Perancangan Board Game Cara Berkomunikasi yang Baik untuk Anak.

(1)

Universitas Kristen Maranatha v

ABSTRAK

Emosi memiliki peranan penting dalam perkembangan pribadi seorang anak. Emosi dapat menambah kesenangan terhadap pengalaman sehari-hari baik pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang tidak menyenangkan. Kompas.com pada Jumat, 27 Maret 2009 memuat artikel ” Banyak Orangtua Abaikan Emosi Anak. Dalam artikel ini dibahas bahwa banyak orangtua yang masih mengabaikan emosi anak sehingga tidak terkelola dengan baik dan berdampak buruk dalam pembentukan mental emosionalnya. Cara berkomunikasi dengan anak merupakan faktor yang sangat berpengaruh bagi perkembangan emosional anak.

Karena itu, penulis mengangkat topik ini ke dalam sebuah board game dengan tujuan sebagai media untuk mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik untuk anak.


(2)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……… i

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN……… ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN……… iii

KATA PENGANTAR……… iv

ABSTRAK………. v

DAFTAR ISI………..……… vi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Permasalahan ………... 2

1.3 Tujuan Perancangan ……….. 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ………. 3

1.5 Skema Perancangan ……… 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Desain Komunikasi Visual ……… 5

2.2 Komunikasi ……… 6

2.3 Board Game ……….. 7

2.4 Promosi ……….. 7

2.5 Psikologi Warna ……… 10

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ……… 12

3.1 Data dan Fakta ……….. 16

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ……… 23

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ……… 27 4.1 Konsep Komunikasi ……… 27


(3)

Universitas Kristen Maranatha vii 4.3 Konsep Media ………. 29 4.4 Hasil Karya ……….… 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 44

5.1 Kesimpulan ………. 44 5.2 Saran ………... 44


(4)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Emosi merupakan bagian dari sensasi tubuh yang sangat menonjol dan terasa dalam situasi tertentu. Ada emosi yang intensitasnya sangat lemah, ada juga yang sangat kuat. Ada empat macam emosi dasar, yaitu marah, takut, sedih dan gembira. Emosi dirasakan sejak masih bayi hingga dewasa. Bayi yang baru lahir dapat dengan bebas mengungkapkan emosinya. Terkadang dapat tertawa, kadang menjerit ketakutan, kadang dapat pula menangis bahkan marah. Namun, bayi yang lambat laun tumbuh menjadi seorang anak, harus dapat belajar mengontrol perasaannya secara sosial. Emosi memiliki peranan penting dalam perkembangan pribadi seorang anak. Emosi dapat menambah kesenangan terhadap pengalaman sehari-hari baik pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang tidak menyenangkan.

Emosi mempengaruhi aktivitas mental, bahkan emosi yang tidak menyenangkan dapat menyebabkan penurunan prestasi seorang anak. Emosi juga mempengaruhi interaksi sosial seseorang. Emosi yang tidak menyenangkan akan mengubah perilaku seorang anak. Respon emosi dapat pula menjadi kebiasaan bila melalui emosi tersebut seorang anak dapat memperoleh keinginannya.

Kompas.com pada Jumat, 27 Maret 2009 memuat artikel ” Banyak Orangtua Abaikan Emosi Anak. Dalam artikel ini dibahas bahwa banyak orangtua yang masih mengabaikan emosi anak sehingga tidak terkelola dengan baik dan berdampak buruk dalam pembentukan mental emosionalnya.

Dalam proses pengontrolan emosi, diperlukan peranan orang tua agar anak dapat belajar mengungkapkan emosinya melalui komunikasi dengan anaknya. Orang tua sekarang mengabaikan peranannya dalam membimbing anak selama proses ini.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 2

Padahal, proses komunikasi dalam pengontrolan emosi ini berpengaruh kepada perkembangan pribadi anak hingga menjadi dewasa.

