PERBANDINGAN SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI GRADE I DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT.

(1)

SKRIPSI

PERBANDINGAN SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN SENAM

LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA

PENDERITA HIPERTENSI GRADE I

DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

IDA BAGUS GEDE BRAHMANDITA SAPUTRA

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

i

SKRIPSI

PERBANDINGAN SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN SENAM

LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA

PENDERITA HIPERTENSI GRADE I

DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

IDA BAGUS GEDE BRAHMANDITA SAPUTRA

HALAMAN JUDUL

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA


(3)

(4)

(5)

(6)

v

PERBANDINGAN SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA

HIPERTENSI GRADE I DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

ABSTRAK

Usia lanjut merupakan usia yang rentan terhadap hipertensi karena apabila tidak di di deteksi secara dini dan ditangani dengan tepat maka akan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, gagal ginjal, stroke, dan kematian. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka bisa dilakukan dengan melakukan olahraga senam jantung sehat dan senam lansia. Manfaat yang diperoleh dari kedua senam tersebut adalah penurunan tekanan darah pada hipertensi derajat I.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara senam jantung sehat dengan senam lansia terhadap tekanan darah pada hipertensi derajat I. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre dan post test control group design. Sampel penelitian berjumlah 22 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 diberikan senam jantung sehat sedangkan kelompok 2 diberikan senam lansia.

Terdapat penurunan tekanan darah sistolik yang bermakna pada kelompok Senam Jantung Sehat (p<0,05) dan kelompok Senam Lansia (p<0,05). Penurunan tekanan darah diastolik juga menunjukkan hasil yang signifikan pada masing- masing kelompok perlakuan (p<0,05). Bila dibandingkan antara kedua kelompok, kelompok yang mendapat latihan Senam Jantung Sehat menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik yang bermakna dibandingkan kelompok yang mendapat latihan Senam Lansia (p<0,05), sedangkan untuk tekanan darah diastolik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok (p>0,05).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa senam jantung sehat lebih baik daripada senam lansia dalam menurunkan tekanan darah hipertensi derajat I.


(7)

vi

COMPARISON OF SENAM JANTUNG SEHAT WITH SENAM LANSIA FOR DECREASING BLOOD PRESSURE IN ELDERLY PATIENTS WITH STAGE

1 HYPERTENSION IN DAUH PURI KAUH VILLAGE WEST DENPASAR

ABSTRACT

Elderly people are susceptible to hypertension because if not detected early and treated properly, it will cause blockage of blood vessels, kidney failure, stroke, and even death. To overcome these problems, it can be done by doing exercise namely Senam Jantung Sehat and Senam Lansia. The benefit derived from these two exercises is the reduction of blood pressure in stage 1 hypertension.

The aim of this study was to determine the difference between Senam Jantung Sehat with Senam Lansia on blood pressure in elderly patients with stage 1 hypertension. This research was experimental study with the design of pre and post-test control group design. The samples totaled 22 people who were divided into two groups. Group 1 was given Senam Jantung Sehat while group 2 Senam Lansia.

There was a significant decrease in systolic blood pressure in a group subject of Senam Jantung Sehat (p <0.05) and a group subject of Senam Lansia (p <0.05). A decrease in diastolic blood pressure also showed a significant result in each treatment group (p <0.05). When compared between the two groups, the group that received Senam Jantung Sehat showed a significant decrease in systolic blood pressure compared with the group that received Senam Lansia (p <0.05), while the diastolic blood pressure did not have a significant difference between the two groups (p > 0.05).

Based on these results, it could be concluded that Senam Jantung Sehat was better than Senam Lansia in lowering blood pressure of elderly patients with stage 1 hypertension.

Keywords: stage 1 hypertension, Senam Jantung Sehat , Senam Lansia.


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Perbandingan Senam Jantung Sehat Dengan Senam Lansia Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Grade I Di Desa Dauh Puri Kauh Denpasar Barat”.

Tugas ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Fisioterapi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT., M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2. Prof. Dr. dr. I Nyoman Adiputra, MOH, PFK. selaku ketua Program Studi Fisioterapi Universitas Udayana dan pembimbing.

3. Bapak I Putu Sutha Narmawan, SSt.FT, M.Fis selaku pembimbing sekaligus pengajar yang telah banyak memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr.dr Susy Purnawati, M.K.K,AIFO selaku pembimbing sekaligus pengajar yang telah banyak memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.


(9)

viii

5. Seluruh dosen yang telah memberikan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

6. Ajik, Ibu, Gus Indra, dan Keluarga Besar saya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang selalu memberikan motivasi, semangat agar penulis dapat menyelesaikan skripsi dan pendidikan Sarjana Fisioterapi. 7. Seluruh teman-teman satu grup saya di Evidance Based, MORBA yang

selalu menghibur saya dan memberi semangat agar penulis dapat menyelesaikan skripsi dan pendidikan Sarjana Fisioterapi.

8. Seluruh teman-teman seangkatan saya dan di Axoplasmic, angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh kerabat dan sejawat fisioterapi yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan.

Denpasar, 4 Mei 2016


(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Keilmuan ... 5

1.4.2 Praktisi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hipertensi pada Lansia ... 6

2.1.1 Epidemiologi ... 7

2.1.2 Patofisiologi Hipertensi ... 8

2.2 Faktor Risiko ... 10

2.2.1 Klasifikasi Hipertensi ... 13

2.2.2 Faktor – faktor Menurunkan Hipertensi ... 14

2.3 Definisi Senam Jantung Sehat ... 16

2.3.1 Senam Jantung Sehat Menurunkan Tekanan Darah ... 17

2.3.2 Gerakan Senam Jantung Sehat ... 17

2.3.3 Tahap Gerakan Senam Jantung Sehat ... 19

2.4 Definisi Senam Lansia ... 27


(11)

x

2.4.2 Gerakan Senam Lansia ... 28

2.4.3 Tahap Gerakan Senam Lansia ... 29

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ... 32

3.2 Kerangka Konsep ... 35

3.3 Hipotesis ... 36

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 37

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

4.3 Populasi dan Sampel ... 38

4.3.1 Populasi ... 38

4.3.2 Sampel ... 38

4.3.3 Besar Sampel ... 40

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 41

4.4 Variabel Penelitian ... 42

4.5 Definisi Operasional ... 42

4.6 Instrumen Penelitian ... 43

4.7 Prosedur Penelitian ... 44

4.7.1 Persiapan Penelitian ... 44

4.7.2 Pelaksanaan Penelitian ... 45

4.8 Alur Penelitian ... 47

4.9 Teknik Analisis Data ... 48

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi karakteristik subjek penelitian ... 50

