Analisis efektivitas pengendalian intern sistem pemberian kredit : studi kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar.

(1)

xv

ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar

Yohanes Krisostomus Jehaut NIM : 102114069 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern pemberian kredit di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta .

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Pengujian pendahuluan dan pengujian kepatuhan dengan menggunakan metode stop-or-go sampling

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem pemberian kredit di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta sudah efektif.


(2)

xvi

A B S T R A C T

Analysis the Effectiveness of Loan Inter nal Contr ol System A Case Study at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta

Yohanes Krisostomus Jehaut Student Number : 102114069

Sanata Dharma University Yogyakarta

2014

The purpose of this research is to analize the effectiveness of loan internal control system at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta. The type of this research was a case study at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta. The techniques of data collection were interview, observation and documentation. Techniques of data analysis was compliance test namely stop-or-go method sampling.

The result showed that the loan internal control system at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta was effective. It was not formid any mistakes when tested by stop or go sampling.


(3)

Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohanes Krisostomus Jehaut NIM : 102114069

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN

AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohanes Krisostomus Jehaut NIM : 102114069

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN

AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

ii


(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

do what is rigth not what is easy

“hati manusia memikir

-mikirkan jalannya, tetapi Tuhan yang menentukan

arah langkahnya

(Amsal 16:9)

“guru bukan dewa dan selalu benar dan murid bukan kerbau”

(Soe Hok Gie)

Kupersembahan untuk:

Bapakku Lukas Haut dan Ibuku Elisabet Hewol,

Romo Ardus dan Seluruh Keluargaku,


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKON0MI

JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

“ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PEMBERIAN KREDIT” (Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta)

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 29 Oktober 2014 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Desember 2014 Yang membuat pernyataan,


(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis Efektifitas Pengendalian Intern Sistem Pemberian Kredit”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

3. Drs. YP Supardiyono, M.Si,Akt.,QIA selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma

4. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.


(10)

viii

5. Dr. Titus Odong Kusumajati, MA. yang telah memberikan kontribusi berupa masukan-masukan yang berguna pada saat penulis mengerjakan skripsi.

6. Bapak, Ibu Sekretariat FE yang membantu dalam kepengurusan administrasi. 7. Bapak Sudarwanto selaku Manager di Credit Union Cindelaras Tumangkar

Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin kepada saya untuk melakukan penelitian di tempat beliau dan telah berkenan meluangkan waktu untuk membantu saya dalam memperoleh informasi dan data-data yang dibutuhkan.

8. Bapak Lukas, Ibu Elisabet, Romo Ardus, Kak Eman, Kak Sintus, Kak vivi dan keluarga besar tercinta atas doa, dorongan dan bantuannya baik moril atau materiil.

9. Deis, Koido, Timot, Theo, Yoakim, Alex, Abet, Maro, Edo, Adit atas doa dan dorongan disaat-saat saya mengerjakan skripsi.

10.Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi

Akhir kata saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat memberikan kesempurnaan pada skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 31 Desember 2014


(11)

vi

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yohanes Krisostomus Jehaut

Nim : 102114069

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : ANALISIS EFEKTIVITAS

PENGENDALIAN INTERN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Desember 2014 Yang menyatakan,


(12)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……… ………...…….... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI…..…………... v

HALAM AN PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………. vi

KATA PENGANTAR………...………... vii

DAFTAR ISI………...……….………… ix

DAFTAR TABEL……….………… xiii

DAFTAR GAMBAR……….………... xiv

ABSTRAK………...……….………... xv

ABSTRACT……… xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...…….. 1

B. Rumusan Masalah……….…... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian………... 4

2. Manfaat Penelitian ... 5


(13)

x

1. Pengertian Sistem ...………...….. 7 B. Sistem Pemberian Kredit Pada Koperasi

1. Pengertian Sistem Pemberian Kredit... 7 2. Tujuan Penyusunan Sistem Pemberian Kredit... 7 3. Komponen Dalam Sistem Pemberian Kredit... 8 C. Sistem Pengendalian Intern

1. Pengertian... 18 2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern... 18 3. Unsur-unsur Sistem pengendalian Intern... 19 D. Credit Union

1. Pengertian Credit Union……… 24

2. Prinsip-prinsip Credit Union ... 24 3. Kebijakan Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit.. 27 E. Attribute pengujian kepatuhan ... 33 BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian……….…... 36 B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 36 C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian ... 36 2. Obyek Penelitian ... 37


(14)

xi

1. Wawancara ... 39

2. Observasi ... 39

3. Dokumentasi ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Lokasi Credit Union Cindelaras Tumangkar (CUCT) ... 49

B. Sejarah Credit Union CindelarasTumangkar ... 49

C. Visi, Misi dan Slogan CUCT 1. Visi ... 50

2. Misi ... 50

3. Slogan CUCT ... 50

D. Status Badan Hukum ... 51

E. Struktur Organisasi ... 51

F. Tugas... 51

G. Keanggotaan ... 59

H. Produk-Produk CUCT 1. Produk Simpanan ... 60


(15)

xii Cindelaras Tumangkar

1. Deskripsi Kegiatan Pokok……..……….. 81

2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit di CU Cindelaras Tumangkar……… 82

B. Deskripsi Dokumen-Dokumen yang digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit ... 89

C. Deskripsi Catattan Akuntansi yang digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit ... 90

D. Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit di CU Cindelaras Tumangkar ... 91

E. Deskripsi Unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Pemberian Kredit di Koperasi ... 99

F. Menentukan Efektivitas Pengendalian Intern ... 109

BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan………...………. 110

B. Keterbatasan Penelitian……….…..….. 110

C. Saran………... 110

DAFTARPUSTAKA………...……….. 111 LAMPIRAN


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Tabel Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian .... 43

Tabel 3.2 Tabel Stop-or-Go Decision ... 44 Tabel 3.3 Tabel Attribute Sampling for Determining Stop-or-Go Sample Size

and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base

on Sample Result... 45 Tabel 5.1 Deskripsi dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem

pemberian kredit di CU Cindelaras Tumangkar ... 89 Tabel 5.2. Deskripsi catatan akauntansi yang digunakan dalam sistem

pemberian kredit di CU Cindelaras Tumangkar ... 90 Tabel 5.3. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab

fungsional secara tegas dengan yang ada di Koperasi CU

Cindelaras Tumangkar ... 99

Tabel 5.4. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,

dan biaya dengan yang ada di Koperasi ... 100 Tabel 5.5. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan

fungsi setiap unit organisasi dengan yang ada di Koperasi ... 101 Tabel 5.6. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

dengan yang ada di Koperasi ... 102 Tabel 5.7. Hasil pemilihan sampel pada dokumen-dokumen

pemberian kredit ... 105

Tabel 5.8. Hasil Pengujian Attribute ... 106


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar I Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian Kredit yang

dilakukan oleh Bagian Kredit ... 91 Gambar II Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian Kredit yang

dilakukan oleh Koordinator TP, Manajer dan Pengurus ... 92 Gambar III Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian kredit yang

dilakukan oleh Koordinator TP, Manajer dan Pengurus ... 93 Gambar IV Bagan Alir Dokumen yang dilakukan oleh Koordinator TP ... 94 Gambar V Bagan Alir Dokumen yang dilakukan oleh Bagian Keuangan

dan Akuntansi (kasir) ... 95 Gambar VI Bagan Alir Dokumen yang dilakukan oleh Bagian Kredit

dan Koordinator TP ... 97 Gambar VII Bagan Alir Dokumen yang dilakukan oleh Bagian Keuangan


(18)

xv

ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar

Yohanes Krisostomus Jehaut NIM : 102114069 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern pemberian kredit di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta .

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Pengujian pendahuluan dan pengujian kepatuhan dengan menggunakan metode stop-or-go sampling

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem pemberian kredit di Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta sudah efektif.


(19)

xvi

A B S T R A C T

Analysis the Effectiveness of Loan Internal Control System

A Case Study at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta

Yohanes Krisostomus Jehaut Student Number : 102114069 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

The purpose of this research is to analize the effectiveness of loan internal control system at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta.

The type of this research was a case study at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta. The techniques of data collection were interview, observation and documentation. Techniques of data analysis was compliance test namely stop-or-go method sampling.

The result showed that the loan internal control system at Credit Union Cindelaras Tumangkar Yogyakarta was effective. It was not formid any mistakes when tested by stop or go sampling.

Keywords : internal control, effectiveness, loan internal control system


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi saat ini sangat cepat dan dinamis. Koperasi adalah salah satu bentuk lembaga keuangan dari ekonomi kerakyatan. Koperasi terdiri dari berbagai macam fungsi, misalnya koperasi unit desa, koperasi simpan pinjam, dan Credit Union. Koperasi sebagai badan usaha senantiasa didorong dan diarahkan ikut serta berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan menyejahterakan anggotanya dan mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi masyarakat. Koperasi tidak dapat begitu saja memberikan pinjaman kepada anggotanya karena koperasi harus mampu menanggung resiko tinggi sebagai akibat dari terjadinya kegagalan perkreditan karena adanya kredit macet.