Cara berkomunikasi dengan anak merupakan faktor yang sangat berpengaruh bagi perkembangan emosional anak. Idealnya, orang tua dapat menjadi sahabat bagi anak dapat mengungkapkan emosinya dengan baik. Contoh anak yang dimarahi dengan

kasar, misalnya “Dasar pemalas kecil, tidak pernah nurut kata Mama!” akan berbeda

perkembangan emosionalnya dengan anak yang dimarahi dengan halus “Mama marah padamu dan Mama minta kamu membereskan mainan kamu SEKARANG

JUGA!”. Hasil pembentukan pribadi anak yang dimarahi dengan kasar juga akan berbeda dengan anak yang dimarahi secara halus.

Anak yang dtelantarkan atau ditolak oleh orang tuanya dapat mengalami deprivasi emosi, dimana seorang anak kurang memperoleh kesempatan untuk mengalami pengalaman emosional yang menyenangkan khususnya kasih sayang, kegembiraan, kesenangan dan rasa ingin tahu.

Masalah anak-anak dan emosi karena orang tua yang kurang memperhatikan cara berkomunikasi benar-benar urgensi sehingga dijadikan topik TA. Sebagai mahasiswa jurusan desain komunikasi visual, penulis mengangkat topik ini melalui media board

game. Topik ini bertujuan agar orang tua lebih peka mengenai peran komunikasi

dalam perkembangan emosional untuk membentuk pribadi seorang anak sehingga keluarga menjadi bahagia dan anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan.

1.2 Permasalahan

1. Bagaimana cara mengkomunikasikan konsep dan strategi komunikasi yang baik antara anak dan orang tua dalam sebuah board game?


(6)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.3 Tujuan Perancangan

1. Merancang sebuah board game yang mengangkat tema cara berkomunikasi antara orang tua dengan anak untuk mengkomunikasikan konsep dan strategi dalam berkomunikasi.

2. Merancang promosi dengan menggunakan media yang menarik dan sistematis agar memudahkan anak dan orang tua dalam berkomunikasi yang baik.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data tersebut antara lain meliputi :

1. Observasi / mengamati secara langsung materi-materi yang akan disajikan di dalam board game tersebut.

2. Melakukan wawancara dengan ahli psikologi dan pembimbing konseling yang sudah berpengalaman di bidang-bidang yang bersangkutan dengan proses desain board game ini.

3. Mencari data-data tertulis dari berbagai media seperti koran, majalah dan internet.


(7)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5 Skema Perancangan

TUJUAN AKHIR

Adanya board game yang informatif dan interaktif tentang cara berkomunikasi antara

orang tua dan anak.

KONSEP MEDIA Board game Promosi KONSEP KREATIF Vektor Layout Tipografi Warna KONSEP KOMUNIKASI Menginformasikan bagaimana cara berkomunikasi yang baik antara orang tua dan anak

SUMBER & TEKNIK PENGUMPULAN DATA Observasi

Wawancara Studi Literatur

PEMECAHAN MASALAH RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara mengkomunikasikan konsep dan strategi komunikasi yang baik antara anak dan orang tua dalam

sebuah board game dan mempromosikannya. .

ANALISIS

Komunikasi Anak dan Orang tua STP

SWOT

PERANCANGAN

Board game dan media promosi kepada

masyarakat.

LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN Orang tua sekarang tidak memperhatikan cara

berkomunikasi dengan anak.

Kurangnya media informatif dan atraktif tentang cara berkomunikasi antara orang tua dan anak.

TEORI Desain Komunikasi Visual

Komunikasi


(8)

Universitas Kristen Maranatha 44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari permasalahan cara berkomunikasi yang baik antara orang tua dan anak, media

board game mendukung sebagai sarana terjadinya komunikasi yang baik. Orang tua

modern sekarang khususnya kalangan menengah ke atas, jarang meluangkan waktu dengan anak. Diharapkan dengan adanya board game ini, orang tua meluangkan waktu untuk anaknya untuk berkomunikasi sekaligus bermain melepas stress akibat pekerjaaannya dengan anaknya.

