MEDIA PEMBELAJARAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG : Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

MEDIA PEMBELAJARAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG ( Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

Bhirawa Widya Putranti 0907024

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

========================================================== MEDIA PEMBELAJARAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG

( Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh:

Bhirawa Widya Putranti 0907024

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Bhirawa Widya Putranti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin penulis.


(3)

BHIRAWA WIDYA PUTRANTI

MEDIA PEMBELAJARAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG

(Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Sugihartono, M.A. NIP : 196301041988031003

Pembimbing II

Susi Widianti, S.Pd.,M.Pd.,M.A. NIP : 197312032003122001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Dra.Neneng Sutjiati,M.Hum NIP :196011081986012001


(4)

ABSTRAK

MEDIA PEMBELAJARAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG (Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan

Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh:

Bhirawa Widya Putranti

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs.Sugihartono, M.A. dan Susi Widianti, S.Pd., M.Pd., M.A..

Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah banyaknya mahasiswa bahasa Jepang yang belum banyak mengetahui onomatope bahasa Jepang, khususnya pada pemahaman dan penggunaannya pada sebuah kalimat. Sehingga mahasiswa termasuk penulis pun mengalami kesulitan dalam mempelajari onomatope bahasa Jepang. oleh karena itu penulis mencoba mendesain sebuah media sebagai pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana desain media dan pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang, kemudian untuk mengetahui tanggapan serta penilaian responden secara menyeluruh mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket dan skala penilaian (rating scale) serta studi kepustakaan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 48 orang Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2012/2013.

Dari hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden menyatakan bahwa media pembelajaran onomatope bahasa Jepang menarik dan lebih jelas dalam memaparkan kosakata onomatope. kemudian media pembelajaran ini cukup baik digunakan sebagai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang. Selain itu media media ini pun bisa digunakan dalam pembelajaran lain seperti bunpou dan kata kerja bahasa Jepang.


(5)

ABSTRACT

MEDIA OF JAPANESE ONOMATOPOEIA LEARNING

(A Case Study of the Media Exposure on Student Level IV Department of Japanese Language Education UPI Academic Year 2012/2014 )

By:

Bhirawa Widya Putranti

This Scription Guided by:

Drs.Sugihartono, M.A. and Susi Widianti, S.Pd.,M.Pd.,M.A.

The problem underlying this research is that many Japanese students who do not know much about Japanese onomatopoeia, especially on the understanding ang use in a sentence. So that students and writer was experienced difficulty in learning the Japanese onomatopoeia. Therefore, the writer tried to design a media for learning the Japanese onomatopoeia.

This research purpose to know how to design of media and media exposure learning of Japanese onomatopoeia, then to know the response and evaluating overall respondents about Japanese onomatopoeia learning media.

This research used a descriptive method, technique of data collection through questionnaire distribution and rating scales and literature study. The samples in this research were 48 students level IV Japanese Language Education Programs UPI academic year 2012/2013.

The result obtained, the majority of respondents stated that Japanese onomatopoeia learning media is interested and more clear in describe

onomatopoeia vocabulary, then this media is good enough to use as a media of learning Japanese onomatopoeia. Moreover this media can be used in other learning such as bunpou and Japanese verbs.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... xi

UCAPAN TERIMA KASIH ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 .Masalah Penelitian ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Definisi Operasional ... 5

1.6. Metodologi Penelitian ... 6

1.7. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1. Media Pembelajaran ... 9

2.1.1. Pengertian Media ... 10

2.1.2. Pentingnya Penggunaan Media Pembelajaran ... 12

2.2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran ... 15

2.3. Karakteristik dan Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 17

2.4. Audio Visual ... 19

2.5. Film ... 19

2.5.1. Film Animasi ... 21

2.6. Onomatope ... 22

2.6.1. Onomatope yang diteliti ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35


(7)

