PENDETEKSIAN INTRUISI AIR LAUT DAN ANALISIS KANDUNGAN AIR PADA SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI DAERAH BELAWAN.

(1)

P E N D E T E K S I A N I N T R U S I A I R L A U T D A N

A N A L I S I S KANDUNGAN AIR PADA SUMUR

BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS

LISTRIK DI DAERAH BELAWAN

Oleh:

Palma Juanta NIM 4103240025 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

(3)

PENDETEKSIAN INTRUSI AIR LAUT DAN ANALISIS KANDUNGAN AIR PADA SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS

LISTRIK DI DAERAH BELAWAN

Palma Juanta (4103240025)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian Pendeteksian intrusi air laut dan analisis kandungan air pada sumur bor dengan metode konduktivitas listrik di daerah Belawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar Tingkat intrusi air laut pada sumur-sumur bor dan kandungan logam pada air sumur bor di Kecamatan Medan Belawan dienam Kelurahan, Kecamatan Medan Belawan-Kotamadya Medan, dengan titik acuan 030 78’ . 502 LU dan 980 71’ . 884 BT. Selanjutnya untuk mengetahui apakah faktor kedalaman dan jarak sumur dari garis pantai berpengaruh terhadap Daya Hantar Listrik. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel air laut dimulai dari titik acuan (garis pantai) hingga air laut murni dan mengambil sampel air sumur bor dimulai dari sumur bor terdekat dengan titik acuan (garis pantai), mengukur suhu dan daya hantar listrik kedua sampel serta kedalaman dan jarak sumur bor dari titik acuan (garis pantai). Data pengukuran daya hantar listrik yang diperoleh dikonversikan pada suhu 250C. Penentuan tingkat intrusi didasarkan pada perhitungan kuartil. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa semua air sumur bor telah terintrusi air laut. Semua air sumur bor dari 24 sampel telah terintrusi tinggi yaitu mencapai 100 %. Kadar intrusi air laut tertinggi pada sumur bor SB 14 dengan kedalaman 72 m pada jarak 7119 m dari garis pantai dengan nilai DHL 5625 µmho/cm,250C, sedangkan terendah pada SB 11 dengan kedalaman 72 m pada jarak 6316 m dari garis pantai dengan nilai DHL sebesar 385,16 µmho/cm,250C. Jarak sumur bor dari titik acuan dan kedalaman sumur bor tidak berpengaruh nyata terhadap Daya Hantar Listrik, dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 4,017 atau 0,04% dari data yang diperoleh. Untuk analisa pengujian sampel kandungan air di laboratorium kimia Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas 1 Medan, diperoleh hasil kandungan logam Timbal (Pb) pada sumur bor SB 11 telah melewati batas kualitas air bersih yaitu 0,05335 mg/l. Sedangkan baku mutu Pb adalah 0,05. Menurut baku mutu kualitas air bersih Permenkes 416/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Untuk kandungan logam lainnya seperti Seng, Kadmium, dan Tembaga pada sumur Bor 11 dan 14 tidak melewati batas baku mutu kualitas air bersih sehingga air masih dikatakan layak untuk dikonsumsi.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah Intrusi, dengan judul “Pendeteksian Intrusi Air Laut dan Analisis kandungan Air

Pada Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik di Daerah Belawan”. Penelitian telah dilakukan mulai bulan November 2013 sampai dengan Januari 2014.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dra. Eva Marlina Ginting, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi, Bapak Drs. Rappel Situmorang M.Si yang telah banyak membantu selama Proses penelitian di Laboratorium fisika Universitas Negeri Medan, serta Bapak Drs. Rahmadsyah, M.Si, Bapak Drs. Juniar Hutahean, M.Si dan Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd. selaku Dosen Penguji I, II dan III yang telah banyak memberikan saran dan keritikan demi penyempurnaan skripsi ini. Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan. Di samping itu, Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, Ibu Dra. Derlina, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Pintor Simamora selaku Ketua Prodi Fisika, Bapak Drs. Rahmadsyah, M.Si selaku Kepala Laboratorium Fisika FMIPA UNIMED. Dan Staf Tata Usaha Fisika kak Nana yang telah banyak membantu, serta seluruh staf pengajar/dosen di lingkungan Fakultas MIPA UNIMED yang telah membekali Ilmu Fisika kepada penulis selama kuliah di Fakultas MIPA UNIMED. Kepada Bapak Camat Dan Lurah Kecamatan Medan Belawan serta staf pegawai yang membantu penulis dalam melaksanakan penelitian Serta Masyarakat Belawan Yang begitu ramah. Sahabat-sahabatku Trisna Suci, S.Si, Fatma Hanum, Farida Hanum, serta kakak stambuk yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan Sri Juliana, S.Si, Bunga Fisikanta Bukit, S.Si, dan Fynnisa Zebua, S.Si, atas semua kebersamaan dan


