STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAAN KETERAMPILAN SENI KRIYA PADA ANAK TUNARUNGU DI PK LK DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI KOTA BANDAR LAMPUNG.

(1)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TESIS

STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN SENI KRIYA PADA ANAK TUNARUNGU DI

SENTRA PK DAN PLK DHARMA BAKTI DHARMA PERTIWI

KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh,

Toni Yudha Pratama

(1103452)

PRODI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAAN KETERAMPILAN SENI KRIYA PADA ANAK TUNARUNGU DI PK LK DHARMA BHAKTI

DHARMA PERTIWI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

TONI YUDHA PRATAMA 1103452

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus (S2)

Disahkan oleh: Pembimbing Tesis

Dr. Djadja Rahardja, M. Ed. NIP. 19590414 198503 1 005

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Dr. Djadja Rahardja, M. Ed. NIP. 19590414 198503 1 005


(3)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HALAMAN PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAAN KETERAMPILAN SENI KRIYA PADA ANAK TUNARUNGU DI PK LK DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI KOTA BANDAR LAMPUNG” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipandengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keiluman. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila keudian ditemukan adanya pelanggaraan terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Desember 2013 Yang membuat pernyataan,

TONI YUDHA PRATAMA NIM. 1103452


(4)

ABSTRAK

Toni Yudha Prtama, 2013 “Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung”. Penelitian ini adalah sebuah studi deskriptif kualitatif mengenai kajian pengembangan program keterampilan kriya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan program pembelajaraan keterampilan seni kriya pada anak tunarungu di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung. Fokus penelitian ini mengenai pengembangan program pembelajaran keterampilan kriya yang meliputi beberapa aspek yaitu, kondisi faktual program pembelajaran keterampilan kriya, hal-hal apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan program pembelajaran keterampilan kriya, bagaimana rancangan program pembelajaran keterampilan kriya dan bagaimana program pembelajaran keterampilan kriya hasil validasi melalui FGD (focus group discusion). Dari hasil penelitian dan pembahasan kemudian disimpulkan bahwa Ketidak adaannya sebuah program pembelajaran dapat berdampak kepada proses pembelajaran secara langsung seperti sulitnya menentukan materi dalam setiap pertemuan, menentukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dll, sehingga proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar bisa tidak tercapai dengan baik. Program pembelajaran harus berorientasi kepada upaya penyiapan individu siswa agar mampu melaksanakan perangkat kompetensi yang telah direncanakan pada tahap awal pengembangan perencanaan pembelajaran. Program yang telah dirancang terkait pembelajaran keterampilan kriya ini, kemudian di validasi melalui kegiatan FGD (focus group discusion). Adapun perbuahan yang terjadi pada desain tersebut terletak pada rambu-rambu program, visi dan misi, penilaian, dan beberapa catatan berkaitan dengan tata bahasa maupun dengan pelaksananaan program. Sehingga program pembelajaran keterampilan kriya yang telah direvisi dapat digunakan di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi. Selain itu penelitipun memerikan beberapa rekomendasi yaitu, agar hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan kepada setiap pimpinan sekolah untuk menjadikan program pembelajaran sesuatu hal yang wajib dibuat oleh segenap pengajar/guru disetiap sekolah, Diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan acuan dan motivasi untuk pengembangan guru dalam memberikan pengajaran keterampilan yang baik, dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi hasil karya siswa.


(5)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Toni Yudha Pratama, 2013 “Study of Art Skills Learning Program Development for deaf Children in PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi, Bandar

Lampung”.The present study is a qualitative descriptive study in reference to the developmental of skills program. The present study applies a qualitative approach. The aim of the present study is to develop art skills learning program for deaf children in PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi, Bandar Lampung. The main focus of the present study is concerning of art skills learning programdevelopment which covers some aspects such as factual conditions of art skills learning program, aspects needed in developing art skills learning program, how is the program designed for art skills learning and how is the art skills learning

program’svalid result through the activity of FGD (Focus Group Discussion).

From the results of analyses and discussions, it can be concluded that the lack of a learning program can cause the learning processes directly, for instance, the difficulties in determining learning modules for every meeting lessons, in determining learning programs, in learning implementations, in evaluating the learning processes and so on. This causes all the teaching processes such as guiding, helping and giving instructions to children, in order for them to have learning experiences, cannot be well-attained. Learning program must be oriented to arrangement efforts towards children in order to be able to implement competence programs designed in the first step of developing learning program. Program designed, which is related to skills learning, then is to be validated through FGD (Focus Group Discussion) activity. Changes made in the designed program are in the matter of the signs, perspectives and missions, valuations, and also some notes added about grammar usage and program implementations. The changes made in art skills learning program are to be applied in PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi in the latter. Besides that, the researcher also gives some recommendations to the concerned parties in order thatthe results of the present study can be considered to be applied by every school principals. Thus, the concerned parties can make a learning program as a must for all teachers in every school. The researcher hopes that the present study is to be used as a reference and

motivation for teachers’ development in skills teaching processes which covers

the following aspects, planning, implementing, and evaluating the outcome of


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan... iii

Kata Pengantar ... iv

Ucapan Terimakasih... v

Abstrak ... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A.Pembelajaran Keterampilan ... 9

1. Pengertian Pembelajaran ... 9

2. Mekanisme Pembelajaran ... 10

3. Pembelajaran Keterampilan ... 15

B.Seni Kriya ... 17

1. Unsur Karya Seni Kriya ... 21

2. Fungsi dan Tujuan Seni Kriya ... 22

3. Prinsip Seni Kriya ... 22

4. Jenis-Jenis Keterampilan Kriya...23

C.Konsep Ketunarunguan ... 24


(7)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Klasifikasi Tunarungu ... 27