3.2.Populasi dan Sampel ... 35

3.3. Instrumen Penelitian ... 36

3.4. Teknik Pengunmpulan Data ... 41

3.5. Teknik Pengolahan Data ... 41

3.6. Prosedur Penelitian ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1. Analisis dan Penafsiran Angket ... 44

4.2. Analisis dan Penafsiran Skala Penilaian (Rating Scale) ... 56

4.3. Penjelasan Desain Media Pembelajaran ... 60

4.4. Penjelasan Pemaparan Media Pembelajaran ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket ... 37

Tabel 3.2. Kisi-kisi Skala Penilaian ... 39

Tabel 3.3 Penafsiran Data Angket ... 42

Tabel 4.1. Penafsiran Angket 1 ... 44

Tabel 4.2. Penafsiran Angket 2 ... 45

Tabel 4.3. Penafsiran Angket 3 ... 45

Tabel 4.4. Penafsiran Angket 4 ... 46

Tabel 4.5. Penafsiran Angket 5 ... 47

Tabel 4.6. Penafsiran Angket 6 ... 47

Tabel 4.7. Penafsiran Angket 7 ... 48

Tabel 4.8 Penafsiran Angket 8 ... 48

Tabel 4.9. Penafsiran Angket 9 ... 49

Tabel 4.10. Penafsiran Angket 10 ... 50

Tabel 4.11. Penafsiran Angket 11 ... 50

Tabel 4.12. Penafsiran Angket 12 ... 51

Tabel 4.13 Penafsiran Angket 13 ... 52

Tabel 4.14. Penafsiran Angket 14 ... 52

Tabel 4.15. Penafsiran Angket 15 ... 53

Tabel 4.16. Penafsiran Angket 16 ... 53

Tabel 4.17. Penafsiran Angket 17 ... 54

Tabel 4.18. Penafsiran Angket 18 ... 54


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Proses Keberhasilan Penyampaian Pesan ... 12

Gambar 2.2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 15

Gambar 4.1. Penjelasan Hasil Menggunakan Skala Rentang Angka... 59

Gambar 4.2. Pemotongan Gambar menggunakan Windows Movie Maker ... 61

Gambar 4.3. Potongan Film Animasi pada Microsoft Power Point 2010 ... 62


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam setiap pembelajaran bahasa tentu terdapat berbagai aspek yang perlu dipelajari dan diperhatikan, hal itu pun berlaku ketika kita mempelajari bahasa asing khususnya bahasa jepang. Tujuan dari pembelajaran bahasa jepang adalah agar para pembelajar mampu mengungkapkan suatu pendapat atau ide menggunakan bahasa jepang. Sehingga untuk menunjang tujuan tersebut maka salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dan dikuasai adalah goi (kosakata)

Kosakata atau goi dalam bahasa jepang dapat diklasifikasikan berdasarkan pada cara-cara, standar atau sudut pandang apa kita melihatnya. Berdasarkan asal-usulnya , kosakata bahasa jepang dapat dibagi menjadi tiga macam yakni, wago, kango, dan gairaigo. Dalam wago atau kosakata bahasa jepang asli terdapat salah satu karakter dari wago yang termasuk dalam giongo dan gitaigo. Ishida (Sudjianto dan Ahmad,2009: 100) menyebutkan karakteristik dari wago antara lain adalah sebagai berikut:

 Banyak kata-kata yang secra simbolik mengambil tiruan bunyi terutama gitaigo seperti ussura, honnori, daari, dan sebgainya.

 Banyak kata-kata yang menyatakan hujan, tumbuhan, binatang, serangga, dan sebagainya.

Sehingga sudah jelas bahwa giongo dan gitaigo termasuk dalam goi dan merupakan hal yang harus dipelajari. Dalam pembelajarannya karena sering sulit untuk membedakan antara giongo dan gitaigo maka ada juga yang menggabungkan keduanya dan menyebutnya sebagai onomatope. (Sudjianto dan Ahmad, 2009 : 116)

Onomatope merupakan salah satu aspek yang penting untuk di pelajari dalam bahasa jepang, karena onomatope dapat mengekspresikan berbagai bunyi dan keadaan dalam bahasa jepang melalui kosakata yang sederhana. Onomatope


(11)

2

pun sering muncul dalam pembelajaran bahasa jepang, seperti dokkai, kaiwa, sakubun dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran kaiwa (berbicara) onomatope sering digunakan untuk memunculkan komunikasi yang alami. Sedangkan dalam pembelajaran dokkai, onomatope digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan atau nuansa dalam sebuah wacana. Selain itu onomatope juga banyak digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa jepang. Antara lain onomatope banyak digunakan dalam novel, komik, film animasi yang berbahasa jepang, kemudian ketika berbicara mengggunakan bahasa jepang, serta komunikasi melalui media sosial.

Dalam perkuliahan bahasa jepang, onomatope sangat jarang dipelajari sehingga kebanyakan mahsiswa bahasa jepang belum terlalu paham mengenai onomatope. Hal ini pun diungkapkan Imas (2005 : 4) dalam skripsinya Onomatope merupakan salah satu aspek yang cukup sulit dipelajari dalam mempelajari bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan dalam bangku perkuliahan, tidak diberikan materi mengenai onomatope yang merupakan bagian dari goi (kosakata)”.

