PERBANDINGAN DAYA TAHAN JANTUNG-PARU LANSIA PESERTA SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN LANSIA PESERTA SENAM PERKASA.

(1)

PERBANDINGAN DAYA TAHAN JANTUNG-PARU LANSIA PESERTA SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN LANSIA PESERTA SENAM

PERKASA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

RAHMAD SANTOSO 0905548

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PERBANDINGAN DAYA TAHAN JANTUNG-PARU LANSIA PESERTA SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN LANSIA PESERTA SENAM

PERKASA

oleh

RAHMAD SANTOSO

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan

© Rahmad Santoso 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN RAHMAD SANTOSO

0905548

PERBANDINGAN DAYA TAHAN JANTUNG-PARU LANSIA PESERTA SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN SENAM PERKASA

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd NIP.19530111 198003 1 002

Pembimbing II

Dra. Yati Ruhayati, M.Pd NIP.19631107 198803 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI

Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP.19621222 198703 1 002


(4)

ABSTRAK

Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat Dengan Lansia Peserta Senam Perkasa

Rahmad Santoso 0905548

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan, (1) Mengetahui seberapa besar tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti olahraga senam jantung sehat, (2) Mengetahui seberapa besar tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti olahraga senam perkasa, dan (3) Mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat daya tahan jantung-paru antara lansia yang mengikuti olahraga senam jantung sehat dan lansia yang mengikuti olahraga senam perkasa. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunitas senam jantung sehat KPAD dan komunitas senam perkasa Yakes Telkom. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes jalan cepat 12 menit kepada lansia peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasa. Hasil penelitian menunjukan, (1) gambaran tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam jantung sehat yang berkatagori sedang, (2) gambaran tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam perkasa yang berkatagori sangat kurang,(3) berdasarkan penelitian diperoleh perbedaan daya tahan jantung-paru yang signifikan antara lansia peserta senam jantung sehat dengan lansia peserta peserta senam perkasa.


(5)

ABSTRACT

Comparison of Durability Heart-Lung Heart Healthy Elderly Participants Gymnastics Gymnastics With Elderly Participants Mighty

Rahmad Santoso 0905548

This study used a descriptive quantitative method that aims, (1) Knowing the extent of the heart-lung endurance elderly who follow gymnastics healthy heart, (2) Knowing the extent of the heart-lung endurance elderly who follow gymnastics mighty, and (3) Knowing how different levels of cardiorespiratory endurance among elderly people who follow a healthy heart gymnastics and elderly who followed the mighty gymnastics. The population used in this study were healthy heart gymnastics community KPAD and mighty gymnastics community Yakes Telkom. The instrument used in this study is a 12-minute brisk walk test to elderly participants and elderly healthy heart gymnastics gymnastics participants mighty. The results showed, (1) picture of the level of cardiorespiratory endurance exercise heart healthy elderly participants were categorized as being, (2) picture of the level of cardiorespiratory endurance exercises mighty elderly participants were categorized as very less, (3) based study showed differences in heart-lung endurance significantly between healthy elderly participants with heart gymnastics gymnastics participants mighty elderly participants.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... ... 9

A. Daya Tahan Jantung-Paru Lansia yang Sehat.. ... 9

1. Daya Tahan Jantung-Paru.. ... 9

2. Lansia.. ... 13

3. Sehat.. ... 18

4. Olahraga Kesehatan.. ... 21

5. Senam Jantung Sehat.. ... 29

6. Senam Perkasa.. ... 32

B. Kerangka Pemikiran... 43

C. Hipotesis ... 44

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 45

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 45

B. Desain Penelitian ... 45

C. Metode dan Prosedur Penelitian ... 46

D. Definisi Operasional ... 48

E. Instrumen Penelitian ... 49

F. Teknik Pengumpulan Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil... 54

1. Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat... 54


(7)

2. Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Perkasa 55

3. Uji Normalitas 56

4. Uji Homogenitas 57

5. Uji Perbandingan 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 59

1. Gambaran Tingkat Daya Tahan Jantung-Paru Pada Senam Jantung Sehat 59

2. Gambaran Tingkat Daya Tahan Jantung-Paru Pada Senam Perkasa 59

3. Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat Kpad Dengan Lansia Peserta Senam Perkasa Di Yakes Telkom 59

4. Diskusi Temuan 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62

A. Kesimpulan 62

B. Saran 62

DAFTAR PUSTAKA 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN 66


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh kembali diri mereka dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan melakukan senam. Di masyarakat, banyak sekali dijumpai berbagai macam senam baik itu senam kebugaran, senam lansia dan juga senam pernafasan dan masih banyak yang lainya. Dari berbagai macam-macam senam, senam jantung sehat dan senam perkasa adalah senam yang sangat berguna bagi kebugaran jasmani.

