisi istilah, jadwal tayang film bioskop, menjawab pernyataan matematika, dan lain-lain.


(31)

Operator define digunakan untuk melakukan pencarian definisi istilah atau arti dari sebuah kata atau frase yang bersumber dari situs web tertentu, seperti situs web kategori ensiklopedia atau kategori kamus. Contoh, [define:internet].

Gambar 2.16 Google Calculator

Google Calculator digunakan untuk menyelesaikan permasalahan matematik yang meliputi, aritmatika dasar, konversi satuan pengukuran, konstanta fisika, dan sebagainya. Contoh, [20*10 feet in meters].

Gambar 2.17 Operator movie

Operator movie digunakan untuk melakukan pencarian informasi terkait dengan film tertentu, dalam hal ini adalah untuk menampilkan jadwal tayang film pada bioskop daerah tertentu. Argumen yang digunakan untuk operator ini adalah lokasi, yang dapat berupa nama jalan, kota, negara, atau kode pos. Contoh, [movie:orchard,sg].


(32)

Gambar 2.18 Kata Kunci weather

Kata kunci weather digunakan untuk menampilkan prakiraan cuaca suatu kota tertentu. Contoh, [weather jakarta].

2.5. Hacking

Calishain (2004) dalam bukunya menyebutkan, bahwa hack secara umum

dapat diartikan sebagai solusi “cepat-dan-kotor” terhadap permasalahan pemrograman atau teknik-teknik menarik untuk menyelesaikan tugas.

Sedangkan hacking dapat dideskripsikan sebagai suatu proses untuk mengembangkan suatu teknologi baru baik hardware maupun software, atau membuatnya menjadi lebih baik dan efisien dengan menggunakan teknik dan metode tertentu.

2.6. Google Hack

Secara definitif baik Google Hack atau Google Hacking kurang lebih sama, yakni seni untuk membentuk sebaris query yang kompleks untuk menyaring hasil pencarian yang begitu banyak dengan memanfaatkan mesin pencari Google sebagai alat atau medianya. Sedangkan dalam kaitannya dengan aktivitas hacking, Google Hack lebih dikenal sebagai salah satu teknik hacking yang digunakan untuk melakukan pencarian informasi celah kelemahan target atau untuk


(33)

pencarian data-data sensitif dengan menggunakan mesin pencari Google (Google Search Engine). Dengan teknik ini, para hacker biasanya melakukan pencarian terhadap web server atau website yang bermasalah. Dengan kata lain, ribuan website, web server, dan semua perangkat online di dunia yang memiliki celah keamanan dapat ditelusuri. Google Hacking sendiri termasuk ke dalam fase reconnaissance dalam proses hacking yang bersifat pasif (Jahangiri : 2009).

Pada dasarnya, Google Hack merupakan teknik pemanfaatan operator yang telah disediakan oleh Google Search untuk penelusuran yang lebih akurat. Hal tersebutlah yang menjadi indikasi seorang pengguna mesin pencari Google menggunakan teknik Google Hack atau tidak. Kelebihan itulah yang menjadikan Google Search sangat diminati oleh para hacker dalam aktivitas hacking yang mereka lakukan.

2.6.1. Operator Tingkat Dasar

Operator-operator yang termasuk dalam operator dasar Google adalah operator boolean dan operator yang berkaitan dengan perlakuan penanganan kata kunci sebagai query. Penulis akan menggunakan sepasang kurung siku untuk bentuk penulisan contoh query pencarian, yakni semua huruf yang berada dalam kurung siku merupakan query yang harus dituliskan, dengan mengecualikan sepasang kurung siku yang mengawalinya dan mengakhirinya. Sejumlah operator yang dimaksudkan, antara lain :

a. Operator AND

Operator boolean AND digunakan Google untuk melakukan pencarian terhadap setiap kata kunci yang diinputkan user. Secara otomatis, Google


(34)

melakukan pencarian menggunakan semua kata yang kita masukkan sebagai kata kunci dalam pencarian. Yang berarti, tanpa perlu seorang user menginputkan operator boolean AND, Google secara otomatis akan menggunakannya dalam proses penelusuran setiap halaman yang mengandung unsur setiap kata yang terdapat pada query pencarian. adapun urutan hasil penelusuran telah dijelaskan pada sub bab 2.4.2 sebelumnya butir c. Operator boolean AND, merupakan operator “boolean default” Google. Penggunaan operator boolean AND dituliskan dalam huruf kapital, bukan dengan huruf kecil, meskipun Google tidak bersifat case-sensitive. Untuk menggunakan operator boolean ini secara manual, cukup letakkan diantara dua buah kata kunci. Contoh, ["red berry" AND "blue berry"].

b. Operator OR

Operator boolean OR (ditulis dalam huruf kapital) berfungsi untuk melakukan pencarian pada halaman yang setidaknya berisi salah satu dari kata kunci. Simbol alternatif dari bentuk penulisan operator boolean ini adalah tanda pipe (|). Seperti halnya dengan operator AND, untuk menggunakan operator ini cukup dengan meletakkannya diantara dua kata kunci. Contoh, [cherry OR berry].

c. Operator +

Kata-kata umum seperti “I”, “a”, “the”, "of”, “how”, dan “where” yang digunakan dalam query pencarian akan diabaikan oleh Google. Kelompok kata tersebut dikenal sebagai stop-words. Namun, hal tersebut tidaklah berlaku mutlak, yakni Google memperlakukannya sebagai pengecualian jika jika kata tersebut tidak terkait dengan penggunaan umum sebagaimana yang


(35)

disebut di atas. Contoh, [the who] atau [who] bukan merupakan karakteristik dari penggunaan stop-words yang dimaksudkan. Karena, query pertama mengacu pada nama sebuah grup band, sedangkan query kedua merupakan akronim dari World Health Organization. Untuk memaksa google mengikutsertakannya dalam penelusuran, digunakan operator + (plus) sebagai prefiks. Operator ini juga dapat digunakan untuk memaksa kata kunci yang kita masukkan untuk pencarian eksak, yakni dengan mengecualikan sinonim dalam penelusuran.

d. Operator -

Tanda kurang / minus (-) merupakan operator negasi yang digunakan untuk pengecualian kata kunci pencarian. Dengan menambahkan tanda kurang sebagai prefiks kata kunci, maka Google akan mengabaikan kata kunci tersebut dalam pencariannya. Contoh, [anti-virus -software] akan memproses pencarian untuk anti-virus dengan mengecualikan kata software dalam proses penelusuran. Adapun tanda minus pada kata anti-virus merupakan tanda penghubung, berbeda dengan kata software yang menggunakan tanda minus sebagai prefiks.

e. Operator “” (sepasang tanda kutip ganda)

Operator sepasang petik ganda digunakan untuk menegaskan bahwa kata kunci yang diapit dalam tanda kutip berupa frase, yakni sekelompok kata dengan urutan yang eksak sama persis tanpa ada perubahan. Contoh, penggunaan query ["Alexander Bell"] akan menghasilkan hasil pencarian halaman yang mengandung frase Alexander Bell, dan mengecualikan halaman yang mengandung frase Alexander G. Bell.


