HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK DI YAYASAN PENDIDIKAN KRISTEN TAMAN KANAK-KANAK ELIDA JL. FLAMBOYAN RAYA IV NO. 2 TJ. SELAMAT KECEMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

HUBUNGANLATA
TAR BELAKANG PENDIDIKAN ORAN
ANGTUA
DENGAN KECER
RDASAN EMOSIONAL ANAK DI YAY
AYASAN
PENDIDIKAN KRISTEN
K
TAMAN KANAK-KANAK ELIDA
E
JL. FLAMB
BOYAN RAYA IV NO.2 TJ. SELAMA
AT
KECE
EMATAN MEDAN TUNTUNGAN
T.A 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan U
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjanaa Pendidikan
P

PadaProdi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh
Roulinta Nainggolan
Nim: 108314020

PRODI PENDIDIK
KAN GURU PENDIDIKAN ANAK USI
SIA DINI
FAK
KULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNI
NIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

KATA PENGANTAR
Segala puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan Kasih dan karuniaNya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
yang berjudul “ Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orangtua dengan

Kecerdasan Emosional Anak di Yayasan Pendidikan Kristen Taman KanakKanak Elida Tanjung Selamat Medan”.
Tulisan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan. Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat kesulitan berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis, menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Edward Purba, M.A selaku Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan saran hingga selesainya skripsi ini.
2. Ibu Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd, Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd, dan
Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd selaku Dosen Penyelaras yang telah
banyak memberikan masukan dan motivasi demi kesempurnaan skripsi
ini.
3. Kepala sekolah Yayasan Pendidikan Kristen TK Elida Ibu Sabtika Juliasti
Am.Pd dan ibu Nurhayati Am.Pd selaku guru TK yang telah membantu
penulis selama dalam penelitian.
4. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd, selaku Ketua Prodi PAUD FIP UNIMED.

5. Seluruh civitas akademika FIP UNIMED, dosen dan pegawai yang tidak
disebutkan namanya dalam tulisan ini.

6. Penulis

mengucapkan

terimakasih

kepada

orangtua

saya

Sastra

Nainggolan dan Dameria Br Purba yang memberikan dana, motivasi dan
doa kepada penulis, demikian juga buat saudara saya Onma Herliza
Nainggolan, serta keluarga P. Tobing (mama), Rina Singarimbun (mami),
(bg Wil, Agam, Sory, Andi, Sri Febriani Sihombing dan adikku kevin).
7. Teman-teman


PAUD 2008 yang tidak saya sebutkan namanya satu

persatu.
8. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Dekan FIP
UNIMED Bapak Drs. Nasrun, M.S
9. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S dan Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S,
selaku Pembantu Dekan FIP UNIMED.
10. Teman-teman PERMATA GBKP Km. 4 Padang Bulan Medan.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Tuhan Yang maha Esa. Penulis menyadari keterbatasan
pengetahuan

dan

kemampuan

yang

penulis


miliki.

Akhirnya

penulis

mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini berguna bagi kita semua,
khususnya para pembaca.
Medan, Agustus 2012
Penulis,

Roulinta Nainggolan
108314020

ABSTRAK
ROULINTA NAINGGOLAN, NIM :108314020, Hubungan Latar Belakang
Pendidikan
Orangtua
dengan
Kecerdasan Emosional Anak di

Yayasan Pendidikan Kristen Taman
Kanak-Kanak Elida Jl. Flamboyan
Raya IV No. 2 Tj. Selamat Kecematan
Medan Tuntungan Tahun Ajaran
2011/2012
Masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat hubungan latar
belakang pendidikan orangtua dengan kecerdasan emosional anak di Yayasan
Pendidikan Kristen TK Elida Tj Selamat Medan. Adapun tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan latar belakang pendidikan orangtua dengan
kecerdasan emosional anak di Yayasan Pendidikan Kristen TK Elida Tj Selamat
Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orangtua/wali di Yayasan
Pendidikan Kristen Taman Kanak-Kanak Elida Tanjung Selamat Medan yang
berjumlah 24 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil sampel total yakni
seluruh populasi yang berjumlah 24 orang. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif kuantitatif pengumpulan data penelitian dilakukan
melalui kuesioner melalui angket tertutup. Analisa data dilakukan melihat
hubungan latar belakang pendidikan orangtua dengan kecerdasan emosional anak
di Yayasan Pendidikan Kristen Taman Kanak-Kanak Elida Tj. Selamat Medan,
dengan menggunakan teknik analisis data product moment dari Karl Person.

