Analisis Biaya Kualitas Terhadap Penekanan Biaya Produksi (Studi Kasus pada Perusahaan Tekstil, di Cimahi).

(1)

Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRAK

Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi laba adalah biaya produksi. Untuk dapat menghasilkan laba yang diinginkan, perusahaan harus dapat menekan biaya produksi. Penekanan biaya produksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan analisis biaya kualitas yaitu analisis mengenai biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Analisis biaya kualitas akan menggolongkan biaya menjadi biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.

Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis biaya kualitas PT “X” yang berdampak terhadap penekanan biaya produksi. Dimana PT “X” adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil yang berlokasi di Jalan Pahlawan, Cimahi.Untuk melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis serta melakukan pengumpulan data dengan wawancara, pengamatan tidak berpartisipasi dan studi kepustakaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa selama ini PT “X” belum maksimal dalam melakukan kegiatan pengendalian kualitas, perusahaan juga belum melakukan analisis biaya kualitas dan melakukan penggolongan serta indentifikasi biaya kualitas. PT “X” menggabungkan biaya kualitas ke dalam perhitungan biaya produksi sehingga PT “X” tidak mengetahui dengan jelas besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan aktivitas pengendalian kualitas.

Setelah melakukan analisis biaya kualitas pada PT “X”, maka diketahui bahwa biaya kualitas tahun 2006 adalah sebesar Rp 7.756.157.814,00 atau 5,32 % dari biaya produksi. Pada tahun 2006 tersebut, Biaya kualitas PT “X” lebih didominasi oleh biaya kegagalan yang terdiri dari kegagalan internal dan eksternal yaitu sebesar 64,26 % dari seluruh biaya kualitas dibandingkan dengan biaya pengendalian yang terdiri dari biaya pencegahan dan penilaian yaitu sebesar 35,74% dari seluruh biaya kualitas.

Untuk dapat mengurangi biaya kualitas yang terjadi di PT “X”, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan yang lebih menitikberatkan pada kegiatan yang bersifat pencegahan dan penilaian. Dengan menambahkan kegiatan pencegahan dan penilaian, maka diharapkan kegagalan produksi dapat berkurang sehingga biaya kegagalan akan berkurang yang pada akhirnya akan mengurangi biaya kualitas karena pengurangan biaya kegagalan lebih besar dari penambahan biaya pengendalian. Jika biaya kualitas berkurang, maka secara langsung akan mengurangi biaya produksi karena biaya kualitas merupakan bagian dari biaya produksi.


(2)

Universitas Kristen Maranatha vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

1.5 Rerangka Penelitian ... 5

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya ... 9

2.2.1 Pengertian Akuntasi Biaya ... 10


(3)

Universitas Kristen Maranatha viii

2.2.1 Pengertian Biaya dan Beban ... 11

2.2.2 Klasifikasi Biaya ... 13

2.2.2.1 Biaya dalam Hubungannya dengan Produk ... 14

2.2.2.2 Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi ... 15

2.2.2.3 Biaya dalam Hubungannya Departemen Produksi atau Segmen-Segmen Lainnya ... 16

2.2.2.4 Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi ... 17

2.2.2.5 Biaya dalam Hubungannya dengan Pengambilan Keputusan, Tindakan atau Evaluasi ... 17

2.3 Biaya Produksi ... 17

2.3.1 Pengertian Biaya Produksi ... 18

2.3.2 Unsur-Unsur Biaya Produksi ... 19

2.3..2.1 Biaya Bahan Baku ...19

2.3.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 20

2.3.2.3 Biaya Overhead Pabrik ... 20

2.4 Kualitas ... 21

2.4.1 Pengertian Kualitas ... 21

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas ... 23

2.4.3 Dimensi Kualitas ... 24

2.4.4 Ukuran Kualitas ... 25


(4)

Universitas Kristen Maranatha ix

2.4.4.2 Ukuran Nonfinansial atas Kualitas ... 27

2.5 Pengendalian Kualitas ... 28

2.5.1 Alat Pengendalian Kualitas ... 29

2.6 Biaya Kualitas ... 33

2.6.1 Pengertian Biaya Kualitas ... 33

2.6.2 Jenis-Jenis Biaya Kualitas ... 34

2.7 Analisis Biaya Kualitas ... 37

2.7.1 Manfaat Analisis Biaya Kualitas ... 38

2.7.2 Teknik Analisis Biaya Kualitas ... 38

2.7.3 Hubungan antara Analisis Biaya Kualitas dengan Biaya Produksi ... 39

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 40

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.2.2 Variabel-Variabel Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 44

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 44

4.1.2 Struktur Organisasi ... 45


(5)

Universitas Kristen Maranatha x

4.1.4 Pengendalian Kualitas pada PT. ”X” ... 50

4.1.5 Kegiatan Pengendalian Kualitas ... 51

4.1.5.1 Pelatihan (Training) ... 52

4.1.5.2 Pemeriksaan Langsung (Inspeksi) ... 53

4.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas ... 54

4.1.7 Jenis Kegagalan dan Penyebab ... 56

4.1.8 Laporan Hasil Inspeksi ... 58

4.1.9 Pengendalian Proses Produksi ... 59

4.2 Pembahasan ... 60

4.2.1 Pengumpulan Data ... 60

4.2.2 Diagram Pareto ... 60

4.2.3 Diagram Sebab Akibat ... 62

4.2.4 Biaya Kualitas pada PT ”X” ... 67

4.2.4.1 Penentuan Biaya Kualitas ... 68

4.2.4.1.1 Unsur-Unsur Biaya Kualitas pada PT ”X” ... 68

4.2.4.1.2 Penggolongan Biaya Kualitas ... 73

4.2.5 Ukuran Nomfinansial atas Kualitas ... 74

4.2.6 Analisis Biaya Kualitas pada PT ”X” ... 75

4.2.6.1 Biaya Kualitas terhadap Total Biaya Kualitas ... 76

4.2.6.2 Biaya Kualitas terhadap Biaya Produksi ...78

4.2.7 Tindakan Perbaikan dalam Menurunkan Biaya Kualitas ... 79


(6)

Universitas Kristen Maranatha xi

4.2.8 Harapan Biaya Kualitas setelah Tindakan

Perbaikan ...82

4.2.9 Peranan Analisis Biaya Kualitas dalam Menekan Biaya Produksi ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(7)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR TABEL

No. Tabel JUDUL TABEL HAL

4.1 Laporan Produksi PT ”X” ... 59

4.2 Jumlah Produksi dan Produk Cacat PT ”X” ... 60

4.3 Jumlah Produk Cacat PT ”X” ... 61

4.4 Faktor Penyebab Cacat Produksi ……... 63

4.5 Biaya Kualitas PT ”X” ... 77

4.6 Perbandingan Biaya Kualitas Terhadap Biaya Produksi PT ”X” ... 79

4.7 Biaya Kualitas yang Diharapkan pada PT ”X” ... 85

4.8 Persentase Kenaikan (Penurunan) Biaya Kualitas ... 86


(8)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar DAFTAR GAMBAR HAL

2.1 Contoh Diagram Pareto ………..30

2.2 Contoh Diagram Sebab Akibat ……….. 31

4.1 Struktur Organisasi PT “X” ... 46

4.2 Diagram Pareto ... 62


(9)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Eunike Wulandari

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 11 Juli 1986

Agama : Kristen

Alamat : Jalan Pasirluyu V No. 6

Bandung 40254

Pendidikan :

• 2004 – 2008 Strata-I (S-I) Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristem Maranatha, Bandung

• 2001 – 2004 SMA Kristen BPK I Penabur, Bandung • 1998 – 2001 SLTP Kristen Kalam Kudus, Bandung • 1992 – 1998 SD Kristen Kalam Kudus, Bandung • 1990 – 1992 TK Kristen Kalam Kudus, Bandung


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat telah mengakibatkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang termasuk bidang ekonomi. Kegiatan ekonomi yang berkembang menuju pada kegiatan ekonomi antar negara atau globalisasi membuat perekonomian menjadi semakin terbuka dan tidak mengenal batas masing-masing negara. Dengan adanya globalisasi, lingkup usaha bukan hanya nasional tetapi telah berkembang menjadi lingkup internasional dan tidak ada lagi negara yang dapat menutup diri dari perekonomian dunia. Globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat antara perusahaan dalam negeri dengan perusahaan lain di seluruh dunia untuk memperebutkan pangsa pasar untuk produknya. Globalisasi juga menyebabkan perusahaan harus melakukan perubahan yang inovatif dan perubahan yang terus menerus, salah satunya adalah pada kualitas produksi, karena kualitas produk yang baik dapat mendukung pertumbuhan dan keberhasilan suatu perusahaan.

Dalam situasi seperti ini, perusahaan yang ingin tetap bertahan dan berkembang dituntut untuk dapat lebih mewaspadai peluang, mengambil kesempatan yang ada dan perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen saat ini, salah satunya yaitu produk yang berkualitas baik. Agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik, perusahaan harus melakukan pengendalian terhadap kualitas produk dengan


(11)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 2

harapan tingkat kegagalan dapat dikurangi sehingga biaya keseluruhan dapat dikurangi. Masalah biaya dari kegiatan pengendalian kualitas ini harus diperhatikan juga agar biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pengendalian kualitas ini rendah tanpa harus mengurangi kualitas produk itu sendiri. Perusahaan yang berfokus pada kualitas akan semakin ahli dalam produk dan proses produksi sehingga akan menekan biaya pada masa yang akan datang. Dengan memproduksi produk yang berkualitas, maka perusahaan akan mempunyai reputasi yang baik di mata masyarakat yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada meningkatnya penjualan di masa yang akan datang. Pengendalian kualitas memungkinkan terjadinya peningkatan kualitas produk, mengurangi jumlah produk cacat, dan meningkatkan tanggung jawab karyawan yang pada gilirannya akan dapat menurunkan biaya produksi.

Kebutuhan akan sandang dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia yang utama, kain akan selalu dibutuhkan untuk membuat pakaian seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Peluang inilah yang menjadi salah satu alasan yang mendorong para pelaku bisnis untuk memilih bidang industri tekstil sebagai salah satu lahan bisnis yang potensial.

PT ”X” adalah salah satu industri dalam bidang tekstil. Dalam rangka memperluas pangsa pasar, PT ”X” berusaha untuk meningkatkan kualitasnya agar memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan sekaligus menghasilkan produk dengan biaya yang optimum yaitu biaya yang ditekan serendah mungkin dengan tidak mengurangi kualitas dari produk itu sendiri.


(12)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 3

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam pada suatu perusahaan tekstil, yaitu PT ”X” sebagai subjek penelitian dengan judul penelitian ”ANALISIS BIAYA KUALITAS TERHADAP PENEKANAN BIAYA PRODUKSI”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan ?

2. Apakah perusahaan sudah melakukan kegiatan pengendalian kualitas dan biaya apa saja yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pengendalian kualitas ?

3. Apakah perusahaan sudah melakukan identifikasi dan penggolongan biaya kualitas ?

4. Bagaimana peranan analisis biaya kualitas dalam menekan biaya produksi ?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana analisis biaya kualitas terhadap penekanan biaya produksi. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.


(13)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 4

2. Apakah perusahaan sudah melakukan kegiatan pengendalian kualitas dan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan kegiatan pengendalian kualitas.

3. Cara pengidentifikasian dan penggolongan biaya kualitas yang dilakukan perusahaan.

4. Analisis biaya kualitas terhadap penekanan biaya produksi.

1.4Kegunaan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain untuk:

1. Perusahaan yang diteliti

Memberi masukan bagi perusahaan mengenai pentingnya melakukan analisis biaya kualitas pada aktivitas pengendalian kualitas produk dalam upaya membantu menurunkan biaya produksi, serta sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perubahan yang diperlukan di masa yang akan datang. 2. Penulis

Untuk menambah pengetahuan, memperluas wawasan, dan mendapat gambaran langsung mengenai penerapan teori-teori akuntansi terutama akuntansi biaya dalam prakteknya di suatu perusahaan.

3. Peneliti-peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat merangsang peneliti-peneliti lainnya untuk melakukan penelitian dalam bidang akuntansi, serta menjadi bahan referensi


(14)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 5

untuk penelitian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan analisis biaya kualitas.

1.5Rerangka Pemikiran

Pada saat ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat dengan adanya globalisasi karena dalam era globalisasi perusahaan-perusahaan tidak hanya menghadapi perusahaan dalam negeri saja, tetapi juga perusahaan luar negeri. Untuk menghadapi hal ini, perusahaan harus dapat membuat produknya agar diterima oleh masyarakat dan mampu bersaing di pasar dengan cara melakukan perbaikan yang terus-menerus pada kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu ada juga beberapa tindakan yang dapat dilakukan perusahaan, antara lain meningkatkan kinerja perusahaan dengan berproduksi secara efisien dan efektif, mengirimkan produk tepat waktu kepada konsumen, mengiklankan produk yang dihasilkan di media massa, memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen dengan cara cepat menanggapi keluhan konsumen, dan menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Perusahaan harus memperhatikan apa yang diharapkan oleh konsumen dari suatu produk agar tingkat penjualan perusahaan dapat meningkat. Umumnya konsumen mengharapkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga bersaing. Dewasa ini, konsumen semakin kritis dalam menilai suatu produk, bukan hanya memperhatikan harga yang murah saja, kualitas yang baik juga merupakan salah satu prioritas utama dari produk yang diinginkan konsumen. Dengan kualitas produk yang baik, konsumen merasa lebih puas karena mereka menganggap


(15)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 6

produk-produk tersebut lebih tahan lama sehingga manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Melihat begitu pentingnya biaya kualitas, banyak perusahaan mulai melakukan kegiatan pengendalian kualitas secara lebih baik.

Perusahaan melakukan kegiatan pengendalian kualitas agar dapat mencegah atau mengurangi dihasilkannya produk yang cacat karena adanya produk yang cacat dan tidak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan menunjukkan tidak efisiennya biaya produksi suatu perusahaan. Dengan adanya produk cacat, maka tenaga kerja yang seharusnya digunakan untuk memproduksi, harus memperbaiki produk yang cacat sehingga hasil produksi menjadi berkurang dan waktu yang ada menjadi terbuang dengan sia-sia. Tetapi dengan dilakukannya kegiatan pengendalian kualitas diharapkan tingkat kegagalan produk dapat berkurang sehingga biaya keseluruhan dapat dikurangi. Peningkatan kualitas merupakan hal yang penting untuk mempertahankan minat konsumen terhadap suatu produk dan dapat memperluas pangsa pasar. Dengan memproduksi produk yang berkualitas, perusahaan akan mempunyai reputasi yang baik di mata masyarakat sehingga penjualan di masa mendatang dapat meningkat. Namun, untuk melakukan kegiatan pengendalian kualitas memerlukan usaha yang tidak mudah dan biaya yang cukup besar. Dalam hal ini terdapat hubungan yang erat antara biaya dan kualitas, untuk menjaga kualitas produk perlu ada biaya yang harus dikeluarkan. Biaya kualitas yang terjadi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan pengendalian kualitas dan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas, serta biaya yang dikeluarkan


(16)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 7

sehubungan dengan terjadinya kegagalan atau cacat pada produk yang dihasilkan. Peningkatan kegiatan-kegiatan kualitas akan meningkatkan biaya dan menambah keuntungan. Biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan kembali produk yang gagal yang disebabkan karena pengendalian kualitas dari produk yang tidak baik akan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kegagalan produk tersebut.

Untuk mengetahui berapa besar biaya kualitas yang dikeluarkan, perusahaan perlu menganalisis biaya kualitas yang terjadi. Dengan dilakukannya analisis, perusahaan dapat mengetahui secara pasti biaya kualitas yang terjadi di perusahaan dan distribusinya diantara empat kategori biaya kualitas yaitu biaya kegagalan intern, biaya kegagalan ekstern, biaya penilaian dan biaya pencegahan. Selain itu, dapat diketahui pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan akibat dihasikannya produk yang cacat. Berdasarkan informasi ini, perusahaan diharapkan dapat mengetahui penyebab terjadinya masalah serta mengambil tindakan perbaikan sehingga diharapkan dapat membantu menurunkan biaya kualitas yang terjadi. Penurunan dalam biaya kualitas secara otomatis menyebabkan penurunan dalam biaya produksi karena biaya kualitas merupakan bagian dari biaya produksi sehingga perubahan pada total biaya kualitas akan menyebabkan biaya produksi juga mengalami perubahan.


(17)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 8

1.6Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT ”X” yang berlokasi di Cimahi. PT ”X” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2007 sampai dengan selesai.


(18)

89 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT “X”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diketahui bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh PT “X”, yaitu faktor manusia, faktor mesin, faktor bahan baku, dan faktor metode. Keempat faktor ini mempengaruhi kualitas produk karena keempat faktor ini biasanya menjadi faktor yang menyebabkan kegagalan produksi sehingga mengakibatkan dihasilkannya produk cacat dan rusak.

a. Faktor Manusia

Faktor manusia menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan karena untuk menjalankan kegiatan produksi, PT “X” menggunakan tenaga manusia, maka kurangnya pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan kepada tenaga kerja yang baru maupun lama, tenaga kerja kurang teliti dan lalai dalam bekerja, tenaga kerja kurang memiliki pengalaman dan tenaga kerja kurang tanggap dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Faktor manusia pada PT “X” dapat menyebabkan kegagalan produksi seperti pakan carang, pakan dobel, pakan kendor, pakan kosong, pakan putus, lusi kendor dan bar-bar.


(19)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 90

b. Faktor Mesin

Selain tenaga manusia, PT “X” juga menggunakan tenaga mesin dalam menjalankan kegiatan produksinya. Penggunaan mesin yang canggih dan terawat dapat mempercepat proses produksi tanpa adanya penurunan kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan. Akan tetapi kurangnya perawatan yang dilakukan perusahaan terhadap mesin terutama mesin yang sudah lama digunakan, mesin jarang dibersihkan sehingga mesin menjadi kotor, kondisi mesin kurang baik, dan bisa juga karena listrik mati sehingga mesin tidak dapat berjalan dengan baik dapat menyebabkan kegagalan produksi yang biasanya menghasilkan produk dengan jenis cacat seperti pakan dobel, pakan kosong, pakan kusut, pakan timbul, lusi kendor, jarumat, dan bar-bar.

c. Faktor Bahan Baku

Faktor bahan baku dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan karena bahan baku adalah bahan utama dalam membuat produk sehingga kualitas produk yang dihasilkan tergantung dari kualitas bahan baku yang dipakai. Jadi kualitas bahan baku yang kurang baik, dan bahan baku yang terlambat dikirim oleh pemasok menjadi penyebab terjadinya kegagalan produksi di PT “X”. Biasanya faktor bahan baku ini menyebabkan jenis kecacatan produk berupa pakan besar, pakan putus, lusi putus, dan bolong. d. Faktor Metode

Selain ketiga faktor diatas, faktor metode juga dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan karena setiap perusahaan memiliki metode


(20)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 91

yang harus dilakukan dengan baik dalam memproduksi produk. Sehingga kurangnya pengarahan dalam penggunaan metode yang baru, salah memberi instruksi kepada tenaga kerja, dan metode produksi yang digunakan sudah kuno menyebabkan penurunan kualitas produk yang dihasilkan. Faktor metode ini biasanya menyebabkan jenis kecacatan berupa jarumat dan bar-bar.

2. PT ”X” sudah melakukan kegiatan pengendalian kualitas, hanya saja kegiatan yang dilakukan masih belum maksimal sehingga biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan cukup besar. Setelah melakukan analisis pada PT “X ”, maka dapat diketahui bahwa total biaya kualitas tahun 2006 adalah sebesar 5,32% dari biaya produksi dimana biaya kualitas tersebut terdiri dari biaya gaji karyawan bagian penelitian dan pengembangan, biaya pemeliharaan mesin, biaya gaji karyawan pemeliharaan dan perbaikan mesin, biaya gaji personalia, biaya transportasi dan seminar, biaya pemeriksaan selama proses produksi, biaya pemeriksaan produk akhir, biaya pemeriksaan bahan baku, biaya pengerjaan kembali, biaya barang rusak, biaya beli kembali, biaya discount, dan biaya retur. Seluruh biaya tersebut selanjutnya digolongkan menjadi biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal.

3. Selama ini PT “X” belum melakukan identifikasi dan penggolongan biaya kualitas yang sebenarnya diperlukan oleh perusahaan. Hal ini terlihat dari: - PT “X” menggabungkan perhitungan biaya kualitas ke dalam perhitungan


(21)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 92

penggolongan biaya kualitas. Data mengenai kualitas yang dimiliki perusahaan hanya berupa catatan mengenai jumlah produk cacat dan jenis produk cacat yang terjadi serta aktivitas pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan misalnya seperti inspeksi, dan inspeksi, tetapi besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak dihitung secara khusus.

- PT “X” tidak mengetahui secara jelas seberapa besar biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan aktivitas pengendalian kualitas di dalam perusahaan baik secara finansial maupun non finansial.

4. Analisis biaya kualitas yang dilakukan perusahaan akan berperan dalam menurunkan biaya produksi karena biaya kualitas merupakan bagian dari biaya produksi sehingga jika biaya kualitas berkurang, maka biaya produksi juga berkurang. Dengan melakukan analisis biaya kualitas, maka PT “X” dapat mengetahui dengan jelas unsur-unsur biaya kualitas yang harus ditambah dan dikurangi agar biaya kualitas menjadi lebih efisien, mengetahui jumlah dan jenis kegagalan produksi yang terjadi beserta penyebab kegagalan tersebut sehingga PT “X” juga dapat melakukan beberapa tindakan perbaikan dalam kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan agar kualitas produk yang dihasilkan meningkat dan dapat mengurangi terjadinya produk gagal yang pada akhirnya akan mengurangi total biaya kualitas. Penurunan biaya kualitas ini akan menurunkan biaya produksi.


(22)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 93

5.2 Saran

Setelah menganalisis catatan perusahaan, melakukan wawancara dan melakukan pengamatan tidak berpartisipasi di PT “X”, maka penulis dapat memberikan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Agar kualitas produk yang dihasilkan perusahaan meningkat, maka sebaiknya perusahaan melakukan kegiatan pengendalian kualitas yang lebih terencana sehingga kegagalan yang disebabkan oleh faktor manusia, mesin, bahan baku dan metode dapat diminimalkan dengan cara mencegah terjadinya kegagalan yang sama. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan metode statistik seperti:

- Diagram pareto untuk mengetahui jenis kegagalan produk yang terjadi. - Diagram sebab akibat untuk mengetahui penyebab kegagalan yang terjadi. 2. Untuk mengurangi biaya kualitas yang terjadi pada perusahaan, maka perlu

dilakukan tindakan perbaikan yang lebih dititikberatkan pada kegiatan yang bersifat pencegahan dan penilaian, antara lain:

- Dengan meningkatkan pelatihan bagi tenaga kerja yang lama maupun baru melalui seminar-seminar yang diadakan didalam maupun diluar perusahaan. Selain itu, pelatihan terhadap tenaga kerja baru juga harus lebih ditingkatkan dalam hal pengarahan atas tugas-tugas yang harus dilakukan, cara menjalankan mesin, dan lain-lain.

- Menerapkan sistem pemberian bonus bagi tenaga kerja yang bekerja dengan baik dan disiplin serta memberikan sangsi kepada tenaga kerja


(23)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 94

yang lalai atau banyak melakukan kesalahan sehingga menyebabkan kegagalan produksi.

- Melakukan pemeliharaan dan perawatan mesin dengan teratur seperti membersihkan mesin, penggantian suku cadang, penggantian oli mesin, dan lain-lain sehingga mesin dapat digunakan dengan maksimal selama proses produksi berlangsung.

- Melakukan penambahan kegiatan inspeksi untuk lebih memastikan bahwa baik bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi ataupun produk yang dihasilkan dan siap dikirim kepada pelanggan telah benar-benar berkualitas dan tidak ada cacat.

- Melakukan pemilihan pemasok yang lebih selektif.

3. Perusahaan sebaiknya melakukan identifikasi dan penggolongan biaya kualitas agar perusahaan dapat mengetahui dengan jelas besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Analisis atas biaya kualitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah:

- Mengidentifikasi biaya-biaya apa saja yang termasuk kedalam biaya kualitas.

- Setelah diketahui biaya-biaya apa saja yang merupakan biaya kualitas, lakukan penggolongan biaya kualitas kedalam 4 kategori biaya yaitu biaya pengendalian, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.

- Menghitung besar biaya kualitas untuk masing-masing kategori. - Membuat laporan tertulis mengenai biaya kualitas.


(24)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 95

- Melakukan analisis atau evaluasi atas keseluruhan kegiatan pengendalian kualitas yang telah dilakukan perusahaan.

Setelah melakukan langkah-langkah seperti diatas, maka perusahaan dapat mengetahui kategori biaya kualitas yang paling besar, mengetahui penyebabnya, dan jika kategori biaya itu dapat dikurangi, maka dapat dicari kegiatan apa yang harus ditambahkan atau dihilangkan.

4. Mengetahui pengeluaran biaya produksi serta proporsi biaya kualitas terhadap biaya produksi perusahaan cukup besar, maka sebaiknya perusahaan melakukan analisis biaya kualitas dengan langkah-langkah seperti yang diuraikan pada nomor 3 diatas, karena dengan dilakukannya analisis biaya kualitas diharapkan perusahaan dapat mengambil tindakan perbaikan sehingga kualitas produk meningkat dan biaya kualitas yang dikeluarkan dapat berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya produksi.


(25)

96 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Adam, Everett E. And Ronald J. Elbert. 1992. Production and Operation Management : Concept, Models and Behaviour. Tenth Edition. New Jersey : Prentice – Hall, Inc.

Assouri, Sofjan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Keempat. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Assouri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Basterfield, Dale H. 1998. Quality Control. Edisi Kelima. Englewood Cliffs : Prentice – Hall, Inc.

Carter, William K. and Milton F. Usry. 2002. Akuntansi Biaya. Edisi Ketigabelas. Jakarta : Salemba Empat.

Feigenbaum, Armad V. 1983. Total Quality Control. Edisi Ketiga. New York : McGraw – Hill International Edition.

Fryman, Mark A. 2002. Quality and Process Improvement. New York : Delmar – Thomson Learning, Inc.

Goetsch, David L. and Stanley B. Davis. 1997. Introduction to Quality Control. Edisi Kedua. New Jersey : Prentice – Hall, Inc.

Hammer, Lawrence H.; William K. Carter; and Milton F. Usry. 1994. Cost Accounting. Eleventh Edition. Cincinnati : South Western Publishing Co. Hansen, Don R. and Marryane M. Mowen. 2003. Cost Management Accounting

and Control. Fourth Edition. Australia : South Western College Publishing. Hansen, Don R. and Marryane M. Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen. Edisi

Ketujuh. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Hartanto D. 1992. Akuntansi Untuk Usahawan. Edisi Ketiga. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Horngren, Charles T.; Foster, George; and Srikant M. Datar. 2000. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. Tenth Edition. New Jersey : Prentice - Hall, Inc.


(26)

Universitas Kristen Maranatha 97

Horngren, Charles T.; Foster, George; and Srikant M. Datar. 2003. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. Eleventh Edition. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice – Hall, Inc.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 1 April 2002. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Kaplan, Robert S. and Anthony A. Atkinson. 1998. Advanced Management Accounting. Edisi Ketiga. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice – Hall, Inc.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Cetakan Kedelapan. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN.

Niswonger, C. Rollin; Philip A. Fees; and Carl S. Warren. 1996. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi Keenambelas. Jakarta : Erlangga.

Robert S. Russel and Bernard W. Taylor. 2003. Operations Management. Fourth Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.


(1)

penggolongan biaya kualitas. Data mengenai kualitas yang dimiliki perusahaan hanya berupa catatan mengenai jumlah produk cacat dan jenis produk cacat yang terjadi serta aktivitas pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan misalnya seperti inspeksi, dan inspeksi, tetapi besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak dihitung secara khusus.

- PT “X” tidak mengetahui secara jelas seberapa besar biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan aktivitas pengendalian kualitas di dalam perusahaan baik secara finansial maupun non finansial.

4. Analisis biaya kualitas yang dilakukan perusahaan akan berperan dalam menurunkan biaya produksi karena biaya kualitas merupakan bagian dari biaya produksi sehingga jika biaya kualitas berkurang, maka biaya produksi juga berkurang. Dengan melakukan analisis biaya kualitas, maka PT “X” dapat mengetahui dengan jelas unsur-unsur biaya kualitas yang harus ditambah dan dikurangi agar biaya kualitas menjadi lebih efisien, mengetahui jumlah dan jenis kegagalan produksi yang terjadi beserta penyebab kegagalan tersebut sehingga PT “X” juga dapat melakukan beberapa tindakan perbaikan dalam kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan agar kualitas produk yang dihasilkan meningkat dan dapat mengurangi terjadinya produk gagal yang pada akhirnya akan mengurangi total biaya kualitas. Penurunan biaya kualitas ini akan menurunkan biaya produksi.


(2)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 93

5.2 Saran

Setelah menganalisis catatan perusahaan, melakukan wawancara dan melakukan pengamatan tidak berpartisipasi di PT “X”, maka penulis dapat memberikan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Agar kualitas produk yang dihasilkan perusahaan meningkat, maka sebaiknya perusahaan melakukan kegiatan pengendalian kualitas yang lebih terencana sehingga kegagalan yang disebabkan oleh faktor manusia, mesin, bahan baku dan metode dapat diminimalkan dengan cara mencegah terjadinya kegagalan yang sama. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan metode statistik seperti:

- Diagram pareto untuk mengetahui jenis kegagalan produk yang terjadi. - Diagram sebab akibat untuk mengetahui penyebab kegagalan yang terjadi. 2. Untuk mengurangi biaya kualitas yang terjadi pada perusahaan, maka perlu

dilakukan tindakan perbaikan yang lebih dititikberatkan pada kegiatan yang bersifat pencegahan dan penilaian, antara lain:

- Dengan meningkatkan pelatihan bagi tenaga kerja yang lama maupun baru melalui seminar-seminar yang diadakan didalam maupun diluar perusahaan. Selain itu, pelatihan terhadap tenaga kerja baru juga harus lebih ditingkatkan dalam hal pengarahan atas tugas-tugas yang harus dilakukan, cara menjalankan mesin, dan lain-lain.

- Menerapkan sistem pemberian bonus bagi tenaga kerja yang bekerja dengan baik dan disiplin serta memberikan sangsi kepada tenaga kerja


(3)

yang lalai atau banyak melakukan kesalahan sehingga menyebabkan kegagalan produksi.

- Melakukan pemeliharaan dan perawatan mesin dengan teratur seperti membersihkan mesin, penggantian suku cadang, penggantian oli mesin, dan lain-lain sehingga mesin dapat digunakan dengan maksimal selama proses produksi berlangsung.

- Melakukan penambahan kegiatan inspeksi untuk lebih memastikan bahwa baik bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi ataupun produk yang dihasilkan dan siap dikirim kepada pelanggan telah benar-benar berkualitas dan tidak ada cacat.

- Melakukan pemilihan pemasok yang lebih selektif.

3. Perusahaan sebaiknya melakukan identifikasi dan penggolongan biaya kualitas agar perusahaan dapat mengetahui dengan jelas besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Analisis atas biaya kualitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah:

- Mengidentifikasi biaya-biaya apa saja yang termasuk kedalam biaya kualitas.

- Setelah diketahui biaya-biaya apa saja yang merupakan biaya kualitas, lakukan penggolongan biaya kualitas kedalam 4 kategori biaya yaitu biaya pengendalian, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 95

- Melakukan analisis atau evaluasi atas keseluruhan kegiatan pengendalian kualitas yang telah dilakukan perusahaan.

Setelah melakukan langkah-langkah seperti diatas, maka perusahaan dapat mengetahui kategori biaya kualitas yang paling besar, mengetahui penyebabnya, dan jika kategori biaya itu dapat dikurangi, maka dapat dicari kegiatan apa yang harus ditambahkan atau dihilangkan.

4. Mengetahui pengeluaran biaya produksi serta proporsi biaya kualitas terhadap biaya produksi perusahaan cukup besar, maka sebaiknya perusahaan melakukan analisis biaya kualitas dengan langkah-langkah seperti yang diuraikan pada nomor 3 diatas, karena dengan dilakukannya analisis biaya kualitas diharapkan perusahaan dapat mengambil tindakan perbaikan sehingga kualitas produk meningkat dan biaya kualitas yang dikeluarkan dapat berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya produksi.


(5)

Management : Concept, Models and Behaviour. Tenth Edition. New Jersey : Prentice – Hall, Inc.

Assouri, Sofjan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Keempat. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Assouri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Basterfield, Dale H. 1998. Quality Control. Edisi Kelima. Englewood Cliffs : Prentice – Hall, Inc.

Carter, William K. and Milton F. Usry. 2002. Akuntansi Biaya. Edisi Ketigabelas. Jakarta : Salemba Empat.

Feigenbaum, Armad V. 1983. Total Quality Control. Edisi Ketiga. New York : McGraw – Hill International Edition.

Fryman, Mark A. 2002. Quality and Process Improvement. New York : Delmar – Thomson Learning, Inc.

Goetsch, David L. and Stanley B. Davis. 1997. Introduction to Quality Control. Edisi Kedua. New Jersey : Prentice – Hall, Inc.

Hammer, Lawrence H.; William K. Carter; and Milton F. Usry. 1994. Cost Accounting. Eleventh Edition. Cincinnati : South Western Publishing Co. Hansen, Don R. and Marryane M. Mowen. 2003. Cost Management Accounting

and Control. Fourth Edition. Australia : South Western College Publishing. Hansen, Don R. and Marryane M. Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen. Edisi

Ketujuh. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Hartanto D. 1992. Akuntansi Untuk Usahawan. Edisi Ketiga. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Horngren, Charles T.; Foster, George; and Srikant M. Datar. 2000. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. Tenth Edition. New Jersey : Prentice - Hall, Inc.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 97

Horngren, Charles T.; Foster, George; and Srikant M. Datar. 2003. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. Eleventh Edition. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice – Hall, Inc.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 1 April 2002. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Kaplan, Robert S. and Anthony A. Atkinson. 1998. Advanced Management Accounting. Edisi Ketiga. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice – Hall, Inc.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Cetakan Kedelapan. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN.

Niswonger, C. Rollin; Philip A. Fees; and Carl S. Warren. 1996. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi Keenambelas. Jakarta : Erlangga.

Robert S. Russel and Bernard W. Taylor. 2003. Operations Management. Fourth Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.