5.2 Uji Persyaratan Analisis ... 52

5.2.1 Uji Normalitas Data dan Homogenitas Data ... 52

5.3 Pengujian Hipotesis ... 54

5.3.1 Hasil Uji beda Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pelatihan Pada Kelompok 1 ... 54 5.3.2 Hasil Uji beda Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah


(12)

xi

Pelatihan Pada Kelompok 2 ... 55

5.3.3 Hasil Uji beda Rerata Selisih Penurunan Tekanan Darah pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 ... 56

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 58

6.2 Efek Penurunan Tekanan Darah Setelah Pemberian Perlakuan Senam Jantung Sehat ... 59

6.3 Efek Penurunan Tekanan Darah Setelah Pemberian Perlakuan Senam Lansia ... 61

6.4 Pelatihan Senam Jantung Sehat lebih efektif daripada Senam Lansia Dalam menurunkan Tekanan Darah pada hipertensi ... 62

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 66

7.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prevalensi Hipertensi... 7

Gambar 2.2 Sistem baroreseptor untuk mengendalikan tekanan arteri ... 9

Gambar 2.3 Area otak untuk pengaturan sirkulasi oleh saraf ... 10

Gambar 2.4 Klasifikasi Hipertensi berdasarkan JNCVII ... 14

Gambar 2.5 Gerakan Inti Senam Jantung Sehat... 27

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep ... 35

Gambar 4.1 Desain Penelitian ... 37


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Prevalensi Hipertensi dalam Jumlah Absolut ... 8

Tabel 2.5 Tahap Gerakan Inti Senam Jantung Sehat ... 27

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian... 50

Tabel 5.1 Distribusi Data Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin... 51

Tabel 5.2 Data Karakteristik berdasarkan Umur, berat badan, Tinggi Badan dan IMT ... 52

Tabel 5.3 Uji Normalitas Data dan Homogenitas Data... 53

Tabel 5.4 Uji Beda Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Perlakuan SJS dengan Paired Sampel T-test ... 55

Tabel 5.5 Uji Beda Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Perlakuan Lansia dengan Paired Sampel T-test ... 56

Tabel 5.6 Uji Beda Rerata Selisih Tekanan Darah Kelompok SJS dan Perlakuan Lansia dengan Independent Sampel T-test ... 57


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir setelah masa dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan akal dan fisik sehingga tidak dapat melakukan aktivitasnya lagi. Usia lanjut adalah suatu kejadian yang akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang dan tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada usia lanjut seseorang akan mengalami kemunduran pada organ tubuhnya karena kemampuan jaringan untuk mengganti fungsi normalnya sudah menghilang sehingga akan rentan terkena berbagai macam penyakit.

Penyakit yang erat hubungannya dengan lansia salah satunya adalah gangguan sirkulasi darah atau kardiovaskuler (Azizah, 2011). Komponen – komponen yang ada pada sistem kardiovaskuler adalah jantung dan vaskularisasinya. Pada orang yang telah lanjut usia terjadi perubahan pada jantung berupa : kekuatan otot jantung melemah , elastisitas pembuluh darah berkurang serta kemampuan memompa dari jantung bekerja lebih keras sehingga terjadi hipertensi (Maryam dkk, 2011).

Penyakit yang sering dialami lansia di Indonesia menurut Kemenkes RI (2013) yakni hipertensi dengan presentase mencapai 25,8% dengan terdiagnosis

oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum


(16)

2

Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan infark miokard, stroke, gagal ginjal, dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat (James dkk., 2014). Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita penyakit jantung dan 51% kematian pada penderita penyakit stroke pada tahun 2008 (WHO, 2013). Selain itu, hipertensi merupakan penyebab kematian nomer 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7 % dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes RI, 2012).

Seiring dengan peningkatan kasus hipertensi dan komplikasi yang dapat terjadi, maka banyak masalah kesehatan yang dihadapi oleh lansia sehingga perlu menjaga pola hidup sehat dengan cara berolahraga. Olahraga sangat berperan penting dalam pengobatan tekanan darah tinggi, manfaat dari olahraga adalah untuk melancarkan sirkulasi darah, mendorong jantung bekerja maksimal, menguatkan otot – otot, meningkatkan kesegaran jasmani serta mengurangi stress. Salah satu olahraga yang efektif untuk menurunkan tekanan darah serta meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh yaitu senam (Peter, 2012). Senam sangat cocok untuk para lansia karena dapat bermanfaat untuk mengambat proses degeneratif atau proses penuaan dan sangat dianjurkan pada lansia yang memasuki usia pralansia (45 tahun ) dan usia lansia (65 tahun keatas) (Widianti & Proverawati 2010).

Saat ini banyak kenal jenis senam yang diikuti oleh para lansia, akan tetapi informasi – informasi tentang jenis senam yang efektif untuk menurunkan tekanan darah pada lansia masih kurang. Menurut hasil penelitian yang sudah ada, terdapat dua senam yang dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi


(17)

3

yaitu senam Jantung sehat dan senam lansia. Senam jantung sehat adalah olahraga yang disusun untuk selalu mengutamakan kemampuan jantung dan bertujuan untuk menyehatkan jantung. Olahraga ini memang khusus dibuat untuk membuat jantung sehat karena gerakannya akan memacu jantung untuk mengambil oksigen sebanyak – banyaknya sehingga kebutuhan oksigen tubuh terpenuhi. Selain itu olahraga ini dapat memberikan kelenturan, kekuatan dan peningkatan kekuatan otot – otot serta aman bagi para lansia. (Widianti & Proverawati, 2010) Sedangkan Senam lansia adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia. Olahraga ini sangat mudah dilakukan dan dapat diterapkan pada lansia karena memiliki gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar karena melatih tulang, membantu menghilangkan radikal bebas serta dapat mendorong kerja jantung menjadi optimal (Widianti & Proverawati, 2010).