(36)

f. Operator Wildcards

Teknik penggunaan karakter wildcards pada search engine dikenal sebagai stemming, yakni penggunakan karakter wildcards sebagai pengganti karakter atau kata yang tidak diketahui. Adapun stemming pada Google berupa full-word wildcards, yakni tiap penggunaan karakter wildcard mewakili satu karakter atau satu kata. Karakter wildcard untuk mewakili satu karakter adalah tanda titik, sedangkan tanda bintang / asterisk (*) merupakan karakter wildcard untuk satu kata. Secara otomatis, Google menerapkan teknik ini dalam default pencariannya. Contoh, penggunaan query [Google *] dalam pencarian akan menampilkan hasil pencarian yang banyak berkaitan dengan sejumlah produk-produk Google, seperti Google Mail, Google Maps, Google Earth, Google Plus, dan lain sebaginya.

2.6.2.Operator Tingkat Lanjut

Seperti yang telah disinggung pada sub bab 2.4.2, bahwa Google telah menyediakan operator-operator khusus sebagai perintah query untuk membantu atau membatasi pencarian secara spesifik. Pada sub bab ini akan melanjutkan pembahasan salah satu kelompok operator tersebut yakni kelompok operator query modifier. Sebagian besar operator-operator pada kelompok ini merupakan operator yang digunakan dalam Google Hack. Operator query modifier dapat dikombinasikan antara satu dengan yang lainnya dengan baik, kecuali untuk beberapa operator dengan prefix allin seperti, allintext, allintitle, dan allinurl. Beberapa diantara operator-operator query modifier yang merupakan bagian dari Google Hacking antara lain :


(37)

Tabel 2.1 Operator Query Modifier (Google Hack)

Operator Kegunaan

site Menginstruksikan Google untuk membatasi pencarian hanya pada situs web tertentu atau domain tertentu saja.

filetype Menginstruksikan Google untuk membatasi pencarian pada format dokumen tertentu. Adapun yang dimaksud dengan format dokumen adalah sufiks dari nama berkas. Google mendukung hingga 13 jenis format dokumen, yaitu :

- Adobe Portable Document Format (pdf) - Adobe PostScript (ps)

- Microsoft Excel (xls, xlsx) - Microsoft Word (doc, docx) - Microsoft PowerPoint (ppt, pptx) - Shocwave Flash (swf)

- Rich Text Format (rtf)

- Lotus 1-2-3 (wk1, wk2, wk3, wk4, wk5, wki, wks, wku) - Lotus WordPro (lwp)

- MacWrite (mw)

- Microsoft Works (wks, wps, wdb) - Microsoft Write (wri)

- Text (ans, txt)

inurl Mengistruksikan Google untuk membatasi pencarian terhadap URL atau alamat dari suatu dokumen web.

allinurl Mengistruksikan Google untuk membatasi pencarian terhadap URL yang memiliki semua kata yang dispesifikasikan sebagai argumen terhadap operator ini.

intitle Menginstruksikan Google untuk membatasi pencarian hanya pada judul suatu halaman dokumen web.

allintitle Menginstruksikan Google untuk membatasi hasil pencarian halaman dokumen web yang memiliki judul semua kata yang dispesifikasikan sebagai argumen terhadap operator ini.

intext Mengistruksikan Google untuk membatasi pencarian terhadap teks yang terdapat pada bagian tubuh dokumen.

allintext Menginstruksikan Google untuk membatasi hasil pencarian teks pada bagian tubuh halaman dokumen web yang memiliki semua kata yang dispesifikasikan sebagai argumen terhadap operator ini. Semua operator di atas dapat dikombinasikan dengan kata kunci, atau juga antara operator satu dengan operator lainnya, dengan pengecualian khusus untuk operator yang berawalan allin, seperti allinurl, allintitle, dan allintext.


(38)

Adapun penjelasan penggunaan kedelapan operator query modifier di atas lebih lanjut adalah sebagaimana berikut :

a) Operator site

Seperti yang telah dijelaskan pada tabel 2.1, bahwa operator site digunakan untuk membatasi hasil pencarian pada situs web atau domain tertentu. Adapun argumen operator khusus ini dapat berupa hostname atau top-level domain. Contoh, [site:thomas.loc.gov] atau [site:edu]. Bentuk query pertama akan membatasi pencarian hanya pada situs web dengan hostname thomas.loc.gov, sedangkan bentuk query kedua digunakan untuk membatasi hasil pencarian hanya pada situs web yang memiliki top-level domain edu. b) Operator filetype

Telah dijelaskan pada tabel 2.1, bahwa operator filetype digunakan untuk membatasi pencarian pada format dokumen tertentu dengan sufiks nama berkas sebagai argumen masukannya. Adapun jika format dokumen tidak didukung, yakni diluar dari 13 format dokumen yang disebutkan di atas, maka pencarian hanya akan terbatas pada sufiks path yang terdapat pada URL. Operator ini memiliki bentuk penulisan alternatif lain yang tak terdokumentasikan. Alias yang dimaksud tersebut adalah operator ext. Contoh, [homeschooling filetype:pdf] atau [homeschooling ext:pdf]. Kedua bentuk query tersebut akan mengembalikan hasil pencarian berkas berformat Adobe Acrobat PDF yang memiliki kata homeschooling.

c) Operator inurl

Pada tabel 2.1 telah dijelaskan bahwa operator inurl digunakan untuk membatasi hasil pencarian pada bagian URL, khususnya pada bagian path.


