Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Dan Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik Di Kecamatan Hamparan Perak

(1)

BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK

DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK

TESIS

Oleh

EFENDI GINTING

097026011/FIS

PROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR

BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK

DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam program Studi Magister Ilmu Fisika pada Program Pascasarjana

Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara

Oleh

EFENDI GINTING

097026011/FISIKA

PROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis : ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK

Nama Mahasiswa : EFENDI GINTING

Nomor Induk Mahasiswa : 097026011

Program Studi : Magister Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Menyetujui Komisi Pembimbing :

Prof. Dr. Timbangen Sembiring, M.Sc Dr. Perdinan Sinuhaji, MS

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

Dr. Nasruddin MN, M.Eng.Sc Dr. Sutarman, M.S


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR

BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK

DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK

TESIS

Dengan ini saya nyatakan bahwa saya mengakui semua karya tesis ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan yang tiap satunya telah dijelaskan sumbernya dengan benar

Medan, Juni 2011


(5)

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGANAKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Efendi Ginting

NIM : 097026011

Program studi : Magister Fisika Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ( Non-Exclusive Royalty Free Right) atas Tesis saya yang berjudul:

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN

HAMPARAN PERAK

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat, mengelola dalam bentuk data base, merawat dan mempublikasikan Tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencaantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemegang dan atau sebagai pemilik hak cipta

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, Juni 2011

( EFENDI GINTING )


(6)

Telah diuji pada Tanggal , 23 Juni

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof Dr. Timbangen Sembiring, M.Sc Anggota : 1. Dr. Perdinan Sinuhaji MS

2. Dr. Nasruddin MN,M.Eng.Sc 3. Dr. Anwar Dharma Sembiring, MS 4. Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc


(7)

A. DATA PRIBADI

Nama : EFENDI GINTING

Tempat tanggal lahir : Karo, 17 Juni 1967 Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Protestan

Alamat : Jl. Sembada Gg Perkenalan No 4 Medan

Telepon / HP : 081362036163

Email : Efendiginting 90 @ Yahoo.com

Nama Orang tua : M.Ginting (ayah) T. Br.Tarigan alm (ibu)

B. Riwayat Pendidikan

1974-1980 : SD RK Lau Baleng

1980-1983 : SMP Negeri Lau aleng

1983-1986 : SMA Negeri Buluh Pancur

1986-1989 : D3 FMIPA USU Medan

1997-1999 : S-1 IKIP Negeri Medan

2009-2011 : Pasca Sarjana Fisika USU Medan

C. Pengalaman Kerja sebagai guru:

1990-1994 : SMA Negeri Sinabang Aceh Barat

1994-2007 : DPk SMA Swasta Sunggal

2007-sekarang : SMA Negeri 4 Medan


(8)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Penolong lagi Maha Pengasih, atas anugrahNya saya dapat menyelesaikan studi demikian juga tugas akhir Tesis pada program Magister Fisika di FMIPA Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu,DTM&H,M.Sc(CTM),Sp.A(AK) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara

Bapak Dr. Sutarman,M.Sc. Selaku Dekan FMIPA Universitas Sumatera Utara,

yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan pada Program Magister Fisika

Bapak Dr. Nazruddin, M.Sc, Selaku Ketua program studi Magister Fisika

FMIPA Universitas Sumatera Utara yang selalu memotivasi penulis dalam perkuliahan dan penyelesaian Tesis ini

Bapak Dr. Anwar Dharma Sembiring,MS selaku Sekretaris Program Studi

Magister Fisika FMIPA Universitas Sumatera Utara, yang selalu mendorong dan memberi masukan kepada penulis selama perkuliahan dan penyelesaian tesis ini.

Bapak Prof. Dr. Timbangen Sembiring,M.Sc, Selaku Ketua Komisi

Pembimbing selalu dengan penuh kesabaran meluangkan waktu ditengah kesibukan untuk memotivasi dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian tesis ini

Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji,MS, selaku anggota Pembimbing yang dengan

penuh semangat untuk mendorong penulis dalam menyelesaikan tesis ini, beserta seluruh Staf Pengajar yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan serta pegawai Program studi Magister Fisika FMIPA Universitas Sumatera utara.

Bapak Drs. Ramzah Ram,MS.i, Kepala sekolah SMA Negeri 4 Medan yang


(9)

kepada istri tercinta Sri Ingetten Sitepu,S.Pd yang terus memberi semangat dan dukungan doa bersama putra putri kami yang tersayang Eva Endicinthya G , Evi

Erianantha G, Emya Unjuktha G, Erich Yudika G yang memberikan kekuatan

bagi penulis dalam penyelesaian studi ini. Juga kepada orang tua penulis Ayahanda M.Ginting/Ibunda tercinta T. Br Tarigan (alm) serta Bapak/Ibu mertua J.Sitepu/N.br.Sembiring, abang/kakak, adik-adik, dan semua

keluarga saya yang senantiasa memberikan dukungan dan mendoakan

keberhasilan penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis berterimakasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalaskan segala kebaikan yang telah diberikan, Amin.Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, namunpun demikian penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukannya. Sekian dan terimakasih.

Medan, 23 Juni 2011 Penulis,


(10)

iii

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN

BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI

KECAMATAN HAMPARAN PERAK

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang intrusi air laut pada sumur bor dan sumur gali dengan metode konduktivitas listrik di wilayah Kecamatan Hamparan Perak. Sampel air sumur diambil sebanyak 22 titik sumur bor dan 20 titik sumur gali pada 5 desa,masing-masing sebanyak 600 ml. Dari hasil pengujian Laboratorium untuk sumur gali nilai DHL (303-2234) µmho/cm,25ºC, Cl (4,85-809,4) mg/l,TDS (214-1945) mg/l,untuk sumur bor nilai DHL (181-2230) µmho/cm,25ºC,Cl(4,85-1235,4) mg/l,TDS (170-1910)mg/l.Berdasarkan nilai tersebut dengan program surfer 7 dibuat kontur sebaran intrusi. Untuk menganalisa faktor jarak, kedalaman,dan konsentrasi klorida digunakan program SPSS 18. Dari nilai DHL,untuk sumur gali dari 20 titik sampel semua air sumur telah terintrusi air laut dan untuk sumur bor 21 titik sampel air sumur telah terintrusi,mulai dari tingkat terintrusi sedikit sampai terintrusi tinggi.


(11)

THE ANALYSIS OF SEA WATER INTRUTION ON DIGGING

WELL AND BORE WELL WITH ELECTRICAL CONDUCTIVITY

METHOD IN HAMPARAN PERAK SUB-DISTRIC

ABSTRACT

Has been conducted a research on The Analysis of Sea Water Instrution on Digging Well and Bore Well with Electricial Conductivity Method in Hamparan Perak Sub-district. The sample of wells was collected from 22 points of bore wells and 20 points digging wells in 5 villages, each is collected for the amount of 600 ml. From the laboratory test on the digging well, for the value of DHL ( 303

2234) µmho/ cm, 25ºC, Cℓ (4,85 – 809, 4) mg/ℓ, TDS (214 – 1945)mg/ℓ and for bore well the value of DHL (181 2230)µmho/ cm, 25ºC, Cℓ (4,85 –1235, 4)

mg/ℓ, TDS (470 –1910)mg/ℓ. Based on those values, using Surfer 7 Program then the surface intrution spread-out was made. To analyse the range factor, depth and Cl towards DHL, SPSS 18 Program is used. From DHL values, all 20 points of digging wells as samples have already been intrutiated by sea water and for bore wells in 21 points of samples have been intrutiated from the fewest level to the highest one.

Keywords: Sea Water, Digging well/ bore well, Intrution, Electrical Conductivity


(12)

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PEANGANTAR i

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Hipotesis Penelitian 3

1.6 Manfaat Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air 5

2.2 Sumber-sumber air 6

2.3 Kualitas air tanah 8

2.3.1.Karakteristik fisika 8 2.3.2.Karakteristik kimia 10

2.4 Akifer 11

2.5 Intrusi air laut ke akifer air tanah 13 2.5.1. Air tanah bebas di Pantai 13 2.6 Pengambilan air tanah melalui air sumur 15 2.6.1. Sumur dangkal 15

2.6.2 Sumur dalam 16

2.7 Konduktivitas larutan elektrolit 17 2.8 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 18

1. Luas Wilayah 18

2. Topografi 18

3. Sungai-Sungai 19

4. Iklim 19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Alat-alat 20

3.1.1 Peralatan 20

3.1.2 Bahan-bahan 20

3.2. Teknik pengumpulan sampel 21

3.3. Prosedur penelitian 21


(13)

3.4.2. Analisa Varian ( Uji F ) 24 3.4.3. Analisa air laut dan air sumur 25

3.5. Diagram alir 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian 27

4.1.1 Pengukuran DHL air laut 27 4.1.2 Pengujian konsentrasi ion klorida air laut 27 4.1.3 Pengukuran DHL air sumur Bor 28 4.1.4 Pengukuran konsentrasi ion

Klorida air sumur Bor 29

4.1.5 Pengukuran TDS (Total Disolved Solid) 30 4.1.6 Pengukuran DHL air sumur gali 31 4.1.7 Pengukuran konsentrasi ion

Klorida air Sumur gali 32

4.1.8 Pengukuran TDS air sumur gali 33 4.2. Pembahasan 34

4.2.1. Perhitungan daya hantar listrik (DHL)

pada suhu 25 ºC 34 4.2.2. Pengklasifikasian intrusi air laut pada

sumur bor dan sumur gali 36

4.3. Analisa DHL air sumur bor 39

4.3.1 Analisa jarak kedalaman terhadap DHL

air sumur bor pada sistem kontur 39 4.3.2 Analisa jarak kedalaman terhadap DHL

air sumur bor pada grafik 3D 39 4.3.3 Analisa konsentrasi klorida TDS air

sumur bor dengan sistem kontur 40 4.3.4 Analisa konsentrasi klorida TDS air

sumur bor terhadap DHL air sumur

bor pada grafik 3Dimensi 40

4.4. Analisa DHL air sumur bor melalui grafik regresi

Linear 41

4.4.1. Analisa jarak terhadap DHL air sumur bor 41 4.4.2. Analisa kedalaman air sumur bor terhadap

DHL air sumur bor 41

4.4.3. Analisa konsentrasi Cl air sumur bor terhadap

DHL air sumur bor 42

4.4.4. Analisa suhu air sumur bor terhadap DHL

air sumur bor 42


(14)

vii

4.5. Analisa DHL air sumur gali 44

4.5.1. Analisa jarak, kedalaman terhadap DHL 44 4.5.2. Analisa jarak, kedalaman terhadap DHL

Air sumur gali pada grafik 3 Dimensi 44 4.5.3. Analisa konsentrasi klorida, TDS terhadap

DHL Air sumur gali dengan sistim kontur 45 4.5.4. Analisa konsentrasi klorida, TDS terhadap DHL

Air sumur gali pada grafik 3 Dimensi 45

4.6. Analisa DHL air sumur gali dengan grafik regresi linear 46

4.6.1. Analisa jarak terhadap DHL air sumur gali 46 4.6.2. Analisa kedalaman air sumur gali terhadap

DHL air sumur gali 46

4.6.3. Analisa konsentrasi Cl air sumur gali terhadap

DHL air sumur gali 46

4.6.4. Analisa suhu air sumurgali terhadap DHL

air sumur gali 47

4.6.5. Analisa TDS air sumur gali terhadap

DHL air sumur gali 48

4.7. Analisa regresi linear berganda pada sumur bor dan

sumur gali 48

4.7.1. Hasil analisa regresi linear berganda pada

sumur bor 50

4.7.2. Hasil analisa regresi linear berganda pada

sumur gali 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 57

5.2. Saran 58

DAFTAR PUSTAKA 59

LAMPIRAN


(15)

2.2 Klasifikasi intrusi air laut berdasarkan konduktivitas Listrik

10

2.3 Klasifikasi air berdasarkan konsentrasi klorida 11

2.4 Kesadahan air 11

4.1 Daya hantar listrik (DHL) air laut sebagai fungsi jarak 27 4.2 Data hasil pengujian konsentrasi ion klorida air laut 28 4.3 Daya hantar listrik (DHL) sumur bor sebagai fungsi

jarak dan Kesadahan

28

4.4 Daya hantar listrik air sumur sebagai fungsi konsentrasi klorida

29

4.5 Daya hantar litrik air sumur bor sebagai fungsi TDS 30 4.6 Daya hantar listrik DHL air sumur gali sebagai fungsi

jarak dan kedalaman

31

4.7 Daya hantar listrik (DHL) sumur gali sebagai konsentrasi klorida

32

4.8 Daya hantar lisrik (DHL) air sumur gali sebagai fungsi TDS

33

4.9 Data hasil pengukuran daya hantar listrik (DHL) air laut pada suhu 25

34

4.10 Daya hantar listrik air sumur bor pada suhu 25 35 4.11 Daya hantar listrik air sumur gali pada suhu 25 36 4.12 Klasifikasi Intrusi air laut berdasarkan daya hantar

listrik (DHL)

36

4.13 Klasifikasi intrusi air laut pada sumur bor berdasarkan daya Hantar listrik (DHL)

37 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20

Klasifikasi intrusi air laut pada sumur gali berdasarkan Daya hantar listrik (DHL)

Hasil Analisa Regresi linier Berganda Pada Sumur Bor Tabel ANOVA Sumur Bor

Model Summary Sumur Bor

Hasil Analisa Regresi linier Berganda Pada Sumur Gali Tabel ANOVA Sumur Gali

Model Summary Sumur Gali

38 50 51 52 53 54 55


(16)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Gambar J u d u l Halaman

2.1 Gambar akifer 12

2.2 Hukum Herzberg pada air tanah tawar dan asin dekat garis pantai

14

2.3 Kondisi dimana intrusi air laut terjadi karena Keseimbangan tergangu akibat pengambilan air

17

3.1 Skema titik pengambilan sampel penelitian 21

3.2 Diagram alir penelitian 26

4.1 Sistim kontur antara jarak sumur bor dari garis pantai, kedalaman dengan DHL air sumur bor

39

4.2 Grafik 3D Sistim kontur antara jarak dari garis pantai, kedalaman sumu bor dengan DHL air sumur bor

39

4.3 Grafik sistim kontur antara TDS air sumur bor dengan klorida terhadap DHL air sumur bor

40

4.4 Grafik 3D antara TDS air sumur bor dengan klorida terhadap DHL air sumur bor

40

4.5 Grafik antara jarak sample air sumur bor dan garis pantai dengan DHL air sumur bor

41

4.6 Grafik anatara kedalaman sample air sumur bor dengan DHL air sumur bor

41

4.7 Grafik antara suhu dengan DHL air sumur Bor 42 4.8 Grafik antara konsentrasi Cl dengan DHL air sumur bor 42 4.9 Grafik antara TDS dengan DHL air sumur bor 43 4.10 Kontur antara jarak sampel air sumur gali dari garis

pantai, Kedalaman sumur gali terhadap DHL air sumur gali

44

4.11 Grafik 3Dimensi antara jarak sampel air sumur gali dari garis pantai kedalaman sumur gali terhadap DHL air sumur gali

44

4.12 Grafik sistim kontur antara TDS air sumur gali dengan klorida terhadap DHL air sumur gali

45

4.13 Grafik 3Dimensi antara TDS air sumur gali dengan klorida Terhadap DHL air sumur Gali

45

4.14 Grafik antara jarak sampel air sumur gali 46 4.15 Grafik antara kedalaman sampel air sumur gali dengan

DHL air sumur gali

46

4.16 Grafik antarKonsentrasi Cl air sumur gali dengan DHL air sumur gali

47

4.17 Grafik antara suhu dengan DHL air sumur gali 47

4.18 Grafik antara TDS dengan DHL air sumur gali 48


(17)

A

Peta lokasi Penelitian

L-1

B

Hasil Uji Laboratorium dari BTKL & PPM

L-2

C

Photo Kegiatan Penelitian

L-3

D

Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan kualitas air murni

L-4

E

Surat Tugas Penelitian dari Program Magister Fisika Universitas Sumatera Utara Medan

L-5


(18)

iii

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN

BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI

KECAMATAN HAMPARAN PERAK

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang intrusi air laut pada sumur bor dan sumur gali dengan metode konduktivitas listrik di wilayah Kecamatan Hamparan Perak. Sampel air sumur diambil sebanyak 22 titik sumur bor dan 20 titik sumur gali pada 5 desa,masing-masing sebanyak 600 ml. Dari hasil pengujian Laboratorium untuk sumur gali nilai DHL (303-2234) µmho/cm,25ºC, Cl (4,85-809,4) mg/l,TDS (214-1945) mg/l,untuk sumur bor nilai DHL (181-2230) µmho/cm,25ºC,Cl(4,85-1235,4) mg/l,TDS (170-1910)mg/l.Berdasarkan nilai tersebut dengan program surfer 7 dibuat kontur sebaran intrusi. Untuk menganalisa faktor jarak, kedalaman,dan konsentrasi klorida digunakan program SPSS 18. Dari nilai DHL,untuk sumur gali dari 20 titik sampel semua air sumur telah terintrusi air laut dan untuk sumur bor 21 titik sampel air sumur telah terintrusi,mulai dari tingkat terintrusi sedikit sampai terintrusi tinggi.


(19)

THE ANALYSIS OF SEA WATER INTRUTION ON DIGGING

WELL AND BORE WELL WITH ELECTRICAL CONDUCTIVITY

METHOD IN HAMPARAN PERAK SUB-DISTRIC

ABSTRACT

Has been conducted a research on The Analysis of Sea Water Instrution on Digging Well and Bore Well with Electricial Conductivity Method in Hamparan Perak Sub-district. The sample of wells was collected from 22 points of bore wells and 20 points digging wells in 5 villages, each is collected for the amount of 600 ml. From the laboratory test on the digging well, for the value of DHL ( 303

2234) µmho/ cm, 25ºC, Cℓ (4,85 – 809, 4) mg/ℓ, TDS (214 – 1945)mg/ℓ and for bore well the value of DHL (181 2230)µmho/ cm, 25ºC, Cℓ (4,85 –1235, 4)

mg/ℓ, TDS (470 –1910)mg/ℓ. Based on those values, using Surfer 7 Program then the surface intrution spread-out was made. To analyse the range factor, depth and Cl towards DHL, SPSS 18 Program is used. From DHL values, all 20 points of digging wells as samples have already been intrutiated by sea water and for bore wells in 21 points of samples have been intrutiated from the fewest level to the highest one.

Keywords: Sea Water, Digging well/ bore well, Intrution, Electrical Conductivity


(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Namun demikian perlu disadari bahwa keberadaan air di muka bumi ini sangat terbatas menurut ruang, dan waktu baik secara kuantitas maupun secara kualitas. (Suripin, 2004)

Mengingat pentingnya peran air,sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya.Di Indonesia,umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan(surface water),air tanah (ground water)dan air hujan ( Ricki . Mulia,2005 )

Penggunaan air tanah salah satu alternatif yang dilakukan manusia guna memenuhi kebutuhan akan air baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan industri. karena disamping mudah diperoleh juga sangat ekonomis.

Pesatnya perkembangan teknologi yang diikuti dengan perkembangan penduduk, mengakibatkan terjadinya penyedotan air tanah secara besar-besaran yang berdampak permukaan air tanah lebih rendah dari permukaan air laut. Penyedotan air tanah secara terus menerus tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungannya dapat menyebabkan permukaan air tanah melebihi daya produksi dari suatu akifer yang dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap sumber air


(21)

bawah tanah serta menyebabkan penurunan lapisan tanah di permukaan (Rappel,2004)

Hal ini akan mengakibatkan air laut akan menyusup ke daratan menjadi air yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Sehubungan dengan hal di atas maka perlu diadakan penelitian tentang:“ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS

LISTRIK DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK “ dalam upaya untuk

mengetahui sampai sejauh mana intrusi air laut akibat penyedotan air bawah tanah oleh manusia untuk keperluannya sehari- hari dan industri dalam upaya sedini mungkin dalam pemakaian/penyedotan air bawah tanah tidak dilakukan secara berlebihan, serta dalam pembuatan sumur bor yang tidak memperdulikan kondisi setempat.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Sejauh manakah intrusi air laut pada lapisan air bawah tanah di Kecamatan Hamparan Perak

2. Apakah sumur - sumur ( air bawah tanah) telah dicemari oleh air laut

3. Apakah faktor- faktor jarak dan kedalaman sumur mempengaruhi intrusi air laut

1.3. BATASAN MASALAH

Dari masalah yang telah diuraikan di atas maka masalah tersebut akan dibatasi dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menjelaskan bagaimana terjadinya intrusi air laut terhadap air bawah tanah


(22)

3

3. Membahas parameter-parameter yang mempengaruhi Daya Hantar Listrik air sumur gali dan air sumur bor di Kecamatan Hamparan Perak yang terintrusi air laut, meliputi:

Kedalaman sumur gali dan sumur bor

Jarak sumur gali dan sumur bor ke garis pantai

TDS (Total Dissolved Solid) air sumur gali dan sumur bor

Kandungan K lorida (Cl) pada air sumur air sumur gali dan sumur bor di Kecamatan Hamparan Perak

Suhu air sumur gali dan sumur bor Kesadahan (CaCO3)

Derajat Keasaman ( pH )

1.4. TUJUAN PENELITIAN.

1. Untuk mengetahui sebaran intrusi air laut pada air bawah tanah 2. Untuk mengetahui mutu/kualitas air sumur yang dipengaruhi air laut

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jarak dan kedalaman sumur terhadap intrusi air laut

1.5. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang, masalah dan tujuan penelitian maka yang menjadi hipotesa penelitian adalah:

1. Besar kemungkinan intrusi air laut merembes akibat penyedoatan air tanah yang berlebihan oleh masyarakat dan industry

2. Air sumur bor dan sumur gali sudah tidak layak untuk dikonsumsi 3. Ada faktor jarak dan kedalamam yang mempengaruhi air sumur

1.6. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang akan diperoleh setelah dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:


(23)

1. Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya kecamatan Hamparan Perak apakah air sumur bor dan sumur gali masih layak atau tidak layak untuk dikonsumsi

2. Dapat membantu Instansi terkait untuk pembangunan sarana penyediaan air bersih


(24)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. AIR

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kehidupan setiap mahluk hidup di bumi ini. Oleh sebab itu diperlukan sumber air yang mampu menyediakan air yang baik dari segi kualitas dan kuantitas.

Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, mengakibatkan sumber daya air di dunia menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Air merupakan hal pokok bagi konsumsi dan sanitasi umat manusia, untuk produksi barang industr i, serta untuk produksi makanan, kain dan seba gainya. Namun air tidak tersebar secara merata di atas permukaan bumi akan tetapi bervariasi.

Dari sekitar 1.386 juta km3 air yang ada di bumi, sekitar 1.337 juta km3 atau 97,39 % berada di samudra dan laut, dan hanya sekitar 35 juta km3 (2,35 %) berupa air tawar di daratan, sedangkan sisanya dalam bentuk gas/uap (S uripin, 2001)

Air mengalami sirkulasi yang disebut daur hidrologi. Proses ini berawal dari permukaan tanah dan laut yang menguap ke udara kemudian mengalami kondensasi yaitu berubah menjadi titik titik air yang mengumpul dan membentuk awan. Titik- titik air itu memiliki kohesi sehingga titik- titik air menjadi besar dan dipengaruhi gravitasi bumi sehingga jatuh disebut hujan. Air hujan yang jatuh dipermukaan bumi sebagian diserap tanah dan sebagian lagi mengalir melalui sungai menuju ke laut.


(25)

Menurut waktu dan tempat air dapat berubah kedalam tiga bentuk/sifat yakni air sebagai bahan padat, air sebagai cairan, dan air sebagai uap seperti gas. Berikut ini sifat-sifat fisik air antara lain:

- Titik beku 0

- Massa jenis es (0 ) 0,92 gr/cm3 - Massa jenis air ( ) 1,00gr/cm3 - Panas lebur 80 kal/gr

- Titik didih 100

- Panas penguapan 540 kal/gr - Temperatur kritis 347

- Tekanan kritis 217 Atm

- Konduktivitas listrik spesifik (25 )1x10-17 ohm/cm - Konstanta dielektri(25 )78 (Gabriel, 2001)

2.2. SUMBER SUMBER AIR 2.2.1. Air Laut

Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3 %, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum

2.2.2. Air Atmosfir

Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan menampung air hujan pada saat mulai turun hujan, karena masih mengandung banyak kotoran misalnya pengotoran udara yang disebabkan industri/debu dan gas (Chandra,2007)

2.2.3. Air Permukaan

Air permukaan berasal dari aliran langsung air hujan, lelehan salju, dan aliran yang berasal dari air tanah. Yang termasuk air permukaan adalah air sungai, rawa-rawa, danau dan waduk (Suripin ,2001)


(26)

7

2.2.4. Air Tanah

Air tanah (ground water) adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono, 1993:1)

Air tanah merupakan sumber air tawar terbesar di planet bumi, mencakup kira-kira 30 % dari total air tawar atau 10,5 juta km3. Akhir akhir ini pemanfaatan air tanah meningkat dengan cepat, bahkan di beberapa tempat tingkat eksploitasinya sudah sampai tingkat yang membahayakan. Air tanah biasanya diambil, baik untuk sumber air bersih maupun untuk irigasi, melalui sumur terbuka, sumur tabung, spring, atau sumur horizontal. Kecenderungan memilih air tanah sebagai sumber air bersih, dibanding air permukaan mempunyai keuntungan:

a. Tersedia dekat dengan tempat yang memerlukan, sehingga kebutuhan bangunan pembawa/distribusi lebih murah

b. Debit (produksi) sumur biasanya relatif stabil c. Lebih bersih dari bahan cemaran permukaan d. Kualitasnya lebih seragam

e. Bersih dari kekeruhan, bakteri, lumut atau tumbuhan dan binatang air

Cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana adalah dengan membuat sumur gali (dug wells) dengan kedalaman lebih rendah dari posisi permukaan air tanah. Jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali biasanya terbatas, dan yang diambil adalah aier tanah dangkal. Untuk pengambilan yang lebih besar diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih be sar. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak lebih dari 5-8 meter di bawah permukaan air tanah

Untuk pengambilan air tanah dengan jumlah cukup besar, misalnya industri, cara yang banyak dipakai adalah dengan membuat sumur dalam (deep weells) yang pada umumnya terbuat dari pipa, dan air yang diambil adalah air tanah dalam. (Suripin, 2004)


(27)

Air tanah terbagi atas:

a. Air tanah dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam- garam terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing- masing lapisan tanah. Lapisan tanah berfungsi sebaga i sariangan.

b. Air tanah dalam

Terdapat setelah lapisan rapat air pertama. Pengambilan air tanah dalam, tidak semudah pada air tanah dangkal. Pada umumnya kualitas air tanah dalam lebih baik dari air dangkal, Karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas bakteri

c. Mata air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang beraasal dari tanah dalam, hamper tidak terpengaruh oleh musim dan kual;itasnya sama dengaan keadaan air dalam ( Sutrisno, 1987)

2.3. KUALITAS AIR

Kualitas air tanah dari satu tempat ke tempat lain sangat beragam, tergantung dari jenis batuan, dimana air itu meresap, mengalir dan berakumulasi, serta kondisi lingkungan. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001, kualitas air ditetapkan melalui pengujian karakteristik fisika dan parameter kimia.

2.3.1. Karakteristik Fisika. 1. TDS (Total dissolved solid)

Tubuh kita terdiri dari 80% air, maka air memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan. Banyak diantara kita hanya mengetahui bahwa air yang layak konsumsi adalah air yang bebas bakteri dan virus, pada hal kualitas air yang layak konsumsi adalah lebih dari itu. Salah satu factor yang sangat penting dan menentukan bahwa air yang layak konsumsi adalah kandungan TDS


(28)

9

Organisasi Kesehatan Dunia, World Healt Organitation (WHO), air minum yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS < 100 ppm (parts per million), sedangkan menurut DEPKES RI melalui PERMENKES: 492/Menkes/Per/IV/2010, standar TDS maksimum adalah 500 mg/liter

2. Suhu

Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikanaktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi disekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung

3. Daya Hantar Listrik (DHL)

Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion- ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion- ion tersebut. Satuannya adalah (µmho/cm, 25 ). Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan bertambahnya salinitas. Secara umum, factor yang lebih dominan dalam perubahan konduktivitas air adalah temperatur. Untuk mengukur konduktivitas digunakan konduktivitimeter. Berdasarkan nilai DHL, jenis air juga dapat dibedakan melalui nilai pengukuran daya hantar listrik dalam µmho/cm pada suhu 25 menunjukkan klasifikasi air sebagai berikut:

Tabel 2.1. Klasifikasi air berdasarkan Daya Hantar Listrik (DHL)

No. DHL (µmho/cm, 25 ) Klasifikasi

1. 0,0055 Air Murni

2. 0,5-5 Air suling

3. 5-30 Air hujan

4. 30-200 Air tanah

5. 45000-55000 Air laut


(29)

Berdasarkan batas konduktivitas listrik klasifikasi intrusi air laut dapat juga dibedakan yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2. Klasifikasi intrusi air laut berdasarkan konduktivitas listrik No. Batas konduktivitas (µmho/cm, 25 ) Klasifikasi intrusi

1. ≤ 200,00 Tidak terintrusi

2. 200,01-229,24 Terintrusi sedikit

3. 229,25-387,43 Terintrusi sedang

4. 387.44-534,67 Terintrusi agak tinggi

5. ≥534,68 Terintrusi tinggi

Sumber : Davis dan Wiest, 1996)

4. Bau dan rasa

Air yang baik idealnya tidak berbau dan tidak berasa. Bau air dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung terutama sistim sanitasi, sedangkan rasa asin disebabkan adanya garam- garam tertentu larut dalam air, dan rasa asam diakibatkan ada nya asam organik maupun asam anorganik.

5. Kekeruhaan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organic dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna air yang memasuki badan air.

2.3.2.Karakteristik Kimia 1. Klorida (Cl)

Klorida adalah merupakan anion pembentuk Natrium Klorida yang menyebabkan rasa asin dalam air bersih (air sumur). Kadar klorida pada sampel air dengan menggunakan metode Argentometri di dapatkan nilai kadar klorida 9,10 mg/liter dan telah memenuhi persyaratan kualitas air minum. Sesuai dengan PERMENKES RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, sebagaimana kadar maksimal klorida yang diperbolehkan untuk air minum adalah 250 mg/liter


(30)

11

Tabel 2.3. Klasifikasi air berdasarkan konsentrasi klorida

No. Konsentrasi Cl (mg/liter) Klasifikasi

1. 0-200 Air Murni

2. 201-600 Air suling

3. >600 Air asin

Sumber : Davis dan Wiest, 1996)

2. pH (derajat keasaman)

Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat menggangu kesehatan

3. Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral- mineral tertentu di dalam air, umumnya Ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah juga merupakan air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Air dengan kesadahan yang tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum terbentuk busa (Mestati, 2007)

Tabel 2.4. Kesadahan air

No. Kelas 1 2 3 4

1. Kesadahan (mg/lt)

0-55 56-100 101-200

201-500 2. Derajat kesadahan

Lunak Sedikit sadah Moderat sadah

Sangat sadah Sumber : Suripin, 2001

2.4. AKIFER

Lapisan yang dapat dilalui dengan mudah oleh lapisan air tanah seperti lapisan pasir atau lapisan krikil disebut lapisan permiabel. Lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti lempung disebut lapisan kedap air, atau disebut juga impermeable.


(31)

Formasi- formasi yang berisi dan memancarkan air tanah disebut juga akifer. Jumlah air tanah yang dapat diperoleh dari suatu daerah tergantung pada sifat- sifat akifer yang ada di daerah serta pada luas cakupan dan frekuensi imbuhan. Dengan demikian karakteristik akifer mempunyai peranan yang menentukan dalam proses pembentukan air tanah.

Untuk usaha-usaha pengisian kembali air tanah melalui peningkatan proses infiltrasi tanah serta usaha-usaha reklamasi air tanah, maka kedudukan akifer dapat dipandang dari dua sisi yang berbeda:

1. Zona akifer tidak jenuh adalah: suatu zona penampang air di dalam tanah yang terletak diatas permukaan air tanah (water table) baik dalam keadaan alamiah (permanen) atau sesaat setelah berlangsungnya periode pengambilan air tanah.

2. Zona akifer jenuh adalah: zona penampang air tanah yang terletak dibawah permukaan air tanah kecuali zona penampung air tanah yang sementara jenuh dan berada di bawah daerah yang sedang mengalami pengisian air tanah.

Uraian mengenai terbentuknya air tanah menunjukkan bahwa peranan formasi geologi atau akifer amatlah penting. Formasi geologi tertentu, baik yang terletak pada zona bebas (unconfined aquifer) maupun zona terkekang (confined aquifer), dapat memberikan pengaruh tertentu pula terhadap keberadaan air tanah. Dengan demikian karakteristik akifer mempunyai peranan yang menentukan dalam proses pembentukan air tanah.

Gambar : 2.1. Akifer


(32)

13

2.5. INTRUSI AIR LAUT KE AKIFER AIR TANAH

Air tanah tawar mengalir ke laut lewat akifer akifer di daerah pantai yang berhubungan dengan laut dalam keadaan alami. Tetapi karena meningkatnya kebutuhan air tawar, maka aliran air tawar ke arah laut telah menurun atau bahkan sebaliknya air laut mengalir masuk ke akifer air tawar di daratan karena muka air tanah telah berada dibawah permukaan air laut yang disebabkan oleh pengambilan air yang berlebihan. Kejadian ini disebut dengan intrusi air laut

Jika air laut tersebut telah mengalir ke dalam sumur-sumur di daratan, maka penyediaan air menjadi tidak berguna karena akifer telah dicemari oleh air asin (Soemarto ,1987)

Adapun sebab-sebab utama terjadinya penerobosan air asin ke akifer air tawar adalah sebagai berikut:

1. Akifer ini berhubungan dengan laut

2. Penurunan permukaan air tanah cukup besar sehingga dapat mengakibatkan penerobosan air asin

Berdasarkaan faktor- faktor tersebut di atas, air tanah yang mempunyai bahaya penerobosan air asin adalah sebagai berikut:

2.5.1. Air Tanah Bebas di Pantai

Percampuran air asin dan air tawar dalam sebuah sumur dapat terjadi dalam hal- hal sebagai berikut:

1. Dasar sumur terletak dibawah perbatasan antara air asin dengan air tawar 2. Permukaan air dalam sumur selama pemompaan menjadi lebih rendah dari

permukaan air laut, sehingga pengaruhnya mencapai tepi pantai.

3. Keseimbangan perbatasan antara air asin dan air tawar tidak dapat dipertahankan, perbatasan itu dapat naik secara abnormal yang disebabkan oleh penurunan permukaan air di dalam sumur selama pemompaan.

Mengingat sumur di tepi pantai itu tidak dapat dipergunakan kembali setelah dimasuki air asin, maka harus diperhatikan untuk air tanah bebas seperti gambar di bawah ini:


(33)

Gambar : 2.2 Hukum Herzberg pada air tanah tawar dan asin dekat garis pantai (Sumber: Sosrodarsono dan Takeda,1976)

Keterangan gambar: s = Permukaan air laut f = Permukaan air tanah

B = Batas antara air asin dan air tawar W = Sumur

Jika batas antara air asin dan air tawar berada dalam keseimbangan yang statis, maka untuk zona air tanah bebas di pantai dengan permeabilitas yang kira-kira merata, berlaku persamaan:

ρH = ρ0 ( H + h )

(2-1)

H = h

(2.2) Dimana: ρ0 = Kerapatan air tawar (kg/m3)

ρ = Kerapatan air asin (kg/m3)

h = Tinggi antara permukaan air asin dan air tawar (m) H = Kedalaman dari permukaan laut ke batas air tawar (m)

Untuk ρ0 = 1,00 (kg/m3), ρ = 1,024 (kg/m3) di dapat H = 42 h (2.3)


(34)

15

Jika terdapat keadaan yang sesuai dengan hukum Herzberg dimana air asin telah berada di bawah akifer, maka air asin akan segera mene robos ke dalam sumur setelah permukaan air yang telah dipompa itu berada lebih rendah dari permukaan air laut. Demikikan pula jika akifer itu tidak tebal, maka penerobosan air asin perlahan- lahan akan menyebar dari pantai

2.6. PENGAMBILAN AIR TANAH MELALUI SUMUR

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan maupun diperkotaan Indonesia. Secara teknis dapat dibagi menjadi 2 jenis:

2.6.1. Sumur dangkal (shallow well)

Cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana adalah dengan membuat sumur gali dengan kedalaman lebih rendah dari posisi permukaan air tanah. Jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali biasanya terbatas, dan air yang diambil adalah air dangkal. Untuk pengambilan air yang lebih besar diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih besar. Kedalaman sumur gali tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, dan ada tidaknya air bebas di bawah lapisan tanah. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak lebih dari 5-8 meter di bawah permukaan tanah. Cara ini cocok untuk daerah pantai dimana air tanah berada di atas air asin.

Berdasarkan jenis tanah dan kedalaman, air bebas sumur gali dapat diperoleh sebagai berikut:

- Tanah berpasir: Sumur gali cukup 6-8 m telah memperoleh air bebas

- Tanah liat: kedalaman sumur ≥ 12 m baru memperoleh air bebas

- Tanah kapur: Umumnya sumur gali harus ≥ 40 m baru diperoleh air bebas

Keadaan atau sifat air sumur gali antara lain:

- Ketinggian air bebas umumnya sekitar 1-3 m dari dasar sumur

- Ketinggian air bebas berfariasi, tergantung jumlah air yang diambil dan tergantung musim


(35)

- Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada, tanah sawah airnya kekuningkuningan, tanah berpasir airnya jernih dan rasanya sejuk, tanah liat rasanya sedikit sepat, tanah kapur airnya terasa sedikit sepat dan warnanya kehijau-hijauan dan tanah gambut airnya berwarna kemerah-merahan seperti teh dan rasanya asam

- Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur - Mengandung algae dalam jumlah sedikit

- Mengandung bakteri cukup banyak (Gabriel, 2001)

2.6.2. Sumur dalam (deep well)

Pengambilan air tanah dilakukan dengan membuat sumur dalam (deep well) atau yang lazim disebut sumur bor.

Kedalaman sumur bor berdasarkan struktur dan lapisan tanah:

- Tanah berpasir: biasanya kedalaman 30-40 m sudah memperoleh air. Biasanya airnya naik 5-7 m dari permukaan tanah

- Tanah liat/padas: biasanya kedalaman 40-60 m akan diperoleh air yang baik dan air akan naik mencapai 7 m dari permukaan tanah

- Tanah berkapur: biasanya sumur dengan kedalaman di atas 60 m kemungkinan baru mendapat air dan apabila ada air, airnya sukar/tidak bias naik ke atas dengan sendirinya

- Tanah berbukit: biasanya sumur dibuat diatas 100 m atau diatas 200 m kemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air yang diperoleh sukar/tidak bias naik ke atas dengan sendirinya

Keadaan/sifat air sumur bor:

- Airnya jernih dan rasa sejuk

- Pencemaran air tidak terjadi/sukar terjadi - Jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali

- Jumlah algae dalam air sumur bor jauh lebih banyak dibanding dengan air sumur gali


(36)

17

Air tanah yang disedot secara besar-besaran sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pengambilan/ pemanfaatan dengan pembentukan air tanah. Hal ini dapat menyebabkan menurunkan air tanah, di daerah pesisir penurunan permukaan air tanah akan mengakibatkan perembesan air laut ke daratan (intrusi), karena tekanan air tanah menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tekanan air laut.

Gbr (a) Gbr.(b)

Gambar 2.3. Kondisi dimana intrusi air laut terjadi karena keseimbangan tergagnggu akibat pengambilan air (Suripin,2004)

2.7. KONDUKTIVITAS LARUTAN ELEKTROLIT

Konduktivitas atau daya hantar merupakan ukuran kemampuan mengalirkan arus listrik, menandakan banyaknya ion (Hartomo dan Widiatmoko,1992). Alat yang dipergunakan untuk mengukur konduktivitas larutan disebut konduktivitimeter dengan satuan mikromho/cm (µmho/cm)

Hambatan berbanding terbalik dengan luas penampang dan sebanding dengan panjang, dengan persamaan:


(37)

R

=

(2.4) Dimana R = Hambatan

= Resistivitas sampel

ℓ = panjang

A = Luas penampang

Konstanta perbandingan ρ disebut resistivitas sampel.

Konduktivitas (K) merupakan kebalikan dari resistivitas, sehingga :

R=

.

(2.5)

Atau

K

=

Besar tahanan dinyatakan dalam ohm dan kebalikannya disebut mho. Dalam Sistim satuan SI, kebalikan ohm adalah Siemens (S)

2.8. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.8.1. Letak dan Geografis Kecamatan Hamparan Perak

1. Luas Wilayah

Luas kecamatan Hamparan Perak lebih kurang 230,15 Km2 ( 23.015 hektar) atau 9,21% dari luas Kabupaten Deli Serdang. Terdiri dari 20 Desa dan 218 dusun.

2. Topografi

Wilayah Kecamatan Hamparan Perak berada pada ketinggian 0 – 15 meter dari permukaan laut, yang berarti merupakan dataran rendah dan sebagiannya berbatasan dengan selat Malaka dengan demikian wilayah Kecamatan Hamparan Perak adalah wilayah pantai.


(38)

19

3. Sungai-Sungai

Di Kecamatan Hamparan Perak terdapat beberapa sungai yaitu Sei Belawan, Sei Arang Dalu, Sei Pinang dan beberapa sungai lainnya yang semua bermuara di Selat Malaka.

Kecamatan Hamparan Perak terletak di antara kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Langkat dan Selat Malaka.

Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli dan Selat Malaka Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Sunggal dan Kota Medan Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Medan dan Kecamatan Labuhan Deli Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Binjai dan Kabupaten Langkat

5. Iklim

Keadaan iklim di wilayah Kecamatan Hamparan Perak seperti daerah lainnya di Kabupaten Deli Serdang di pengaruhi oleh iklim musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu udara antara 18ºC sampai dengan 35ºC. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Agustus sampai dengan Desember setiap tahunnya dengan curah hujan terbanyak pada bulan September dan Oktober. ( sumber, Kecamatan Hamparan Perak dalam angka 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang )


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. ALAT DAN BAHAN 3.1.1. Peralatan

Alat – alat yang dipergunakan selama penelitian adalah : Global Position System ( GPS )

Termometer Digital Konduktivitimeter Gelas Ukur

1. Labu Erlenmeyer 250 mL 2. Pipet Volume 25 mL dan 50 mL 3. TDS Meter

4. Mikroburet 50 mL

3.1.2. Bahan – bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian adalah :

 Sampel air sumur Bor dan gali Sampel Air laut

Aquades 100%

Larutan indicator Kalium Kromat (K2CrO4) 5% b/v Larutan baku Perak Nitrat ( AgNO3 ) 0,0141 N Indikator Fenolftalein ( PP ) 1%

Larutan Natrium Hidroksida ( NaOH ) 1N Larutan Asam Sulfat ( H2SO4) 1N


(40)

21

3.2. TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL

Untuk pengambilan sampel dimulai dari garis pantai sebagai titik acuan sampai titik air laut murni, kemudian dari titik acuan garis pantai menuju sumur – sumur bor dan sumur gali yang berada di daeran Kecamatan Hamparan Perak.

Titik acuan garis pantai Sumur bor/gali

Gambar 3. 1. Skema titik pengambilan sampel penelitian

3.3. PROSEDUR PENELITIAN 3.3.1. Penentuan DHL

Prinsip kerja :

Daya Hantar Listrik ( DHL ) dengan menggunakan larutan KCL sebagai larutan baku pada suhu 25oC diukur dengan alat elektroda konduktimeter.

Cara kerja :

Pengambilan data kelapangan dengan mengikuti teknik pengumpulan sampel air sumur bor dan sumur gali, maka dilakukan perlakuan Laboratorium sebagai berikut :

1. Dihidupkan alat DHL meter yang sudah dibilas dengan air suling dan sampel sebanyak tiga kali dan diatur sampai menunjukkan angka1413 µmho/cm.

2. DHL meter dicelupkan kedalam gelas ukur yang berisi sampel. 3. Ditunggu 2 -5 menit, sampai pada pembacaan alat stabil

4. Dicatat hasil tanpa mengangkat DHL meter dari permukaan sampel. Air laut


(41)

3.3.2. Pengujian konsentrasi Cl

1. Diukur larutan sampel 100 mL, dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 mL.

2. Ditetesi PP 1% sebanyak tiga tetes, ditambah NaOH 0,5 sampai warna merah muda, ditambah H2SO4 1N sampai berubah warna putih jernih. 3. Lalu ditambahkan lagi 1 mL larutan K2CrO4 5% b/v dan diaduk sampai

warna kuning jernih, lalu dititrasi dengan larutan baku Ag NO3 0,0141 N sampai titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan.

4. Dicatat volume AgNO3 yang digunakan.

Untuk perhitungan kadar Klorida sampel ( mg/L )

Mg/L = 100% (3.1)

Dengan :

A= Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi sampel ( mL ) B= Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko ( mL ) N= Normalitas larutan baku AgNO3

V= Volume sampel ( mL )

3.3.3. Pengujian Total Dissolved Solid ( TDS )

Prinsip kerja : Banyaknya total padatan yang terlarut dalam sampel dengan menggunakan alat TDS meter.TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam Part Per Million ( PPM ) atau sama dengan milligram per liter (mg/L).

Cara kerja :

1. Dihidupkan alat TDS meter yang sudah dibilas dengan air suling dan sampel.

2. TDS meter dicelupkan ke dalam gelas ukur yang berisi larutan sampel 3. Ditunggu 2 -5 menit, sampai pembacaan pada alat stabil


(42)

23

3.4 TEKNIK ANALISA DATA

3.4.1. Analisa Model regresi linear berganda

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan mengukur DHL air sumur bor dan sumur gali, pengujian ini dilakukan dengan model regresi berganda dengan persamaan :

Ý = a0 +a1X1+ a2X2+ a3X3 (3.2) Dengan :

Ý = daya hantar listrik a0 = konstanta regresi

a1 = koefisien regresi untuk variable X1 (jarak sumur) X1 = Jarak sumur dari garis pantai

a2 = koefisien regresi untuk variable X2 (kedalaman sumur) X2 = kedalaman sumur

a3 = koefisien regresi untuk variable X3 (konsentrasi Cl) X3 = Konsentrasi Cl

Di dalam penelitian ini variabel terikat adalah Ý ( daya hantar listrik ), dan variabel – variabel bebas adalah jarak sumur dari garis pantai ( X1 ) dan kedalaman sumur ( X2 ), dan konsentrasi Cl (X3) maka bentuk persamaan regresinya :

Ý = a0 +a1X1+ a2X2+ a3X3 (3.3) Koefisien – koefisien a0, a1, a2 dan a3 ditentukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dengan persamaan :

1 = a0n+a1 1i +a2 2i

1X1i = a0 1i+a1 21i+a2 1iX2i (3.4) 1X2i = a0 2i + a1 1iX2i + a2 22i


(43)

3.4.2. Analisis Varian ( Uji F)

Untuk menguji linieritas persamaan ( 3.2 ) digunakan uji F dengan persamaan

F=

(3.5)

Dengan :

JKreg = jumlah kuadrat regresi JKres = jumlah kuadrat residu N = jumlah sampel

K = banyaknya variabel bebas

Jika X1 = X1i– X1, X2 = X2i - X2,…….,Xk = Xkl– Xk dan yi = Yi -

Maka jumlah kuadrat – kuadrat regresi dapat dihitung dengan persamaan :

JKreg = a1 1iyi + a2 2iyi+ ………. + ak kiyi (3.6)

Jumlah kuadrat – kuadrat residu dapat dihitung dengan persamaan :

JKres = 2 (3.7)

Jika Fn yang diperoleh melalui persamaan ( 3.5) lebih besar dari Ft maka variabel – variabel X1,X2,….,.Xn secara nyata sama – sama berpengaruh terhadap Y dengan persamaan regresi linier seperti persamaan (3.2).Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel – variabel X1 dan X2 terhadap Y digunakan koefisien korelasi berganda dengan persamaan :

R2

=

(3.8)

R2 = Koefisien determinasi

r

(

3.9)

Dimana :

r = koefisien korelasi n = jumlah sample

X= Variabel bebas (Jarak sumur dari garis pantai dan kedalaman sumur


(44)

25

Y= Variabel terikat (daya hantar listrik air sumur) R= Koefisien korelasi pearson

Berdasarkan indeks korelasi -1≤ r ≤ 1 Interpretasi koefisien korelasi:

r = 1 maka kedua variable dikatakan berhubungan erat secara positif, artinya makin besar variable pertama dari suatu individu, makin besar pula nilai variable kedua pada individu yang sama

r = -1 maka kedua variable dikatakan berhubungan erat secara negative, artinya makin kecil variable pertama dari suatu individu, makin kecil pula nilai variable ke dua pada individu yang sama

r = 0 maka kedua variable tidak berhubungan sam sekali

1.4.3. Analisa Air laut dan air sumur

Pada pengolahan data nilai DHL pada sampel dilakukan pada suhu yang sama yaitu 25 . Untuk mendapatkan nilai DHL pada suhu 25 maka dilakukan interpolasi linear dengan menggunakan persamaan:

DHL (µmho/cm, 25 ) = DHLp (3.10)

Dimana : tair = suhu air ( )


(45)

3. 5 DIAGRAM PENELITIAN

Peninjauan Lokasi Penelitian

Penentuan Titik sample

Pengambilan Data Lapangan

Kesimpulan Pengambilan air sumur gali penduduk

Pengambilan air sumur bor penduduk

Pengolahan Data

Pengukuran Sifat Fisik : Pengukuran Sifat Kimia : 1.Jarak 1. Klorida

2.Kedalaman 2. pH (Keasaman)

3.Konduktivitas 3. Kesadahan

4.Resistivitas 5.Suhu 6.TDS

Hasil Pengambilan air laut

Pengukuran : - sifat fisik 1.Jarak 2. suhu

3.Konduktifitas 4.TDS

- Sifat Kimia 1.Klorida 2.pH (Derajat keasaman) 3.Kesadahan


(46)

27 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

Data hasil penelitian yang diperoleh adalah Daya Hantar Listrik ( DHL ) air laut sebagai fungsi jarak. Daya Hantar Listrik ( DHL ) air sumur bor dan sumur gali sebagai fungsi jarak dan kedalaman sumur.

4.1.1. Pengukuran DHL air laut

Data hasil pengukuran DHL sampel air laut dari titik acuan (garis pantai) sampai air laut murni dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1. Daya Hantar Listrik (DHL) Air laut sebagai fungsi jarak.

No Kode Sampel Jarak(m) DHL(µ mho/cm)

t

air (ºC)

1. Titik Acuan - 54706 30,4

2. Al I 4030 58824 30,6

3. AL II 5430 62206 30,2

4. AL III 7060 62647 30,3

5. AL IV 8620 86912 30,2

4.1.2. Pengujian konsentrasi Ion Klorida air laut

Data hasil pengujian ion Klorida sampel air laut dari titik acuan (garis pantai) sampai air laut laut murni dapat dilihat pada Tabel 4.2


(47)

Tabel 4.2. Data hasil

No Kode Sampel Jarak

(m)

DHL (µ mho/cm)

Konsetrasi Cl (mg/L)

1. Titik Acuan - 54706 12821,6

2. Al I 4030 58824 14833,7

3. AL II 5430 62206 16050,4

4. AL III 7060 62647 17220,2

5. AL IV 8620 86912 16892,7

4.1.3. Pengukuran DHL air sumur bor

Sampel air sumur bor diambil dari sumur bor penduduk mulai dari yang terdekat dari titik acuan sampai ke yang terjauh dari titik acuan. Data hasil pengukuran DHL sampel air sumur bor dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor sebagai Fungsi jarak dan kedalaman

No. Kode Sampel Lokasi Desa Jarak (m) Kedalaman (m) DHL (µ mho/cm)

t

air (°C)

1. SB 1 Paluh Kurau 5800 60 362 29.7

2. SB 2 Paluh Kurau 5760 66 2801 31.4

3. SB 3 Paluh Kurau 5700 81 331 31.6

4. SB 4 Paluh Kurau 5580 72 793 31.0

5. SB 5 Paluh Kurau 5640 84 454 31.1

6. SB 6 Paluh Kurau 5550 72 803 32.8

7. SB 7 Paluh Manan 12600 72 250 34.6

8. SB 8 Paluh Manan 12400 66 321 30.3

9. SB 9 Paluh Manan 11100 72 1265 30.2

10. SB 10 Paluh Manan 11000 57 284 29.5

11. SB 11 Desa Lama 10000 15 354 29.1

12. SB 12 Desa Lama 10300 12 412 28.9

13. SB 13 Desa Lama 11000 66 426 28.3

14. SB 14 Desa Lama 10000 12 285 31.0

15. SB 15 Sei Baharu 10200 72 907 30.8

16. SB 16 Sei Baharu 10500 24 524 28.6

17. SB 17 Sei Baharu 10400 12 749 29.1

18. SB 18 Sei Baharu 9900 66 371 32.6

19. SB 19 Sei Baharu 10000 69 590 30.0

20. SB 20 Hamparan Perak 9690 12 394 29.3

21. SB 21 Hamparan Perak 9840 24 604 29.4


(48)

29

4.1.4. Pengukuran konsentrasi Ion Klorida air Sumur bor

Data hasil pengukuran konsentrasi ion Klorida dari samper air sumur bor penduduk dapat di lihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4. Daya Hantar Listrik air sumur Bor sebagai fungsi konsentrasi Klorida.

No . Kode Sampel Lokasi Desa Jarak (m) Keda laman (m) DHL (µ mho/cm) Konsen trasiCl (mg/L)

1. SB 1 Paluh Kurau 5800 60 362 127,8

2. SB 2 Paluh Kurau 5760 66 2801 1235,4

3. SB 3 Paluh Kurau 5700 81 331 99,4

4. SB 4 Paluh Kurau 5580 72 793 241,4

5. SB 5 Paluh Kurau 5640 84 454 134,9

6. SB 6 Paluh Kurau 5550 72 803 255,6

7. SB 7 Paluh Manan 12600 72 250 134,9

8. SB 8 Paluh Manan 12400 66 321 113,6

9. SB 9 Paluh Manan 11100 72 1265 362,1

10. SB 10 Paluh Manan 11000 57 284 85,2

11. SB 11 Desa Lama 10000 15 354 78,1

12. SB 12 Desa Lama 10300 12 412 127,8

13. SB 13 Desa Lama 11000 66 426 134,9

14. SB 14 Desa Lama 10000 12 285 78,1

15. SB 15 Sei Baharu 10200 72 907 362,1

16. SB 16 Sei Baharu 10500 24 524 4,85

17. SB 17 Sei Baharu 10400 12 749 72,85

18. SB 18 Sei Baharu 9900 66 371 14,57

19. SB 19 Sei Baharu 10000 69 590 101,98

20. SB 20 Hamparan Perak 9690 12 394 9,71

21. SB 21 Hamparan Perak 9840 24 604 92,27


(49)

4.1.5. Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS) air Sumur Bor

Data hasil pengukuran TDS dari sampel air sumur bor dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5. Daya Hantar Listrik air sumur bor sebagai fungsi TDS

No .

Kode Sampel

Lokasi Desa

Jarak (m)

Kedala man

(m)

DHL (µ mhos/cm)

TDS (mg/L)

1. SB 1 Paluh Kurau 5800 60 362 246

2. SB 2 Paluh Kurau 5760 66 2801 1910

3. SB 3 Paluh Kurau 5700 81 331 225

4. SB 4 Paluh Kurau 5580 72 793 539

5. SB 5 Paluh Kurau 5640 84 454 309

6. SB 6 Paluh Kurau 5550 72 803 546

7. SB 7 Paluh Manan 12600 72 250 170

8. SB 8 Paluh Manan 12400 66 321 218

9. SB 9 Paluh Manan 11100 72 1265 860

10. SB 10 Paluh Manan 11000 57 284 193

11. SB 11 Desa Lama 10000 15 354 241

12. SB 12 Desa Lama 10300 12 412 280

13. SB 13 Desa Lama 11000 66 426 290

14. SB 14 Desa Lama 10000 12 285 194

15. SB 15 Sei Baharu 10200 72 907 617

16. SB 16 Sei Baharu 10500 24 524 356

17. SB 17 Sei Baharu 10400 12 749 509

18. SB 18 Sei Baharu 9900 66 371 252

19. SB 19 Sei Baharu 10000 69 590 401

20. SB 20 Hamparan Perak 9690 12 394 268

21. SB 21 Hamparan Perak 9840 24 604 411


(50)

31

4.1.6. Pengukuran DHL Air Sumur Gali

Sampel air sumur gali diambil dari sumur gali yang terdekat dari titik acuan sampai ke titik terjauh sumur penduduk. Data hasil pengukuran DHL sampel air sumur gali dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Gali sebagai Fungsi jarak dan kedalaman

No. Kode Sampel

Lokasi Desa

Jarak (m)

Keda laman

(m)

DHL (µ mho/cm)

t

air

(°C)

1. SG 1 Paluh Manan 12500 3 334 27.6

2. SG 2 Paluh Manan 12300 2.5 438 27.2

3. SG 3 Paluh Manan 11200 2.5 991 27.0

4. SG 4 Paluh Manan 11000 3 515 27.8

5. SG 5 Desa Lama 10000 2 896 28.7

6. SG 6 Desa Lama 10300 3 809 28.5

7. SG 7 Desa Lama 11000 3 1209 28.5

8. SG 8 Desa Lama 11000 3 874 28.0

9. SG 9 Hamparan Perak 12000 3.5 2860 32.0

10. SG 10 Hamparan Perak 11900 3.5 1822 28.5

11. SG 11 Hamparan Perak 11000 3 1015 28.8

12. SG 12 Hamparan Perak 10600 2.5 1956 27.6

13. SG 13 Sei Baharu 10200 3.5 787 27.7

14. SG 14 Sei Baharu 10500 3 753 27.8

15. SG 15 Sei Baharu 10400 3 378 27.8

16. SG 16 Hamparan Perak 9890 3 315 28.3

17. SG 17 Hamparan Perak 11000 2.5 393 29.3

18. SG 18 Hamparan Perak 11800 2.5 732 28.9

19. SG 19 Hamparan Perak 11900 2.5 854 27.8


(51)

4.1.7. Pengukuran Konsetrasi Ion Klorida Air Sumur Gali

Data hasil pengukuran konsentrasi ion Klorida dari sampel air sumur gali penduduk dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7.Daya Hantar Listrik (DHL) sumur gali sebagai konsentrasi klorida

No .

Kode Sampel

Lokasi Desa

Jarak (m)

Keda laman

(m)

DHL (µ mho/cm)

Konsen trasi Cl (mg/L)

1. SG 1 Paluh Manan 12500 3 334 92.3

2. SG 2 Paluh Manan 12300 2.5 438 99.4

3. SG 3 Paluh Manan 11200 2.5 991 291.1

4. SG 4 Paluh Manan 11000 3 515 92.3

5. SG 5 Desa Lama 10000 2 896 220.1

6. SG 6 Desa Lama 10300 3 809 191.7

7. SG 7 Desa Lama 11000 3 1209 208

8. SG 8 Desa Lama 11000 3 874 184.6

9. SG 9 Hamparan Perak 12000 3.5 2860 738.4

10. SG 10 Hamparan Perak 11900 3.5 1822 809.4

11. SG 11 Hamparan Perak 11000 3 1015 241.4

12. SG 12 Hamparan Perak 10600 2.5 1956 738.4

13. SG 13 Sei Baharu 10200 3.5 787 155.4

14. SG 14 Sei Baharu 10500 3 753 135.9

15. SG 15 Sei Baharu 10400 3 378 4.85

16. SG 16 Hamparan Perak 9890 3 315 58.27

17. SG 17 Hamparan Perak 11000 2.5 393 4.85

18. SG 18 Hamparan Perak 11800 2.5 732 92.27

19. SG 19 Hamparan Perak 11900 2.5 854 43.71


(52)

33

4.1.8. Pengukuran TDS Air Sumur Gali

Data hasil pengukuran TDS dari sampel air sumur gali dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8. Daya Hantar Listrik sebaga fungsi TDS

No. Kode Sampel

Lokasi Desa

Jarak (m)

Keda laman

(m)

DHL (µ mhos/cm)

TDS (mg/L)

1. SG 1 Paluh Manan 12500 3 334 227

2. SG 2 Paluh Manan 12300 2.5 438 298

3. SG 3 Paluh Manan 11200 2.5 991 674

4. SG 4 Paluh Manan 11000 3 515 350

5. SG 5 Desa Lama 10000 2 896 609

6. SG 6 Desa Lama 10300 3 809 550

7. SG 7 Desa Lama 11000 3 1209 822

8. SG 8 Desa Lama 11000 3 874 594

9. SG 9 Hamparan Perak 12000 3.5 2860 1945

10. SG 10 Hamparan Perak 11900 3.5 1822 1239

11. SG 11 Hamparan Perak 11000 3 1015 690

12. SG 12 Hamparan Perak 10600 2.5 1956 1330

13. SG 13 Sei Baharu 10200 3.5 787 535

14. SG 14 Sei Baharu 10500 3 753 512

15. SG 15 Sei Baharu 10400 3 378 257

16. SG 16 Hamparan Perak 9890 3 315 214

17. SG 17 Hamparan Perak 11000 2.5 393 267

18. SG 18 Hamparan Perak 11800 2.5 732 498

19. SG 19 Hamparan Perak 11900 2.5 854 581


(53)

4.2. Pembahasan

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Daya Hantar Listrik air sumur bor dan air sumur gali yang dikaitkan dengan adanya pengaruh intrusi air laut terhadap air tanah. parameter yang dibutuhkan adalah Daya Hantar Listrik (DHL).

4.2.1. Perhitungan Daya Hantar Listrik (DHL) pada suhu 25ºC

Besarnya Daya Hantar Listrik (DHL) yang diukur pada masing-masing sampel yaitu air laut.air sumur bor dan air sumur gali diproleh pada suhu yang berbeda-beda sesuai dengan suhu air pada masing-masing titik sampel tersebut. Untuk keperluan analisis data. maka pengolahan data dilakukan pada suhu yang sama yaitu pada suhu 25ºC agar perbandingan Daya Hantar Listrik (DHL) untuk masing-masing sampel dapat ditentukan. Untuk memperoleh Daya Hantar Listrik (DHL) pada suhu 25ºC digunakan persamaan (4.0) yaitu :

25

DHL ( µ mhos/cm.25ºC ) = ― DHLp t air

Berdasarkan persamaan diatas. harga DHL pada suhu 25 untuk masing masing sampel yaitu air laut( Tabel 4.9 ).air sumur bor.( Tabel 4.10 ),air sumur gali ( Tabel 4.11 ).

Tabel 4.9.Data hasil pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) Air laut pada suhu 25 .

No Kode

Sampel

Jarak (m)

DHL ( µ mho/cm )

Suhu (ºC)

DHL ( µ mho/cm,25°C)

1. Titik Acuan - 54706 30,4 44988.48

2. Al I 4030 58824 30,6 48058.82

3. AL II 5430 86912 30,2 71947.01

4. AL III 7060 62206 30,3 51325.08


(54)

35

Tabel 4.10 Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor pada suhu 25ºC

No Kode Sampel Lokasi Desa Jarak (m) Keda laman (m) DHL (µmho/ cm)

t

air (ºC) DHL (µmho /cm.25 °C)

1. SB 1 Paluh Kurau 5800 60 362 29.7 305

2. SB 2 Paluh Kurau 5760 66 2801 31.4 2230

3. SB 3 Paluh Kurau 5700 81 331 31.6 262

4. SB 4 Paluh Kurau 5580 72 793 31.0 640

5. SB 5 Paluh Kurau 5640 84 454 31.1 365

6. SB 6 Paluh Kurau 5550 72 803 32.8 612

7. SB 7 Paluh Manan 12600 72 250 34.6 181

8. SB 8 Paluh Manan 12400 66 321 30.3 265

9. SB 9 Paluh Manan 11100 72 1265 30.2 1047

10. SB 10 Paluh Manan 11000 57 284 29.5 241

11. SB 11 Desa Lama 10000 15 354 29.1 304

12. SB 12 Desa Lama 10300 12 412 28.9 356

13. SB 13 Desa Lama 11000 66 426 28.3 376

14. SB 14 Desa Lama 10000 12 285 31.0 230

15. SB 15 Sei Baharu 10200 72 907 30.8 736

16. SB 16 Sei Baharu 10500 24 524 28.6 458

17. SB 17 Sei Baharu 10400 12 749 29.1 643

18. SB 18 Sei Baharu 9900 66 371 32.6 284

19. SB 19 Sei Baharu 10000 69 590 30.0 492

20. SB 20 Hamparan Perak 9690 12 394 29.3 336 21. SB 21 Hamparan Perak 9840 24 604 29.4 514 22. SB 22 Hamparan Perak 10900 77 1125 29.1 967


(55)

Tabel 4.11. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Gali pada suhu 25°C

No Kode Sampel Lokasi Desa Jarak (m) Kedal aman (m) DHL (µmho /cm)

t

air (ºC) DHL (µmho /cm.25 °C)

1. SG 1 Paluh Manan 12500 3 334 27.6 303

2. SG 2 Paluh Manan 12300 2.5 438 27.2 403

3. SG 3 Paluh Manan 11200 2.5 991 27.0 918

4. SG 4 Paluh Manan 11000 3 515 27.8 463

5. SG 5 Desa Lama 10000 2 896 28.7 781

6. SG 6 Desa Lama 10300 3 809 28.5 710

7. SG 7 Desa Lama 11000 3 1209 28.5 1061

8. SG 8 Desa Lama 11000 3 874 28.0 781

9. SG 9 Hamparan Perak 12000 3.5 2860 32.0 2234 10. SG 10 Hamparan Perak 11900 3.5 1822 28.5 1598 11. SG 11 Hamparan Perak 11000 3 1015 28.8 881 12. SG 12 Hamparan Perak 10600 2.5 1956 27.6 1771

13. SG 13 Sei Baharu 10200 3.5 787 27.7 710

14. SG 14 Sei Baharu 10500 3 753 27.8 677

15. SG 15 Sei Baharu 10400 3 378 27.8 340

16. SG 16 Hamparan Perak 9890 3 315 28.3 278

17. SG 17 Hamparan Perak 11000 2.5 393 29.3 335 18. SG 18 Hamparan Perak 11800 2.5 732 28.9 633 19. SG 19 Hamparan Perak 11900 2.5 854 27.8 768 20. SG 20 Hamparan Perak 12100 3 454 28.3 401

4.2.2. Pengklasifikasian Intrusi Air Laut pada Sumur Bor dan Sumur Gali.

Tinggi rendahnya pengaruh air laut terhadap air tanah dapat ditentukan dari DHL pada suhu yang sama yaitu pada suhu 25ºC. kemudian nilai ii dibandingkan dengan nilai table klasifikai air berdasarkan DHL (Davis dan Wiest. 1996). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12. Klasifikasi intrusi air laut berdasarkan Daya Hantar Listrik (DHL)

No Batas Konduktivitas (µmho/cm. 25°C) Klasifikasi Intrusi

1. ≤200.00 Tidak Terintrusi

2. 200.01 ― 229.24 Terintrusi sedikit

3. 229.25 ― 387.43 Terintrusi sedang

4. 387.44 ― 534.67 Terintrusi agak tinggi


(56)

37

4.13. Klasifikasi intrusi air laut pada sumur bor berdasarkan Daya Hantar Listrik (DHL )

No . Kode Sam pel Lokasi Desa Jarak (m) Ke dala man (m) DHL µ mho s/cm 25° C Klasifikasi Intrusi

1. SB 1 Paluh Kurau 5800 60 305 Terintrusi sedang 2. SB 2 Paluh Kurau 5760 66 2230 Terintrusi tinggi 3. SB 3 Paluh Kurau 5700 81 262 Terintrusi sedang 4. SB 4 Paluh Kurau 5580 72 640 Terintrusi tinggi 5. SB 5 Paluh Kurau 5640 84 365 Terintrusi sedang 6. SB 6 Paluh Kurau 5550 72 612 Terintrusi tinggi 7. SB 7 Paluh Manan 12600 72 181 Tidak terintrusi 8. SB 8 Paluh Manan 12400 66 265 Terintrusi sedang 9. SB 9 Paluh Manan 11100 72 1047 Terintrusi tinggi 10. SB 10 Paluh Manan 11000 57 241 Terintrusi sedang 11. SB 11 Desa Lama 10000 15 304 Terintrusi sedang 12. SB 12 Desa Lama 10300 12 356 Terintrusi sedang 13. SB 13 Desa Lama 11000 66 376 Terintrusi sedang 14. SB 14 Desa Lama 10000 12 230 Terintrusi sedang 15. SB 15 Sei Baharu 10200 72 736 Terintrusi tinggi 16. SB 16 Sei Baharu 10500 24 458 Terintrusi agak tinggi 17. SB 17 Sei Baharu 10400 12 643 Terintrusi tinggi 18. SB 18 Sei Baharu 9900 66 284 Terintrusi sedang 19. SB 19 Sei Baharu 10000 69 492 Terintrusi agak tinggi 20. SB 20 Hamparan Perak 9690 12 336 Terintrusi sedang 21. SB 21 Hamparan Perak 9840 24 514 Terintrusi agak tinggi 22. SB 22 Hamparan Perak 10900 77 967 Terintrusi tinggi


(57)

Tabel 4.14.Klasifikasi intrusi air laut pada sumur gali berdasarkan Daya Hantar Listrik ( DHL )

No . Kode Sam pel Lokasi Desa Jarak (m) Ke dala man (m) DHL µ mho s/cm 25°C Klasifikasi Intrusi

1. SG 1 Paluh Manan 12500 3 303 Terintrusi sedang 2. SG 2 Paluh Manan 12300 2.5 403 Terintrusi agak tinggi 3. SG 3 Paluh Manan 11200 2.5 918 Terintrusi tinggi 4. SG 4 Paluh Manan 11000 3 463 Terintrusi agak tinggi 5. SG 5 Desa Lama 10000 2 781 Terintrusi tinggi 6. SG 6 Desa Lama 10300 3 710 Terintrusi tinggi 7. SG 7 Desa Lama 11000 3 1061 Terintrusi tinggi 8. SG 8 Desa Lama 11000 3 781 Terintrusi tinggi 9. SG 9 Hamparan Perak 12000 3.5 2234 Terintrusi tinggi 10. SG 10 Hamparan Perak 11900 3.5 1598 Terintrusi tinggi 11. SG 11 Hamparan Perak 11000 3 881 Terintrusi tinggi 12. SG 12 Hamparan Perak 10600 2.5 1771 Terintrusi tinggi 13. SG 13 Sei Baharu 10200 3.5 710 Terintrusi tinggi 14. SG 14 Sei Baharu 10500 3 677 Terintrusi tinggi 15. SG 15 Sei Baharu 10400 3 340 Terintrusi sedang 16. SG 16 Hamparan Perak 9890 3 278 Terintrusi sedang 17. SG 17 Hamparan Perak 11000 2.5 335 Terintrusi sedang 18. SG 18 Hamparan Perak 11800 2.5 633 Terintrusi tinggi 19. SG 19 Hamparan Perak 11900 2.5 768 Terintrusi tinggi 20. SG 20 Hamparan Perak 12100 3 401 Terintrusi agak tinggi


(58)

39

4.3. Analisa DHL air sumur bor

4.3.1. Analisa Jarak, Kedalaman terhadap DHL air sumur bor

Gambar 4.1.Sistem Kontur Antara Jarak Sampel Air Sumur Bor Dari Garis Pantai(m), Kedalaman Sumur Bor(m) dengan DHL Air Sumur Bor (µ mho/cm, 25ºC)

4.3.2. Analisa Jarak, Kedalaman terhadap DHL air sumur bor pada grafik 3 Dimensi

Gambar 4.2. Grafik 3D Antara Jarak Sampel Air Sumur Bor Dari Garis Pantai(m), Kedalaman Sumur Bor(m) dengan DHL Air Sumur Bor (µ mho/cm,25ºC)

6 0 0 0 7 0 0 0 8 0 0 0 9 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0

J a r a k ( m )

2 0 0 0 3 0 0 0 4 0 0 0 5 0 0 0 6 0 0 0 7 0 0 0 8 0 0 0

K e d a la m a n x 1 0 ^ - 2 D H L

S . B 1 S . B 2 S . B 3

S . B 4 S . B 5

S . B 6 S . B 7

S . B 8 S . B 9

S . B 1 0

S . B 1 1 S . B 1 2

S . B 1 3

S . B 1 4 S . B 1 5

S . B 1 6

S . B 1 7 S . B 1 8

S . B 1 9

S . B 2 0 S . B 2 1

S . B 2 2

2 0 0 4 0 0 6 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 4 0 0 1 6 0 0 1 8 0 0 2 0 0 0 2 2 0 0

S B 1 S B 2

S B 3 S B 4

S B 5 S B 6

S B 7 S B 8 S B 9 S B 1 0

S B 1 1 S B 1 2

S B 1 3

S B 1 4

S B 1 5

S B 1 6 S B 1 7

S B 1 8 S B 1 9

S B 2 0 S B 2 1

S B 2 2

2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0 1 3 0 0 1 4 0 0 1 5 0 0 1 6 0 0 1 7 0 0 1 8 0 0 1 9 0 0 2 0 0 0 2 1 0 0

Kedalaman 10-2 m DHL ( µ mho/cm )

DHL ( µ mho/cm )


(59)

4.3.3. Analisa konsentrasi Klorida, TDS air sumur bor terhadap DHL air sumurBor

Gambar 4.3. Sistim Kontur antara TDS Air Sumur Bor dengan Klorida terhadap DHL Air Sumur Bor (µ mho/cm.25°C)

4.3.4. Analisa konsentrasi Klorida, TDS air sumur bor terhadap DHL air sumur bor pada grafik 3D

Gambar 4.4. Grafik 3D antara TDS Air Sumur Bor dengan Klorida terhadap DHL Air Sumur Bor (µ mho/cm.25°C )

2 0 0 4 0 0 6 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0

k o n s e n t r a s i K l o r i d a ( m g / L )

2 0 0 4 0 0 6 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 4 0 0 1 6 0 0 1 8 0 0

T D S ( m g / L ) S . B 2

S . B 4S . B 6

S . B 8 S . B 1 0

S . B 1 2 S . B 1 4 S . B 1 6

S . B 1 8 S . B 2 0

S . B 2 2

1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0 1 3 0 0

S .B 3 S .B 6 S .B 9

S .B 1 2 S .B 1 5

S .B 1 8 S .B 2 1

2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0

DHL

( µ mho/cm )

DHL ( µ mho/cm )


(60)

41

4.4. Analisa DHL air sumur Bor dengan grafik regresi linier 4.4.1. Analisa Jarak Terhadap DHL air sumur Bor

Gambar 4.5. Grafik antara Jarak Sampel Air Sumur Bor dari garis pantai (m), dengan DHL Air Sumur Bor (µ mho/cm, 25°C)

4.4.2. Analisa Kedalaman air sumur Bor terhadap DHL air sumur Bor

Gambar 4.6. Grafik antara kedalaman sampel air sumur Bor dengan DHL air

sumur Bor

Y = 1533,920-108X1


(61)

4.4.3. Analisa konsentrasi Cl air sumur Bor terhadap DHL air sumur Bor

Gambar: 4.7. Grafik antara konsentrasi Cl dengan DHL air sumur bor

4.4.4. Analisa Suhu air sumur Bor terhadap DHL air sumur Bor

Gambar 4.8. Grafik antara suhu sampel air sumur bor dengan DHL sumur Bor

Y = 1375,426 - 30,251 X4


(62)

43

4.4.5. Analisa TDS air sumur Bor terhadap DHL air sumur Bor

Gambar 4.9. Grafik antara TDS dengan DHL air sumur Bor


(63)

4.5. Analisa DHL air sumur gali

4.5.1. Analisa jarak, Kedalaman terhadap DHL Air Sumur Gali

Gambar 4.10.Kontur antara Jarak sampel air Sumur Galidari garis pantai, Kedalaman Sumur Gali terhadap DHL air Sumur Gali (µ mho/cm.25ºC)

4.5.2. Analisa jarak, Kedalaman terhadap DHL Air Sumur Gali Pada Grafik 3Dimensi

Gambar 4.11. Grafik 3D antara Jarak sampel air Sumur Gali dari garis pantai, Kedalaman Sumur Gali terhadap DHL air Sumur Gali

( µ mho/cm,25°C )

1 0 0 0 0 1 0 5 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5 0 0 1 2 0 0 0 1 2 5 0 0

J a r a k (m )

2 0 0 0 2 5 0 0 3 0 0 0 3 5 0 0

K e d a la m a n x 1 0 ^ -3

D H L

S G 1

S G 2 S G 3

S G 4

S G 5

S G 6 S G 7S G 8

S G 9 S G 1 0

S G 1 1

S G 1 2 S G 1 3

S G 1 4 S G 1 5 S G 1 6

S G 1 7 S G 1 8S G 1 9 S G 2 0

2 0 0 4 0 0 6 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 4 0 0 1 6 0 0 1 8 0 0 2 0 0 0 2 2 0 0

S G 1

S G 2

S G 3 S G 4

S G 5 S G 6

S G 7 S G 8

S G 9

S G 1 0

S G 1 1 S G 1 2 S G 1 3

S G 1 4 S G 1 5

S G 1 6

S G 1 7

S G 1 8 S G 1 9 S G 2 0

3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0 1 3 0 0 1 4 0 0 1 5 0 0 1 6 0 0 1 7 0 0 1 8 0 0 1 9 0 0 2 0 0 0 2 1 0 0

DHL ( µ mho/cm )

Kedalaman 10-3 m

DHL ( µ mho/cm )


(64)

45

4.5.3. Analisa konsentrasi klorida,TDS air sumur gali terhadap DHL air Sumur gali

Gambar 4.12.Grafik system kontur antara TDS air sumur gali dengan klorida terhadap DHL air sumur gali

4.5.4. Analisa konsentrasi klorida dan TDS air sumur gali terhadap DHL air sumur gali Pada grafik 3D

Gambar 4.13. Grafik 3D antara TDS air sumur gali dengan klorida terhadap DHL Air sumur gali

2 0 0 4 0 0 6 0 0 8 0 0 K o n s e n t r a s i K l o r i d a

4 0 0 6 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 4 0 0 1 6 0 0 1 8 0 0

S G 1 S G 2

S G 3

S G 4

S G 5 S G 6

S G 7

S G 8

S G 9

S G 1 0

S G 1 1

S G 1 2

S G 1 3 S G 1 4

S G 1 5 S G 1 6 S G 1 7

S G 1 8 S G 1 9

S G 2 0

2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0 1 3 0 0 1 4 0 0 1 5 0 0 1 6 0 0 1 7 0 0 1 8 0 0 1 9 0 0 2 0 0 0 2 1 0 0 2 2 0 0

S G 1 S G 2 S G 4

S G 5 S G 6 S G 7

S G 8

S G 1 1

S G 1 3 S G 1 4

S G 1 6 S G 1 8 S G 1 9

3 0 0 3 5 0 4 0 0 4 5 0 5 0 0 5 5 0 6 0 0 6 5 0 7 0 0 7 5 0 8 0 0 8 5 0 9 0 0 9 5 0

D H L

DHL ( µ mho/cm )

DHL (µ mho/cm )


(65)

4.6. Analisa DHL air sumur gali dengan grafik regresi linear 4.6.1. Analisa jarak Terhadap DHL air sumur gali

Gambar 4.14. Grafik antara Jarak Sampel Air Sumur Gali dari garis pantai (m), dengan DHL Air Sumur Gali (µ mho/cm, 25°C)

4.6.2. Analisa Kedalaman air sumur gali terhadap DHL air sumur gali

Gambar 4.15. Grafik antara kedalaman air sumur gali dengan DHL air sumur gali (µ mho/cm,25ºC)

Y = - 2638,567 + 312 X1


(66)

47

4.6.3. Analisa Konsentrasi Cl air sumur gali terhadap DHL air sumur gali

Gambar 4.16. Grafik antara Konsentrasi Cl Sumur Gali dengan DHL Air Sumur Gali (µ mho/cm, 25°C)

4.6.4. Analisa Suhu air sumur gali terhadap DHL air sumur gali

Gambar 4.17. Grafik antara Suhu Sumur Gali dengan DHL Air Sumur Gali (µ mho/cm, 25°C)

Y = - 6584,278 + 260,963 X4


(67)

4.6.5. Analisa TDS air sumur gali terhadap DHL air sumur gali

Gambar 4.18. Grafik antara TDS Sumur Gali dengan DHLAir Sumur Gali ( µ mho/cm, 25°C)

4.7. Analisa Regresi linier Berganda Pada Sumur Bor Dan Gali

Untuk menganalisa pengaruh jarak sumur bor dan sumur gali dari garis

pantai dan kedalaman sumur secara bersama-sama daya hantar listrik (DHL)

dilakukan analisa regresi linier ganda.

Untuk menentukan persamaan regresi linier berganda, uji statistik F, koefisien

koefisien korelasi dan perhitungan-perhitungan, dilakukan dengan alat bantu

software SPSS ( Statistical Product and Service Solution ) versi 18.


(68)

49

Langkah-langkah menggunakan SPSS 18

Dimasukkan semua input data yang terlibat dalam pembentukan model regresi linier berganda dengan memisahkan X1 (jarak), X2 (kedalaman) dan X3 (konsentrasi Cl) sebagai variable bebas dan Y sebagai variable terikat yang menyatakan besar daya Hantar Listrik (DHL).

1. Diklik menu Analize

2. Diklik Regression, dipilih linear

3. Diklik variable X1 , X2 dan X3 lalu dimasukkan pada kotak Independents 4. Diklik variable Y dan dimasukkan pada kotak Dependent

5. Diklik Statistcs, dipilih Estimates, Model Fit, Descriptive dan

Durbin-Waston

6. Diklik Continue

7. Diklik Plots, lalu dimasukkan Dependent ke kotak Y axsis dan ADJPRED ke kotak X axisi. Dipilih Histogram dan Normal Probability

8. Diklik Continue

9. Diklik Save, dipilih Unstandardized

10. Diklik Continue

11. Diklik Options, lalu diklik saja continue (berarti memilih default) 12. Diklik OK


(1)

PETA LOKASI PENELITIAN

PALUH KURAU

TITIK ACUAN

PALUH MANAN

DESA LAMA

SEI BAHARU


(2)

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

GPS

TDS METER

TERMOMETER DIGITAL

pH METER


(3)

MENENTUKAN TITIK ACUAN PENGAMBILAN AIR LAUT

PENGAMBILAN AIR LAUT MENGUKUR SUHU AIR LAUT

MENGUKUR pH AIR LAUT MENGUKUR SUHU AIR LAUT


(4)

PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUMUR GALI MENCATAT JARAK,KOORDINAT SUMUR GALI MEMBACA JARAK,KOORDINAT SUMUR BOR MENCATAT JARAK,KOORDINAT SUMUR BOR

PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUMUR BOR DAN

SUMUR GALI


(5)

SAMPEL AIR SUMUR BOR SAMPEL AIR SUMUR GALI

PENGUJIAN KONSENTRASI Cl PENGUJIAN KESADAHAN

PENGUJIAN KESADAHAN PENGUKURAN TDS


(6)