HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HARGA DIRI PADA NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK BLITAR

(1)

i

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HARGA

DIRI PADA NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN ANAK BLITAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang

Oleh :

MAYULIS ZUHRO

NIM.07060032

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mayulis Zuhro

NIM : 07060032

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Harga Diri pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pemikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 21 April 2011 Yang membuat pernyataan,

Mayulis Zuhro 07060032


(5)

v

Tidak ada yang tidak mungkin

Pasti semuanya mungkin

Asalkan ada kemauan, selalu berusaha, semangat, yakin &

Bismillah

Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna

Tetapi orang yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang

tidak sempurna

Dari Abi Darda dia berkata :”Aku mendengar Rasulullah saw

bersabda” : “Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam

rangka mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya karena ridha (rela) terhadap orang yang mencari ilmu. Dan sesungguhnya orang yang mencari ilmu akan memintakan bagi mereka siapa-siapa yang ada di langit dan di bumi bahkan ikan-ikan yang ada di air. Dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan (cahaya) bulan purnama atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi, sesugguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambil bagian untuk mencari ilmu, maka dia sudah mengambil bagian yang besar (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majjah).


(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur dihaturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan lautan nikmat dan kemampuan yang diberikan kepada kita untuk selalu berucap Alhamdulillahhirobbil alamin……….

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena hanya dengan perantaraan kerasulan-Nya, posisi kemanusiaan kita berada dalam naungan iman, islam, dan ihsan.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua penulis yaitu Bapak H. Zuhdi & Ibu Hj. Fatimatus Zuhro yang selalu mencurahkan kasih sayang, memotivasi, dan mendoakan anaknya ini sampai menjadi seorang sarjana “Mayulis Zuhro S.Kep”.

Terimakasih yang kedua untuk kedua kakakku, Ahmad Junaidi Rofi S.IP dan Ali Usman yang selalu mendukung, menjaga, memotivasi adiknya ini dan untuk semua keluarga ayu, Semoga ayu dapat menjadi seperti apa yang kalian harapkan…amin……….

Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan khususnya geng lapas yaitu Syariefah hidayati, Dinah khairul B, Aditya Meru dan sahabat terbaik saya yaitu Aulya Rahmanina Suraya, Siti Aisyah, Syariefah Hidayati, Uswatun Hasanah, Nikmatul Mubarok. Akhirnya kita sudah Sarjana, Mari Kita Lanjutkan Perjuangan di Rumah Sakit…..

Terimakasih untuk petugas lembaga pemasyarakatan anak Blitar, adik lapas, keluarga Meru dan Kharisma yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Skripsi ini selama di Blitar.

Terimakasih buat teman-teman PSIK angkatan 2007 atas doa dan motivasinya….semoga pertemanan kita selalu awet sampai nanti…..Amin Ya Robbal Alamin……..dan untuk semua orang yang mengenal saya, saya ucapkan terimakasih atas segala bantuan dan motivasinya.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Harga Diri pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani M.Kep,Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Ririn Harini, S.Kep., Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo M.Kep,Sp.Kom selaku dosen pembimbin I dan wali kelas PSIK A 2007 atas bimbingan, pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi.

4. Bapak Sunardi S.Kep,, Ns selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi.

5. Bapak Drs. Mochtaroni selaku Kasib Pembinaan yang telah memberi izin dan membantu kami dalam pelaksanaan penelitian.

6. Ibu Yuni Supardi S.Sos selaku staf bimbingan, pengawasan, dan perawatan yang telah memberi izin dan membantu kami dalam pelaksanaan penelitian.

7. Bapak Agus Santoso S.ST selaku staf bimbingan, pengawasan, dan perawatan yang telah memberi izin dan membantu kami dalam pelaksanaan penelitian.


(8)

viii

8. Ibu Munawaroh, BA selaku kepala bagian tata usaha yang telah memberi izin dan membantu kami dalam pelaksanaan penelitian.