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi antara tingkat
pendidikan (X) dengan kecerdasan emosional (Y) diketahui bahwa terdapat
hubungan antara latar belakang pendidikan orangtua dengan kecerdasan
(0,543) >
(0,404). Variabel latar
emosional anak yang dinyatakan dengan
belakang pendidikan berkontribusi sebesar 29,49% terhadap kecerdasan
emosional anak di YPK TK Elida Tanjung Selamat Medan.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan : 1. Tingkat pendidikan
orangtua murid di Yayasan Pendidikan Kristen Taman Kanak-Kanak Elida
Tanjung Selamat Medan tergolong cukup. 2. Kecerdasan emosional anak di
Yayasan Pendidikan Kristen Taman Kanak-Kanak Elida Tanjung Selamat Medan
tergolong kurang. 3. Terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan
orangtua dengan kecerdasan emosional anak di Yayasan Pendidikan Kristen
Taman Kanak-Kanak Elida Tanjung Selamat Medan.

i

DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................


ii

KATAPENGANTAR ............................................................................

iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

v

DAFTAR TABEL .................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................


ix

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

1

1.1 Latar Balakang Masalah ................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................
1.3 Batasan Masalah............................................................................
1.4 Rumusan Masalah .........................................................................
1.5 Tujuan Penelitian .........................................................................
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................
KAJIAN TEORI ........................................................................
2.1 Pendidikan .................................................................................

1
8
8
8

9
9
10
10

2.1.1Pengertian Pendidikan .................................................................
10
2.1.2 Fungsi Pendidikan .....................................................................
11
2.1.3 Latar Belakang Pendidikan Orangtua dalam Mendidik Anak di
Keluarga ...............................................................................
12
2.1.2. Pengertian Kecerdasan Emosional ..............................
17
2.1.2.1 Klasifikasi Kecerdasan Emosiona .............................
19
2.1.2.2 Faktor Penentu Kecerdasan Emosional .....................
21
2.1.2.3 Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orangtua Terhadap
Pembianaan Kecerdasan Emosional .......................

23
2.2 Kerangka Konseptual ......................................................
24
2.3 Hipotesis.........................................................................
26
BAB III METODE PENELITIAN...............................................
27
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................
27
3.2 Populasi dan Sampel .....................................................................
27
3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ..............................
28
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................
31
3.5 Teknik Analisis Data .....................................................................
32
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................
35
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................

35

4.1.1. Deskripsi Data Instrumen Penelitian ........................................

35

4.1.2. Deskripsi Data Latar Belakang Pendidikan Orangtua ..............

36

4.1.3. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional Anak ..........................

38

4.2 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ............

39

4.2.1. Latar Belakang Pendidikan .....................................................

39

4.2.2. Kecerdasan Emosional Anak....................................................

40

4.3. Pengujian Hipotesis .....................................................................

41

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................

42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................

44

5.1. Kesimpulan ..................................................................................

44

5.2. Saran ............................................................................................

45

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

46

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1: Kisi-kisi angket Latar Belakang Pendidikan Orangtua (X) ..

29

Tabel 3.2: Kisi-kisi Angket Kecerdasan Emosional Anak (Y) ..............

30

Tabel 3.3: Perincian Kegiatan Penelitian ...............................................

34

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Data Variabel Latar Belakang Pendidikan
Orangtua (X) ..........................................................................
37
Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Data Variabel Kecerdasan
Emosional Anak (Y)

...............................................

38

Tabel 4.3: Tingkat Kecenderungan Variabel Latar Belakang
Pendidikan Orangtua (X) ........................................................

39

Tabel 4.4: Tingkat Kecenderungan Variabel Kecerdasan
Emosional Anak (Y) ..............................................................

40

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Histogram Skor Latar Belakang Pendidikan Orangtua (X) ..

37

Gambar 2: Histogram Skor Kecerdasan Emosional Anak (Y) ..............

39

Gambar 3: Histogram Skor Latar Belakang Pendidikam Orangtua (X)

40

Gambar 4: Histogram Skor Kecerdasan Emosional Anak (Y) ..............

41

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1:

Angket Latar Belakang Pendidikan Orangtua..............

47

Lampiran 2:

Angket Kecerdasan Emosional Anak ..........................