Dari uraian tersebut memberikan gambaran betapa pentingnya pelatihan aerobik seperti senam jantung sehat dengan senam lansia dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi fungsi fisiologis jantung dan pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan kebugaran lansia serta menurunkan tekanan darah pada lansia. Dari kedua senam tersebut yang mana lebih menurunkan tekanan darah sampai saat ini belum diketahui dengan jelas. Untuk itulah maka peneliti tertarik

mengambil penelitian dengan judul “Perbandingan Senam Jantung Sehat dengan

Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Grade 1 di Desa Dauh Puri Kauh Denpasar Barat”.


(18)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang disampaikan sebagai berikut:

1. Apakah Senam Jantung Sehat dapat menurunkan tekanan darah pada lansia Desa Dauh Puri Kauh yang mengalami hipertensi grade I ? 2. Apakah Senam Lansia dapat menurunkan tekanan darah pada lansia

desa Dauh Puri Kauh yang mengalami hipertensi grade I ?

3. Apakah Senam Jantung Sehat lebih efektif dibandingkan dengan Senam Lansia dalam menurunkan tekanan darah lansia yang mengalami hipertensi grade I ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektivitas perbedaan antara senam jantung sehat dengan senam lansia terhadap penurunan tekanan darah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk membuktikan Senam Jantung Sehat dapat menurunkan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi grade I

2. Untuk membuktikan Senam Lansia dapat menurunkan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi grade I

3. Untuk membuktikan Senam Jantung Sehat lebih efektif dibandingkan dengan Senam Lansia dalam menurunkan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi grade I


(19)

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Keilmuan

1. Mengetahui dan memahami tentang pentingnya olahraga seperti Senam Jantung Sehat dan Senam Lansia untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi grade I.

2. Membuktikan bagaimana pengaruh Senam Jantung Sehat dan Senam Lansia terhadap penurunan tekanan darah pada hipertensi grade I. 3. Menambah khasanah ilmu dalam dunia pendidikan pada umumnya

dan fisioterapi pada khususnya.

1.4.2 Praktisi

Dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan olahraga yang dapat dilakukan dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, secara non-farmakologis.


(20)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi pada Lansia

Usia lanjut adalah seseorang yang akan mengalami kemunduran pada organ tubuhnya karena kemampuan jaringan untuk mengganti fungsi normalnya sudah menghilang sehingga akan rentan terkena berbagai macam penyakit. Penyakit yang erat hubungannya dengan lansia salah satunya adalah gangguan sirkulasi darah atau hipertensi. Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah systole lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastole lebih dari 90 mmHg. (Maryam, 2008:192). Hipertensi pada lansia terjadi karena seiring bertambahnya usia, jantung memompa darah lebih kuat dan mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya yang menyebabkan arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, Sehingga pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut, darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang biasa terjadi pada lanjut usia, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Penyakit ini menjadi masalah serius pada lansia karena jika tidak terkendali akan dapat berkembang dan menimbulkan komplikasi seperti Stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung coroner.


(21)

7

2.1.1 Epidemiologi

Peningkatan tekanan darah adalah hal yang normal terjadi pada proses degeneratif. Menurut American Heart Association (AHA, 2015), Jumlah penduduk Amerika penderita tekanan darah tinggi yang berusia di atas 20 tahun telah mencapai angka hingga 58 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan selatan 39,6% dan terendah di papua barat 20,1% .Sedangkan, pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%).

Gambar 2.1 Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah (Sumber Infodatin Kemenkes 2014)


(22)

8

Sama halnya pada provinsi Bali, terjadi penurunan yang sekitar 10% dari tahun 2007 sampai tahun 2013. Provinsi Bali masuk ke dalam peringkat 2 dari 5 provinsi dengan prevalensi hipertensi terendah dengan jumlah 840.851 jiwa dari 4.225.384 juta jiwa (Pusdatin, Kemenkes 2013).

Tabel 2.1 Prevalensi Hipertensi Terendah Berdasarkan Absolut (Infodatin Kemenkes 2014)

2.1.2 Patofisiologi Hipertensi

Terdapat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor, kemoreseptor, dan pusat otak tertinggi (hipotalamus dan serebrum) (Mayuni, 2013). Namun sejauh ini, mekanisme saraf untuk mengatur tekanan arteri yang paling diketahui ialah refleks baroreseptor (Guyton & Hall, 2008). Sistem baroreseptor merupakan monitor derajat tekanan arteri dan meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui mekanisme perlambatan jantung oleh respon vagal (stimulasi parasimpatis) dan vasodilatasi.

Sistem pengaturan tekanan arteri oleh baroreseptor dimulai oleh Sinyal dari baroreseptor karotis dijalarkan melalui saraf hering menuju saraf glosovaringeus dan kemudian ke traktus solitarius di daerah batang otak. Sinyal


(23)

9

dari baroreseptor aorta, di arkus aorta dijalarkan melalui saraf vagus menuju traktus solitarius yang sama di medula. Baroreseptor lebih banyak merespon terhadap tekanan yang berubah cepat daripada tekanan yang menetap (Guyton & Hall, 2008).

Gambar 2.2 Sistem baroreseptor untuk mengendalikan tekanan arteri (Guyton & Hall, 2008)

Refleks sirkulasi terhadap perubahan tekanan darah diawali oleh baroreseptor di mana setelah sinyal baroreseptor memasuki traktus solitarius medula, sinyal sekunder menghambat pusat vasokonstriktor di medula dan merangsang pusat parasimpatis vagus. Efek yang terjadi adalah (1) vasodilatasi vena dan arteriol di seluruh sistem sirkulasi perifer dan (2) berkurangnya


(24)

10

frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung. Jadi perangsangan baroreseptor akibat tekanan tinggi di dalam arteri secara refleks menyebabkan penurunan tekanan arteri akibat penurunan tahanan perifer dan penurunan curah jantung Sebaliknya, tekanan yang rendah mempunyai efek berlawanan, yang secara refleks menyebabkan tekanan meningkat kembali menjadi normal (Guyton & Hall, 2008).

Gambar 2.3 Area di otak yang berperan penting dalam pengaturan sirkulasi oleh saraf.