(5)

kekeluargaannya selama ini. Serta seluruh teman seperjuangan di fisika non dik 2010, Muhammad Affan, Rudi, Emil, Ferry, Yuni, Julizar, Norma, Nia, Anna, Fika, Rahmi dan Yusuf, dan juga seluruh anak-anak Fisika angkatan 2010 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah berjuang bersama-sama dalam mengarungi masa-masa perkuliahan. Terimakasih juga penulis ucapkan kapada rekan-rekan sesama pengajar di Yayasan Perguruan Indonesia Membangun Mabar. Dan rekan-rekan sesama pengajar di SD Islam AL Huda Bapak Suwardi, Ibu Inge Flora dan Bu Anizar. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan di Primagama Marelan, Mbak Tina, Merry, Roni, Supri, Izal, Mita, dan Prima Smart, Pak Padli, Ayu, Aulia, Winda, Farida, Eria, dan Nindi atas doa dan dukungannya selama ini dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Ucapan Terimakasih yang teristimewa penulis ucapkan Secara khusus kepada Kedua orang tua Ayahanda Syahran dan Ibunda Siti Mariyam yang tak pernah henti memberikan doa, semangat, kasih sayang dan dukungan yang besar baik spiritual maupun material. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak buat abang-abang dan kakak ku M.Supri, Maharani, Riwayati, Dedek Perhatina Era Andini, dan adik–adikku, M.Tirta, M.Ayub, Ismail dan M.Marhaen atas dukungannya selama ini, serta seluruh keluarga yang telah mengiringi langkah penulis dengan kekuatan doa dan ketulusan cinta. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Adinda terkasih Wahyuni yang telah banyak mendukung dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2014

Palma Juanta NIM. 4103240025


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Batasan Masalah 6 1.3. Rumusan Masalah 6 1.4. Tujuan Penelitian 6 1.5. Manfaat Penelitian 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7 2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 7 2.1.1. Letak Geografis dan Topografi 8 2.1.2. Iklim dan Curah Hujan 9 2.2. Geologi Umum Lokasi Penelitian 9 2.2.1. Morfologi Daratan 9 2.2.2. Statigrafi

2.3.3. Peta Geologi Daerah Penelitian 10 2.2.4. Peta Lokasi Pengambilan Sampel 12

2.2.5. Sifat Batuan Terhadap Air Tanah 13 2.3. Tata Guna Lahan 13 2.4. Potensi Perkembangan Kota Belawan 14

2.5. Air Tanah 15

2.5.1. Kondisi Air 19 2.6. Karakteristik Fisik Air 23

2.7. Air laut 24

2.7.1. Salinitas Air Laut 24 2.8 Batasan Polusi Air 26 2.8.1. Polusi Air 26 2.8.2. Parameter Air Layak Konsumsi 27 2.8.3. Polutan Air 31 2.8.4. Sifat-Sifat Air Terpolusi 32

2.9. Akuifer 32

2.9.1. Jenis-Jenis Akifer 36 2.9.2. Porositas dan Permaebilitas 36


(7)

2.9.3. Satuan Batuan Dan Sikapnya Terhadap Air Tanah 38 2.10. Intrusi Air Laut ke Daratan 39 2.11. Pengambilan Air Tanah 42 2.11.1. Sumur Bor 42 2.12. Konduktifitas Larutan Elektrolit 43 BAB III. METODE PENELITIAN

45 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 46 3.2. Alat dan Bahan Penelitian 46 3.2.1. Alat-alat 46 3.2.2. Bahan-bahan 47 3.3. Sampel Penelitian 48 3.4. Variabel Penelitian 48 3.5. Prosedur Kerja 48 3.6. Teknik Pengambilan Sampel 48 3.7. Prosedur Penelitian 49 3.8. Teknik Analisis Data 50 3.9. Diagram Alir Penelitian 53

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 54

4.1. Hasil Penelitian 54 4.1.1. Air Laut 54 4.1.2. Air Sumur Bor

4.1.3. Kandungan Logam Pada Air Sumur Bor 6 56

4.1.4. Kandungan Logam Pada Air Sumur Bor 11 56

4.2. Pembahasan 56

4.2.1. Perhitungan Daya Hantar Listrik (DHL) Pada Suhu 250C 56 4.2.2. Analisis Air Sumur Bor 61 4.2.3. Analisis Hubungan DHL Sumur Bor terhadap Kedalaman 65 4.2.4. Analisis Regresi Linear Berganda Pada Sumur Bor 66 4.2.5. Analisis Kandungan Logam 67

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 69

5.1. Kesimpulan 69

5.2. Saran 70


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Taksiran Kekayaan Air Pada Bumi 16

Tabel 2.2. Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS 22

Tabel 2.3. Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam 25 Tabel 2.4. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Konduktivitas Listrik 25

Tabel 2.5. Klasifikasi Air berdasarkan “ Clorida Bicarbonat Ratio” 26

Tabel 2.6. Persyaratan Kualitas Air Minum 30

Tabel 2.7. Nilai Porositas dan Permaebilitas Akifer 38

Tabel 3.1. Waktu Penelitian 46

Tabel 3.2. Alat Penelitian 47

Tabel 3.3. Bahan Penelitian 47

Tabel 4.1. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut sebagai Fungsi jarak 54

Table 4.2. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor sebagai Fungsi jarak dan kedalaman 55

Tabel 4.3. Data Hasil Pengujian sampel air sumur bor 6 56

Tabel 4.4. Data Hasil Pengujian sampel air sumur bor 11 56

Tabel 4.5. Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor Pada Suhu 250C 57

Tabel 4.6 Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut Pada Suhu 250C. 59 Tabel 4.7 Data Analisis DHL (Sampel AL 9) Pada Perlakuan Laboratorium 62 Tabel 4.8. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Daya Hantar

Listrik (DHL) 63 Tabel 4.9. Klasifikasi Intrusi Air Laut Pada Sumur Bor Berdasarkan


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Letak Geografis Belawan 8 Gambar 2.2. Peta Geologi Daerah Penelitian 10 Gambar 2.3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel 12 Gambar 2.4. Siklus Hidrologi 17 Gambar 2.5. Perbatasan antara air asin dan air tawar berada seimbang di

pantai 21

Gambar 2.6. Penampang Air Bawah Tanah 23

Gambar 2.7. Akifer Air Tanah 33

Gambar 2.8. Model air tanah melewati rekahan dan batuan 34 Gambar 2.9. (A) Porositas dan (B) Permeabilitas 36 Gambar 2.10. Berbagai tipe rongga pori di dalam batuan yang mengontrol

Mengalirnya air bawah tanah 36 Gambar 2.11. Intrusi Air Laut Kedaratan pada pantai 40 Gambar 2.12. Intrusi Air Laut ke Daratan Pada Sumur Bor 41

Gambar 2.13. Konduktivitimeter 44

Gambar 3.1. Teknik Pengambilan Sampel 49 Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian 53 Gambar 4.1. Kontur DHL air sumur bor (mho /cm, 250 C) terhadap

jarak (m) dan kedalaman (m) 58

Gambar 4.2. Grafik regresi linear antara jarak sampel air laut dari garis

pantai (m) terhadap DHL air laut (mho /cm, 250 C) 60 Gambar 4.3 Grafik hubungan DHL perlakuan laboratorium

(µmho/cm,250C) terhadap ppm (ml/L) 64 Gambar 4.4. Grafik hubungan DHL air sumur Bor (µmho/cm,250C)


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari masalah yang berhubungan dengan air bersih, Khususnya daerah yang berada di pesisir pantai.(Sinaga, 2013). Kota-kota di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara kini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Di beberapa kota besar, kesulitan air bersih sudah umum dirasakan oleh sebahagian penduduknya, seperti misalnya di Sumatera Utara.

Air merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat vital. Secara langsung air diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci dll. Secara tidak langsung air dibutuhkan sebagai bagian ekosistem yang dengannya kehidupan di bumi dapat berlangsung. Namun, air juga bisa menjadi sarana berbagai zat toksik dan organisme patogen yang membahayakan manusia. Di negara-negara sedang berkembang saat ini, hampir 25 juta orang mati setiap tahun karena pencemaran biologis dan kimia dalam air. Ini didukung oleh laporan World Resource Institute

1998-1999, bahwa ada 1,4 juta orang di seluruh dunia yang tidak terjangkau oleh

pasokan air minum yang aman.

Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air yang baik untuk air bersih dan air minum, dibandingkan dengan sumber air lainnya. Kebutuhan air tanah selalu meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk. Kebutuhan air yang selalu meningkat sering membuat orang lupa bahwa daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air. Kebutuhan air manusia terutama untuk kebutuhan domestik sehari-hari, industri, irigasi, jasa, penyediaan air perkotaan, dan sebagainya.( Sriyono, 2000)

Kondisi sistem akifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari dan diprediksi keberadaannya. Akifer adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di permukaan tanah. Pada musim hujan kandungan air pada akifer


(11)

meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada sama sekali. Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi dengan teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan antara ketersediaan air tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi akifer, dinamika potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga meresap ke darat karena tekanan hidrostatika air laut. (Soemarto, 1995)

Sebagai negara yang alamnya kaya mineral, air tanah di Indonesia sering mengandung besi dan mangan cukup tinggi. Di dalam air kedua logam ini selalu ada bersama-sama. Bagi manusia kedua logam adalah esensial tetapi juga toksik. Keberadaannya dalam air tidak saja dapat diditeksi secara laboratoris tetapi juga dapat dikenali secara organoleptik. Dengan konsentrasi Fe atau Mn sedikitnya 1 mg/L, air terasa pahit-asam, berbau tidak enak dan berwarna kuning kecoklatan. (Lee, 1990 )

Air tanah merupakan sumber air yang penting dan juga menyangkut kehidupan orang banyak. Peran air bawah tanah sangatlah penting, dan dibutuhkan pemanfaatan air tanah untuk menjaga keseimbangan dan kelestariannya, yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Hendrayana, 2004). Dimana saat ini permasalahan air sangat banyak terkait adanya banjir, penurunan permukaan air tanah, erosi dan sebagainya.

Di daerah pesisir pantai, penggunaan air tanah oleh penduduk perlu mendapat perhatian yang serius karena masih terbatasnya sarana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), seiring dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, maka tingkat konsumsi air juga semakin tinggi. Pentingnya air bawah tanah karena potensinya yang diperkirakan 98% dari keseluruhan air tawar yang berada di bumi, sedangkan selebihnya berada di danau, sungai dan lain-lain (Hendrayana, 1994)..


(12)

Kondisi sistem akifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari dan diprediksi keberadaannya. Akifer adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di permukaan tanah. Pada musim hujan kandungan air pada akifer meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada sama sekali. Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi dengan teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan antara ketersediaan air tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi akifer, dinamika potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga meresap ke darat karena tekanan hidrostatika air laut. (Sriyono.2000)

Daerah sekitar Belawan adalah daerah yang dekat dengan pantai, yang secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah kotamadya Medan. Secara geografis wilayah Belawan terletak pada posisi Koordinat geografisnya 03o45’– 03o46’ Lintang Utara dan 98o40’-98o42’ Bujur Timur (Departemen Pertambangan, 1995/1996). Dengan ketinggian berkisar antara 0-3 m dari permukaan laut. Masih terbatasnya sarana PDAM di daerah tersebut untuk kebutuhan rumah tangga, sebagai konsekuensinya penduduk di daerah tersebut membuat sumur – sumur bor sebagai sarana pengadaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga karena dengan cara tersebut lebih mudah dan ekonomis.

Keberadaan industri-industri besar yang berlokasi di pelabuhan Belawan hotel berbintang, kawasan permukiman elit, dan kawasan perkantoran di sepanjang pantai Kota Belawan memenuhi kebutuhan air bersih berasal dari sumur bor atau air tanah dalam. Pembuatan sumur bor memang harus berijin dan dikenai pajak, namun banyak para pengusaha dan masyarakat membuat sumur bor tanpa melakukan proses perijinan. Keberadaan jumlah dan lokasi sumur bor semakin banyak. Oleh karena itu air bawah tanah menjadi berkurang, sehingga terjadi penurunan muka tanah di kawasan pantai Kota Belawan. Pengembilan air tanah berlebihan di kawasan pantai Belawan akan menyebabkan terjadi


(13)

penyusupan air laut ke daratan. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan kualitas air tanah dan sejauh mana intrusi air laut sudah menyusup ke dataran pantai Kota Belawan.(Situmorang.2003).

Pengaruh pencemaran logam berat dan beracun terhadap lingkungan hidup bagi kesehatan manusia tidak diragukan lagi. Salah satu lokasi pencemaran air yang sangat rentan terhadap keberadaan logam kadmium adalah Perairan Belawan. Belawan merupakan suatu kawasan industri dan sarana pelabuhan terbesar di kota Medan. Perairan Belawan menjadi tempat bermuaranya Sungai Deli yang telah tercemar oleh logam berat berbahaya yaitu : Cu, Pb, Cd, Zn, Cr, Ni dan Sianida. Hal ini disebabkan karena di daerah aliran sungai ini terdapat beberapa industri yang menggunakan bahan-bahan yang mengandung logam berat dalam proses produksinya seperti industri pembuatan barang dari logam, industri plastik dan industri karet. Kondisi sungai yang tercemar dapat terlihat dari warna fisik sungai yang coklat kehitaman dan mengeluarkan aroma busuk menyengat. Banyak dari tanaman yang tumbuh di sekitar sungai ini menjadi kerdil dan layu, selain itu hewan air seperti ikan akan sulit hidup dan jika hidup ikan tersebut tidak akan aman untuk dikonsumsi oleh manusia akibat pencemaran logamnya yang terakumulasi dalam daging ikan. (Wardhana, 2008).

Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat yang tinggal di kec.Medan Belawan, masyarakat umumnya menggunakan sumur bor. Keadaan air sumur bor pada daerah tersebut warnanya sudah keruh. Kemudian rasa airnya kalau diminum sudah ada rasa asinnya. Keberadaan sarana PDAM pada daerah tersebut masih terbatas hanya berada pada kelurahan tertentu sedangkan kelurahan lain belum. Masyarakat umumnya tinggal di 100 m dari garis pantai. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan masyarakat Medan Belawan lebih terkonsentrasi pada wilayah yang dekat dengan pinggir pantai.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Konduktivitas Listrik. Metode Konduktivitas ini dilakukan untuk mengetahui nilai Daya Hantar


(14)

Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk Kecamatan Medan Belawan – Kota Madya Medan. Adapun nilai DHL air yang masih dikategorikan sehat adalah bernilai 200mho/cm, 250 C. Jika melebihi dari nilai tersebut maka air (sampel) tersebut terindikasi telah tercemar (terintrusi) air laut.

Pada penelitian sebelumnya, bahwa pada jarak 10 km dari garis pantai kec.Medan Belawan yaitu dari garis pantai ke kelurahan belawan Sicanang, kota Madya Medan sudah terintrusi air laut. Sehingga peneliti ingin melanjutkan penelitian tentang penyusupan air laut tersebut di kec. Medan Belawan, Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Edwar Sitorus. Sampel air sumur diambil sebanyak 26 titik sumur bor dan 20 titik sumur gali masing-masing 600 mL pada 2 (dua) Kelurahan Kecamatan Medan Belawan.Dari hasil pengujian air sumur bor mempunyai Daya Hantar listrik 174,24 – 1300,31 μ mho/cm, 25 C Konsentrasi klorida (Cl) =0,47 - 301,11 mg/L dinyatakan telah terintrusi air laut sebanyak 22 titik sampel (85%) sedangkan pada sumur gali nilai DHL = 594,31 –

4824,56 μ mho/cm, 25 C, konsentrasi klorida (Cl) = 107,4 – 1248,16 mg/L dinyatakan telah terintrusi tinggi.(Sitorus, 2011)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti“Pendeteksian intrusi air laut dan Analisis kandungan air pada sumur bor dengan metode konduktivitas listrik di daerah Belawan”. Dalam upaya untuk mengetahui sampai sejauh mana

intrusi air laut akibat penyedotan air bawah tanah oleh masyarakat Belawan untuk keperluan sehari–hari dan upaya sedini mungkin dalam pemakaian atau penyedotan air bawah tanah tidak dilakukan secara berlebihan.


(15)

1.2. Batasan masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas penulis membatasi masalah hanya pada pengukuran daya hantar listrik sumur bor di sekitar daerah Belawan dengan konduktivitimeter.

1.3. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah keadaannilai Daya Hantar Listrik air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan?

2. Berapa besar tingkat intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar Belawan? 3. Bagaimanakah keadaan kandungan logam berat pada air sumur bor di daerah

Belawan?

1.4. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan

2. Untuk mengetahui tingkat intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar Belawan

3. Untuk mengetahui keadaan kandungan logam berat pada air sumur bor di daerah Belawan

1.5. Manfaat penelitian

Adapun maanfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat Belawan, apakah air tanah di daerah Belawan telah terintrusi oleh air laut. 2. Sebagai bahan referensi untuk perbandingan dalam penelitian-penelitian


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dibuat kesimpulan :

1. Dari hasil analisa yang ditampilkan pada Tabel 4.7 terlihat bahwa sumur bor di , Kecamatan Medan Belawan, Kota Madya Medan dari Kelurahan Bagan Deli sampai Kelurahan Sicanang telah terintrusi air laut yaitu semua sumur dari 24 titik terintrusi tinggi yaitu mencapai 100%.

2. Tingkat intrusi air laut pada sumur bor berdasarkan daya hantar listrik (DHL), tertinggi pada SB 14 pada kedalaman 72 m, pada jarak antara 7119 m dari garis pantai dengan nilai DHL 5625 µmho/cm,250C yang berada di Kelurahan Belawan Bahari.

3. Berdasarkan laporan hasil analisa pengujian sampel di laboratorium kimia Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Medan, diperoleh hasil kandungan logam Timbal (Pb) pada sumur bor SB 11 telah melewati batas kualitas air bersih menurut baku mutu kualitas air bersih menurut Permenkes 416/1990 dapat dilihat pada Tabel 2.6. Persyaratan Kualitas Air Minum. Yaitu 0,05335 mg/l. Sedangkan baku mutu Pb adalah 0,05. Untuk kandungan logam lainya Seng, Kadmium, dan Tembaga pada sumur bor 11 dan 14 tidak melewati baku mutu kualitas air bersih sehingga air masih dikatakan layak untuk dikonsumsi.


(17)

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan :

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-faktor lain yang mengakibatkan tingginya DHL air bawah tanah, misalnya tingkat kekeruhan air dan tinggi permukaan air tanah

2. Kepada Dinas Kesehatan Kota Madya Medan khususnya Pemerintahan Kecamatan Medan Belawan perlu melakukan pemantauan kualitas dan kuantitas air bawah tanah secara berkala untuk mengetahui kondisi air bawah tanah sehingga tidak melewati batas baku mutu kualitas air bersih. 3. Perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat pemakai air bawah tanah

agar membuat sistem pengolahan air, misalnya penyaringan sehingga air tanah dapat dikonsumsi. Kepada masyarakat setempat agar memakai air bawah tanah seperlunya.

4. Kepada masyarakat setempat agar pengambilan air tanah tidak dilakukan secara berlebihan.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R, M.Si., (2004), Kimia Lingkungan, Penerbit ANDI, Jakarta.

Asdak, Chay., (2004), Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

Atkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Davis , S.N, dan Wiest, R.J.M, (1996), Hydrogeology, Jhon Willey dan Sons, Inc, New York.

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2012), Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Non Kependidikan. FMIPA.

UNIMED

Fardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta

Gabriel. J.F, (2001), Fisika Lingkungan , Hiporates, Jakarta. Girsang, dan Siddik, (1992), Akuifer hydrology

Hendra, W . (2009). Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bangkalan.Jurnal Aplikasi. Vol 7 :1907-753X

Hendrayana, H., (2004), Intrusi Air Asin Ke Dalam Akuifer Di Daratan, Jurnal

Aplikasi. Vol 9 : 1921- 756X

http://bplhd.jakarta.go.id/slhd2012/Docs/Lap_SLHD/Lap_2C.htm(diakses tanggal 14 November 2013. Pukul 12.30 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Air_minum. diakses pada tanggal 14 November 2013 pukul 12.30.

http://www.Rizaldy Blokspot.biz/2012/01/31/belawan perkembagan potensi. diakses pada tanggal 31 Januari 2012 pukul. Pukul 14.30

Hutabarat ,T , (2011) .Penentuan Intrusi air laut pada sumur Gali di desa Pematang Kuala Kecamatan Teluk Mengkudu Kab.Deli Serdang Berdasarkan nilai Daya Hantar Listrik. FMIPA. UNIMED.

Kirsch, Reinhard. 2009. Groundwater Geophysics A Tool for Hydrogeology.Springer. Berlin.


(19)

Kodoatie, J.R. (1996), Pengantar Hidrogeologi, Andi, Yokyakarta.

Lee, R., (1990), Hidrologi Hutan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Linsley, R.K dan Franzini, J.B, (1991), Teknik Sumber Daya Air, Erlangga,

Jakarta

Sinaga,L.,(2013), Analisis Intrusi Air Laut Pada Air Sumur bor Di Kec. Teluk

Nibung Tanjung Balai dangan metode Konduktivitas Listrik,Skripsi.

UNIMED, Medan.

Sitorus, E.(2011). Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali an sumur bor

dengan metode Konduktivitas Listrik. Program Pasca Sarjana USU.

Medan.

Situmorang, R.,(2003).,Pendeteksian Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan

Industri Kimia Medan (KIM) Dengan Metode Konduktivitas

Listrik,Tesis,program Pasca Sarjana USU, Medan.

Sosrodarsono dan Takeda., (1993), Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta.

Soemarto., (1995), Hidrologi Teknik Ed 2, Erlangga, Jakarta.

Sriyono Nur Qudus, Dewi Liesnoor Setyowati.2000.model spasial ketersediaan

air tanah dan instrusi air laut untuk menentukan zona konversi air tanah (sekripsi): Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Sudjana, (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Wardhana, (2008), Polutan Pencemaran Logam Berat, Makalah Kimia Lingkungan, PTKI

Widya, ar, (2003), .Polutan Pencemaran air Laut. Medan. PTKI. Wilson, E.M., (1993), Hidrologi Teknik Edisi Keempat, Bandung, ITB.


(1)

Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk Kecamatan Medan Belawan – Kota Madya Medan. Adapun nilai DHL air yang masih dikategorikan sehat adalah bernilai 200mho/cm, 250 C. Jika melebihi dari nilai tersebut maka air (sampel) tersebut terindikasi telah tercemar (terintrusi) air laut.

Pada penelitian sebelumnya, bahwa pada jarak 10 km dari garis pantai kec.Medan Belawan yaitu dari garis pantai ke kelurahan belawan Sicanang, kota Madya Medan sudah terintrusi air laut. Sehingga peneliti ingin melanjutkan penelitian tentang penyusupan air laut tersebut di kec. Medan Belawan, Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Edwar Sitorus. Sampel air sumur diambil sebanyak 26 titik sumur bor dan 20 titik sumur gali masing-masing 600 mL pada 2 (dua) Kelurahan Kecamatan Medan Belawan.Dari hasil pengujian air sumur bor mempunyai Daya Hantar listrik 174,24 – 1300,31 μ mho/cm, 25 C Konsentrasi klorida (Cl) =0,47 - 301,11 mg/L dinyatakan telah terintrusi air laut sebanyak 22 titik sampel (85%) sedangkan pada sumur gali nilai DHL = 594,31 – 4824,56 μ mho/cm, 25 C, konsentrasi klorida (Cl) = 107,4 – 1248,16 mg/L dinyatakan telah terintrusi tinggi.(Sitorus, 2011)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti“Pendeteksian intrusi air laut dan Analisis kandungan air pada sumur bor dengan metode konduktivitas listrik di daerah Belawan”. Dalam upaya untuk mengetahui sampai sejauh mana intrusi air laut akibat penyedotan air bawah tanah oleh masyarakat Belawan untuk keperluan sehari–hari dan upaya sedini mungkin dalam pemakaian atau penyedotan air bawah tanah tidak dilakukan secara berlebihan.


(2)

1.2. Batasan masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas penulis membatasi masalah hanya pada pengukuran daya hantar listrik sumur bor di sekitar daerah Belawan dengan konduktivitimeter.

1.3. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah keadaannilai Daya Hantar Listrik air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan?

2. Berapa besar tingkat intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar Belawan? 3. Bagaimanakah keadaan kandungan logam berat pada air sumur bor di daerah

Belawan?

1.4. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan

2. Untuk mengetahui tingkat intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar Belawan

3. Untuk mengetahui keadaan kandungan logam berat pada air sumur bor di daerah Belawan

1.5. Manfaat penelitian

Adapun maanfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat Belawan, apakah air tanah di daerah Belawan telah terintrusi oleh air laut. 2. Sebagai bahan referensi untuk perbandingan dalam penelitian-penelitian


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dibuat kesimpulan :

1. Dari hasil analisa yang ditampilkan pada Tabel 4.7 terlihat bahwa sumur bor di , Kecamatan Medan Belawan, Kota Madya Medan dari Kelurahan Bagan Deli sampai Kelurahan Sicanang telah terintrusi air laut yaitu semua sumur dari 24 titik terintrusi tinggi yaitu mencapai 100%.

2. Tingkat intrusi air laut pada sumur bor berdasarkan daya hantar listrik (DHL), tertinggi pada SB 14 pada kedalaman 72 m, pada jarak antara 7119 m dari garis pantai dengan nilai DHL 5625 µmho/cm,250C yang berada di Kelurahan Belawan Bahari.

3. Berdasarkan laporan hasil analisa pengujian sampel di laboratorium kimia Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Medan, diperoleh hasil kandungan logam Timbal (Pb) pada sumur bor SB 11 telah melewati batas kualitas air bersih menurut baku mutu kualitas air bersih menurut Permenkes 416/1990 dapat dilihat pada Tabel 2.6. Persyaratan Kualitas Air Minum. Yaitu 0,05335 mg/l. Sedangkan baku mutu Pb adalah 0,05. Untuk kandungan logam lainya Seng, Kadmium, dan Tembaga pada sumur bor 11 dan 14 tidak melewati baku mutu kualitas air bersih sehingga air masih dikatakan layak untuk dikonsumsi.


(4)

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan :

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-faktor lain yang mengakibatkan tingginya DHL air bawah tanah, misalnya tingkat kekeruhan air dan tinggi permukaan air tanah

2. Kepada Dinas Kesehatan Kota Madya Medan khususnya Pemerintahan Kecamatan Medan Belawan perlu melakukan pemantauan kualitas dan kuantitas air bawah tanah secara berkala untuk mengetahui kondisi air bawah tanah sehingga tidak melewati batas baku mutu kualitas air bersih. 3. Perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat pemakai air bawah tanah

agar membuat sistem pengolahan air, misalnya penyaringan sehingga air tanah dapat dikonsumsi. Kepada masyarakat setempat agar memakai air bawah tanah seperlunya.

4. Kepada masyarakat setempat agar pengambilan air tanah tidak dilakukan secara berlebihan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R, M.Si., (2004), Kimia Lingkungan, Penerbit ANDI, Jakarta.

Asdak, Chay., (2004), Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

Atkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Davis , S.N, dan Wiest, R.J.M, (1996), Hydrogeology, Jhon Willey dan Sons, Inc, New York.

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Non Kependidikan. FMIPA. UNIMED

Fardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta

Gabriel. J.F, (2001), Fisika Lingkungan , Hiporates, Jakarta. Girsang, dan Siddik, (1992), Akuifer hydrology

Hendra, W . (2009). Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bangkalan.Jurnal Aplikasi. Vol 7 :1907-753X

Hendrayana, H., (2004), Intrusi Air Asin Ke Dalam Akuifer Di Daratan, Jurnal Aplikasi. Vol 9 : 1921- 756X

http://bplhd.jakarta.go.id/slhd2012/Docs/Lap_SLHD/Lap_2C.htm(diakses tanggal 14 November 2013. Pukul 12.30 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Air_minum. diakses pada tanggal 14 November 2013 pukul 12.30.

http://www.Rizaldy Blokspot.biz/2012/01/31/belawan perkembagan potensi. diakses pada tanggal 31 Januari 2012 pukul. Pukul 14.30

Hutabarat ,T , (2011) .Penentuan Intrusi air laut pada sumur Gali di desa Pematang

Kuala Kecamatan Teluk Mengkudu Kab.Deli Serdang Berdasarkan nilai Daya Hantar Listrik. FMIPA. UNIMED.

Kirsch, Reinhard. 2009. Groundwater Geophysics A Tool for Hydrogeology.Springer. Berlin.


(6)

Kodoatie, J.R. (1996), Pengantar Hidrogeologi, Andi, Yokyakarta.

Lee, R., (1990), Hidrologi Hutan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Linsley, R.K dan Franzini, J.B, (1991), Teknik Sumber Daya Air, Erlangga,

Jakarta

Sinaga,L.,(2013), Analisis Intrusi Air Laut Pada Air Sumur bor Di Kec. Teluk Nibung Tanjung Balai dangan metode Konduktivitas Listrik,Skripsi. UNIMED, Medan.

Sitorus, E.(2011). Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali an sumur bor dengan metode Konduktivitas Listrik. Program Pasca Sarjana USU. Medan.

Situmorang, R.,(2003).,Pendeteksian Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan Industri Kimia Medan (KIM) Dengan Metode Konduktivitas Listrik,Tesis,program Pasca Sarjana USU, Medan.

Sosrodarsono dan Takeda., (1993), Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta.

Soemarto., (1995), Hidrologi Teknik Ed 2, Erlangga, Jakarta.

Sriyono Nur Qudus, Dewi Liesnoor Setyowati.2000.model spasial ketersediaan air tanah dan instrusi air laut untuk menentukan zona konversi air tanah (sekripsi): Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Sudjana, (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Wardhana, (2008), Polutan Pencemaran Logam Berat, Makalah Kimia Lingkungan, PTKI

Widya, ar, (2003), .Polutan Pencemaran air Laut. Medan. PTKI. Wilson, E.M., (1993), Hidrologi Teknik Edisi Keempat, Bandung, ITB.