9. Dosen dan Staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, atas Ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

10. Bapak H. Zuhdi dan Ibu Hj. Fatimatus Zuhro yang selalu mencurahkan kasih sayang dan mendoakan Ayu dari lahir sampai sekarang “menjadi sarjana”, Terimakasih My Parents atas semuanya “You’re my inspiration and my spirit”,.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bidang keperawatan dan Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar. AMIN……

Malang, 21 April 2011


(9)

ix INTISARI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HARGA DIRI PADA NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

BLITAR

Mayulis Zuhro¹, Yoyok bekti P.², Sunardi³

Latar Belakang Masuknya narapidana remaja ke dalam sel penjara menjadi suatu perubahan hidup yang akan berdampak pada kondisi psikologisnya. Pemenjaraan yang terjadi pada narapidana seringkali memunculkan rasa rendah diri dan minimnya kontak dengan dunia luar. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga diri adalah tingkat inteligensi. Kecerdasan emosi yang tinggi dikaitkan dengan kemampuan menghadapi masalah dengan pikiran tenang sehingga harga diri tetap positif.

Metode Penelitian yang dilakukan adalah penelitian non-eksperimental dengan korelasional yang meneliti hubungan antar variabel dengan desain penelitian berjenis Cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 responden dengan metode Proportionate Stratified random sampling. Analisis data yang digunakan adalah Spearman Rank. Hasil Penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan harga diri pada narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar (r = 0,350, p value = 0,020). Implikasi perawat pada narapidana remaja berupa peran konselor dan kolaborator untuk dapat meningkatkan kecerdasan emosi sehingga akan mempengaruhi harga diri narapidana.

Kata Kunci : Kecerdasan emosional, harga diri, narapidana remaja

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang 3. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang


(10)

x ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH SELF ESTEEM OF ADOLESCENTS INMATES IN CHILDREN PRISON

INSTITUTION AT BLITAR

Mayulis Zuhro¹, Yoyok bekti P.², Sunardi³

Background The entry of adolescent inmates into a prison cell become a life change that will impact on the psychological condition. Imprisonment that occurred on inmates often make to low self esteem and little of contact with outside world. One of the factor that influence self esteem is the level of intelligence. High emotional intelligence are associated with the ability to problems solve with the calm mind until positif self esteem. Methods The study was non-experimental research that examines the correlation relationship between variables with Cross Sectional research design. Sample total in this study are 44 respondents with Proportionate Stratified Random Sampling method. Data analysis used was Spearman Rank.

Results This research indicate that there is a positive correlation between emotional intelligence and self esteem of adolescent inmates in children prison institution at Blitar (r = 0,0350, p value = 0,020). Nurse implications for adolescent inmates of counselor role and collaborator to increase the emotional intelligence that will affect self esteem of prisoners.

Keywords : emotional intelligence, self esteem, adolescent inmate

1. Student Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

2. Lecturer University of Muhammadiyah Malang 3. Lecturer University of Muhammadiyah Malang


(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...i

LEMBAR PERSETUJUAN………...ii

LEMBAR PENGESAHAN………...……..iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………...iv

MOTTO………...v

HALAMAN PERSEMBAHAN………...………...vi

KATA PENGANTAR………...vii

INTISARI……….………...………...ix

ABSTRACT……….….…...x

DAFTAR ISI………...xi

DAFTAR TABEL………...xv

DAFTAR GAMBAR………...xvi

LAMPIRAN………..………...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..………...1

1.2 Rumusan Masalah………..…4

1.3 Tujuan 1.3.1Tujuan Umum………...5

1.3.2 Tujuan Khusus………...5

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi keperawatan………..……...5

1.4.2 Bagi lembaga pemasyarakatan anak Blitar………...6

1.4.3 Bagi narapidana………..…...6

1.4.4 Bagi peneliti………..………...6


(12)

xii

1.5 Keaslian Penelitian……….……...7

1.6 Batasan Penelitian………...8

1.7 Batasan Istilah Penelitian………...…...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional Narapidana 2.1.1 Konsep kecerdasan emosional 2.1.1.1 Pengertian kecerdasan emosi………..9

2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional…...……..11

2.1.1.3 Aspek-aspek kecerdasan emosi………...12

2.1.2 Instrumen kecerdasan emosional………….………...14

2.1.3 Kecerdasan emosional narapidana………..………...15

2.2 Harga Diri Remaja 2.2.1 Konsep harga diri 2.2.1.1 Pengertian harga diri………..…...18

2.2.1.2 Karakteristik harga diri………..………..20

2.2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri………...21

2.2.1.4 Aspek-aspek dalam harga diri………...23

2.2.1.5 Pembentukan harga diri………...25

2.2.1.6 Hambatan dalam perkembangan harga diri………...26

2.2.2 Instrumen harga diri………...27

2.2.3 Harga diri remaja……… ……...27

2.3 Peran Perawat Dalam Agregat Narapidana Remaja………….……….29


(13)