Selain itu, kesulitan yang dialami oleh pembelajar mungkin disebabkan karena jumlah onomatope dalam bahasa jepang banyak, sedangkan padanan artinya dalam bahasa Indonesia sangat terbatas, serta masing-masing onomatope memiliki makna dan nuansa yang berbeda. Walaupun sebenarnya onomatope dapat dipelajari secara mandiri, namun dikhawatirkan mahasiswa kurang memahami makna dan nuansa penggunaan onomatope tersebut, sehingga dilhawatirkan mahasiswa dapat mengalami kesulitan dalam penggunaan onomatope dalam sebuah wacana dan kalimat.

Dalam hal ini pun penulis mengalami kesulitan yang sama dalam pembelajaran onomatope. Sehingga untuk mengatasi kesulitan tersebut maka dibutuhkan suatu cara yang dianggap tepat untuk membantu pembelajar dalam memahami onomatope. Oleh karena itu penulis bermaksud menggunakan salah satu komponen pembelajaran untuk mengatasi kesulitan tersebut, yaitu media.

Sudjianto, (2010 : 84-86) mengatakan bahwa “Media pembelajaran, untuk pembelajaran apa pun termasuk pembelajaran keterampilan berbahasa Jepang,


(12)

3

merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mutlak diperlukan dan keberadaannya tidak dapat diabaikan selama melaksanakan kegiatan pembelajaran”. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sadiman (Sudjianto, 2010 : 85) menyatakan bahwa “Media

pembelajaran dapat digunakan untuk memberikan rangsangan atau motivasi bagi pembelajar agar dapat berfikir, menaruh perhatian, atau menaruh minat yang lebih terhadap materi yang sedang dipelajarinya”. Dengan menggunakan media juga dapat mempermudah pengajar dalam menyampaikan pelajaran.

Media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa jepang sangat bervariasi tergantung pada tujuan dan materi yang diajarkan. Sehingga untuk memperoleh media yang baik, dalam pemilihannya harus sesuai dengan kondisi kegiatan pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, serta komponen pembelajaran yang lainnya.

Dalam hal ini penulis memilih media yang disesuaikan dengan karakteristik onomatope yang banyak menyatakan ekspresi mengenai suatu keadaan. Dan pemilihan media ini sesuai dengan harapan penulis, yaitu pembelajar tidak hanya mengetahui arti dari onomatope tetapi pembelajar pun dapat memahami makna, penggunaan, dan situasi bagaimana onomatope itu terbentuk. Sehingga dengan melihat karakter dan tujuan pembelajaran onomatope tersebut, penulis memilih media yang termasuk dalam klasifikasi media audio-visual yaitu film. Audio-visual berupa film dianggap tepat untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran onomatope karena film dapat menampilkan audio dan visual secara bersamaan sehingga dianggap dapat memperlihatkan ekspresi onomatope secara utuh.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis bermaksud meneliti tentang media pembelajaran bahasa jepang dengan judul penelitian :

Media Pembelajaran Onomatope Bahasa Jepang (Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Penulis memilih tingkat IV sebagai obyek penelitian, karena tingkat IV telah mempelajari hampir semua materi perkuliahan, termasuk materi mengenai media


(13)

4

pembelajaran. Sehingga diharapkan tingkat IV dapat memberikan penilaian yang baik terhadap media pembelajaran ini

1.2. Masalah Penelitian

1.2.1. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah desain media pembelajaran onomatope bahasa Jepang? 2. Bagaimanakah pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa

Jepang?

3. Bagaimanakah hasil dari pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang?

4. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa tingkat IV terhadap media pembelajaran onomatope bahasa Jepang?

1.2.2. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian tidak meluas maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Yang dimaksud dengan desain media pada penelitian ini adalah merancang media pembelajaran dengan cara menghimpun beberapa potongan film animasi dari berbagai sumber referensi yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang. 2. Karena jumlah onomatope sangat banyak maka penulis membatasi

onomatope yang digunakan. Yaitu 36 onomatope yang terdapat dalam buku ajar bahasa Jepang dari tingkat I hingga tingkat III.

3. Penulis hanya ingin memaparkan pemahaman makna onomatope dan tanggapan mahasiswa terhadap media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan anatara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui desain media pembelajaran onomatope bahasa jepang. 2. Mengetahui pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa


(14)

5

3. Mengetahui hasil dari penerapan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

4. Mengetahui tanggapan siswa mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan alternatif media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

2. Membuat pembelajaran onomatope bahasa Jepang mudah dipahami oleh pembelajar.

3. Menambah minat pembelajar terhadap pembelajaran onomatope bahasa jepang.

1.5. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan makna atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini, penulis akan menguraikan istilah tersebut sebagai berikut adalah :

1. Media

Media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Gerlach dan Ely (1971) dalam Azhar (2010: 3). 2. Media Pembelajaran

Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran, yang dapat membantu menyampaikan pesan (dalam penelitian ini mengenai onomatope) dari sumber (penulis) kepada penerima pesan (mahasiswa). Dalam penelitian ini alat atau media yang digunakan adalah film tepatnya beberapa potongan film animasi yang menunjukkan kegiatan atau ekspresi kosakata onomatope.