Keberhasilan koperasi pemberi kredit mencapai laba atau profit ditentukan oleh keberhasilan dalam penyaluran kredit dan pengolahannya. Pada Credit Union Cindelaras Tumangkar, kredit diberikan kepada anggota penuh Credit Union Cindelaras Tumangkar yang telah memenuhi persyaratan menjadi anggota dan besarnya pemberian kredit harus dilihat dari kemampuan anggota dalam mengembalikan pinjaman. Ada empat jenis kredit yang ditawarkan pada Credit Union Cindelaras Tumangkar.


(21)

Pertama Kredit Usaha Produktif, dengan balas jasa pinjaman sebesar 1,9% tetap atau 1,9% menurun per bulan dengan sistem setoran menurun atau tetap. Kedua, Kredit Konsumtif dengan balas jasa pinjaman sebesar 1,9% menurun per bulan. Ketiga Kredit Properti balas jasa pinjaman sebesar 1,8% menurun per bulan untuk pinjaman diatas Rp 100.000.000 dan balas jasa pinjaman sebesar 1,9% menurun per bulan untuk pinjaman kurang atau sama dengan Rp 100.000.000.-. Keempat, Kredit Musiman dengan balas jasa pinjaman sebesar 1,8% menurun perbulan.

Penyaluran kredit akan berjalan dengan baik jika sistem yang ada dalam koperasi berjalan dengan baik pula. Menurut Mulyadi (2001: 164), sistem pengendalian intern itu dapat dikatakan baik apabila telah memenuhi unsur-unsur pokok pengendalian intern yaitu : (1) struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, (2) sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup, (3) praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi dan (4) karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Sistem pengendalian intern kredit pada Credit Union Cindelaras Tumangkar dimulai dari perencanaan kredit yaitu calon peminjam melakukan konsultasi kepada bagian kredit dan mengajukan permohonan kredit kepada bagian kredit kemudian bagian kredit akan menjelaskan prosedur kredit beserta aturannya kepada calon peminjam, analisa kredit yaitu berupa analisis mengenai layak atau tidaknya peminjam mendapatkan


(22)

kredit, administrasi yaitu berupa kelengkapan syarat-syarat pinjaman dan pengawasan kredit yaitu berupa pemantaun pengembalian kredit kepada peminjam, apakah pengembaliannya lancar atau tidak. Menurut Mulyadi (2001:163) tujuan pengendalian intern adalah :

a. Menjaga kekayaan organisasi

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c. Mendorong efisiensi

d. Mendorong dipenuhinya kebijakan manajemen

Dari tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama sistem pengendalian intern adalah mengusahakan agar hasil pelaksanaan kerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan rencana. Credit Union Cindelaras Tumangkar, selain memberikan pinjaman juga memberikan pendidikan terhadap para anggota dengan tujuan agar pinjaman yang diberikan dapat dikelola dengan baik oleh para anggota. Dalam Credit Union Cindelaras Tumangkar terdapat ketersediaan dana cadangan risiko untuk menutup kredit lalai yaitu 3% dana cadangan ini dipergunakan untuk kepentingan stabilisasi dan tidak boleh dipakai sebagai penambahan modal kerja Credit Union, serta hanya boleh dipakai untuk menutupi kerugian mendadak yang diterima oleh Credit Union Cindelaras Tumangkar, misalnya akibat tidak kembalinya pinjaman, atau halangan-halangan yang tak terduga. Disamping itu, kebijakan lain yang dipakai adalah maksimal uang beredar yaitu 70% - 80% dalam bentuk pinjaman.


(23)

Penelitian ini akan difokuskan pada efektivitas pengendalian intern sistem pemberian kredit yang terdapat pada Credit Union Cindelaras Tumangkar.

Tujuan pengendalian intern antara lain menjaga kekayaan organisasi dan mendorong efisiensi. Dalam hal menjaga kekayaan organisasi, Credit Union Cindelaras Tumangkar harus menjaga semua aset yang dimiliki koperasi antara lain berupa simpanan anggota. Sedangkan dalam halnya mendorong efisiensi, berkaitan dengan semua unsur-unsur yang terpenuhi dalam kaitannya dengan pemberian kredit yang dilakukan oleh Credit Union Cindelaras Tumangkar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah pokok penelitian ini adalah: Apakah pengendalian intern pemberian kredit pada Credit Union Cindelaras Tumangkar efektif ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah

Untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern sistem pemberian kredit di Credit Union Cindelaras Tumangkar.


(24)

b. Manfaat Penelitian

1. Bagi koperasi Credit Union

Sebagai bahan evaluasi bagi koperasi Credit Union untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern dalam pemberian kredit.

2. Bagi penulis

Saya dapat menambah pengetahuan dan mengetahui pengendalian intern dalam pemberian kredit yang telah diterapkan koperasi Credit Union dalam mencapai tujuannya.

3. Bagi pihak-pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang tertarik dalam bidang ini.

D. Sistematika Penulisan

Tujuan dari sietematika penulisan adalah memberikan gambaran umum hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya, yang terdiri dari 5 (lima) bab, dengan susunan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(25)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, saya akan menguaraikan mengenai teori-teori yang mendukung dalam proses-proses penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, saya akan menguraikan beberapa hal diantaranya objek penelitian, metode dan desain penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, teknik analisis data, gambaran umum objek penelitian, analisis data dan pembahasan.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini, saya akan memaparkan profil perusahaan yang diteliti.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bagian analisis dan pembahasan ini, saya akan mendeskipsikan hasil analisa dan perhitungan berdasarkan metode yang digunakan.

BAB VI PENUTUP

Pada bagian penutup, saya akan memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.


(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem

1. Pengertian Sistem

Menurut W. Gerald Cole dalam buku Sistem Akuntansi yang ditulis oleh Zaki Baridwan (2009: 3) “Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan

yang disusun sesuai dengan suatu skema yang

menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan”.

B. Sistem Pemberian Kredit pada Koperasi

1. Pengertian Sistem Pemberian Kredit

”Sistem pemberian kredit adalah jaringan pekerjaan berupa prosedur pemberian kredit (meliputi pengajuan kredit sampai kredit dicairkan oleh pihak koperasi) yang saling berhubungan satu sama lain”.

2. Tujuan Penyusunan Sistem Pemberian Kredit

Tujuan dari pembuatan sistem pemberian kredit adalah untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dalam mengelola kegiatan operasional koperasi. “Sistem pemberian kredit hendaknya dapat juga untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam


(27)

permohonan kredit tersebut, dan untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu relatif singkat” (Tohar, 2000: 108).

3. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit

Menurut Tohar (2000: 107-111) beberapa komponen yang tercakup dalam sistem pemberian kredit antara lain:

a. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit Urutan kegiatan dalam pengajuan permohonan kredit

meliputi:

1. Permohonan Kredit

Permohonan kredit umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit. Prosedur pengisian formulir permohonan kredit tersebut adalah sebagai berikut:

a. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman yang telah tersedia.

b. Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon peminjam dalam pengisian formulir.

c. Proses permohonan diteruskan untuk diproses. 2. Evaluasi atau Analisis Kredit

Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut. Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut:


(28)

a. Melakukan Interview pada Calon Peminjam Tujuan dari interview atau tanya jawab ini meliputi:

1. Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit menguasai kegiatan usahanya.

2. Meneliti kembali kebenaran data/informasi yang diterima. 3. Mengenal lebih dekat pribadi sifat serta watak dari calon

peminjam.

4. Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang kehidupan, pendidikan, dan pengalaman usaha. b. Melaksanakan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak tentang:

1. Reputasi dan kondisi calon peminjam.

2. Hubungan dengan pemberi kredit, bank, atau koperasi lain, dan kondisinya sampai saat ini.

3. Penilaian dari teman atau rekan usaha, atau tetangganya c. Melakukan Peninjauan ke Tempat Usaha

Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sampai sejauh mana perkembangannya. Dalam peninjauan secara langsung ini, perlu diperhatikan kondisi lokasi usaha misalnya: 1. Pertanian: kesuburan tanah, sumber air, dan tersedianya


(29)

2. Perdagangan: tersedianya pemasaran produksi, letaknya tempat usaha, perizinan, sumber bahan baku, dan sarana pengangkutan dan pemasaran.