(Guyton & Hall, 2008 )

2.1.3 Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (LeMone & Burke, 2008) a. Riwayat Keluarga

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Faktor genetik membuat keluarga


(25)

11

menderita hipertensi berkaitan dengan peningkatan jumlah sodium di intraseluler dan penurunan rasio potasium dan sodium. Pasien dengan kedua orangtuanya menderita hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

b. Usia

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi dari orang yang berusia lebih muda. pada umumnya hipertensi muncul antara usia 30-50 tahun. Angka kejadian meningkat pada usia 50-60 tahun. Hal ini disebabkan pada usia tersebut tubuh sudah mulai mengalami kemunduran fisik dan kekuatan jantung mulai melemah, oleh karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat.

c. Jenis Kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita sampai usia 55 tahun, namun perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini juga menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit jantung menjadi lebih tinggi (Miller, 2010).

d. Etnik

Orang dengan kulit hitam beresiko lebih tinggi mengidap hipertensi. penderita hipertensi pada orang berkulit hitam 40% lebih banyak dibandingkan penderita yang berkulit putih karena pada orang yang berkulit


(26)

12

hitam mempunyai jumlah rennin yang lebih rendah, vasopressin yang lebih tinggi , serta mengkonsumsi lebih banyak garam dan faktor stress karena lingkungan yang tinggi.

2. Faktor yang dapat dimodifikasi (LeMone & Burke, 2008): a. Stres

Seseorang yang sering mengalami stres secara terus menerus tekanan darahnya akan naik lebih tinggi diatas normalnya. Hal ini disebabkan karena saat stress terjadi peningkatan tahanan vaskuler perifer, cardiac output dan merangsang aktivitas sistem saraf simpatis, selanjutnya hipertensi dapat terjadi. Bila stres berlangsung lama, dapat menyebabkan peninggian tekanan darah yang menetap. Stress dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan jika stress sudah hilang, maka tekanan darah akan kembali normal.

b. Kegemukan

Memiliki berat badan yang melebihi batas normal (Obesitas) akan mengakibatkan penyakit darah tinggi. Penyebab terjadinya hipertensi pada kasus obesitas karena terjadi peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah (Angraini, 2014). Indeks masa tubuh (IMT) yang normal adalah 18,5-24,9 kg/m2. Penurunan berat badan 10 kg dapat menurunkan tekanan darah

sistolik 5-20 mmHg. Maka dari itu dengan melakukan program diet sehat diharapkan dapat mengurangi faktor resiko hipertensi karena obesitas.


(27)

13

c. Zat Makanan

Mengkonsumsi asupan tinggi sodium dapat menjadi faktor penting terjadinya hipertensi. Garam menyebabkan penumpukan cairan didalam tubuh karena menarik cairan luar sehingga tidak keluar, meningkatnya volume cairan tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah sehingga berdampak terhadap timbulnya hipertensi (Petter, 2008).

d. Penyalahgunaan Zat

Merokok, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dan penggunaan obat terlarang merupakan faktor terjadinya hipertensi. Rokok dan obat terlarang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dan ketergantungan. Angka kejadian hipertensi meningkat dua kali lipat jika orang yang mengonsumsi alcohol 3 gelas atau lebih.

2.2.1 Klasifikasi Hipertensi pada Lansia

Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi : 1. Hipertensi primer atau esensial

Penyebab pasti masih belum diketahui. Jenis ini adalah yang terbanyak, yaitu sekitar 90-95% dari seluruh pasien hipertensi. Riwayat keluarga,obesitas, tinggi natrium,lemak jenuh dan penuaan adalah faktor pendukung. Walaupun faktor genetik sepertinya sangat berhubungan dengan hipertensi primer, tapi mekanisme pastinya masih belum diketahui.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal atau penyebab yang terindentifikasi lainya. Hipertensi yang penyebabnya diketahui seperti hipertensi renovaskuler,


(28)

14

feokromositoma, sindrom cushing, aldosteronisme primer, dan obat-obatan, yaitu sekitar 2-10% dari seluruh pasien hipertensi.

2.2.2 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Pedoman JNCVII

Gambar 2.4 Klasifikasi Hipertensi (The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment of High BloodPressure).

2.2.3 Faktor – Faktor yang menurunkan hipertensi pada lansia

Faktor – faktor yang dapat menurunkan (LeMone & Burke, 2008): a. Menurunkan Berat Badan

Kenaikan berat badan menjadi salah satu faktor penyebab hipertensi. Pada orang yang Obesitas semakin banyak berat badannya berkurang, maka tekanan darah juga akan ikut berkurang. Untuk mewujudkannya bisa dengan melakukan program diet sehat dan olahraga.


(29)

15

b. Mengurangi Asupan Sodium (natrium)

Mengurangi asupan garam dapat membantu menurunkan tekanan darah. Agar kesehatan tubuh selalu terjaga dan terhindar dari naiknya tekanan darah, asupan natrium yang dianjurkan adalah sekitar 2,4 gram sodium atau lebih. Bagi orang-orang yang berusia lebih dari 51 tahun keatas, asupan harian yang dianjurkan adalah 1500 gram atau kurang.

c. Hindari Stress

Stres merupakan faktor penting dari beberapa penyakit dan juga sering dikaitkan dengan hipertensi. Stres dapat menyebabkan naiknya tekanan darah walau sifatnya hanya sementara. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal. Maka dari itu, usahakan jangan sampai stres.

d. Menghindari Alkohol

Mengonsumsi alkohol tidak baik bagi kesehatan dan dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Selain itu banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ lainnya. Jadi, jauhkan diri anda dari minuman beralkohol karena tidak baik bagi kesehatan.

e. Konsumsi Makanan berserat dan tinggi omega 3

Orang yang menderita hipertensi sangat dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung tinggi serat seperti jeruk, pisang dan apel. Selain itu sayur-sayuran hijau seperti brokoli, bayam, seledri juga bisa menjadi menu makanan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Makanan yang mengandung omega 3 juga dapat menurunkan dan menyembuhkan tekanan darah tinggi.


(30)

16

f. Olahraga

Olahraga yang rutin sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Banyak manfaat yang di dapat dari olahraga seperti untuk melancarkan sirkulasi darah, menyehatkan jantung, menguatkan otot – otot, meningkatkan kesegaran jasmani serta mengurangi stress. Senam merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan pada lansia dan sangat efektif menurunkan tekanan darah. Senam sangat cocok untuk para lansia karena dapat bermanfaat untuk mengambat proses degenerative atau proses penuaan dan sangat dianjurkan pada lansia yang memasuki usia pralansia 45 tahun – 65 tahun (Widianti & Proverawati, 2010). Saat ini terdapat dua senam yang efektif menurunkan tekanan darah yaitu senam jantung sehat dan senam lansia.