(15)

6

Pemaparan media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyampaian media pembelajaran yang kemudian akan diberi tanggapan oleh sampel penelitian.

4. Onomatope

Onomatope merupakan salah satu komponen yang menarik dalam pembelajaran Bahasa Jepang karena mampu mengekspresikan berbagai bunyi dalam Bahasa Jepang, sehingga menambah variasi dalam mempelajari Bahasa Jepang. Sudjianto dan Dahidi (2009 : 115)

Dalam penelitian ini onomatope yang digunakan adalah onomatope yang terdapat dalam buku ajar bahasa Jepang dari tingkat I hingga tingkat III.

1.6. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual”. (Sutedi, 2011 : 58)

1.6.1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2008 : 90-91). Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa tingkat IV jurusan pendidikan bahasa jepang tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 90 orang sebagai populasi dan 48 orang mahasiswa tingkat IV sebagai sampel.

Penulis memilih mahasiswa tingkat IV jurusan pendidikan bahasa Jepang sebagai sampel karena telah mempelajari mengenai media pembelajaran sehingga pada semester sebelumnya, sehingga diharapkan


(16)

7

dapat memberikan penilaian yang baik terhadap media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

1.6.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. (Sutedi, 2008 : 155)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang berisi tanggapan mengenai media pembelajaran dan skala penilaian.

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan studi pustaka

1. Angket : angket dibuat untuk mengetahui bagaimana hasil dari pemaparan media dan tanggapan mengenai media pembelajaran onomatope bahasa jepang.

2. Skala penilaian : skala penilaian dibuat untuk memperoleh data yang berupa informasi mengenai penilaian media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

3. Studi pustaka : teknik pengumpulan informasi yang berkaitan dengan penelitian melalui sumber-sumber referensi baik melaui buku maupun website.

Langkah-langkah penelitian:

1. Memaparkan media pembelajaran kepada sampel. 2. Memberikan soal dan angket

3. Mengolah data.

4. Melaporkan hasil penelitian.

1.7. Sistematika Penulisan

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan dan batasan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.


(17)

8

2. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan dan menguraikan tentang pengertian dari media pembelajaran, jenis dan karakteristiknya, pentingnya penggunaan media pembelajaran, pengertian mengenai onomatope dan hal lain yang berkenaan dengan penelitian ini.

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan dan menguraikan mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian serta teknik pengolahan data.

4. BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang analisis data penelitian, pengolahan data dan pembahasan.

5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Menjelaskan mengenai hasil kesimpulan serta saran atau rekomendasi dari penulis.


(18)

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

“Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah. Dalam penelitian, metode dapat diartikan sebagai “Cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian” (Sutedi, 2011 : 53).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Sutedi (2011 : 58) menyatakan bahwa “Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual”. Penulis memilih metode deskriptif karena untuk menjabarkan media pembelajaran kemudian mendapat tanggapan dan penilaian dari sampel mengenai baik atau tidaknya media pembelajaran tersebut.

Dalam penelitian ini, penulis tidak mengukur efektivitas atau pengaruh suatu media pembelajaran..

3.2. Populasi dan Sampel

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009 : 117). Sugiyono pun menambahkan bahwa populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.


(19)

36

“Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data” (Sutedi, 2011 : 179).

Pada awal penelitian ini penulis memlih tingkat III semester V tahun ajaran 2012/2013 jurusan pendidikan bahasa Jepang UPI sebagai obyek dari penelitian ini, namun karena keterbatasan waktu dan berdasarkan saran pembimbing satu dengan alasan, bahwa tingkat III belum mempelajari materi perkuliahan mengenai media pembelajaran, sedangkan yang telah mempelajari materi tentang media pembelajaran adalah tingkat IV, sehingga penulis mengganti obyek penelitian ini kepada mahasiswa tingkat IV.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat IV semester VII tahun ajaran 2012/2013 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI yang berjumlah kurang lebih sekitar 90 orang yang dibagi ke dalam tiga kelas. Dan keseluruhan sampel untuk penelitian ini berjumlah 48 orang.

3.3. Instrumen Penelitian

Sutedi , (2011 : 155) menjelaskan “Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian”. Secara garis besar instrumen penelitian dibagi menjadi dua yaitu tes dan non-tes. Instrumen tes berupa tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Sedangkan non-tes berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala, sosiometri, daftar (cheklist) dan sebagainya.