(39)

Adapun bagian path yang dimaksud meliputi, nama berkas pada direktori root situs web, sub direktori / direktori anak, nama berkas pada sub direktori, atau fragment identifier (lihat kembali gambar 2.2). Contoh, bentuk penulisan query [inurl:healthy eating] akan mengembalikan dokumen yang mengandung kata healthy pada bagian URL, dan menyebutkan kata eating dibagian manapun dalam dokumen.

d) Operator allinurl

Operator ini adalah bentuk variasi dari penggunaan operator inurl yang kegunaannya sama, kecuali pada penanganan argumen yang dispesifikasikan terhadapnya. Operator ini akan mencari semua kata yang dispesifikasikan pada bagian URL. Meskipun operator ini tidak cocok untuk dikombinasikan dengan operator khusus lainnya, namun bukan berarti tidak dapat dikombinasikan. Bentuk kombinasi maksimum yang cukup relevan adalah dua kombinasi operator. Tetapi sangat disarankan sebagai penggunaan tunggal. Contoh, [allinurl:google faq] akan mengembalikan hasil penelusuran halaman yang memiliki kata google dan kata faq pada URL, seperti www.google.com/help/faq.html. Hal ini sama ketika menuliskan dua buah query inurl seperti [inurl:google inurl:faq].

e) Operator intitle

Telah dijelaskan pada tabel 2.1, bahwa operator intitle digunakan untuk membatasi hasil pencarian dokumen web dengan judul yang telah dispesifikasikan sebagai argumen masukan operator ini. Adapun judul dokumen web (htm atau html) yang dimaksud adalah teks yang berada dalam tag title. Perhatikan potongan kode berikut :


(40)

<html> <head>

<title>web page title...</title> </head>

<body></body> </html>

Teks “web page title…” adalah judul yang dimaksudkan di atas. Bagian inilah yang akan dicari menggunakan operator intitle. Contoh, penulisan query [flu shot intitle:help] akan mengembalikan dokumen web yang pada bagian judul dokumennya mengandung kata help, dan menyebutkan kata flu dan shot pada bagian manapun dalam dokumen.

f) Operator allintitle

Sama halnya dengan operator allin sebelumnya. Operator allintitle juga merupakan bentuk variasi dari penggunaan operator intitle. Kegunaannya pun sama, kecuali dalam hal penanganan kata yang dispesifikasikan sebagai argumen terhadap operator ini. Saat menggunakan operator ini sebagai query, sangat disarankan untuk tidak mengombinasikannya dengan operator khusus lainnya, mengingat satu dokumen web hanya memiliki satu judul saja. Namun demikian, bukan berarti operator ini tidak dapat dikombinasikan secara mutlak. Contoh, [allintitle:detect plagiarism]. Query tersebut akan mengembalikan hasil penelusuran dokumen web yang pada bagian judulnya mengandung kata detect dan kata plagiarism.

g) Operator intext

Sebagaimana telah dijelaskan pada tabel 2.1 di atas, bahwa operator intext digunakan untuk membatasi hasil pencarian terhadap teks yang terdapat pada bagian tubuh dokumen. Dengan demikian, operator ini akan mengecualikan


(41)

judul dokumen web, teks tautan, dan URL dalam penelusurannya. Contoh, query [hamish reid intext:pandemonia] akan mengembalikan hasil penelusuran yang mengandung kata pandemonia pada teks bagian tubuh dokumen serta mengandung kata hamish dan reid pada bagian manapun. h) Operator allintext

Seperti halnya variasi operator allin lainnya, operator allintext ini juga memiliki kegunaan yang sama dengan operator intext, kecuali perbedaan pada penanganan argumen masukannya yang menganggap kata yang dispesifikasikan sebagai kelompok kata. Contoh, penulisan query [allintext:travel packing list] akan mengembalikan hasil pencarian yang pada bagian teks halaman menyebutkan kata travel, kata packing, dan kata list. Bentuk penulisan tersebut juga sama dengan penggunaan query [intext:travel intext:packing intext:list].

2.6.3.Penulisan Query Pencarian

Sebagaimana telah dibahas pada sub bab 2.4.2, bahwa Google mempertimbangkan berbagai variabel yang digunakan untuk menelusuri dan mengembalikan hasil penelusuran sesuai dengan query yang diberikan. Beberapa hal dari tingkah laku Google tersebut dapat dirangkum menjadi beberapa tips berikut :

a) Jaga kesederhanaan query

Kesederhanaan query sangat dipengaruhi oleh pemilihan kata kunci yang digunakan oleh pengguna mesin pencari Google. Penggunaan query yang sederhana cukup baik untuk berbagai macam kasus pencarian. Namun, jika


(42)

kesederhanaan yang digunakan masih bersifat terlalu umum, maka hasil penelusuran yang tidak diinginkan akan semakin berpeluang besar ikut ditampilkan pada halaman hasil pencarian terdepan. Oleh karena itu, kesederhanaan yang baik seharusnya meliputi beberapa sifat yang dipaparkan pada butir-butir selanjutnya. Misalnya ketika ingin mencari restoran pizza dalam kota, maka cukup dengan mengetikkan query [pizza surabaya]. Perlu diketahui bahwa Google memberikan batasan jumlah kata yang dapat digunakan sebagai kata kunci pencarian.

b) Pikirkan bagaimana kata kunci akan dituliskan pada halaman yang dicari Berdasarkan algoritma PageRank yang telah dijelaskan pada sub bab 2.4.2, pengguna dituntut harus lebih jeli dalam memilah kata kunci yang akan digunakan dalam query pencarian, seperti terminologi, urutan kata, dan banyaknya kata yang muncul dalam halaman. Contoh, query [bats are considered good luck in] lebih baik ketimbang query [in what country are bats considered an omen of good luck?]. Kedua query tersebut ditujukan untuk pencarian yang sama. Adapun bentuk query pertama lebih baik, karena tetap menjaga kesederhanaan dan tanpa menghilangkan esensi pencarian sama sekali. Contoh lainnya adalah pencarian informasi berkenaan dengan sakit kepala dengan menggunakan query [headache] jauh lebih baik ketimbang menggunakan query [my head hurts].

c) Deskripsikan pencarian menggunakan kata kunci sesedikit mungkin

Maksudnya adalah gunakan kata kunci yang akan diterapkan sebagai query pencarian sesedikit mungkin dan sefokus mungkin lebih mendalam. Semakin banyak yang digunakan, maka akan membatasi hasil pencarian menjadi lebih


(43)

sedikit. Contoh, query [weather cancun] jauh lebih sederhana dan lebih fokus ketimbang menggunakan query [weather report for cancun mexico]. Dengan kata lain, query bentuk pertama lebih baik dibandingkan query kedua.

d) Pilih kata-kata yang bersifat deskriptif

Untuk mendapatkan hasil pencarian yang relevan, maka pemilihan kata yang unik akan sangat berperan. Semakin unik kata yang digunakan, maka hasil pencarian pun akan lebih baik dan mendekati yang diharapkan. Oleh karena itu, kata-kata yang bersifat non-deskriptif seharusnya dihindari penggunaannya sebagai kata kunci pencarian. Sebagai contoh, query [celebrity ringtones] lebih baik dan lebih deskriptif ketimbang menggunakan query [celebrity sounds].