3. Fasilitas yang mendukung kegiatan tersebut (angkutan, sumber air, dan tenaga kerja).

4. Penilaian terhadap barang-barang jaminan yang tercantum dalam surat pernyataan jaminan dari calon peminjam.

3. Keputusan Pinjaman

Keputusan pinjaman ini berisi hal-hal sebagai berikut:

a. Setiap permohonan harus memperoleh wewenang dari Pengurus.

b. Manajer Simpan Pinjam di dalam mengambil keputusan, mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut: 1. Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi

dari pengurus kelompok.

2. Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam.

c Ketentuan-ketentuan peminjam yang telah tertulis pada lembaran evaluasi yang memuat: jumlah pinjaman yang disetujui, penggunaan pinjaman, besarnya bunga pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, serta jaminan pinjaman.


(30)

Manajer Koperasi Simpan Pinjam yang bersangkutan. 4. Perjanjian Pinjaman

Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini:

a. Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit dicairkan.

b. Penandatanganan perjanjian pinjaman baru dapat dilakukan setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil

evaluasi.

c. Perjanjian pinjaman yang dilaksanakan tersebut meliputi Surat Perjanjian Pinjaman dan Surat Kuasa Menjual Memindah Hak.

d. Surat Perjanjian yang asli harus disimpan pada koperasi. e. Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi. f. Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam,

aslinya ada pada kantor koperasi. 5. Pencairan Pinjaman

Pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada pada kasir, copy-nya untuk si peminjam. Pinjaman ini diberikan secara tunai dan tidak dibenarkan diberikan dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya secara bertahap.


(31)

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.

b. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit

Menurut Anwari (1981: 31-34), adapun pembagian tugas dalam bagan organisasi bidang perkreditan meliputi:

1. Bagian Pembahas Kredit

Tugas utama dari tim ini adalah menyusun laporan pembahasan kredit. Tugas lainnya yang juga menunjang tercapainya tugak pokok yang dilakukan oleh bidang ini antara lain meliputi: a. Menilai atau membahas permintaan kredit peminat kredit. b. Membuat laporan penilaian atau laporan pembahasan kredit. c. Mengadakan wawancara/pertemuan dengan peminat kredit. d. Melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

melengkapi laporan penilaian/pembahasan.

e. Apabila permintaan kredit itu dapat disetujui, maka disusunlah perjanjian kredit antara Koperasi dengan calon debitur dengan dicantumkan segala persyaratan yang masih harus dipenuhi oleh calon debitur. Pelaksanaan pembuatan perjanjian kredit dilakukan di depan Notaris. 2. Bagian Pelaksana kredit

Sebagai kelanjutan pengelolaan dari permintaan kredit yang telah disetujui, maka pelaksanaan selanjutnya dilakukan oleh Bagian Pelaksana Kredit. Tugas-tugas pokok yang


(32)

dibebankan pada bagian ini antara lain meliputi:

a. Meneliti dan mengikuti dengan saksama pemenuhan

persyaratan yang telah ditentukan di dalam perjanjian kredit yang telah disetujui oleh calon debitur.

b. Melakukan persetujuan pembayaran kredit (realisasi kredit) atas penarikan kredit yang dilakukan calon debitur. c. Meneliti dan mengikuti tiap-tiap realisasi kredit, agar

selalu dilaksanakan sesuai dengan mata anggaran, serta pos-pos yang bersangkutan.

d. Meneliti secara terus-menerus perkembangan pembangunan fisik, dan pemakaian uang yang sebenarnya. e. Mengikuti perkembangan dan penyelesaian atas

kredit-kredit yang dinyatakan macet. 3. Bagian Administrasi Kredit

Pencatatan atas kejadian-kejadian sejak peminat kredit mengajukan permintaan kredit sampai pada pencairan kredit, dilakukan oleh Bagian Administrasi Kredit. Tugas-tugas itu dapat diperinci antara lain sebagai berikut ini:

a. Melakukan pencatatan atas permintaan kredit yang masuk yang meliputi nama peminat kredit, umur, alamat, jabatan peminat kredit, besarnya jumlah pinjaman yang diminta, tujuan penggunaan pinjaman, dan lain-lainnya sampai dengan dilunasinya pinjaman itu oleh


(33)

debitur.

b. Mengelola dokumen-dokumen perkreditan yang dipergunakan sebagai jaminan atas kredit yang diterima dan mengikuti pelaksanaan asuransi.

c. Menyusun bermacam-macam laporan berkala yang menyangkut calon debitur yang ada. Menurut Anwari (1981: 53-59) selain ketiga unit organisasi di atas yang berkaitan dengan kegiatan perkreditan, adapula unit organisasi lain yang ikut menunjang dalam sistem pemberian kredit antara lain:

1. Bagian Keuangan

Bagian ini bertugas untuk melaksanakan berbagai kegiatan tentang pencairan kredit yang meliputi:

a. Menerima data-data berupa Surat Pemberitahuan berlakunya Pengikatan Perjanjian Kredit dari Bagian Administrasi Kredit.

b. Diteliti kebenarannya, apabila tidak terdapat kelainan maka disiapkan uang tunai untuk dibayarkan kepada debitur.

c. Menerima bukti pengeluaran uang berikut lampirannya setelah dibubuhi tanda tangan oleh debitur sebagai bukti bahwa uang tunai telah diterima dengan baik dan sesuai jumlahnya.


(34)

d. Meneruskan bukti pengeluaran uang berikut lampirannya kepada Bagian Pembukuan.

2. Bagian Pembukuan

Bagian ini akan memperoleh berbagai data dan informasi yang nantinya akan dicatat dan dibukukan. Tugasnya meliputi:

a. Menerima data-data berupa bukti pengeluaran uang dari Bagian Keuangan.

b. Melakukan penjurnalan atas transaksi keuangan yang terjadi berdasarkan data-data tersebut di atas.

c. Membukukan transaksi keuangan yang dimaksud pada point 2) di atas ke dalam Buku Harian.

c. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit

Menurut Tohar (2000: 161-186), adapun dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit meliputi:

1. Surat permohonan kredit adalah surat yang berisi permohonan baru untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit.

2. Surat penyertaan jaminan adalah dokumen yang dibuat untuk menganalisis aset debitur yang dipakai sebagai jaminan kredit

3. Evaluasi permohonan pinjaman (penilaian kredit) merupakan hasil analisis dari data yang telah diperoleh dari


(35)

wawancara ataupun dengan survey untuk selanjutnya diajukan ke Bagian Pelaksana Kredit untuk mendapatkan keputusan kredit.

4. Keputusan pinjaman adalah surat yang berisi keputusan tentang jumlah kredit yang disetujui, besarnya bunga yang diberikan, dan jangka waktu pembayaran kredit.

5. Surat perjanjian pinjaman merupakan surat yang memuat perjanjian peminjaman uang antara Koperasi dengan anggotanya serta berisi syarat-syarat dan ketentuan kredit yang berlaku.

6. Memorandum kredit (surat perintah pencairan kredit) adalah dokumen yang digunakan oleh Bagian Analisa/Pelaksana Kredit kepada Bagian Administrasi Kredit untuk membuka fasilitas kredit yang diberikan kepada calon debitur yang bersangkutan.

7. Surat pemberitahuan persetujuan kredit adalah surat yang ditujukan kepada calon peminjam berisi informasi permohonan kredit yang disetujui untuk dicairkan beserta syarat perjanjian kredit lainnya.

8. Surat penolakan adalah surat yang ditujukan kepada anggota yang berisi tentang alasan penolakan kredit yang diajukan oleh anggota.


(36)

setiap penerimaan uang ke dalam koperasi, misalnya penerimaan simpanan, penerimaan atas bunga pinjaman, dan lain sebagainya.

10. Bukti pengeluaran uang adalah dokumen untuk mencatat setiap pengeluaran uang misalnya penarikan simpanan oleh anggota, pengeluaran atas biaya transportasi, dan lain sebagainya.

d. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit Menurut Tohar (2000: 162-163), adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit meliputi:

1. Buku harian kas/bank yang berfungsi juga sebagai buku jurnal. Buku harian kas/bank terdiri dari 16 kolom antara lain sebagai berikut: kas, bank, simpanan anggota, pinjaman anggota, rekening kelompok, bunga, dan lain-lain.

2. Jurnal umum digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. Berkurangnya kas akan dicatat dalam Jurnal Kas Keluar dan bertambahnya kas akan dicatat dalam Jurnal Kas Masuk.

3. Buku besar dapat terdiri dari lembaran kartu-kartu. Kartu-kartu ini dapat berbentuk buku tabungan ataupun buku pinjaman meliputi simpanan sukarela, simpanan wajib, simpanan khusus, dan pinjaman anggota. Namun yang berhubungan dengan system pemberian kredit yaitu kartu pinjaman


(37)

anggota. Kartu pinjaman anggota adalah suatu catatan yang memuat rincian pinjaman yang diberikan kepada anggota dalam rangka penambahan modal usaha, konsumtif, dan lain-lain. Kartu pinjaman selain digunakan untuk pencatatan pokok pinjaman, juga berfungsi untuk perhitungan bunga pinjaman.