2.3 Definisi Senam jantung sehat

Senam jantung sehat merupakan salah satu metode senam yang disusun untuk selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen secara optimal ke dalam tubuh sehingga kebutuhan oksigen tubuh terpenuhi. Pada prinsipnya gerakan – gerakan pada Senam jantung Sehat di bentuk gerakannya oleh para ahli untuk mencegah penyakit jantung , namun senam ini juga dapat menurunkan hipertensi pada lansia karena efektif untuk menurunkan tekanan darah. Meskipun gerakan – gerakan awal menyebabkan peningkatan tekanan darah, namun pada saat selesai melakukan olahraga ( fase pendinginan ) terjadi


(31)

17

penurunan tekanan darah pada lansia hal ini disebabkan karena saat olahraga pembuluh darah atau kapiler jaringan otot mengalami vasodilatasi sehingga aliran darah yang mengalir ke sel dan jaringan menjadi meningkat (Ronny, 2009). Senam jantung sehat terdiri dari 5 seri, dimana setiap seri memiliki tingkatan – tingkatan beban latihan yang berbeda

2.3.1 Senam Jantung Sehat menurunkan tekanan darah

Senam jantung sehat dapat menurunkan tekanan darah karena pada saat olahraga menyebabkan denyut jantung dan pernafasan meningkat. Peningkatan ini menyebabkan permintaan oksigen lebih banyak diperlukan pada tingkat otot yang bekerja sehingga untuk mendapatkan oksigen yang lebih, maka kita bernafas lebih cepat dan membiarkan lebih banyak oksigen yang melewati aliran darah setiap menit. Agar lebih cepat mendapatkan aliran darah yang beroksigen ke otot, maka denyut jantung akan meningkat dan menyebabkan pembuluh nadi melebar sehingga memungkinkan banyak aliran darah tidak terhalang ke otot-otot yang bekerja. Selain itu aliran pembuluh darah ke jaringan yang tidak aktif dalam tubuh akan diturunkan dari aliran darah. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kontraksi otot polos dalam pembuluh darah menyebabkan resistensi perifer total (TPR) ke aliran darah menurun saat berolahraga. Penurunan akut dalam TPR ini menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik menjadi rendah (Divine, 2012).

2.3.2 Gerakan Senam Jantung Sehat

 Pemanasan (warm up) adalah mengkondisikan fungsi fisik dengan cara meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan mobilitas gerak persendian dan penguluran otot, agar siap menerima pembebanan pada tahap conditioning.


(32)

18

 Tahap conditioning terdiri dari bagian aerobik yakni gerak kontinyu ritmis (20 - 30 menit) dan bagian penguatan atau tahanan: berisi gerak melawan beban.

 Pendinginan (cooldown) mengembalikan fungsi fisik seperti keadaan awal secara bertahap yg ditandai dengan menurunnya suhu, berkurangnya keringat, frekuensi detak jantung kembali normal.

Prinsip dasar pelaksanaan gerak dari senam jantung sehat baik itu seri I. II, III IV maupun V adalah melalui tahapan latihan sebagai berikut:

a. Sikap Sempurna

Sikap sempurna adalah berdiri tegak, kedua tumit rapat, ujung jari dibuka selebar kepalan tangan 5 (lima) titik, mulai dari telinga, bahu, pinggul, lutut dan mata kaki merupakan satu garis lurus, tegak lurus dengan lantai. Pandangan lurus ke depan dan kedua lengan lurus di samping badan, telapak tangan menghadap ke dalam, jari-jari tangan rapat di samping badan serta tangan tidak dikepal. Siap untuk olahraga.

b. Berdoa

Berdoa dilakukan menurut agama dan kepercayaannya masing-masing, semoga olahraga yang segera dilakukan memberi manfaat kekuatan dan kesehatan lahir dan batin. Pusatkan pikiran dan perasaan dalam suasana gembira. Setelah

aba – aba “berdoa mulai”, tundukkan kepala dan setelah aba-aba ”berdoa selesai”,

kepala kembali tegak.


(33)

19

c. Menghitung Denyut Nadi

Menghitung denyut nadi dilakukan dengan cara jari telunjuk dan jari tangan kanan meraba nadi radialis lengan kiri (pergelangan tangan kiri) selama 10 (sepuluh) detik dan jumlahnya dikalikan 6, berarti nadi satu menit, dengan sikap dua pergelangan tangan satu jengkal di depan dada menghadap ke dalam.

Ada beberapa macam cara penghitungan denyut nadi, yaitu:

1. Denyut nadi istirahat, biasanya tidak melebihi 100 kali per menit 2. Denyut nadi pemanasan, biasanya tidak melebihi 120 kali per menit 25

2.3.3 Tahapan gerakan Senam Jantung Sehat

1. Gerakan Pemanasan : Ketukan musik 130 ketukan / menit selama 6 menit. a. Gerakan I :

- Menundukkan kepala

- Memiringkan kepala ke kanan - Memiringkan kepala ke kiri b. Gerakan II :

- Mengangkat bahu kanan - Mengangkat bahu kiri - Mengangkat kedua bahu c. Gerakan III

- Saling menekan kedua telapak tangan - Menarik jari-jari kedua tangan

d. Gerakan IV


(34)

20

- Memutar badan ke kiri

e. Gerakan V

- Menarik kedua bahu

- Merentangkan kedua lengan kesamping f. Gerakan VI

- Memiringkan sisi tubuh ke kanan - Memiringkan sisi tubuh ke kanan g. Gerakan VII

- Memutar badan dan kaki ke kanan - Memutar badan dan kaki ke kiri h. Gerakan VIII

- Membungkukkan badan i. Gerakan IX

- Melangkahkan kaki serong kanan - Melangkahkan kaki serong kiri j. Gerakan X

- Mengangkat kaki kanan - Mengangkat kaki kiri k. Gerakan XI

- Menekuk kaki kanan ke belakang - Menekuk kaki kiri ke belakang


(35)

21

2. Gerakan Inti : Ketukan musik 145 ketukan / menit selama 12 menit. a. Gerakan I

- Jalan di tempat b. Gerakan II

- Menundukkan dan menegakkan kepala

- Memiringkan kepala kesamping kanan dan kiri c. Gerakan III

- Memutar bahu ke depan - Memutar bahu ke belakang d. Gerakan IV

- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu rentangkan e. Gerakan V

- Mendorong lengan ke depan - Mendorong lengan ke samping f. Gerakan VI

- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas, lalu rentangkan g. Gerakan VII