Dalam penelitian ini karena penulis hanya menginginkan tanggapan dan penilaian mengenai media pembelajaran, sehingga penulis menggunakan instrumen penelitian non-tes berupa angket dan skala.

3.3.1. Angket

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian). Faisal (Sutedi, 2011 : 2) mengemukakan “Teknik angket ini dilakukan dengan


(20)

37

cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden”.

Angket merupakan salah satu instrumen yang mewakili penulis untuk menanyakan tanggapan atau respon mengenai sesuatu hal yang diteliti. Dalam hal ini sampel berperan sebagai informan atau sumber data mengenai pertanyaan yang dibuat oleh penulis dan disajikan dalam angket.

Pembuatan angket ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan atau respon dari sampel mengenai pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket

Media Pembelajaran Onomatope Bahasa Jepang

Variabel yang diukur

Indikator

pengukuran Pernyataan

No

pernyataan Jumlah Tanggapan

dan pendapat sampel (pembelajar) mengenai pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang

Minat Pengetahuan

pembelajar mengenai penggunaan media pembelajaran

onomatope bahasa Jepang.

1,2 2

Kesenangan pembelajar mempelajari

onoamtope bahasa Jepang menggunakan media ini

3,4 2


(21)

38

belajar mudah dipahami. Materi pelajaran sulit dipahami.

6 1

Pemilihan potongan film animasi

Animasi yang dipilih sesuai dengan materi pelajaran.

9 1

Animasi yang dipilih tidak sesuai dengan materi pelajaran

10 1

Minat media

Pembelajar tertarik

dengan media

pembelajaran.

7 1

Pembelajar tidak tertarik dengan media pembelajaran.

8 1

Unsur audio dan visual

Unsur audio dan visual sudah sesuai.

13 1

Unsur audio dan visual tidak sesuai.

14 1

Penggunaan film

potongan animasi

Pemaparan materinya lebih jelas.

15 1

Pemaparan materinya tidak jelas.

16 1

Penggunaanya pada materi pembelajaran lain.

17, 18 2

Bahasa Penggunaan bahasa mudah dipahami


(22)

39

Penggunaan bahasa sulit dipahami.

12 1

JUMLAH 18

3.3.2. Skala

“Instrumen skala dapat digunakan untuk mengukur sikap, minat, perhatian, atau penilaian dari responden terhadap sesuatu hal” (Sutedi, 2011: 175). Skala yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala penilaian.

Skala penilaian ini dibuat untuk mendapatkan penilaian dari sampel mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala jenis rating scale. Karena “Rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur status sosial, ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan, dan lain-lain” (Sugiyono, 2009 : 141)

Yang terpenting dalam pembuatan rating scale ini adalah penjabaran dari angka-angka yang terdapat dalam skala penilaian.

Tabel 3.2

Tabel Kisi-Kisi Skala Penialaian Media Pembelajaran onomatope bahasa Jepang

Variabel yang diukur

Indikator Pernyataan Nomor pernyataan


(23)

40 Tanggapan atau pendapat sampel (pembelajar) mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang Tampilan media media pembelajaran Penggunaan bahasa pada media pembelajaran

5 1

Pengemasan media

pembelajaran

7 1

Kesesuaian unsur audio dan visual

2 1

Menarik

perhatian 9 1

Pemilihan

potongan video 3 1

Kesesuaian media

pembelajaran dengan materi pelajaran

1 1

Materi yang terdapat dalam media pembelajaran Penjelasan materi melalui potongan film animasi

4 1

Pemahaman materi

menggunakan media

pembelajaran

6 1

Penggunaan media

pembelajaran pada materi


(24)

41

pelajaran lain Penggunaan

media

Keefektivitasan waktu

penggunaan media

pembelajaran.

8 1

Waktu penggunaan media

Penggunaan bahasa pada media

pembelajaran

6 1

JUMLAH 10

Keterangan penafsiran angka pada penilaian skala penilaian : 4 = sangat baik.

3 = cukup baik 2 = kurang baik 1 = sangat tidak baik

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2011 : 193), “Teknik pengumpulan data bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder”. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data pada sumber data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Bila dilihat dari penjelasan diatas, maka sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sumber primer, dan menggunakan teknik yang menggunakan angket dan skala. Kemudian disebarkan pada sampel yang merupakan mahasiswa tingkat IV semester VII Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang


(25)

42

UPI tahun ajaran 2012/2013. Dan setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data.

3.5. Teknik Pengolahan Data

Setelah seluruh data telah diperoleh, penulis melalui metodelogi penelitian akan mengolah data berupa angket dan skala penialaian (ratting scale.)