Kebugaran jasmani ini mempunyai hukum reversibility, pada prinsipnya manusia itu mempunyai adaptasi yang tinggi, baik terhadap strees latihan maupun strees mental. Prinsip latihan yang harus diperhatikan adalah reversible atau berkebalikan, maksudnya fungsi organ manusia mempunyai sifat yang alami, yaitu akan meningkat jika diberi strees latihan atau berlaku sebaliknya jika menghentikan aktifitas latihan ( Mansur, 1996: 34 ).

Agar fungsi organ tubuh tetap dalam keadaan optimal, perlu mempertahankan latihan jasmani secara teratur dan terukur dalam batas manusia masih hidup. Menghentikan latihan dalam periode waktu yang relatif lama, fungsi organ manusia secara bertahap akan terus-menerus menurun. Kondisi ini akan menyebabkan gangguan fungsi organ dan pada gilirannya akan mempengaruhi produktifitas serta perbesar biaya perawatan kesehatan.

Seiring dengan penambahan usia atau dengan adanya proses penuaan, maka kebugaran jasmani akan mengalami penurunan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya mensikapi agar kebugaran jasmani diusia lanjut tetap terjaga oleh karena itu kesehatan dan kesejahteraan para lanjut usia perlu dipertahankan. Maka kita harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan kebugaran jasmani, manfaat olahraga, proses penuaan dan manusia lanjut usia serta jenis olahraga yang sesuai bagi lanjut usia.


(9)

2

Menua adalah proses biologis normal pada manusia yang meliputi perubahan berangsur-angsur dari struktur, fungsi dari toleransi tubuh terhadap stress lingkungan. Mulai dari usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai menurun yang kemudian menjadi semakin jelas pada sekitar usia 55-60 tahun. Walaupun proses fisiologik penuaan tidak terjadi dengan kecepatan yang sama antara satu orang dengan lainnya, tetapi menurunnya fungsi-fungsi fisiologik tersebut, pada dasarnya dapat disebabkan oleh meningkatnya usia,

deconditioning (ketiadaan aktivitas fisik), penyakit atau gabungan dari semuanya.

Pengertian lanjut usia berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1998

tentang kesejahteraan lanjut usia, adalah “penduduk yang telah mencapai usia 60 ke atas”. Di seluruh dunia penduduk Lansia (usia 60 ke atas) tumbuh dengan

sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi peningkatan yang sangat pesat pada jumlah penduduk lansia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 % dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 % pada tahun 2020 (BPS, 2009).

Berdasarkan data dari Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (29

desember 2009) dalam Nurgara (2010:3) “Indonesia termasuk Negara yang

memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population)

dengan ± 7,18% penduduk berusia di atas 60 tahun”. Untuk dapat beraktifitas

sehari-hari dengan baik, lansia memerlukan kondisi fisik atau kebugaran jasmani yang baik pula.Menurut Badriah (2009:32) terdapat 3 (tiga) indikator utama dari kebugaran jasmani yaitu, “Kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik, tidak mengalami kelelahan yang berlebihan atas tugas fisik tersebut, dan

kemampuan pulih asal yang segera setelah tugas fisik tersebut selesai”.Memiliki

kebugaran jasmani yang baik, selain tidak menjadi beban bagi keluarganya, lansia juga bisa beraktivitas dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani di atas adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/ atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum


(10)

3

datang tugas yang sama pada esok harinya (Giriwijoyo ,2007:23). “Oleh karena itu sesungguhnya kebugaran jasmani merupakan derajat sehat dinamis tertentu yang diharapkan dapat menghadapi tuntutan pekerjaan jasmani serta masih mempunyai cadangan energi untuk mengerjakan tugas fisik

lainnya”(Badriah,2009:33).

Komponen kebugaran jasmani meliputi berbagai sistem tubuh, mulai sistem otot (muscular), sistem saraf (nervorum), sistem tulang (skelet), sistem pernapasan (respirasi), sistem jantung (cardio), sistem ginjal (ekskresi), dan kerja sama antar berbagai sistem tubuh secara holistik. Lebih lanjut Bustaman (2003:273-274) menjelaskan pembagian komponen kebugaran jasmani sebagai berikut: Dalam kebugaran jasmani terdapat komponen yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu: 1) Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, 2) Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan motorik, 3) Kebugaran yang berhubungan dengan wellness. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari lima komponen dasar saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain yaitu; daya tahan kardiovaskuler, kekuatan otot daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh (berat badan ideal, presentasi lemak). Selain komponen yang berhubungan dengan kesehatan diperlukan pula keterampilan motorik yang terdiri dari enam komponen yaitu; keseimbangan, daya ledak (power), kecepatan, kelincahan, koordinasi, dan kecepatan reaksi. Wellness diberikan pengertian sebagai suatu tingkat dinamis dan terintegrasi dari fungis-fungsi organ tubuh yang berorientasi terhadap upaya memaksimalkan potensi yang memiliki ketergantungan pada tanggung jawab diri sendiri.

Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan atau latihan / pertandingan dalam waktu yang lama (Harsono, 1988). Sajoto (1988) membedakan daya tahan menjadi dua, yakni: (1) daya tahan umum, adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. (2) daya tahan otot atau daya tahan lokal, adalah


(11)

4

kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

Daya tahan jantung-paru adalah kesanggupan jantung-paru-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktifitas sehari-hari, dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan berarti. Daya tahan jantung-paru sangat penting untuk menujang kerja otot, yaitu dengan cara mengambil oksigen dan menyalurkan ke otot yang aktif.

Lansia pada dasarnya masih memiliki potensi yang bisa dilakukan untuk mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang bermanfaat dan menghibur. Berbagai potensi yang dimiliki oleh lansia bisa dijaga, dipelihara, dirawat dan dipertahankan bahkan diaktualisasikan kembali untuk mencapai kualitas hidup lansia yang optimal bahkan maksimal. Lansia pada umumnya masih memiliki keinginan untuk mendapat pengakuan dari anggota masyarakat lainnya. Interaksi dengan anggota masyarakat lain seringkali membuat mereka merasa masih mempunyai arti, apalagi bila masih bisa berkumpul dengan anggota masyarakat yang dulu pernah menjadi teman kerjanya (sama-sama satu pekerjaan) atau teman di luar pekerjaan.

Aktivitas fisik atau olahraga merupakan media terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh lansia sesuai dengan kemampuan, kesenangan, tujuan serta kesempatan yang dimiliki tiap orang. Selain itu olahraga juga tidak membedakan hak, status sosial atau derajat, dan semua orang memiliki kedudukan yang sama. Sarana serta kesempatan untuk berolahraga juga merupakan hak bagi para lansia.

Olahraga tumbuh dan berkembang dalam berbagai bentuk dengan cara pelaksanaan, pengorganisasian dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan penekanannya masing-masing. “Wilayah kegiatan olahraga yang dimaksud yaitu olahraga kompetitif, olahraga professional, olahraga rekreasi, dan olahraga

pendidikan” (Lutan,1988:9). Pendapat lain mengenai jenis olahraga dikemukakan

oleh Giriwijoyo (2010:41) yaitu ”olahraga dibagi berdasarkan sifat atau tujuannya yaitu: olahraga prestasi (olahraga sebagai tujuan), olahraga rekreasi, olahraga kesehatan, dan olahraga pendidikan (olahraga sebagai alat untuk mencapai


(12)

5

Setiap orang hendaknya berusaha untuk menyempatkan diri berolahraga tidak hanya di usia muda, namun perlu pula diteruskan pada usia lanjut dan dijalankan secara teratur. Pemilihan jenis olahraga yang akan dijalankan tentu disesuaikan dengan kegemaran, biaya, serta kemampuan fisik seseorang. Olahraga dapat dilaksanakan sendiri yang memungkinkan kita melaksanakan olahraga tanpa bergantung pada orang lain. sedangkan olahraga bersama juga menyenangkan karena kita dapat bergaul dengan orang lain.

Seiring dengan adanya proses penuaan menyebabkan adanya kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang, untuk mempertahankan

agar kondisi kebugaran jasmani maka diperlukan olahraga. “Jenis olahraga yang

sesuai bagi lansia adalah jenis olahraga yang sifatnya aerobik seperti jalan

kaki, berenang dan senam“ (Sumintarsih, 2006:147).

Senam jantung sehat adalah olahraga yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen sebanyak mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung sehat bertujuan merawat jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sehat, membuat kerja jantung menjadi optimal, karena kedua organ tersebut bekerja saling berhubungan.

Di Indonesia, senam jantung sehat cukup populer. Bahkan senam jantung sudah dibuat sampai beberapa seri dan cocok digunakan oleh semua orang. Durasi senam jantung sehat berkisar 30 menit. Didahului oleh pemanasan, tahap

conditioning, dan diakhiri pendinginan. Pemanasan (warm up) adalah

mengkondisikan fungsi fisik dengan cara meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan mobilitas gerak persendian dan penguluran otot, agar siap menerima pembebanan pada tahap conditioning. Tahap conditioning terdiri dari bagian aerobik yakni gerak kontinyu ritmis (20 - 30 menit) dan bagian penguatan atau tahanan: berisi gerak melawan beban. Pendinginan (cooldown) mengembalikan fungsi fisik seperti keadaan awal secara bertahap yg ditandai dengan menurunnya suhu, berkurangnya keringat, frekuensi detak jantung kembali normal.


(13)

6

Senam perkasa juga dapat diartikan suatu teknik senam untuk mengembalikan posisi dan kelenturan syaraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat dan sistem pemanas tubuh. Senam ini berfungsi pula untuk memaksimalkan sistem pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah, asam laktat, sistem kekebalan tubuh dari energi negatif dan mengaktifkan serta mengoptimalkan kerja sensor inti kesehatan di dalam tubuh manusia.

Senam perkasa ini merupakan salah satu alternatif terbaik dalam berolahraga. Durasi dalam senam perkasa sekitar 20 menit per hari dengan frekuensi seminggu tiga kali. Sebelum melakukan senam perkasa, posisi pada saat berdiri harus diperhatikan, karena dengan posisi berdiri yang benar pada saat kita melakukan senam perkasa akan menghasilkan manfaat secara optimal.

Senam perkasa yang berada di Yakes Telkom adalah salah satu cara yang paling efektif menuju sehat mandiri, dimana ada 10 gerakan senam yang apabila dilakukan dengan baik akan berdampak positif bagi kesehatan. Senam perkasa Yakes Telkom sudah dilaksanakan di Yakes area Jawa Barat yang diikuti karyawan, pensiunan beserta keluraganya dan berdasarkan testimoni para peserta senam sudah banyak yang merasakan manfaatnya disamping badan menjadi bugar, banyak peserta yang sudah sembuh dari berbagai penyakit yang di deritanya.


(14)

7

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti olahraga senam jantung sehat?

2. Bagaimana tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti olahraga senam perkasa?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara lansia yang mengikuti olahraga senam jantung sehat dan lansia yang mengikuti olahraga senam perkasa terhadap daya tahan jantung-paru?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang penulis ajukan, maka penulisan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui seberapa besar tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti olahraga senam jantung sehat.

2. Mengetahui seberapa besar tingkat daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti olahraga senam perkasa.

3. Mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat daya tahan jantung-paru antara lansia yang mengikuti olahraga senam jantung sehat dan lansia yang mengikuti olahraga senam perkasa.

D.Manfaat penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat diantaranya : 1.Peneliti

Menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu mengenai olahraga lansia. Selain itu dapat menjadi peluang kepada peneliti lain, untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam.


(15)

8

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain program latihan untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran jasmani para lansia khususnya daya tahan jantung-paru.

3.Para Lansia

Dengan mengetahui berbagai macam manfaat dari olahraga, baik senam perkasa maupun senam jantung sehat, para lansia tergugah untuk selalu menjaga atau mempertahankan kebugaran jasmaninya khususnya daya tahan jantung-paru.

4.Pengelola Olahraga (Senam Perkasa dan Senam Jantung Sehat)

Dengan mengetahui perbandingan tingkat kebugaran jasmani lansia baik yang mengikuti olahraga senam perkasa maupun senam jantung sehat, para lansia bisa menggabungkan keduanya, dapat dijadikan acuan atau tolak ukur dalam upaya pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani para lansia.


(16)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian mengenai Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat dengan Lansia Peserta Senam Perkasa, dilaksanakan pada:

a. Tempat : Lapangan KPAD Gegerkalong dan Yakes Telkom Gasibu. b. Waktu : 7 Desember dan 14 Desember 2013

c. Sampel : Lansia yang melakukan olahraga senam jantung sehat di lapangan KPAD Gegerkalong dengan jumlah populasi 40 orang dan lansia yang melakukan olahraga senam perkasa di Yakes Telkom Gasibu dengan jumlah populasi 50 orang, sampel dalam penelitian ini diambil masing-masing sebanyak 10 orang (Purposive Sampling).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif. Adapun prosedur penelitiannya seperti berikut ini :

Tes jalan 12 menit

Tes jalan 12 menit

Gambar 3.1 Desain Penelitian KELOMPOK

SENAM JANTUNG SEHAT

KELOMPOK SENAM PERKASA

ANALISIS HASIL HASIL


(17)

46

Penjelasan dari desain penelitian diatas adalah kelompok senam jantung sehat melakukan jalan cepat dengan waktu 12 menit, kemudian hasil dari tes jalan cepat dicatat, begitu juga dengan kelompok senam perkasa. Hasil dari tes tersebut berupa jarak, setelah hasil didapat maka peneliti melakukan pengelompokan tingkat daya tahan jantung-paru sesuai dengan alat ukur yang terdapat dalam buku olahraga lansia yaitu tabel tes jalan cepat 12 menit yang terdapat di halaman 51. Tahap selanjutnya peneliti melakukan analisis hasil dengan menggunakan aplikasi SPSS untuk menguji hipotesis penelitian.