- Merenggutkan dan merentangkan tangan

- Mengangkat kedua lengan ke atas dan kaki kanan / kiri ke belakang h. Gerakan VIII

- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu rentangkan i. Gerakan IX


(36)

22

- Membungkuk badan serong ke kanan dan ke kiri j. Gerakan X

- Jalan di depan dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu rentangkan k. Gerakan XI

- Mengangkat lutut kanan dan kiri - Mengayun kaki ke kanan dan ke kiri l. Gerakan XII

- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu rentangkan m. Gerakan XIII

- Mengayun kedua lengan ke atas kanan dan kiri

- Mengayun kedua lengan ke samping kanan dan kiri belakang n. Gerakan XIV

- Jalan di tempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas lalu rentangkan o. Gerakan XV

- Lari di tempat p. Gerakan XVI

- Lari di tempat sambil mengayunkan kaki kanan dan kiri ke depan bergantian q. Gerakan XVII

- Lari di tempat sambil menekuk kaki kanan dan kiri ke belakang bergantian r. Gerakan XVIII

- Lari di tempat mengangkat lutut ke depan, sambil mengangkat kedua lengan lurus sejajar ke depan dan ke atas


(37)

23

- Lari di tempat dan menepuk tangan di atas kepala t. Gerakan XX

- Lari ditempat dan rentangkan tangan ke depan, ke atas, lalu rentangkan, menarik nafas

3. Gerakan pendinginan: Ketukan musik 120 ketukan / menit selama 4 menit 30 detik

a. Gerakan I

- Membuka kaki kanan selebar bahu dan membungkuk b. Gerakan II

- Memutar badan dan kaki ke samping kanan dan kiri c. Gerakan III

- Memutar badan ke kanan dan ke kiri d. Gerakan IV

- Meluruskan lengan dan kaki (SJS seri I, 2001).

 Tahap Gerakan Inti Senam Jantung Sehat Inti Seri I

Latihan I Gerakan jalan di tempat dengan tujuan untuk memacu denyut jantung agar meningkatkan secara perlahan untuk persiapan melakukan olahraga jantung sehat, menaikkan suhu badan, serta menghilangkan kekakuan pada otot dan persendian. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.


(38)

24

memiringkan kepala ke samping kanan dan ke kiri dengan tujuan untuk melatih dan melemaskan otot dan persendian leher. dengan hitungan 4 x 8.

Latihan III Gerakan memutar bahu ke depan dan ke belakang dengan tujuan untuk melatih dan melemaskan persendian dan otot pada bahu, serta meluaskan gerakan bahu. Dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Latihan IV Gerakan jalan di tempat dengan gerakan tangan ke atas dan ke bawah, dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Latihan V Gerakan mendorong lengan ke depan dan ke samping dengan lutut sedikit ditekuk dengan tujuan memperkuat otot lengan dan dada sehingga rongga dada semakin berkembang dan bertambah luas ruang untuk mengambil dan menyimpan udara serta menguatkan otot kaki dan lutut. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 4 x 8.

Latihan VI Gerakan sama dengan latihan IV dengan hitungan 2 x 8.


(39)

25

dengan membuka kaki selebar bahu dan gerakan mengangkat kedua lengan ke atas dengan kaki kanan dan kiri ke belakang secara bergantian. Gerakan ini bertujuan untuk memperkuat otot lengan, dada, punggung, paha dan kaki, serta mengembangkan lebih luas rongga dada. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 4 x 8.

Latihan VIII Gerakan sama dengan latihan IV dengan hitungan 2 x 8.

Latihan IX Gerakan memutar badan kesamping kanan dan kiri, serta membungkuk badan serong kanan dan kiri. Gerakan ini bertujuan untuk menguatkan persendian dan otot pada pinggang, punggung serta otot-otot punggung.

Latihan X Gerakan sama dengan latihan IV dengan hitungan 2 x 8.

Latihan XI Gerakan mengangkat kaki kanan dan kiri secara bergantian, serta mengayun kaki kanan dan kiri secara bergantian. Gerakan ini bertujuan untuk melatih otot paha, kaki dan perut. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 4 x 8.

Latihan XII Gerakan sama dengan latihan IV dengan hitungan 2 x 8.

Latihan XIII Gerakan mengayun kedua lengan ke atas kanan dan kiri bergantian, serta mengayun kedua lengan ke samping kanan dan kiri


(40)

26

belakang bergantian dengan tujuan untuk menuatkan otot lengan, bahu, punggung, dada dan kaki, serta mengembangkan rongga dada lebih luas. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 4 x 8.

Latihan XIV Gerakan sama dengan latihan IV dengan hitungan 2 x 8.

Latihan XV Gerakan lari di tempat dengan tujuan untuk lebih memacu denyut jantung sehingga mendekati denyut nadi latihan. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Latihan XVI Gerakan lari di tempat sambil mengayun kedua kaki kanan dan kiri ke depan secara bergantian dengan tujuan untuk lebih memacu denyut jantung sehingga mendekati denyut nadi latihan. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8. Latihan XVII Gerakan lari di tempat sambil menekuk

kaki kanan dan kiri ke belakang secara bergantian dengan tujuan untuk lebih memacu denyut jantung sehingga mendekati denyut nadi latihan. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8. Latihan XVIII Gerakan lari di tempat dengan

mengangkat lutut ke depan, sambil mengangkat kedua lengan lurus sejajar ke depan dan ke atas dengan tujuan untuk lebih memacu denyut jantung sehingga mendekati denyut nadi latihan. Gerakan


(41)

27

ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8. Latihan XIX Gerakan lari di tempat dan bertepuk

tangan di atas kepala dengan tujuan untuk lebih memacu denyut jantung sehingga mendekati denyut nadi latihan. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8. Latihan XX Gerakan lari di tempat sambil menarik

nafas dengan tujuan untuk mengurangi intensitas latihan secara perlahan-lahan untuk mengakhiri latihan inti seri I. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Gambar 2.5 Tahap Gerakan Inti Senam Jantung Sehat

2.4 Definisi Senam Lansia

Senam lansia adalah olahraga yang baik diberikan untuk lansia dan mudah untuk di lakukan. Senam ini dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (MENPORA) bertujuan untuk meningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Saat ini senam lansia sudah diberdayakan diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan puskesmas. (Suroto, 2004). Senam Lansia memiliki dampak positif bagi lansia karena dapat membantu melatih tulang, menghilangkan radikal bebas, serta mendorong kerja jantung menjadi optimal. (Widianti & Proverawati, 2010).


(42)

28

2.4.1 Senam Lansia menurunkan tekanan darah

Senam lansia merupakan satu metode olahraga selain senam jantung sehat yang gerakannya tidak memberatkan dan mudah diterapkan untuk lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal serta membantu menghilangkan radikal bebas yang ada di dalam tubuh. Senam lansia dapat menurunkan tekanan darah sama seperti senam jantung sehat, namun yang membedakan senam lansia yaitu gerakannya yang lebih lambat dari pada senam jantung sehat. Senam ini efektif menurunkan tekanan darah karena saat melakukan olahraga tersebut peredaran darah menjadi lancar sehingga menyebabkan terjadi peningkatan konsentrasi oksigen yang di transportasi oleh darah ke seluruh tubuh menjadi meningkat. Agar darah terkirim ke otot – otot saat olahraga, maka pembuluh darah akan melebar sehingga aliran darah tidak terhalang ke otot – otot yang aktif. Selain terjadi vasodilatasi, peningkatan kontraksi otot polos mengakibatkan terjadinya Perubahan – perubahan kerja pompa jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah (Divine, 2012).

2.4.2 Gerakan Senam Lansia

Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan (pendinginan) (Sumintarsih, 2006). Lama latihan berlangsung 15-45 menit dengan frekuensi latihan perminggu sebanyak 3 kali (Setiawan dkk, 2014).


(43)

29

a. Pemanasan

Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan fungsi organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih berat pada saat latihan sebenarnya.

b. Kondisioning

Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan inti yakni melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan.

c. Penenangan

Tahap ini bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti keadaan awal sebelum berlatih. Biasanya dilakukan dengan serangkaian gerakan berupa stretching. Pada tahap ini ditandai dengan menurunnya suhu, berkurangnya keringat, frekuensi detak jantung kembali normal. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan darah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah diotot kaki dan tangan.

Prinsip dasar pelaksanaan gerak dari lansia adalah melalui tahapan latihan sebagai berikut:

2.4.3 Tahapan gerakan Senam Lansia 1. Gerakan wajah

Gerakan wajah sangat membantu untuk mengencangkan kulit lansia yang memang cenderung mengendur. Selain itu, dengan melakukan gerakan ini dapat membantu kulit wajah lansia agar tidak kaku. Untuk gerakan ini memang cukup sederhana yaitu cukup anda lakukan dengan mengucapkan a,i,u,e,o secara


(44)

30

berulang-ulang minimal 5 kali dan dapat anda lanjutkan dengan mengucapkan ha-ha, hi-hi sebanyak 5 kali.

2. Gerakan kepala

Gerakan kepala mempunyai manfaat untuk meregangkan otot di kepala agar peredaran darah lancar. Gerakan ini dapat dilakukan dengan anggukkan kepala ke atas dan ke bawah dengan hitungan 1 sampai 8 sebanyak 5 kali, setelah itu ke kanan dan juga ke kiri dalam hitungan yang sama minimal sebanyak 5 kali hitungan.

3. Gerakan tangan

Untuk gerakan tangan ini dapat anda lakukan dengan berbagai macam, misalnya dengan gerakan jari tangan membuka dan juga menutup, gerakan tepuk tangan, memutar pergelangan tangan dan masih banyak lagi.

2 Pertama gerakan membuka dan menutup tangan dengan hitungan 1 sampai 8 sebanyak 5 kali, gerakan ini berfungsi untuk mengurangi kekakuan pada tangan dan jari – jari tangan.

3 Kedua gerakan tepuk tangan yang bermanfaat untuk mengurangi resiko diabetes mellitus, gerakan ini dimulai dari hitungan 1 sampai 8.

4 Ketiga gerakan menyatukan kedua tangan dengan cara tepuk tangan dan sejajar dengan dada. Gerakan ini berfungsi untuk memperlancar kerja jantung dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.

5 Keempat gerakan kedua tangan memutar pergelangan tangan kanan dan kiri, gerakan ini berfungsi untuk mengurangi beban kerja jantung dan mencegah terjadinya kekakuan pada otot-otot pundak dan jari tangan.


(45)

31

6 Kelima gerakan merentangkan kedua tangan ke samping kanan dan kiri dengan tangan di kepalkan. Gerakan ini bermanfaat untuk mengoptimalkan kerja jantung dan mengurangi kekakuan pada pergelangan tangan.

4. Gerakan kaki

Gerakan kaki bertujuan untuk memperlancar peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh. Gerakan ini dapat dilakukan dengan gerakan berjinjit secara bergantian antara kaki kanan dan kiri atau dalam posisi duduk dengan luruskan kaki dengan mengayunkan telapak kaki. Gerakan ini dimulai dari hitungan 1 sampai 8 kali.


(1)

belakang bergantian dengan tujuan untuk menuatkan otot lengan, bahu, punggung, dada dan kaki, serta mengembangkan rongga dada lebih luas. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 4 x 8.

Latihan XIV Gerakan sama dengan latihan IV dengan

hitungan 2 x 8.

Latihan XV Gerakan lari di tempat dengan tujuan

untuk lebih memacu denyut jantung sehingga mendekati denyut nadi latihan. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Latihan XVI Gerakan lari di tempat sambil mengayun

kedua kaki kanan dan kiri ke depan secara bergantian dengan tujuan untuk lebih

memacu denyut jantung sehingga

mendekati denyut nadi latihan. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Latihan XVII Gerakan lari di tempat sambil menekuk

kaki kanan dan kiri ke belakang secara bergantian dengan tujuan untuk lebih

memacu denyut jantung sehingga

mendekati denyut nadi latihan. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Latihan XVIII Gerakan lari di tempat dengan

mengangkat lutut ke depan, sambil mengangkat kedua lengan lurus sejajar ke depan dan ke atas dengan tujuan untuk lebih memacu denyut jantung sehingga mendekati denyut nadi latihan. Gerakan


(2)

ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Latihan XIX Gerakan lari di tempat dan bertepuk

tangan di atas kepala dengan tujuan untuk lebih memacu denyut jantung sehingga mendekati denyut nadi latihan. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Latihan XX Gerakan lari di tempat sambil menarik

nafas dengan tujuan untuk mengurangi intensitas latihan secara perlahan-lahan untuk mengakhiri latihan inti seri I. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan 2 x 8.

Gambar 2.5 Tahap Gerakan Inti Senam Jantung Sehat

2.4 Definisi Senam Lansia

Senam lansia adalah olahraga yang baik diberikan untuk lansia dan mudah untuk di lakukan. Senam ini dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (MENPORA) bertujuan untuk meningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Saat ini senam lansia sudah diberdayakan diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan puskesmas. (Suroto, 2004). Senam Lansia memiliki dampak positif bagi lansia karena dapat membantu melatih tulang, menghilangkan radikal bebas, serta mendorong kerja jantung menjadi optimal. (Widianti & Proverawati, 2010).


(3)

2.4.1 Senam Lansia menurunkan tekanan darah

Senam lansia merupakan satu metode olahraga selain senam jantung sehat yang gerakannya tidak memberatkan dan mudah diterapkan untuk lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal serta membantu menghilangkan radikal bebas yang ada di dalam tubuh. Senam lansia dapat menurunkan tekanan darah sama seperti senam jantung sehat, namun yang membedakan senam lansia yaitu gerakannya yang lebih lambat dari pada senam jantung sehat. Senam ini efektif menurunkan tekanan darah karena saat melakukan olahraga tersebut peredaran darah menjadi lancar sehingga menyebabkan terjadi peningkatan konsentrasi oksigen yang di transportasi oleh

darah ke seluruh tubuh menjadi meningkat. Agar darah terkirim ke otot – otot saat

olahraga, maka pembuluh darah akan melebar sehingga aliran darah tidak

terhalang ke otot – otot yang aktif. Selain terjadi vasodilatasi, peningkatan

kontraksi otot polos mengakibatkan terjadinya Perubahan – perubahan kerja

pompa jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah (Divine, 2012).

2.4.2 Gerakan Senam Lansia

Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan (pendinginan) (Sumintarsih, 2006). Lama latihan berlangsung 15-45 menit dengan frekuensi latihan perminggu sebanyak 3 kali (Setiawan dkk, 2014).


(4)

a. Pemanasan

Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan fungsi organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih berat pada saat latihan sebenarnya.

b. Kondisioning

Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan inti yakni melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan.

c. Penenangan

Tahap ini bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti keadaan awal sebelum berlatih. Biasanya dilakukan dengan serangkaian gerakan berupa stretching. Pada tahap ini ditandai dengan menurunnya suhu, berkurangnya keringat, frekuensi detak jantung kembali normal. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan darah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah diotot kaki dan tangan.

Prinsip dasar pelaksanaan gerak dari lansia adalah melalui tahapan latihan sebagai berikut:

2.4.3 Tahapan gerakan Senam Lansia 1. Gerakan wajah

Gerakan wajah sangat membantu untuk mengencangkan kulit lansia yang memang cenderung mengendur. Selain itu, dengan melakukan gerakan ini dapat membantu kulit wajah lansia agar tidak kaku. Untuk gerakan ini memang cukup sederhana yaitu cukup anda lakukan dengan mengucapkan a,i,u,e,o secara


(5)

berulang-ulang minimal 5 kali dan dapat anda lanjutkan dengan mengucapkan ha-ha, hi-hi sebanyak 5 kali.

2. Gerakan kepala

Gerakan kepala mempunyai manfaat untuk meregangkan otot di kepala agar peredaran darah lancar. Gerakan ini dapat dilakukan dengan anggukkan kepala ke atas dan ke bawah dengan hitungan 1 sampai 8 sebanyak 5 kali, setelah itu ke kanan dan juga ke kiri dalam hitungan yang sama minimal sebanyak 5 kali hitungan.

3. Gerakan tangan

Untuk gerakan tangan ini dapat anda lakukan dengan berbagai macam, misalnya dengan gerakan jari tangan membuka dan juga menutup, gerakan tepuk tangan, memutar pergelangan tangan dan masih banyak lagi.

2 Pertama gerakan membuka dan menutup tangan dengan hitungan 1 sampai 8

sebanyak 5 kali, gerakan ini berfungsi untuk mengurangi kekakuan pada

tangan dan jari – jari tangan.

3 Kedua gerakan tepuk tangan yang bermanfaat untuk mengurangi resiko

diabetes mellitus, gerakan ini dimulai dari hitungan 1 sampai 8.

4 Ketiga gerakan menyatukan kedua tangan dengan cara tepuk tangan dan

sejajar dengan dada. Gerakan ini berfungsi untuk memperlancar kerja jantung dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.

5 Keempat gerakan kedua tangan memutar pergelangan tangan kanan dan kiri,

gerakan ini berfungsi untuk mengurangi beban kerja jantung dan mencegah terjadinya kekakuan pada otot-otot pundak dan jari tangan.


(6)

6 Kelima gerakan merentangkan kedua tangan ke samping kanan dan kiri

dengan tangan di kepalkan. Gerakan ini bermanfaat untuk mengoptimalkan kerja jantung dan mengurangi kekakuan pada pergelangan tangan.

4. Gerakan kaki

Gerakan kaki bertujuan untuk memperlancar peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh. Gerakan ini dapat dilakukan dengan gerakan berjinjit secara bergantian antara kaki kanan dan kiri atau dalam posisi duduk dengan luruskan kaki dengan mengayunkan telapak kaki. Gerakan ini dimulai dari hitungan 1 sampai 8 kali.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan

8 21 128

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta.

1 7 15

PENGARUH SENAM TERA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI POSYANDU Pengaruh senam tera terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pabelan Kartasura.

0 5 14

PENGARUH SENAM TERA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI POSYANDU Pengaruh senam tera terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Pabelan Kartasura.

0 7 15

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo.

1 8 16

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH DENGAN HIPERTENSI DERAJAT I PADA LANSIA DI DESA Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Dengan Hipertensi Derajat I Pada Lansia Di Desa Wironanggan Kecamatan Gatak Sukoharjo.

0 1 22

PENGARUH SENAM LANSIATERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT.

3 15 47

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN MULYOREJO SURABAYA

0 1 20

6 EFEKTIVITAS SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

0 0 7

6 EFEKTIVITAS SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

0 1 7