e) Gunakan kombinasi simbol sesering mungkin

Dengan mengombinasikan simbol sesering mungkin dalam query, maka batasan pencarian menjadi semakin jelas dan semakin spesifik. Sehingga, hasil yang tidak diinginkan dapat dihindari. Contoh, dengan menggunakan query ["patrick crispen" –tourbus +usc], maka akan membatasi hasil pencarian terhadap halaman yang terdapat frase patrick crispen di bagian manapun, dan tidak terdapat kata tourbus di bagian manapun, serta mengandung kata usc di bagian manapun pada halaman.

f) Gunakan/Kombinasikan dengan operator tingkat lanjut

Menggunakan atau mengombinasikan kata kunci dengan operator khusus akan sangat membantu dalam mempersempit hasil pencarian, karena bentuk query pun menjadi jauh lebih spesifik. Contoh, dengan memerintahkan pencarian


(44)

Google menggunakan query [intitle:index.of ios -site:cisco.com], maka hasil pencarian akan terbatas pada halaman dengan judul index of, dan terdapat kata ios pada bagian manapun dalam halaman, dengan mengecualikan hostname cisco.com dalam penelusuran.

2.7. Software Pengembangan Sistem

Software yang digunakan dalam pengembangan sistem yang dibangun meliputi perangkat lunak untuk mengimplementasikan perancangan ke dalam program dan pengujiannya.

2.7.1.Web Browser

Web browser, atau Internet browser, atau peramban web adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk menjelajah halaman-halaman situs web yang berada di internet.


(45)

Sebuah web browser bekerja melalui protokol HTTP untuk meminta dokumen teks yang ditulis dalam bahasa markup, seperti HTML. Dalam dokumen teks tersebut juga berisikan sejumlah instruksi-instruksi khusus yang digunakan untuk menyajikan konten sebuah halaman situs web. Instruksi yang dimaksud dapat berupa format teks dan warna, tautan, dan yang lainnya.

Hingga saat ini, telah terdapat puluhan web browser yang tersebar di Internet, bahkan sebagian besarnya free. Lima diantaranya yang menempati posisi web browser jajaran teratas adalah, Mozilla Firefox, Microsoft Internet Explorer,

Apple’s Safari, Google Chrome, dan Opera. Berikut adalah statistik penggunaan kelima buah browser tersebut.

Tabel 2.2 Statistik Penggunaan Browser Tahun 2011 (Sumber : http://www.w3schools.com)

2011 Internet

Explorer Firefox Chrome Safari Opera

April 24.3 % 42.9 % 25.6 % 4.1 % 2.6 % March 25.8 % 42.2 % 25.0 % 4.0 % 2.5 % February 26.5 % 42.4 % 24.1 % 4.1 % 2.5 % January 26.6 % 42.8 % 23.8 % 4.0 % 2.5 %

2.7.2.jQuery

jQuery merupakan salah satu dari beberapa framework JavaScript yang kini banyak digunakan pada aplikasi web. Framework ini dikembangkan oleh John Resig bersama dengan jQuery Team, dan didesain untuk menyederhanakan scripting di sisi klien.

Framework yang berlisensi ganda ini, yakni GPL versi 2 dan MIT, kaya akan fitur interaktivitas, diantaranya:


(46)

a. Cross-browser

b. Seleksi dan modifikasi DOM (Document Object Model) c. Penanganan event

d. Manipulasi CSS

e. Kemampuan efek dan animasi f. Ajax

g. Ketersediaan dan dapat dikembangkan melalui plug-ins

Untuk memanfaatkan fitur-fitur jQuery, para pengembang aplikasi web harus terlebih dahulu menyertakan pustaka jQuery pada aplikasinya di antara tag head, dengan cara:

<script type="text/javascript" src="jquery.js"></script>

Barulah kemudian kita bisa menggunakannya melalui fungsi pabrikannya, yakni $().


(47)

36

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Sistem

Pada pembahasan bagian ini, akan dijelaskan secara deskriptif analisis tahapan praimplementasi pengembangan sistem yang akan dibuat. Pembahasan yang dimaksud meliputi analisis sistem yang berjalan, kelebihan dan kekurangannya, serta analisis sistem usulan, yakni sistem yang akan penulis kembangkan.

3.1.1.Analisis Sistem Berjalan

Hasil analisa dari penelitian yang penulis dapat melalui observasi, pengujian, dan pengamatan menyimpulkan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kendala ketidakefisiensian penggunaan sistem yang berjalan. Kondisi yang dimaksud tersebut meliputi :

a. Mengandalkan penggunaan menu utama jenis penelusuran

Kebanyakan dari pengguna mesin pencari Google secara umum lebih cenderung hanya menggunakan jenis penelusuran pada menu utama yang terdapat pada panel atas untuk menyesuaikan kebutuhan penelusuran mereka (lihat gambar 2.6).

b. Penggunakan penelusuran tingkat lanjut yang disediakan

Beberapa pengguna mesin pencari Google menggunakan layanan penelusuran tingkat lanjut yang disediakan Google (lihat gambar 2.9). Pengguna yang dimaksud di sini bukan pengguna dalam tingkatan awam


(48)

yang hanya mengandalkan kondisi yang telah disinggung pada butir sebelumnya. Karena, menggunakan layanan penelusuran tingkat lanjut berarti memiliki pengetahuan yang lebih dalam efisiensi penelusuran.

Selain menganalisis sistem yang berjalan melalui observasi dan studi pustaka, penulis juga membagikan sejumlah kuesioner kepada responden secara acak untuk mengetahui pengetahuan mereka dalam menggunakan mesin pencari Google dalam kebutuhan penelusuran mereka. Sedangkan pertanyaan disusun sedemikian rupa berdasarkan variabel yang akan diteliti dengan urutan yang baik dan bertahap sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah ditentukan. Adapun prioritas responden yang menjadi perhatian adalah pengguna komputer, yakni pengguna PC (Personal Computer), notebook, netbook, dan tablet PC. Kuesioner ini bersifat tertutup, dimana responden hanya diperkenankan memilih jawaban yang disediakan, sehingga mempermudah responden untuk mengisinya. Selanjutnya, kuesioner dianalisa dalam bentuk persentase berdasarkan jawaban responden. Data yang terkumpul tersebut digunakan untuk perancangan dan pengembangan sistem lebih lanjut.

Untuk contoh kuesioner beserta hasil kuesioner selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.