Teknik pengolahan data dari sampel akan dilakukan dengan cara-cara seperti berikut

3.5.1. Pengolahan Angket

1. Mejumlahkan setiap jawaban angket dan lembar pengamatan

2. Menyusun frekuensi jawaban

3. Membuat tabel Frekuensi

4. Menghitung prosentasi dari setiap jawaban dengan rumus :

x 100%

P = Prosentase frekuensi dari setiap jawaban responden F = Frekuensi dari setiap jawaban responden

n = Jumlah responden

Tabel 3.3 Penafsiran Data Angket

Interval Prosentase Keterangan

0,00% Tidak Seorangpun

01,00% - 05,00% Hampir tidak ada

06,00% - 25,00% Sebagian Kecil

26,00% - 49,00% Hampir Setengahnya

50,00% Setengahnya


(26)

43

76,00% - 95,00% Sebagian Besar

96,00% - 99,00% Hampir Selurunhya

100% Seluruhnya

3.5.2. Pengolahan Skala / Ratting Scale

1. Membuat tabulasi data mengenai jumlah responden dan hasil dari ratting scale.

2. Kemudian jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi). Untuk ratting scale yang digunakan penulis nilai tertinggi dari setiap butir adalah 4. Untuk menghitung skor kriterium menggunakan perhitungan sebagai berikut:

3. Kemudian jumlah dari data tabulasi dibagi dengan skor kriterium.

4. Kemudian dapat dibuat kategori menggunakan skala rentang angka.

Contoh :

Jika diibaratkan skor kriterium = 1200 Dan hasil penjumlahan data tabulasi = 818

300 600 900 1200 Sangat kurang baik cukup baik sangat baik Tidak

Baik 818

Skor kriterium = skor tertinggi setiap butir × jumlah butir pernyataan × jumlah responden.


(27)

44

Dapat diartikan bahwa nilai 818 termasuk dalam kategori interval “ kurang baik dan cukup baik”. Tetapi mendekati lebih baik.

(Sugiyono,2011)

3.6. Prosedur Penelitian

Berikut merupakan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. 1. Menentukan sampel yang sesuai, yang dapat digunakan sebagai sumber

data.

2. Menyiapkan media pembelajaran yang akan dipaparkan kepada sampel. 3. Membuat instrumen penelitian berupa angket dan skala penilaian

/ratting scale.

4. Melakukan konsultasi mengenai instrumen penelitian kepada dosen pembimbing

5. Melakukan revisi terhadap instrumen penelitian

6. Melakukan penelitian dengan cara memaparkan media pembelajaran. 7. Menyebarkan instrumen pada sampel.

8. Mengolah data penelitian. 9. Melaporkan hasil penelitian.


(28)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan penelitian, penulis akan menyampaikan kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengolahan dan penafsiran data. Kemudian penulis akan menyampaikan saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis menyimpulkan penelitian ini sebagai berikut:

. Mendesain media pembelajaran onomatope bahasa Jepang dilakukan dengan cara mengumpulkan 29 potongan film animasi yang sesuai dengan kosakata onomatope yang diambil dari serial kartun Doraemon. Kemudian dikemas menggunakan Microsoft Power Point 2010 agar lebih menarik minat pembelajar terhadap media dan materi pembelajaran, dan dilengkapi dengan penjelasan mengenai onomatope beserta contoh kalimatnya.(lihat lampiran) . Pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang dilakukan dalam

satu tahap, dua waktu yang berbeda dan tiga kali pemaparan di kelas yang berbeda, yaitu yang pertama pada hari senin, 16 Desember 2013 dilakukan pemaparan di kelas 7B dan 7C yang berjumlah 12 dan 20 orang. Kemudian yang kedua, pada hari selasa 17 Desember 2013 dilakukan pemaparan kepada 16 0rang di kelas 7A. Penulis memaparkan media pembelajaran kemudian memberikan instrumen penelitian berupa angket dan skala penilaian (rating scale).

. Tanggapan terhadap media pembelajaran onomatope bahasa Jepang diketahui sebesar 72,91% responden menyatakan setuju bahwa media pembelajaran ini menarik, dan sebesar 72,91% menyatakan setuju bahwa pemaparan onomatope lebih jelas dengan menggunakan media pembelajaran ini. Namun


(29)

67

ada juga 12,50% responden yang menyatakan setuju bahwa animasi yang dipaparkan tidak sesuai dengan kosakata onomatope yang dimaksud.