C. Sistem Pengendalian Intern

1. Pengertian

Menurut Mulyadi (2001:163) “Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen”.

2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian yang efektif dan efesien sangat dibutuhkan oleh organisasi atau perusahaan. Sistem pengendalian diharapkan mampu merealisasikan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Mulyadi (2001:163) “tujuan pengendalian intern" adalah :

a. Menjaga kekayaan organisasi

b. Mencek ketelitian dan keandalan data akuntansi c. Mendorong efisiensi


(38)

Sesuai dengan tujuannya maka pengendalian intern tersebut dapat dibagi 2 yaitu : pengendalian intern administrasi (Internal Administrative Control) dan pengendalian intern akuntansi (Internal Accounting Control). Pengendalian intern administrasi terdiri dari prosedur dan catatan yang membantu manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian intern akuntansi terdiri dari prosedur dan laporan dan untuk menjaga aktivitas perusahaan. Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kredit yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

3. Unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Carl S. Warren (2014: 4 0 1 ) unsur pokok pengendalian intern meliputi:

a. Lingkungan pengendalian b. Penilaian resiko

c. Prosedur pengendalian d. Pengawasan

e. Informasi dan komunikasi

Menurut Mulyadi (2001: 164-172), unsur pokok sistem pengendalian intern antara lain:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan


(39)

rerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan yang didasarkan pada prinsip-prinsip:

1. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan (akuntansi).

2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya meliputi:

1. Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut dengan membubuhkan tanda tangan pada dokumen sumber atau dokumen pendukung.

2. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu sehingga akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.


(40)

setiap unit organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara dalam menciptakan praktik yang sehat melalui:

1. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2. Pemeriksaan mendadak (surprised audit) yang dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.

3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain

4. Adanya perputaran jabatan yang diadakan secara rutin agar dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka dapat dihindari.


(41)

6. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.

7. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern

yang paling penting karena unsur pengendalian intern lainnya sangat tergantung pada karyawan atau orang yang menjalankannya. Cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan karyawan-karyawan yang sesuai dengan yang diharapkan ini dengan cara:

1. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.

2. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

4. Komponen Pengendalian Intern

Komponen Pengendalian Intern menurut Committee of Sponsoring Organization of Treadway (2011 : 321), terdiri dari:

1. Lingkungan Pengendalian

Esensi dari suatu pengendalian yang efektif terletak pada sikap manajemen. Jika manajemen puncak yakin bahwa pengendalian itu


(42)

sangat penting, maka orang-orang lainnya dalam organisasinya akan ikut merasakan dan merespons dengan mengamati dengan hati-hati pengendalian yang ditegakkan.

2. Penilaian Resiko

Manajemen menilai resiko sebagai suatu bagian dalam perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal untuk meminimalkan kesalahan dan kecurangan.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian membantu untuk meyakinkan bahwa tindakan-tindakan yang penting telah dilakukan untuk mengatasi resiko-resiko dalam mencapai tujuan organisasi.

4. Informasi dan Komunikasi

Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi akuntansi suatu entitas adalah untuk memulai, mencatat, memproses dan melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu entitas dan untuk menjaga akuntabilitas aset-aset yang terkait.

5. Pengawasan

Aktivitas pengawasan berkaitan dengan penilaian yang berjalan atau penilaian yang berkala atas kualitas pengendalian internal oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian dijalankan sesuai sesuai dengan tujuan.


(43)

D. Credit Union (koperasi kredit) 1. Pengertian

Credit Union adalah koperasi keuangan yang dijalankan secara demokratis dan profit sharing (bagi hasil), menawarkan berbagai produk simpanan dan pinjaman berbunga rendah kepada para anggotanya. Credit Union juga memiliki beberapa kekhasan yang dapat membedakannya dari bentuk-bentuk koperasi lainnya. Kekhasan yang paling utama yaitu terdapat pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada para anggotanya sebelum menjadi anggota di dalam koperasi tersebut. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh pihak pengurus tersebut perlu dilakukan supaya dapat mendidik para anggotanya untuk dapat mengelola pinjaman yang diberikan secara baik. Hal tersebut perlu dilakukan supaya dapat meminimalkan adanya kelalaian pinjaman atau pinjaman tak tertagih, yang dapat merugikan Credit Union itu sendiri.

2. Prinsip-Prinsip Credit Union

Menurut World Council of Credit Unions (WOCCU) terdapat beberapa prinsip-prinsip Credit Union, yaitu :

1. Struktur Demokratis

a. Keanggotaan terbuka dan sukarela

Keanggotaan didalam Credit Union bersifat sukarela dan terbuka bagi semua yang berada dalam organisasi tersebut yang bisa


(44)

mendayagunakan pelayanan kepada anggota dan anggota juga harus mau menerima kewajiban yang harus dipenuhinya.

b. Pengawasan secara demokratis

Setiap anggota di dalam Credit Union memiliki hak yang sama untuk memberikan pendapat dan ikut serta di dalam pengambilan keputusan koperasi tanpa dipengaruhi jumlah simpanan, pinjaman atau apapun itu. Hal ini harus sejalan dengan prinsip koperasi.

c. Tidak diskriminatif

Dalam kegiatan operasionalnya, pelayanan Credit Union tidak boleh membeda-bedakan anggotanya baik itu dari segi suku, jenis kelamin, agama, maupun politik.

2. Pelayanan Anggota

a. Pelayanan kepada para anggota

Pelayanan terhadap para anggotanya harus didahulukan di dalam setiap kegiatan organisasi.Hal ini bertujuan supaya anggota dapat merasa nyaman berada dalam organisasi tersebut.

b. Distribusi kepada para anggota

Pengurus harus mendorong sikap hemat kepada para anggotanya dengan cara menabung dan menyediaan pinjaman serta pelayanan lainnya. Setelah (RAT) rapat anggota tahunan pihak pengurus harus membagikan SHU (sisa hasil usaha) terhadap para anggotanya secara transparan dan terperinci.


(45)

c. Membangun stabilitas keuangan

Perhatian utama Credit Union adalah untuk membangun kekuatan finansial daerah secara umum dan secara khusus untuk para anggotanya.

3. Tujuan Sosial

a. Pendidikan yang terus menurus

Pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pihak pengurus terhadap para anggotanya harus diberikan secara berkelanjutan dan bertahap. Hal ini dilakukan supaya para anggota dapat mengelola uangnya dengan lebih baik dan pihak pengurus juga dapat memantau perkembangan anggotanya.

b. Kerjasama antar Credit Union

Kerjasama antar koperasi juga dapat dilakukan dalam lingkup satu daerah, propinsi, negara, maupun internasional.Hal ini merupakan suatu wadah yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan Credit Union dan dapat memacu Credit Union lainnya untuk dapat lebih cepat berkembang.

c. Tanggungjawab sosial

Credit Union mempunyai tanggung jawab sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal koperasi. Lingkungan internal koperasi dalam hal pelayanan terhadap para anggotanya dan di luar koperasi terhadap kemajuan daerah.


(46)

3. Kebijakan Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Dalam Credit Union

Tujuan kebijakan diperlukan menetapkan pendekatan dan standar operasional prosedur credit union sehingga menjadi panduan bagi manajemen.Panitia kredit, dan pengurus dalam mencapai tujuan strategis organisasi, memastikan keamanan tabungan anggota dan membantu dalam mendanai kebutuhan kredit para anggota. Beberapa kebijakan dalam pemberian kredit kepada para anggotanya, yaitu :

a. Persyaratan

1. Credit Union tidak memberikan hak otomatis kepada anggota untuk mendapatkan pinjaman.

2. Credit Union akan berusaha keras membantu setiap anggota supaya pinjaman yang diberikan dapat memberikan manfaat. 3. Setiap pinjaman yang diberikan sesuai dengan persyaratan

Undang-Undang koperasi, peraturan credit union dan persyaratan kebijakan lainnya.

4. Credit Union tidak akan membeda-bedakan pemohon pinjaman berdasarkan status perkawinan, ras, warna kuliat, warga negara, pandangan politik, agama, dan jenis kelamin. b. Penilaian (Assesment)


(47)

Formulir Permohonan Kredit (FPK) hanya diterima apabila terlebih dahulu sudah diisi lengkap oleh anggota.

2. Wawancara

Semua anggota yang mengajukan pinjaman harus diwawancara sebelum pinjaman diputuskan. Data yang didapat dari wawancara disimpan dan dipergunakan sebagai pertimbangan untuk pembuatan keputusan.

3. Investigasi kredit

Investigasi kredit didasarkan pada FPKP yang sudah diisi lengkap.Selain itu investigasi kredit juga didapatkan dari para penjamin.

4. Pendapatan

Pinjaman tidak akan diberikan kepada anggota yang berusia kurang dari 18 tahun, kecuali sudah berkeluarga dan kepada anggota yang tidak ada bukti memiliki pendapatan yang cukup untuk mengembalikan pinjaman.

5. Jangka waktu pengembalian pinjaman

Jangka waktu pengembalian pinjaman tergantung dari kesepakatan peminjaman antara Credit Union dan anggota peminjam.

6. Pinjaman yang ditolak/ditangguhkan

Pinjaman tidak akan diberikan kepada anggota yang pernah menunggak kecuali yang bersangkutan telah mampu


(48)

menunjukkan pebaikan catatan pengembalian pinjamannya dan mampu menghadirkan seorang penjamin yang dapat dipercaya dan jaminan yang sesuai.

7. Pendelegasian wewenang membuat keputusan

Semua pinjaman yang diputuskan atas pelimpahan wewenang dari pengurus harus dibuat sesuai peraturan Credit Union. a. Pinjaman tanpa jaminan (Unsecured Loans)

Pinjaman yang diberikan tidak boleh lebih dari saldo simpanan anggota.Dan panitia kredit harus lebih hati-hati dalam memberikan penilain terhadap calon peminjam, supaya dapat mengurangi resiko tidak dikembalikannya pinjaman.

b. Pinjaman dengan jaminan (Secured Loan)

Batas maksimum pinjaman dengan jaminan adalah Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah).Semua barang jaminan yang dapat diasuransikan harus diasuransikan terlebih dahulu.Jumlah maksimum pinjaman yang disetujui tidak boleh melebihi jumlah simpanan anggota dan jumlah jaminan anggota.

c. Barang Jaminan (Securities)

Barang jaminan yang digunakan harus dinilai dulu oleh panitia kredit apakah barang jaminan tersebut mempunyai harga yang sepadan.Selain itu, surat-menyurat barang jaminan juga harus lengkap.


(49)

d. Suku bunga pinjaman

Suku bunga pinjaman ditentukan oleh rapat pengurus.Besarnya bunga 2% menurun.

e. Pendanaan (Funding) 1. Penyelesaian dokumen.

Pinjaman dapat dicairkan setelah persetujuan dicapai, kelengkapan administrasi sudah dipenuhi dan barang jaminan sudah disepakati dan pengadministrasiannya sudah lengkap. 2. Pencairan pinjaman

Pencairan pinjaman dilakukan melalui kasir. 3. Tanda tangan

Kwitansi/slip pencairan pinjaman harus ditandatangani oleh kedua belah pihak.

4. Pinjaman yang kedua kalinya (Double loan)

Apabila seorang anggota, yang masih memiliki sisa pinjaman diberikan pinjaman kedua (bukan pinjaman tambahan), pinjaman tersebut harus diperlakukan sebagai dua pinjaman yang terpisah dan harus memerlukan perjanjian pinjaman pribadi dengan persyaratan tambahan yang dilampirkan pada perjanjian pinjaman yang kedua. Terdapat beberapa produk pinjaman yang dapat dipilih oleh para anggotanya dalam melakukan peminjaman (kredit), antara lain :


(50)

Pinjaman yang dipergunakan untuk menambah modal usaha (Pinjaman yang menghasilkan kembali).

b. Konsumtif

Pinjaman yang dipergunakan untuk keperluan rumah tangga keluarga.

c. Darurat

Pinjaman yang bersifat mendesak.Contoh : untuk biaya berobat.

d. Kapital

Pinjaman untuk menambah jumlah simpanan (tabungan). Alat analisa yang dipergunakan panitia kredit untuk menilai kelayakan anggota dalam melakukan pinjaman yaitu :

1. Analisa TUKKEPPAR (Induk Koperasi Kredit Indonesia)

Tujuan kredit.

Kerajinan menabung.

Kemampuan mengembalikan kredit. Prestasi masa lalu.

Partisipasi anggota terhadap Credit Union.

2. Analisa 5 C (acuan dari Association of Asian Confederation of Credit Unions).

Analisa dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang akan diajukan oleh panitia kredit, sebagai berikut :


(51)

a. Character (Watak)

1. Apakah calon peminjam memiliki catatan baik dalam membayar kredit di CU atau lembaga keuangan lain ? 2. Bagaimana kehendak baik/reputasi/sifat calon peminjam

di masyarakat?

3. Apakah sudah berdomisili tetap? 4. Bagaimana hubungan antar pribadinya? b. Capacity to Pay (Kemampuan Membayar)

1. Apakah memiliki pekerjaan yang jelas?

2. Bagaimana menerima penghasilan : harian, mingguan, bulanan?

3. Apakah pendapatan pokok memenuhi target pembayaran pinjaman?

4. Apakah jangka waktu pengembalian pinjaman mengantisipasi sumber pendapatan anggota peminjam? 5. Apakah ada pinjaman lain disamping pinjaman ini? c. Capital Status (Status Modal).

1. Apakah anggota peminjam membangun simpanan secara teratur?

2. Apakah hak milik perorangan, tabungan, asset bisnis cukup aman sebagai jaminan kredit?


(52)

3. Apakah asset tumbuh ?Atau menabung untuk tujuan dapat kredit?

d. Collateral/Co-Makers (Jaminan/Penjamin).

1. Apakah jaminan mudah diuangkan kapan saja?

2. Apakah nilai jaminan lebih besar daripada kredit yang diminta?

3. Apakah penjamin mau menjaminkan simpanannya? 4. Apakah pasangan menyetujui kredit yang diminta? e. Credit Condisions (Kondisi Kredit).

1. Apakah untuk tujuan yang illegal?

2. Bagaimana dampak terhadap lingkungan? 3. Apakah resiko sangat besar?

4. Apakah tersedia dana yang cukup?

E.Attribute pengujian sampling kepatuhan

Berdasarkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern, auditor harus bisa mengidentifikasi atribut-atribut yang berkaitan dengan efektivitas pengendalian yang diuji. Menurut Jusup (2001 : 401), atribut adalah karakteristik dalam populasi yang akan diuji. Atribut harus diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan guna mengurangi resiko pengendalian atas suatu asersi. Auditor harus cermat dalam menentukan atribut, karena atribut akan menjadi dasar untuk penentuan berikutnya yaitu jumlah deviasi dari pengendalian yang telah ditetapkan.


(53)

Pengujian kepatuhan dengan attribute sampling digunakan terutama untuk menguji efektifitas sistem pengendalian intern. Menurut Mulyadi (2002) Attribute Sampling ada 3 model, yaitu : 1. Fixed-Sampling-Size Atribute Sampling

Ditujukan untuk memperkirakan presentase terjadinya mutu tertentu dalam populasi. Model ini dilakukan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur struktur pengendalian intern, dan auditor tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan/kesalahan. Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

a. Penentuan atribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern.

b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya c. Penentuan besarnya sample

d. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi e. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas

pengendalian intern

f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel. Menurut Mulyadi (2001:105), model pengambilan sampel ini adalah model yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan akuntan. Pengambilan sample dengan model ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Misalnya, dengan model ini akuntan dapat


(54)

memperkirakan berapa persen bukti kas keluar (voucher) yang terdapat dalam populasi tidak dilampiri dengan bukti pendukung yang lengkap. Model ini terutama digunakan jika akuntan melakukan pengujian kepatuhan terhadap suatu elemen pengawasan intern, dan akuntan tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan (atau kesalahan)

2. Stop-Or-Go Sampling

Metode ini digunakan untuk meyakinkan sesuatu. Model ini dapat mencegah peneliti mengambil sampel terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian secara dini. Model ini digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil.

Prosedur yang harus ditempuh dalam metode ini setelah menentukan attribute dan populasi adalah sebagai berikut :

a. Menentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat keandalan.

b. Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menetapkan sampel pertama yang harus diambil.

c. Membuat tabel Stop or Go Decision

d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel

Jika AUPL (Achieved Upper Precision Limit) = DUPL (Desire Upper Precision Limit), maka pengendalian intern dikatakan


(55)

efektif. Jika pengambilan sampel sampai dengan empat kali dan hasilnya AUPL > DUPL maka pengendalian intern dikatakan tidak efektif. Dalam keadaan seperti ini peneliti dapat menggunakan model Fixed-Sampel-Size Atribute Sampling sebagai alternatif untuk melanjutkan pemeriksaan. 3. Discovery Sampling

Digunakan untuk mencari kecurangan-kecurangan (fraud). Model pengambilan sampel Discovery Sampling sangat cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil (mendekati nol) dan atribut yang diuji cukup penting.