3. Dampak Ketunarunguan... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A.Pendekatan Penelitian ... 39

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 41

C.Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen ... 41

D.Desain Penelitian ... 49

E. Teknik Keabsahan Data ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

B.Pembahasan ... 94

BAB V PENUTUP ... 99

A.Kesimpulan ... 99

B. Rekomendasi ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105 RIWAYAT HIDUP


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Kisi-kisi Instrumen ... 44

4.1. Hasil Wawancara dan Observasi. Perencanaan pembelajaran keterampilan kriya ... 56

4.2. Wawancara dan Observasi. Pelaksanaan Pembelajaran... 59

4.3. Wawancara dan Observasi Evaluasi Pembelajaran Kriya ... 64

4.4. Wawancara perumusan visi dan misi program... 67

4.5. Wawancara perumusan tujuan program ... 67

4.6. Wawancara memilih dan menata bahan ajar ... 69

4.7. Draf Program pembelajaran keterampilan Kriya Semester I ... 75

4.8. Draf Program pembelajaran keterampilan Kriya Semester II ... 77

4.9. Draf Program pembelajaran keterampilan Kriya Semester I(Hasil Revisi) ... 84

4.10. Draf Program pembelajaran keterampilan Kriya Semester II (Hasil Revisi) ... 88


(9)

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1. Desain penelitian ... 50 3.2. Langkah-langkah Analisis Data Kualitiatif


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi anak luar biasa bertujuan mengembangkan kemampuan anak seoptimal mungkin dalam berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Pemerintah telah menerbitkan pula Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991, sebagai landasan operasional yang mengatur secara rinci pelaksanaan pendidikan luar biasa di Indonesia, selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak luar biasa agar tiap orang dapat menerima haknya dalam pendidikan dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 tentang pendidikan luar biasa sebagai berikut:

Pendidikan luar biasa bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Sejalan dengan Undang-undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 3, yang mengamanatkan bahwa :″Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Tersirat makna dalam tujuan ini, bahwa proses pendidikan dan pembelajaran harus mampu memanusiakan manusia Indonesia agar berbudaya dan beradab sehingga mampu menghadapi tantangan kehidupan yang kian kompetitif.


(11)

2

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dasar pemikiran Pendidikan Seni sebagaimana yang dikutif oleh Read dalam bukunya yang berjudul ″Education Through Art”, dinyatakan ″Pendidikan Estetika merupakan satu-satunya pendidikan yang mendatangkan ketangguhan pada tubuh, serta kemuliaan pada jiwa, dan itulah sebabnya kita mesti menjadikan seni sebagai dasar pendidikan karena seni dapat berperan banyak pada masa kanak-kanak selama masa tidurnya daya nalar, (Oho Garha, 2000;46 ).

Guru hanyalah bertindak sebagai nara sumber yang melayani peserta didik yang menghadapi masalah saat mereka melaksanakan kegiatan belajar, Selain itu tugas pokok yang diemban adalah membina kreativitas peserta didik, melakukan evaluasi, dan berperan sebagai fasilitator”. Pendidikan memiliki tujuan agar anak berkebutuhan khusus bisa hidup seperti anak pada umumnya dan dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya.

Sekolah sebagai suatu institusi yang melaksanakan proses pendidikan menempati posisi penting, karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses pendidikan. Sekolah bertugas untuk menyelenggarakan pendidikan sebagai tempat berkembangnya siswa. Setelah lulus dari sekolah tidak semua siswa berkebutuhan khusus dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Dengan demikian, mereka harus memasuki lapangan kerja. Jadi fungsi dari sekolah tidak hanya mendidik siswanya menjadi manusia yang memiliki intelektual tinggi tetapi diharapkan sosialisasi, keterampilan serta tanggung jawab dapat terbentuk sebagai bekal untuk hidup mandiri dan mampu berperan dalam kehidupan masyarakat. Sekolah berkewajiban dalam memberikan pembelajaran kecakapan hidup, yang berorientasi pada keterampilan vokasional. Berdasarkan kurikulum dalam pendidikan vokasional, sistem pembelajaran terkonsentrasi pada keahlian serta kejuruan khusus. Peserta didik secara langsung dapat mengembangkan keahliannya sesuai dengan kebutuhan lapangan atau bidang tugas yang akan dihadapinya

Sebagaimana yang telah kita ketahui keterampilan adalah suatu kelebihan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Begitupun bagi peserta didik berkebutuhan khusus, keterampilan adalah sebuah modal untuk mengembangkan kemampuan sesuai bidang yang dikuasainya sehingga menjadi bekal untuk kehidupannya


(12)

dimasa yang akan datang. Hambatan yang dimilikinya sering menjadi faktor penghambat dalam kecenderungan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya sehingga peserta didik kurang bisa mengekspresikan kemampuan diri yang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan bagi peserta didik yang dapat menunjang perkembangan dirinya secara baik. Menurut Sumaatmaja (1994 : 84) keterampilan dibagi menjadi empat bagian:

Secara garis besar, keterampilan dapat dibedakan menjadi keterampilan motorik (motorik skill), keterampilan intelektual (intellectual skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan kecakapan hidup (life skill). Kaitannya dengan keterampilan, peneliti mengkhususkan pada keterampilan kecakapan hidup atau life skill. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, pemberian pembelajaran keterampilan harus dimulai dari hal-hal yang sifatnya sederhana dan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat memperoleh hasil yang memuaskan.

Dalam dunia modern pengetahuan mempelajari dan menguasai ketrampilan disokong oleh pengetahuan bahan dan material yang bisa saja diajarkan secara teoritis. Jika pengetahuan itu ditambahkan dengan pengetahuan sejarah, teori kerajinan tangan dan sedikit ilmu manajemen dapat masuk ke kurikulum sekolah.