3.1.2.Kelebihan dan Kekurangan

Dari hasil analisis sistem yang berjalan pada pembahasan sub bab sebelumnya di atas, dengan meninjau kedua kondisi yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya dan dengan tinjauan dari sisi lain, dapat disimpulkan beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :


(49)

a. Kelebihan sistem yang berjalan

 Kesederhanaan antarmuka

Google selalu menjaga kesederhanaan layout desain antarmuka aplikasi yang mereka kembangkan, dalam hal ini adalah antarmuka halaman mesin pencari Google.

 Kemudahan penggunaan

Pengguna dimudahkan dalam penelusuran untuk jenis penelusuran tertentu dengan adanya akses singkat yang terdapat pada panel atas. Menu pada panel tersebut juga diulang kembali pada panel kiri, meski terkesan redundan. Namun demikian, dengan adanya kondisi sebagai menu pada panel kiri, maka hal tersebut memiliki kesan seimbang, dan memudahkan (lihat gambar 2.7).

 Dukungan penelusuran tingkat lanjut

Dengan adanya dukungan penelusuran tingkat lanjut, penelusuran menjadi lebih efisien sebagaimana yang kita harapkan atau mendekatinya. Karena, penelusuran dapat dibatasi dengan beberapa kondisi untuk mempersempit hasil yang didapatkan. Metode penggunaan layanan ini dapat digunakan dengan mengetikkan secara inline query penelusuran, atau dengan mengakses halaman layanan penelusuran tingkat lanjut yang disediakan. b. Kekurangan sistem yang berjalan

 Hanya dengan mengandalkan jenis pencarian menggunakan menu pada panel atas ataupun panel kiri, maka hasil penelusuran yang didapatkan adalah hasil penelusuran secara umum. Karena batasan yang digunakan tersebut sederhana, elemen yang ditelusuri masih cukup banyak.


(50)

 kebanyakan pengguna tingkat lanjut tidak menyukai penggunaan layananan penelusuran tingkat lanjut yang disediakan. Alasan utamanya adalah kompleksitas, meski dengan layout yang sederhana. Inilah yang menyebabkan mengetikkanya secara inline lebih digemari dibandingkan menggunakannya melalui halaman yang disediakan.

3.1.3.Analisis Sistem Usulan

Sistem yang diterapkan mesin pencari Google sudah sangat baik, meski tidak semua penggunanya dapat memanfaatkan potensi sistem yang ada dengan baik dikarenakan keterbatasan informasi, pengetahuan, atau hal-hal yang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pengembangan sistem yang mampu menjembatani hal-hal yang dimaksud tersebut agar potensi yang dimaksud dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan penggunanya.

Pengembangan yang dimaksud ialah penggunaan metode penelusuran menggunakan metode Google Hack. Adapun metode yang dimaksud tersebut telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Dengan pemanfaatan metode tersebut dalam implementasi pengembangan, pengguna awam dapat melakukan penelusuran yang lebih efektif sebagaimana penelusuran yang dilakukan pengguna tingkat lanjut. Dan, pengguna tingkat lanjut pun dapat memperingan usaha mereka.

Di samping pemanfaatan metode yang akan digunakan, pengembangan sistem juga akan menjaga titik poin yang dalam sudut pandang Google merupakan hal yang terpenting, yakni kesederhanaan dan kemudahan. Namun demikian, pengembangan juga tidak akan menutup mata terhadap hasil analisis sebelumnya.


(51)

3.2. Perancangan Sistem

Perancangan sistem ini berisi tentang penjelasan dari deskripsi umum sistem yang akan dibangun. Proses-proses yang terjadi pada sistem maupun yang terkait dengan sistem akan dijabarkan secara deskriptif dan dalam ilustrasi diagram atau gambar sehingga lebih mudah dipahami.

3.2.1.Deskripsi Umum Sistem

Seperti telah dijelaskan pada bab-bab ataupun sub bab sebelumnya, bahwa sistem yang akan dikembangkan nantinya adalah aplikasi berbasis web yang menyimulasikan pemanfaatan Google Hack untuk memudahkan pencarian informasi di Internet (nonpenetrations) menggunakan mesin pencari Google.

Penanganan proses pra-penelusuran yang dikembangkan akan memperhatikan dua aspek, yakni teknik penggunaan Google Hack dan penggunaan mesin pencari Google khalayak. Melalui pendekatan dua aspek tersebut dibutuhkan kompensasi untuk memutuskan kompilasi yang menjadi komposisi utama sistem.

Dari hasil analisis sebelumnya tersebut di atas, maka sistem yang akan dikembangkan akan dibangun dalam modus otomatis dan manual. Sedangkan selera pencarian akan dirangkum dalam bentuk setelan. Adapun selainnya, akan disesuaikan dengan sedikit rekacipta dan modifikasi. Deskripsi ringkas ini dapat disimpulkan bahwa sistem yang dikembangkan akan memiliki :

a. Form utama

Yang akan berisi pilihan modus kata kunci, pilihan modus pencarian terpopular, dan input kata kunci.


(52)

b. Setelan Pencarian

Setelan pencarian pada sistem yang dikembangkan akan dipadukan menjadi satu, ke dalam satu tampilan dialog. Dengan demikian, tampilan dialog tersebut terdiri dari beberapa menu berikut :

Sensivity

Setelan yang berkaitan dengan konfigurasi sensivitas penelusuran.

Dummy Mode

Setelan yang digunakan untuk melakukan penelusuran manual.

Smart Search

Setelan pintas untuk mengaktifkan atau menonaktifkan proses penelusuran otomatis.

Snap Mode

Setelan yang digunakan untuk menyertakan penelusuran direktori terbuka. c. Toggle button

Toggle button yang dimaksud adalah tombol untuk menyembunyikan/ menampilkan (hide/show) form utama yang merupakan salah satu kebutuhan visualisasi.

Selain dari hal-hal yang telah dijabarkan pada butir-butir di atas, sebagai tambahan, aplikasi juga akan dilengkapi dengan deskripsi singkat tentang pengembang ataupun batasan-batasan tertentu, yakni menu about, dan menu panduan penggunaan aplikasi, yakni menu user manual, atau biasa dikenal dengan menu help. Keduanya direncanakan untuk disandingkan dengan menu-menu setelan yang telah dijelaskan di atas dalam satu tampilan dialog yang selanjutnya diistilahkan dengan dialog options.


(53)

3.2.2.Perancangan Arsitektur Sistem

user

Internet

Google web app

Interface app

Engine app 1

2

3 4

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem

Berikut adalah penjelasan dari rancangan arsitektur sistem yang ditunjukkan pada gambar 3.1 di atas :

a. Pengguna menggunakan aplikasi web yang dikembangkan untuk melakukan pencarian (1).

b. Melalui aplikasi web yang dikembangkan permintaan pencarian web pengguna diproses hingga kemudian diteruskan ke server Google (2).

c. Google memproses pencarian dalam basis data mereka dan kemudian meneruskan hasilnya (3) ke aplikasi web dengan menyajikannya secara langsung pada bagian antarmuka aplikasi web yang dikembangkan (4).