5.2 Saran

Target market board game bagi orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun sebaiknya dipertimbangkan lagi, karena bagi anak usia 3-5 tahun, sistem permainannya terlalu rumit. Sebaiknya, target market dinaikkan menjadi 5-7 tahun.


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Brathwaite, Brenda., Schreiber, Ian., CHALLENGES FOR GAME DESIGNERS

non-digital exercises for video game designers, COURSE TECHNOLOGY Effendy, Onong. U. (2000), Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, PT.

Citra Aditya Bakti

Berk, Laura. E (2003), Child Development Sixth Edition, Pearson Education , Inc

Pengantar Psikologi Anak oleh Dra. T. Sutjihati. S.

 Sriewijono, Alexander., Tumewu, Becky., Parengkuan, Erwin (2010), TALKinc Points, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama


(1)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Emosi merupakan bagian dari sensasi tubuh yang sangat menonjol dan terasa dalam situasi tertentu. Ada emosi yang intensitasnya sangat lemah, ada juga yang sangat kuat. Ada empat macam emosi dasar, yaitu marah, takut, sedih dan gembira. Emosi dirasakan sejak masih bayi hingga dewasa. Bayi yang baru lahir dapat dengan bebas mengungkapkan emosinya. Terkadang dapat tertawa, kadang menjerit ketakutan, kadang dapat pula menangis bahkan marah. Namun, bayi yang lambat laun tumbuh menjadi seorang anak, harus dapat belajar mengontrol perasaannya secara sosial. Emosi memiliki peranan penting dalam perkembangan pribadi seorang anak. Emosi dapat menambah kesenangan terhadap pengalaman sehari-hari baik pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang tidak menyenangkan.

Emosi mempengaruhi aktivitas mental, bahkan emosi yang tidak menyenangkan dapat menyebabkan penurunan prestasi seorang anak. Emosi juga mempengaruhi interaksi sosial seseorang. Emosi yang tidak menyenangkan akan mengubah perilaku seorang anak. Respon emosi dapat pula menjadi kebiasaan bila melalui emosi tersebut seorang anak dapat memperoleh keinginannya.

Kompas.com pada Jumat, 27 Maret 2009 memuat artikel ” Banyak Orangtua Abaikan Emosi Anak. Dalam artikel ini dibahas bahwa banyak orangtua yang masih mengabaikan emosi anak sehingga tidak terkelola dengan baik dan berdampak buruk dalam pembentukan mental emosionalnya.

Dalam proses pengontrolan emosi, diperlukan peranan orang tua agar anak dapat belajar mengungkapkan emosinya melalui komunikasi dengan anaknya. Orang tua sekarang mengabaikan peranannya dalam membimbing anak selama proses ini.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 2 Padahal, proses komunikasi dalam pengontrolan emosi ini berpengaruh kepada perkembangan pribadi anak hingga menjadi dewasa.

Cara berkomunikasi dengan anak merupakan faktor yang sangat berpengaruh bagi perkembangan emosional anak. Idealnya, orang tua dapat menjadi sahabat bagi anak dapat mengungkapkan emosinya dengan baik. Contoh anak yang dimarahi dengan

kasar, misalnya “Dasar pemalas kecil, tidak pernah nurut kata Mama!” akan berbeda

perkembangan emosionalnya dengan anak yang dimarahi dengan halus “Mama marah padamu dan Mama minta kamu membereskan mainan kamu SEKARANG

JUGA!”. Hasil pembentukan pribadi anak yang dimarahi dengan kasar juga akan berbeda dengan anak yang dimarahi secara halus.

Anak yang dtelantarkan atau ditolak oleh orang tuanya dapat mengalami deprivasi emosi, dimana seorang anak kurang memperoleh kesempatan untuk mengalami pengalaman emosional yang menyenangkan khususnya kasih sayang, kegembiraan, kesenangan dan rasa ingin tahu.