Seni Kriya adalah semua hasil karya manusia yang memerlukan keahlian khusus yang berkaitan dengan tangan, sehingga seni kriya sering juga disebut kerajinan tangan. Seni kriya dihasilkan melalui keahlian manusia dalam mengolah bahan mentah. Seni kriya dapat dikelompokan berdasar tujuan penciptaan atau penggunaannya menjadi kriya mempunyai fungsi : praktis, estetis, dan simbolis (religius). Kata “kriya‟ pada zaman dahulu kemungkinan diadopsi dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Jawa yang berarti kerja. Kemudian muncul kata “seni‟ yang disepadankan dengan kata “art‟ bahasa Inggris yang berarti hasil karya manusia yang mengandung keindahan. Pada saat ini seni kriya golongkan sebagai bagian dari seni rupa, yaitu karya seni yang dinikmati dengan indera penglihatan.


(13)

4

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun seni kriya membutuhkan kemampuan kecakapan teknik dan ketelatenan yang tinggi, sperti seni kriya tenun, batik, anyam, gerabah, perhiasan, dll. (A.Agung Suryahadi, 2007 ). Seni kriya lebih berorientasi pada kegunaan dalam kehidupan manusia sehari-hari dibarengi dengan teknik pembuatan yang tinggi. Lahirnya cobek adalah karena manusia memerlukan ajang atau tempat untuk makan, begiupun contoh-contoh seni kriya yang lain seperti belanga, kursi, sendal, keranjang sampai dengan kain batik, bahkan juga perabotan rumah tangga. Semua terwujud dikarenakan desakan kebutuhan. Saat kini seni kriya adalah merupakan bagian kerajinan tangan yang mengutamakan kegunaan,sarat dengan kekriyaan (craftsmanhip) yang tinggi dan bentuknya indah. Hal terakhir tersebut terjadi karena setelah kebutuhan pokok manusia terpenuhi maka akan berpaling terhadap kebutuhan yang kurang pokok.

Berdasarkan studi pendahuluan di lembaga pendidikan PK PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung Lampung, pelaksanaan pembelajaran keterampilan terutama pada bidang seni kriya sudah dilakukan dengan baik, dan program pembelajaran pun berjalan dengan semestinya, namun peneliti masih melihat banyak kekurangan terhadap pelaksanaan pembelajaran keterampilan, khususnya dalam keterampilan yang berhubungan dengan seni kriya/kerajinan tangan, karena bentuk/jenis pelatihan dalam membuat kerajinan tangan pada siswa berkebutuhan khusus dinilai kurang berfariasi. Padahal jika kita melihat perkembangan kerajinan saat ini, cukup berfariasi dan kompetitif peredarannya.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin melakukan sebuah pengembangan terhadap program pembelajaran keterampilan di sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi, dan penelitian tersrebut berjudul “

Studi Pengembangan Program Pembelajaran Keterampilan Pada Anak tunarungu Di Sentra PK Dan PLK Dharma Bakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung.


(14)

B.Pertanyaan Penelitian

Pertnyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran keterampilan seni kriya pada anak tunarungu khusus di lembaga PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung dalam melestarikan Budaya Indonesia?”.

Rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi sub-sub pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kondisi faktual program pembelajaran seni kriya/kerajinan tangan di Sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

2. Apakah yang dibutuhkan untuk pengembangan program pembelajaran? 3. Bagaimana bentuk rancangan program pembelajaran seni kriya/kerajinan

tangan di Sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

4. Bagaimana bentuk program pembelajaran pembelajaran seni kriya/kerajinan tangan yang sudah di validasi melalu FGD (Focus Group Discusion)

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Yang akan menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran mengenai kondisi pembelajaran seni kriya/kerajinan tangan di Sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

2. Mengetahui gambaran mengenai bentuk Sarana atau perangkat khusus aksesibilitas apa sajakah yang digunakan oleh anak tunarungu dalam pelatihan keterampilan membuat kerajinan tangan

3. Mengetahui bentuk program pembelajaran seni kriya/kerajinan tangan di Sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi,

4. mengembangkannya ke dalam Program pembelajaran yang lebih baik melalui proses validasi dengan melakukan FGD (forum Group Discusion)


(15)

6

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari Penelitian ini yang dilakukan di Sentra PK dan PLK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi sekiranya dapat bermanfaat bagi:

1. Kepala sekolah

Penelitian ini menjadi bahan pertimbangan kepada setiap pimpinan sekolah baik itu sekolah khusus maupun regular untuk memasukan materi keterampilan membuat kerajinan tangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dalam perencanaan program pembelajaran keterampilan disekolahnya

2. Guru

Sebagai bahan acuan dan motivasi untuk pengembangan diri dalam memberikan pengajaran keterampilan yang Variatif kepada anak berkebutuhan khusus di kelas

3. Siswa

Mempersiapkan siswa tunarungu dalam pengembangan diri dalam mempersiapkan siswa tunarungu ketika terjun kemasyarakat, karena pada dasarnya setiap individu harus memiliki keterampilan khusus sebagai modalitas dalam menjalani hidup dan persiapan karir


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Mely G. Tan (Silalahi, 2009: 28) mengatakan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. Selanjutnya Nazir (2003: 63) mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan metode yang bersfiat deskriptif sebagai berikut:

Metode deskriptif adalah suatu metode dengan meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun sistem peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

A. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, fokus penelitian dan tujuan penelitian maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2008: 13) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah. Penelitian kualitatif harus mendasarkan pada asumsi bahwa realitas merupakan dinamika. Tugas peneliti menjaring data secara luas, mendalam, sehingga dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan yang absah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Moleong (2004), bahwa:


(17)

40

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, prilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.”

Lebih lanjut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2004) mengemukakan lima karakteristik utama dari penelitian kualitatif, sebagai berikut:

1. Peneliti sendiri sebagai instrumen utama untuk mendatangi secara langsung sumber data.

2. Menyimpulkan data yang dikumpul dalam penelitian ini lebih cenderung dalam bentuk kata-kata dari pada angka.

3. Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses, tidak semata-mata kepada hasil.