3.2.3.State Transition Diagram (STD)

State Transition Diagram digunakan untuk menggambarkan aksi yang dilakukan karena kejadian tertentu sebagai akibat kondisi yang dilalui sehingga menyebabkan kondisi berubah. Pembahasan pada sub bab ini mencakup variasi tampilan dan urutan keadaan dari proses-proses pada sistem. Struktur menu utama sistem yang akan dirancang digambarkan secara hirarki sebagaimana berikut :


(54)

Gambar 3.2 Struktur Menu Aplikasi

Menu utama yang terdapat pada halaman utama sistem akan dibagi menjadi empat bagian yaitu, bagian yang menangani konfigurasi setelan, yakni options. Bagian yang menangani penampakan menu utama, yakni hide/show. Bagian formulir pencarian utama, seperti modus kata kunci dan modus pencarian, yakni main form. Dan, bagian akses kembali ke laman atau beranda, yakni home. Bagian menu options terdiri dari enam bagian sub menu, yaitu sub menu sensivity untuk setelan sensivitas penelusuran, sub menu dummy mode untuk penelusuran perkondisi, sub menu smart search dan sub menu snap mode untuk setelan penelusuran, sub menu about, dan sub menu user manual untuk panduan


(55)

penggunaan aplikasi. Berikut adalah rancangan STD sistem lengkap dengan state pada proses-proses yang dilakukan sistem :

Gambar 3.3 STD Menu Utama Aplikasi

Sebagaimana struktur menu utama yang ditunjukkan gambar 3.2, STD menu utama (perhatikan gambar 3.3) juga dibagi menjadi empat bagian dengan pembagian menu yang sama dengan diagram hirarki menu utama pada gambar 3.2. Adapun yang dimaksud menu utama di sini adalah halaman utama aplikasi, atau lebih tepatnya adalah bagian header dari halaman utama. Perancangan ini menggunakan header untuk menghimpun menu-menu utama yang dimaksudkan pada diagram hirarki menu utama gambar 3.2. Menu utama yang dimaksud meliputi : (1) hide/show, yakni sebuah toggle button yang digunakan untuk menyembunyikan atau menampilkan header beserta form utama; (2) options, yakni menu yang menghimpun sub menu - sub menu setelan ataupun konfigurasi aplikasi; (3) main form, yakni form utama yang digunakan sebagai formulir pencarian; dan (4) home, yakni sebuah akses pintas untuk kembali ke laman.

Akses pintas home yang dimaksud akan menggunakan logo aplikasi sebagai pengganti tombol akses. Adapun form utama, meliputi pilihan modus kata kunci,


(56)

pilihan modus pencarian, dan tombol untuk memulai pencarian. Adapun isian kata kunci, secara tersirat termasuk juga di dalamnya.

Menu options terdiri dari beberapa komponen. Komponen yang dimaksud meliputi : (1) semua sub menu yang terhimpun didalamnya, yaitu menu sensivity, dummy mode, smart search, snap mode, user manual, dan about; (2) tombol, yaitu tombol reset default, cancel, dan apply; dan, (3) beberapa komponen kontrol lainnya, yaitu penggulir, dan checkbox. Maka untuk merinci state proses-proses didalamnya didekomposisi menjadi seperti gambar 3.4 berikut :


(57)

3.2.4.Flowchart Sistem

Flowchart atau diagram alir, digunakan untuk menggambarkan urutan secara bertahap alur sistem dengan pendekatan tertentu untuk menyelesaikan suatu permasalahan.


(58)

Gambar 3.6 Diagram Alir Sistem – Bagian II

Ilustrasi diagram alir yang ditunjukkan gambar 3.5 dan gambar 3.6 di atas dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :


(59)

a. Membuka aplikasi

Ketika pengguna memulai untuk menggunakan aplikasi, maka hal pertama yang dilakukan sistem adalah menampilkan aplikasi, dalam hal ini adalah halaman utama lengkap dengan form utama yang dimaksudkan pada penjelasan bagian sebelumnya.

b. Memulai pencarian

Hal utama yang dapat dilakukan sistem adalah untuk memulai pencarian, dilambangkan dengan decision submit. Sistem akan memulai penelusuran jika beberapa atau semua kondisi yang dibutuhkan terpenuhi. Kondisi yang dimaksudkan adalah berbagai aspek yang memicu decision submit untuk memicu proses penelusuran (GHiM), yaitu keyword yang dimasukkan, modus keyword, dan modus pencarian (ikon) yang dipilih.

c. Memilih modus kata kunci

Sebagaimana disinggung pada pembahasan sebelumnya, pemilihan modus kata kunci adalah salah satu kondisi agar proses penelusuran diproses. Modus kata kunci disediakan dua jenis, yaitu sebagai as word (kata) atau sebagai as phrase (frase). Pemilihan modus kata kunci ini digambarkan dalam dua decision pada diagram alir yang ditunjukkan gambar 3.5 di atas.

d. Memilih modus pencarian

Modus pencarian pada diagram alir di atas digambarkan dengan sebuah decision dengan lima buah nilai valid dari enam arah aliran. Kelima nilai arah aliran yang dimaksudkan adalah web, image, music, video, dan book. Masing-masing akan memicu proses penerapan setelan tersendiri. Jika web dipilih, maka setelan yang dipakai adalah setelan untuk modus pencarian web, dalam hal ini


(60)

ikon web diaktifkan. Begitu pula untuk keempat lainnya. Modus pencarian merupakan salah satu kondisi agar penelusuran diproses.

e. Menyembunyikan/menampilkan form utama

Menyembunyikan atau menampilkan form utama meliputi dua decision pada diagram alir gambar 3.5 di atas, yaitu decision hide dan decision show. Keduanya adalah penanganan tampilan form utama yang tampak. Jika ternyata tombol hide ditekan, maka label tombol tersebut diubah menjadi show, dan form utama disembunyikan. Sebaliknya, jika tombol yang ditekan adalah tombol dengan label show, maka label tombol tersebut diubah menjadi hide, dan form utama ditampilkan.

f. Membuka opsi

Jika tombol options dipilih, maka akan memicu dialog opsi untuk ditampilkan. Ilustrasi mengenai hal ini ditunjukkan pada gambar 3.6 yang merupakan lanjutan dari diagram alir sebelumnya, yakni ketika options dipicu (lihat kembali gambar 3.5 dan penjelasannya), dalam hal ini dipicu melalui penekanan tombol options. Hal pertama yang dilakukan setelah options dipicu adalah setelan diinisiasi sebelum kemudian dialog opsi ditampilkan. Secara garis besar, pembahasan diagram alir di atas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu mengenai sub menu (menu options) dan mengenai tombol utama.