52

Lampiran 3:

Validitas Angket Latar Belakang Pendidikan Orangtua (X)
57

Lampiran 4:

Reliabilitas Angket Latar Belakang Pendidikan
Orangtua (X) .................................................................

Lampiran 5:

58

Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket
Latar Belakang Pendidikan Orangtua (X) .....................

59

Lampiran 6:

Validitas Angket Kecerdasan Emosional Anak (Y) ....

65

Lampiran 7:

Reliabilitas Angket Kecerdasan Emosional Anak (Y) .

66

Lampiran 8:

Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket
Kecerdasan Emosional Anak (Y) .................................

Lampiran 9:

67

Jawaban Angket Latar Belakang Pendidikan
Orangtua (X) .................................................................

72

Lampiran 10:

Jawaban Angket Kecerdasan Emosional Anak (Y) ....

73

Lampiran 11:

Data Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orangtua
dengan Kecerdasan Emosional Anak ............................

Lampiran 12:

74

Perhitungan Harga Rata-rata (M), Standar Deviasi (SD)
dan Distribusi Frekuensi ...............................................

75

Lampiran 13:

Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian 80

Lampiran 14:

Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel ...........

83

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak merupakan perwujudan cinta kasih orangtua yang patut
disyukuri. Orangtua harus mempersiapkan anaknya agar dapat menjalankan
kehidupan masa depannya dengan baik. Usia lahir sampai dengan
memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa
kritis dalam tahap manusia yang akan menentukan perkembangan anak
selanjutnya.
Usia 0-6 tahun merupakan usia yang sengat menentukan
pembentukan karakter dan kecerdasan seorang anak. Anak pada usia dini
berada pada proses perkembangan

yang sangat pesat.

Di mana

pengalaman-pengalaman yang didapat

anak pada masa ini merupakan

landasan bagi bentuk kepribadian dimasa yang akan datang. Selain itu juga
pada masa ini merupakan masa yang tepat untuk melaksanakan dasar-dasar
perkembangan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral dan
nilai-nilai agama sehingga upaya perkembangan anak tercapai secara
optimal.
Dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional N0.20 Tahun 2003
pasal 7 ayat (1), dituliskan bahwa orangtua bertugas serta dalam memilih
satuan pendidikan dan memproleh informasi tentang perkembangan
pendidikan anaknya. Dan di dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional
N0. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa pendidikan anak

2

usia dini adalah satu usaha pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Berdasarkan

Undang-Undang

Pendidikan

Nasional

tersebut

berkaitan erat dengan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu orangtua
berkewajiban memberikan anaknya pendidikan supaya anak tersebut lebih
berpotensi dan berkualitas dalam perkembanganya. Dan berdasarkan
Undang-Undang Pendidikan Nasional tersebut akan terlaksana

tujuan

PAUD yaitu untuk membentuk anak yang berkualitas dimana anak akan
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga
memiliki kesiapan yang optimal dalam mengarungi masa depanya.
Berdasarkan

Undang-Undang

Pendidikan

Nasional

di

atas

menyatakan tujuan Pendidikan Nasional secara menyeluruh akan terealisasi
dengan baik apabila lembaga pendidikan dalam hal ini keluarga turut
berperan aktif di dalamnya. Ini berarti keberhasilan penyelenggaran
pendidikan di sekolah dan di masyarakat memiliki hubungan yang sangat
erat dengan penyelenggaran pendidikan keluarga.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama.
Orangtua adalah pendidik yang pertama secara kodrati, dan orangtua
bertanggungjawab dalam memelihara, merawat, melindungi, membina,
membimbing dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan
baik. Menurut Atosoki (2002: 7) “ keluarga adalah lingkungan paling utama

3

dimana kita mengalami kedekatan dan kebersamaan yang sangat intensif,
lingkungan tempat menjalani proses sosialisasi berbagai nilai dasar
kemanusiaan”.
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan suatu kesatuan
hidup, dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan
hidup bersama, keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan keluarga
membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan
anatarpribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan
akan kewibawaan. Semantara itu, yang berkenaan dengan keluarga
menyadiakan situasi belajar, dapat dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat
bergantung kepada orangtua, baik karena keadaan jasmaniahnya maupun
kemampuan intelektual, sosial, emosi,

dan moral.

Anak-anak belajar

menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh orangtua.
Cara orangtua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus
diri, seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sungguhsungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan
perkembangan dirinya sebagai pribadi. Dan sikap orangtua sangat
mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap
kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap
melindungi atau membiarkan secara langsung mempengaruhi

reaksi

emosional anak.
Menurut

Ihsan (2010: 57)“ bentuk dan isi serta cara-cara

pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian setiap manusia.

4

Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh
anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya”. Tugas dan
tanggung jawab orangtua

dalam keluarga terhadap pendidikan anak-

anaknya lebih bersifat pembentukan

watak, latihan keterampilan,

pendidikan emosi, seperti berempati, memahami perasaan sendiri dan
perasaan orang lain.
Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional, peranan keluarga
sebagai lembaga pendidikan semakin tampak dan penting. Peranan keluarga
terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup. Agar orangtua dapat
memainkan peranan tersebut, orang tua perlu dibekali dengan pengetahuan
dan keterampilan pendidikan. Dimana pendidikan orang tua baik atau
semakin tinggi tentu pengetahuanya juga semakin banyak untuk
membimbing anaknya khususnya dalam kecerdasan emosional anak.
Jika pendidikan yang diterima anak dalam keluarga tidak baik
maka anak akan mencerminkan hal yang tidak baik tersebut di luar
lingkungan keluarga. Oleh karena itu landasan yang diletakkan pada masa
kanak-kanak adalah titik awal yang menentukan cara anak untuk
menyesuaikan diri dengan orang lain. Dan orangtua adalah orang yang
kerap berhubungan/berintraksi dengan anak dan waktu yang paling banyak
bagi anak adalah di rumah. Maka secara tidak langsung anak dapat dibentuk
sesuai dengan keinginan orang tua

karena orang tualah

yang banyak

memberikan pengaruh dan warna kepribadian anak. Pendidikan dalam
keluarga merupakan pendidikan yang diterima anak, dan dipengaruhi oleh
sikap, nilai-nilai dan juga latar belakang pendidikan orang tuanya. Hal ini

5

menunjukkan

bahwa orangtua harus dapat menjadi panutan bagi anak-

anaknya. Melalui proses pendidikan yang pernah dijalani orang tua, yang
berpendidikan tinggi akan memiliki wacana pengetahuan, keterampilan
yang luas sehingga bisa mendidik dan membina kecerdasan emosional
anaknya, karena pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan
sikap dan perilaku. Hal ini tentunya berbeda sekali dengan orang tua yang
memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Sehingga kemampuan
dalam mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi kurang baik, walaupun
tidak semua orang tua
demikian.

yang

berpendidikan rendah

dapat dikatakan

Sebab ada kemungkinan orang tua seperti itu dapat bersifat

positif terhadap kecerdasan emosional anak. Berdasarkan pengalaman
penulis dalam lingkungan sekitar tempat tinggal bahwa orangtua yang tidak
tamat sekolah atau hanya tamat SD, SMP dalam membina dan mendidik
anak kurang baik, seperti orangtua sangat mudah memberi hukuman kepada
anak jika anak melakukan sedikit kesalahan, orangtua yang kurang
memperhatikan kebutuhan anak baik secara psikologis maupun akademis,
dan orangtua sangat suka mengucapkan kata-kata kasar kepada anak,
dimana sangat mudah untuk ditiru anak itu sendiri.
Anak usia dini mempunyai tingkat emosional yang tinggi dimana
anak-anak sering kali mudah marah apabila mainannya diambil oleh anak
lain

dan

bila

diganggu

anak

lain,

anak

bertindak

agresif

(menyerang/memukul) anak lain, pemurung, cengeng, menentang setiap
larangan terhadap dirinya. Dan anak yang terlalu sering mengalami
peledakan emosional yang kuat akan merugikan anak. Dimana anak akan