. Berdasarkan hasil dari skala penilaian (rating scale) yang mengukur segala aspek mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang, menghasilkan prosentase sebesar 80,26% dan berkategori “cukup baik”, (dengan nilai 1541 dari 1920) untuk digunakan sebagai media pada materi pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

Saran

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat hal-hal yang kurang sempurna, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan saran penelitian sebagai berikut:

. Perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam terhadap penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen murni agar mengetahui keefektifitasan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang ini dan dapat mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari media pembelajaran ini.

. Dalam pemaparannya perlu menggunakan aplikasi yang lebih baik seperti Macromedia Flash Player agar lebih komunikatif dan menarik.

. Media film animasi ini tidak hanya dapat digunakan dalam materi pembelajaran onomatope, namun dapat juga digunakan untuk mengajarkan materi lain seperti bunpou, atau kata kerja dalam bahasa Jepang.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Atoda, Toshiko dan Kazuko, Hoshino. (1995). Tadashii Imi to Youbun ga Sugu

Wakaru Giongo. Gitaigo Tsukai kata Jiten. Tokyo : Sotakusha Kabushiki Kaisha.

Chang, Andrew, C. (1990). A Thesaurus of Japanese Mimesis and Onomatopoeia: Usage by Categories. Tokyo : Taishukan Mise Kabushiki Kaisha.

Etsuo,Ozawa. (1998). An Incomprehensive Dictionary of English Onomatopoeia. Hinata, Shigeo & Junko, Hibiya. (1995). Gaikokujin No Tameno Nihongo Reibun Mondai Shiri-Zu 14 Giongo Gitaigo. Tokyo: Aratake Shuppan Kabushiki Kaisha

Kartadinata, Sunaryo. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Matsuura, Kenji. (1994). Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto,Japan : Kyoto

Sangyo University Press.

Sadiman,Arief.S. et al. (2008) MEDIA PENDIDIKAN Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Shiang, Tjhin Thian. (2009). Kata Berulang dalam Bahasa Jepang. Jakarta :

Gakushudo

Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Bekasi : Bahan Ajar Bahasa Jepang.

Sudjianto. dan Dahidi, Ahmad. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B). Bandung : Alfabeta.


(31)

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Rosda Karya.

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press.

Wibawa, Basuki dan Mukti, Farida. (1991). Media Pengajaran. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Wina, Sanjaya. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Al-Hafizh, Mushlihin. (2012). Pengertian film Animasi. [Online]. Tersedia:

http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-film-animasi.html [24 November 2013]

Departemen Pendidikan. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. [Online]. Tersedia : http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf [25 November 2013]

Hanny. (2010). Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual. [Online]. Tersedia : http://hanniyypurple.blogspot.com/2013/03/media-pembelajaran-berbasis-audio.html [23 November 2013]

Harkins, Jean dan Wierzbicka, Anna. (2001). Emotions in Crosslinguistic Perspective [Online].Tersedia: :

http://books.google.co.id/books?id=GegXwYl3nfoC&printsec=frontcov er&hl=id#v=onepage&q&f=false [20 Oktober 2013]

Smart Consulting. (2010). Pengertian Film. [Online]. Tersedia : http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertian-film.html [24 November 2013]

Zoebazary, Ilham. (2012). Pengertian Film Animasi dan Sejarahnya. [Online]. Tersedia :


(32)

http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2280709-pengertian-film-animasi-dan-sejarahnya/ [24 November 2013]


(1)

44

Dapat diartikan bahwa nilai 818 termasuk dalam kategori interval “ kurang baik dan cukup baik”. Tetapi mendekati lebih baik.

(Sugiyono,2011)

3.6. Prosedur Penelitian

Berikut merupakan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. 1. Menentukan sampel yang sesuai, yang dapat digunakan sebagai sumber

data.

2. Menyiapkan media pembelajaran yang akan dipaparkan kepada sampel. 3. Membuat instrumen penelitian berupa angket dan skala penilaian

/ratting scale.

4. Melakukan konsultasi mengenai instrumen penelitian kepada dosen pembimbing

5. Melakukan revisi terhadap instrumen penelitian

6. Melakukan penelitian dengan cara memaparkan media pembelajaran. 7. Menyebarkan instrumen pada sampel.

8. Mengolah data penelitian. 9. Melaporkan hasil penelitian.


(2)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan penelitian, penulis akan menyampaikan kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengolahan dan penafsiran data. Kemudian penulis akan menyampaikan saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis menyimpulkan penelitian ini sebagai berikut:

. Mendesain media pembelajaran onomatope bahasa Jepang dilakukan dengan cara mengumpulkan 29 potongan film animasi yang sesuai dengan kosakata onomatope yang diambil dari serial kartun Doraemon. Kemudian dikemas menggunakan Microsoft Power Point 2010 agar lebih menarik minat pembelajar terhadap media dan materi pembelajaran, dan dilengkapi dengan penjelasan mengenai onomatope beserta contoh kalimatnya.(lihat lampiran) . Pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang dilakukan dalam

satu tahap, dua waktu yang berbeda dan tiga kali pemaparan di kelas yang berbeda, yaitu yang pertama pada hari senin, 16 Desember 2013 dilakukan pemaparan di kelas 7B dan 7C yang berjumlah 12 dan 20 orang. Kemudian yang kedua, pada hari selasa 17 Desember 2013 dilakukan pemaparan kepada 16 0rang di kelas 7A. Penulis memaparkan media pembelajaran kemudian memberikan instrumen penelitian berupa angket dan skala penilaian (rating scale).