Sub menu atau menu yang terdapat pada dialog options meliputi sub menu sensivity, dummy mode, smart search, snap mode, user manual, dan about. Semua sub menu tersebut ditunjukkan dengan notasi decision pemilihan menu pada gambar 3.6 di atas. Alur sub menu user manual meliputi ditampilkannya halaman bantuan (help) hingga keputusan untuk membaca panduan pengguna. Alur sub


(61)

menu about hanya meliputi ditampilkannya teks tentang aplikasi yang hendak dibangun, seperti deskripsi singkat pengembang, dalam hal ini adalah penulis sendiri, dan batasan penggunaan. Selain sub menu user manual dan about, alur masing-masing sub menu yang dimaksudkan meliputi tampilan atau ditampilkannya halaman sub menu yang dipilih hingga konfigurasi atau pengubahan setelan. Dan dua diantaranya memiliki relasi atau hubungan yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Dua yang dimaksud adalah setelan sensivity dan smart search. Relasi keduanya secara ringkas sebagaimana diilustrasikan pada gambar 3.7. Sedangkan putusan diterapkannya setelan bergantung pada tombol utama.

Gambar 3.7 Diagram Alir Relasi Smart Search

Tombol utama yang dimaksudkan meliputi tombol apply, cancel, dan reset default. Hal tersebut ditunjukkan dengan tiga notasi decision untuk memilih tombol pada akhir bagian diagram alir gambar 3.6.


(62)

Apply

Ketika tombol apply dipicu, maka kemudian sistem akan memeriksa modus pencarian yang terdapat pada dummy mode. Jika salah satu modus pencarian yang valid dipilih, maka sistem akan membuat query untuk proses penelusuran. Query yang dihasilkan akan dipakai sebagai kata kunci penelusuran. Kemudian dialog options ditutup, dan diperiksa apakah pengiriman (submit) dipicu (lihat kembali gambar 3.5 dan penjelasannya).

Cancel

Jika tombol yang dipicu bukan tombol apply, melainkan tombol cancel, maka sistem akan membatalkan pengubahan setelan. Kemudian, dialog options ditutup. Pembatalan setelan berdasarkan inisiasi setelan sebelumnya. Selanjutnya, pemicuan pengiriman (submit) akan diperiksa.

Reset Default

Jika tombol yang dipicu bukan kedua tombol yang telah disinggung di atas, melainkan tombol reset default, maka dengan memuat ulang, konfigurasi setelan akan dikembalikan ke keadaan setelan awal. Sebagaimana akhir dari kedua tombol sebelumnya, selanjutnya pemicuan pengiriman (submit) juga akan diperiksa.

g. Proses penelusuran

Proses penelusuran (GHiM) dipicu jika decision submit bernilai valid, yakni ketika kondisi yang dibutuhkan untuk mengeksekusi telah terpenuhi, dan kemudian dikirimkan (submit) atau hal lain yang dapat memicu pengiriman (submit), misalnya dengan menekan tombol search. Prosedur ini disimbolkan


(63)

dengan notasi predifined process, yakni subroutine dengan nama GHiM. Pembahasan lebih detail tentang subrutin ini diilustrasikan pada diagram berikut.


(1)

104

kasus hacking, seperti pencurian informasi, web deface, dan berbagai tindakan penyerangan lainnya cenderung memiliki pola yang dinamis. Hal tersebut dikarenakan para hacker (attacker) lebih fokus terhadap kelemahan sistem sebagai targetnya. Dengan kata lain, attacker menggunakan google hack untuk mempersempit hasil pencariannya untuk mendapatkan ataupun menentukan korbannya. Tabel berikut ini adalah perbandingan beberapa buah query yang diambil dari tabel b1, lampiran b.

Tabel 5.2 Tabel Hasil Penelusuran Menggunakan Google

No Query

Hasil (halaman)

google.co.id google.com 1 telkomspeedy.com internet rtf

onno 801 9.310

2 ubuntu 11.10 iso 1.470.000 1.500.000

3 soldier fortune 43.200.000 10.500.000

4 ghdb.txt

dorkmaster.googlecode.com 618 634

5

intitle:index.of

site:telkomspeedy.com inurl:ubuntu inurl:maverick

10 10

Pada tabel 5.2 di atas telah menggunakan query yang telah mewakili tiga tingkatan query. Yaitu, query sederhana yang bersifat sangat umum jika digunakan dalam pencarian, seperti query kedua dan ketiga pada tabel di atas. Kemudian, query tingkat menengah, yakni query sederhana namun lebih spesifik terhadap apa yang dicari, seperti yang ditunjukkan query pertama dan query keempat. Dan, query tingkat lanjut, yakni query yang telah menerapkan operator tingkat lanjut, atau lebih tepatnya google hack. Contoh penggunaan query tingkat lanjut ini ditunjukkan pada query kelima tabel 5.2.


(2)

105

Dari hasil yang ditunjukkan pada tabel 5.2 di atas dapat disimpulkan bahwa, semakin spesifik query yang digunakan, maka semakin sedikit hasil yang didapatkan, perhatikan query ketiga, query kedua, query pertama, dan query keempat tabel 5.2. Selain karakteristik, kejelasan parameter penelusuran juga sangat berpengaruh, yakni semakin jelas batasan atau parameter penelusuran, maka semakin meminimalisir hasil penelusuran mendekati yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan pada query kelima tabel 5.2 di atas.

Dengan mentransformasikan google hack ke dalam bentuk aplikasi, maka didapatkan hasil penelusuran yang ditunjukkan pada tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Tabel Hasil Penelusuran Menggunakan GHiM No Modus

pencarian Kata kunci Setelan / Konfigurasi Hasil

1 Dummy internet

Find : File Type : RTF

Site : telkomspeedy.com Text : onno

263

2 Dummy ubuntu 11.10

Find : Web

NotSite: ubuntu.com URL : iso

Snap : ON

78.900

3 Dummy soldier fortune Find : Music 507.000

4 Normal

ghdb.txt

dorkmaster.goog lecode.com

Sensivity : High

1

5 Normal

intitle:index.of site:telkomspeed y.com

inurl:ubuntu inurl:maverick

10

Dari tabel 5.3 di atas, tampak jelas bahwa hasil yang diperoleh melalui penggunaan GHiM lebih sedikit jika dibandingkan secara langsung melalui mesin pencari web Google reguler. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil query pertama


(3)

106

hingga query keempat tabel 5.3 dibandingkan dengan tabel 5.2. Sedangkan query kelima dari kedua tabel tersebut menunjukkan hasil yang sama, karena keduanya sama-sama menggunakan query yang dilengkapi dengan operator khusus, dalam hal ini telah menerapkan google hack. Adapun yang membedakan antara penggunaan query melalui GHiM dan melalui Google secara langsung adalah, jika

user menggunakan query pada Google secara langsung, maka parsing kata kunci

hanya terjadi sekali, yakni pada search engine itu sendiri. Sedangkan jika melalui GHiM, maka parsing kata kunci terjadi dua kali. Dalam hal ini kata kunci akan diproses berdasarkan setelan/konfigurasi yang diterapkan user, kemudian query yang terbentuk diteruskan ke Google, sehingga Google memproses query tersebut. Adapun yang dimaksud dengan setelan/konfigurasi adalah preferensi penerapan

google hack oleh user.

Dengan demikian, melalui evaluasi ini dapat dipetik beberapa buah ikhtisar, antara lain :

a) Google Hack dapat menyaring/mempersempit hasil penelusuran.

b) Dengan menggunakan Google Hack, maka hasil penelusuran lebih fokus (sedikit), mendekati, atau bahkan sesuai dengan yang diinginkan.

c) Dengan mendapatkan hasil penelusuran yang relatif lebih sedikit, maka akan menghemat waktu dan tenaga yang dibutuhkan.

d) Tingkat efisiensi dalam memilah hasil penelusuran pun menjadi lebih baik.


(4)

107

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisa dan pengujian pada uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan berikut :

1. Dengan menggunakan Google Hack, maka hasil pencarian Google dapat dioptimalkan mendekati atau bahkan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga, validasi lebih lanjut menjadi lebih efisien.

2. Penerapan Google Hack dapat diimplementasikan ke dalam bentuk aplikasi berbasis web sebagaimana yang penulis kembangkan dan jabarkan dalam buku ini, yakni aplikasi berbasis web yang berorientasi pandang sisi klien.

6.2. Saran Pengembangan

Dari penelitian ini, sistem yang dibangun masih memiliki keterbatasan ataupun kekurangan. Beberapa hal yang dapat disarankan untuk pengembangan lebih lanjut adalah :

1. Menambahkan dukungan fitur-fitur pencarian, terutama kategori pencarian. Sehingga, kaya akan fitur pencarian.

2. Mengembangkannya lebih lanjut ke arah pengintegrasian dengan peramban web. Sehingga, lebih praktis.


(5)

108

DAFTAR PUSTAKA

Berners-Lee, Tim. 1994. http://www.ietf.org/rfc/rfc1738.txt, diakses online tanggal 12 Mei 2011.

Brin, S & Page, L. 1998. The Anatomy of a Large-Scale Hypertextual Search

Engine. http://dbpubs.stanford.edu:8090/pub/1998-8, diakses online

tanggal 12 Mei 2011.

Calishain, T & Dornfest, R. 2004. Google Hacks. Second Edition. Sebastopol : O’Reilly.

Crispen, Patrick D. 2003. Google 101: Stop Searching and Start Finding. http://netsquirrel.com, diakses online tanggal 10 Mei 2011.

Crispen, Patrick D. 2011. Google 201: Advanced Googology. http://netsquir rel.com, diakses online tanggal 10 Mei 2011.

Crispen, Patrick D. 2009. Google 70-20-10. http://netsquirrel.com, diakses online tanggal 10 Mei 2011.

Dharwiyanti, S & Wahono R. S. 2003. http://setia.staff.gunadarma.ac.id/ Downloads/files/6077/Modul_UML.pdf, diakses online tanggal 13 Mei.

Feibel, W. 1996. The Encyclopedia of Networking. Second Edition. Alameda : SYBEX.

Franklin, Curt. 2000. How Internet Search Engines Work. http://computer.how stuffworks.com/internet/basics/search-engine.htm, diakses online tanggal 10 Mei 2011.

Google. 2011. http://www.google.com/corporate/timeline/, diakses online tanggal 4 April 2011.

Heitmeyer, David P. 2009. http://cscis12.dce.harvard.edu/lecture_notes/2009/ 20090625/handout.html, diakses online tanggal 13 Mei 2011.

IBM. 1969. Data Processing Techniques: Flowcharting Techniques. http:// www.fh-jena.de/~kleine/history/software/IBM-FlowchartingTechni ques-GC20-8152-1.pdf, diakses online tanggal 10 Agustus 2011. Jahangiri, Ali. 2009. Google Hacking. http://www.alijahangiri.org, diakses online

tanggal 4 April 2011.


(6)

109

Munir, M. 2011. Perancangan dan Implementasi Conference Call Menggunakan

Asterisk di Perum Pegadaian Surabaya [Tugas Akhir]. Surabaya :

UPN Veteran Jawa Timur, Fakultas Teknologi Industri.

Luthfi, A. 2008. Pengembangan Sistem Informasi Angkutan Umum Terminal

Lebak Bulus Berbasis SMS (Short Message Service) [Skripsi]. Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi. Purbo, O.W. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Kelas X Semester

I. Jakarta : Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

Raharjo, W. S & Mahastama A. W. 2010. Pemodelan Sistem Perangkat Lunak

UML: Activity Diagram. http://lecturer.ukdw.ac.id/~mahas/dossier/

02_pspl.pdf, diakses online tanggal 13 Mei 2011.

Raharjo, W. S & Mahastama A. W. 2010. Pemodelan Sistem Perangkat Lunak

UML: Use Case Model.

http://lecturer.ukdw.ac.id/willysr/pspl-ti/uml_use_case.pdf, diakses online tanggal 13 Mei 2011.

Ruslim, H. 2006. HACK ATTACK : Konsep, Penerapan dan Pencegahan. Edisi kedua. Jakarta : Jasakom.

Sopandi, D. 2006. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Edisi Revisi. Bandung : Penerbit Informatika.

Williams, L. 2006. Testing Overview and Black-Box Testing Techniques. http://agile.csc.ncsu.edu/SEMaterials/BlackBox.pdf, diakses online tanggal 7 September 2011.

W3Schools. 2011. Web Statistics and Trends. http://www.w3schools.com/ browsers/, diakses online tanggal 7 Mei 2011.

http://en.wikipedia.org/wiki/Internet, diakses online tanggal 8 Mei 2011. http://www.techterms.com, diakses online tanggal 12 Mei 2011.

http://www.total.or.id, diakses online tanggal 12 Mei 2011.