Efek Antidiare Jamu Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap Mencit (Mus musculus) Jantan Swiss Webster Dewasa.

(1)

iv ABSTRAK

EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN

SWISS WEBSTER DEWASA

Rijallul Fiqhri, 2011; Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt Pembimbing II: dr. Djusena, AIF

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang memerlukan penanganan secara serius. Masyarakat biasanya menggunakan tanaman obat secara empiris sebagai obat antidiare, contohnya daun jambu biji. Tujuan penelitian ini menilai efek antidiare ekstrak daun jambu biji (EDJB) dengan indikator frekuensi defekasi, berat feses(mg), dan konsistensi feses.

Desain penelitian prosfektif eksperimental laboratoris sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif dan menggunakan metode proteksi diare terhadap oleum ricini. Hewan coba mencit (30 ekor) dibagi 5 kelompok secara acak (n=6). Kelompok I (EDJB dosis I 1,43mg/kgBB), II (EDJB dosis II 2,86mg/kgBB), III (EDJB dosis III 5,72mg/kgBB), kontrol (CMC 1%) dan pembanding (loperamid 0,26mg/kgBB). Analisis data frekuensi defekasi dan berat feses menggunakan uji ANAVA dilanjutkan uji Tukey HSD (α=0,05), untuk konsistensi feses menggunakan uji Kruskal Wallis H (α=0,05). Hasil penelitian, rerata frekuensi defekasi kelompok I (1,03), II (0,88), III (0,65) dan berat feses kelompok I (0,16), II (0,15), dan III (0,10) menunjukan perbedaan yang bermakna dengan kontrol (2,17 dan 0,40) (p < 0,05), sedangkan konsistensi feses semua kelompok tidak menunjukan perbedaan bermakna dengan kontrol (p > 0,05).

Simpulan, ekstrak daun jambu biji berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi dan berat feses, tanpa memperbaiki konsistensi feses.


(2)

v ABSTRACT

THE ANTI DIARRHEAL EFFECT OF JAMU GUAVA LEAVES EXTRACT ( Psidium guajava L) ON ADULT SWISS WEBSTER MALE

MICE(Mus musculus)

Rijallul Fiqhri, 2011; Tutor I : Dra. Rosnaeni, Apt

Tutor II: dr. Djusena, AIF

Diarrhea is one of the health problems that need a serious treatment. People commonly use herbal plants as an empirical anti diarrheal medicine, for example by using guava leaves. The objective of this research is to know the anti diarrheal effect of guava leaves extract (EDJB) with indicator defecation frequencies, feces weight (mg), and feces consistency.

The designed prospective real laboratory experimental method with comparatively complete random design (CRD) and uses the method of protection diarrhea by Oleum ricini. The experimental mice (30 mice) divided randomly into 5 groups (n=6). Group I (EDJB dosage I 143 mg/KgBB), group II (EDJB dosage II 287mg/KgBB), group III (EDJB dosage III 572 mg/KgBB), control (CMC 1%) and comparator (Loperamide 0,52mg/KgBB). The analysis were using one way ANOVA test continued with Tukey HSD test(α=0.05) for frequency of defecation and fecal weight, and Kruskal Wallis H test(α=0.05) for stool consistency. Research results, mean frequency from group I (1.03), II (0.88), III (0.65) and weight from group I (0.16), II (0.15), III (0.10) showed significant difference from control(2.17 and 0.40) (p < 0.05), while the consistency of feces in all groups showed no significant difference with control (p > 0.05).

Conclusion, guava leaves extract (EDJB) has anti diarrheal effect by reducing the frequency of defecation and fecal weight, but does not improve the consistency of feces.


(3)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Identifikasi Masalah... 2

1.3Maksud dan Tujuan………... 3

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah………. 3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran... 3

1.5.2 Hipotesis... 4

1.6Metodologi Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Anatomi Usus Manusia... 6

2.1.1 Intestinum Tenue (Usus Kecil)... 6

2.1.2 Intestinum Crassum (Usus Besar)…... 8

2.1.3 Persarafan... 10

2.2Fisiologi Usus Manusia... 11


(4)

vii

2.2.2 Absorbsi dan Sekresi Usus Halus... 12

2.2.3 Pergerakan Usus Besar………... 13

2.2.4 Absorbsi dan Sekresi Usus Besar……... 14

2.2.5 Mekanisme Defekasi……... 15

2.3Diare………... 16

2.3.1 Klasifikasi Diare... 16

2.3.2 Etiologi Diare... 16

2.3.3 Patofisiologi Diare... 17

2.3.4 Penatalaksanaan... 18

2.4Jambu Biji... 19

2.4.1 Simplisia Tanaman Jambu Biji... 20

2.4.2 Kandungan Kimia Daun Jambu Biji... 21

2.4.3 Mekanisme Kerja Flavonoid dan Tanin Sebagai Antidiare….. 21

2.4.4 Kegunaan... 24

2.5Obat Tradisional…………... 24

2.5.1 Penggolongan Obat Tradisional... 25

2.5.2 Jamu………... 25

2.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Jamu... 25

2.6Hewan Coba dan Bahan – Bahan yang digunakan... 26

2.6.1 Mencit (Mus musculus)……... 26

2.6.2 Minyak Jarak (Oleum ricini)... 27

2.6.3 Loperamid………... 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Hewan Percobaan………... 29

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian... 29

3.1.2 Hewan Percobaan... 29

3.2 Metode Penelitian... 29

3.2.1 Desain Penelitian... 29


(5)