. Tanggapan terhadap media pembelajaran onomatope bahasa Jepang diketahui sebesar 72,91% responden menyatakan setuju bahwa media pembelajaran ini menarik, dan sebesar 72,91% menyatakan setuju bahwa pemaparan onomatope lebih jelas dengan menggunakan media pembelajaran ini. Namun


(3)

67

ada juga 12,50% responden yang menyatakan setuju bahwa animasi yang dipaparkan tidak sesuai dengan kosakata onomatope yang dimaksud.

. Berdasarkan hasil dari skala penilaian (rating scale) yang mengukur segala aspek mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang, menghasilkan prosentase sebesar 80,26% dan berkategori “cukup baik”, (dengan nilai 1541 dari 1920) untuk digunakan sebagai media pada materi pembelajaran onomatope bahasa Jepang.

Saran

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat hal-hal yang kurang sempurna, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan saran penelitian sebagai berikut:

. Perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam terhadap penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen murni agar mengetahui keefektifitasan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang ini dan dapat mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari media pembelajaran ini.

. Dalam pemaparannya perlu menggunakan aplikasi yang lebih baik seperti Macromedia Flash Player agar lebih komunikatif dan menarik.

. Media film animasi ini tidak hanya dapat digunakan dalam materi pembelajaran onomatope, namun dapat juga digunakan untuk mengajarkan materi lain seperti bunpou, atau kata kerja dalam bahasa Jepang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Atoda, Toshiko dan Kazuko, Hoshino. (1995). Tadashii Imi to Youbun ga Sugu Wakaru Giongo. Gitaigo Tsukai kata Jiten. Tokyo : Sotakusha Kabushiki Kaisha.

Chang, Andrew, C. (1990). A Thesaurus of Japanese Mimesis and Onomatopoeia: Usage by Categories. Tokyo : Taishukan Mise Kabushiki Kaisha.

Etsuo,Ozawa. (1998). An Incomprehensive Dictionary of English Onomatopoeia.

Hinata, Shigeo & Junko, Hibiya. (1995). Gaikokujin No Tameno Nihongo Reibun Mondai Shiri-Zu 14 Giongo Gitaigo. Tokyo: Aratake Shuppan Kabushiki Kaisha

Kartadinata, Sunaryo. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Matsuura, Kenji. (1994). Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto,Japan : Kyoto Sangyo University Press.

Sadiman,Arief.S. et al. (2008) MEDIA PENDIDIKAN Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Shiang, Tjhin Thian. (2009). Kata Berulang dalam Bahasa Jepang. Jakarta :

Gakushudo

Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Bekasi : Bahan Ajar Bahasa Jepang.

Sudjianto. dan Dahidi, Ahmad. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B). Bandung : Alfabeta.


(5)

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Rosda Karya.

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press.

Wibawa, Basuki dan Mukti, Farida. (1991). Media Pengajaran. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Wina, Sanjaya. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Al-Hafizh, Mushlihin. (2012). Pengertian film Animasi. [Online]. Tersedia:

http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-film-animasi.html [24 November 2013]

Departemen Pendidikan. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. [Online]. Tersedia : http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf [25 November 2013]

Hanny. (2010). Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual. [Online]. Tersedia : http://hanniyypurple.blogspot.com/2013/03/media-pembelajaran-berbasis-audio.html [23 November 2013]

Harkins, Jean dan Wierzbicka, Anna. (2001). Emotions in Crosslinguistic Perspective [Online].Tersedia: :

http://books.google.co.id/books?id=GegXwYl3nfoC&printsec=frontcov er&hl=id#v=onepage&q&f=false [20 Oktober 2013]

Smart Consulting. (2010). Pengertian Film. [Online]. Tersedia : http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertian-film.html [24 November 2013]

Zoebazary, Ilham. (2012). Pengertian Film Animasi dan Sejarahnya. [Online]. Tersedia :


(6)

http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2280709-pengertian-film-animasi-dan-sejarahnya/ [24 November 2013]