Prosedur pengambilan sampel dalam model ini : a. Tentukan attribute yang akan diperiksa

b. Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya

c. Tentukan tingkat keandalan

d. Tentukan Desire Upper Precision Limit e. Tentukan besarnya sampel

f. Periksa atribut sampel


(56)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi kasus pada Credit Union Cindelaras Tumangkar. Studi kasus adalah suatu penelitian terhadap obyek tertentu untuk mengamati, menganalis dan mengevaluasi, serta memecahkan masalah yang timbul sehingga kesimpulan yang diambil berdasar penelitian ini hanya berlaku terbatas bagi obyek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Credit unionCindelaras Tumangkar Jl. Rajawali Raya 116 Manukan , RT 05/05, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian antara bulan Maret sampai bulan Juni 2014.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penulisan ini : a. Manajer Credit Union.

b. Bagian perkreditan. c. Bagian keuangan.


(57)

2. Obyek Penelitian Data yang dicari :

a. Sejarah perkembangan Credit Union Condong Catur. b. Struktur organisasi Credit Union Condong Catur. c. Laporan keuangan lima tahun terakhir.

d. Dokumen-dokumen, antara lain : 1) Formulir permohonan kredit. 2) Formulir perjanjian kredit 3) Formulir keputusan kredit.

4) Formulir Penilaian Barang Jaminan

5) Formulir APBK (Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga)

e. Pedoman prosedur pemberian kredit.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi : Dokumen-dokumen yang dipakai dalam pemberian kredit dari bulan Januari 2013 sampai bulan Desember 2013 Sampel : Sebagian lembar dokumen-dokumen yang dipakai dalam

pemberian kredit dari bulan Januari 2013 sampai bulan Desember 2013.


(58)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung. Teknik pengumpulan data dengan wawancara digunakan untuk mencari data tentang gambaran umum Credit Union Cindelaras Tumangkar serta informasi yang lebih rinci mengenai sistem pemberian kredit beserta pengendalian internnya. Wawancara dilakukan kepada bagian persiapan kredit, bagian analisis kredit, bagian keputusan kredit, bagian pelaksana dan administrasi kredit, serta bagian supervisi dan pembinaan debitur.

2. Observasi

Tujuan observasi ini adalah untuk memperoleh tambahan data yang mendukung analisis data dan sistem pemberian kredit serta gambaran umum credit union.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan meneliti dokumen dan arsip Credit Union. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan memeriksa formulir pemberian kredit, analisis penilaian kelayakan peminjaman kredit, syarat-syarat pemberian kredit, formulir keputusan pemberian kredit, surat


(59)

perjanjian pinjaman dan buku pedoman dan pelatihan anggota dan laporan keuangan koperasi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah pemahaman pendahuluan dengan mengacu pada Kurnianto (TA: 2009) dan pengujian kapatuhan untuk menjawab masalah kedua. Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan yaitu:

1. Pemahaman Pendahuluan

Pemahaman pendahuluan dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengendalian intern sistem pemberian kredit yang dilakukan di Koperasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Mendeskripsikan sistem sistem pemberian kredit di Koperasi. b. Mendeskripsikan dokumen-dokumen yang digunakan dalam

sistem pemberian kredit di Koperasi.

c. Mendeskripsikan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit di Koperasi.

d. Membuat bagan alir (flowchart).

e. Mendeskripsikan unsur pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit di Koperasi.


(60)

2. Menentukan efektivitas pengendalian intern sistem pemberian kredit dengan melakukan pengujian kepatuhan Stop-or-Go Sampling (Mulyadi : 2002) , antara lain dengan :

a. Menentukan Tujuan penelitian :

1. Adanya penggunaan nomor urut tercetak untuk masing-masing dokumen-dokumen pemberian kredit.

2. otorisasi pejabat yang berwenang.

3. kesesuaian antara catatan yang tercantum dalam dokumen-dokumen pemberian kredit dengan yang tercantum dalam catatan akuntansi.

4. Dibuat saat transaksi terjadi atau segera sesudahnya (ketepatan waktu).

b. Menentukan Attribute, berupa prosedur permohonan kredit.

Adanya kelengkapan dokumen-dokumen yang dilampirkan pada posedur permohonan kredit yang terdiri dari :

a. Surat Permohonan Pinjaman b. Keputusan bagian kredit c. Surat Perjanjian kredit

d. Surat Pernyataan Penyerahan dan Kuasa Menjual Jaminan (SPP & KMJ)


(61)

f. Nilai Kelayakan Pinjaman Individu (NKPI)

g. Tujuan Pinjaman, Kerajianan Menabung, Kemampuan mengembalikan pinjaman, Prestasi dan Partisipasi (TUKKEPPAR)

h. Data Konsultasi Kredit (DKK) i. Slip Uang Masuk ( SUM) j. Slip Uang Keluar (SUK)

c. Setelah menentukan attribute, maka langkah berikutnya adalah menentukan populasi. Populasi yang akan diambil sampelnya adalah dokumen-dokumen pemberian kredit. Populasi yang akan diambil adalah dari 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013. d. Besarnya sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Menentukan tingkat keandalan (R%) dan DUPL.

Pada prosedur ini auditor menentukan tingkat keandalan yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang masih diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling menyarankan auditor untuk memilih tingkat kepercayaan 90%, 95%, dan 97,5%.

2. Menentukan sampel pertama yang harus diambil dengan menggunakan tabel besarnya sampel minimum.


(62)

Tabel 3.1 Tabel Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian

Acceptable Uper Precision Limit

Sample Size Based on Confidence Levels

90% 95% 97.5%

10% 24 30 37

9% 27 34 42

8% 30 38 47

7% 35 43 53

6% 40 50 62

5% 48 60 74

4% 60 75 93

3% 80 100 124

2% 12 150 185

1% 240 300 370

Sumber : Mulyadi (2002: 265)

3. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi secara acak.

Agar setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel anggota, maka pemilihan sampel dari keseluruhan anggota populasi harus dilakukan secara acak. Sampel yang diambil ini sebanyak 60. Sampel ini diambil dengan tujuan untuk memperkirakan besarnya DUPL.


(63)

4. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas pengendalian intern.

Dalam pengujian kepatuhan, atribut yang sudah ditentukan di atas diuji apakah ketiga atribut tersebut ada pada sampel yang diambil. 5. Membuat tabel stop-or-go decision.

Tabel stop-or-go decision berisi informasi tentang jumlah sampel awal dan tindakkan yang harus diambil jika terdapat kesalahan. Adapun langkah-langkah untuk menyusun stop-or-go decision yaitu:

Tabel 3.2 Tabel Stop-or-Go Decision Langkah Besarnya

sampel

kumulatif yang digunakan

Berhenti jika kesalahan kumulatif yang terjadi sama dengan

Lanjutkan ke langkah berikutnya jika kesalahan yang terjadi sama

dengan

Lanjutkan ke langkah 5 jika kesalahan paling tidak sebesar

1 60 0 1 4

2 96 1 2 4

3 126 2 3 4

4 156 3 4 4


(64)

Langkah 1

Jika pemeriksaan terhadap 60 sampel tersebut tidak ditemukan kesalahan atau DUPL = AUPL, maka pengambilan sampel dihentikan. AUPL dihitung dengan menggunakan rumus:

AUPL=

Tabel 3.3, confidence level factor pada R = 95% dan tingkat kesalahan = 0 adalah 3, maka AUPL = 3/60 adalah 5%. Jika kesalahan yang dijumpai = 0 dan DUPL = AUPL maka pengambilan sampel dihentikan.

Tabel 3.3 Attribute Sampling for Determining Stop-or-Go Sample Size and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base on Sample Result

Number of Occurance

Confidance Levels

90% 95% 97.5%

0 2.4 3.0 3.7

1 3.9 4.8 5.6

2 5.4 6.3 7.3

3 6.7 7.8 8.8

4 8.0 9.2 10.3


(65)

6 10.6 11.9 13.1

7 11.8 13.2 14.5

- - - -

- - - -

51 61.5 64.5 67.0

Sumber: Mulyadi (2002: 268-269)

Langkah 2

Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan anggota sampel = 1 maka confidence level factor pada R = 95% adalah 4,8 dan AUPL = 4,8/60 adalah 8%. Karena AUPL > DUPL, maka perlu mengambil sampel tambahan dengan rumus:

SampleSize =

Besar sampel dihitung sebagai berikut : 4,8/5% = 96. Angka besarnya sampel kemudian dicantumkan dalam kolom “besarnya

sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 2.

Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel = 1, maka AUPL = 4,8/96 adalah 5%. Karena AUPL = DUPL, maka pengambilan sampel dihentikan.


(66)

Langkah 3

Jika pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel pada langkah 2 ditemukan dua kesalahan maka perlu diambil sampel tambahan. Besarnya sampel dihitung sebagai berikut : 6,3/5% = 126. Angka besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom

“besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 3.

Jika 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat dua kesalahan, maka AUPL = 6,3/126 adalah 5%. Karena AUPL = DUPL, maka pengambilan sampel dihentikan.

Langkah 4

Jika dalam pemeriksaan terhadap 126 anggota sampel ditemukan tiga kesalahan atau penyimpangan, maka harus diambil sampel tambahan. Besarnya sampel dihitung sebagai berikut : 7,8/5% = 156. Angka besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 4.

Jika 156 anggota sampel tersebut hanya terdapat tiga kesalahan, akuntan akan mengambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian intern adalah efektif, dan akuntan akan menghentikan pengambilan samplenya, karena AUPL sama dengan DUPL. Namun jika dari 156 anggota sample tersebut akuntan menemukan 4 kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar 5,9% (9,2/156). Dalam keadaan ini


(67)

akuntan beralih ke langkah kelima, yaitu mengambil kesimpulan bahwa elemen sistem pengawasan intern yang diperiksanya tidak dapat dipercaya atau akuntan dapat menggunakan fixed sample-size-attribute sampling sebagai alternatif.

6. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel

Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima (DUPL) dengan tingkat kesalahan yang dicapai (AUPL). Apabila AUPL = DUPL, dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif. Tetapi bila AUPL > DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern tidak efektif.


(68)

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Lokasi CUCT

Credit Union Cindelaras Tumangkar mempunyai tiga tempat pelayanan yaitu di Jl. Rajawali Raya 116 Manukan, RT.05/05 Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, dan dua tempat pelayanan berada di Puluhan Rt.01/03 Sumberarum, Moyudan, Sleman Yogyakarta serta Karang Rejek, Wonosari, Gunung Kidul.

B. Sejarah Credit Union Cindelaras Tumangkar

Berawal dari fenomena yang terjadi dimana rakyat semakin terjajah oleh liberalisasi dan kapitalisasi, cara berpikir birokrasi yang berpihak ke kapitalis, mengambil kebijakan memihak ekonomi predator menjadikan desa-desa jauh dari yang dipikirkan pendiri bangsa “Bung Karno dan Bung Hatta”. komunitas kecil Lo-rejo, bekerjasama dengan Bina Desa dan Yayasan Cindelaras pada tanggal 18-22 Juli 2005 menyerukan “Gerakan Perubahan:

Mencari Indonesia Yang Lain” yaitu Indonesia yang dicita-citakan

oleh pendiri bangsa yaitu kemandirian ekonomi, pengelolaan negara atas dasar usaha bersama, ekonomi yang tidak dikuasai orang per orang.Forum dihadiri oleh lebih dari 300 orang dengan


(69)

beberapa tokoh Uskup Pujo Sumarto, Romo Sunarko SJ, KH Said Agil Sirajh, KH Habib Qirzin, Moch Sobari, Ahmad Tohari, Bambang Ismawan, George Aditjondro dan alm Mbah Marijan.

Berdasarkan rekomendasi Gerakan Sosial Indonesia Baru, Komunitas Lo-rejo mencari model pengelolaan ekonomi, yang dipikirkan Bung Hatta tentang sistem ekonomi kerakyatan. Setelah dilakukan diskusi dan studi banding akhirnya ditemukan model pengelolaan ekonomi yang dapat mengakomodasi pemikiran Bung Karno dan Bung Hatta yaitu Credit Union.Berdasarkan kesepakatan komunitas Lo-Rejo maka dibentuklah Credit Union dengan nama Cindelaras Tumangkar.

C. Visi, Misi dan Slogan CUCT 1.Visi :

Gerakan pemberdayaan rakyat cerdas finansial yang terpercaya. 2. Misi .

a. Mendidik anggota agar kritis dan mandiri secara financial. b. Menyelenggarakan pelayanan keuangan yang aman, sehat dan

berkelanjutan bagi anggota.

c. Mendorong pembangunan usaha produktif anggota. 3. Slogan


(70)

D. Status Badan Hukum

Legalitas Credit Union Cindelaras Tumangkar di bawah Disperindagkop Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui penerbitan badan hukum No. 15/BH/KPTS/IV2008 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 15 April 2008.

E. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI CU. CINDELARAS TUMANGKAR PERIODE : 2011 - 2015

PENGURUS / DEWAN PIMPINAN

1. Ketua Umum : Ir.Suwarta, M.Si.

2. Ketua I : Gunawan

3. Ketua II : Yulianto, S.Pd.

4. Sekretaris : Wiwik Wigati, M.Pd

5. Bendahara : Wahyu Lestari

6. Anggota : Basuki

PENGAWAS

1. Ketua : Iwan Prasetyo, S.Pd. 2. Sekretaris : Ir. Sudarna

3. Anggota : Hasan Bachtiar

MANAJER

SUDARWANTO

KOORD. TP- 01

KURNIAWAN, SH.

RAPAT ANGGOTA TAHUNAN

ANGGOTA

PENASEHAT

1. Dr.F.Wahono 2. Drs. AR.Mecer 3. M. Pilin Balawing

Bag. Kredit & Penagihan

TIM

Bag. Keu. & Akuntansi

PURWANTO, SP. RITAWATI, ENI S

Bag. DIKLAT

TIM

Bag. TU & JALINAN

TIM

KOORD. TP- 02

HERU MURTONO

Bag. Kredit & Penagihan

TIM

Bag. Keu. & Akuntansi WINARSIH, S.Pd., HARDIMAN Bag. DIKLAT TIM

Bag. TU & JALINAN

TIM

12/12/2011 19:43:05

F. Tugas 1. Ketua

a. Mewakili dan bertindak di hadapan hukum atas nama Credit Union Cindelaras Tumangkar.


(71)

b. Menandatangani surat-surat atas nama Credit Union Cindelaras Tumangkar.

c. Memimpin rapat-rapat Pengurus dan RAT.

d. Menandatangani laporan keuangan bersama bendahara dan pengawas.

e. Melakukan koordinasi dengan pengurus lainnya. f. Memfasilitasi recana strategis dan bisnis CUCT

g. Memimpin proses monitoring, evaluasi kinerja Pengurus, Manajemen dan lembaga secara keseluruhan.

h. Mengontrol tugas-tugas pengurus lainya.

i. Memimpin rapat-rapat pengurus dan rapat koordinasi. j. Memimpin proses evaluasi kinerja secara keseluruhan. k. Bersama sekretaris dan bendahara melakukan pemeriksaan

dan pembinaan kinerja manajemen secara rutin. 2. Wakil Ketua

a. Membuat kebijakan dan kurikulum pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan program kerja pengurus.

b. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan pendidikan setiap bulan.

c. Menganalisa dan mengkoordinasikan kebutuhan pendidikan untuk anggota, staf, dan pengurus.


(72)

d. Melakukan koordinasi kegiatan promosi dengan bagian pendidikan.

e. Melakukan penelitian dan pengembangan lembaga.

f. Mewakili Ketua DP jika berhalangan dalam melaksanakan tugas.

g. Bekerjasama dengan lembaga lain untuk melaksanakan program pendidikan.

h. Menyusun anggaran untuk setiap pendidikan.

i. Bersama anggota pengurus yang menangani pemberdayaan anggota membentuk kelompok-kelompok inti.

j. Menyusun program pendidikan bersama anggta pengurus pemberdayaan.

k. Monitoring dan mengevaluasi program pendidikan. 3. Sekertaris

a. Memeriksa dan menandatangani surat-surat keluar bersama ketua DP atas nama organisasi.

b. Melakukan pengawasan dan evaluasi administrasi umum bersama dengan bagian tata usaha.

c. Mendampingi/mewakili ketua dan bertindak atas namaCUCT.


(73)

d. Membuat dan mengagendakan notulen rapat-rapat pengurus.

e. Menyusun jadwal monitoring dan evaluasi pengurus.

f. Mengkoordinasikan penyusunan Standard Operational Procedure (SOP).

g. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat-rapat DP dan rapat Pleno

h. Bertanggungjawab atas pengarsipan dan penyimpanan dokumen dan surat berharga CUCT.

i. Bertanggung jawab atas pembuatan konsep surat-surat keluar atas nama organisasi.

j. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan RAT (Menggandakan laporan RAT, dan pengarsipannya) dengan melakukan koordinasi dengan staf manajemen.

k. Bersama ketua pengurus dan bendahara melakukan pemeriksaan dan pembinaan kinerja manajemen secara rutin.

l. Mewakili ketua DP apabila ketua dan wakil berhalangan hadir dalam melaksanakan tugas.


(74)

4. Bendahara

a. Bersama Manajer menyetujui dan memutuskan pengeluaran/belanja lembaga.

b. Melakukan koordinasi kegiatan dengan bagian keuangan, manajer, dan bagian lainnya.

c. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan keuangan (penggajian, standart biaya operasional, pengadaan inventaris kantor).

d. Mengawasi manajemen dalam hal pengelolaan keuangan lembaga .

e. Melakukan pemeriksaan laporan keuangan secara periodik. f. Mewakili organisasi dalam melakukan transaksi keuangan

dengan pihak luar.

g. Mengontrol likuiditas keuangan CUCT.

h. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja CUCT.

i. Mengontrol penyimpanan barang-barang berharga (uang, surat lembaga, dan barang jaminan).

j. Bertanggung jawab dan menandatangani laporan keuangan Credit Union Cindelaras Tumangkar.


(75)

k. Bersama ketua pengurus dan sekretaris melakukan pemeriksaan dan pembinaan kinerja manajemen secara rutin.

l. Bersama pengurus koordinator dan anggota bagian kredit melakukan pemeriksaan perkreditan.

5. Pengawas

a. Sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan memeriksa surat berharga, uang tunai, dan arsip Credit Union Cindelaras Tumangkar.

b. Mengadakan penelitian tentang usaha Credit Union Cindelaras Tumangkar, memeriksa buku-buku, laporan keuangan bulanan.

c. Memberikan masukan kepada DP dalam hal peningkatan pelayanan.

d. Mengambil tindakan yang tepat jika terjadi penyalahgunaan kekuasaan oleh pengurus dan kelalaian dalam menjalankan tugas yang telah ditentukan.

e. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. f. Bersama dengan Ketua DP dan Bendahara menandatangani


(76)

g. Menjaga kerahasiaan hasil temuan pengawasan yang tidak perlu diketahui khalayak.

6. Manajer

a. Mengkoordinasi penyusunan program kerja keuangan dan non keuangan.

b. Mengajukan program kerja tahunan kepada dewan pimpinan/pengurus.

c. Mengimplementasikan program kerja keuangan dan non keuangan yang disetujui oleh RAT.

d. Mengimplementasikan Poljak Pengurus.

e. Mengatur pembagian tugas dengan Koordinator tempat pelayanan(TP).

f. Mengusulkan penempatan pegawai kepada dewan pimpinan/pengurus.

g. Menjelaskan kepada koordinator TP tentang tugas, informasi penting berupa perubahan kebijakan, keputusan organisasi, baik yang berkaitan dengan masalah internal maupun eksternal.

h. Menjadi mediator dan fasilitator dalam penyelesaian masalah dengan koordinator TP dan pegawai maupun


(77)

pihak luar dengan berkoordinasi kepada Dewan Pimpinan/Pengurus.

i. Bersama dengan koordinator TP menyusun pembuatan laporan pertanggungjawaban (keuangan dan non-keuangan, dll) kepada dewan pimpinan/pengurus.

j. Mengajukan usulan perubahan anggaran kepada dewan pimpinan.

k. Memberikan pendampingan, motivasi, dan penguatan komitmen kepada pegawai dalam melaksanakan tugas. l. Melakukan pendampingan dan alih keterampilan kepada

pegawai agar terjadi peningkatan kinerja.

m. Menumbuhkan semangat pelayanan sepenuh hati. n. Menjadi teladan dalam disiplin dan penerapan etos kerja. o. Melakukan monitoring dan evaluasi rutin kegiatan

oprasional manajemen.

p. Melakukan perubahan-perubahan manajerial untuk peningkatan kinerja.

7. Koordinator Tempat Pelayanan (TP) a. Membuat program kerja TP.

b. Mengkoordinasi kegiatan TP yang meliputi pembagian tugas pegawai : kasir, jurnal, kas harian, konsultasi


(78)

pinjaman, pembuatan laporan bulanan, data perkembangan TP, dan transaksi harian, serta kebersihan lingkungan kantor.

c. Melakukan evaluasi bulanan dan analisa LKSB.

d. Melakukan pelayanan kredit dan penanganan kredit bermasalah/macet.

e. Membuat arus kas TP.

f. Melakukan transaksi keuangan di bank.

g. Membuat jadwal pendidikan bersama pengurus TP dan kelompok inti.

h. Mengawasi kegiatan pendidikan termasuk dana pelaksanaan pendidikan.

i. Membuat laporan bulanan tentang pendidikan.

j. Menyampaikan hasil keputusan rapat pengurus kepada pegawai.

k. Memimpin rapat-rapat TP. l. Membuat daftar inventaris.

m.Menindaklanjuti rekomendasi yang dibuat oleh pengurus. G.Keanggotaan


(1)

Ini berarti AUPL = DUPL, maka pengambilan sampel dihentikan sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem pemberian kredit di CU Cindelaras Tumangkar efektif.

Deskripsi pengujian terhadap attribute adalah sebagai berikut :

1. Hasil pemeriksaan untuk attribute pertama atau adanya penggunaan nomor urut tercetak untuk masing-masing dokumen-dokumen pemberian kredit menunjukan jumlah kesalahan sama dengan nol, artinya semua dokumen-dokumen pemberian kredit menggunakan nomor urut tercetak.

2. Hasil pemeriksaan terhadap attribute kedua atau otorisasi pejabat yang berwenang menunjukan jumlah kesalahan sama dengan nol, artinya semua dokumen-dokumen pemberian kredit telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.

3. Hasil pemeriksaan terhadap attribute ketiga atau kesesuaian antara catatan yang tercantum dalam dokumen-dokumen pemberian kredit dengan yang tercantum dalam catatan akuntansi menunjukan jumlah kesalahan sama dengan nol, artinya ada kesesuaian antara catatan yang tercantum dalam dokumen-dokumen pemberian kredit dengan yang tercantum dalam catatan akuntansi.

4. Hasil pemeriksaan terhadap attribute keempat atau dibuat saat transaksi terjadi atau segera sesudahnya (ketepatan waktu) menunjukan tingkat kesalahan sama dengan nol, artinya terdapat


(2)

kesesuaian tanggal terjadinya transaksi antara dokumen-dokumen pemberian kredit.

G. Pembahasan

Pengunjian kepatuhan terhadap 60 attribute dokumen-dokumen pemberian kredit tidak ditemukan masalah. Artinya, pengendalian intern sistem pemberian kredit pada CU. Cindelaras Tumangkar efektif.


(3)

111

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap 60 sampel dengan menggunakan metode stop-or-go-sampling menunjukkan bahwa tidak ditemukannya penyimpangan. Hasil dari pengujian yang menunjukkan tidak ditemukannya penyimpangan dimana AUPL = DUPL yaitu sebesar 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem pemberian kredit di CU Cindelaras Tumangkar sudah efektif.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti tidak memiliki akses penuh berkaitan dengan pengambilan sampel penelitian secara acak. Pengambilan sampel dilakukan sendiri oleh perusahaan kemudian memberikan sampel tersebut kepada peneliti.

C. Saran

1. CU Cindelaras Tumangkar diharapkan untuk terus mempertahankan pengendalian intern sistem pemberian kredit yang sudah ada.

2. Untuk peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian dengan menambahkan data penelitian.


(4)

112

DAFTAR PUSTAKA

Anwari, Achmad. 1981. “Praktek Perbankan dI Indonesia (kredit Investasi)”.Jakarta: Balai Aksara.

Baridwan, Zaki. 2009. “Sistem Akuntansi penyusunan prosedur dan

metode”. Yogyakarta: BPFE- YOGYAKARTA Credit Cindelaras Tumangkar.2014. “Pola Kebijakan Pengurus”.

Elder, J. Randal., Mark S. Beasley, Alvin A. Arens dan Amir Abai Yusuf. 2011. “Jasa Audit dan Assurance. Salemba Empat Hartono, Jogianto. 1989. “Analisis Desain: Sistem Informasi

Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi

Jusup, Haryono. 2001. Auditing (PENGAUDITAN). Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Kusumajati, Titus O. 2012. “Credit Union di Indonesia Kajian dan

Keberlajutannya”.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Mulyadi. 2002. Pemeriksaan Akuntan. Edisi 2. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

Munaldus. 2012. “Kendaraan Menuju Kemakmuran Praktik Bisnis

Sosial Model Indonesia”. PT Gramedia Jakarta

Munaldus., Yuspita Karlena., Herlina. 2014. “Kiat Mengelola Kredit

Union”. PT Gramedia Jakarta

Rusydi, Muhammad. 2008. “Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap

Profitabilitas Pada PT. Bank XYZ Cabang Pangkep”. Universitas Muhammadyah, Makasar

Sartono, Agus. 2000. “Manajemen Keuangan”. Edisi Tiga. Cetakan

Enam, Yogyakarta : BPSF-Yogyakarta.

Tohar, M. 2000. “Permodalan dan Pengkreditan Koperasi”. Yogyakarta: Penerbit Kanisius


(5)

(6)