viii

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... 30

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel... 30

3.2.3 Besar Sampel Penelitian... 31

3.2.4 Prosedur Kerja……... 32

3.2.4.1 Pengumpulan Bahan…... 32

3.2.4.2 Persiapan Bahan Uji…... 32

3.2.4.3 Persiapan Hewan Coba... 32

3.2.4.4 Prosedur Penelitian... 33

3.2.4.5 Cara Pemeriksaan... 33

3.2.5 Metode Analisis………. 34

3.2.5.1 Hipotesis Statistik……….. 34

3.2.5.2 Kriteria Uji………. 35

3.2.6 Aspek Etik Penelitian………. 35

3.2.7 Waktu dan Lokasi Penelitian….……… 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan…... 36

4.1.1 Hasil Penelitian….…... 36

4.1.1.1 Hasil Frekuensi Defekasi..……….. 37

4.1.1.2 Hasil Berat Feses…...……….. 39

4.1.1.3 Hasil Konsistensi Feses... 41

4.1.2 Pembahasan…….……... 43

4.2 Uji Hipotesis………. 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 45

5.1.1 Simpulan Utama……….. 45

5.1.2 Simpulan Tambahan………. 45

5.2 Saran... 45

DAFTAR PUSTAKA... 46

LAMPIRAN... 51


(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Jejunum dan Ileum... 8 Tabel 4.1 Hasil ANAVA Berat Badan Mencit Sebelum Perlakuan (gram)... 36

Tabel 4.2 Hasil ANAVA dan Frekuensi Defekasi Mencit Selama 6 Jam….. 37

Tabel 4.3 Hasil Uji Tukey HSD Frekuensi Defekasi Mencit…... 38

Tabel 4.4 Hasil ANAVA dan Data Berat Feses Mencit Selama 6 Jam... 39 Tabel 4.5 Hasil Uji Tukey HSD Berat Feses Mencit………... 40 Tabel 4.6 Data Persentase Konsistensi Feses dan Hasil Uji Kruskal


(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Usus Manusia Pada Empat Regio……... 6

Gambar 2.2 Duodenum…………... 7

Gambar 2.3 Anatomi Usus Besar Beserta Lokasinya pada Regio Sembilan. 8 Gambar 2.4 Kanalis Analis... 10

Gambar 2.5 Sistem Saraf Intrinsik…... 11

Gambar 2.6 Kontraksi Peristaltik... 13

Gambar 2.7 Daun dan Bunga (A) Daun dan Buah (B)…... 20

Gambar 2.8 Kuercetin………... 21

Gambar 2.9 Mekanisme Flavonoid dan Tanin………... 23

Gambar 3.1 Konsistensi Feses………... 31

Gambar 4.1 Grafik Diagram Batang Frekuensi Defekasi... 38

Gambar 4.2 Grafik Diagram Batang Berat Feses... 40

Gambar 4.3 Grafik Diagram Batang Persentase Feses Dengan Konsistensi Padat... 42


(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian………….…... 51

Lampiran 2 Prosedur Kerja Penelitian…... 52

Lampiran 3 Perhitungan Dosis………... 53

Lampiran 4 Homogenitas Hewan Coba……….. 54

Lampiran 5 Hasil Uji Statistik Frekuensi Defekasi…... 55

Lampiran 6 Hasil Uji Statistik Berat Feses... 56

Lampiran 7 Hasil Uji Statistik Konsistensi Feses…... 57


(9)

51

LAMPIRAN 1


(10)

52

LAMPIRAN 2

Prosedur Kerja Penelitian

Mencit diadaptasikan selama 7 hari, dalam kandang yang diberi sekam padi, pellet dan air minum. Lalu kertas saring digunting

sesuai besar beker glass

Setelah masa adaptasi, mencit dipuasakan sebelum percobaan tetapi air minum tetap diberikan. Kemudian persiapkan masing-masing dosis EDJB, Loperamid, dan CMC 1%

Mencit dikelompokan secara acak sebanyak 5 kelompok dan diberikan perlakuan

Kelompok I: EDJB dosis 1 143mg/KgBB diberikan sebanyak 0,5 cc

Kelompok II: EDJB dosis 2 286mg/KgB B diberikan sebanyak 0,5 cc

Kelompok III: EDJB dosis 3 572mg/KgBB diberikan sebanyak 0,5 cc Kelompok IV: Loperamid 0,52mg/KgBB diberikan sebanyak 0,5 cc Kelompok V: CMC 1% diberikan sebanyak 0,5 cc

Mencit dimasukan kedalam beaker glass, setelah 1 jam setiap kelompok diberikan oleum ricini sebanyak 0,5 cc

Amati frekuensi defekasi, berat feses, dan konsistensi feses yang terjadi pada tiap mencit dengan interval 30 menit selama 4 jam,


(11)

53

LAMPIRAN 4 Perhitungan Dosis

Perhitungan Dosis Jamu Ekstrak Daun Jambu Dosis manusia = 2 kapsul.

1 kapsul = 550 mg ekstrak daun jambu biji. 2 kapsul = 1100 mg ekstrak daun jambu biji.

Konversi dari dosis manusia ke mencit 20g = 0,0026. Maka, dosis tersebut dikonversikan ke mencit menjadi: 1100 mg x 0,0026 = 2,86 mg/mencit 20g = 286 mg/KgBB Dosis I = ½ x dosis manusia = 143 mg/KgBB Dosis II = 1 x dosis manusia = 286 mg/KgBB Dosis III = 2 x dosis manusia = 572 mg/KgBB

Perhitungan Dosis Loperamid Dosis untuk manusia = 4 mg.

Maka, dosis tersebut dikonversikan untuk mencit menjadi: 4 mg x 0,0026 = 0,0104 mg/mencit 20g = 0,52 mg/KgBB.