xiii

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual………...………...32

3.2 Hipotesis Penelitian………...35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian………..………...36

4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling……….…………...38

4.3 Variabel Penelitian……….…………...40

4.4 Definisi Operasional………..………...41

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian………...41

4.6 Instrumen Penelitian………..………...42

4.7 Teknik Pengumpulan Data……….……..45

4.8 Teknik Pengolahan dan Analisa data……… …..…...46

4.9 Etika Penelitian………...49

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, agama, dan tingkat pendidikan………...50

5.1.2 Karakteristik responden berdasarkan umur dan masa tahan…..……...52

5.1.3 Karakteristik responden berdasarkan tindakan kriminal………...53

5.2 Kecerdasan mosional narapidana remaja di LPA Blitar………...54

5.3 Harga diri narapidana remaja di LPA Blitar………...54

5.4 Hubungan kecerdasan emosional dengan harga diri pada narapidana remaja di LPA Blitar………...55


(14)

xiv BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Interpretasi dari Hasil

6.1.1 Karakteristik responden………...56

6.1.2 Kecerdasan emosional narapidana remaja di LPA Blitar………...57

6.1.3 Harga diri narapidana remaja di LPA Bliat…………...………...58

6.1.4 Analisis hubungan kecerdasan emosional dengan harga diri pada narapidana remaja di LPA Bliatar dengan menggunakan rumus Spearman Rank………...60

6.2 Keterbatasan Penelitian 6.2.1 Desain penelitian………...………..62

6.2.2 Instrumen………...………...62

6.2.3 Teknik sampling………...63

6.3 Implikasi Keperawatan…...………...63

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan……….…...65

7.2 Saran……….…...66


(15)

xv

DAFTAR TABEL

4.1 Definisi Operasional………...41

4.2 Pedoman pemberian interpretasi terhadap koefisien korelasi………...48

5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, agama, dan tingkat pendidikan……….………..50

5.2 Karakteristik responden berdasarkan umur dan masa tahanan……...52

5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Kecerdasan emosional…………...54

5.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Harga diri………...54

5.6 Nilai P value, koefisien korelasi, dan determinasi pada hubungan kecerdasan emosional dengan harga diri pada narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar………..55


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

3.1 Kerangka Konsep………...32 4.1 Kerangka Kerja………37 5.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis tindakan kriminal…….…………...53


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Pendahuluan………...71

2. Surat Ijin Penelitian……….………...………72

3. Surat selesai penelitian ………..73

4. Lembar Permohonan Menjadi Responden………....…...74

5. Lembar Persetujuan Menjadi Responden………....……...75

6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian………...76

7. Kuesioner – Kuesioner a. Kecerdasan emosi………...….…...77

b. Harga diri………...…...79

8. Profil Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar………...80

9. Tabulasi variabel Kecerdasan emosional responden pada narapidana remaja di lembaga pemasyarakatan anak Blitar………...85

10. Tabulasi variabel Harga diri responden pada narapidana remaja di lembaga pemasyarakatan anak Blitar……….……...88

11. Tabel Correlations Spearman Rank menggunakan SPSS Versi 16 ……….91

12. Tabel Hasil Uji Validitas……….………...92

13. Lembar Konsultasi…….………...97


(18)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., & Asrori, M.(2009).Psikologi Remaja Perkembangan Peserta didik.Jakarta:Bumi Aksara

Alimul H, A.(2003).Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta:Salemba Medika Alimul H, A.(2008).Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta:Salemba Medika Arikunto, S.(2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Asdi Mahasatya Azwar,S.(2009).Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Goleman, D.(2001).Working with Emotional Intelligence.Alih Bahasa Widodo & Alex Tri Kantjono.Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Notoadmodjo, S.(2005).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam.(2008).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2.Jakarta:Salemba Medika

Patton,P.(2000).EQ (Emotional Intelligence)- The Foundation.Alih Bahasa Hermes.EQ (Kecerdasan Emosional)-Landasan.Jakarta:PT Mitra Media Publisher

Potter, P., & Perry, A.G.(2005).Fundamental Of Nursing : Concepts, Process and Practice, 4/E.Alih Bahasa Asih, yasmin dkk.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik Vol.1 E/4.Jakarta:EGC

Prasetyono, D.S.(2010).Tes IQ dan EQ Plus.Jogjakarta:Buku biru

Priyanto,dwi.2009.Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis data dan Uji Statistik.Jakarta:Mediakom

Riyanto,T.(2009).Mau bahagia.Yogyakarta:Penerbit Kanisius (anggota IKAPI)

Shapiro,L.E.(2001).How to Raise A Child with A high EQ.Alih Bahasa Kantjono, Alex Tri.Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak.Jakarta:Gramedia

Stein, Robert J.(2010).Tes EQ 20 Tes Mandiri untuk Mengetahui dan Memaksimalkan Potensi EQ Anda.Jakarta:PT.Prestasi Pustakaraya.

Sugiyono.(2010).Statistika Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta

Suliswati, Payapo, T.A., Maruhawa, J., Sianturi, Y., & Sumijatun. (2005).Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta:EGC


(19)

xix

Anisyah,Dhian.(2009).Hubungan antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Penyalahgunaan NAPZA pada Wanita Dewasa.Skripsi thesis(diterbitkan).Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. (http://etd.eprints.ums.ac.id/3693/2/F10004009 7.pdf,di peroleh 25 Oktober 2010). Carmeli, Abraham;Yitzhak- Halevy, Meyrav; & Weisberg, Jacob.(Januari 2009).The

Relationship between emotional intelligence and psychological wellbeing. Journal

of managerial Psychology.Vol. 24, Number 1, 2009, pp.66-78(13).

(http://www.ingentaconnect.com/content/mcb/050/2009/00000024/00000 001/ art 00004, di peroleh 5 februari 2011).

Handayani, T.P.(2010).Kesejahteraan Psikologis Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo Studi Kualitatif Fenomenologis.Skripsi (diterbitkan).Semarang :Fakultas Psikologi Universitas Dipenogoro.(http: //eprints. undip.ac.id/11132/1/RINGKASAN_SKRIPSI_Kesejahteraan_ Psikologis_ Narapidana_ Remaja_di_Lembaga_Pemasyarakatan_Anak_Kutoa.pdf, di peroleh 19 oktober 2010).

Jasmine.(2010).Kecerdasan Emosi.( http://jasmine.student.umm.ac.id/download-as-pdf/ umm_blog_article_83.pdf, di peroleh 5 Februari 2011).

Manik, Christa gumanti.2007.Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Anak Tanjung Gusta Medan.Skripsi (diterbitkan).Medan:Program studi Ilmu Keperawatan. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14539/1/09E02 738.pdf, di peroleh 20 desember 2010).

Menteri Kehakiman Republik Indonesia.(2009).Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/ Tahanan Menteri Kehakiman Republik Indonesia.(http://icjr. or.id/wp-content/ uploads/ 2009/ 02/ kepmen-th-1990-tentang-pola-pembinaan-narapidana-atau-tahanan. Pdf, di peroleh 8 oktober 2010).

Nasional Pelita.2010.Meneg PP dan PA Dukung Grasi Napi Anak. (http://www. menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_docman &task =doc_download& gid=284 & Itemid=116, di peroleh 17 oktober 2010)

Sari, Citra Puspita.(2009).Jurnal Harga Diri Pada Remaja Putri Yang Telah Melakukan Hubungan Seks Pranikah. (http://www.gunadarma.ac.id/library/ articles /graduate/industrial-technology/2009/Artikel_10504036.pdf, di peroleh 8 oktober 2010).

Sillick & Schutte.2006.Emtional Intelligence and Self Esteem Mediate between perceived early parental love and adult happiness.E-Journal of applied psychology : Emotional intelligence 2 (2) : 38-48 (2006).( http://ojs.lib.swin.edu. au/index.php/ ejap/article/viewFile/71/100, di peroleh 7 maret 2011)


(20)

xx

Sriati, A.2008.Harga Diri Remaja. Fakultas Ilmu Keperawatan Jatinagor. (http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/ uploads/publikasi_dosen/HARGA %20 DIRI. pdf, di peroleh 8 Oktober 2010).

Wahyuningsih, A.S.(2004).Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II SMU LAB School Jakarta Timur.Skripsi (diterbitkan).Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I. (http://kosongdelapan. com/skripsi/Skripsi%20witri.doc, di peroleh 8 oktober 2010). Wirnata, Made.2009.Harga Diri Pasien Dermatitis Kontak. (http://wir-nursing.blogspot.


(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Goleman (2001) kecerdasan emosional merupakan kemampuan

untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan

memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi diri sendiri dengan baik

dan dalam hubungan dengan orang lain. Seseorang yang dapat mengelola emosinya

dengan baik artinya orang tersebut memiliki kecerdasan emosional. Bar-On (1992,

dalam Wahyuningsih, 2004) menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan

serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan

seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.

Narapidana remaja di lembaga pemasyarakatan anak menjalani tanggung jawab

kehidupannya sendiri dalam menghadapi perubahan fisik, seksual, psikologis, kognitif

dan tuntutan sosial. Kondisi ini menimbulkan rasa ketidaknyamanan fisik dan psikis.

Ketidaknyamanan secara fisik maupun psikis selama menjalani hukuman di Lembaga

Pemasyarakatan Anak akan berdampak pada kesejahteraan psikologisnya. Distres

merupakan keadaan sakit secara fisik dan psikologis yang merupakan salah satu

indikator utama dalam kesehatan mental. Efek negatif dari distres berupa timbulnya

rasa ketidakberdayaan diri sehingga menerima keadaan apa adanya tanpa melakukan

usaha untuk merubah hidupnya ke arah yang lebih baik (Handayani, 2010). Emosi

mempengaruhi perilaku karena emosi merupakan dorongan untuk bertindak.


(22)

2

berperilaku tepat dan sesuai dengan permintaan sosial. Salah satu indikator seseorang

dikatakan cerdas secara emosional jika mampu memotivasi dirinya sendiri dan

mampu mengelola emosinya.

Kualitas emosi berkaitan dengan harga diri. Harga diri merupakan bagian dari

konsep diri. Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai

peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu. Maslow

dalam teori hirarki kebutuhannya menempatkan individu akan harga diri sebagai

kebutuhan pada level puncak sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Harga diri adalah

penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak

kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri sangat mengancam pada

masa pubertas karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, banyak

keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri. Remaja perlu merasa

diterima dan dihargai dalam suatu hubungan. Jika remaja mempunyai banyak teman

dan rasa termasuk dalam teman sebaya, harga dirinya akan meningkat. Tetapi jika ia

terisolir dan tidak pandai bergaul maka ia akan cenderung mengevaluasi dirinya secara

negatif (Suliswati dkk, 2005).

Pentingnya pemenuhan kebutuhan harga diri individu khususnya pada

kalangan remaja terkait erat dengan dampak negatif jika mereka tidak memiliki harga

diri yang mantap. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku

sosialnya, merasa inferior dan canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka

dapat terpenuhi secara memadai kemungkinan mereka akan memperoleh sukses

dalam menampilkan perilaku sosialnya, tampil dengan keyakinan diri (self confidence) dan merasa memiliki nilai dalam lingkungan sosialnya. Selain itu, harga diri tinggi

menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki kepribadian yang sehat (Jordan et. al


(23)

3

Seorang tahanan penjara atau narapidana akan menjalani kehidupan yang

berbeda dengan kehidupan teman-teman seusianya yang tinggal di luar lembaga

pemasyarakatan. Mereka tidak dapat merasakan kebebasan seperti kehidupan di luar

Lembaga Pemasyarakatan. Kondisi ini dikemukakan oleh Mulyadi (dalam Handayani,

2010) sebagai akibat bahwa pidana penjara merupakan pidana bersifat perampasan

kemerdekaan pribadi terpidana karena penempatannya dalam bilik penjara.

Kehilangan kemerdekaan itu antara lain hilangnya hubungan heteroseksual (loos of heteroseksual), hilangnya kebebasan (loos of autonomy), hilangnya pelayanan (loos of good and service), dan hilangnya rasa aman (loos of security), di samping itu kesakitan lain seperti akibat prasangka buruk dari masyarakat (moral rejection of the inmates by society).

Masuknya narapidana ke dalam sel penjara menjadi suatu perubahan hidup

yang akan berdampak pada kondisi psikologisnya. Perubahan hidup menjadi sumber

stres bila perubahan hidup tersebut menuntut individu untuk menyesuaikan diri

(Nevid dalam handayani, 2010). Pemenjaraan yang terjadi pada narapidana seringkali

memunculkan rasa rendah diri dan minimnya kontak dengan dunia luar (Kartono,

1999, dalam Handayani, 2010). Beberapa studi kasus di lembaga pemasyarakatan anak

luar negeri di dapat bahwa narapidana mengalami depresi, homesick, harga diri

rendah, cemas, gagap, kesulitan menjalin hubungan sosial, ide bunuh diri, frustasi.

Cemas menghadapi masa depan, dan agresif. Salah satu faktor yang mempengaruhi

harga diri adalah tingkat inteligensi. Kecerdasan emosi yang tinggi dikaitkan dengan

kemampuan menghadapi masalah dengan pikiran tenang sehingga harga diri tetap

positif.

Menurut keputusan menteri tahun 1990 tentang pola pembinaan narapidana

atau tahanan, lembaga pemasyarakatan anak adalah unit pelaksana teknis


(24)

4

pemasyarakatan anak Blitar merupakan satu-satunya lembaga pemasyarakatan anak

yang berada di Jawa timur. Jumlah keseluruhan untuk narapidana sampai tanggal 27

oktober 2010 sebanyak 152 orang yang berusia 8 tahun sampai 21 tahun dengan

kasus terbanyak adalah pencurian dan pemakaian obat terlarang. Dari ketegori usia

tersebut Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar memiliki anak binaan yang termasuk

dalam fase usia remaja yaitu antara usia 13 tahun sampai 20 tahun. Hal ini

sebagaimana dijelaskan dalam Potter & Perry (2005) tentang remaja atau adolescents

yang merupakan suatu tahap perkembangan di mana individu mengalami perubahan

dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada fase ini, semua remaja mengalami

suatu perubahan yang signifikan terhadap perkembangan kognitif dan psikososialnya.

Sedangkan untuk data narapidana anak menurut Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,

Departemen Hukum dan HAM pada bulan maret 2008 tercatat jumlah narapidana

sebanyak 5630 anak, jumlah ini meningkat 10 persen diawal tahun 2010 menjadi 6271

anak (Nasional pelita, 2010, Meneg PP dan PA Dukung Grasi Napi Anak,

http://www. Menegpp.go.id/aplikasidata/index.Php?option=com_docman&task=

doc_download&gid= 284 &Itemid=116, diperoleh tanggal 17 oktober 2010).

Berdasarkan data dan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Harga Diri pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara kecerdasan emosional dengan harga diri pada


(25)

5

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Antara Kecerdasan

Emosional dengan Harga Diri pada Narapidana Remaja di Lembaga

Pemasyarakatan Anak Blitar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui karakteristik narapidana remaja di Lembaga

Pemasyarakatan Anak Blitar.

2) Mengetahui kecerdasan emosional narapidana remaja di Lembaga

Pemasyarakatan Anak Blitar.

3) Mengetahui harga diri narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan

Anak Blitar.

4) Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan harga diri

pada narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

bagi perkembangan ilmu keperawatan dalam cakupan kecerdasan emosional dan

hubungannya dengan harga diri pada narapidana remaja yang memiliki kebutuhan


(26)

6

1.4.2 Bagi Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi

khususnya kepada Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar dalam upaya

membimbing dan memotivasi narapidana remaja untuk menggali dan

meningkatkan kecerdasan emosional dan harga diri.

1.4.3 Bagi Narapidana

Sebagai tambahan informasi tentang kecerdasan emosional dan harga diri

pada narapidana remaja dan tingkat hubungan antara kecerdasan emosional

dengan harga diri.

1.4.4 Bagi Peneliti

1. Menerapkan pengetahuan riset keperawatan yang sudah didapat untuk

memperoleh informasi dan mencari hubungan antara kecerdasan

emosional dengan harga diri.

2. Sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang

memberi manfaat di masa yang akan datang.

1.4.5 Bagi peneliti yang akan datang

Dapat memberikan wacana dan tambahan informasi tentang hubungan

kecerdasan emosional dan harga diri narapidana remaja serta dapat memberikan


(27)

7

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah

ada sebelumnya. Namun dari segi variabel dan subjek penelitian ini benar-benar asli

dan belum pernah diteliti sebelumnya.

Menurut penelitian Wahyuningsih (2004) terdapat hubungan antara

kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa SMA. Semakin tinggi kecerdasan

emosionalnya maka semakin tinggi prestasi belajarnya dan begitu juga sebaliknya.

(http://kosongdelapan. com/skripsi/Skripsi%20witri.doc, di akses pada tanggal 8

oktober 2010).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anisyah (2009) terdapat hubungan

yang positif antara kematangan emosi dan kepercayaan diri dengan perilaku

penyalahgunaan Napza. Kematangan emosi seseorang mempengaruhi kepercayaan

diri responden dalam berperilaku penyalahgunaan Napza. (http://etd.eprints.

ums.ac.id/3693/2/F10004009 7.pdf,diperoleh 25 Oktober 2010).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain adalah penelitian ini lebih

mengungkapkan pada sisi emosi narapidana yang berada dalam penjara. Bagaimana

emosi seseorang itu timbul dalam dirinya sehingga mempengaruhi pola pikir yang

menimbulkan penilaian diri (harga diri) saat narapidana berada dipenjara. Selain itu

bagaimana peran kecerdasan emosi dalam diri seseorang dalam menghadapi keadaan

di lembaga pemasyarakatan. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini juga berbeda.

Dalam penelitian ini menggunakan narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan


(28)

8

1.6 Batasan Penelitian

1. Dalam penelitian ini, meneliti tentang hubungan kecerdasan emosional yang

terdiri dari 5 aspek yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi,

mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan terhadap harga diri.

2. Responden dalam penelitian ini adalah narapidana remaja di Lembaga

Pemasyarakatan Anak Blitar yang berumur 12-21 tahun.

1.7 Batasan Istilah Penelitian

1. Kecerdasan emosional adalah bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan

kemampuan memantau perasaan dan emosi baik bagi diri sendiri maupun

orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk

membimbing pikiran dan tindakan.

2. Harga diri merupakan penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

3. Narapidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan hilang kemerdekaan di

lembaga pemasyarakatan.

4. Lembaga pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan

terhadap orang-orang yang dijatuhi hukuman penjara atau kurungan


(1)

Seorang tahanan penjara atau narapidana akan menjalani kehidupan yang berbeda dengan kehidupan teman-teman seusianya yang tinggal di luar lembaga pemasyarakatan. Mereka tidak dapat merasakan kebebasan seperti kehidupan di luar Lembaga Pemasyarakatan. Kondisi ini dikemukakan oleh Mulyadi (dalam Handayani, 2010) sebagai akibat bahwa pidana penjara merupakan pidana bersifat perampasan kemerdekaan pribadi terpidana karena penempatannya dalam bilik penjara. Kehilangan kemerdekaan itu antara lain hilangnya hubungan heteroseksual (loos of heteroseksual), hilangnya kebebasan (loos of autonomy), hilangnya pelayanan (loos of good and service), dan hilangnya rasa aman (loos of security), di samping itu kesakitan lain seperti akibat prasangka buruk dari masyarakat (moral rejection of the inmates by society).

Masuknya narapidana ke dalam sel penjara menjadi suatu perubahan hidup yang akan berdampak pada kondisi psikologisnya. Perubahan hidup menjadi sumber stres bila perubahan hidup tersebut menuntut individu untuk menyesuaikan diri (Nevid dalam handayani, 2010). Pemenjaraan yang terjadi pada narapidana seringkali memunculkan rasa rendah diri dan minimnya kontak dengan dunia luar (Kartono, 1999, dalam Handayani, 2010). Beberapa studi kasus di lembaga pemasyarakatan anak luar negeri di dapat bahwa narapidana mengalami depresi, homesick, harga diri rendah, cemas, gagap, kesulitan menjalin hubungan sosial, ide bunuh diri, frustasi. Cemas menghadapi masa depan, dan agresif. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga diri adalah tingkat inteligensi. Kecerdasan emosi yang tinggi dikaitkan dengan kemampuan menghadapi masalah dengan pikiran tenang sehingga harga diri tetap positif.

Menurut keputusan menteri tahun 1990 tentang pola pembinaan narapidana atau tahanan, lembaga pemasyarakatan anak adalah unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang menampung, merawat dan membina anak negara. Lembaga


(2)

pemasyarakatan anak Blitar merupakan satu-satunya lembaga pemasyarakatan anak yang berada di Jawa timur. Jumlah keseluruhan untuk narapidana sampai tanggal 27 oktober 2010 sebanyak 152 orang yang berusia 8 tahun sampai 21 tahun dengan kasus terbanyak adalah pencurian dan pemakaian obat terlarang. Dari ketegori usia tersebut Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar memiliki anak binaan yang termasuk dalam fase usia remaja yaitu antara usia 13 tahun sampai 20 tahun. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Potter & Perry (2005) tentang remaja atau adolescents yang merupakan suatu tahap perkembangan di mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada fase ini, semua remaja mengalami suatu perubahan yang signifikan terhadap perkembangan kognitif dan psikososialnya. Sedangkan untuk data narapidana anak menurut Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Departemen Hukum dan HAM pada bulan maret 2008 tercatat jumlah narapidana sebanyak 5630 anak, jumlah ini meningkat 10 persen diawal tahun 2010 menjadi 6271 anak (Nasional pelita, 2010, Meneg PP dan PA Dukung Grasi Napi Anak, http://www. Menegpp.go.id/aplikasidata/index.Php?option=com_docman&task= doc_download&gid= 284 &Itemid=116, diperoleh tanggal 17 oktober 2010).

Berdasarkan data dan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Harga Diri pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara kecerdasan emosional dengan harga diri pada narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar?


(3)

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Harga Diri pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui karakteristik narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar.

2) Mengetahui kecerdasan emosional narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar.

3) Mengetahui harga diri narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar.

4) Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan harga diri pada narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu keperawatan dalam cakupan kecerdasan emosional dan hubungannya dengan harga diri pada narapidana remaja yang memiliki kebutuhan khusus di Lembaga pemasyarakatan anak.


(4)

1.4.2 Bagi Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar dalam upaya membimbing dan memotivasi narapidana remaja untuk menggali dan meningkatkan kecerdasan emosional dan harga diri.

1.4.3 Bagi Narapidana

Sebagai tambahan informasi tentang kecerdasan emosional dan harga diri pada narapidana remaja dan tingkat hubungan antara kecerdasan emosional dengan harga diri.

1.4.4 Bagi Peneliti

1. Menerapkan pengetahuan riset keperawatan yang sudah didapat untuk memperoleh informasi dan mencari hubungan antara kecerdasan emosional dengan harga diri.

2. Sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang memberi manfaat di masa yang akan datang.

1.4.5 Bagi peneliti yang akan datang

Dapat memberikan wacana dan tambahan informasi tentang hubungan kecerdasan emosional dan harga diri narapidana remaja serta dapat memberikan tindak lanjut terhadap hasil penelitian.


(5)

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Namun dari segi variabel dan subjek penelitian ini benar-benar asli dan belum pernah diteliti sebelumnya.

Menurut penelitian Wahyuningsih (2004) terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa SMA. Semakin tinggi kecerdasan emosionalnya maka semakin tinggi prestasi belajarnya dan begitu juga sebaliknya. (http://kosongdelapan. com/skripsi/Skripsi%20witri.doc, di akses pada tanggal 8 oktober 2010).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anisyah (2009) terdapat hubungan yang positif antara kematangan emosi dan kepercayaan diri dengan perilaku penyalahgunaan Napza. Kematangan emosi seseorang mempengaruhi kepercayaan diri responden dalam berperilaku penyalahgunaan Napza. (http://etd.eprints. ums.ac.id/3693/2/F10004009 7.pdf,diperoleh 25 Oktober 2010).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain adalah penelitian ini lebih mengungkapkan pada sisi emosi narapidana yang berada dalam penjara. Bagaimana emosi seseorang itu timbul dalam dirinya sehingga mempengaruhi pola pikir yang menimbulkan penilaian diri (harga diri) saat narapidana berada dipenjara. Selain itu bagaimana peran kecerdasan emosi dalam diri seseorang dalam menghadapi keadaan di lembaga pemasyarakatan. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini juga berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar sebagai subjek penelitian.


(6)

1.6 Batasan Penelitian

1. Dalam penelitian ini, meneliti tentang hubungan kecerdasan emosional yang terdiri dari 5 aspek yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan terhadap harga diri. 2. Responden dalam penelitian ini adalah narapidana remaja di Lembaga

Pemasyarakatan Anak Blitar yang berumur 12-21 tahun.

1.7 Batasan Istilah Penelitian

1. Kecerdasan emosional adalah bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik bagi diri sendiri maupun orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.

2. Harga diri merupakan penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

3. Narapidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan hilang kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan.

4. Lembaga pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan terhadap orang-orang yang dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan.