Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemikiran Soekarno tentang Keadilan dan Kemerdekaan bagi Kaum Perempuan Ditinjau dari Perspektif Teori Keadilan Susan Moller Okin T2 752012002 BAB I

(1)

1

BAB I

“PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG KEADILAN DAN

KEMERDEKAAN BAGI KAUM PEREMPUAN DITINJAU DARI

PERSPEKTIF TEORI KEADILAN

SUSAN MOLLER OKIN ”

A.Latar Belakang Masalah

Perempuan adalah sebuah kata yang sangat familiar bagi pendengaran setiap manusia. Kata “perempuan” dapat diartikan kedalam dua konotasi yakni konotasi yang positif dan konotasi yang negatif. Yang dimaksudkan dengan konotasi positif ialah kata “perempuan” menggambarkan sosok yang di-tuankan. Sebaliknya, konotasi negatif yang ada dibalik kata perempuan menggambarkan titik kelemahan dari seorang perempuan. Perempuan sebuah kata yang dapat diinterpretasi dalam banyak cara serta dapat dinilai dari berbagai macam sudut pandang sehingga tidak mengherankan jika terdapat banyak hal dari perempuan yang dapat dijadikan sebagai bahan perbincangan baik dalam hal peran, fungsi, kedudukan, dan sebagainya.

Dalam pandangan masyarakat awam, perempuan adalah pelengkap bagi seorang laki-laki sehingga tempat yang sangat tepat bagi seorang perempuan ialah berada di samping laki-laki. Dalam cara pandang yang semacam ini maka banyak perspektif yang timbul dipermukaan berkaitan dengan siapa dan apa itu perempuan. Perempuan adalah makhluk yang lemah, kurang memiliki kemampuan untuk berpikir lebih baik, tidak dapat membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat dan bangsa sehingga pekerjaan yang lebih cocok bagi seorang perempuan adalah melayani dan mengurus laki-laki. Tidak baik bagi perempuan untuk bekerja dan berkarya pada wilayah publik karena sejatinya tempat perempuan adalah wilayah domestik. Itu adalah tugas perempuan yang paling tinggi dan mulia. Dibandingkan dengan laki-laki,


(2)

2 maka perempuan tidak ada apa-apanya. Pernyataan-pernyataan di atas sering kita dengar, bahkan pernyataan-pernyataan tersebut terkadang telah di-paten-kan untuk menunjukkan bahwa betapa kecil dan lemahnya seorang perempuan. Dengan begitu kaum perempuan sering mengalami tindakan yang diskriminatif, tindakan-tindakan yang tidak adil dari kaum laki-laki serta dari masyarakat di mana perempuan itu berada bahkan sering menjadi sasaran dari berbagai macam kepentingan sehingga perlakuan yang demikian bukanlah sesuatu yang asing dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Secara garis besar, penulisan ini akan membahas tentang keadilan bagi kaum perempuan. Adapun, penulis akan menggunakan pemikiran Soekarno yang mengulas tentang keadilan bagi kaum perempuan. Menurut penulis pemikiran Soekarno dapat memberikan sumbangan yang positif bagi kedudukan, peran serta fungsi seorang perempuan dalam ranah domestik maupun publik.

Soekarno lahir di Lawang Seketeng, Surabaya, pada tanggal 6 Juni 1901. Nama lengkap Soekarno waktu lahir ialah Kusno Sosrodihardjo. Ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa; oleh orang tuanya nama diganti menjadi Soekarno. Ia dilahirkan dari pasangan Ida Ayu Rai Srimben dan Raden Soekemi Sosrodihardjo.1 Ia adalah salah seorang founding fathers bangsa Indonesia yang banyak berperan dalam membangkitkan, menumbuhkan jati diri bangsa Indonesia, serta meletakkan dasar negara Republik Indonesia yaitu Pancasila. Ia begitu melegenda sebagai proklamator dan pemimpin besar Indonesia serta diakui sebagai pemimpin yang konsisten dengan perjuangan kapitalisme dan anti-kolonialisme. Ia tumbuh menjadi seorang yang penuh perasaan cinta kepada sesama, terutama kepada golongan yang tertindas dan terhisap. Ia juga terlahir dengan

1 Wang Xiang Jun, Soekarno Uncensored: Benarkah Soeharto lebih baik dari Soekarno (Yogyakarta:


(3)

3 pengalaman religius yakni keimanan dirinya pada ajaran Islam yang cukup kental tertanam dalam hatinya. Pada masa kecilnya ia tinggal bersama kakeknya di Tulungagung. Pada usia 14 tahun, ia tinggal di Surabaya bersama dengan Oemar Tjokroaminoto yang tidak lain adalah teman bapaknya dan bersekolah di Hoogere Burger School (HBS). Semasa sekolah di HBS Soekarno mulai menulis artikel politik melawan kolonialisme Belanda di surat kabar pimpinan Tjokroaminoto yaitu

Oetoesan Hindia.2 Masa kepemimpinannya ialah masa dimana ia hadir dengan pemikiran-pemikirannya yang sangat istimewa, pemikiran-pemikiran yang mengutamakan keadilan bagi semua lapisan masyarakat. Hal itu terlihat dengan sangat jelas melalui ungkapan yang ia katakan bahwa: Republik Indonesia didirikan bukan untuk satu golongan, akan tetapi “semua buat semua”, “satu buat semua.”3

Selanjutnya mengapa pemikiran dari Soekarno menjadi sangat penting karena pemikirannya sangat ideal bagi perkembangan peran, fungsi, dan posisi seorang perempuan khususnya pada masa menjelang kemerdekaan Indonesia bahkan pada masa setelah kemerdekaan serta pada masa kepemimpinannya. Selebihnya, apa yang dipikirkan oleh Soekarno tidak hanya sekedar konsep atau ide semata namun berlanjut pada tataran praksis yang sangat terlihat nyata pada masa-masa dimana ia memimpin bangsa Indonesia. Karena itu ide-ide yang dikemukakan oleh Seokarno bukanlah ide yang hanya berlaku pada zaman pemerintahannya (Orde Lama), bukanlah ide yang telah usang sehingga tidak berlaku pada zaman sekarang ini. Sebaliknya, ide-ide dari Soekarno justru masih dilihat/dipandang sangat relevan pada konteks Indonesia disaat ini.

2 Taufik Adi Susilo, Soekarno: Biografi Singkat 1901-1970 (Yogyakarta: Kelompok Penerbit

AR-RUZZ MEDIA, 2008), 14, 15.

3 Saafroedin Bahar & Nannie Hudawati (Tim Penyunting), Risalah Sidang BPUPKI - PPKI, 28 Mei


(4)

4 Indonesia di masa pemerintahan Orde Lama terlihat sangat nasionalis, sangat demokratis, dan juga sangat terbuka untuk menerima peran perempuan dalam mengusahakan perkembangan dan kemajuan bangsa. Hal itu terbukti melalui bertumbuhnya kepercayaan bagi kaum perempuan untuk berperan aktif dalam menyumbangkan pemikiran bahkan tenaga mereka bagi bangsa ini melalui berbagai macam pergerakan yang dipimpin oleh kaum perempuan. Salah satu dari pergerakan tersebut ialah Gerwis yang adalah cikal bakal terbentuknya Gerwani4 pada masa pemerintahan Soekarno. Selain Gerwis masih banyak lagi pergerakan-pergerakan lainnya yang mengijinkan kaum perempuan untuk bergerak secara bebas bahkan perempuan diberikan kesempatan untuk berdiri di depan dan menjadi pemimpin pada masa pemerintahan Orde Lama. Penulisngnya, pada masa pemerintahan Orde Baru terjadi perubahan terhadap peran dan fungsi dari tiap-tiap anggota masyarakat yang ada dalam wilayah Indonesia. Salah satunya ialah kedudukan dan peran perempuan yang pada awalnya diberikan kebebasan dalam berperan aktif pada ranah publik, bergeser penuh hanya pada wilayah domestik. Dengan kata lain, perempuan yang sudah ada di wilayah publik dipaksakan kembali pada wilayah domestik yakni mengurus anak dan suami, mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sehingga tidak diberikan kebebasan dalam berperan aktif bagi negara dan bangsa sehingga perempuan dibentuk dengan pandangan “ibuisme” yang hanya mengayomi dan mengurusi rumah tangga. Pandangan seperti ini yang mengakibatkan perempuan berada pada posisi subordinat dan tidak berani untuk berada pada posisi depan dalam memimpin. Selain itu, alasan yang menyebabkan kaum perempuan berada pada posisi subordinat ialah kentalnya budaya patriakal dalam sistem masyarakat pada wilayah

4 Gerwani adalah gerakan yang menghendaki agar perempuan bermandiri, dan lebih menyukai kerja

keras ketimbang kesantaian dan kekayaan namun terkungkung. Gerwani juga sangat menentang perempuan sebagai embel-embel suami. Lihat, Saskia Eleonora Wieringa, Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia (Jakarta: Garba Budaya, 1999), xxvii.


(5)

5 Indonesia. Pada masyarakat dengan sistem patriarki, perempuan adalah mahkluk kelas dua. Hal semacam ini tidak akan pernah lenyap jika anggapan yang salah terhadap perempuan tidak dibongkar. Laki-laki dan perempuan memiliki identitas yang sama yaitu identitas sebagai manusia yang juga berhak dalam menentukan kebebasan dan berhak dalam mendapatkan keadilan.

Berkaitan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Soekarno, maka yang menjadi tujuan dari penulisan ini ialah melihat hal-hal yang telah dilakukan oleh Soekarno berkaitan dengan peran dan posisi perempuan Indonesia pada zaman pemerintahannya dan peran perempuan yang ada pada zaman setelah masa pemerintahannya yang kemudian akan dievaluasi melalui teori keadilan yang dikemukakan oleh Susan Moller Okin yakni yang membahas tentang keadilan bagi kaum perempuan.

Susan Moller Okin adalah seorang filsuf perempuan yang lahir pada tahun 1946 di Auckland, Selandia Baru. Dia meraih gelar sarjana dari University of Auckland pada tahun 1967, gelar master filsafat dari Oxford pada tahun 1970 dan gelar doktor dari Harvard pada tahun 1975. Dia mengajar di University of Auckland,

Vassar, Brandeis dan Harvard sebelum bergabung dengan fakultas Stanford. Okin adalah direktur Etika dalam Program Masyarakat pada tahun 1993-1996. Ia menerima berbagai penghargaan selama karirnya, termasuk American Political Science Association Victoria Schuck Prize untuk buku terbaik tentang perempuan dan politik.5 Karya Okin terfokus pada pengucilan perempuan dari pemikiran politik Barat yang berlangsung dari zaman dahulu hingga sekarang. Buku perempuannya dalam Pemikiran Politik Barat (1979) dianggap sebagai landasan penelitian tentang perempuan dalam politik. Dia juga menulis dua buku lainnya, Keadilan, Gender dan


(6)

6 Keluarga (1989) dan Multikulturalisme Apakah buruk untuk Perempuan? (1999). Okin berpendapat bahwa jika sebuah teori gagal dalam membicarakan tentang keprihatinan terhadap kaum perempuan di wilayah domestik, dengan demikian teori tersebut pun gagal untuk memperhitungkan apa yang diperlukan dalam ranah publik.6

Alasan dipilihnya Okin dikarenakan dia memiliki konsep yang ideal bahkan tidak terlalu begitu radikal jika dibandingkan dengan pemikiran dari para pemikir feminis lainnya. Bagi Okin sendiri, keadilan bagi perempuan dan anak-anak juga merupakan landasan terciptanya keadilan bagi kaum laki-laki. Jadi, Okin tidak memaksakan untuk mengubah sistem yang sudah ada, akan tetapi Okin menginginkan adanya pembagian kerja yang adil bagi perempuan dan juga bagi laki-laki. Namun baginya, dalam hal ini perempuanlah yang selalu mengalami situasi yang tidak adil dari budaya yang merupakan hasil konstruksi masyarakat. Oleh karena itu, Okin mengkonsepkan sebuah teori keadilan yang berakar dari dalam kehidupan rumah tangga/keluarga.

Berdasarkan latar belakang kehidupan kedua tokoh ini maka secara jelas tergambar adanya perbedaan yang signifikan dari Soekarno dan Okin. Perbedaan itu terlihat dimana keduanya hidup pada generasi yang berbeda, negara yang berbeda yang di dalamnya terdapat perbedaan kebudayaan, bahkan kondisi sosial yang melatarbelakangi sehingga terbentuknya pemikiran-pemikiran yang sangat ideal dari keduanya. Hal yang menarik dari kedua tokoh ini ialah berkaitan dengan kehadiran mereka bersama dengan gagasan-gagasan yang ideal dari keduanya. Soekarno hadir pada masa dimana budaya patriakal melekat kuat dalam sistem kebudayaan masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat melalui kurangnya peran dan partisipasi

6 http://news.stanford.edu/news/2004/march10/obitokin-310.html (diunduh tanggal 24 Juni 2013, pukul


(7)

7 perempuan dalam wilayah publik atau dengan kata lain perempuan terisolasi dari dunia luar. Selebihnya, Soekarno adalah sosok yang sangat menaruh perhatian pada kaum yang tertindas. Konteks inilah yang telah menginspirasinya sehingga mampu menghadirkan gagasan yang ideal berkaitan dengan keadilan bagi kaum perempuan. Sebaliknya, Okin hadir dengan gagasan dalam rentang waktu yang sangat jauh berbeda dengan Soekarno yang telah lebih dahulu hadir dengan gagasan tentang kaum perempuan. Okin hadir dengan mengkritik teori-teori keadilan yang telah dikembangkan pada zaman klasik sampai pada zaman modern. Menurutnya, semua teori keadilan yang ada tidak membahas secara mendalam tentang keadilan bagi kaum perempuan. Ia berangkat dari keluarga sebagai sekolah moral yang seharusnya menjadi tempat terbentuknya keadilan bagi semua pihak tanpa ada pengecualian. Dengan demikian, teori yang dikembangkan oleh Okin bermanfaat untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukan oleh Soekarno baik pada masa ia memperjuangkan kemerdekaan Indonesia bahkan pada masa pemerintahannya.

Persoalan-persoalan termaksud menjadi hal yang sangat penting untuk dikembangkan dan diteliti dalam sebuah penulisan. Karena itu pokok-pokok dari pembahasan ini secara lengkap akan dibahas dan dikaji pada bab-bab berikutnya. B.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka terdapat pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai titik tolak dalam penulisan ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:

1. Bagaimana pemikiran keadilan dan kemerdekaan bagi kaum perempuan dalam pandangan Soekarno dan Susan Moller Okin?


(8)

8 2. Apa relevansi dari pemikiran Soekarno dan Susan Moller Okin berkaitan dengan Keadilan dan Kemerdekaan bagi Perempuan Indonesia sekarang ini?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ialah untuk menjawab persoalan melalui kedua pertanyaan yang telah diutarakan dalam pertanyaan penelitian yakni;

1. Mendeskripsikan pemikiran keadilan dan kemerdekaan bagi kaum perempuan dalam pandangan Soekarno dan Susan Moller Okin.

2. Menjelaskan relevansi dari pemikiran Soekarno dan Susan Moller Okin berkaitan dengan keadilan dan kemerdekaan bagi Perempuan Indonesia sekarang ini.

D.Signifikansi Penelitian

Dalam penulisan ini, hendak ditampilkan sesuatu yang baru berkaitan dengan eksistensi seorang perempuan. Yang dimaksudkan dengan sesuatu yang baru dalam penulisan ini ialah timbulnya perspektif baru tentang keadilan dan kemerdekaan yang benar-benar menghadirkan keadilan dan kemerdekaan bagi perempuan melalui pemikiran Soekarno.

E.Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana peneliti mendeskripsikan masalah penelitian yang benar-benar mudah dipahami


(9)

9 dengan cara mengekplorasi suatu konsep atau fenomena tertentu.7 Lexy J. Moleong mengatakan bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.8 Oleh karena itu, dalam penelitian ini maka metode yang dipakai adalah metode deskriptif yakni suatu cara yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam upaya mencari jawaban yang benar atas apa yang diteliti yang pada akhirnya dapat disumbangkan bagi masyarakat luas.

2. Metode Pengumpulan data

Dalam melengkapi informasi atau data yang dibutuhkan maka pencarian data akan dilakukan dengan cara menelusuri berbagai macam acuan melalui studi kepustakaan yang berkaitan dengan substansi dari penelitian ini. Studi kepustakaan merupakan usaha untuk memperoleh data dengan cara mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku referensi atau hasil penelitian lain).9

3. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi

terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Analisis data kualitatif bisa saja

7 John W. Creswell., Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2012), 147.

8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Rosdakarya, 2002), 3.

9 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia


(10)

10 melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama.10

F. Kerangka Teori

Penulisan ini akan dikaji dengan teori yang dikembangkan oleh Susan Moller Okin yakni teori keadilan bagi kaum perempuan. Teori ini akan menolong penulis dalam menemukan konsep adil bagi sosok perempuan yaitu adil yang tidak hanya secara konseptual, tetapi adil secara faktual bagi kaum perempuan serta melalui keadilan yang faktual maka secara langsung perempuan menemukan kebebasan. Artinya ialah perempuan benar-benar bebas dalam menjalani kehidupannya.

G.Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penelitian ini akan disusun kedalam lima bab yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pertanyaan Penelitian C. Tujuan Penelitian D. Signifikansi Penelitian E. Metode Penelitian

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian 2. Metode Pengumpulan Data 3. Metode Analisis Data F. Kerangka Teori.

G. Sistematika Penulisan.

10 John W. Creswell, Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta: Pustaka


(11)

11 BAB II : TEORI KEADILAN SUSAN MOLLER OKIN

A. Konteks Yang Mendukung Pandangan Okin B. Okin dan Pergumulannya

B.1. Keadilan dan Gender

B.2. Keluarga Sebagai Sekolah Keadilan B.2.1. Keadilan dan Keluarga Ideal

B.2.2. Ketidakadilan dalam keluarga sebagai keadaaan alamiah dan kewajiban sosial

B.3. Libertarianisme: Matriarki, Perbudakan, dan Distopia B.4. Justice As Fairness

B.5. Dikotomi Publik/Domestik B.6. Menuju Keadilan Yang Humanis C. Inti Kritik Susan Okin

D. Kelebihan dan Kekurangan dari Teori Keadilan Okin E. Kesimpulan

BAB III : PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG KEADILAN BAGI KAUM PEREMPUAN

A. Biografi Soekarno

B.Konteks yang Mendukung Pandangan Soekarno B.1. Kenyataan Bangsa yang Terjajah

B.2. Diskriminasi Terhadap Kaum Perempuan C. Gagasan Soekarno dalam Sarinah

D. Kemerdekaan dalam Pandangan Soekarno

E.Kelebihan dan Kekurangan dari Pandangan Soekarno Dibandingkan dengan Susan Okin


(12)

12 E.2. Kekurangan

BAB IV : ANALISA PEMIKIRAN KEADILAN SOEKARNO DITINJAU DARI TEORI KEADILAN SUSAN MOLLER OKIN

A. Okin dan Keadilan Menurut Konteksnya B. Soekarno dan Keadilan Menurut Konteksnya

C. Pencerahan Terhadap Konsep Keadilan Soekarno Ditinjau dari Teori Okin D. Relevansi dari Pemikiran Soekarno dan Susan Moller Okin berkaitan dengan

Keadilan dan Kemerdekaan Bagi Perempuan Indonesia Sekarang Ini E. Refleksi Teo-Politik terhadap Keadilan bagi Kaum Perempuan

E.1. Refleksi Politik E.2. Refleksi Teologi BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran


(1)

7 perempuan dalam wilayah publik atau dengan kata lain perempuan terisolasi dari dunia luar. Selebihnya, Soekarno adalah sosok yang sangat menaruh perhatian pada kaum yang tertindas. Konteks inilah yang telah menginspirasinya sehingga mampu menghadirkan gagasan yang ideal berkaitan dengan keadilan bagi kaum perempuan. Sebaliknya, Okin hadir dengan gagasan dalam rentang waktu yang sangat jauh berbeda dengan Soekarno yang telah lebih dahulu hadir dengan gagasan tentang kaum perempuan. Okin hadir dengan mengkritik teori-teori keadilan yang telah dikembangkan pada zaman klasik sampai pada zaman modern. Menurutnya, semua teori keadilan yang ada tidak membahas secara mendalam tentang keadilan bagi kaum perempuan. Ia berangkat dari keluarga sebagai sekolah moral yang seharusnya menjadi tempat terbentuknya keadilan bagi semua pihak tanpa ada pengecualian. Dengan demikian, teori yang dikembangkan oleh Okin bermanfaat untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukan oleh Soekarno baik pada masa ia memperjuangkan kemerdekaan Indonesia bahkan pada masa pemerintahannya.

Persoalan-persoalan termaksud menjadi hal yang sangat penting untuk dikembangkan dan diteliti dalam sebuah penulisan. Karena itu pokok-pokok dari pembahasan ini secara lengkap akan dibahas dan dikaji pada bab-bab berikutnya. B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka terdapat pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai titik tolak dalam penulisan ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:

1. Bagaimana pemikiran keadilan dan kemerdekaan bagi kaum perempuan dalam pandangan Soekarno dan Susan Moller Okin?


(2)

8 2. Apa relevansi dari pemikiran Soekarno dan Susan Moller Okin berkaitan dengan Keadilan dan Kemerdekaan bagi Perempuan Indonesia sekarang ini?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ialah untuk menjawab persoalan melalui kedua pertanyaan yang telah diutarakan dalam pertanyaan penelitian yakni;

1. Mendeskripsikan pemikiran keadilan dan kemerdekaan bagi kaum perempuan dalam pandangan Soekarno dan Susan Moller Okin.

2. Menjelaskan relevansi dari pemikiran Soekarno dan Susan Moller Okin berkaitan dengan keadilan dan kemerdekaan bagi Perempuan Indonesia sekarang ini.

D. Signifikansi Penelitian

Dalam penulisan ini, hendak ditampilkan sesuatu yang baru berkaitan dengan eksistensi seorang perempuan. Yang dimaksudkan dengan sesuatu yang baru dalam penulisan ini ialah timbulnya perspektif baru tentang keadilan dan kemerdekaan yang benar-benar menghadirkan keadilan dan kemerdekaan bagi perempuan melalui pemikiran Soekarno.

E.Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana peneliti mendeskripsikan masalah penelitian yang benar-benar mudah dipahami


(3)

9 dengan cara mengekplorasi suatu konsep atau fenomena tertentu.7 Lexy J. Moleong mengatakan bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.8 Oleh karena itu, dalam penelitian ini maka metode yang dipakai adalah metode deskriptif yakni suatu cara yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam upaya mencari jawaban yang benar atas apa yang diteliti yang pada akhirnya dapat disumbangkan bagi masyarakat luas.

2. Metode Pengumpulan data

Dalam melengkapi informasi atau data yang dibutuhkan maka pencarian data akan dilakukan dengan cara menelusuri berbagai macam acuan melalui studi kepustakaan yang berkaitan dengan substansi dari penelitian ini. Studi kepustakaan merupakan usaha untuk memperoleh data dengan cara mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku referensi atau hasil penelitian lain).9

3. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi

terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Analisis data kualitatif bisa saja

7 John W. Creswell., Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 147.

8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Rosdakarya, 2002), 3.

9 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), 45.


(4)

10 melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama.10

F. Kerangka Teori

Penulisan ini akan dikaji dengan teori yang dikembangkan oleh Susan Moller Okin yakni teori keadilan bagi kaum perempuan. Teori ini akan menolong penulis dalam menemukan konsep adil bagi sosok perempuan yaitu adil yang tidak hanya secara konseptual, tetapi adil secara faktual bagi kaum perempuan serta melalui keadilan yang faktual maka secara langsung perempuan menemukan kebebasan. Artinya ialah perempuan benar-benar bebas dalam menjalani kehidupannya.

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penelitian ini akan disusun kedalam lima bab yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pertanyaan Penelitian C. Tujuan Penelitian D. Signifikansi Penelitian E. Metode Penelitian

1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian 2. Metode Pengumpulan Data 3. Metode Analisis Data F. Kerangka Teori.

G. Sistematika Penulisan.

10 John W. Creswell, Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 274.


(5)

11 BAB II : TEORI KEADILAN SUSAN MOLLER OKIN

A. Konteks Yang Mendukung Pandangan Okin B. Okin dan Pergumulannya

B.1. Keadilan dan Gender

B.2. Keluarga Sebagai Sekolah Keadilan B.2.1. Keadilan dan Keluarga Ideal

B.2.2. Ketidakadilan dalam keluarga sebagai keadaaan alamiah dan kewajiban sosial

B.3. Libertarianisme: Matriarki, Perbudakan, dan Distopia B.4. Justice As Fairness

B.5. Dikotomi Publik/Domestik B.6. Menuju Keadilan Yang Humanis C. Inti Kritik Susan Okin

D. Kelebihan dan Kekurangan dari Teori Keadilan Okin E. Kesimpulan

BAB III : PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG KEADILAN BAGI KAUM PEREMPUAN

A. Biografi Soekarno

B.Konteks yang Mendukung Pandangan Soekarno B.1. Kenyataan Bangsa yang Terjajah

B.2. Diskriminasi Terhadap Kaum Perempuan C. Gagasan Soekarno dalam Sarinah

D. Kemerdekaan dalam Pandangan Soekarno

E.Kelebihan dan Kekurangan dari Pandangan Soekarno Dibandingkan dengan Susan Okin


(6)

12 E.2. Kekurangan

BAB IV : ANALISA PEMIKIRAN KEADILAN SOEKARNO DITINJAU DARI TEORI KEADILAN SUSAN MOLLER OKIN

A. Okin dan Keadilan Menurut Konteksnya B. Soekarno dan Keadilan Menurut Konteksnya

C. Pencerahan Terhadap Konsep Keadilan Soekarno Ditinjau dari Teori Okin D. Relevansi dari Pemikiran Soekarno dan Susan Moller Okin berkaitan dengan

Keadilan dan Kemerdekaan Bagi Perempuan Indonesia Sekarang Ini E. Refleksi Teo-Politik terhadap Keadilan bagi Kaum Perempuan

E.1. Refleksi Politik E.2. Refleksi Teologi BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan Rentenir dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014024 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan Rentenir dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014024 BAB II

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan Rentenir dari Perspektif Konseling Feminis T2 752014024 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemikiran Soekarno tentang Keadilan dan Kemerdekaan bagi Kaum Perempuan Ditinjau dari Perspektif Teori Keadilan Susan Moller Okin

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemikiran Soekarno tentang Keadilan dan Kemerdekaan bagi Kaum Perempuan Ditinjau dari Perspektif Teori Keadilan Susan Moller Okin T2 752012002 BAB II

0 1 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemikiran Soekarno tentang Keadilan dan Kemerdekaan bagi Kaum Perempuan Ditinjau dari Perspektif Teori Keadilan Susan Moller Okin T2 752012002 BAB IV

0 0 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemikiran Soekarno tentang Keadilan dan Kemerdekaan bagi Kaum Perempuan Ditinjau dari Perspektif Teori Keadilan Susan Moller Okin T2 752012002 BAB V

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Asas Keadilan dalam Pengaturan Pengelolaan Pertambangan di Indonesia T2 322010001 BAB I

0 0 31

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Putusan Minah dan Rasmina: Tersisihnya Nilai Keadilan dalam RuangRuang Pengadilan T2 BAB I

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Teori Keadilan Bermartabat tentang Pidana Kebiri Kimia terhadap Pelaku Kekerasan Seksual kepada Anak-Anak

0 0 20