4. Melalui analisis induktif peneliti mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati.

5. Mengungkapkan makna sebagai hasil yang esensial dari pendekatan kualitatif.

Richie (Moleong, 2004) juga mengemukakan bahwa penelitian

Kualitatif adalah “ Upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya

di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang

manusia yang diteliti”.Dalam penelitian ini penulis akan mengembangkan program pembelajaran keterampilan kriya .


(18)

B. Informan dan Lokasi Penelitian 1. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah dua orang guru dan siswa yang berada di sekolah khusus PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung yang melaksanakan program pelatihan pendidikan keterampilan kepada siswa tunarungu.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lembaga pendidikan PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar lampung, Jln. Teuku Cik Ditiro, Beringin Kota Lampung.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan data yang diambil oleh peneliti mengenai pengembangan program pembelajaran keterampilan kriya maka peneliti akan terjun langsung kelapangan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dengan menggunakan alat pengumpulan data dan berupa pedoman observasi, wawacara dan studi dokumentasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut Nasution (2009: 107) observasi sebagai alat pengumpul data harus sistematis artinya observasi serta pencatatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain.Observasi sistematis di gunakan


(19)

42

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selama penelitian berlangusung untuk mencermati fenomena-fenoma di lapangan sejak tahap studi orientasi, implementasi, sampai evaluasi. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat kegiatan pembelajaran seperti perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, bentuk evaluasi, dll.

b. Wawancara

Wawancara digunakan dalam rangka memperoleh data informasi verbal secara langsung dari sumber data. Wawancara yang digunakan untuk mewawancarai para key informan yang dianggap sebagai tokoh kunci dalam penelitian yaitu, dua orang guru dan siswa. Adapun wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Peneliti menggunakan pedoman wawancara agar tidak keluar dari fokus penelitian yang telah ditentukan.

c. Dokumentasi

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam.Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.


(20)

2. Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan manusia sebagai instrumen utama yaitu peneliti sendiri, karena instrumen manusia dalam penelitian kualitatif dipandang lebih cermat dan teliti. Sebagai instrument dalam menjaring data, peneliti juga menggunakan instrument pengumpulan data berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan dokumentasi. Berikut merupakan kisi-kisi dalam pengembangan instrumen penelitian program pembelajaran kriya sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.1 pada lembar berikut


(21)

44

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Pengembangan Program Pembelajaran Keterampilan Kriya NO PERTANYAAN

PENELITIAN

ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR TEKNIK PENGUMPULAN

DATA

INSTRUMEN RESPO NDEN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Bagaimanakah

kondisi faktual program pembelajaran keterampilan kriya Di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

1. Perencanaan

pembelajaran

a. Penyusunan Assesmen - Format asessmen

- Persiapan asessmen

Wawancara dan dokumentasi

Pedoman wawancara

Guru

b. Pelaksanaan Assesmen - Tujuan asessmen

- Jenis kegitan

Wawancara dan dokumentasi

Pedoman wawancara

Guru

c. Penyusunan RPP -komponen RPP

-Penentuan materi dalam rpp

Wawancara dan dokumentasi Pedoman wawancara Guru 2. Pelaksanaan Pembelajara n

a. Kegiatan awal -pelaksanaan apersepsi

-penentuan materi yang akan diajarkan Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru dan Siswa

b. Kegiatan inti -penggunaan metode dalam

mengajar -penggunaan media Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru dan Siswa

c. Kegiatan akhir -kesimpulan pengajaran materi Wawancara,

Observasi, dan Dokumentasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru dan Siswa


(22)

Pembelajara n

-aspek yang dievaluasi -tujuan evaluasi Observasi, dan Dokumentasi wawancara, pedoman Observasi Siswa

b. Evaluasi Hasil -bentuk evaluasi

-aspek yang dievaluasi -tujuan evaluasi Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru dan Siswa

2 Apakah yang

dibutuhkan untuk pengembangan perogram pembelajaran 1. Merumuskan tujuan penyusunan program

a. Visi dan Misi Program -tujuan perogram Wawancara,

Observasi, dan Dokumentasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru

b. Perumusan tujuan

pembelajaran khusus

-perumusan program

-penyesuaian materi terhadap kondisi anak Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru

2. Memilih dan

menata bahan ajar

a. Memilih konsep tema

pembelajaran

-peilihan jenis materi keterampilan

-penyesuaian materi terhadap kondisi anak Wawancara, Observasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru


(23)

46

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4 5 6 7 8

3. b. Membuat rincian

materi pembelajaran

-bentuk rincian materi Wawancara,

Observasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru

c. Penentuan materi

pembelajaran

-jenis materi keterampilan Wawancara,

Observasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru 4. Menyusun rancangan kegiatan belajar

a. Menentukan kegiatan

siswa

- Jenis kegiatan pelatihan - Seting kegiatan

Wawancara, Observasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru

b. Rancangan peroses

kegiatan siswa

-teknis pelaksanaan kegiatan Wawancara,

Observasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru

c. Menyiapkan sumber

dan media

-pengadaan media Wawancara,

Observasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru


(24)

1 2 3 4 5 6 7 8

3 Bagaimana

bentuk rancangan program

pembelajaran keterampilan kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

1. Desain

Program

a. Tujuan Program -bentuk rancangan

-tujuan pengembangan perogram Wawancara dan dokumentasi Pedoman wawancara Guru

b. Bentuk Pelaksanaan

program

-materi pelatihan

-ketersesuaian bentuk materi

Wawancara dan dokumentasi

Pedoman wawancara

Guru

2. Bahan ajar

pelatihan kriya

a. Bentuk/ jenis pelatihan

-ketersesuaian bentuk materi Wawancara,

Observasi, dan Dokumentasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru

b. Metode mengajar -bentuk metode pengajaraan Wawancara,

Observasi, dan Dokumentasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru

c. Ketersesuaian materi

terhadap kebutuhan siswa tunarungu

-tingkat kesulitan materi yang dirancang Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi Pedoman wawancara, pedoman Observasi Guru