(12)

54

LAMPIRAN 4

Homogenitas Hewan Coba

Oneway

Descriptives Berat Badan Hewan Coba

6 22.16 2.43 .99 19.61 24.71 19.65 25.44

6 25.01 3.98 1.63 20.83 29.19 17.20 27.70

6 22.82 3.91 1.60 18.71 26.92 17.49 29.34

6 23.49 1.29 .53 22.14 24.85 21.77 25.45

6 23.39 1.91 .78 21.39 25.39 20.17 25.72

30 23.37 2.87 .52 22.30 24.44 17.20 29.34

1 2 3 4 5 Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Berat Badan Hewan Coba

1.10 4 25 .38

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Berat Badan Hewan Coba

26.80 4 6.70 .79 .54

211.90 25 8.48

238.70 29

Between Groups Within Groups Total


(13)

55

LAMPIRAN 5

Hasil Uji Statistik Frekuensi Defekasi

Oneway

Te st of H omo gen ei ty o f Varia nces

frekuensi defekasi

2.16 4 25 .10

Leven e St at ist ic df1 df2 Sig.

ANO VA

frekuensi de fekasi

10 .3 2 4 2.58 14 .9 3 .00

4.32 25 .17

14 .6 4 29

Bet wee n Gro ups W it h in Group s T ot al

Sum of Squa res df Mea n Square F Sig.

Post Hoc Tests

Mu l ti pl e C om pa ri son s Dependen t Variable: frekuensi defekasi

T ukey HSD

.15 .24 .97 -.55 .85

.38 .24 .51 -.32 1.09

-1.13* .24 .00 -1.84 -.43

.52 .24 .23 -.19 1.22

-.15 .24 .97 -.85 .55

.23 .24 .86 -.47 .94

-1.28* .24 .00 -1.99 -.58

.37 .24 .55 -.34 1.07

-.38 .24 .51 -1.09 .32

-.23 .24 .86 -.94 .47

-1.52* .24 .00 -2.22 -.81

.13 .24 .98 -.57 .84

1.13* .24 .00 .43 1.84

1.28* .24 .00 .58 1.99

1.52* .24 .00 .81 2.22

1.65* .24 .00 .95 2.35

-.52 .24 .23 -1.22 .19

-.37 .24 .55 -1.07 .34

-.13 .24 .98 -.84 .57

-1.65* .24 .00 -2.35 -.95 (J) Kelom pok p erlakuan

EDJB dosis 2 EDJB dosis 3 ko nt rol negatif pembanding EDJB dosis 1 EDJB dosis 3 ko nt rol negatif pembanding EDJB dosis 1 EDJB dosis 2 ko nt rol negatif pembanding EDJB dosis 1 EDJB dosis 2 EDJB dosis 3 pembanding EDJB dosis 1 EDJB dosis 2 EDJB dosis 3 ko nt rol negatif (I) Kelom pok p erlakuan

EDJB dosis 1

EDJB dosis 2

EDJB dosis 3

ko nt rol negatif

pembanding

Mean

Difference (I-J) St d. Error Sig. Lower Boun d Upp er Boun d 95 % Con fidence Int erv al

T he mean differen ce is significant at th e .0 5 level. *.


(14)

56

LAMPIRAN 6

Hasil Uji Statistik Berat Feses

Oneway

ANO VA

berat feses

.38 4 .10 23 .6 8 .00

.10 25 .00

.48 29

Bet wee n Gro ups W it h in Group s T ot al

Sum of Squa res df Mea n Square F Sig.

Post Hoc Tests

Mu l ti pl e C om pa ri son s

Depe nden t Variable: berat feses T uke y HSD

.01 .04 1.00 -.10 .12

.06 .04 .56 -.05 .16

-.24* .04 .00 -.35 -.14

.06 .04 .46 -.05 .17

-.01 .04 1.00 -.12 .10

.05 .04 .69 -.06 .16

-.25* .04 .00 -.36 -.14

.05 .04 .58 -.05 .16

-.06 .04 .56 -.16 .05

-.05 .04 .69 -.16 .06

-.30* .04 .00 -.41 -.19

.01 .04 1.00 -.10 .11

.24* .04 .00 .14 .35

.25* .04 .00 .14 .36

.30* .04 .00 .19 .41

.31* .04 .00 .20 .41

-.06 .04 .46 -.17 .05

-.05 .04 .58 -.16 .05

-.01 .04 1.00 -.11 .10

-.31* .04 .00 -.41 -.20

(J) Kelom pok p erlakuan EDJB dosis 2

EDJB dosis 3 ko nt rol nega tif pe mbanding EDJB dosis 1 EDJB dosis 3 ko nt rol nega tif pe mbanding EDJB dosis 1 EDJB dosis 2 ko nt rol nega tif pe mbanding EDJB dosis 1 EDJB dosis 2 EDJB dosis 3 pe mbanding EDJB dosis 1 EDJB dosis 2 EDJB dosis 3 ko nt rol nega tif (I) Kelom pok p erlakuan

EDJB dosis 1

EDJB dosis 2

EDJB dosis 3

ko nt rol nega tif

pe mbanding

Mea n

Diffe re nce (I-J) St d. Error Sig. Lower Boun d Upp er Boun d 95 % Con fidence Int e rv al

T he mean differen ce is signific ant at th e .0 5 le vel. *.


(15)

57

LAMPIRAN 7

Hasil Uji Statistik Konsistensi Feses

Crosstabs

k elom pok perla ku an * ko nsis te ns i C ro sstabula tio n

4 10 3 0 7 8 0 32

12 .5 % 31 .3 % 9.4% .0% 21 .9 % 25 .0 % .0% 10 0.0%

3 4 5 5 7 5 2 31

9.7% 12 .9 % 16 .1 % 16 .1 % 22 .6 % 16 .1 % 6.5% 10 0.0%

6 4 2 2 4 2 2 22

27 .3 % 18 .2 % 9.1% 9.1% 18 .2 % 9.1% 9.1% 10 0.0%

3 0 5 1 6 19 6 40

7.5% .0% 12 .5 % 2.5% 15 .0 % 47 .5 % 15 .0 % 10 0.0%

7 5 1 1 6 2 0 22

31 .8 % 22 .7 % 4.5% 4.5% 27 .3 % 9.1% .0% 10 0.0%

23 23 16 9 30 36 10 14 7

15 .6 % 15 .6 % 10 .9 % 6.1% 20 .4 % 24 .5 % 6.8% 10 0.0% Coun t

% within kelo mpok perlak uan Coun t

% within kelo mpok perlak uan Coun t

% within kelo mpok perlak uan Coun t

% within kelo mpok perlak uan Coun t

% within kelo mpok perlak uan Coun t

% within kelo mpok perlak uan EDJB dosis 1

EDJB dosis 2

EDJB dosis 3

Kon tro l n egatif

P embandin g kelo mpok

perlak uan

T otal

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

ko nsistensi

T otal

Kruskal-Wallis Test

Ran ks

23 83 .8 7

23 58 .1 5

16 68 .9 1

9 70 .1 1

30 73 .3 8

36 77 .7 4

10 87 .8 0

14 7 ko nsist ensi K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 T ot al kelo mpok perlakuan

N Mean Ran k

Te st Sta ti s ti c sa,b

6.35 5 6 .385 Chi-Square

df

Asymp . Sig.

ke lo mpo k pe rlak uan

Kruskal Wa llis T est a.

Groupin g Variable: k on sist en si b.


(16)

Kelompok / Dosis

No. Menci

t

Karakteristik feses dari waktu ke waktu ( Jam )

30' 60' 90' 120' 150' 180' 210' 240' 300' 360'

F K B F K B F K B F K B F K B F K B F K B F K B F K B F K B

EDJB D - 1

7 2 3 0,236 2 2 0,276 1 1 0,159 3 5 0,247 1 2 0,365

45 3 2 0,357 3 6 0,306 3 6 0,284 2 2 0,286

36 2 3 0,357 1 2 0,283 3 2 0,352 3 6 0,319 1 5 0,24 2 5 0,282

29 2 1 0,246 1 2 0,273 3 2 0,313 2 5 0,295 1 1 0,166 1 5 0,278 1 6 0,271

18 3 3 0,336 2 6 0,343 1 6 0,286 1 6 0,293

27 1 1 0,273 2 6 0,295 2 2 0,306 3 5 0,389 2 2 0,315 2 5 0,348

EDJB D - 2

44 2 3 0,321 2 4 0,234 3 2 0,348 2 5 0,227 1 6 0,155 1 7 0,218

10 2 2 0,394 2 3 0,329 1 2 0,242 1 5 0,276 2 6 0,322 1 7 0,224

38 2 3 0,388 3 4 0,343 3 4 0,337 2 5 0,221 2 5 0,326 1 6 0,222

19 2 3 0,279 1 1 0,372 1 5 0,247 1 6 0,292

3 1 1 0,254 1 1 0,252 1 2 0,247

2 2 3 0,356 1 4 0,265 3 4 0,394 1 5 0,222 3 6 0,296 2 5 0,313

EDJB D - 3

14 1 1 0,237 2 5 0,376 2 6 0,306

20 1 1 0,253 3 5 0,294 2 1 0,227 1 1 0,224 3 5 0,247

12 1 1 0,262 3 4 0,384 1 2 0,198 2 7 0,322

42 1 3 0,274 1 2 0,271 2 4 0,371

9 1 1 0,218 2 2 0,297 2 3 0,234 2 5 0,259 1 6 0,254

5 2 2 0,251 3 7 0,271

LAMPIRAN 8


(17)

Kontrol

34 3 1 0,596 2 7 0,508 2 5 0,556 3 6 0,647

47 3 6 0,523 1 5 0,356 3 3 0,683 4 6 0,788 4 3 0,668 4 5 0,743 3 6 0,639

13 3 1 0,471 4 3 0,674 5 6 0,848 4 6 0,646 2 6 0,507 6 6 0,834 2 6 0,351 3 6 0,649 2 7 0,448

30 5 3 0,758 2 7 0,466 6 6 0,801 3 6 0,536 3 7 0,666 3 6 0,657 3 7 0,535 1 6 0,329

6 2 1 0,431 2 3 0,476 4 4 0,618 4 6 0,607 2 5 0,582 5 7 0,741 4 6 0,763

24 6 5 0,808 4 6 0,751 3 5 0,446 3 6 0,435 2 6 0,435

Pembanding

39 1 1 0,211 2 1 0,292 2 3 0,268 2 5 0,202 2 5 0,284 1 4 0,214

25 1 1 0,268 1 2 0,257

32 1 2 0,214 2 5 0,336 1 2 0,246

8 2 5 0,263

1 1 1 0,218 1 2 0,285 2 6 0,277 1 6 0,269 1 5 0,205


(18)

58

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rijallul Fiqhri

Nomor Pokok Mahasiswa : 0810208

Tempat dan Tanggal Lahir : Majalengka, 25 November 1988

Alamat : Komp. Istana Pasteur Regency RTB 03. Jln Sukaraja. Gunung Batu. Bandung

Riwayat Pendidikan :

1995 – 2001 : SDN Regol XIII, Garut

2001 – 2004 : MTS Ma’had Al Zaytun, Indramayu 2004 –2007 : MA Ma’had Al Zaytun, Indramayu

2007 – 2008 : Farmasi Universitas Islam Bandung, Bandung


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka mortalitas akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan kejadian luar biasa (KLB) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian, terutama pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). Hal tersebut disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat (RISKESDAS, 2007).

Penyebab penyakit diare dapat dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu golongan infeksi dan non infeksi. Golongan infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan parasit. Sedangkan golongan non infeksi dapat disebabkan karena gangguan absorpsi, gangguan gizi, keracunan, alergi dan stres (tekanan psikis), sehingga diperlukan obat yang dapat menurunkan motilitas usus dan yang dapat mengentalkan feses. Banyak tanaman obat yang telah digunakan secara empiris oleh masyarakat sebagai obat antidiare, salah satu tanaman obat yang berkhasiat sebagai obat yang sering digunakan oleh masyarakat adalah tanaman jambu biji (Psidium guajava L.). Tanaman jambu biji termasuk salah satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang perlu diteliti atau diuji secara klinis (POM, 2008).

Telah diketahui oleh masyarakat umum bahwa daun jambu biji memiliki khasiat sebagai antidiare. Bukan hanya buahnya, ekstrak atau rebusan daun jambu biji pun terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 50%, Shigella dysenteriae pada konsentrasi


(20)

2

30%, Shigella flexineri pada konsentrasi 40%, dan Salmonella typhi pada konsentrasi 40% (Adnyana dkk, 2004).

Jamu merupakan obat tradisional Indonesia dan telah lama digunakan oleh masyarakat, serta merupakan warisan nenek moyang secara turun temurun. Pada RISKESDAS 2010, diperoleh gambaran mengenai penggunaan jamu dan manfaatnya di Indonesia, yang diperoleh dari penduduk umur 15 tahun ke atas sebanyak 177.926 responden, dengan rincian laki-laki sebanyak 86.493 responden (48,6%) dan perempuan sebanyak 91.433 responden (51,4%). Di perkotaan sebanyak 91.057 responden (51,2%) dan perdesaan sebanyak 86.869 responden (48,8%).

Pengobatan dengan jamu semakin marak dikalangan masyarakat bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain yaitu Amerika Serikat, Jepang, China, Korea, Eropa, dan negeri tetangga Malaysia, terlihat dari meningkatnya belanja masyarakat akan produk herbal. Saat ini penggunaan jamu untuk terapi di Indonesia telah dikuatkan dan didukung oleh peraturan pemerintah yang terkandung dalam PerMenKes RI No. 003/MENKES/PER/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan (Seminar Nasional Farmasi, 2010).

Dalam penelitian ini digunakan jamu daun jambu biji yang di produksi

oleh “PT. B” dalam bentuk sediaan kapsul yang diharapkan dapat

memberikan kontribusi alternatife dalam pengobatan diare.

1.2Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan seperti di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Apakah jamu ekstrak daun jambu biji berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi.

2. Apakah jamu ekstrak daun jambu berefek antidiare dengan menurunkan berat feses.


(21)

3

3. Apakah jamu ekstrak daun jambu biji berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi feses menjadi lebih padat.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian untuk pengembangan obat tradisional, khususnya jamu yang berkhasiat menghambat buang air besar (BAB), melalui pembuktian ilmiah dengan uji preklinik.

Tujuan penelitian untuk menilai efek antidiare jamu ekstrak daun jambu biji terhadap pola defekasi dengan indikator pengurangan berat feses dan penurunan frekuensi defekasi, serta peningkatan konsistensi feses menjadi lebih padat.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademisnya untuk menambah wawasan ilmu dan informasi dalam bidang farmakologi khususnya jamu yang berkhasiat menghambat BAB.

Manfaat praktis penelitian ini diharapkan memberi informasi kepada masyarakat, bahwa daun jambu biji berefek menghambat BAB, sehingga dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk diare.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali per hari dengan kandungan air dalam feses lebih banyak dari biasanya, sehingga konsistensi feses berbentuk cair atau setengah cair atau setengah padat dengan volume 200 ml/24 jam. Berat feses dalam keadaan diare pada dewasa lebih dari 200 gram/24 jam, sedangkan pada bayi dan anak-anak lebih dari 10 gram/kg/24jam (Ciesla et al, 2003; WHO, 2005).


(22)

4

Berdasarkan tinjauan patogenik dibedakan beberapa mekanisme penyebab yaitu kurangnya absorpsi zat osmotik dari lumen usus, meningkatnya sekresi elektrolit dan air ke dalam lumen usus, naiknya permeabilitas mukosa usus, dan terganggunya motilitas usus. Sehingga untuk terapi diare harus disesuaikan dengan penyebabnya. Banyak obat-obat yang biasa digunakan untuk penanganan diare, contohnya antimikroba, kolestiramin, loperamid, adsorbansia (karbon aktif, silikondioksida koloida, kaolin), dan zat penyamak atau adstringensia (preparat yang mengandung tannin). Adstringensia adalah senyawa protein dalam larutan netral atau asam lemah akan membentuk endapan yang tidak larut, terasa kesat, dan jika diberikan pada mukosa akan bekerja menciutkan lapisan sel terluar usus, serta akan menghambat sekresi cairan pada jaringan yang meradang (Mutschler, 1991).

Daun jambu biji memiliki kandungan kimia flavonoid, tannin dan terpenoid (Sjamsul Arifin A dkk, 2009). Senyawa tannin dalam daun jambu biji yang sudah terdeteksi adalah senyawa guavin A, guavin B, guavin C dan guavin D yang mengandung unit heksahidroksidifenoil dan unit flavan. Tanin mempunyai efek adstringensia yang dalam lumen usus dapat membentuk lapisan proteksi mukosa usus, mengurangi sekresi cairan. Selain itu tanin dapat menurunkan sensitivitas ujung-ujung saraf dan mengurangi stimulus yang menambah aktivitas peristaltik (Mills, Bone 2000). Flavonoid mempunyai efek antiviral, antibakteri, antiinflamasi, spasmolitik dan antisekresi ( Bruneton 1999; Bensegueni et al, 2008)

Hal-hal diatas menyebabkan daun jambu biji dapat berefek sebagai antidiare.

1.5.2 Hipotesis

1. Ekstrak daun jambu biji berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi


(23)

5

3. Ekstrak daun jambu biji berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi feses menjadi lebih padat

1.6Metodologi Penelitian

Desain penelitian adalah eksperimental laboratoris sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Pengujian antidiare menggunakan metode proteksi terhadap diare oleh Oleum ricini. Data yang diukur adalah frekuensi defekasi, berat feses (mg) dan konsistensi feses. Analisis data untuk frekuensi defekasi dan berat feses menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD, sedangkan konsistensi feses menggunakan uji Kruskal Wallis H dengan α = 0,05. Pengolahan data menggunakan program komputer.


(24)

44

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.1.1 Simpulan Utama

Ekstrak daun jambu biji berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi pada semua dosis.

Ekstrak daun jambu biji berefek antidiare dengan menurunkan berat feses pada semua dosis.

Ekstrak daun jambu biji tidak berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi feses menjadi lebih padat.

5.1.2 Simpulan Tambahan

Ekstrak daun jambu biji dosis 3 (572 mg/kgBB) berefek antidiare yang setara dengan pembanding dalam menurunkan frekuensi defekasi dan berat feses.

5.2 Saran

Penelitian daun jambu biji sebagai antidiare perlu dilanjutkan dengan: Uji toksisitas

Standarisasi ekstrak dan simplisia Dikombinasi bahan herbal lain.

Penggunaan obat adsorben (seperti kaolin, pektin, activated attapulgite) sebagai pembanding perlu dipertimbangkan.


(25)

46

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana I Ketut, Elin Yulinah, Joseph I, Sigit, Neng Fisheri K, Muhammad Insanu. 2004. Efek Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare. Dalam, Acta Pharmaceutica Indonesia, edisi. XXIX. p.1-20

Ahlquist D.A., Camilleri M. 2005. Diarrhea and constipation. In A.S.Fauci, D.L.Kasper, D.L.Longo, E.Braunwald, S.L.Hauser, J.L.Jameson, et al.:

Harrison’s principles of internal medicine. 16th ed. New York:

McGraw-Hill. p.224-34.

Ari Estuningtyas, Azalia Arif. 2007. Obat lokal. Dalam Sulistia Gan Gunawan, Rianto Setiabudy, Nafrialdi, Elysabeth: Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI. p.526-8.

Ballenger, L. 1999. “Mus musculus” (On-line), Animal Diversity Web. Accessed

Agustus 24, 2011 at

http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_ musculus.html.

Belemtougri R.G., Constantin B., Cognard C., Raymond G., Sawadogo L. 2006. Effects of two medicinal plants Psidium guajava L. (Myrtaceae) and Diospyros mespiliformis L. (Ebenaceae) leaf extracts on rat skeletal muscle cells in primary culture. J Zhejiang Univ SCIENCE B, 7(1):56-63.

Bensegueni A., Chikhi A., Bencharif M. 2008. Theoretical study of the

antibacterial activity of flavonoids.

http://www.eyesopen.com/about/events/cup8/bensegueni/cup8_poster_b ensegueni.pdf. 16 Agustus 2010

Binder H.J. 2005. Intestinal fluid and electrolyte movement. In W.F.Boron, E.L.Boulpaep: Medical physiology: a cellular and molecular approach. Philadelphia: Elsevier. p.931-46

BPOM RI, 2010. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta. p. 49-55.


(26)

47

Bruneton J. 1999. Tannins. In: Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier Publishing Inc. p.370-403

Bunnett N.W., Lingappa V.R. 2006. Gastrointestinal diseases. In S.J.McPhee, W.F.Ganong: Pathophysiology of disease: An introduction to clinical medicine. 5th ed. New York: McGraw-Hill. p.363-5, 376-9

Ciesla WP, Guerrant RL. 2003. Infectious Diarrhea. Editor : Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al. Dalam, Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New York: Lange Medical Books. p.225-68.

Cook, Margaret. J. 1983. The Mouse in Biomedical Research. Vol. III. Eds. Foster, H.L., Small, J.D and Fox, J.G, Academic Press. New York. p. 113-14.

Drake R.L., Vogl W., Mitchell A.W.M. 2005. Abdomen. In: Gray’s anatomy for students. Philadelphia: Elsevier. p.279-83, 307-14

Drugs Information Online. 2010. Loperamide (oral-local). http://www.drugs.com/mmx/loperamide-hydrochloride.html. 02 Juli 2011

Ganong W.F. 2003. Regulation of gastrointestinal function. In: Review of medical physiology. 21st ed. Boston: McGraw-Hill. p.484, 510-3.

Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Fisiologi Gastrointestinal. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Terjemahan Irawati Setiawan, L.M.A. Ken Ariata, Alex Santoso. Jakarta: EGC. p.816-17; 827-30; 847-48; 855-58.

Hartinah dkk., 2006. Khasiat dan Produk Olahan Jambu Biji (Psidium guajava L.). dalam: Info Ristek Vol. 4 No. 3. 2006. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. p.2-4; 6-7.

Hedi R Dewoto. 2007. Analgesik opioid dan antagonis. Dalam Sulistia Gan Gunawan, Rianto Setiabudy, Nafrialdi, Elysabeth: Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI. p.221-2.


(27)

48

Heyne, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. p.321

http://forums.xkcd.com/viewtopic.php?f=2&t=48553. 22 November 2010.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan percobaan aplikatif: Aplikasi kondisional bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. p.12

Keshav S. 2004. The gastrointestinal system at a glance. 1st ed. Massachusetts: Blackwell Science. p.36-9

Marcellus Simadibrata K. 2009. Diare akut dan Diare Kronis. Dalam Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiadi: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 5. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. p.534-47, 548-56.

McQuaid K.R. 2007. Gastrointestinal disorders. In S.J.McPhee, M.A.Papadakis, L.M.Tierney: Current medical diagnosis & treatment 2008. 47th ed. New York: McGraw-Hill. p.482-7.

MenKes RI. 2010. Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Dalam: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Mills S, Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy Modern Herbal Medicine. New York: Churchill Livingstone. p.177-179

Moore K.L., Dalley A.F. 2006. Abdomen, Pelvis dan Perineum. In: Clinically oriented anatomy. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. p.271-9, 429-32, 446-9.

Mutschler 1991. Dinamika Obat. Edisi Kelima. Penerbit ITB. Bandung.

Ning Harmanto dan M. Ahkam Subroto. 2006. Herbal dan Jamu. PT. elek Kompitindo. Jakarta. p. 1-10.

Pharmacogenomics Knowledge Base. 2010. Loperamide.

http://www.pharmgkb.org/do/serve?objId=PA450262#tabview=tab0. 02 Agustus 2011


(28)

49

POM. 2008. Materia Medika Indonesia. Jilid I. Depkes RI. Jakarta. p.90-94

Retnosari Andrajati, Santi Purna Sari. 2010. Sistem pencernaan. http://pharzone.com/materi%20kuliah/anfis%202/Sistim%20Pencernaan %20070309.pdf. 25 juli 2011

RISKESDAS. 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar nasional 2007.

RISKESDAS. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar nasional 2010.

Schmitz G, Lepper H, Heidrich M. 2009. Obat Yang Bekerja Pada Saluran Gastrointestinal. Dalam: Farmakologi dan Toksikologi. Edisi 3. Jakarta: EGC. p. 395-400.

Seminar Nasional, 2010. Penggunaan Sediaan Jamu / Science Jamu Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. UNJANI. Bandung. Silbernagl S dan Lang F. 2006. Diare. Dalam: Teks & Atlas Berwarna

PATOFISIOLOGI . Terjemahan Iwan Setiawan dan Iqbal Mochtar. Jakarta: EGC. p.150.

Sjamsul Arifin A, Euis Holisotan H, Lukman Makmur, Yana Maolana S, Lia Dewi J, Didin Mujahidin. 2009. Tumbuh-Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Penerbit ITB. Bandung. p.291-311.

Snell R.S. 2006. Abdomen: Bagian II cavitas abdominalis. Dalam: Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Terjemahan Liliana Sugiharto. Jakarta: EGC. p.229-34.

Tan H. T dan Rahardja K. 2007. Obat-obat Penting, Khasiat dan Penggunaannya. PT. Elek Komputindo, Jakarta. p.270-79; 287.

WHO. 2005. The treatment of diarrhoea: A manual for physicians and other senior health workers. Geneva: WHO Press.


(29)

50

Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. 1993. Antidiare. Dalam: Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta: Balai Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam. p.19-21.

Yuniarti T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Medpress. Yogyakarta. p.140-42


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.1.1 Simpulan Utama

Ekstrak daun jambu biji berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi pada semua dosis.

Ekstrak daun jambu biji berefek antidiare dengan menurunkan berat feses pada semua dosis.

Ekstrak daun jambu biji tidak berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi feses menjadi lebih padat.

5.1.2 Simpulan Tambahan

Ekstrak daun jambu biji dosis 3 (572 mg/kgBB) berefek antidiare yang setara dengan pembanding dalam menurunkan frekuensi defekasi dan berat feses.

5.2 Saran

Penelitian daun jambu biji sebagai antidiare perlu dilanjutkan dengan: Uji toksisitas

Standarisasi ekstrak dan simplisia Dikombinasi bahan herbal lain.

Penggunaan obat adsorben (seperti kaolin, pektin, activated attapulgite) sebagai pembanding perlu dipertimbangkan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana I Ketut, Elin Yulinah, Joseph I, Sigit, Neng Fisheri K, Muhammad Insanu. 2004. Efek Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare. Dalam, Acta Pharmaceutica Indonesia, edisi. XXIX. p.1-20

Ahlquist D.A., Camilleri M. 2005. Diarrhea and constipation. In A.S.Fauci, D.L.Kasper, D.L.Longo, E.Braunwald, S.L.Hauser, J.L.Jameson, et al.:

Harrison’s principles of internal medicine. 16th ed. New York:

McGraw-Hill. p.224-34.

Ari Estuningtyas, Azalia Arif. 2007. Obat lokal. Dalam Sulistia Gan Gunawan, Rianto Setiabudy, Nafrialdi, Elysabeth: Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI. p.526-8.

Ballenger, L. 1999. “Mus musculus” (On-line), Animal Diversity Web. Accessed

Agustus 24, 2011 at

http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_ musculus.html.

Belemtougri R.G., Constantin B., Cognard C., Raymond G., Sawadogo L. 2006. Effects of two medicinal plants Psidium guajava L. (Myrtaceae) and Diospyros mespiliformis L. (Ebenaceae) leaf extracts on rat skeletal muscle cells in primary culture. J Zhejiang Univ SCIENCE B, 7(1):56-63.

Bensegueni A., Chikhi A., Bencharif M. 2008. Theoretical study of the

antibacterial activity of flavonoids.

http://www.eyesopen.com/about/events/cup8/bensegueni/cup8_poster_b ensegueni.pdf. 16 Agustus 2010

Binder H.J. 2005. Intestinal fluid and electrolyte movement. In W.F.Boron, E.L.Boulpaep: Medical physiology: a cellular and molecular approach. Philadelphia: Elsevier. p.931-46

BPOM RI, 2010. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta. p. 49-55.


(3)

Bruneton J. 1999. Tannins. In: Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier Publishing Inc. p.370-403

Bunnett N.W., Lingappa V.R. 2006. Gastrointestinal diseases. In S.J.McPhee, W.F.Ganong: Pathophysiology of disease: An introduction to clinical medicine. 5th ed. New York: McGraw-Hill. p.363-5, 376-9

Ciesla WP, Guerrant RL. 2003. Infectious Diarrhea. Editor : Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al. Dalam, Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New York: Lange Medical Books. p.225-68.

Cook, Margaret. J. 1983. The Mouse in Biomedical Research. Vol. III. Eds. Foster, H.L., Small, J.D and Fox, J.G, Academic Press. New York. p. 113-14.

Drake R.L., Vogl W., Mitchell A.W.M. 2005. Abdomen. In: Gray’s anatomy for students. Philadelphia: Elsevier. p.279-83, 307-14

Drugs Information Online. 2010. Loperamide (oral-local). http://www.drugs.com/mmx/loperamide-hydrochloride.html. 02 Juli 2011

Ganong W.F. 2003. Regulation of gastrointestinal function. In: Review of medical physiology. 21st ed. Boston: McGraw-Hill. p.484, 510-3.

Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Fisiologi Gastrointestinal. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Terjemahan Irawati Setiawan, L.M.A. Ken Ariata, Alex Santoso. Jakarta: EGC. p.816-17; 827-30; 847-48; 855-58.

Hartinah dkk., 2006. Khasiat dan Produk Olahan Jambu Biji (Psidium guajava L.). dalam: Info Ristek Vol. 4 No. 3. 2006. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. p.2-4; 6-7.

Hedi R Dewoto. 2007. Analgesik opioid dan antagonis. Dalam Sulistia Gan Gunawan, Rianto Setiabudy, Nafrialdi, Elysabeth: Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI. p.221-2.


(4)

Heyne, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. p.321

http://forums.xkcd.com/viewtopic.php?f=2&t=48553. 22 November 2010.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan percobaan aplikatif: Aplikasi kondisional bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. p.12

Keshav S. 2004. The gastrointestinal system at a glance. 1st ed. Massachusetts: Blackwell Science. p.36-9

Marcellus Simadibrata K. 2009. Diare akut dan Diare Kronis. Dalam Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiadi: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 5. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. p.534-47, 548-56.

McQuaid K.R. 2007. Gastrointestinal disorders. In S.J.McPhee, M.A.Papadakis, L.M.Tierney: Current medical diagnosis & treatment 2008. 47th ed. New York: McGraw-Hill. p.482-7.

MenKes RI. 2010. Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Dalam: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Mills S, Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy Modern Herbal Medicine. New York: Churchill Livingstone. p.177-179

Moore K.L., Dalley A.F. 2006. Abdomen, Pelvis dan Perineum. In: Clinically oriented anatomy. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. p.271-9, 429-32, 446-9.

Mutschler 1991. Dinamika Obat. Edisi Kelima. Penerbit ITB. Bandung.

Ning Harmanto dan M. Ahkam Subroto. 2006. Herbal dan Jamu. PT. elek Kompitindo. Jakarta. p. 1-10.

Pharmacogenomics Knowledge Base. 2010. Loperamide. http://www.pharmgkb.org/do/serve?objId=PA450262#tabview=tab0. 02 Agustus 2011


(5)

POM. 2008. Materia Medika Indonesia. Jilid I. Depkes RI. Jakarta. p.90-94

Retnosari Andrajati, Santi Purna Sari. 2010. Sistem pencernaan. http://pharzone.com/materi%20kuliah/anfis%202/Sistim%20Pencernaan %20070309.pdf. 25 juli 2011

RISKESDAS. 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar nasional 2007.

RISKESDAS. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar nasional 2010.

Schmitz G, Lepper H, Heidrich M. 2009. Obat Yang Bekerja Pada Saluran Gastrointestinal. Dalam: Farmakologi dan Toksikologi. Edisi 3. Jakarta: EGC. p. 395-400.

Seminar Nasional, 2010. Penggunaan Sediaan Jamu / Science Jamu Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. UNJANI. Bandung. Silbernagl S dan Lang F. 2006. Diare. Dalam: Teks & Atlas Berwarna

PATOFISIOLOGI . Terjemahan Iwan Setiawan dan Iqbal Mochtar. Jakarta: EGC. p.150.

Sjamsul Arifin A, Euis Holisotan H, Lukman Makmur, Yana Maolana S, Lia Dewi J, Didin Mujahidin. 2009. Tumbuh-Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Penerbit ITB. Bandung. p.291-311.

Snell R.S. 2006. Abdomen: Bagian II cavitas abdominalis. Dalam: Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Terjemahan Liliana Sugiharto. Jakarta: EGC. p.229-34.

Tan H. T dan Rahardja K. 2007. Obat-obat Penting, Khasiat dan Penggunaannya. PT. Elek Komputindo, Jakarta. p.270-79; 287.

WHO. 2005. The treatment of diarrhoea: A manual for physicians and other senior health workers. Geneva: WHO Press.


(6)

Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. 1993. Antidiare. Dalam: Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta: Balai Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam. p.19-21.

Yuniarti T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Medpress. Yogyakarta. p.140-42