6

dikucilkan/dijauhi oleh temanya, tidak dapat menyesuaikan diri dengan
baik, pemarah, terbentuknya sikap egois yang tinggi, munculnya rasa rendah
diri. Oleh sebab itu pendidikan pada masa kanak-kanak amatlah penting
karena masa anak-anak adalah sebagai fase kritis pertumbuhan dan
perkembangan dalam bidang intelektual dan emosional anak.
Tentu tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya mengalami
hambatan dan perkembangan apalagi sampai anak mengalami kelainan
dalam tingkah lakunya. Namun pada kenyataannya orangtua kurang
memiliki kepekaan/kepedulian terhadap perkembangan anak, orangtua
kurang

sadar

bahwa

anak

belajar

mengembangkan

emosionalnya dari dalam keluarga, sikap orangtua

kecerdasan

yang otoriter

dan

memanjakan anak secara berlebihan. Itu semua karena kurangnya
pengetahuan orangtua dalam membimbing kecerdasan emosional anaknya.
Pada saat ini kebanyakan orangtua berfokus kepada kecerdasan intelligensi
saja tanpa memperhatikan kecerdasan emosional anak. Dimana banyak
orang tua yang memaksa anaknya untuk berhasil secara akademis tanpa
menyadari bahwa kecerdasan intelligensi yang tinggi bukanlah satu-satunya
jaminan kesuksesan anak dimasa yang akan datang. Menurut Goleman
(dalam Desmita, 2008: 170)“ kecerdasan emosional merujuk kepada
kemampuan mengenali perasaan diri sendiri, dan perasaan orang lain,
kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampan mengelola emosi
dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Kecerdasan emosi mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda tetapi
saling melengkapi dengan kecerdasan akademik, yaitu kemampuan-

7

kemampuan kognitif murni yang diukur dengan

IQ”. Dan dalam banyak

hal masalah emosional pada anak akan menjadi lebih menonjol
dibandingkan kesulitannya dalam mengikuti pelajaran sekolah. Oleh karena
itu kecerdasan emosional perlu dibina pada masa kanak-kanak karena
pengalaman emosional awal sangat menentukan kepribadian anak dan
keberhasilan anak dalam proses belajar anak selanjutnya dan masa yang
akan datang. Menurut Beck (2003 : 46) “ bahwa sampai umur 5 tahun otak
anak sedang berkembang membuat anak harus belajar hal-hal baru. Dalam
umur seperti ini anak suka menirukan segala sesuatu yang dilakukan
orangtuanya. Ini semua merupakan keuntungan besar bagi orangtua untuk
berperan sebagai guru. Sayangnya banyak orangtua tidak siap untuk
mengajar anaknya dengan baik, kerena kurangnya

pendidikan formal

maupun keterampilannya”.
Untuk itu latar belakang pendidikan orangtua sangat berhubungan
dengan kecerdasan emosional anak, karena pada umumnya semakin tinggi
pendidikn orang tua tentu pengetahuanya juga semakin banyak dan luas.
Maka ia akan lebih mengerti dan memahami bagaimana cara yang baik
dalam membimbing dan membina kecerdasan emosional anaknya. Adapun
alasan penulis memilih latar belakang pendidikan orangtua sebagai variabel
yang di gunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
kecerdasan emosional anak, karena peranan orangtua sebagai pendidik
dalam keluarga akan bisa optimal untuk menanamkan sikap dan perilaku,
manakala didukung oleh pengetahuan dan kemampuan mereka dalam
membina anak yang dapat dijadikan sebagai panutan. Anak memiliki

8

kebiasaan meniru yang kuat terhadap seluruh gerak dan perbuatan dari
figure yang menjadi idolanya. Oleh karena itu seorang anak secara naluriah
akan menirukan perbuatan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Setelah penulis mengamati, masalah yang ada di Yayasan
Pendidikan Kristen Taman Kanak-Kanak Elida Tanjung Selamat Medan ada
beberapa anak yang bersikap mau menang sendiri, bersikap cengeng, mudah
marah jika mainanya diambil oleh temanya, bertindak agresif, dan manja.
Realitas yang demikian perlu mendapat perhatian, karena perkembangan
emosional anak akan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi yang
terdapat dalam keluarganya.
Pendidikan orangtua/wali murid di Yayasan Pendidikan Kristen
Taman Kanak-Kanak Elida Tanjung Sari Medan adalah mulai tamatan SD
2 orang, SMP 7 orang, SMA/SMK 11 orang dan Perguruan Tinggi 4 orang.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai “
Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua dengan Kecerdasan
Emosional Anak di Yayasan Pendidikan Kristen Taman Kanak-Kanak
Elida Tanjung Selamat Medan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan
masalah penelitian sebagai berikut :
a. Orangtua kurang menyadari bahwa anak belajar mengembangkan
emosional dari dalam keluarga.
b. Orangtua kurang menyadari bahwa anak belajar dari cara orangtua
memberlakukan anak.