Masalah anak-anak dan emosi karena orang tua yang kurang memperhatikan cara berkomunikasi benar-benar urgensi sehingga dijadikan topik TA. Sebagai mahasiswa jurusan desain komunikasi visual, penulis mengangkat topik ini melalui media board

game. Topik ini bertujuan agar orang tua lebih peka mengenai peran komunikasi

dalam perkembangan emosional untuk membentuk pribadi seorang anak sehingga keluarga menjadi bahagia dan anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan.

1.2 Permasalahan

1. Bagaimana cara mengkomunikasikan konsep dan strategi komunikasi yang baik antara anak dan orang tua dalam sebuah board game?


(3)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.3 Tujuan Perancangan

1. Merancang sebuah board game yang mengangkat tema cara berkomunikasi antara orang tua dengan anak untuk mengkomunikasikan konsep dan strategi dalam berkomunikasi.

2. Merancang promosi dengan menggunakan media yang menarik dan sistematis agar memudahkan anak dan orang tua dalam berkomunikasi yang baik.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data tersebut antara lain meliputi :

1. Observasi / mengamati secara langsung materi-materi yang akan disajikan di dalam board game tersebut.

2. Melakukan wawancara dengan ahli psikologi dan pembimbing konseling yang sudah berpengalaman di bidang-bidang yang bersangkutan dengan proses desain board game ini.

3. Mencari data-data tertulis dari berbagai media seperti koran, majalah dan internet.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5 Skema Perancangan

TUJUAN AKHIR

Adanya board game yang informatif dan interaktif tentang cara berkomunikasi antara

orang tua dan anak.

KONSEP MEDIA Board game Promosi KONSEP KREATIF Vektor Layout Tipografi Warna KONSEP KOMUNIKASI Menginformasikan bagaimana cara berkomunikasi yang baik antara orang tua dan anak

SUMBER & TEKNIK PENGUMPULAN DATA Observasi

Wawancara Studi Literatur

PEMECAHAN MASALAH RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara mengkomunikasikan konsep dan strategi komunikasi yang baik antara anak dan orang tua dalam

sebuah board game dan mempromosikannya. .

ANALISIS

Komunikasi Anak dan Orang tua STP

SWOT

PERANCANGAN

Board game dan media promosi kepada

masyarakat.

LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN Orang tua sekarang tidak memperhatikan cara

berkomunikasi dengan anak.

Kurangnya media informatif dan atraktif tentang cara berkomunikasi antara orang tua dan anak.

TEORI Desain Komunikasi Visual

Komunikasi


(5)

Universitas Kristen Maranatha 44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari permasalahan cara berkomunikasi yang baik antara orang tua dan anak, media

board game mendukung sebagai sarana terjadinya komunikasi yang baik. Orang tua

modern sekarang khususnya kalangan menengah ke atas, jarang meluangkan waktu dengan anak. Diharapkan dengan adanya board game ini, orang tua meluangkan waktu untuk anaknya untuk berkomunikasi sekaligus bermain melepas stress akibat pekerjaaannya dengan anaknya.

5.2 Saran

Target market board game bagi orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun sebaiknya dipertimbangkan lagi, karena bagi anak usia 3-5 tahun, sistem permainannya terlalu rumit. Sebaiknya, target market dinaikkan menjadi 5-7 tahun.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Brathwaite, Brenda., Schreiber, Ian., CHALLENGES FOR GAME DESIGNERS

non-digital exercises for video game designers, COURSE TECHNOLOGY Effendy, Onong. U. (2000), Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, PT.

Citra Aditya Bakti

Berk, Laura. E (2003), Child Development Sixth Edition, Pearson Education , Inc

Pengantar Psikologi Anak oleh Dra. T. Sutjihati. S.

 Sriewijono, Alexander., Tumewu, Becky., Parengkuan, Erwin (2010), TALKinc Points, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama