Analisis dan Usulan Perbaikan Kualitas Produk Kemeja Dengan Menerapkan Metode DMAIC (Di PT.KNK Surya Anugerah Garment).

(1)

ABSTRAK

Penulis melakukan penelitian pada perusahaan garment yaitu PT KNK Surya Anugerah yang berlokasi di Jl Raya Sukamenak No.97 Kopo-Sayati. Kegiatan produksinya adalah job order yang memproduksi kaos, kemeja, jaket, sweater,celana dll. Sekarang ini perusahaan sedang mengalami masalah yang cukup berat yaitu adanya produk cacat yang dihasilkan mencapai 7.03 % dari setiap produk yang telah diproduksi, cacat tersebut bisa diperbaiki dan ada cacat yang tidak dapat diperbaiki sehingga perusahaan menanggung kerugian yang cukup besar dalam hal materi, waktu pengerjaan produksi menjadi lama sehingga target produksi yang telah ditetapkan masih belum terpenuhi untuk produksi setiap harinya dan akhirnya pengiriman barang terlambat untuk sampai kepada konsumen dan banyak konsumen yang mengeluh terhadap kondisi tersebut.

Penulis melakukan penelitian sekitar bulan Januari-Maret 2007 dan data yang didapatkan sebanyak 34 data untuk produk kemeja. Untuk saat ini produk kemeja merupakan salah satu produk yang mempunyai persen cacat tersebesar diantara produk lainnya sehingga penulis mengambil data untuk produk kemeja saja. Cacat produk kemeja antara lain adalah cacat kotor, cacat bolong, cacat belang, cacat jahitan tidak rapi, cacat makeoff tidak rapi, cacat obras tidak rapi, cacat pasang saku dan cacat salah pasang label. Sebenarnya perusahaan menginginkan target zero defect tetapi pada faktanya selalu terjadi cacat sehingga perusahaan menetapkan toleransi cacat sebesar 2 % dari setiap output yang dihasilkannya.

Dengan adanya masalah seperti yang telah diuraikan diatas maka hal yang dapat dilakukan penulis adalah dengan menerapkan perbaikan kualitas dengan menerapkan Perbaikan Six Sigma dengan model perbaikan DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) yaitu dengan mengelompokkan cacat berdasarkan karakteristik keseriusan cacat, membuat diagram pareto untuk mengetahui jenis-jenis cacat yang menjadi prioritas penanganan perbaikan, grafik kontrol U untuk mengetahui apakah proses masih berada dalam batas kendali (jumlah defect ), grafik kontrol P untuk mengetahui apakah proses masih derada dalam batas kendali ( jumlah defective ), peta demerit untuk mengetahui cacat dengan karakteristik yang berbeda apakah proses masih dalam batas kendali, DPMO dan nilai sigma proses untuk mengetahui kinerja proses, Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengetahui akar penyebab kegagalan, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi dan mencegah terjadinya cacat, metode 5W+1H untuk memberikan usulan terhadap masalah yang sedang dihadapi agar dapat segera teratasi dengan baik. Dengan menerapkan model perbaikan tersebut sehingga kualitas dari produk kemeja dapat ditingkatkan lebih baik lagi, biaya produksi menjadi lebih kecil dan dapat meminimasi cacat yang terjadi di waktu yang mendatang.


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

SURAT PERNYATAAN HASIL PRIBADI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2.Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3.Pembatasan Masalah ... 1-4 1.4.Perumusan Masalah ... 1-5 1.5.Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1-5 1.6.Sistematika Penulisan ... 1-5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kualitas ... 2-1 2.1.1 Definisi Kualitas ... 2-1 2.1.2 Biaya Kualitas ... 2-2 2.1.3 Perspektif Kualitas ... 2-3 2.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas ... 2-4 2.1.5 Dimensi Kualitas ... 2-6 2.2 Konsep Pengendalian Kualitas ... 2-7 2.2.1 Defini Pengendalian Kualitas ... 2-7 2.2.2 Tujuan Pengendalian Kualitas ... 2-8 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi Pengendalian Kualitas ... .2-8 2.2.4 Jenis Pengendalian Kualitas ... 2-10 2.2.5 Aspek Pengendalian Kualitas ... 2-10


(3)

2.2.6 Jenis variasi produksi ... 2-11 2.2.7 Jenis Inspeksi ... 2-14

2.3 Konsep Six Sigma ... 2-14 2.3.1 Definisi Six sigma ... 2-14 2.3.2 Tujuan konsep six sigma ... 2-15 2.3.3 Keuntungan penerapan six sigma ... 2-16 2.3.4 Strategi dan perbaikan six sigma ... 2-17 2.3.5 Penjelasan alat-alat terapan Six Sigma ... 2-19 2.3.6 Metode Six Sigma ... 2-22 2.4 Model Perbaikan Six Sigma ... 2-23 2.4.1 Model DMAIC ... 2-23 2.4.1.1 Keuntungan Model DMAIC ... 2-29 2.4.1.2 Alat bantu model DMAIC ... 2-30 2.4.1.2.1 Lembar periksa ... 2-30 2.4.1.2.2 Stratifikasi ... 2-30 2.4.1.2.3 Diagram Pareto ... 2-31 2.4.1.2.4 Peta kendali ... 2-32 2.4.1.2.5 Peta demerit ... 2-36 2.4.1.2.6 Menentukan defect dan ukuran sigma ... 2-37 2.4.1.2.7 Fault Tree Analisis ... 2-39 2.4.1.2.8 Failure Mode and Effect Analysis ... 2-40 2.4.1.2.9 Penetapan rencana tindakan ... 2-43 2.4 2 Model PDCA ... 2-44 2.4.3 Model SEA ... 2-47 2.4 4 Model SEL ... 2-48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flow chart ... 3-1 3.2 Keterangan Flow chart ... 3-3 3.2.1 Penelitian pendahuluan ... 3-3 3.2.2 Study Literatur ... 3-3 3.2.3 Identifikasi masalah ... 3-3


(4)

3.2.4 Pembatasan masalah ... 3-4 3.2.5 Perumusan masalah ... 3-4 3.2.6 Tujuan penelitian ... 3-5 3.2.7 Pengumpulan data ... 3-5 3.2.8 Pengolahan data ... 3-6 3.2.9 Analisis ... 3-10 3.2.10 Usulan ... 3-10 3.2.11 Kesimpulan dan saran ... 3-11 BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data umum perusahaan ... 4-1 4.1.1 Sejarah perusahaan ... 4-1 4.1.2 Waktu kerja perusahaan ... 4-2 4.1.3 Tenaga kerja ... 4-2 4.1.4 Struktur Organisasi ... 4-2 4.2 Data proses produksi ... 4-10 4.2.1 Bahan baku yang digunakan ... 4-10 4.2.2 Jenis mesin ... 4-11 4.3 Data jenis dan jumlah cacat ... 4-25 4.4 Prosedur pengendalian kualitas sekarang ... 4-31 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Define ... 5-1 5.1.1 Stratifikasi ... 5-1 5.2 Measure ... 5-5 5.2.1 Peta kendali ... 5-5 5.2.1.1 Peta kendali atribut U ... 5-6 5.2.1.1.1 Peta U untuk cacat kotor ... 5-6 5.2.1.1.2 Peta U untuk cacat bolong ... 5-8 5.2.1.1.3 Peta U untuk cacat belang ... 5-10 5.2.1.1.4 Peta U untuk cacat jahitan tidak rapi ... 5-12 5.2.1.1.5 Peta U untuk cacat make off tidak rapi ... 5-14 5.2.1.1.6 Peta U untuk cacat obras tidak rapi ... 5-16


(5)

5.2.1.1.7 Peta U untuk cacat pasang saku ... 5-18 5.2.1.1.8 Peta U untuk cacat salah pasang ukuran ... 5-20 5.2.1.2 Peta kendali atribut P ... 5-22 5.2.1.3 Peta Demerit ... 5-24 5.2.2 DPMO dan nilai sigma proses ... 5-28 5.3 Analyze ... 5-31 5.3.1 Diagram Pareto ... 5-31 5.3.2 Fault Tree Analysis ( FTA ) ... 5-33 5.3.2.1 FTA untuk cacat kotor ... 5-34 5.3.2.2 FTA untuk cacat belang ... 5-37 5.3.2.3 FTA untuk cacat bolong ... 5-39 5.3.2.4 FTA untuk cacat jahitan tidak rapi ... 5-41 5.3.2.5 FTA untuk cacat make off tidak rapi ... 5-44 5.3.2.6 FTA untuk cacat obras tidak rapi ... 5-47 5.3.2.7 FTA untuk cacat pasang saku ... 5-49 5.3.2.8 FTA untuk cacat salah pasang ukuran ... 5-51 5.3.3 Failure Mode and Effect Analyze ... 5-53 5.3.3.1 Tabel FMEA ... 5-54 5.3.3.2 Keterangan FMEA ... 5-63 5.4 Improve ... 5-80 5.5 Control ... 5-83 5.6 Usulan ... 5-84 5.6.1 Usulan pengendalian kualitas ... 5-84 5.6.2 Usulan Perbaikan kualitas ... 5-86 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 6-1 6.2. Saran ... 6-9 DAFTAR PUSTAKA ... xvii LAMPIRAN... L1 - 1 KOMENTAR DOSEN PENGUJI ... xviii DATA PENULIS ... xix


(6)

Tabel Judul

1.1 Data cacat dan persentase cacat produk kemeja 1 - 3

2.1 Hubungan yield (%), DPMO dan Sigma 2 - 38

2.2 Metode 5W+1H 2 - 43

4.1 Data waktu kerja perusahaan 4 - 2

4.2 Maintenance mesin jahit jarum 1 4 - 11

4.3 Maintenance mesin jahit jarum 2 4 - 12

4.4 Maintenance mesin obras benang 3 4 - 13

4.5 Maintenance mesinobras benang 4 4 - 14

4.6 Maintenance mesin makeoff 4 - 15

4.7 Maintenance mesin bartex 4 - 16

4.8 Maintenance mesin press 4 - 17

4.9 Maintenance mesin potong kerah 4 - 18

4.10 Maintenance mesin kerah lancip 4 - 19

4.11 Maintenance mesin kerah gembung 4 - 19

4.12 Maintenance mesin pasang kancing 4 - 20

4.13 Maintenance mesin lubang kancing 4 - 21

4.14 Maintenance mesin steam 4 - 22

4.15 Maintenance mesin snap 4 - 23

4.16 Maintenance mesin potong kerah 4 24

4.17 Data jumlah defect dan defective untuk karakteristik cacat 4 - 30

DAFTAR TABEL


(7)

Tabel Judul

5.1 Stratifikasi cacat 5 - 2

5.2 Perhitungan peta kendali U untuk cacat kotor 5 - 6 5.3 Perhitungan peta kendali U untuk cacat bolong 5 - 8 5.4 Perhitungan peta kendali U untuk cacat belang 5 - 10 5.5 Perhitungan peta kendali U untuk cacat jahitan tidak rapi 5 - 12 5.6 Perhitungan peta kendali U untuk cacat makeoff tidak rapi 5 - 14 5.7 Perhitungan peta kendali U untuk cacat obras tidak rapi 5 - 16 5.8 Perhitungan peta kendali U untuk cacat pasang saku 5 - 18 5.9 Perhitungan peta kendali U untuk cacat salah pasang ukuran 5 - 20

5.12 Perhitungan peta kendali P 5 - 22

5.13 Perhitungan niali Do 5 - 24

5.14 Perhitungan peta demerit 5 - 25

5.15 Proses sigma calculation 5 - 28

5.16 Perhitungan DPMO dan nilai sigma per unit 5 - 29

5.17 Perhitungan diagram pareto 5 - 32

5.18 Failure Mode and Effect Analysis cacat bolong 5 - 54 5.19 Failure Mode and Effect Analysis cacat kotor 5 - 55 5.20 Failure Mode and Effect Analysis cacat belang 5 - 56 5.21 Failure Mode and Effect Analysis cacat pasang saku 5 - 57 5.22 Failure Mode and Effect Analysis cacat jahitan tidak rapi 5 - 58 5.23 Failure Mode and Effect Analysis cacat make off tidak rapi 5 - 59 5.24 Failure Mode and Effect Analysis cacat obras tidak rapi 5 - 60 5.25 Failure Mode and Effect Analysis cacat salah pasang ukuran 5 - 61 5.26 Tindakan rekomendasi menurut RPN 5 - 62

5.27 Usulan 5W+1H 5 - 95

6.1 Penyebab ccat produk kemeja 6 - 4

6.2 Usulan perbaikan cacat produk kemeja 6 - 6

DAFTAR TABEL


(8)

Gambar Judul

2.1 Tiga strategi Six Sigma 2 - 17

2.2 Siklus DMAIC 2 - 28

2.3 Simbol FTA 2 - 40

2.4 Relationship between control and improvement under PDCA cycle 2 - 45

2.5 Siklus PDCA 2 - 45

3.1 Flowchart metodologi penelitian 3 - 1 4.1 Struktur Organisasi PT.KNK Surya Anugerah 4 - 3 4.2 Mesin jahit jarum 1 4 - 11 4.3 Mesin jahit jarum 2 4 - 12 4.4 Mesin obras benang 4 4 - 13 4.5 Mesin obras benang 5 4 - 14

4.6 Mesin make off 4 - 15

4.7 Contoh jahitan makeoff 4 - 16

4.8 Mesin bartex 4 - 17

4.9 Mesin press 4 - 17

4.10 Mesin potong kerah 4 - 18 4.11 Mesin kerah lancip 4 - 19 4.12 Mesin kerah gembung 4 - 20 4.13 Mesin pasang kancing 4 - 21 4.14 Mesin lubang kancing 4 - 22

4.15 Steam 4 - 22

4.16 Mesin snap 4 - 23

4.17 Mesin potong 4 - 24

4.18 Cacat kotor 4 - 25

4.19 Cacat belang 4 - 26

4.20 Cacat bolong 4 - 26

4.21 Cacat jahitan tidak rapi 4 - 27

4.22 Makeoff tidak rapi 4 - 27

4.23 Obras tidak rapi 4 - 28

4.24 Cacat pasang saku 4 - 28 4.25 Cacat salah pasang ukuran 4 - 29

DAFTAR GAMBAR


(9)

Gambar Judul

5.1 Grafik Peta Kendali U Cacat kotor 5 - 7 5.2 Grafik Peta Kendali U Cacat bolong 5 - 9 5.3 Grafik Peta Kendali U Cacat belang 5 - 11 5.4 Grafik Peta Kendali U Cacat jahitan tidak rapi 5 - 13 5.5 Grafik Peta Kendali U Cacat makeoff tidak rapi 5 - 15 5.6 Grafik Peta Kendali U Cacat obras tidak rapi 5 - 17 5.7 Grafik Peta Kendali U Cacat pasang saku 5 - 19 5.8 Grafik Peta Kendali U Cacat salah pasang ukuran 5 - 21 5.9 Grafik Peta Kendali P 5 - 23 5.1 Grafik peta demerit 5 - 27 5.11 Grafik diagram Pareto 5 - 32 5.12 FTA untuk Cacat kotor 5 - 34 5.13 FTA untuk Cacat belang 5 - 37 5.14 FTA untuk Cacat bolong 5 - 39 5.15 FTA untuk Cacat jahitan tidak rapi 5 - 41 5.16 FTA untuk Cacat makeoff tidak rapi 5 - 44 5.17 FTA untuk Cacat obras tidak rapi 5 - 47 5.18 FTA untuk Cacat pasang saku 5 - 49 5.19 FTA untuk Cacat salah pasang ukuran 5 - 51

DAFTAR GAMBAR


(10)

Lampiran Judul

1 Tabel FMEA Dampak Kegagalan (Severity ) L - 1 2 Tabel FMEA Kemungkinan Kegagalan (Occurence ) L - 2 3 Tabel FMEA Kriteria Detectability L - 3

4 Proses Operasi ( OPC ) L - 4

DAFTAR LAMPIRAN


(11)

(12)

Ranking Kriteria Severity Akibat Tingkat yang sangat tinggi ketika mode kegagalan potensional Hazardous mempengaruhi keamanan pengoperasian dan atau melibatkan Without peraturan pemerintah tanpa peringatan Warning Tingkat yang sangat tinggi ketika mode kegagalan potensional Hazardous mempengaruhi keamanan pengoperasian dan atau melibatkan With Peraturan pemerintah dengan peringatan Warning 8 Item tidak beroperasi dengan kehilangan fungsi utama Very High

Item dapat berfungsi tetapi pada tingkat pengurangan performansi. Konsumen merasa tidak puas

Item dapat berfungsi, tetapi tidak ada kenyamanan. Konsumen yang berpengalaman merasa tidak puas

Item dapat berfungsi, tetapi kenyamanan berada pada tingkat pengurangan performansi. Konsumen yang berpengalaman sebagian merasa tidak puas

Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat disadari oleh sebagian besar konsumen

Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat disadari oleh sebagian konsumen

Cocok, penyelesaian dan item tidak ada konfirmasi. Cacat disadari oleh konsumen tertentu

1 Tidak ada efek None

Dampak Kegagalan (Severity)

10

9

High 7

Moderate 6

2 3 4

5 L

Very Low Minor Very Minor

ow

Ranking Probabilitas Kegagalan Kemungkinan Kegagalan

10 >= 1 in 2

9 1

8 1

7 1

6 1

5 1

4 1 in 2000

3 1 in 15000

2 1 in 150000

1 Remote : Kegagalan mau tidak mau <= 1 in 500000

Kemungkinan Kegagalan (Occrence)

High : Kegagalan yang berulang-ulang

Moderate : Kegagalan yang sekali-kali

Low : Kegagalan relatif sedikit

Very High : Kegagalan hampir tidak dapat

diacuhkan in 3

in 8 in 20 in 80 in 400


(13)

Ranking Kriteria Detectability Deteksi Kontrol desain tidak dapat mendeteksi penyebab potensial

dan mode kegagalan atau tidak ada kontrol desain

Kesempatan sangat jarang mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan jarang dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan sangat rendah dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan rendah dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan tengah-tengah dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan tengah-tengah sedikit besar dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan Kesempatan besar dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kesempatan sangat besar dalam kontrol desain mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kontrol desain pasti dapat mendeteksi penyebab potensial dan mode kegagalan

Kemudahan Mendeteksi (Detectability)

Absolute Certainly 10

9 V

8

7 6

5

4 3

2

1

Remote

Very Low Low

Moderate

Moderately High High

Very High

Almost Certain ery Remote


(14)

(15)

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengupas mengenai masalah yang ada dalam perusahaan yang paling menonjol. Biasanya sangat berhubungan erat mengenai kualitas produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, agar dapat mengetahui sejauh mana daya beli masyarakat terhadap produk tersebut dan mengetahui kekurangan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Maka penulis melakukan penelitian di Perusahaan Garment yaitu PT KNK Surya Anugerah yang memproduksi pakaian ( kaos, kemeja, celana, sweater, jaket, dll ) yang berlokasi di Jalan Raya Sukamenak no.97 Kopo-Sayati. Kegiatan produksi diperusahaan tersebut adalah job order (sesuai dengan pesanan) dan skala pemesanannya cukup besar yaitu minimal 1000 buah. Perusahaan ini juga melakukan perdagangan ekspor sesuai pesanan konsumen.

Perusahaan sebenarnya sangat memperhatikan kepuasan dan keinginan konsumen terutama dalam segi kualitas produk, tetapi untuk sekarang ini perusahaan sedang mengalami kendala. Kendala yang pertama adalah dengan adanya produk cacat baik yang dapat diperbaiki ataupun yang tidak dapat diperbaiki lagi sehingga dapat menyebabkan waktu proses terhambat menjadi jauh lebih lama karena harus memperbaiki produk tersebut dari awal, yang kedua mengalami cukup besar kerugian materi bila produk cacat tersebut sangat parah dan tidak bisa diperbaiki dan yang ketiga juga mendapatkan komplain dari pihak yang dirugikan (konsumen). Pemeriksaan yang dilakukan oleh QC finishing adalah sebesar 100% dan pemeriksaan yang dilakukan oleh QC di tiap line adalah random. Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa cacat produk tersebut hampir mencapai 7.03 % dari hasil produksi yang telah dihasilkan.


(17)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 2

Dengan adanya masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan, penulis ingin membantu perusahaan dalam memecahkan masalah tersebut dan mencoba membahas untuk dapat mencari jalan keluar yang terbaik untuk masalah tersebut. Penulis menggunakan metode DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) untuk dapat membantu menyelesaikan masalah mengenai produk cacat yang sedang dialami perusahaan secara mendetail dan menyeluruh guna untuk mencapai target yang diinginkan. Perusahaan menginginkan target zero defect tetapi pada faktanya selalu terjadi cacat sehingga perusahaan menetapkan toleransi cacat sebesar 2 % dari setiap output yang dihasilkannya ( contohnya : jumlah produksi kemeja 1000 jadi toleransi cacat maksimal yang diperbolehkan adalah 20 produk cacat lebih dari toleransi tersebut berarti proses produksi tidak terkendali ). Tujuannya adalah agar perusahaan dapat memperbaiki kualitas produk (dalam arti meminimasi cacat produk ) sehingga kualitas produk yang dihasilkan dapat lebih baik lagi dari sebelumnya, biaya produksi dapat ditekan sehingga konsumen pun dapat merasa puas dengan kualitas dan harga yang dihasilkan oleh perusahan tersebut. Oleh karena itu penulis ingin mengambil topik ini sebagai bahan untuk menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KEMEJA DENGAN MENERAPKAN METODE DMAIC“ (DI PT KNK SURYA ANUGERAH GARMENT).

1.2.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang ada dalam perusahaan adalah :

ƒ Terdapat beberapa karakteristik jenis cacat yang menjadi masalah dalam perusahaan yaitu : cacat kain kotor, cacat kain belang, cacat kain bolong, cacat jahitan tidak rapi, cacat make off tidak rapi, cacat obras tidak rapi, cacat pasang saku, cacat salah memasang label.

ƒ Dengan adanya masalah yang terjadi di dalam perusahaan maka perusahaan banyak sekali menerima komplain dalam bentuk


(18)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 3

teguran ataupun tertulis, sehingga konsumen merasa tidak puas dengan kualitas yang dihasilkan perusahaan tersebut, waktu kerja pegawai yang terhambat karena banyak melakukan perbaikan cacat produk sehingga produksi yang dihasilkan tidak memenuhi target yang diinginkan dan perusahaan menanggung kerugian dari materi atau biaya yang cukup besar dengan adanya komplain, penggantian produk yang gagal dan banyaknya pesanan yang dibatalkan karena kualitas produk tersebut dan terlambatnya pengiriman barang akibat banyaknya produk cacat.

Tabel 1.1

Data cacat dan persentase cacat produk kemeja

k di periksaJumlh yg

Jumlh total defectve Cacat Kotor Cacat Bolong Cacat Belang Cacat Jahitan tidak rapi Cacat Overdeck tidak rapi Cacat Make off tidak rapi Cacat label miring Cacat salah pasang ukuran Jumlah Total defect Rata-rata persentase cacat

1 2921 145 25 20 14 26 21 30 24 9 169 5.79

2 1068 70 10 8 7 19 22 15 15 4 100 9.36

3 1452 89 12 10 9 21 23 24 15 6 120 8.26

4 1718 92 11 9 12 28 21 23 17 5 126 7.33

5 2274 116 15 20 9 26 24 30 18 4 146 6.42

6 1574 73 12 9 10 17 21 17 13 5 104 6.61

7 2304 106 11 15 8 23 28 19 21 4 129 5.60

8 3658 157 28 15 13 30 33 27 29 9 184 5.03

9 1176 67 11 14 8 17 23 10 12 4 99 8.42

10 1970 65 13 10 9 15 11 17 21 1 97 4.92

11 1616 74 9 11 12 14 18 20 20 3 107 6.62

12 1358 77 15 12 8 17 19 16 21 2 110 8.10

13 1756 70 10 13 9 14 15 21 18 3 103 5.87

14 1214 81 9 12 9 23 20 21 13 2 109 8.98

15 1868 100 14 12 9 20 25 27 24 1 132 7.07

16 1400 68 9 6 10 13 20 23 16 2 99 7.07

17 1440 79 9 8 11 20 23 25 14 1 111 7.71

18 1396 72 9 10 13 22 20 18 11 3 106 7.59

19 1452 74 7 8 11 18 17 23 15 4 103 7.09

20 1792 92 12 8 11 21 26 24 14 4 120 6.70

21 2750 97 14 10 9 27 21 24 16 6 127 4.62

22 4600 175 31 17 20 30 38 29 31 7 203 4.41

23 3511 159 23 15 16 30 34 38 32 5 193 5.50

24 1008 64 9 10 8 20 21 15 10 3 96 9.52

25 1404 61 7 10 9 15 18 19 13 4 95 6.77


(19)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 4

Tabel 1.1 ( Lanjutan )

Data cacat dan persentase cacat produk kemeja

k di periksaJumlh yg Jumlh total defectve Cacat Kotor BolongCacat BelangCacat Cacat Jahitan tidak rapi

Cacat Overdeck tidak rapi

Cacat Make off

tidak rapi

Cacat label miring

Cacat salah pasang ukuran

Jumlah Total defect

Rata-rata persentase

cacat

26 1578 82 10 11 9 22 24 17 16 2 111 7.03 27 1224 70 9 9 6 18 19 21 14 6 102 8.33 28 1447 73 12 8 10 16 14 23 18 5 106 7.33 29 1630 94 12 10 9 18 24 21 25 2 121 7.42 30 1530 73 12 10 9 15 18 21 17 4 106 6.93 31 1058 61 12 8 10 15 16 14 16 2 93 8.79 32 1117 67 14 9 10 22 12 15 14 3 99 8.86 33 1503 58 17 11 7 15 14 11 13 4 92 6.12 34 1792 90 13 9 10 21 18 22 23 5 121 6.75 7.03 Average

1.3.Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih mendetail dan terarah dengan baik maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah yang digunakan penulis antara lain adalah :

1. Produk yang diamati penulis adalah kemeja karena untuk produk Kemeja memiliki presentase cacat yang paling besar diantara produk yang lain sehingga perlu diperhatikan terlebih dahulu.

2. Tidak dilakukan perhitungan biaya dalam penelitian untuk membuat Tugas akhir ini.

3. Penulis menggunakan metode DMAIC untuk dapat menyesaikan masalah-masalah yang ada dalam perusahaan yang berhubungan dengan kualitas produk, untuk tahap Improve dan Control penulis hanya memberikan usulan saja tetapi tidak melakukan implementasi.


(20)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 5

1.4.Perumusan Masalah

Di bawah ini adalah beberapa perumusan masalah yang digunakan dalam pembahasan tugas akhir ini yaitu:

1. Jenis-jenis cacat apa saja yang menjadi masalah dalam perusahaan ? 2. Dilihat dari segi apakah prioritas cacat untuk penanganan cacat

tersebut dapat dibedakan?

3. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan cacat produk dalam masalah ini ?

4. Usulan apa saja yang dapat diterapkan untuk mengurangi dan menangulangi cacat tersebut ?

1.5.Tujuan Penelitian

Dibawah ini adalah beberapa tujuan penelitian untuk membuat tugas akhir ini yaitu :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi dalam perusahaan yang menjadi masalah yang sedang dihadapi perusahaan sekarang ini,dan juga dapat menghambat dan merugikan perusahaan.

2. Untuk mengetahui karakteristik cacat yang mendapatkan prioritas penanganan cacat dilihat dari prioritas cacat terbesar dan terparah. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor langsung maupun tidak langsung yang

dapat menyebabkan cacat produk

4. Untuk dapat memberikan usulan mengenai masalah perbaikan dan penanganan kualitas produk kepada perusahaan.

1.6.Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah ( topik yang diambil penulis), tempat penelitian, permasalahan yang terjadi, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian dan sistematika penelitian .


(21)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai teori-teori yang mendukung atau sumber-sumber yang menjadi acuan penulis untuk melengkapi hasil laporan tugas akhir yang berhubungan dengan metode DMAIC dan Six Sigma.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai langkah-langkah mengenai pengerjaan laporan tugas akhir ini dari awal hingga akhir pengerjaan sehingga menjadi suatu laporan yang berguna dan bermanfaat, yang berbentuk flowchart dengan penjelasan yang selengkap-lengkapnya.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi mengenai data umum perusahaan dan data-data yang dibutuhkan untuk pengolahan data, yaitu data umum perusahaan, data proses produksi ( OPC ), data jenis dan jumlah cacat, dan pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi mengenai pengolahan data yang dilakukan oleh penulis untuk memecahkan masalah yang ada di dalam perusahaan dengan menggunakan metode DMAIC dan juga berisi analisis berdasarkan hasil pengolahan data.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil pengolahan data, analisis yang telah dilakukan untuk dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan dan menjawab dari perumusan masalah. Juga dapat memberikan saran-saran dan masukan yang bermanfaat untuk perusahaan.


(22)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil yang telah didapat penulis di bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Ô Untuk dapat membantu perusahaan, penulis menerapkan Perbaikan dengan Six Sigma dengan model perbaikan DMAIC untuk dapat memecahkan masalah tersebut.Dilihat dari karakteristik cacat tersebut dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : cacat kritis, cacat mayor dan cacat minor. Ketiga jenis cacat tersebut menjadi patokan untuk mengetahui cacat yang terjadi pada produk kemeja berdasarkan karakteristiknya dan keseriusan cacatnya. Untuk cacat kotor, cacat salah pasang label termasuk kedalam karakteristik cacat minor, untuk cacat jahitan tidak rapi, cacat makeoff tidak rapi, cacat obras tidak rapi dan cacat pasang saku termasuk kedalam karakteristik cacat mayor sedangkan untuk cacat bolong dan belang termasuk ke dalam cacat kritis.

Ô Kriteria Penanganan cacat Kemeja adalah sebagai berikut :

Cacat Kotor → karakteristik Cacat Minor

Cacat kotor adalah cacat yang disebabkan karena debu,kotoran yang membandel yang menempel pada bahan yang akan diproduksi atau kotor setelah proses produksi berlangsung. Cacat tersebut merupakan karakteristik cacat minor karena cacat kotor merupakan bagian produk yang sangat nampak dan akan mengurangi kepuasan konsumen terhadap produk dan berpengaruh terhadap nilai estetika dari produk tersebut, bagian yang kotor dapat hilang yaitu dengan cara pencucian atau penyemprotan dibagian yang kotor.


(23)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 2

Cacat Belang → karakteristik Cacat Kritis

Cacat belang adalah cacat yang ditimbulkan dari bahan mentah yang berasal dari supplier, karena diperusahaan kurang melakukan pemeriksaan kain terlebih dahulu sebelum diproduksi dan langsung dilakukan pemotongan maka cacat belang ini kadangkala sering terjadi karena kurang adanya pemeriksaan yang mendetail. Cacat ini merupakan karakteristik cacat kritis karena cacat ini tidak dapat dilakukan perbaikan sehingga akan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan nilai estetika yang rendah.

Cacat Bolong → karakteristik Cacat Kritis

Cacat bolong adalah cacat yang ditimbulkan karena kesalahan pada saat proses produksi berlangsung (kesalahan pada waktu proses pemotongan,penjahitan) sehingga mengakibatkan kain menjadi bolong atau bolong yang berasal dari supplier karena kurangnya pemeriksaan. Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat kritis karena cacat ini tidak dapat dilakukan perbaikan karena jika dilakukan perbaikan akan tampak tambalan yang kurang baik sehingga hasilnya pun akan berdampak nilai jual yang rendah.

Cacat Jahitan tidak rapi → karakteristik Cacat Mayor

Cacat jahitan tidak rapi adalah cacat yang terjadi pada waktu proses penjahitan, jahitan meloncat sehingga ada kain yang tidak terjahit ,jahitan bengkok atau juga jahitan yang tidak menyambung ( jahitan putus). Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat mayor karena menyebabkan fungsi produk menjadi berkurang sehingga akan mempengaruhi nilai jual yang rendah.Cacat ini dapat dilakukan perbaikan dengan cara memperbaiki jahitan tersebut, tetapi bila dilakukan perbaikan hasilnya masih kurang sempurna yang disebabkan oleh bekas jahitan sebelumnya masih nampak pada produk.

Cacat Make Off tidak rapi → karakteristik Cacat Mayor

Cacat makeoff tidak rapi adalah cacat yang pada waktu proses penjahitan,jahitan makeoff miring, meloncat ataupun jahitan makeoff


(24)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 3

terputus. Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat mayor karena menyebabkan fungsi produk menjadi berkurang sehingga akan mempengaruhi nilai jual yang rendah. Cacat ini dapat dilakukan perbaikan dengan cara memperbaiki jahitan makeoff tersebut, tetapi bila dilakukan perbaikan hasilnya masih kurang sempurna yang disebabkan oleh bekas makeoff sebelumnya masih nampak pada produk.

Cacat Obras tidak rapi → karakteristik Cacat Mayor

Cacat obras tidak rapi adalah cacat yang terjadi pada waktu proses penjahitan,obras miring,meloncat ataupun obras terputus. Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat mayor karena menyebabkan fungsi produk menjadi berkurang sehingga akan mempengaruhi nilai jual yang rendah.Cacat ini dapat dilakukan perbaikan dengan cara memperbaiki jahitan obras tersebut, tetapi bila dilakukan perbaikan hasilnya masih kurang sempurna yang disebabkan oleh bekas obras sebelumnya masih nampak pada produk.

Cacat salah pasang saku→ karakteristik Cacat Mayor

Cacat salah pasang saku adalah cacat yang terjadi pada proses penjahitan dimana pada saat menjahit saku tidak sesuai dengan posisi yang ditetapkan (miring) .Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat minor karena dapat diperbaiki dengan mengubah posisi saku agar sesuai dengan posisinya dan hanya akan mengurangi sedikit kepuasan konsumen.

Cacat salah pasang label → karakteristik Cacat Minor

Cacat salah pasang label adalah cacat yang terjadi pada saat proses penjahitan dimana pada saat menjahit label tidak sesuai dengan posisi yang ditetapkan ( miring atau salah posisi ) atau salah menjahit ukuran (size), misal kemeja yang seharusnya ukurannya M karena salah jahit ukuran tersebut sehingga menjadi L. Cacat ini termasuk dalam karakteristik cacat minor karena dapat diperbaiki dengan mengubah posisi label agar sesuai dengan tempatnya dan hanya akan mengurangi sedikit kepuasan konsumen.


(25)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 4

Ô Penyebab langsung dan tidak langsung dari cacat produk kemeja adalah : Tabel 6.1

Penyebab cacat produk kemeja

Jenis Cacat Penyebab cacat Jenis Cacat Penyebab cacat

2. kurangnya penyediaan tempat sampah.

6. Operator kurang bertanggung jawab atas kebersihan dan perawatan mesin

8. Operator kurang bertanggung jawab terhadap kebersihan penyimpanan bahan baku/ stgh jadi

8. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

8. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

3. Mengejar target produksi.

4. Menekan biaya

4. Mengejar target produksi 5. Operator sewing malas menjaga

kebersihan

7. Operator malas untuk mencuci tangan

9. kurangnya petugas kebersihan. Cacat

Kemeja Kotor

2. Adanya tekanan dari atasan.

1. Operator gudang kurang bertanggung jawab atas bahan baku yang datang 1. Semua operator yang bekerja di area produksi kurang bertanggung jawab terhadap kebersihan.

3. Operator yg memakai meja & mesin malas menjaga kebersihan

4. Operator kurang bertanggung jawab atas perawatan meja operasi

6. Operator sewing krg bertanggung jawab terhadap kebersihan

Cacat Kemeja Belang

2. Bagian mekanik kurang bertanggung jawab terhadap pemakaian mesin

3. Menekan biaya

4. Mengejar target produksi

5. Adanya tekanan dari atasan

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi

9. Kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru.

5.. Mengejar target produksi

5. Adanya tekanan dari atasan

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi

9. Kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru.

Cacat Kemeja Jahitan tidak

rapi

1.Bagian mekanik malas untuk melakukan penyettingan.

2. Bagian mekanik kurang bertanggung jawab terhadap pemakaian mesin

3. Menekan biaya

Cacat Make off tidak rapi

1.Bagian mekanik malas untuk melakukan penyettingan.


(26)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 5

Tabel 6.1

Penyebab cacat produk kemeja ( lanjutan )

Jenis Cacat Penyebab cacat Jenis Cacat Penyebab cacat

8. Adanya masalah pribadi operator

9. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

8. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

8. Adanya masalah pribadi operator sehingga pekerjaan terganggu.

1.Bagian mekanik malas untuk melakukan penyettingan. 1.Bagian mekanik malas untuk melakukan penyettingan.

3. Menekan biaya

5. Adanya tekanan dari atasan

9. Kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru.

Cacat Kemeja

Bolong

2. Bagian mekanik kurang bertanggung jawab terhadap pemakaian mesin

3. Menekan biaya

2. Bagian mekanik krg bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

4. Mengejar target produksi

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi

4. Mengejar target produksi

5. Adanya tekanan dari atasan

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi

9. Kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru.

Cacat Kemeja Obras tidak

rapi

1. kurangnya frekuensi pelatihan terhadap variasi baru

2. Adanya tekanan dari atasan.

3. Mengejar target produksi.

4. Menekan biaya

5. Operator jahit malas melakukan penggantian komponen

6. Operator jahit kurang bertanggung jawab pekerjaannya

7. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

8. Kurang adanya ventilasi Cacat Kemeja

Pasang Saku

Cacat kemeja salah pasang

label

1, Label terlalu kecil

2. Adanya tekanan dari atasan.

3. Mengejar target produksi.

4. Menekan biaya

5. Kurangnya frekuensi pelatihan

6. Atap yang kurang bagus sehingga ruangan panas.

7. Kurang adanya ventilasi


(27)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 6

Ô Usulan yang dilakukan penulis untuk dapat membantu menyelesaikan masalah yang ada adalah :

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja

No Jenis Usulan Tujuan Dampak + Dampak

-1

Pelatihan terhadap

operator ( Training )

Untuk meningkatkan skill operator dan agar metode pengerjaannya

lebih baik lagi

Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat berpotensi dan

berdedikasi tinggi Membutuhkan biaya tambahan 2 Melakukan penjadwalan perawatan mesin secara berkala

Agar mesin terawat dengan baik dan dapat berfungsi sebagaimana

mestinya

untuk meningkatkan kinerja mesin agar dapat berfungsi dengan

baik dan tahan lama

Membutuhkan biaya tambahan 3 Membuat standar penyetinggan mesin

Agar setiap ada perubahan produk yang berbeda dapat

dengan mudah melakukan setting

pada mesin

Memudahkan operator untuk mengganti setting mesin bila terjadi perubahan atau

penggantian produk

Membutuhkan waktu yang lama

untuk membuat standar setting mesin 4 Membuat kesepakatan hitam diatas putih mengenai standar kualitas Agar perusahaan dapat mengetahui standar kualitas yang diinginkan oleh pihak

buyers

Memudahkan pihak perusahaan untuk melakukan kerjasama

bisnis yang baik

Membutuhkan waktu yang lama untuk berdiskusi mengenai masalah standar kualitas 5 Peningkatan pengawasan yang lebih ketat terhadap kerja operator Untuk meningkatkan kualitas kinerja operator agar lebih teliti dan bertanggung

jawab

Meningkatkan kinerja operator agar dapat menghasilkan output yang berkualitas Membutuhkan pengawas untuk ditempatkan disetiap stasiun kerja 6 Memberlaku kan sistem reward dan sanksi

Agar operator lebig bertanggung jawab atas pekerjaannya dan

memacu operator untuk lebih kreatif dan

berpotensi

Meningkatkan kinerja operator dan memacu

operator untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya Membutuhkan biaya tambahan untuk bonus


(28)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 7

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja (Lanjutan )

7

Melakukan pemeriksaan secara ketat

atau 100 % terhadap setiap bahan

baku yang datang

Agar kualitas bahan baku dapat ditingkatkan

Meningkatkan kualitas bahan baku sebelum

diproduksi

Membutuhkan waktu yang lama karena dilakukan secara manual. 8 Menyediakan sarana atau alat pendeteksi bahan Agar pemeriksaan tidak dilakuakn secara

manual dan bahan baku dapar ditingkatkan

kualitasnya

Meningkatkan kualitas bahan baku sebelum

diproduksi dan memakan waktu yang

singkat

Membutuhkan biaya yang cukup

besar untuk membeli alat pendeteksi bahan tersebut 9 Pemilihan penggantian komponen mesin yang lebih berkualitas

Agar komponen mesin berkualitas, dapat berfungsi dengan maksimal dan tidak

cepat rusak

Meningkatkan proses kerja mesin dengan

menggunakan komponen yang bagus

agar dapat berfungsi dengan maksimal

Membutuhkan biaya yang cukup

besar karena biasanya komponen berkualitas pasti memiliki harga yang cukup mahal 10 Mengatur tempat penyimpanan kain

Agar kain tersimpan dengan baik dan tidak

kotor

Agar kain bahan baku tersimpan dengan baik,

jauh dari debu dan kotoran dan tidak bersentuhan langsung

dengan tanah

Membutuhkan biaya untuk membeli rak atau

pallet di gudang bahan baku atau di lingkungan produksi 11 Pemberian tanda sebagai peringatan menjaga kebersihan

Agar semua operator sadar dan selalu ingat

akan pentingnya menjaga kebersihan Meningkatkan kebersihan dilingkungan produksi dan sekitarnya Membutuhkan biaya untuk print

dan pengawasan yang extra ketat

12

Menyediakan kain lap di setiap mesin

Agar mesin dapat terjaga kebersihannya Meningkatkan kebersihan disekitar mesin Membutuhkan biaya untuk membeli kain lap

yang cukup banyak karena

jumlah mesin yang banyak


(29)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 8

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja (Lanjutan )

13

Menyediakan loker untuk

operator

Agar barang -barang operator tidak dibawa

masuk kedalam lingkungan produksi

Meningkatkan kedisplinan pada saat

bekerja agar tidak membawa barang -

barang yang menganggu pada waktu

bekerja Membutuhkan biaya untuk membeli atau membuat loker 14 Penjadwalan Perawatan kebersihan dilingkungan produksi dan sekitarnya Agar kebersihan lingkungan produksi dan sekitarnya selalu terjaga dengan baik

Meningkatkan kebersihan dilingkungan produksi dan sekitarnya Membutuhkan beberapa operator kebersihan 15 Penambahan vemtilasi dan exhaust fan

Agar sirkulasi udara dapat terjaga dengan

baik

Meningkatkan sirkulasi udara agar terasa lebih

sejuk dan nyaman

Membutuhkan biaya untuk menyediakan fasilitas tersebut. 16 Menyediakan keset didepan pintu masuk lingkungan produksi

Agar operator dapat membersihkan kakinya sebelum masuk kelingkuangan

produksi

Meningkatkan kebersihan di sekitar lingkungan produksi Membutuhkan biaya tambahan untuk membeli keset 17 Menyediakan wastafel di dalam area produksi

Agar operator dapat dengan mudah mencuci tangan tanpa

harus keluar

Mempermudah operator untuk mencuci

tangan dan menjaga kebersihan Membutuhkan biaya untuk membeli wastafel 18 Menyediakan tempah sampah di setiap mesin

Agar operator dapat dengan mudah membuang sampah hasil produksi yang

tidak terpakai

Memperrnudah operator membuang sampah untuk menjaga

kebersihan Membutuhkan biaya untuk membeli tempat sampah yang cukup banyak 19 Penyediaan sandal khusus untuk dipakai ke wc

Agar terhindar dari kotoran dan basah sebelum masuk ke dalam lingkungan

produksi

Menghidari dari kotoran dan basah pada

sandal operator sehingga di anjurkan untuk memakai sandal

khusus Membutuhkan biaya untuk membeli beberapa sandal khusus 20 Melarang makan dan minum di lingkungan produksi Agar lingkungan produksi tetap terjaga

kebersihannya Menjaga kebersihan didalam lingkungan produksi Membutuhkan sedikit biaya


(30)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 9

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja (Lanjutan )

21

Memberikan paket rekreasi

gratis untuk semua karyawan

Agar karyawan tidak jenuh atau stress terhadap pekerjaan

yang cenderung kontinyu

Menjaga kestabilan semua karyawan dan

terhindar dari rasa jenug dan stress

Membutuhkan biaya untuk melakukan tour

wisata

22 Menyediakan fasilitas kantin

Agar karyawan dapat menikmati makanan dan minuman dengan

sehat dan terhindar dari penyakit

Meningkatkan kesehatan karyawan

agar terhindar dari penyakit

Membutuhkan tempat atau lahan

kosong untuk membuat kantan

6.2 Saran

Saran ini ditujukan untuk perusahaan yang dapat digunakan sebagai masukan untuk menunjang perusahaan, seperti dibawah ini :

♣ Menerapkan secara langsung model perbaikan DMAIC karena dalam laporan tugas akhir ini penulis tidak melakukan control yang berarti penulis tidak menerapkan secara langsung usulan yang telah dibuat berdasarkan hasil analisis yang telah dibuat. ♣ Mencari akar – akar permasalahan yang lebih detail lagi untuk

setiap cacat yang terjadi sehingga dapat diketahui penyebabnya baik secara langsung atau tidak langsung.

♣ Melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap ruang lingkup kerja operator

♣ Menambahkan pekerja agar semua pekerjaan dapat terorganisasi dengan baik dan seimbang.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

1. Crosby P.B ; Quality is Free. Mc.Graw-Hill. Newyork.1972.

2. Deming.W.E ; Quality Productivity and competitive position. MIT Center for advance engineering study. Cambride MA.1982.

3. Feigenbaum ; Six sigma enlightment managers seek Corporate nirvana throught

quality control. Newyork times business day. 1998.

4. Garvin ; The vision of six sigma tools and methods for breakthrough. Sigma

phoenix. 1988

5. Gaspersz, Vincent.; Total Quality Management, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.

6. Gaspersz, Vincent.; Pedoman implementasi program six sigma, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

7. Ishikawa Kaoru ; Teknik penuntun pengendalian mutu, PT Mediyatama sarana perkasa, Jakarta.1993.

8. Juran JM ; Merancang mutu, PT Pustaka binaman pressindo. Jakarta.1995. 9. Kotler P ; Marketing Management. Newyork, Prentice-Hall.1991.

10.Miranda dan tunggal amien wijaya ; Six sigma gambaran umum, penerapan

proses dan metode – metode yang digunakan untuk perbaikan. Harvarindo.

Jakarta.2002.

11.Nasution, M.N.; Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.

12.Pande, Peter S., Robert P. Neuman dan Roland R. Cavanagh.; The Six Sigma

Way, Andi, Yogyakarta, 2002.

13.Pzdek Thomas ; The end of management. Atlantis publishing. Newyork.2001. 14.Pzdek Thomas ; The Six sigma handbook. Mc.Graw - Hill. Newyork.2001. 15.Sugiono; Metode penelitian administrasi. CV.Alfabeta. Bandung.2001.


(32)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

NAMA : Agnessiani Merdekawati

NRP : 0323166

Judul Tugas Akhir : ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KEMEJA DENGAN MENERAPKAN METODE DMAIC ( PT. KNK SURYA ANUGERAH GARMENT )

Komentar dan Saran :

1. Perhatikan dan lakukan komentar – komentar dari seminar isi 2. Salah ketik diperbaiki

3. Kata – kata / bahasa asing dicetak miring 4. Rapikan gambar, judul, table dilengkapi. 5. Cek lagi FTA

6. Hati – hati dalam penulisan kalimat


(33)

DATA PENULIS

Nama : Agnessiani Merdekawati

Alamat Di bandung : JL. Sukamenak gang atmawijaya No.1 KOPO Alamat Asal : JL. Waringin XI No.206 Griya Pangkah Indah

Slawi – Tegal No.Telp Bandung : 022-5415006

No.Telp Asal : 0283-492088

No.Hp : 081809385558

Pendidikan : SMU Santa Maria 1 Bandung

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

Nilai Tugas Akhir : B+


(1)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

6 - 7

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja (Lanjutan )

7

Melakukan pemeriksaan secara ketat

atau 100 % terhadap setiap bahan

baku yang datang

Agar kualitas bahan baku dapat ditingkatkan

Meningkatkan kualitas bahan baku sebelum

diproduksi

Membutuhkan waktu yang lama karena dilakukan secara manual. 8 Menyediakan sarana atau alat pendeteksi bahan Agar pemeriksaan tidak dilakuakn secara

manual dan bahan baku dapar ditingkatkan

kualitasnya

Meningkatkan kualitas bahan baku sebelum

diproduksi dan memakan waktu yang

singkat

Membutuhkan biaya yang cukup

besar untuk membeli alat pendeteksi bahan tersebut 9 Pemilihan penggantian komponen mesin yang lebih berkualitas

Agar komponen mesin berkualitas, dapat berfungsi dengan maksimal dan tidak

cepat rusak

Meningkatkan proses kerja mesin dengan

menggunakan komponen yang bagus

agar dapat berfungsi dengan maksimal

Membutuhkan biaya yang cukup

besar karena biasanya komponen berkualitas pasti memiliki harga yang cukup mahal 10 Mengatur tempat penyimpanan kain

Agar kain tersimpan dengan baik dan tidak

kotor

Agar kain bahan baku tersimpan dengan baik,

jauh dari debu dan kotoran dan tidak bersentuhan langsung

dengan tanah

Membutuhkan biaya untuk membeli rak atau

pallet di gudang bahan baku atau di lingkungan produksi 11 Pemberian tanda sebagai peringatan menjaga kebersihan

Agar semua operator sadar dan selalu ingat

akan pentingnya menjaga kebersihan Meningkatkan kebersihan dilingkungan produksi dan sekitarnya Membutuhkan biaya untuk print

dan pengawasan yang extra ketat

12

Menyediakan kain lap di setiap mesin

Agar mesin dapat terjaga kebersihannya Meningkatkan kebersihan disekitar mesin Membutuhkan biaya untuk membeli kain lap

yang cukup banyak karena

jumlah mesin yang banyak


(2)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

6 - 8

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja (Lanjutan )

13

Menyediakan loker untuk

operator

Agar barang -barang operator tidak dibawa

masuk kedalam lingkungan produksi

Meningkatkan kedisplinan pada saat

bekerja agar tidak membawa barang -

barang yang menganggu pada waktu

bekerja Membutuhkan biaya untuk membeli atau membuat loker 14 Penjadwalan Perawatan kebersihan dilingkungan produksi dan sekitarnya Agar kebersihan lingkungan produksi dan sekitarnya selalu terjaga dengan baik

Meningkatkan kebersihan dilingkungan produksi dan sekitarnya Membutuhkan beberapa operator kebersihan 15 Penambahan vemtilasi dan exhaust fan

Agar sirkulasi udara dapat terjaga dengan

baik

Meningkatkan sirkulasi udara agar terasa lebih

sejuk dan nyaman

Membutuhkan biaya untuk menyediakan fasilitas tersebut. 16 Menyediakan keset didepan pintu masuk lingkungan produksi

Agar operator dapat membersihkan kakinya sebelum masuk kelingkuangan

produksi

Meningkatkan kebersihan di sekitar lingkungan produksi Membutuhkan biaya tambahan untuk membeli keset 17 Menyediakan wastafel di dalam area produksi

Agar operator dapat dengan mudah mencuci tangan tanpa

harus keluar

Mempermudah operator untuk mencuci

tangan dan menjaga kebersihan Membutuhkan biaya untuk membeli wastafel 18 Menyediakan tempah sampah di setiap mesin

Agar operator dapat dengan mudah membuang sampah hasil produksi yang

tidak terpakai

Memperrnudah operator membuang sampah untuk menjaga

kebersihan Membutuhkan biaya untuk membeli tempat sampah yang cukup banyak 19 Penyediaan sandal khusus untuk dipakai ke wc

Agar terhindar dari kotoran dan basah sebelum masuk ke dalam lingkungan

produksi

Menghidari dari kotoran dan basah pada

sandal operator sehingga di anjurkan untuk memakai sandal

khusus Membutuhkan biaya untuk membeli beberapa sandal khusus 20 Melarang makan dan minum di lingkungan produksi Agar lingkungan produksi tetap terjaga

kebersihannya Menjaga kebersihan didalam lingkungan produksi Membutuhkan sedikit biaya


(3)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

6 - 9

Tabel 6.2

Usulan untuk perbaikan dan pengendaian cacat produk kemeja (Lanjutan )

21

Memberikan paket rekreasi

gratis untuk semua karyawan

Agar karyawan tidak jenuh atau stress terhadap pekerjaan

yang cenderung kontinyu

Menjaga kestabilan semua karyawan dan

terhindar dari rasa jenug dan stress

Membutuhkan biaya untuk melakukan tour

wisata

22 Menyediakan fasilitas kantin

Agar karyawan dapat menikmati makanan dan minuman dengan

sehat dan terhindar dari penyakit

Meningkatkan kesehatan karyawan

agar terhindar dari penyakit

Membutuhkan tempat atau lahan

kosong untuk membuat kantan

6.2

Saran

Saran ini ditujukan untuk perusahaan yang dapat digunakan sebagai masukan

untuk menunjang perusahaan, seperti dibawah ini :

Menerapkan secara langsung model perbaikan DMAIC karena

dalam laporan tugas akhir ini penulis tidak melakukan control

yang berarti penulis tidak menerapkan secara langsung usulan

yang telah dibuat berdasarkan hasil analisis yang telah dibuat.

Mencari akar – akar permasalahan yang lebih detail lagi untuk

setiap cacat yang terjadi sehingga dapat diketahui penyebabnya

baik secara langsung atau tidak langsung.

Melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap ruang lingkup

kerja operator

Menambahkan pekerja agar semua pekerjaan dapat terorganisasi

dengan baik dan seimbang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1.

Crosby P.B ; Quality is Free. Mc.Graw-Hill. Newyork.1972.

2.

Deming.W.E ; Quality Productivity and competitive position. MIT Center for

advance engineering study. Cambride MA.1982.

3.

Feigenbaum ; Six sigma enlightment managers seek Corporate nirvana throught

quality control. Newyork times business day. 1998.

4.

Garvin ; The vision of six sigma tools and methods for breakthrough. Sigma

phoenix. 1988

5.

Gaspersz, Vincent.; Total Quality Management, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2001.

6.

Gaspersz, Vincent.; Pedoman implementasi program six sigma, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

7.

Ishikawa Kaoru ; Teknik penuntun pengendalian mutu, PT Mediyatama sarana

perkasa, Jakarta.1993.

8.

Juran JM ; Merancang mutu, PT Pustaka binaman pressindo. Jakarta.1995.

9.

Kotler P ; Marketing Management. Newyork, Prentice-Hall.1991.

10.

Miranda dan tunggal amien wijaya ; Six sigma gambaran umum, penerapan

proses dan metode – metode yang digunakan untuk perbaikan. Harvarindo.

Jakarta.2002.

11.

Nasution, M.N.; Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Ghalia

Indonesia, Jakarta, 2001.

12.

Pande, Peter S., Robert P. Neuman dan Roland R. Cavanagh.; The Six Sigma

Way, Andi, Yogyakarta, 2002.

13.

Pzdek Thomas ; The end of management. Atlantis publishing. Newyork.2001.

14.

Pzdek Thomas ; The Six sigma handbook. Mc.Graw - Hill. Newyork.2001.

15.

Sugiono; Metode penelitian administrasi. CV.Alfabeta. Bandung.2001.


(5)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

NAMA

: Agnessiani Merdekawati

NRP

:

0323166

Judul Tugas Akhir

: ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS

PRODUK KEMEJA DENGAN MENERAPKAN METODE

DMAIC ( PT. KNK SURYA ANUGERAH GARMENT )

Komentar dan Saran :

1.

Perhatikan dan lakukan komentar – komentar dari seminar isi

2.

Salah ketik diperbaiki

3.

Kata – kata / bahasa asing dicetak miring

4.

Rapikan gambar, judul, table dilengkapi.

5.

Cek lagi FTA


(6)

DATA PENULIS

Nama

: Agnessiani Merdekawati

Alamat Di bandung

: JL. Sukamenak gang atmawijaya No.1 KOPO

Alamat Asal

: JL. Waringin XI No.206 Griya Pangkah Indah

Slawi – Tegal

No.Telp Bandung

: 022-5415006

No.Telp Asal

: 0283-492088

No.Hp

: 081809385558

Pendidikan

: SMU Santa Maria 1 Bandung

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen

Maranatha

Nilai Tugas Akhir

: B+

Tanggal Sidang

: 4 Febuari 2008