C. Metode dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat antar fenomena yang diteliti.

Penelitian ini menggambarkan data berupa angka hasil tes daya tahan jantung-paru terhadap usia di atas 60 tahun yang mengikuti kegiatan senam jantung sehat dan senam perkasa. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu di masa lalu atau masa sekarang (sedang terjadi) dengan menggunakan data yang berupa angka. (Arikunto, 2006:10).

Dalam menyelesaikan penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1.Mencari ide atau gagasan penelitian

Ide atau gagasan penelitian muncul karena di Bandung banyak para lansia yang berolahraga senam jantung sehat dan senam perkasa.

2.Melakukan studi literature

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan yang dilakukan dengan mencari informasi dan referensi yang terkait untuk mendukung penelitian.


(18)

47

3.Menentukan rumusan masalah setelah melakukan studi literature maka menentukan rumusan masalah yang tepat.

4.Menentukan tujuan penelitian menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan penelitian agar tidak menyimpang dari permasalahan yang telah dirumuskan.

5.Melakukan pengambilan data, data diambil dari tes daya tahan jantung-paru terhadap lansia yang melakukan senam jantung sehat dan senam perkasa.

6.Menganalisis data, data yang dikumpulkan diolah lebih lanjut kemudian disajikan dalam bentuk statistic dan selanjutnya dianalisis.

7.Merumuskan simpulan hasil analisis data akan memberikan kesimpulan penelitian yang merupakan kegiatan akhir penelitian.

Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan dalam bentuk gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

SENAM JANTUNG SEHAT

POPULASI

SAMPEL(LANSIA)

SENAM PERKASA

TES JALAN 12 MENIT (Km)

PENGOLAHAN dan ANALISIS


(19)

48

D. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka peneliti membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. (Undang-undang Republik Indonesia, No 13 Tahun 1998).

2. Olahraga adalah segala kegiatan sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. (Undang-undang Republik Indonesia, No 3 Tahun 2005)

3. Senam Jantung Sehat adalah rangkaian senam jantung sehat ini berdasarkan prinsip dasar untuk pembinaan kesehatan jantung dan kesegaran jasmani yang mencakup (1) peningkatan kesehatan jantung dan alat peredaram darah serta, (2) kekuatan otot, (3) ketahanan otot, (4) kelentukan, (5) koordinasi gerak, (6) kelincahan, (7) keseimbangan. (Sani Nerry, 2003:11).

4. Lansia adalah golongan lanjut usia, dimana suatu tahap terakhir dari siklus hidup manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia digolongkan menjadi 4, yaitu:

1) Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun 2) Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun

3) Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun

4) Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

5. Daya tahan jantung-paru adalah kemampuan fungsional jantung-paru mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu lama. (Djoko Pekik, 2004:44).

6. Senam Perkasa adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan posisi dan kelenturan saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat dan sistem pemanas tubuh. (Farid Anshori dkk, 2011:3).


(20)

49

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2006:150).

Data yang dikumpulkan adalah hasil tes daya tahan jantung-paru lansia peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasayang berusia di atas 60 tahun menggunakan tes jalan 12 menit.

1. Tujuan tes

Tujuan dari tes ini adalah untuk memperoleh hasil jarak tes jalan oleh para peserta tes daya tahan jantung-paru lansia peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasa sehingga diperoleh data yang akan dianalisis.

2. Pelaksanaan

a. Tahap pertama

Tahap pertama peneliti memberikan lembar pendaftaran tes kepada anggota senam jantung sehat dan senam perkasa untuk mengetahui data peserta serta jumlah peserta yang akan mengikuti tes.

b. Tahap kedua

Tahap kedua peneliti bekerja sama dengan anggota pembantu untuk menentukan tempat tes yang akan digunakan kemudian melakukan pengukuran jarak dalam satu putaran lapangan untuk mempermudah dalam penilaian.

c.Tahap ketiga

Tahap ketiga adalah tahap dilakukannya tes, dalam pengambilan data ini peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk membantu kelancaran tes. Tes diawali dengan memberikan penjelasan kepada peserta tentang peraturan tes dan dilanjutkan dengan persiapan start. Kemudian petugas starter memberangkatkan peserta. Setelah memberangkatkan peserta, starter bersiap meniup peluit apabila waktu peserta tes telah 12 menit dan petugas pembantu segera mengukur jarak para peserta tes dan hasil akan didapat dalam satuan kilometer.


(21)

50

3. Perlengkapan a. Roll meter

Roll meter adalah alat untuk mengukur jarak tempuh peserta tes. Sebelum digunakan roll meter akan di coba lebih dulu untuk menguji kelayakannya.

b. Stopwatch

Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk melihat waktu peserta tes. Sebelum digunakan stopwatch akan di coba lebih dahulu untuk menguji kelayakannya.

c. Alat tulis

Alat tulis ini digunakan untuk mencatat waktu yang diperoleh peserta tes. d. peluit

peluit berfungsi untuk memberikan aba-aba dimulainya tes dan selesainya tes, karena dengan peluit peserta dapat mendengar lebih jelas dari pada memberi aba-aba dengan berteriak.

Penentuan kriteria kebugaran jalan menurut Nurlan Kusmaedi adalah sebagai berikut :

UKURAN/TES

JENIS KELAMIN

KATEGORI

Pria Wanita

12 menit (km) > 2,48 > 1,88 Istimewa 12 menit (km) 2,12 - 2,48 1,76 - 1,88 Sangat Baik 12 menit (km) 1,93 - 2,11 1,58 - 1,74 Baik 12 menit (km) 1,64 - 1,92 1,39 - 1,56 Sedang 12 menit (km) 1,39 - 1,63 1,24 - 1,37 Kurang 12 menit (km) < 1,39 < 1,24 Sangat Kurang

Tabel 3.1

Norma Skor Tes Jalan 12 Menit (Nurlan Kusmaedi, 2008:103)

Selain menggunakan tes pada pengumpulan data, peneliti juga

menggunakan metode kuesioner untuk melengkapi data kualitatif penelitian.”


(22)

51

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang

ia ketahui”(Arikunto, 2006:151).

Jenis kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner

terbuka. “Kuesioner terbuka, memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri” (Arikunto, 2006:152). Dalam metode

kuesioner ini peneliti menggunakan lembar angket yang wajib di isi oleh para peserta tes. Lembar angket ini berisi pertanyaan yang bersifat pribadi untuk menunjang hasil penelitian.

Berikut ini adalah isi pertanyaan dari angket yang akan diberikan kepada peserta tes :

1. Nama

Peserta tes mengisi kolom nama sesuai nama masing-masing 2. Jenis kelamin

Jenis kelamin diisi sesuai dengan jenis kelamin peserta 3. Alamat

Peserta tes mengisi kolom alamat sesuai alamat masing-masing. 4. Usia

Peserta tes mengisi kolom usia sesuai usia masing-masing. 5. Sejarah penyakit berat atau tidak

Peserta harus menyebutkan sejarah penyakit berat yang diderita apabila memiliki penyakit berat dan apabila tidak, maka peserta tidak perlu mengisi sejarah penyakit.

6. Pekerjaan

Berisi tentang jenis pekerjaan yang rutin dilakukan sehari-hari. 7. Jarak rumah ke tempat kerja

Berisi tentang jenis pekerjaan yang rutin dilakukan sehari-hari. 8. Lama waktu bekerja

Berisi tentang rentang waktu peserta bekerja dalam satu hari. 9. Kendaraan

Berisi tentang jenis kendaraan yang dipakai peserta pada saat berangkat ke tempat kerja.


(23)

52

10.Lama melakukan kegiatan senam jantung sehat

Berisi tentang sudah berapa lama peserta melakukan kegiatan senam jantung sehat di lapangan KPAD Gegerkalong

11.Lama mengikuti kegiatan senam perkasa

Berisi tentang sudah berapa lama peserta telah mengikuti kegiatan senam perkasa di lapangan Gazibu.

12.Aktivitas olahraga lain

Berisi tentang aktivitas olahraga lain yang dilakukan peserta diluar kegiatan senam jantung sehat dan senam perkasa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 17.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1). Dalam data penelitian ini, data yang terkumpul berupa angka-angka maka penyusun menggunakan analisis statistik. Teknik yang dipakai untuk menganalisis data penelitian adalah statistik deskripsi dengan rumus persentase dan uji t.

Uji beda rata-rata T-Test Teori uji rata-rata T-Test adalah sebuah teori dalam statistik yang digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Untuk melakukan uji beda rata-rata dengan T-Test, data yang digunakan adalah data yang bertipe kuantitatif. Uji perbedaan rata-rata berdasarkan distribusi nilai t adapun langkah pengolahan tersebut yaitu:

1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti senam jantung sehat dan senam perkasa. Analisis menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.

2. Uji T untuk menguji rata-rata pada satu kelompok sampel (one sampel T-Test). Pengujian ini dilakukan antara lain untuk menguji homogenitas data, dan dapat


(24)

53

juga digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rata-rata suatu kelompok sampel dengan nilai pembanding yang ditetapkan.

3. Uji T untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang saling bebas (Independent Sample T-Test). Melalui pengujian ini, dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling tidak berhubungan.

4. Uji T mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau berpasangan (Paired Sample T-Test). Melalui pengujian ini dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling berhubungan.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam jantung sehat berada di katagori sedang 7 sampel dan di katagori baik 3 sampel.

2. Tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam perkasa berada di katagori sangat kurang 7 sampel dan di katagori kurang3 sampel.

3. Terdapatperbedaandaya tahan jantung-paru yang signifikanantara lansia peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasa.

B. SARAN

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literature tambahan bagi lansia peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasa :

1. Kepada lansia yang mengikuti senam jantung sehat dan senam perkasa agar lebih menjaga kesehatan karena banyak faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang.

2. Kepada instruktur senam jantung sehat dan senam perkasa agar lebih sering melakukan pengecekan kebugaran jasmani anggotanya dengan berjalan cepat 2,4 km, berjalan cepat 12 menit atau dengan olahraga renang.

3. Pengetahuan tentang kebugaran jasmani lansia sangat penting di pelajari karena dengan lansia mengerti akan menambah motivasi lansia itu sendiri


(26)

63

dan secara tidak langsung akan menambah usia harapan hidup lansia itu sendiri.

4. Kepada pengelola komunitas senam agar lebih sering mensosialisasikan komunitas itu sendiri kepada lansia-lansia yang belum tergerak untuk menjaga kebugaran jasmaninya dan lebih kreatif dalam kegiatan senam itu sendiri, selain itu pengelola akan lebih baik jika berkerja sama dengan mahasiswa FPOK agar ilmu yang didapat mahasiswa FPOK tentang lansia dapat diaplikasikan di komunitas senam-senam lansia itu sendiri.

5. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan seperti keseimbangan, koordinasi dan kecepatan reaksi karena meneliti keseimbangan, koordianasi dan kecepatan reaksi pada lansia sangat jarang diteliti.


(27)

64

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cooper. 1982. The Aerobic Program for Total Well-being. Surabaya :FIKUnesa Giriwijoyo, S dan Komariyah, L. 2002. Olahraga Kesehatan dan Kesegaran

Jasmani pada Lanjut Usia. Bandung. Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Hardiyanto Wibowo. (2003) Lanjut Usia dan Olahraga. Jakarta: PT Grafmdo Persada

Harsono. (1988). Coacing dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coacing. Bandung: Tambak kusuma

Iskandar, Dody. (2004). Pengaruh Senam Ayo Bersatu Terhadap Kemampuan

Motorik Anak Usia 10-12 Tahun. 2004. Skripsi

Kusmaedi,Nurlan (2008) Olahraga Lansia. Bandung :CV. Bintang WarliArtika Kusmana, D. 1992. Olahraga pada usia lanjut. Simposium Menuju Hidup Sehat

pada Usia Lanjut. Bogor 7 November.

Martono, H., Pranaka, K. 2009. Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Nerry, Sani. (2003). Buku Pedoman Pembimbing Klub Jantung Sehat. Jakarta: KJS Buku Saku

Putra, A.W. (2011). Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Masyarakat Usia Di Atas

40Tahun Pada Anggota Arca Hash Club Kabupaten Madiun. Pendidikan

Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya.

Santoso (1994:426). FITNESS & AEROBIK. [Online]. Tersedia: aerobik, gerakan, latihan, olahraga, senam aerobik,penulis : rosy46nelli.

Santoso, Singgih. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: Elex Media Kompetindo. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.Bandung: CV Alfabeta


(28)

65

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012).Penulisan Karya Ilmiah

untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Sumanto dan Sukiyo. (1991). Senam Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Dekdikbud

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Bandung : UPI.

WHO. 1989. Health of the Ederly. Geneva: WHO


(1)

Rahmad Santoso, 2014

Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat Dengan Lansia Peserta Senam Perkasa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu 10.Lama melakukan kegiatan senam jantung sehat

Berisi tentang sudah berapa lama peserta melakukan kegiatan senam jantung sehat di lapangan KPAD Gegerkalong

11.Lama mengikuti kegiatan senam perkasa

Berisi tentang sudah berapa lama peserta telah mengikuti kegiatan senam perkasa di lapangan Gazibu.

12.Aktivitas olahraga lain

Berisi tentang aktivitas olahraga lain yang dilakukan peserta diluar kegiatan senam jantung sehat dan senam perkasa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 17.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1). Dalam data penelitian ini, data yang terkumpul berupa angka-angka maka penyusun menggunakan analisis statistik. Teknik yang dipakai untuk menganalisis data penelitian adalah statistik deskripsi dengan rumus persentase dan uji t.

Uji beda rata-rata T-Test Teori uji rata-rata T-Test adalah sebuah teori dalam statistik yang digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Untuk melakukan uji beda rata-rata dengan T-Test, data yang digunakan adalah data yang bertipe kuantitatif. Uji perbedaan rata-rata berdasarkan distribusi nilai t adapun langkah pengolahan tersebut yaitu:

1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai daya tahan jantung-paru lansia yang mengikuti senam jantung sehat dan senam perkasa. Analisis menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.

2. Uji T untuk menguji rata-rata pada satu kelompok sampel (one sampel T-Test). Pengujian ini dilakukan antara lain untuk menguji homogenitas data, dan dapat


(2)

53

juga digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rata-rata suatu kelompok sampel dengan nilai pembanding yang ditetapkan.

3. Uji T untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang saling bebas (Independent Sample T-Test). Melalui pengujian ini, dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling tidak berhubungan.

4. Uji T mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau berpasangan (Paired Sample T-Test). Melalui pengujian ini dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang saling berhubungan.


(3)

Rahmad Santoso, 2014

Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat Dengan Lansia Peserta Senam Perkasa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam jantung sehat berada di katagori sedang 7 sampel dan di katagori baik 3 sampel.

2. Tingkat daya tahan jantung-paru lansia peserta senam perkasa berada di katagori sangat kurang 7 sampel dan di katagori kurang3 sampel.

3. Terdapatperbedaandaya tahan jantung-paru yang signifikanantara lansia peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasa.

B. SARAN

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literature tambahan bagi lansia peserta senam jantung sehat dan lansia peserta senam perkasa :

1. Kepada lansia yang mengikuti senam jantung sehat dan senam perkasa agar lebih menjaga kesehatan karena banyak faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang.

2. Kepada instruktur senam jantung sehat dan senam perkasa agar lebih sering melakukan pengecekan kebugaran jasmani anggotanya dengan berjalan cepat 2,4 km, berjalan cepat 12 menit atau dengan olahraga renang.

3. Pengetahuan tentang kebugaran jasmani lansia sangat penting di pelajari karena dengan lansia mengerti akan menambah motivasi lansia itu sendiri


(4)

63

dan secara tidak langsung akan menambah usia harapan hidup lansia itu sendiri.

4. Kepada pengelola komunitas senam agar lebih sering mensosialisasikan komunitas itu sendiri kepada lansia-lansia yang belum tergerak untuk menjaga kebugaran jasmaninya dan lebih kreatif dalam kegiatan senam itu sendiri, selain itu pengelola akan lebih baik jika berkerja sama dengan mahasiswa FPOK agar ilmu yang didapat mahasiswa FPOK tentang lansia dapat diaplikasikan di komunitas senam-senam lansia itu sendiri.

5. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan seperti keseimbangan, koordinasi dan kecepatan reaksi karena meneliti keseimbangan, koordianasi dan kecepatan reaksi pada lansia sangat jarang diteliti.


(5)

Rahmad Santoso, 2014

Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat Dengan Lansia Peserta Senam Perkasa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cooper. 1982. The Aerobic Program for Total Well-being. Surabaya :FIKUnesa Giriwijoyo, S dan Komariyah, L. 2002. Olahraga Kesehatan dan Kesegaran

Jasmani pada Lanjut Usia. Bandung. Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Hardiyanto Wibowo. (2003) Lanjut Usia dan Olahraga. Jakarta: PT Grafmdo Persada

Harsono. (1988). Coacing dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coacing. Bandung: Tambak kusuma

Iskandar, Dody. (2004). Pengaruh Senam Ayo Bersatu Terhadap Kemampuan

Motorik Anak Usia 10-12 Tahun. 2004. Skripsi

Kusmaedi,Nurlan (2008) Olahraga Lansia. Bandung :CV. Bintang WarliArtika Kusmana, D. 1992. Olahraga pada usia lanjut. Simposium Menuju Hidup Sehat

pada Usia Lanjut. Bogor 7 November.

Martono, H., Pranaka, K. 2009. Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Nerry, Sani. (2003). Buku Pedoman Pembimbing Klub Jantung Sehat. Jakarta: KJS Buku Saku

Putra, A.W. (2011). Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Masyarakat Usia Di Atas

40Tahun Pada Anggota Arca Hash Club Kabupaten Madiun. Pendidikan

Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya.

Santoso (1994:426). FITNESS & AEROBIK. [Online]. Tersedia: aerobik, gerakan, latihan, olahraga, senam aerobik,penulis : rosy46nelli.

Santoso, Singgih. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: Elex Media Kompetindo. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.Bandung: CV Alfabeta


(6)

65

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012).Penulisan Karya Ilmiah

untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Sumanto dan Sukiyo. (1991). Senam Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Dekdikbud

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Bandung : UPI.

WHO. 1989. Health of the Ederly. Geneva: WHO