(25)

48

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4 5 6 7 8

3. Bentuk

Evaluasi program Pembelajaran

a. Evaluasi peroses -bentuk evaluasi

-aspek yang dievaluasi -tujuan evaluasi

Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi

Pedoman wawancara, pedoman Observasi

Guru

b. Evaluasi hasil -bentuk evaluasi

-aspek yang dievaluasi -tujuan evaluasi

Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi

Pedoman wawancara, pedoman Observasi

Guru


(26)

D. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu (Nasution, 2009: 23). Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian, maka diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan dalam dangkalnya penelitian yang akan dikerjakan.

Di mulai dengan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 28 Agustus 2013 dan studi kepustakaan, peneliti mendapatkan beberapa hal yang harus di kritisi yaitu pelaksanaan kegitan pembelajaran keterampilan kriya. Dengan teknik pengumpulan data yaitu obesrvasi, wawancara dan dokumentasi, maka ditemukanlah beberapa ruang lingkup dalam penelitian ini, yang selajutnya akan dilakukan teknik keabsahan dan teknik analisis data. Dari hasil tersebut didapatkan lah hal-hal terkait mengenai pengembangan program pembelajaran keterampilan kriya yang disusun dengan sedemikian rupa, yang selanjutnya divalidasi oleh para ahli kemudian dibuat keseimpulan dan saran serta rekomendasi.

Untuk selanjutnya desain penelitian tersebut digambarkan pada bagan di bawah ini.


(27)

50

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI PENDAHULUAN PERENCANAAN DAN PERUMUSAN PROGRAM PEMBELAJARAN VALIDASI PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA Studi Lapangan

- Kondisi Faktual

pembelajaran keterampilan kriya

- Hal-apa saja

yang dibutuhkan dalam pengembangan program pembelajaran Perumusan Program Pembelajaran

- Analisis Konsep

Validasi Program

- FGD

- Revisi Program

Hasil Kajian Studi Lapangan Program Pembelajaran Keterampilan Kriya yang telah di Validasi Draf Program Awal


(28)

E. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data yang berhubungan dengan masalah seberapa jauh kebenaran dan kenetralan hasil penelitian ini diperoleh melalui beberapa kegiatan.Adapun Moleong (2012) mengemukakan beberapa teknik keabsahan data yang diuraikan sebagai berikut:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrument itu sendiri.Keikutsertaan peneliti itu sendiri sangat menetukan dalam pengumpulan data.Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri atau unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci dan teliti terhadap faktor-faktor yang menonjol. Dengan demikian didapatlah informasi secara mendalam mengenai pengembangan program pembelajaran keterampilan kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Jadi triangulasi merupakan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau keabsahan


(29)

52

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data dengan memanfaatkan sesuatu yang diluar data itu sendiri.Teknik yang dipakai melalui sumber yaitu memandingkan derajat kepercayaan dari obeservasi dan wawancara dengan subjek sendiri serta pihak terkait lainnya.

4. Analisis Kasus Negatif

Teknik analisis kasus negative dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

5. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.

6. Mengadakan audit dengan dosen pembimbing yang bertujuan untuk memeriksa kelengkapan dan ketelitian yang dilakukan sehingga timbul keyakinan bahwa yang diperoleh adalah tepat mencapai kebenaran yang diharapkan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2008) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentansi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke


(30)

dalam pola, memilih nama yang penting dan yang perlu dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data yang dikemukakan oleh Nasution (2003). Adapun analisis data yang maksud adalah

1. Reduksi Data (Penyajian Data)

Reduksi data berarti mengambil bagian pokok atau intisari dari data yang telah diperoleh yang mencakup kondisi faktual program pembelajaran keterampilan kriya. Data tersebut kemudian marangkum dan mencari tema atau pola dari setiap data agar mudah dipahami.

2. Display Data (Pengelompokan Data)

Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan sistematis rumusan masalah kemudian disajikan dalam deskriptif sehingga data mudah dibaca dan dipahami serta mampu menggambarkan keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian.

3. Vervikasi Data (Penarikan Keseimpulan)

Penarikan keseimpulan dilakukan sejak dari aawal hingga akhir proses penelitian guna mempermudah peneliti untuk mendapatkan makna dari setiap dara yang dikumpulkan. Kesimpulan yang diambil senantiasa diverivikasi selama penelitian berlangsung untuk menjaga tingkat kepercayaan peneliti.


(31)

54

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun skema analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

Gambar. 3.2. Langkah-langkah Analisis Data Kualitiatif (Miles dan Huberman, 1984:16)

Data Collection

Data Display

Data

Reduction Conclusion


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Merujuk kepada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya berdasarkan fenomena-fenomena yang ditemukan di lapangan, maka dapat dirumuskan kesimpulan terkait pengembangan program pembelajaran keterampilan kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung sebagai berikut:

1. Kondisi faktual program pembelajaran keterampilan seni kriya/kerajinan tangan di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Lampung

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kondisi faktual tentang program pembelajaran keterampilan kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi dimana terdapat beberapa aspek terkait kondisi faktual terkait perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran , maka dapat disimpulkan berdasarkan aspek-aspek tersebut. a. Perencanaan pembelajaran keterampilan kriya belum bisa dilaksanakan dengan baik, dari pelaksanaan asessmen sampai pembuatan RPP guru belum melakukkan perumusan untuk hal tersebut, berdasarkan hasil penelitian, pada perencanaan pembelajaran keterampilan dikelas belum dilakukan dengan baik dikarenakan kelengkapan adminitrasi seperti silabus dan RPP,dan semua


(33)

100

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran keterampilan kriya hanya bersumber kepada modul pelatihan baik itu keterampilan batik, membuat, sendal, aksesoris, dll b. Setiap dimulainya pembelajaran, bentuk apersepsi yang dilakukan

ialah dengan menanyakan kembali materi kemarin yang diajarkan

sehingga anak tidak mudah melupakan”. Metode yang digunakan

dalam pembelajaran keterampilan kriya ini lebih kepada metode demonstrasi, sedangkan untuk kegiatan akhir tidak ada kegiatan khusus karena emang dalam pembelajaran keterampilan ini waktunya sangat terbatas, terkadang ketika siswa sedang asik mengerjakan tugasnya tak terasa waktu sudah habis dan waktunya pulang.

c. Pelaksanaan evaluasi sudah berjalan dengan cukup baik, evaluasi pembelajaran keterampian kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi ini guru menekankan kepada siswa untuk membuat hasil karya sebagus dan seteliti mungkin, dan terlihat di dalam kelas ketika siswa melakukan kesalahan sebagai contoh, ketika siswa salah membuat motif batik guru langsung menghapus dan meginstruksikan siswa untuk langsung memperbaiki. Untuk hasil dari karya yang dibuat pihak sekolah memasarkan kepada masyarakat sekitar dan dari karya yang terjual siswa mendapatkan bagiannya sendiri.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan penjualan produk di masyarakat tidak lepas dari kerja keras guru dan siswa dalam menghasilkan kerajinan tangan yang baik dan dapat di perhitungkan.


(34)

2. Hal Yang Dibutuhkan Dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keterampilan Kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Lampung

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kondisi faktual program dimana belum adanya sebuah program baku yang mengiringi kegiatan keterampilan kriya seperti seperti silabus dan RPP, kedua hal tersebut merupakan kelengkapan penting dalam sebuah pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal pencapaian suatu tujuan diperlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa dikatakan bahwa misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Hasil wawancara dan observasi di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi menerangkan bahwa proses kegiatan pembelajaran keterampilan belum terlaksana dengan maksimal, komponen-komponen pembelajaran seperti persiapan, penentuan materi, dan penentuan standar kompetensi seringkali menjadi hal yang membingunkan untuk guru. Untuk itu peneliti menyusun sebuah program pembelajaran keterampilan kriya yang didalamya terdapat komponen-komponen yang dibutuhkan dalam sebuah pembelajaran. Program pembelajaran yang disusun berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh guru keterampilan PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi yaitu: merumuskan tujuan, memilih dan menata bahan belajar, menusun rancangan kegiatan pembelajaran, dan menyusun langkah dan alat evaluasi. Program pembelajaran harus berorientasi kepada upaya penyiapan individu


(35)

102

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa agar mampu melaksanakan perangkat kompetensi yang telah direncanakan pada tahap awal pengembangan perencanaan pembelajaran. Konsistensi kompetensi yang akan dicapai dalam setiap mata pelajaran hendaknya selalu diupayakan tercapai sacara optimal. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peseta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapakan.

3. Bentuk Rancangan Program Pembelajaran keterampilan Kriya Di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

Temuan pada proses penelitian yang menyatakan bahwa Di PK LK Dharma Bhakti Dharma pertiwi belum memiliki program pembelajaran keterampilan kriya. Oleh karena itu program pembelajaran yang akan dirumuskan oleh peneliti lebih di utamakan kepada pembelajaran keterampilan kriya, setelah program pembelajaran kriya dibuat, program kembali di tunjukan kepada guru keterampilan. Penilaian yang guru berikan terhadap program pembelajaran yang dibuat sangat positif, penentuan materi setiap sesinya dibuat dengan seksama sesuai materi yang ada pada modul pelatihan, sehingga program yang dibuat ini bisa digunakan.

4. Bentuk Program Pembelajaran Keterampilan Seni Kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi yang Telah di Validasi Melalui FGD

Tujan dari pembuatan program pembelajaran keterampilan kriya kepada siswa tunarungu ini ialah sebagai berikut: 1) Memberikan informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan keterampilan kriya yang berkembang dimasyarakat, 2) Untuk mengembangkan kemampuan siswa tunarungu


(36)

dalam hal life skills, 3) Sebagai program pengembangan keterampilan siswa tunarungu yang dapat diterapkan oleh pembimbing, konsultan, guru, ataupun pembimbing pelatihan keterampilan, 4) Meningkatkan motivasi para guru siswa tunarungu dalam upaya mengembangkan keterampilan pada siswa tunarungu melalui upaya-upaya yang lebih sistematis, sinergis, dan terpadu melalui tim multidisipliner. Program yang disusun merupakan desain berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang sudah divalidasi melalui kegiatan FGD (focus group discusion).

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat di rekomendasikan sebagai berikut:

1. Kepala sekolah

Diharapkan Hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan kepada setiap pimpinan sekolah baik itu sekolah khusus maupun regular untuk menjadikan program pembelajaran sesuatu hal yang wajib dibuat oleh segenap pengajar/guru disetiap sekolah, karena dengan dibuatnya sebuah program pembelajaran akan memudahkan kepada setiap guru menentukan dan menetapkan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik 2. Guru

Diharapkan Hasil penelitian ini menjadi bahan acuan dan motivasi untuk pengembangan guru dalam memberikan pengajaran keterampilan yang baik, dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi hasil karya siswa, dan harapan lain yaitu, dengan dibuatnya program


(37)

104

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran keterampilan ini dapat menjadikan sebagai acuan kepada setiap guru untuk selalu menyussun program pembelajaran pada mata pelajaran lainnya.

3. Siswa

Dengan adanya program pembelajaran keterampilan ini dapat diharapkan agar siswa tunarungu dalam pelaksanaanya dapat mengikuti pembelajaran keterampilan kriya dengan nyaman, karena didalam program pembelajaran keterampilan kriya ini sudah ditentukan materi-materi apa saja yang akan diberikan disetiap pertemuannya.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. (2002). Dasar-dasar Pembelajaran, Jakarta: PT Gravindo Karya

Arikunto. Suharsimi, (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Aminudin. (2007). Mengenal dan Membuat Kerajinan Keramik, Bandung :

Nuansa Citra Grafika

Bandem. (2002). Seni Kriya Seni. Semarang: Unnes Press Bastomi, Suwadji. (2000). Seni Kriya Indonesia : Unnes Press

Bunawan Lani dan Yuwati Cecilia Susila (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu, Jakarta : Santirama

Djumhana. (2008). Menejemen Pembelajaran dan Bimbingan. Jakarta: PT Gravindo Karya

Gregory, Knight, McCracken, Powers and Watson (1999), Issues in Deaf Education, London: David Fulton Publishers

Gustami, Sp. (1997). Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara. Yogyakarta: Insan Seni Indonesia

Hallahan dan Kauffman, (1994), Exceptional Children Introduction to Special Education, USA: ALLyn and Bacon

Hernawati, Tati (2000). Program layanan dasar bimbingan dalam mengembangkan perilaku sosial siswa tunarungu jenjang SLTPLB di SLB, Tesis, UPI Bandung, Tidak diterbitkan.

Komalasari, (2009). Teori Belajar dan pembelajaran, Jakarta: PT Asdi Mahasatya Liben, Lynn (1985), Inclusive Education, New York: Routledge

Moleong Lexy ( 2004 ), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja RosdaKarya

Moores (2001). Child Development, Allyn & Bacon, USA: Permission departemen Nasution (1992). Metode Research. Bandung: Jemmars.

Nelly (1982). Brother, Sistes, and Special needs,Canberra: Australian Government Publishing Service

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung: Ghalia Indonesia.


(39)

106

Toni Yudha Prtama, 2014

Studi Pengembangan Program Pembelajaraan Keterampilan Seni Kriya Pada Anak Tunarungu Di Pk Lk Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Bandar Lampung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhadiat, Dedi. (2004). Pendidikan seni: seni rupa 2. Jakarta: PT. Grasindo Smith J David (1998), Inclusion schools for All Students, USA : Wadsworth

publishing Company

Sudjana, (2009), Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production.

Sumaatmaja, (1994), Bentuk Keterampilan kontenporer. Yogyakarta: PT Cerdas Bangsa

Sugiyono, (2005), Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suran,S.G and Rizzo J. (1979), Being Deaf: The Experience of Deafnes. London: Pinter Press

Suryobroto. (2009), Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Tarjo, Enday. (2004). Strategi belajar-Mengajar Seni Rupa. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI.

Tim Pengembang MKDK, (2002). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Dekdipbud


(1)

2. Hal Yang Dibutuhkan Dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keterampilan Kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Kota Lampung

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kondisi faktual program dimana belum adanya sebuah program baku yang mengiringi kegiatan keterampilan kriya seperti seperti silabus dan RPP, kedua hal tersebut merupakan kelengkapan penting dalam sebuah pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal pencapaian suatu tujuan diperlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa dikatakan bahwa misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Hasil wawancara dan observasi di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi menerangkan bahwa proses kegiatan pembelajaran keterampilan belum terlaksana dengan maksimal, komponen-komponen pembelajaran seperti persiapan, penentuan materi, dan penentuan standar kompetensi seringkali menjadi hal yang membingunkan untuk guru. Untuk itu peneliti menyusun sebuah program pembelajaran keterampilan kriya yang didalamya terdapat komponen-komponen yang dibutuhkan dalam sebuah pembelajaran. Program pembelajaran yang disusun berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh guru keterampilan PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi yaitu: merumuskan tujuan, memilih dan menata bahan belajar, menusun rancangan kegiatan pembelajaran, dan menyusun langkah dan alat evaluasi. Program pembelajaran harus berorientasi kepada upaya penyiapan individu


(2)

siswa agar mampu melaksanakan perangkat kompetensi yang telah direncanakan pada tahap awal pengembangan perencanaan pembelajaran. Konsistensi kompetensi yang akan dicapai dalam setiap mata pelajaran hendaknya selalu diupayakan tercapai sacara optimal. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peseta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapakan.

3. Bentuk Rancangan Program Pembelajaran keterampilan Kriya Di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

Temuan pada proses penelitian yang menyatakan bahwa Di PK LK Dharma Bhakti Dharma pertiwi belum memiliki program pembelajaran keterampilan kriya. Oleh karena itu program pembelajaran yang akan dirumuskan oleh peneliti lebih di utamakan kepada pembelajaran keterampilan kriya, setelah program pembelajaran kriya dibuat, program kembali di tunjukan kepada guru keterampilan. Penilaian yang guru berikan terhadap program pembelajaran yang dibuat sangat positif, penentuan materi setiap sesinya dibuat dengan seksama sesuai materi yang ada pada modul pelatihan, sehingga program yang dibuat ini bisa digunakan.

4. Bentuk Program Pembelajaran Keterampilan Seni Kriya di PK LK Dharma Bhakti Dharma Pertiwi yang Telah di Validasi Melalui FGD

Tujan dari pembuatan program pembelajaran keterampilan kriya kepada siswa tunarungu ini ialah sebagai berikut: 1) Memberikan informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan keterampilan kriya yang berkembang dimasyarakat, 2) Untuk mengembangkan kemampuan siswa tunarungu


(3)

dalam hal life skills, 3) Sebagai program pengembangan keterampilan siswa tunarungu yang dapat diterapkan oleh pembimbing, konsultan, guru, ataupun pembimbing pelatihan keterampilan, 4) Meningkatkan motivasi para guru siswa tunarungu dalam upaya mengembangkan keterampilan pada siswa tunarungu melalui upaya-upaya yang lebih sistematis, sinergis, dan terpadu melalui tim multidisipliner. Program yang disusun merupakan desain berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang sudah divalidasi melalui kegiatan FGD (focus group discusion).

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat di rekomendasikan sebagai berikut:

1. Kepala sekolah

Diharapkan Hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan kepada setiap pimpinan sekolah baik itu sekolah khusus maupun regular untuk menjadikan program pembelajaran sesuatu hal yang wajib dibuat oleh segenap pengajar/guru disetiap sekolah, karena dengan dibuatnya sebuah program pembelajaran akan memudahkan kepada setiap guru menentukan dan menetapkan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik 2. Guru

Diharapkan Hasil penelitian ini menjadi bahan acuan dan motivasi untuk pengembangan guru dalam memberikan pengajaran keterampilan yang baik, dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi hasil karya siswa, dan harapan lain yaitu, dengan dibuatnya program


(4)

pembelajaran keterampilan ini dapat menjadikan sebagai acuan kepada setiap guru untuk selalu menyussun program pembelajaran pada mata pelajaran lainnya.

3. Siswa

Dengan adanya program pembelajaran keterampilan ini dapat diharapkan agar siswa tunarungu dalam pelaksanaanya dapat mengikuti pembelajaran keterampilan kriya dengan nyaman, karena didalam program pembelajaran keterampilan kriya ini sudah ditentukan materi-materi apa saja yang akan diberikan disetiap pertemuannya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. (2002). Dasar-dasar Pembelajaran, Jakarta: PT Gravindo Karya

Arikunto. Suharsimi, (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Aminudin. (2007). Mengenal dan Membuat Kerajinan Keramik, Bandung :

Nuansa Citra Grafika

Bandem. (2002). Seni Kriya Seni. Semarang: Unnes Press Bastomi, Suwadji. (2000). Seni Kriya Indonesia : Unnes Press

Bunawan Lani dan Yuwati Cecilia Susila (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu, Jakarta : Santirama

Djumhana. (2008). Menejemen Pembelajaran dan Bimbingan. Jakarta: PT Gravindo Karya

Gregory, Knight, McCracken, Powers and Watson (1999), Issues in Deaf Education, London: David Fulton Publishers

Gustami, Sp. (1997). Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara. Yogyakarta: Insan Seni Indonesia

Hallahan dan Kauffman, (1994), Exceptional Children Introduction to Special Education, USA: ALLyn and Bacon

Hernawati, Tati (2000). Program layanan dasar bimbingan dalam mengembangkan perilaku sosial siswa tunarungu jenjang SLTPLB di SLB, Tesis, UPI Bandung, Tidak diterbitkan.

Komalasari, (2009). Teori Belajar dan pembelajaran, Jakarta: PT Asdi Mahasatya Liben, Lynn (1985), Inclusive Education, New York: Routledge

Moleong Lexy ( 2004 ), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja RosdaKarya

Moores (2001). Child Development, Allyn & Bacon, USA: Permission departemen Nasution (1992). Metode Research. Bandung: Jemmars.

Nelly (1982). Brother, Sistes, and Special needs,Canberra: Australian Government Publishing Service

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung: Ghalia Indonesia.


(6)

Nurhadiat, Dedi. (2004). Pendidikan seni: seni rupa 2. Jakarta: PT. Grasindo Smith J David (1998), Inclusion schools for All Students, USA : Wadsworth

publishing Company

Sudjana, (2009), Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production.

Sumaatmaja, (1994), Bentuk Keterampilan kontenporer. Yogyakarta: PT Cerdas Bangsa

Sugiyono, (2005), Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suran,S.G and Rizzo J. (1979), Being Deaf: The Experience of Deafnes. London: Pinter Press

Suryobroto. (2009), Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Tarjo, Enday. (2004). Strategi belajar-Mengajar Seni Rupa. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI.

Tim Pengembang MKDK, (2002). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Dekdipbud


Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA SISWA SMA LUAR BIASA (STUDI KASUS PADA SMA LUAR BIASA B DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014)

0 13 71

PEMBELAJARAN TARI HALIBAMBANG MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ANAK TUNARUNGU DI PK-PLK DHARMA BAKTI DHARMA PERTIWI KEMILING BANDAR LAMPUNG 2014/2015

1 17 82

“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT STRES PENGASUHAN PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK TUNAGRAHITA DI SLB DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI”

14 52 67

PEMBELAJARAN TARI HALIBAMBANG MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ANAK TUNARUNGU DI PK PLK DHARMA BAKTI DHARMA PERTIWI KEMILING BANDAR LAMPUNG 20142015

3 38 64

Meningkatkan Kemampuan Keterampilan Kreativitas Anak Tunarungu melalui Program Pendidikan Konservasi Fauna di SLB-B Dharma Wanita Kota Bogor

0 6 48

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SENI TARI KREASI PADA SISWA TUNARUNGU TINGKAT MENENGAH DI SLB B-C PAMBUDI DHARMA 2 KOTA CIMAHI.

0 1 27

PERILAKU SOSIAL ANAK TUNARUNGU TINGKAT SMP DI SLB B-C PAMBUDI DHARMA II KOTA CIMAHI : Studi Deskriptif Kualitatif pada Siswa Tunarungu SMPLB di SLB B - C Pambudi Dharma II - Cimahi.

1 0 310

ANALISIS PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU SLB DAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI BANDAR LAMPUNG

2 38 184

INTERAKSI SOSIAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi pada siswa SMA SLB Dharma Bhakti Kel. Beringin raya Kec. Kemiling Bandar lampung) - Raden Intan Repository

0 2 96

BIMBINGAN ANAK AUTIS DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERSOSIALISASI DI SLB DHARMA BHAKTI DHARMA PERTIWI KEMILING BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 103