9

c. Kurangnya

pemahaman

orangtua

dalam

membina

dan

mengembangkan kecerdasan emosional anak.
d. Anak yang mudah marah, bertindak agresif, mau menang sendiri
dan manja.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah :“ Hubungan Latar Belakang

Pendidikan Orangtua dengan

Kecerdasan Emosional Anak di Yayasan Pendidikan Kristen Taman
Kanak-Kanak Elida Selamat Medan”.

1.4 Rumusan Masalah
Adapun

permasalahan

penelitian

ini

dapat

dirumuskan

yaitu:Apakah terdapathubungan latar belakang pendidikan orangtua
dengan

kecerdasan emosional anak di Yayasan Pendidikan Kristen

Taman Kanak-Kanak Elida Tanjung Selamat Medan.

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun

tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui

Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orangtua dengan Kecerdasan
Emosional di Yayasan Pendidikan Kristen Taman Kanak-Kanak Elida
Tanjung Selamat Medan
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan masukan kepada orangtua betapa pentingnya
pendidikan untuk membimbing dan membina kecerdasan
emosional anak.

10

b. Sebagai

bahan

informasi

bagi

orangtua

supaya

bisa

membimbing dan membina kecerdasan emosional anak dengan
baik.
c. Sebagai bahan informasi bagi guru-guru dalam memperhatikan
kecerdasan emosional anak.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan acuan bagi penyelenggara PAUD dalam
membantu kegiatan belajar masyarakat khususnya keluarga
tentang

pengaruh

tingkat

pendidikan

orangtua

terhadap

perkembangan kecerdasan emosional anak.
b. Sebagai sumbangsih pemikiran dari peneliti bagi Prodi PG
PAUD kepada Fakultas
Medan

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat
disimpulkan :
1. Tingkat pendidikan orangtua murid YPK TK Elida Tanjung Selamat
Medan tergolong cukup hal ini terlihat dari tingkat pendidikan lulusan
perguruan tinggi sebanyak 4 orang (16,7%), sekolah menengah atas
sebanyak 11 orang (45,83%), sekolah menengah pertama 7 orang
(29,17%) dan sekolah dasar 2 orang (8,3%).
2. Kecerdasan emosional anak berada dalam kategori kurang hal ini terlihat
dari pada kategori tinggi 7 orang (29,17%), kategori cukup 3 orang
(12,5%), kategori kurang 8 orang (33,33%), dan kategori rendah 6 orang
(25%).
3. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kecerdasan
emosional, hal ini terbukti dari korelasi yang diperoleh
(0,404).

45

(0,543) >

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
disarankan hal-hal berikut :
1. Diharapkan kepada orangtua

untuk meningkatkan pendidikannya

melalui jalur formal, non formal dan informal ke jenjang pendidikan
yang setinggi-tingginya, karena semakin tinggi pendidikan orangtua
keterampilan dan pengetahuan orangtua semakin luas sehingga dapat
membimbing anak dengan baik dan benar khususnya kecerdasan
emosional anak.
2. Hendaknya orangtua memperhatikan perkembangan emosi anak dari
dini serta mengarahkannya agar perkembangan emosinya lebih baik.
3.

Diharapkan para orangtua dapat melaksanakan peranannya sebagai
pengasuh, pembimbing, motivator, dan tokoh teladan.

4. Guru dan orangtua sebaiknya menjalin bekerjasama yang baik dalam
mengarahkan anak pada perkembangan emosional anak agar sesuai
dengan apa yang diinginkan/ diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, dkk.2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Beck, Joan. 2003. Meningkatkan Kecerdasan Anak. PT. Pustaka Delapratasa.
Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Goleman, D. 2001. Kecerdasan Emosi Anak Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta:
PT. Gramedia.
Gottman, John. 2008. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak. Jakarta: PT
Gramedia.
Hasbullah. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Ihsan, Faud. 2010. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Jakarta : Balai Pustaka.
Masher, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya.
Jakarta: Kencana Prenada Group.
Purwanto, Ngalim. 2006. Ilmu Pendidikan Teorotis dan Praktis. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Shapiro, Lawrence. 2003. Mengajarkan Emotional Inteligence pada Anak.
Jakarta : Gramedia
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Tirtarahardja, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Usman, Husaini. 2009. Pengantar Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara