Hikayat Mahasiswa di Dunia Penelitian.

Pikiran Rakyat
o Selasa
4

(!) 21

20

OMa,

0
6

QAp,

.

Rabu
7

22


QMei

9

aktif dalam dunia

pen£Utian. Setitik usaha "menerjemahkan"
predikat mahasiswa.

S

Jumat

10
24

QJun

Hikay~t

di-Dunia.
Sejumkzh mahasiswa

0

Kamis

8
23

25
QJul

o Sabtu
12

11
26
Q Ags


13
27

QSep

0

Mlnggu
14
15
16
28
29
30
31

OOId

.


8Nov

ODes

siswa

------

bahwa mahasiswa (secara general) cuma asyik
dengan aktivitas hedonisme dan bergaul di mal.
Mahasiswa juga dituding tidak mem:andangkampus sebagaiwahana ilmiah, melainkan sekadar tugas mengejar ijazah.Tudingan ini tidak
berdasarkan pada bukti dan penelitian ilmiah.
"Itu tidak benar seluruhnya seperti itu. TIdak semua kok mahasiswa seperti itu," kata TIa yang
sedang meneliti bunga mawar.
TIa mengatakan, tudingan itu tidak sepenuhnya benar karena masih banyak mahasiswa yang
juga menyelami kampus sebagai ruang berkarya
ilmiah. Hal itu, ia dasarkan pada komunitas di
fakultasnya yang berasal dari jurusan biologi. Mahasiswa berikut ini juga tidak sepenuhnya setuju
dengan anggapan itu. Holi, mahasiswa Fakultas
Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran. mengatakan, tudingan mahasiswa itu bisa

benar clansalah. Masalah hams dilihat dari sistem
pendidikan Indonesia saat ini.
"Harusnya dilihat dari sistem pendidikan Indonesia saat ini," kata Holi. "TIdak bisa dibilang
itu karena ketidakmauan mahasiswa," ujar mahasiswayang punya komunitas penelitian bemama
Doccom ini.
Mengutip penjelasan kriminolog se~ligus budayawan YesmilAnwar, budaya itu ibarat rumah.
Perangkat di dalamnya adalah manusia dengan

ORE hari di Gedung JICA Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI). Belasan
orang duduk melingkar. Meteka masih muda. Kira-kira barn masuk perguruan tinggi. Mereka bersila menyimak penjelasan senior mereka.
Gedung JICA biasa disebut gedung perkuliahan
mahasiswa Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA). Aktivitas mahasiswajurusan eksakta sudah terlihat dari lantai dasar.Ada yang
berdiskusi dengan buku-buku tebal. Ada pula
yang asyik masyuk dengan laprop
mencari tugas.
"Kalolagi banyak tugas biasanya seperti ini," ujar
TIa, mahasiswa MIPA.
Di lantai dua, belasan mahasiswa yang duduk

melingkar itu masih serius menyimak penjelasan
dua seniomya. Satu orang masih berstatus mahasiswa.Satu lagi sudah jauh lebih tua. Rambutnya
sudah sebagian memutih dan keriput di wajahnya
tidak bisa disembunyikan. Tetapi, bicaranya
masih tegas. "Dia adalah Pak Yusuf.Dia adalah
dosen kami sekaliguspembina kami," kata TIa.
Sebutan pembina adalah predikat YusufHilmi
Adisenjaya yang telah 23 tahun membina kelompok mahasiswa Kelompok Pencinta
Alam Biocita-Formica UP!.
Kesebelas mahasiswabaru tadi
adalah calon anggota muda
Karyatulis
Karyakreatif,
dalampenulisan dalampenuangan
Bio-Formica yang tengah ia
Karyakreatif,
Karyakreatif.
Karyakreatif,
Karyakreatif.
Inti

artikelilmiah
gagasan/
inovatifdalam
inovatifdalam inovatifdalam
beri arahan. "Kelompok ini
ide kreatif
Kegiatan inovatifdalam
penelitian
menciptakan
membuka
membantu
bukan pencinta alam biasa
karyateknologi
peluangusaha masyarakat
Karyakelompok
yang sekadar jalan-jalan ke guSesuaibidangilmu, Semua
Semua
Karyakelompok
Sesuai
b

idangilmu,
Materi
nung. Seperti kebiasaan mahalintasbidang
bidangilmuatau bidangilmuatau yangtelah
kegiatan lintasbidang
siswadalam perkuliahannya,
dianjurllan
I dianjurllan
yangrelevan yangrelevan dilaksanakan'. Diploma,
Diploma,
Diploma.
Diptoma,
Diploma,
kelompok ini juga memiliki akDiploma.
Strata
5-1
5-1
5-1
5-1
5-1

tivitas yang sarna hanya bePendidikan 5-1
\
dahya dilakukan di alam," kata
3-5orang
3-5orang
3-5orang
3-5orang
3-5orang
2-3orang
\
Jumlah
Insentif
Insent«
Yusufmenjelaskan kepada KamAnggota
Biayamaksima
Biayamaksima
Rp3 juta
Rp3 juta
Biayamaksima
pus.

Biayamaksimal
Rp10
juta
Rp10
juta
Alokasi
Rp10 juta
Rp10
juta
Artikel
Artikel
Pendanaan
Yusufmenjelaskan kegiatan
\ HasilKeJja
HasilKeJja
HasilKeJja
unitnya tidak sekadar jalan-jalan
Laporan HasilKerja
Gagasankreatif
ArtikelIImiah

Akhir
ke gunung belaka, tetapi juga
yangtertulis.
Barangdanjasa \Jasa,desain,
Paten,mogel
Artikel,paten
komersial
! barang
Luaran
mahasiswa diajak untuk
desain,
melakukan kegiatan penelitian
pirantilunak,
jasa
Sumber:Panduan
PKM 2009. Dit,jen Diktl
lapangan. Mereka, kata Yusuf,
meneliti bunga, tumbuhan, biperinatang, dan makhluk hidup lainlaku dan tindakannya. Budayajuga adalah pola
nya yang ada di alamoAktivitas ini merupakan
pikir. Seperangkat ide dari manusia yang berasal
jati diri KPA Biocita-Formica UP!. "Mahasiswa
dari ragam pengetahuan. "Kebiasaan dan perilaku
jadi terbiasa dengan aktivitas penelitian," ujamya
itu adalah cermin budaya. Hal yang membudaya
menambahkan.
itu bisa diciptakan dan menciptakan," katanya.
Budaya meneliti
Ada rumor yang beredar di kalan~ a~m
. .~mentara meneliti itu sebenamya ~'::-

\

\
\

.

Kliping

Humas

Unpad

2009

--.;iamencari jawaban atas sesuatu hal. Bisafenomena, benda, manusia dan lain-lainnya. Ada beragam cara orang mencari kebenaran, misal; dengan penyelidikan ilmiah, berpikir kritis,
melakukan percobaan ringan, melalui pengalaman dan lain-lain.
Ada anekdot yang mengatakan, andai Newton
tidak pernah memakan apel mungkin tidak ada
teori tentang gravitasi. Akan tetapi, karena Newton ingin tahu tentang gerak benda, ia membanting-banting dan melempar-lempar buah apel. Inilah proses pencarian jawaban itu. "Meneliti itu
adalah bagian dari kehidupan manusia sebenamya. Meneliti itu sebenamya bukan kegiatan
sulit," ujar Alfatri Adlin, editor Jalasutra. Alfatri
saat ini sedang membuat program penulisan dan
menulis ilmiah populer.
Bio-Fonnica adalah'salah satu komunitas yang
mencoba menancapkan tiang budaya meneliti
tersebut. Oi beberapa kampus lain juga banyak
komunitas mahasiswa yang juga menjalani aktivitas begitu. Meneliti di sini lebih tepat disebut
penyelidikan ilmiah. "Memang, pada akhirnya
meneliti itu kuat di komunitas-komunitas
khusus," ujar YusufHilmi.
Komunitas penelitian mahasiswa
Oi beberapa kampus
komunitas mahasiswa
dengan mainstream
idenya pada penelitian
sudah bertumbuh
lama. Pamornya
mungkin tidak sementereng unit olah
raga atau hobi. "Ya
karena kami memang
tidak punya publikasi
yang luar biasa,
hanya dipublikasikan
di seminar lokal
dalam fakultas," kata

TIa.
Terlepas dari kurat,)gnyapublisitas,
tapi geliat mereka
sudah bisa ada yang
sampai luar negeri.
Misalnya, komunitas mahasiswa
peneliti'dari Institut Penelitian Bogoryang menjadi program tahunan Badan Program Lingkungan PBB (UNEP), di Daejon, Korea Selatan.
Tahun 2009 ini, Syahroni adalah mahasiswa
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan
menjabat juga sebagai Oirektur Unit Kegiatan

--

-

--

Mahasiswa (UKM) Forces. Daddy Juli lrawan
adalah mahasiswa Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan (Fahutan) yang menjadi anggota
"Control Council Local Committee International
Association of students in Agricultural and related Sciences" OAAS).
Keduanya menjadi wakil Indonesia dalam
seminar antarbangsa yang menjadi program
tahunan Badan Program Lingkungan PBB (UNEP), di Daejon , Korea Selatan. Unit Forces IPB
dari situsnya diketahui adalah klub ilmiah yang
berusaha menjadi forum ilmiah. Tujuan mereka
adalah untuk menjadikan mahasiswa IPB menjadi wakil di nasional dan internasional dalam
bidang ilmiah.
Selain di kampus UPI dan IPB yang eksakta, di
kampus-kampus lain dengan disiplin ilmu sosial
juga tidak kalah. Di Unpad misalnya, ada lembaga bernama Lembaga Pusat Pendidikan dan
Penelitian Masyarakat Demokratis (LPPMO), sebagai lembaga pemikiran kritis tentang isu-isu
demokrasi. Ada pula yang tumbuh sektoral di
kampus seperti Doccom Fikom. Ini adalah lembaga penelitian tentang budaya dan komunikasi.
"Lembaga-lembagaseperti itu muncul karena mahasiswa tidak puas dengan sistem pendidikan
yang ada atau tidak terwakili oleh kampus," ujar
Holi yang bergiat di Doccom.
Walau banyak tersebar, komunitas-komunitas
mahasiswa peneliti ini selalu punya masalah
klasik. Karena soal ini, tidak ayal suatu penelitian
kadang molor dari waktu. "Selalu memang dana.
Ini juga yang membuat penelitian anak-anak
KPA Biocita-Fonnica dilakukan bertahap," ujar
Yusuf.
Dari sisipendanaan kelembagaan, kampus punya aturan main masing-masing untuk mendanai
aktivitas mahasiswa.Jika komunitas itu berupa
unit, tidak peduli unit apa pun, kampus telah
mengeplot dana per tahun yang besarannya
berbeda-beda. Nilainya bisa dari ratusan ribu sampai jutaan. Tergantung kemampuan pengelola
kampus.
Namun, dana penelitian dari Direktorat Pendidikan TInggi (Oikti) memang cukup lumayan.
Tahun 2009 ini untuk penelitian tingkat mahasiswastrata 1 yang dikanalisasi dalam Program
Kreativitas Mahasiswa, Oikti akan membagikan
dana penelitian Rp 3 juta sampai 10 juta. Kampus
belum mendapat infonnasi beberapa banyak total.
Sebagai gambaran tahun 2008, Dikti meloloskan
2.500 proposal. "Dana itu semoga bisa diakses,"
harap Yusuf.ltukah sepenggal hikayat dunia
penelitian mahasiswa kita.***
agus rakasiwi
kampus-pr@yahoo.com -